Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN DASAR (PPKD)

RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN


PERIODE PRAKTIK (25 SEPTEMBER – 13 OKTEBER 2023)
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH

OLEH:
NOOR HADIJAH
NPM. 2314901110042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
A. Definisi Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh
Termoregulasi adalah suatu pengatur fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan
produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara
konstan (Surinah dalam Hartini, 2015). Gangguan termoregulasi adalah kegagalan
mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal. Suhu tubuh secara normal
dipertahankan pada rentang yang sempit, walaupun terkena suhu lingkungan yang
bervariasi (Tim pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

B. Fisiologis Gangguan Keseimbangan Suhu Tubuh

C. Rencana asuhan klien dengan kebutuhan istirahah dan tidur


1. Riwayat Keperawatan
Dari diagnosa yang telah di angkat maka dapat di buat rencana tindakan untuk
Identifikasi faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan suhu tubuh, berikan
infromasi tentang perawatan suhu tubuh agar normal. Identifikasi penyebab yang
mempengaruhi suhu tubuh meningkat.
2. Pemeriksaan fisik
a. Hitung TTV ketika panas terus menerus
b. Inspeksi dan palpasi kulit. Cek turgor kulit (Dingin,kering,kemerahan,hangat
dan turgor kulut menurun)
c. Periksa Tanda-tanda dehidrasi
d. Perubahan tingkah laku : Bingung, disorientasi, gelisah, sakit kepala, nyeri
otot, lemah dll.
D. Pemeriksaan penunjang
No Jenis Nilai Normal Manfaat
Pemeriksaan
1 Pemeriksaan - Sel darah merah 4,7–6,1 juta pemeriksaan yang dilakukan
darah perifer - sel darah putih 3.500 - 10.500 untuk mengevaluasi sel darah
lengkap - Trombosit150.000 - 450.000 merah, sel darah putih, dan
mcL. trombosit.
2 Pemeriksaan - SGOT 5–40 µ/L (mikro per mendeteksi penyakit hepatitis
SGOP dan liter) atau sirosis hati hingga menilai
SGPT - SGPT: 7–56 µ/L (mikro per efektivitas pengobatan.
liter)
3 Pemeriksaan kurang dari 1:20 untuk antigen O membantu mendiagnosis
Widal dan H dari Salmonella typhi dan dugaan demam tifoid, atau
Salmonella paratyphi yang dikenal juga dengan
tipes.
4 Pemeriksaan 24 jam antara 800 – 1300 ml. Pemeriksaan urine di lakukan
Urin untuk mendeteksi kondisi
kesehatan seseorang

E. Diagnosa Keperawatan
Diangnosa 1 : Hipertermia b.d penyakit (00007)
Diagnosa 2 : Hipotermia (00006)
Diangnosa 3 : Ketidakefektifan Termoregulasi (00008)
1. Diagnosa 1: Hipertermia
a) Definisi : Suhu inti tubuh di atas kisaran normal diurnal karena
kegagalan termoregulasi
b) Batasan karakteristik
- Postur normal
- Gelisah
- Kejang
- Kulit Terasa Hangat
c) Faktor yang berhubungan Penyakit
2. Diagnosa 2: Hipotermia
a) Definisi : Suhu tubuh berada dibawah kisaran normal
b) Batasan karakteristik
- Suhu tubuh di bawah kisaran normal
- Kulit dingin
- Pucat
- mengigil
c) Faktor yang berhubungan kerusakan hipotalamus
3. Diagnosa 3: Ketidakefektifan Termoregulasi
a) Definisi : fluktuasi suhu dianara hipotermi dan hipertermi.
b) Batasan karakteristik
- Fruktuasi suhu tubuh diatas dan dibawah kisaran normal
- Kulit kemerahan
- Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal
- Sedikit menggigil, kejang
- Penurunan suhu tubuh dibawah kisaran normal
- Kulit dingin, kulit hangat
c) Faktor yang berhubungan penyakit

F. Perencanaan
1. Diagnosa 1: Hipertermia
a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
Termoregulation
Kriteria Hasil :
- Suhu Tubuh dalam rentan normal
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
Pengurangan Kecemasan: berdasarkan NIC
- Monitor TTV
- Monitor IWL
- Monitor Warna dan suhu kulit
- Monitor intake dan output
- Lakukan tapid sponge
- Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
2. Diagnosa 2: Hipotermia
a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
Termoregulation
Kriteria Hasil :
- Suhu Tubuh dalamrentan normal
- Nadi dan RR dalam rentang normal
- Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
b) Peningkatan Tidur : berdasarkan NIC
- Pengaturan hemodinamik
- Manajemen elektrolit/cairan
- Terapi oksigen
- Monitor TTV
- Pengecekan Kulit
3. Diagnosa 3: Ketidakefektifan Termoregulasi
a) Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
Hidration
Kriteria Hasil :
- Temperature stabil
- Tidak ada Kejang
- Tidak Perubahan warna Kulit
b) Koping : berdasarkan NIC
- Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam
- Monitor TTV
- Monitor warna dan suhu kulit
- Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
- Berikan inti piretik jika perlu monitor tanda-tanda hipertemi dan hipotermi

G. Daftar Pustaka
Surinah dalam Hartini, 2015, Kompres Air Hangat Pada Daerah Aksila dan Dahi
Terhadap Penurunan Suhu Tubuh pada Pasien Demam di PKU
Muhammadiyah Kutoarjo.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Banjarmasin, 27 Oktober 2023

Preseptor akademik, Preseptor klinik,

(Dewi Nurhanifah, Ns., M.kep) (Muthaharah.,S.kep.Ners)

Anda mungkin juga menyukai