Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR PROFESI

PADA NY. T DENGAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Tahap Stase KDP

Disusun Oleh :

HESTY KURNIAWATY

231560311083

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

2024
A. Konsep Kebutuhan Personal Hygiene
1. Definisi Kebutuhan Personal Hygiene
Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan psik
ologis. (Mubarak, 2007).
Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan-diri manusia untuk memelihara k
esehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri menjadi dikare
nakan kondisi fisik atau keadaan emosional. Pemeliharaan higiene perorangan dip
erlukan untuk kenyaman individu, keamanan dan kesehatan. (Potter, 2006)
2. Anatomi Fisiologi Sistem Integumen.
Kulit merupakan organ paling luas pada tubuh manusia. Kulit dilengkapi dengan r
ambut, kuku dan kelenjar (Kozier, B., et. all, 2011).
Struktur kulit meliputi :
a. Lapisan epidermis (kutikula). Lapisan epidermis terdiri dari stratum korneum
stratum lusidum. Stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basal.
Lapisan ini merupakan lapisan kulit paling terluar yang tersusun atas banyak
sel epitel. Sel epitel ini tidak mengandung pembuluh darah dan mudah sekali
mengalami regenerasi (pemulihan).
b. Lapisan dermis (korium). Lapisan dermis terdiri atas pars papilaris, pars retik
ularis dan memiliki serabut kolagen elastis dan retikularis. Lapisan ini terdiri
atas jaringan otot, saraf, folikel rambut dan kelenjar (keringat dan sebasea).
c. Lapisan subkutan (jaringan adiposa). Lapisan subkutan disebut retikulus adip
osus yang bertindak sebagai shock breacker.
3. Tanda dan Gejala
Menurut Damaiyanti (2008) tanda dan gejala personal hygiene adalah
a. Gannguan kebersihan diri, di tandai dengan rambut kotor, gigi kotor,kulit ber
daki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidak mampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak- acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasienlaki- laki tidak
bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makantidak pada tempatny
a.
d. Ketidak mampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan BAB/BAK tid
ak pada tempatnya, tidak membersihkan diri denganbaik setelah BAK/BAB.
Data yang bisa di temukan dalam defisit perawatan diri adalah :

a. Data subyektif
1) Klien merasa lemah
2) Malas untuk beraktifitas
3) Merasa tidak berdaya
b. Data obyektif
1) Rambut kotor berantakan
2) Badan pakaian kotor dan bau
3) Mulut dan gigi bau
4) Kulit kusam dan kotor
5) kuku panjang dan tidak terawatt
4. Pathway Keperawatan
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk memelihara
kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu sedang sakit.
Selain itu fasilitas yang kurang. Kurangnya pengetahuan tentang personal hygiene
yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya indivi
du akan mengalami defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan da
mpak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
a. Dampak fisik yang mungkin muncul adalah
1) Integritas kulit
2) Gangguan mukosa mulut
3) Infeksi pada mata dan telinga
4) Gangguan fisik pada kuku.
b. Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah
1) Kebutuhan harga diri
2) Gangguan interaksi sosial
3) Aktualisasi diri
4) Gangguan rasa nyaman
5) Kebutuhan mencintai dicintai
5. Fungsi Kulit
Kulit memberikan lima fungsi utama (Kozier, B., et. all, 2011):
a. Kulit melindungi jaringan dibawahnya dari cedera dengan mencegah jalan m
asuk mikroorganisme. Kulit dan membran mukosa dianggap sebagai lini pert
ama pertahanan tubuh.
b. Kulit mengatur suhu tubuh. mendinginkan tubuh terjadi melalui proses pelep
asan panas dengan evaporasi atau perspirasi, dan dengan radiasi serta konduk
si panas dari tubuh ketika pembuluh darah pada kulit vasodilatasi. Pnas tubuh
ditahan dengan mengurangi perspirasi dan vasokontriksi pembuluh darah.
c. Kulit mensekresikan sebum substansi berminyak yang melembutkan dan mel
umasi rambut dan kulit, mencegah rambut menjadi rapuh, dan menurunkan k
ehilangan air dari kulit pada saat kelembapan eksterneal rendah. Karena lema
k merupakan konduktor panas yang buruk, sebum memperkecil jumlah panas
yang hilang dari kulit. Sebum juga berfungsi sebagai bakterisida (pembunuh
bakteri).
d. Kulit menstramisikan sensasi melalui reseptor saraf. Yang sensitif terhadap n
yeri, suhu, sentuhan, dan tekanan.
e. Kulit memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D yang bersamaan dengan sin
ar ultraviolet dari matahari yang mengaktivasi prekusor vitamin D yang ada d
ikulit.
6. Kelenjar Pada Kulit
a. Kelenjar keringat (sudoriferus) terbagi menjadi dua jenisberdasarkan struktur
dan lokasinya.
1) Kelenjar keringat ekrin adlah kelenjar tubular simpel dan berpilin serta tid
ak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini penyebaranya meluas
ke selueuh tubuh., terutama pada telapak tangan, telapak kaki dan dahi.sek
resi dari kelenjar ini (keringat) mengandung air dan membantu pendingina
n evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.
2) Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat transpesialisasi yang be
sar dan bercabangdengan penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini ditemuka
n pada aksila, areola payudara dan regia anogenital.
(a). Kelejar apokrin yang ditemukan dilipatan aksila dan area anogenital
memiliki duktus yang membuka ke bagian atas folikel rambut. Kelenj
ar ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk merespon stres atau
kegembiraan dan mengeluarkan semacam sekresi tidak bau yang kem
udian jika bereaksi dengan bakteri.
(b). Kelenjar seruminosa pada saluran telinga menghasilkan serumen atau
getah telinga dan Kelenjar Siliaris Moll pada kelopak mata juga terma
suk kelenjar apokrin.
(c). Kelenjar mamae adlah kelenjar apokrin termodifikasi yang mengalam
i spesialisasi untuk memproduksi susu.
b. Kelenjar sebasea mengeluar sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut.
Kelenjar sebasea, rambut dan kelenjar keringat apokrin membentuk unit pilo
sebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut diarea genitalia, bibir, puting sus
u dan areola panyudara.
1) Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretori menghilang s
elama sekresi sebum).
2) Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan- pecahan s
el. Zat ini berfunsi sebagai emoliens pelembut kulit dan merupakan suatu
barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memilki aktivitas bakterisida.
3) Jerawat adala gangguan pada kelenjar sebasea di wajah, leher dan pungg
ung yang terjadi terutama pada dekade kedua masa kehidupan kelenjar s
ebasea ini dapat terinfeksi sehingga menyababkan furunkel (bisul).
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Personal Hygiene
Faktor-faktor yang mempengaruhi personal higiene antara lain :
a. Budaya.
Sejumlah mitos yang berkembang dimasyarakat menjelaskan bahwa saat indi
vidu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
b. Status sosial-ekonomi
Untuk melakukan personal higieneyang baik dibutuhkan sarana dan prasaran
a yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta peralatan mand
i yang cukup (mis. Sabun, sikat gigi, sampo, dll)
c. Agama
Agama juga berpangaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan kebi
asaan sehari-hari. Agama Ismal misalnya, umat islam diperintahkan untuk sel
alu menjaga kebersihan karena kebersihan karena kebersiahan adalah sebagia
n dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu untuk mengingat penting
nyakebersihan diri bagi kelangsungan hidup.
d. Tingkat pengetahuan atau perkembngan individu.
Kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri or
ang tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan
penting dalam meningkatkan status kesehatan individu.
e. Status kesehatan
Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemapuan individu dalam melak
ukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat kesehatan ind
ividu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya jatuh sakit.
f. Kebiasaan
Ini adakaitanya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan produk- prod
uk tertentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya menggunakan shower,
sabun padat, sabun cair, sahmpo.
g. Cacat jasmani / mental bawaan.
Kondisi cacat dan ganguan mental menghambat kemampuan individu untuk
melakukan perawatan diri secara mandiri.
B. Rencana Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian.
a. Riwayat keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana
yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal higiene indivi
du, baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
b. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal higiene individu, mulai dari eksteremit
a atas samapai bawah.
1) Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas),apakan tampak
kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
2) Kepala. Amati denga seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adany
a ketombe, kebotakan atau tanda-tanda kemerahan.
3) Mata. Amati adanya tanda-tanda ikhterus, konjungtiva anemis, sekret pa
da kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
4) Hidung. Amati kondidsi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis, perdar
ahan hidung, tanda-tanda flu yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda al
ergi atau perubahan pada daya penciuman.
5) Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/ sariawan, kekeringan atau pecah-pe
cah, kebersihan mulut.
6) Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi, perhatikan adnya tanda- tanda k
arang gigi, karies, gigi peceh-peceh, tidak lengkap atau gigi palsu.
7) Telinga. Amati kondisi kebersihan telinga. Perhatiakan adanya serumen a
tau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya pendengaran.
8) Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan kebersiahann
ya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit keriput, lesi ata
u pruritus. Daki kusam berminyak.
9) Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku panjang kuk
u... Perhatiakan adanya kelainan atau luka.
10) Genitalia. Amati kondisi dan kebersihan genitalia berikut area perineum.
Perhatiakan pola pertumbugan rambut pubis/ pada laki- laki, perhatiak k
ondisi skrotum dan testisnya.
11) Personal higiene secara umum. Amati kondisi dan kebersiahn kulit secar
a umum. Perhatiakan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.
2. Diagnosan keperawatan.
Diagnosa keperawatan berdasarkan SDKI (2017) adalah :
1) Diagnosa : Defisit Perawatan Diri (D.0109)
a. Definisi : Tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawata
n diri.
b. Penyebab
- Gangguan musculoskeletal
- Gangguan neuromuskuler
- Kelemahan
- Gangguan psikologis dan/atau psikotik
- Penurunan motivasi/minat
c. Gejala dan tanda
Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
- Menolak melakukan perawatan diri
Objektif :
- Tidak mampu mandi/mengenakan pakaian/makan/ketoilet/berhias secar
a mandiri
- Minat melakukan perawatan diri kurang
Gejala dan tanda minor
Subjektif : -
Objektif : -
d. Kondisi klinis terkait
- Stroke
- Cedera medula spinalis
- Depresi
- Arthitis rheumatoid
- Retardasi mental
- Delirium
- Demensia
- Gangguan amnestic
- Skizofrenia dan gangguan psikotik lain ₋
- Fungsi pemeliharaan terganggu
e. Keterangan
Diagnosa dapat dispesifikasikan menjadi salah satu atau lebih dari:
a) Mandi
b) Berpakaian
c) Makan
d) Toileting
e) Berhias
3. Luaran Keperawatan
Luaran keperawatan berdasarkan diagnosa SDKI (2017) menurut SLKI (2019) ad
alah :
Diagnosa : Defisit Perawatan Diri (D.0109)
1) Luaran Utama : Perawatan Diri (L.11103)
Tujuan : kemampuan melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri
Ekspektasi : meningkat
Kriteria Hasil :
- Kemampuan mandi, Kemampuan mengenakan pakaian, Kemampuan ma
kan, Kemampuan ke toilet (BAK/BAB), Verbalisasi keinginan melakuka
n perawatan diri, Minat melakukan perawatan diri, Mempertahankan keb
ersihan diri, Memperhatikan kebersihan mulut : meningkat (5)

Luaran Tambahan :

- Fungsi sensori
- Koordinasi pergerakan
- Mobilitas fisik
- Motivasi
- Status kognitif
- Status neurologi
- Tingkat delirium
- Tingkat demensia
- Tingkat keletihan
- Tingkat kenyamanan
- Tingkat nyeri
4. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan / intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa SDKI (2017) Di
agnosa : Defisit Perawatan Diri (D.0109)
1) Intervensi : Dukungan Perawatan Diri (I.11348)
Definisi : memfasilitasi pemenuhan kebutuhan perawatan diri
Observasi :
- Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai usia
- Monitor tingkat kemandirian
- Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan
makan
Terapeutik :
- Sediakan lingkungan yang terapeutik (suasana hangat, rilek, privasi)
- Siapkan keperlua pribadi (parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
- Dampingi dalam melakuka perawatan diri sampai mandiri
- Fasilitasi untuk menerima keadaan ketergantungan
- Fasilitasi kemandirian, bantu juka tidak mampu melakukan perawatan dir
i
- Jadwalkan rutinitas perawatan diri
Edukasi :
- Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai kemampuan
2) Intervensi : Dukungan Perawatan Diri : BAB/BAK (I.11349)
Definisi : memfasilitasi pemenuha kebutuhan buang air kecil (BAK) dan buan
g air besar (BAB)
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi kebiasaan BAK/BAB sesuai usia
- Monitor integritas kulit pasien

Terapeutik

- Buka pakaian yang diperlukan untuk memudahkan eliminasi


- Dukung penggunaan toilet/commode/pispot/urinal secara konsisten
- Jaga privasi selama eliminasi
- Ganti pakaian pasien setelah eliminasi, jika perlu
- Bersihkan alat bantu BAK/BAB setelah digunakan
- Latih BAK/BAB sesuai jadwal, jika perlu
- Sediakan alat bantu (mis. kateter eksternal, urinal), jika perlu

Edukasi

- Anjurkan BAK/BAB secara rutin


- Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika perlu
3) Intervensi : Dukungan Perawatan Diri : Berpakaian (I.11350)
Definisi : memfasilitasi pemenuhan kebutuhan berpakaian dan behias
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi usia dan budaya dalam membatu berpakaian/berhias Terapeut
ik
- Sediakan pakaian pada tempat yang mudah dijangkau
- Sediakan pakaian pribadi, sesuai kebutuhan
- Fasilitasi mengenakan pakaian, jika perlu
- Fasilitasi berhias (mis. menyisir rambut, merapikan kumis/jenggot)
- Jaga privasi selama berpakaian
- Tawarkan untuk laundry, jika perlu
- Berikan pujian terhadap kemampuan berpakaian secara mandiri
Edukasi

- Informasikan pakaian yang tersedia untuk dipilih, jika perlu


- Ajarkan mengenakan pakaian, jika perlu
4) Intervensi : Dukungan Perawatan Diri : Makan/Minum (I.11351)
Definisi : memfasilitasi pemenuhan kebutuhan makan/minum
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi diet yang dianjurkan
- Monitor kemampuan menelan
- Monitor status hidrasi pasien, jika perlu

Terapeutik

- Ciptakan lingkungan yang menyenangkan selama makan


- Atur posisi yang nyaman untuk makan/minum
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Letakkan makanan di sisi mata yang sehat
- Sediakan sedotan untuk minum, sesuai kebutuhan
- Siapkan makanan dengan suhu yang meningkatkan nafsu makan
- Sediakan makanan dan minuman yang disukai
- Berikan bantuan saat makan/minum sesuai tingkat kemandirian, jika perl
u
- Motivasi untuk makan di ruang makan, jika tersedia

Edukasi

- Jelaskan posisi makanan pola pasien yang mengalami gangguan dengan


menggunakan arah jarum jam (mis. sayur di jam 12, rendang di jam 3)

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat (mis. analgesic, antiemetic) sesuai indikasi


5) Intervensi : Dukungan Perawatan Diri : Mandi (I.11352)
Definsi : memfasilitasi pemenuhan kebutahan kebersihan diri
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi usia dan budaya dalam membantu kebersihan diri
- Identifikasi jenis bantuan yang dibutuhkan
- Monitor kebersihan tubuh (mis. rambut, mulut, kulit, kuku)
- Monitor integritas kulit

Terapeutik

- Sediakan peralatan mandi (mis. sabun, sikat gigi, shampoo, pelembab kul
it)
- Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman
- Fasilitasi menggosok gigi, sesuai kebutuhan
- Fasilitasi mandi, susuai kebutuhan ₋ Pertahankan kebiasaan kebersihan di
ri
- Berikan bantuan sesuai tingkat kemandirian

Edukasi

- Jelaskan manfaat mandi dan dampak tidak mandi terhadap kesehatan


- Ajarkan kepada keluarga cara memandikan pasien, jika perlu

Daftar Pustaka

Hidayat, A. A. A. (2008). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika.

Kozier, B., et. all. (2011). Buku ajar fundamental keperawatan: Konsep, proses, & praktik. Ja
karta: EGC.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa me
dis & nanda nic-noc. Jakarta: EGC.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2009). Fundamental keperawatan. Edisi 7, buku 2. Jakarta: EGC.

Sloane, E. (2004). Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar diagnosis keperawatan indonesia: Definisi dan i
ndikator diagnortik. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia: Definisi dan ti
ndakan keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar luaran keperawatan indonesia: Definisi dan krite
ria hasil keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai