Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN PERSEORANGAN


( PERSONAL HYGIENE )

DISUSUN OLEH :

Dudung Dwi Julianto

UNIVERSITAS SEHATI INDONESIA

PRODI DIII KEPERAWATAN TINGKAT II

2023/2024
A. KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN PERSEORANGAN

1. Definisi Personal Hygiene

Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene
berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan
kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Ukuran kebersihan
atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada setiap
orang sakit karenaterjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-
informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau frekuensi aktifitas,
dancara yang benar dalam melakukan perawatan diri.Cara perawatan diri manusia untuk
memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan (Potter & Perry. 2005). Personal
hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk
memperoleh kesejahteraan fisik (Muhammad, 2007).Jadi personal hygiene adalah upaya
seseorang dalam memelihara kebersihan dan kesehatan diri nya.

Tujuan perawatan personal hygiene, yaitu:


a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersiahn diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan.
2. Klasifikasi Menurut KDM Tarwoto Wartonah, macam-macam personal hygiene, yaitu:
a. Perawatan kulit kepala dan rambut.
b. Perawatan mata.
c. Perawatan hidung.
d. Perawatan telinga.
e. Perawatan kuku kaki dan tangan.
f. Perawatan genetalia.
g. Perawatan kulit seluruh tubuh.
3. Fisiologis
1. Kulit
Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi,regulasi temperature, dan
sensasi. Kulit mempunyai tiga lapisan, yaitu epidermis,dermis, dan hypodermis (Asmadi, 2008).
a. Epidermis Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada perbedaan
dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam darisel ini berfungsi untuk mengganti
sel yang mati.
b. Dermis Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagendan fiber – fiber
yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf, pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar
sebasea, dan folikel rambut melewati lapisan dermal. Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak,
cairan odorous, hingga folikel rambut.
c. Hypodermis atau subkutan Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan
jaringan pengikat yang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh. Subkutan
juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahanstressor dan tekanantanpa injury.
2. Kuku kaki dan tangan
Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yangkhusus untuk mencegah
infeksi. Apakah ada luka pada kaki termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas,
bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan. Kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh
dari akar nail bed yang terletak di kulit pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit,
disebut cuticle, kuku juga memilki body nail, itu berbentuk area putih, disebut lunula. Dibawah
kuku terdapat lapisan epiteldisebut nail bed. Kuku yang normal dan sehattransparan, lembut, dan
konveks, dengan warna nail bed merah jambu. Penyakit dapat memengaruhi bentuk, ketebalan, dan
curvature dari kulit (Alimul, 2006).3.

3. Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membrane mukosa yang berhubungan dengan kulit. Rongga mulut
terdiri dari bibir yang di sekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada di sepanjang rongga, lidah dan
ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut normalnya berwarna merah jambu terang (light pink)
dan lembab. Pada dasar mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau
trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang mensekresikan 1 liter saliva
per hari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa yang membatasi pipi dan mulut yang mencegah
hygiene dan kenyamanan pada jaringan oral (Alimul, 2006).Gigi adalah organ mengunyah, atau
mastication. Mereka didesain untuk memotong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga
dapat dicampur dengan saliva dan di telan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar.
Gigi yang sehat terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah dapat berkembang
sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau ketika gig itanggal. Oral hygiene yang
teratur di butuhkan untuk menjaga integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi
gusi (Alimul, 2006)
4. Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan statuskesehatan orang secara
umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress fisik,umur, infeksi, dan penyakit tertentu dapat
memengaruhi karakteristik rambut(Syaifuddin, 2004).
5. Mata, Telinga, dan Hidung

4. Etiologi
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi
c.Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Kelemahan.
e. Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri.
f. Kurangnya pengetahuan dan informasi.
g. Keterbatasan biaya.
h. Lingkungan yang tidak mendukungi.
i. Tidak adanya fasilitas yang Memadai

Menurut Tarwoto Wartonah factor-factor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:


a. Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.Personal hygiene
yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu. Gambaran individu
terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli terhadapkebersihannya.
b. Praktik sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau airmengalir hanya
merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan personalhygiene. Praktik personal
hygiene pada lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal
dipanti jompo mereka tidak dapat mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi
tersebut akan mereka dapatkan dalamrumah mereka sendiri, karena mereka tidak mempunyai
kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.
c. Status sosio ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,shampo dan alat
mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup.Seseorang harus termotivasi
untuk memelihara perawatan diri. Sering kali pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang
mendorong individu untuk meningkatkan personal hygiene. Misalnya pada pasien penderita
Diabetes Melitusselalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya
Kepercayaan kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene.Orang dari latar
kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda. Disebagian masyarakat
jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan
f. Kebiasaan seseorang Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukurdan
melakukan perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produktertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

5. Faktor Predisposisis
Menurut Potter dan Perry (2005), sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh
sejumlah faktor antara lain:
a. Citra Tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh
merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering
berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.
b. Praktik social.
Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi praktik
hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang
tua mereka.
c. Status sosio-ekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan.
Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan- bahan yang penting seperti
deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan
produk-produk ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social
klien.
d. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik
hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklahcukup. Klien juga harus termotivasi
untuk memelihara perawatan-diri. Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi
mendorong klien untuk meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan
menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang untuk memenuhi
perawatan yang perlu.
e. Variable Kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari
latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia
kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.
f. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan
melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis.Sabun, sampo, deodorant,
dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
g. Kondisi Fisik.
Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani operasi sering
kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan hygiene pribadi.

6. Patofisiologis
Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang meningkat kualitas seseorang sehingga permasalahan -
permasalahan yang tadinya terjadi dapat berangsur-angsur berkurang.
7. Tanda dan gejala Personal Hygiene
Tanda dan gejala Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter,2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam

b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas

c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor
4) Terjadi alergi

d. Perawatan telinga
1) Telinga kotor
2)Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
1) Kuku kotor/hitam

f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia

8. Penatalaksanaan Personal Hygiene


Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter,2005)
a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
1) Untuk yang masih mempunyai gigi :Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali
dalam sehari, pagi haridan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah. Bila ada gigi
berlubang,sebaiknya segera ke Puskesmas. Bila tetap ada endapan warna kuning sampai cokelat,
kirim ke Puskesmas/dokter gigi.
2 ) Bagi yang menggunakan gigi palsu : Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah
air yang mengalir. Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur, gigi tiruan/palsu tidak
dipakai dan direndam dalam air bersih.
3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :Setiap habis makan juga harus menyikat
bagian gusi dan lidah untuk membersihkan sisa makanan yang melekat.

b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :


1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk menghilangkandebu dan
kotoran yang melekat di rambut dan kulit kepala.
2) Potong kuku secra teratur.

c. Kebersihan kulit (mandi) : Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari
secara teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya mempergunakan air
hangat untuk merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan.
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga :Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata
harus dikontrol, bila tidak ada kelainan.
e. Perawatan genetalia
Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling butuh perawatan
genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko terbesar memperolehinfeksi. Pasien yang mampu
melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya sendiri. Perawat mungkin menjadi
malu untuk memberikan perawatan genitalia, terutama pada pasien yang berlainan jenis kelamin.
Dapat membantu jika memiliki perawat yang sama jenis kelamin dengan pasien dalam ruangan pada
saat memberikan perawatan genitalia. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya
infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan
personal hygiene.

9. Terapi
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien, dengan cara:
1) Bina hubungan saling percaya
2) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan diri
3) Kuatkan kemampuan pasien untuk merawat diri

b. Membimbing dan mendorong klien merawat diri


1) Bantu pasien merawat diri
2) Ajarkan keteraampilan secara bertahap
3) Buat kegiatan harian setiap hari
4) Ingatkan setiap kegiatan
5) Berikan pujian serta kegiatan positif

c. Ciptakan lingkungan yang mendukung, seperti:


1) Sediakan perlengkapan yang dibutuhkan (sabun, pasta gigi, dll)
2) Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi pasien

d. Sikap keluarga
1) Sabar dan selalu siap membantu
2) Menerima dan memuji setiap upaya pasien saat merawat diri
3) Tidak mencela/menghina pasien saat merawatan diri.
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Riwayat Keperawatan
Tanyakan tentang pola kebersihan individu sehari-hari, sarana dan prasarana yang dimiliki, serta
factor-faktor yang mempengaruhi hygiene personal individu baik factor pendukung maupun factor
pencetus.
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji hygiene personal individu, mulai dari ekstermitas atas sampai bawah.
Catat perubahan-perubahan pada area membrane mukosa, kulit, mulut,hidung, telinga, kuku kaki
dan tangan, dan rabut akibat terapi. Lakukan inspeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
Observasi kondisi membrane mukosa kulit,mulut, hidung, telinga, kuku kaki dan tangan dan rambut
(warna, tekstur )

2. Diagnosis Keperawatan
Definisi : Diagnosa keperawatan yg berhubungan dengan masalah personal hygiene anatara lain :
1. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan psikologis dan / atau psikotik.
* Gejala dan tanda mayor *
Subyektif
- Mengeluh badan terasa gatal
- Mengeluh kulit nya lengket
Objektif
- Kulit tampak kotor
- Kulit tampak lengket

3. Intervensi / perencanaan keperawatan


Aadalah segala pengobatan yg di lakukan atau di kerjakan oleh perawat yg di dasarkan pada
pengetahuan dan 25 penilaian klinis untuk mencapai luaran ( outcome ) yg di harapkan.

4. Implementasi Keperawatan
Merupakan tindakan-tindakan yang dilaksanakan untuk mengatasi keluhan pasien berdasarkan
intervensi-intervensi yang telah dibuat.
5.Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan personal hygiene berdasarkan kriteria
hasil pada tujuan keperawatan yaitu:
a) Pasien mampu berpakaian dan berpenampilan rapi secara mandiri
b) Kebutuhan personal hygiene pasien : mandi terpenuhi
c) Pasien mampu mandi secara mandiri/dibantu
DAFTAR PUSTAKA

Tarwoto, Wartona. 2015.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan


.Jakarta: Salemba Medika.

Musrifatul Uliyah. 2012.Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya : Health-BooksPublishing

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Edisi 1

PPNI. 2018. Standar intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan edisi 1
jakarta. DPP. PPNI.

Anda mungkin juga menyukai