Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PADA

NYONYA S. DENGAN MASALAH PERSONAL HYGIENE DENGAN


DIAGNOSA MEDIS STROKE NON HEMORRHAGIC

OLEH
DEWA AYU MADE FEBRIARI
(193213009/ A-13A)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


PROGRAM SARJANA
STIKES WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2020

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
PERSONAL HYGIENE

A. KONSEP DASAR

1.      Definisi Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berarti personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara
kesehatan mereka disebut higiene perorangan. Personal hygiene atau kebersihan
diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan untuk
memperoleh kesejahteraan fisik dan psikologis.
Pemenuhan kebutuhan personal hygine biasanya menyangkut tentang
kebutuhan untuk kebersihan diri secara mandiri. Gangguan pada personal hygine
dapat terjadi pada semua tingkat umur.
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara
kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan
psikisnya. Seseorang dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila,
orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi
kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata, hidung, dan telinga, kaki
dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan pakaiannya. Macam-
macam personal hygiene dan tujuannya adalah:

a. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari
berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan
sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam
mempertahankan fungsinya. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan
memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan
rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan
memahami metode perawatan kulit.

b. Mandi
Memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi
dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat
tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total
dan memerlukan personal higiene total.
c. Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit
atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan
setiap hari dan bergantung terhadap keadaan. Tujuan perawatan hygiene
mulut pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang
terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan
melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan
gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami
praktik hygiene mulut dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene
mulut dengan benar.

d. Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari
cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan
rambut sehari-sehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara
dasar higienis perawatan rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien
akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan
mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi
dalam melakukan praktik perawatan rambut.

e. Kuku
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.
Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang
terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki
kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan
bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan
kuku dengan benar.

f. Genitalia
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien
yang paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang
beresiko terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genitalia adalah
untuk mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.

1. Anatomi dan Fisiologi

Sistem intergumen terdiri atas kulit, lapisan subkutan dibawah kulit


dan perlengkapannya seperti kelenjar dan kuku, kulit, lapisan yaitu lapisan
epidermis yang terdapat pada bagian atas yang banyak mengandung sel-sel
epitel. Sel – sel epitel ini mudah sekali mengalami regenerasi lapisan ini
tidak mengandung pembuluh darah. Lapisan dermis yang terdiri atas
jaringan otot, saraf folikel, rambut dan kelenjar. Pada kulit terdapat 2
kelenjar yaitu :
a. Kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebum
yang berfungsi meminyaki kulit dan rambut.
b. Kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi
sebagai pelumas dan berwarna coklat.
Lapisan hypodermis atau subkutan  terdiri dari pembuluh darah,
syaraf, limfa dan jaringan pengikat yang berisi sel lemak. Jaringan lemak
adalah insulator panas bagi tubuh subkutan juga menjadi pendukung
lapisan kulit atas yang menahan stessor dan tekanan tanpa injury.
Kaki, tangan dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi
perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada
kulit termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas, bisa
nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan. Kuku adalah jaringan
epitel yang tumbuh dari akar nail bad, yang terletak dikulit pada nail
groove yang disembunyikan oleh fad kulit, disebut euticle. Kuku juga
memiliki body nail berbentuk area putih disebut lunula di bawah kuku
terdapat lapisan epitel disebut nail bed kuku yang normal dan sehat
transparan, lembut dan konveks dengan warna nail bed merah jambu
penyakit dapat mempengaruhi bentuk ketebalan dan curvature dari kulit.
2.      Etiologi
a.       Gangguan kognitif
b.      Penurunan motivasi
c.       Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d.      Ketidaknyamanan merasakan hubungan spasial
e.       Ansietas
f.       Kelemahan
3.       Tanda dan Gejala
Tanda dan Gejala Menurut Fitria (2010). Tanda dan gejala defisit
perawatan diri adalah:
a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan
perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan
pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien
juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam, memilih
pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing tarik, melepaskan
pakaian, menggunakan kaos kaki, mempertahankan penampilan pada tingkat yang
memuaskan, mengambil pakaian, dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, menguyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka container, memanipulasi makanan dalam
mulut, mengambil makanan dari wadah lalu memasukannya ke mulut, melengkapi
makanan, mengambil gelas atau cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan
aman.
d. BAB/BAK
klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendaptkan jamban
atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakaian untuk
toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet
atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri di atas biasanya diakibatkan karena stressor
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bias mengalami harga diri
rendah), sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik
dal hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun BAB/BAK.Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa mengalami
masalah risiko tinggi isolasi sosial.
Dari Segi Psikologis :
1. Malas, tidak ada inisiatif
2. Menarik diri, isolasi
3. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
Dari Segi Sosial :
1. Interaksi kurang
2. Kegiatan kurang
3. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan
berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/
sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri.
4.       Patofisiologis
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila individu
sedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang, kurangnya pengetahuan tentang
personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang dan faktor lingkungan sekitar.
Akibatnya individu akan mrngalami defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan menimbulkan
dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Fisik
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
b. Hidung kotor telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kuku panjang dan tidak terawatt
e. Badan kotor dan pakaian kotor
f. Penampilan tidak rapi
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi
c. Merasa tidak berdaya, rendah diri dan hina
3. Social
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,
buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/sikat gigi, tidak dapat
berpakaian sendiri.

PATHWAY

Status Kesehatan Menurun

Kelemahan Fisik

Hambatan Dalam Melakukan Personal Hygiene

Mandi, Perawat Rambut, Perawatan Mulut,Perawatan Kulit, Perawatan Genatalia.

Tercium Bau Agak Tidak Sedap


Menghambat Kemampuan Individu Dalam Merawat Diri

Defisit Perawatan Diri

5. Komplikasi
a. Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga dan gangguan fisik pada luka.
b. Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan gangguan interaksi
sosial.
6. Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan secara medis
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk, (2015) terdapat beberapa macam
penata laksana personal hygiene, yaitu:

a. Personal hygiene pada kulit Cara merawat kulit sebagai berikut:


1. Mandi minimal dua kali sehari/ setelah beraktifitas
2. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
3. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah
4. Menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit, misalnya sela-
sela jari, ketiak dan belakang telinga.
5. Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah, tangan,
badan, hingga kaki.
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang
mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada
daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan
mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang.

b. Personal hygiene pada kuku dan kaki Cara merawat kuku:


1. Kuku jari tangan dapat di potong dengan pengikir atau memotong
dalam bentuk oval(bujur) atau mengikuti bentuk jari.
2. Jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput
kulit dan kulit di sekitar kuku.
3. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam,
sebab akan merusak jaringan di bawah kuku.
4. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
5. Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku di potong segera setelah mandi
atau di rendam dengan air hangat terlebih dahulu.
6. Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.
Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara
sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya
luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.

c. Personal hygiene pada rambut Cara merawat rambut:


1. Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan memakai
sampo yang cocok.
2. Pangkas rambut agar terlihat rapih.
3. Gunakan sisir yang bergigi besar untuk merapikan rambut keriting dan
olesi rambut dengan minyak.
4. Jangan gunakan sisir yang bergigi tajam karena bisa melukai kulit
kepala.
5. Pijat-pijat kulit kepala pada saat mencuci rambut untuk merangsang
pertumbuhan rambut.
6. Pada jenis rambut ikal dan kriting, sisir rambut mulai dari bagian ujung
hingga ke pangkal dengan pelan dan hati-hati.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci dan menyisir rambut.
Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala, menambah
rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan
memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit.

d. Personal hygiene pada mata Cara merawat mata:


1. Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian
luar
2. Saat mengusap mata gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut
3. Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
4. Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai
5. Bila mata sakit cepat periksakan kedokter

e. Personal hygiene pada hidung Cara merawat hidung:


1. Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
2. Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung
3. Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan lubang hidung terbuka.
4. Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.

f. Personal hygiene pada gigi dan mulut Cara merawat hidung dan mulut :
1. Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam
2. Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras.
3. Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan gigi patah.
4. Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur.
5. Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6. Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil.
7. Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.
Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat
gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi pada mulut
akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu menambah nafsu makan
dan menjaga kebersihan gigi dan mulut

g. Personal hygiene pada telinga Cara merawat telinga :


1. Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara perlahan
dengan menggunakan penyedot telinga
2. Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan dengan hati-hati
agar tidak terkena air yang berlebihan
3. Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telingan dan
bukan langsung kegendang telinga.
4. Jangan menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan telinga
karena dapat merusak gendang telinga.

h. Personal hygiene pada genetalia Cara merawat genetalia:


1. Wanita: perawatan perineum dan area genetalia eksterna di lakukan
pada saat mandi 2x sehari
2. Pria: perawatan di lakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria
terutama yang belum di sirkumsisi karena adanya kulup pada penis
yang menyebabkan urine mudah terkumpul di sekitar gland penis yang
lama kelamaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit
seperti kanker penis.

B. Penatalaksanaan non medis


a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.
b. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
c. Sikap keluarga.
d. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas :
a. Nama
b. Umur
c. Jenis kelamin
d. Alamat pendidikan
e. Agama
f. Pekerjaan
g. Tanggal MRS
h. No registrasi, dll.
2. Keluhan utama
3.  Riwayat keperawatan
a. Faktor yang mempengaruhi personal hygine
b. Pola kebersihan tubuh
c. Kebiasaan personal hygine (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki,
perawatan rambut, mata, hidung dan telinga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Fisik
b. Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu mulai dari
ekstremitas atas sampai bawah.
c. Rambut. Amati kondisi rambut ( warna, tekstur, kuantitas ), apakah
tampak kusam ? apakah di temukan kerontokan ?
d. Kepala. Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala. Perhatikan adanya
ketombe, kebotakan, atau tanda-tanda kemerahan.
e. Mata. Amati adanya tanda-tanda ikterus, conjungtiva pucat, secret pada
kelopak mata, kemerahan, atau gatal-gatal pada mata
f. Hidung. Amati kondisi hidung, kaji adanya sinusitis, perdarahan hidung,
tanda-tanda pilek, yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi, atau
perubahan pada daya penciuman.
g. Mulut. Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembabannya. Perhatikan
adanya lesi, tanda-tanda radang,gusi, atau sariawan, kekeringan, atau
pecah-pecah.
h. Gigi. Amati kondisi dan kebersihan gigi. Perhatikan adanya tanda-tanda
karang gigi, caries, gigi pecah-pecah, tidak lengkap, atau gigi palsu.
i. Telinga. Amati kondisi dan kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen
atau kotoran pada telinga, lesi, infeksi, atau perubahan daya pendengaran.
j. Kulit. Amati kondisi kulit ( tekstur, turgor, kelembaban ) dan
kebersihannya. Perhatikan adanya perubahan warna kulit, stria, kulit
keriput, lesi, atau pruritus.
k. Kuku tangan dan kaki. Amati bentuk dan kebersihan kuku perhatikan
adanya kelainan atau luka.
l. Genetelia. Amati kondisi dan kebersihan genetelia berikut area perineum.
Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki, perhatikan
kondisi skrotum dan testisnya.
m. Hygiene personal secara umum. Amati kondisi dan kebersihan kulit secara
umum perhatikan adanya kelainan pada kulit atau bentuk tubuh
5. Data
DS ( data subyektif) :
a. Malas  beraktivitas
b. Intraksi kurang
c. Kegiatan kurang
d. Pasien merasa lemah.
DO ( data obyektif) :
a. Badan dan pakaian kotor
b. Rambut kotor
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku kotor

B. Diagnosa Keperawatan 
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok dimana perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan
memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan menurunkan,
membatasi, mencegah, dan merubah (a Carpenito, 2000).
Berikut ini adalah salah satu contoh rencana keperawatan.
Diagnosa yang dapat diangkat:
a. Defisit perawatan diri b/d kelemahan ditandai dengan tidak mampu
mandi/mengenakan pakaian/makan/ke toilet/berhias secara pribadi

C. Intervensi/Rencana Keperawatan
Rencana asuhan keperawatan untuk klien dengan gangguan personal
hygiene harus meliputi beberapa pertimbangan yaitu hal – halyang disukai klien,
kesehatan klien serta keterbatasan yang dimilikinya. Selain itu perawat perlu
mempertimbangkan waktu yang tepat untuk memberikan asuhan keperawatan
serta fasilitas dan tenaga yang tersedia.

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan
yang telah di susun pada tahap perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang
diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk
memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk
mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene
berdasarkan kriteria hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a. Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapo secara mandiri
b. Kebutuhan personal hygiene pasien : eleminasi terpenuhi
c. Pasien mampu mempertahankan mobilitas yang diperlukan untuk ke
kamar mandi dan menyediakan perlengkapan mandi
d. Pasien mampu makan secara mandiri/dibantu

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S

DENGAN DIAGNOSA MEDIS STROKE NON HEMORRHAGIC

DI RUANG SYARAF

TANGGAL 21-07-2020

1. Pengkajian
1.1 Identitas
1. Identitas Pasien
Nama : Ny.s
Umur : 64 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Pendidikan :
Pekerjaan : wirausaha
Alamat :Jalan Raya Singapadu,Gianyar
Tanggal Masuk : 19 juli 2020
Tanggal Pengkajian : 21 juli 2020
No. Register : 200404
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemorrhagic
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.D
Umur : 44 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Saudara
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jalan Raya Singapadu,Gianyar
2.1 Status Kesehatan
1. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pasien mengeluhkan lemas dan tanggan kiri tidak bisa digerakkan.
b. Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini
Pasien merasakan lemas dan tanggan kiri tidak bisa digerakkan.
2. Satus Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami
Tidak ada penyakit yang pernah dialami.
b. Pernah dirawat
Pasien mengatakan tidak pernah di rawat sebelumnya.
c. Alergi
Pasien mengatakan tidak ada alergi obat.
d. Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)
Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan merokok, minum kopi
ataupun alkohol.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dan tidak ada
anggota keluarganya yang memiliki penyakit yang sama dengan penyakit yang
dideritanya
4. Diagnosa Medis dan therapy
a. Diagnosa Medis : Stroke Hemorrhagic
b. Therapy : Tidak terkaji

3.1 Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)


1. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Dapat ditemukan pasien mengeluhkan lemas dan tangan kiri tidak bisa
digerakkan.
2. Pola Nutrisi-Metabolik
a. Sebelum sakit: pasien mengatakan sebelum sakit pasien memiliki pola makan
normal
b. Saat sakit: pasien nampak terbaring lemas dan nampak sendiri.

3. Pola Eliminasi
a. BAB
1) Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB normal 1-2 kali sehari dengan
konsistensi lembek, warna kecoklatan, tidak adanya darah.
2) Saat sakit: Pasien mengatakan BAB normal dengan konsistensi lembek
terkadang cair, warna kekuning-kuningan.
b. BAK
1) Sebelum sakit : pasien mengatakan buang air kecil normal berwana
kuning dan berbau amis, sehari bisa 2-5 kali dan bisa bisa mengontrol
BAK
2) Saat sakit: pasien mengatakan saat sakit BAK normal berwarna kuning
dan berbau amis
4. Pola aktivitas dan latihan
a. Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Berpindah 
0: Mandiri, 1: Alat bantu, 2: Dibantu orang lain, 3: Dibantu orang lain dan alat, 4:
Tergantung total.

b. Latihan
1) Sebelum sakit: Pasien mengatakan sebelum sakit beraktivitas
seperti biasa
2) Saat sakit : pasien mengatakan saat sakit pasien tidak bisa
melakukan aktivitas seperti biasa, karena badan terasa lemas dan
tanggan kiri tidak bisa di gerakkan

5. Pola kognitif dan Persepsi


Pasien mengatakan bahwa tidak mengetahui kalau memiliki penyakit sehingga saat
pasien memiliki keluhan tanggan kiri tidak bisa di gerakkan
6. Pola Persepsi-Konsep Diri
Pasien terlihat lemas, rambut berantakan dan tercium bau agak tidak sedap
dikarenakan pasien belum mandi selama 3 hari
7. Pola Tidur dan Istirahat
a. Sebelum sakit: Sebelum sakit: pasien mengatakan tidur normal dan jarang
tidur siang
b. Saat sakit: pasien mengatakan saat sakit, tidur masih normal
8. Pola Peran-Hubungan
Dapat ditemukan pasien tampak sering sendiri dikarenakam keluarga hanya
tampak menemani pada malam hari karena sibuk bekerja.
9. Pola Seksual-Reproduksi
a. Sebelum sakit:
Pasien berjenis kelamin perempuan dan mengatakan tidak pernah mengalami
sakit pada alat reproduksinya
b. Saat sakit:
Pasien berjenis kelamin perempuan dan mengatakan tidak pernah mengalami
sakit pada alat reproduksinya
10. Pola Toleransi Stress-Koping
Pasin mengatakan bahwa untuk mengatasi penyakitnya pasien mengatakan
kepada keluarga dan kemudia dibawa ke rumah sakit.
11. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan penyakit yang dialaminya saat ini disebabkan oleh faktor
diri sendiri dan lingkungan. Pasien menilai bahwa hal tersebut merupakan
penyakit medis serta pasien percaya pada kesembuhannya
4.1 Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : lemah
Tingkat kesadaran :komposmetis
GCS = E= 4 M = 6 V=5
Tanda-tanda Vital :
TD = 130/80 mmHg
Frekuensi Nadi =70 x/menit
Frekuensi Napas = 14x/menit
Suhu =37 °C
2. Keadaan fisik
1) Kepala (Rambut-Kepala-Mata-Hidung-Mulut-Telinga) dan Leher :
Rambut : terlihat berantakan
Kepala :
Inspeksi = bentuk kepala simetris,kulit kepala sedikit kotor,distribusi rambut
merata berwarna hitam.
Perkusi= tidak terdapat benjolan atau nyeri tekan pada kepala.
Mata :
Inspeksi = sklera anikterik,konjungtiva ananemis,pupil isokhor, mata simetris
kanan dan kiri tidak ada kelainan pada mata.
Palpasi= tidak ada nyeri tekan
Hidung:
Inspeksi = simetris kana dan kiri, tidak ada perubahan warna,silia merata,tidak
ada pendarahan.
Palpasi = tidak ada nyeri tekan.
2) Dada :
(1) Paru
Inspeksi= Irama nafas teratur,tidak terluka,tidak dapat kebiruan di area dada
Palpasi = getaran kanan dan kiri sama
Perkusi = suara paru sonor
Auskultasi= suara nafas vesikuler, suara tambahan ronchi
(2) Jantung
Inspeksi = terlihat adanya denyutan ( ictus cordis)
Palpasi= ictus kordis kuat
Perkusi = suara perkusi jantung dullnes
Auskultasi= S1 dan S2 tunggal reguler ( lup dup )
(3) Payudara dan ketiak
Inspeksi= payudara simetris dan tidak ada tesi/odem
Palpasi =tidak terdapat nyeri tekan ataupun benjolan.
3) Abdomen :
Inspeksi= bentuk abdomen simetris, tidak ada asietas, tidak adanya luka.
Auskultasi = tidak ada bising usus
Palpasi = tidak ada nyeri tekan
Perkusi = suara perkusi abdomen timpani
4) Ekstremitas :
(1) Atas :
Inspeksi= tangan kanan kiri simetris, tidak adanya odem
Palpasi = tangan kiri tidak bisa digerakkan
(2) Bawah :
Inspeksi= kaki kiri dan kana simetris
Palpasi =tidak adanya nyeri tekan
5) Genetalia :
Inspeksi= tidak ada hemoroid, pasien berjenis kelamin perempuan
6) Pemeriksaan Neurologis
7) Status mental pasien stabil
5.1 Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium
Tidak terkaji
2. Pemeriksaan radiologi
Tidak terkaji
2. Analisa Masalah Keperawatan

Etiologi
Data Masalah
(Sesuai Dengan Patofisiologi)
DS: Defisit Perawatan Diri
a.Pasien Status Kesehatan Menurun
mengatakan
lemas Kelemahan Fisik

Hambatan Dalam Melakukan Personal


DO: Hygiene
a. Pasien sudah
3 hari belum
mandi Mandi, Perawat Rambut, Perawatan
b. Tercium bau Mulut,Perawatan Kulit, Perawatan
agak tidak sedap Genatalia.

Tercium Bau Agak Tidak SedaP

Defisit Perawatan Diri

3. Diagnosa Keperawatan

Tanggal/
Tanggal
No Jam Diagnosa Keperawatan Ttd
Teratasi
Ditemukan
1 Selasa,21 juli Defisit Perawatan Diri berhubungan
2020 dengan kelemahan ditandai dengan
Ds :
a. Pasien mengatakan badan lemas
b. pasien mengatakan tangan kiri
tidak bisa digerakkan
Do:
a. tercium bau agak tidak sedap
b. pasien belum mandi 3 hari
c. rambut berantakan
4. Rencana Keperawatan

Rencana Keperawatan TTD


No.
Tujuan dan
Dx Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1. Setelah dilakukan Intervensi Utama Dukungan 1. Pasien mungkin
asuhan Perawatan Diri: membutuhkan
keperawatan berbagai bantuan
selama 1 x 24 jam O: Identifikasi kebutuhan dalam persiapan
diharapkan defisit alat bantu kebersihan diri, memilih pakaian
perawatan diri berpakian, berhias, dan 2. Membantu
dapat teratasi makan
dalam
dengan kriteria
mengantisipasi /
hasil : N: Sediakan lingkungan
a. Kemampuan yang terapeutik (mis. merencanakan
mandi Sausana hangat, rileks, pemenuhan
b. Kemampuan privasi). Siapkan keperluan kebutuhan secara
menggunakan pribadai (mis. Parfum,sikat individual.
pakaian gigi, dan sabun mandi). 3. Menambah
c. Kemampuan Damping dalam melakukan pengetahuan
ke toilet (BAB perawatan diri sampai pasien dan
DAN BAK ) mandiri keluarga
d. Verbalisasi E: Anjurkan melakukan mengenai
keiinginan perawatan diri secara perawatan diri
e. Minat konsisten sesuai yang tepat
melakukan kemampuan. Libatkan
4. Memberikan
kebersihan keluarga dalam melakukan
diri perawatan diri. kesempatan
kepada keluarga
Intervensi Pendukung: untuk membantu
Dukungan Emosional pasien dan
O : identifikasi hal yang memberikan
memicu emosional motivasi
N: Lakukan sentuhan untuk
5. Agar dapat
memberkan dukungan (mis.
Merangkul) menentukan
E :anjurkan tindakan yang
mengungkapkan perasaan diambil
yang dialami(mis. selanjutnya
Ansietas,marah,sedih) 6. Dapat
memotivasi
pasien.
7. Memberikan
kesempatan untuk
pasien
menyampaikan
perasaan

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Widiarti. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.

Hamin handi. 2013. Asuhan Keperawatan Berdasarkam Diagnosa Medis dan Nanda .
Jakarta : Media Action

Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya : Health-
Books Publishing.

Nanda Internasional 2013. Diagnosa keperawatan Definisi dan klasifikasi 2012-2014.


Jakarta ; EGC
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai