4. Pathway Keperawatan
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu
sedang sakit. Selain itu fasilitas yang kurang. Kurangnya pengetahuan tentang
personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan
sekitar. Akibatnya individu akan mengalami defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan
dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
a. Dampak fisik yang mungkin muncul adalah
1) Integritas kulit
2) Gangguan mukosa mulut
3) Infeksi pada mata dan telinga
4) Gangguan fisik pada kuku
b. Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah
1) Kebutuhan harga diri
2) Gangguan interaksi sosial
3) Aktualisasi diri
4) Gangguan rasa nyaman
5) Kebutuhan mencintai dicintai
5. Fungsi Kulit
Kulit memberikan lima fungsi utama (Kozier, B., et. all, 2011):
a. Kulit melindungi jaringan dibawahnya dari cedera dengan mencegah jalan
masuk mikroorganisme. Kulit dan membran mukosa dianggap sebagai lini
pertama pertahanan tubuh.
b. Kulit mengatur suhu tubuh. mendinginkan tubuh terjadi melalui proses
pelepasan panas dengan evaporasi atau perspirasi, dan dengan radiasi serta
konduksi panas dari tubuh ketika pembuluh darah pada kulit vasodilatasi.
Pnas tubuh ditahan dengan mengurangi perspirasi dan vasokontriksi
pembuluh darah.
c. Kulit mensekresikan sebum substansi berminyak yang melembutkan dan
melumasi rambut dan kulit, mencegah rambut menjadi rapuh, dan
menurunkan kehilangan air dari kulit pada saat kelembapan eksterneal
rendah. Karena lemak merupakan konduktor panas yang buruk, sebum
memperkecil jumlah panas yang hilang dari kulit. Sebum juga berfungsi
sebagai bakterisida (pembunuh bakteri).
d. Kulit menstramisikan sensasi melalui reseptor saraf. Yang sensitif
terhadap nyeri, suhu, sentuhan, dan tekanan.
e. Kulit memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D yang bersamaan dengan
sinar ultraviolet dari matahari yang mengaktivasi prekusor vitamin D yang
ada dikulit.
6. Kelenjar Pada Kulit
a. Kelenjar keringat (sudoriferus) terbagi menjadi dua jenisberdasarkan
struktur dan lokasinya.
1) Kelenjar keringat ekrin adlah kelenjar tubular simpel dan berpilin
serta tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini
penyebaranya meluas ke selueuh tubuh., terutama pada telapak
tangan, telapak kaki dan dahi.sekresi dari kelenjar ini (keringat)
mengandung air dan membantu pendinginan evaporatif tubuh untuk
mempertahankan suhu tubuh.
2) Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat transpesialisasi
yang besar dan bercabangdengan penyebaran yang terbatas. Kelenjar
ini ditemukan pada aksila, areola payudara dan regia anogenital.
(a) Kelejar apokrin yang ditemukan dilipatan aksila dan area
anogenital memiliki duktus yang membuka ke bagian atas
folikel rambut. Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa pubertas
untuk merespon stres atau kegembiraan dan mengeluarkan
semacam sekresi tidak bau yang kemudian jika bereaksi dengan
bakteri.
(b) Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan serumen
atau getah telinga dan Kelenjar Siliaris Moll pada kelopak mata
juga termasuk kelenjar apokrin.
(c) Kelenjar mamae adlah kelenjar apokrin termodifikasi yang
mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.
b. Kelenjar sebasea mengeluar sebum yang biasanya dialirkan ke folikel
rambut. Kelenjar sebasea, rambut dan kelenjar keringat apokrin
membentuk unit pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut diarea
genitalia, bibir, puting susu dan areola panyudara.
1) Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretori
menghilang selama sekresi sebum).
2) Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-
pecahan sel. Zat ini berfunsi sebagai emoliens pelembut kulit dan
merupakan suatu barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memilki
aktivitas bakterisida.
3) Jerawat adala gangguan pada kelenjar sebasea di wajah, leher dan
punggung yang terjadi terutama pada dekade kedua masa kehidupan
kelenjar sebasea ini dapat terinfeksi sehingga menyababkan furunkel
(bisul).
c. Diagnosan keperawatan
Diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (2017) adalah :
1) Diagnosa : Defisit Perawatan Diri (D.0109)
a) Definisi : Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri.
b) Penyebab
— Gangguan muskuloskeletal
— Gangguan neuromuskuler
— Kelemahan
— Gangguan psikologis dan/atau psikotik
— Penurunan motivasi/minat
c) Gejala dan tanda
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
— Menolak melakukan perawatan diri
Objektif :
— Tidak mampu mandi/mengenakan
pakaian/makan/ketoilet/berhias secara mandiri
— Minat melakukan perawatan diri kurang
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif : -
d) Kondisi klinis terkait
— Stroke
— Cedera medula spinalis
— Depresi
— Arthitis reumatoid
— Retardasi mental
— Delirium
— Demensia
— Gangguan amnestik
— Skizofrenia dan gangguan psikotik lain
— Fungsi pemeliharaan terganggu
e) Keterangan
Diagnosa dapat dispesifikasikan menjadi salah satu atau lebih dari:
a. Mandi
b. Berpakaian
c. Makan
d. Toileting
e. Berhias
d. Luaran Keperawatan
Luaran keperawatan berdasarkan diagnosa SDKI (2017) menurut SLKI
(2019) adalah :
Diagnosa : Defisit Perawatan Diri (D.0109)
1) Luaran Utama : Perawatan Diri (L.11103)
Tujuan : kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas
perawatan diri
Ekspektasi : meningkat
Kriteria Hasil :
— Kemampuan mandi, Kemampuan mengenakan pakaian,
Kemampuan makan, Kemampuan ke toilet (BAK/BAB),
Verbalisasi keinginan melakukan perawatan diri, Minat melakukan
perawatan diri, Mempertahankan kebersihan diri, Memperhatikan
kebersihan mulut : meningkat (5)
Luaran Tambahan :
— Fungsi sensori
— Koordinasi pergerakan
— Mobilitas fisik
— Motivasi
— Status kognitif
— Status neurologi
— Tingkat delirium
— Tingkat demensia
— Tingkat keletihan
— Tingkat kenyamanan
— Tingkat nyeri
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar interνensi keperawatan indonesia: Definisi
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan indonesia: Definisi
dan kriteria hasil keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.