DISUSUN OLEH :
2023/2024
A. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN PERSEORANGAN
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Ukuran kebersihan
atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap
orang sakit karenaterjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-
informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas,
dancara yang benar dalam melakukan perawatan diri.Cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan (Potter & Perry. 2005). Personal
hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik (Muhammad, 2007).Jadi personal hygiene adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan diri nya.
3. Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan kulit. Rongga mulut
terdiri dari bibir yang di sekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada di sepanjang rongga, lidah dan
ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut normalnya berwarna merah jambu terang (light pink)
dan lembab. Pada dasar mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau
trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva
per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut yang mencegah
hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2006).Gigi adalah organ mengunyah, atau
mastication. Mereka didesain untuk memotong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga
dapat dicampur dengan saliva dan di telan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar.
Gigi yang sehat terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang
sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika gig itanggal. Oral hygiene yang
teratur di butuhkan untuk menjaga integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi
gusi (Alimul, 2006)
4. Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan statuskesehatan orang secara
umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress fisik,umur, infeksi, dan penyakit tertentu dapat
memengaruhi karakteristik rambut(Syaifuddin, 2004).
5. Mata, Telinga, dan Hidung
4. Etiologi
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c.Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Kelemahan.
e. Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri.
f. Kurangnya pengetahuan dan informasi.
g. Keterbatasan biaya.
h. Lingkungan yang tidak mendukungi.
i. Tidak adanya fasilitas yang Memadai
5. Faktor Predisposisis
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain:
a. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh
merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering
berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.
b. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik
hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang
tua mereka.
c. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan.
Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan- bahan yang penting seperti
deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan
produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social
klien.
d. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik
hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklahcukup. Klien juga harus termotivasi
untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi
mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi
perawatan yang perlu.
e. Variable Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari
latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia
kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan
melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis.Sabun, sampo, deodorant,
dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. Kondisi Fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering
kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.
6. Patofisiologis
Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang meningkat kualitas seseorang sehingga permasalahan -
permasalahan yang tadinya terjadi dapat berangsur-angsur berkurang.
7. Tanda dan gejala Personal Hygiene
Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter,2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam
b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor
4) Terjadi alergi
d. Perawatan telinga
1) Telinga kotor
2)Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
1) Kuku kotor/hitam
f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia
c. Kebersihan kulit (mandi) : Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari
secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya mempergunakan air
hangat untuk merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan.
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata
harus dikontrol, bila tidak ada kelainan.
e. Perawatan genetalia
Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan
genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperolehinfeksi. Pasien yang mampu
melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi
malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin.
Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada
saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya
infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan
personal hygiene.
9. Terapi
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien, dengan cara:
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
3) Kuatkan kemampuan pasien untuk merawat diri
d. Sikap keluarga
1) Sabar dan selalu siap membantu
2) Menerima dan memuji setiap upaya pasien saat merawat diri
3) Tidak mencela/menghina pasien saat merawatan diri.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta
factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik factor pendukung maupun factor
pencetus.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas sampai bawah.
Catat perubahan-perubahan pada area membrane mukosa, kulit, mulut,hidung, telinga, kuku kaki
dan tangan, dan rabut akibat terapi. Lakukan inspeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
Observasi kondisi membrane mukosa kulit,mulut, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan dan rambut
(warna, tekstur )
2. Diagnosis Keperawatan
Definisi : Diagnosa keperawatan yg berhubungan dengan masalah personal hygiene anatara lain :
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis dan / atau psikotik.
* Gejala dan tanda mayor *
Subyektif
- Mengeluh badan terasa gatal
- Mengeluh kulit nya lengket
Objektif
- Kulit tampak kotor
- Kulit tampak lengket
4. Implementasi Keperawatan
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi keluhan pasien berdasarkan
intervensi-intervensi yang telah dibuat.
5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene berdasarkan kriteria
hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a) Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
b) Kebutuhan personal hygiene pasien : mandi terpenuhi
c) Pasien mampu mandi secara mandiri/dibantu
DAFTAR PUSTAKA
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Edisi 1
PPNI. 2018. Standar intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan edisi 1
jakarta. DPP. PPNI.