Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

PERSONAL HIGIENE

1. Konsep Kebutuhan Personal Higiene


a. Definisi
Personal higiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara
kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan fisik dan
psikologis. (Mubarak, 2007 : 128)
Higiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan-diri manusia untuk memelihara
kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Cara perawatan diri menjadi
dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional. Pemeliharaan higiene perorangan
diperlukan untuk kenyaman individu, keamanan dan kesehatan. (Potter, 2006: 1334)

b. Anatomi fisiologi sistem integumen.


Kulit merupakan organ paling luas pada tubuh manusia. Kulit dilengkapi dengan
rambut, kuku dan kelenjar.
Struktur kulit meliputi :
1) Lapisan epidermis (kutikula). Lapisan epidermis terdiri dari stratum korneum,
stratum lusidum. Stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basal.
Lapisan ini merupakan lapisan kulit paling terluar yang tersusun atas banyak sel
epitel. Sel epitel ini tidak mengandung pembuluh darah dan mudah sekali
mengalami regenerasi (pemulihan).
2) Lapisan dermis (korium). Lapisan dermis terdiri atas pars papilaris, pars
retikularis dan memiliki serabut kolagen elastis dan retikularis. Lapisan ini
terdiri atas jaringan otot, saraf, folikel rambut dan kelenjar (keringat dan
sebasea).
3) Lapisan subkutan (jaringan adiposa). Lapisan subkutan disebut retikulus
adiposus yang bertindak sebagai shock breacker.
Fungsi Kulit :
Kulit memiliki beberapa fungsi utama, yaitu :
1) Melindungi jaringan dibawahnya dari mikroorganisme patogen.
2) Mengatur suhu tubuh melalui mekanisme
 Konduksi : menyalurkan panas melalui kontak dengan benda lain atau
udara.
 Konveksi : membuang panas ke udara melalui permukaan kulit.
 Evaporasi : membuang panas dengan mengeluarkan cairan ke permukaan
kulit.
3) Mentranmisikan sensasi melalui reseptor saraf yang sensitif terhadap rasa nyeri,
temperatur, sentuhan dan tekanan.
4) Menyekresi sebum atau subtansi minyak.
5) Mengekresikan limbah.
6) Mempertahan keseimbngan cairan dan elektrolit.
7) Memproduksi dan mengabsorpsi vitamin D

Kelenjar pada kulit


1) Kelenjar keringat (sudoriferus) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan struktur
dan lokasinya.
a. Kelenjar keringat ekrin adlah kelenjar tubular simpel dan berpilin serta
tidak berhubungan dengan folikel rambut. Kelenjar ini penyebaranya
meluas ke selueuh tubuh., terutama pada telapak tangan, telapak kaki dan
dahi.sekresi dari kelenjar ini (keringat) mengandung air dan membantu
pendinginan evaporatif tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh.
b. Kelenjar keringat apokrin adalah kelenjar keringat transpesialisasi yang
besar dan bercabangdengan penyebaran yang terbatas. Kelenjar ini
ditemukan pada aksila, areola payudara dan regia anogenital.
(1) Kelejar apokrin yang ditemukan dilipatan aksila dan area anogenital
memiliki duktus yang membuka ke bagian atas folikel rambut.
Kelenjar ini mulai berfungsi pada masa pubertas untuk merespon stres
atau kegembiraan dan mengeluarkan semacam sekresi tidak bau yang
kemudian jika bereaksi dengan bakteri.
(2) Kelenjar seruminosa pada saluran telinga mengha silkan serumen atau
getah telinga dan Kelenjar Siliaris Moll pada kelopak mata juga
termasuk kelenjar apokrin.
(3) Kelenjar mamae adlah kelenjar apokrin termodifikasi yang
mengalami spesialisasi untuk memproduksi susu.
2) Kelenjar sebasea mengeluar sebum yang biasanya dialirkan ke folikel rambut.
Kelenjar sebasea, rambut dan kelenjar keringat apokrin membentuk unit
pilosebasea, tetapi hanya terbentuk pada rambut diarea genitalia, bibir, puting
susu dan areola panyudara.
a. Kelenjar sebasea adalah kelenjar holokrin (sel-sel sekretori menghilang
selama sekresi sebum).
b. Sebum adalah campuran lemak, zat lilin, minyak dan pecahan-pecahan sel.
Zat ini berfunsi sebagai emoliens pelembut kulit dan merupakan suatu
barier terhadap evaporasi. Zat ini juga memilki aktivitas bakterisida.
c. Jerawat adala gangguan pada kelenjar sebasea di wajah, leher dan
punggung yang terjadi terutama pada dekade kedua masa kehidupan
kelenjar sebasea ini dapat terinfeksi sehingga menyababkan furunkel
(bisul).

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi personal higiene


Faktor-faktor yang mempengaruhi personal higiene antara lain :
1) Budaya. Sejumlah mitos yang berkembang dimasyarakat menjelaskan bahwa
saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah
penyakitnya.
2) Status sosial-ekonomi. Untuk melakukan personal higieneyang baik dibutuhkan
sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi,
serta peralatan mandi yang cukup (mis. Sabun, sikat gigi, sampo, dll) (Nancy,
2002). Itu semua tentu membutuhkan biaya. Dengan kata lain, sumber keuangan
individu akan berpengruh pada kemampuan mempertahankan personal higiene
personal yang baik.
3) Agama. Agama juga berpangaruh pada keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasaan sehari-hari. Agama Ismal misalnya, umat islam diperintahkan untuk
selalu menjaga kebersihan karena kebersihan karena kebersiahan adalah
sebagian dari iman. Hal ini tentu akan mendorong individu untuk mengingat
pentingnyakebersihan diri bagi kelangsungan hidup.
4) Tingkat pengetahuan atau perkembngan individu. Kedewasaan seseorang akan
memberi pengaruh tertentu pada kualitas diri orang tersebut, salah satunya
adalah pengetahuan yang lebih baik. Pengetahuan penting dalam meningkatkan
status kesehatan individu.
5) Status kesehatan. Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemapuan
individu dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada
tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah yang pada akhirnya
jatuh sakit.
6) Kebiasaan. Ini adakaitanya dengan kebiasaan individu dalam menggunakan
produk-produk tertentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya
menggunakan shower, sabun padat, sabun cair, sampo (taylor, 1989).
7) Cacat jasmani / mental bawaan. Kondisi cacat dan ganguan mental menghambat
kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.

d. Macam-macam yang mungkin terjadi pada personal higiene


1) Fraktur
2) Stroke
3) Penurunan kesadaran

2. Rencana Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan personal higiene.


a. Pengkajian
1) Riwayat keperawatan
Tanyakan tetntang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan
prasarana yang dimiliki, serta faktor-faktor yang mempengaruhi personal
higiene individu, baik faktor pendukung maupun faktor pencetus.
2) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal higiene individu, mulai dari eksteremita
atas samapai bawah.
a) Rambut. Amati kondisi rambut (warna, tekstur, kuantitas),apakan tampak
kusam? Apakah ditemukan kerontokan?
b) Kepala. Amati denga seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya
ketombe, kebotakan atau tanda-tanda kemerahan.
c) Mata. Amati adanya tanda-tanda ikhterus, konjungtiva anemis, sekret pada
kelopak mata, kemerahan atau gatal-gatal pada mata.
d) Hidung. Amati kondidsi kebersihan hidung, kaji adanya sinusitis,
perdarahan hidung, tanda-tanda flu yang tidak kunjung sembuh, tanda-
tanda alergi atau perubahan pada daya penciuman.
e) Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang gusi/ sariawan, kekeringan atau pecah-
pecah, kebersihan mulut ...
f) Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi, perhatikan adnya tanda-tanda
karang gigi, karies, gigi peceh-peceh, tidak lengkap atau gigi palsu.
g) Telinga. Amati kondisi kebersihan telinga. Perhatiakan adanya serumen
atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi atau perubahan daya pendengaran.
h) Kulit. Amati kondisi kulit (tekstur, turgor, kelembapan) dan
kebersiahannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit
keriput, lesi atau pruritus. Daki kusam berminyak ..
i) Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku panjang kuku...
Perhatiakan adanya kelainan atau luka.
j) Genitalia. Amati kondisi dan kebersihan genitalia berikut area perineum.
Perhatiakan pola pertumbugan rambut pubis/ pada laki-laki, perhatiak
kondisi skrotum dan testisnya.
k) Personal higiene secara umum. Amati kondisi dan kebersiahn kulit secara
umum. Perhatiakan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh.

b. Diagnosan keperawatan yang mungkin muncul


 Defisit perawatan diri : mandi/higiene
1) Definisi
Gangguan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi aktivitas
mandi/higiene.
2) Batasan karakteristik
Objektif
Ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas berikut :
 Mengeringkan badan
 Mengambil perlengkapan mandi
 Masuk dan keluar kamar mandi
 Mendapatkan atau menyediakan air
 Mengatur suhu dan aliran air mandi
 Membersikan tubuh atau anggota tubuh

3) Faktor yang berhubungan


 Penurunan atau kurang motivasi
 Hambatan lingkungan
 Ketidakmampuan untuk merasakan bagian tubuh atau hubungan tertentu
 Kerusakan neuromuskuler
 Nyeri
 Gangguan persepsi atau kognitif
 Ansietas hebat
 Kelemahan dan kelelahan

 Defisit perawatan diri : toileting


1) Definisi
Suatu hambatan kemempuan untuk melakukan atau melengkapi kegiatan
eliminasi.
2) Batasan karakteristik
Objektif
 Ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan eliminasi atau ke kemar
kecil.
 Ketidakmampuan untuk duduk atau bangun dari toilet atau kamr kecil.
 Ketidakmampuan untuk melepas atau menegenakan pakaian.
 Ketidakmampuan untuk membersihkan diri sehabis eliminasi.
 Ketidakmampuan untuk menyiram toilet atau commode.
3) Faktor yang berhubungan
 Penurunan atau kurang motivasi
 Hambatan lingkungan
 Kerusakan status mobilitas
 Hambatan kemampuan untuk berpindah
 Kersakan muskuloskeletal
 Kerusakan neuromuskuler
 Nyeri
 Kerusakan persepsi atau kognitif
 Ansietas berat
 Kelemahan atau keleahan.
c. Perencanaan
1. Defisit perawatan diri : mandi/higiene
1) Tujuan dan kriteria hasil
Individu akan melaksanakan aktivitas mandi pada tingkatan yang optimal
sesuai dengan harapan atau mengungkapkan kepuasan atas keberhasilan
yang dicapai meski dengan keterbatasan yang dimiliki.
2) Intervensi keperawatan dan rasional
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kemampuan dan tingkat 1. Ketidakmampuan untuk melakukan
kekurangan untuk melakukan perawatan diri menimbulkan
kebutuhan sehari-hari. perasaan ketergantungan dan konsep
diri rendah. Dengan meningkatnaya
kemampuan merawata diri, harga diri
akan meningkat.

2. Kaji faktor penyebab (mis. 2. Mengetahui tingkat kemampuan


Keterbatasan atau gangguan pada klien dalam melakukan perawatan
ektremitas, gangguan visual. kebersihan diri/ personal higiene.

3. Pantau tanda-tanda vital 3. Dapat mengetahui kondisi klien


secara umum.
4. Bantu / mandikan klien 4. Membatu klien dalam memenuhi
kebutuhan kebersihan diri.

5. Letakan seluruh peralatan mandi 5. Untuk menjaga kenyamanan klien


ditempat yang mudah terjangkau. pada saat mandi

6. Berikan privasi selama mandi 6. Klien akan mersa lebih dihargai.

7. Ajarkan klien dan keluarga klien cara 7. Memberikan pengetahuan cara


perawatan diri yang baik perwatan diri yang baik dan dapat
menerapkannya pada saat pulang
kerumah.
8. Berikan penkes pada klien dan 8. Membuka wawasan klien dan
keluarga klien. keluarga klien akan pentingnya
perawatan diri.
9. Kolaborasi pemberian analgesik. 9. Mengurangi rasa nyeri pada klien.

2. Defisit perawatan diri : Toileting


1) Tujuan dan kriteria hasil
Individu akan memperlihatkan peningkatan kemampuan untuk melakukan
eliminsai secara mandri atau mengungkapkan bahwa dia tidak mampu
melakukan eliminasi sendiri.
2) Intervensi keperawatan dan rasional
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji faktor penyebab (mis. 1. Ketidakmampuan untuk melakukan
Keterbatasan atau gangguan pada perawatan diri menimbulkan perasaan
ektremitas, gangguan visual. ketergantungan dan konsep diri
rendah. Dengan meningkatnaya
kemampuan merawata diri, harga diri
akan meningkat.
2. Kaji riwayat BAK dan BAB klien 2. Mengetahui kebiasan BAK dan BAB
3. Pantau tanda-tanda vital klien.
3. Dapat mengetahui kondisi klien
4. Buat catatan BAK dan BAB untuk
secara umum
menetukan pola eliminasi klien.
3. Mengetahui pola eliminasi klien
5. Berikan asupan cairan yang adekuat
dan diet yang seimbang.
4. untuk mendukung haluaran urin yang
adekuat dan pengosongan usus yang
normal.
6. Capai kemandirian dalam melakukan
eliminasi dengan latihan yang terus
5. Melatih kemandirian klien
menerus tanpa bantuan

7. Berikan privasi pada saat klien


defekasi atau miksi.
6. Klien akan lebih mersa di hargai
8. Berikan penkes pada klien dan
keluarga klien.
7. Membuka wawasan klien dan
keluarga klien
9. Kolaborasi pemberian obat pancahar
pada klien yang mengalami konstipasi 8. Mengeluarkan feses yang mengeras
didalam usus.


e. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Kebersihan sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal – hal yang sangat
berpengaruh itu diantaranya kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan, perspsi
seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Personal Hygiene yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat.
Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

b. Saran
Laporan ini membahas tentang Personal Hygiene yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari, diharaplkan setelah membaca laporan ini untuk dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari untuk meningkatkan derajat kesehatan seseorang
Daftar Pustaka

 Potter, P, Perry A, . (1997) Buku Ajar Fundamental keperawatan. Jakarta : EGC


 Wilkinson, Judith M,. (2002) Buku Saku diagnose Keperawatan. Jakarta : EGC
 Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC
 NANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa keperawatan
 Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai