Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

MENGELOLA KLIEN DENGAN GANGGUAN

PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE

Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Dasar I

Dosen mata kuliah : Ns.Novita Wulan Sari, M.Kep

Disusun Oleh:

AQILLA SALSA PERMATANINGAJI

20101440119019

PRODI D III KEPERWATAN

STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG

T.A 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN PERSONAL HYGIENE

A. Anatomi Fisiologi Personal Hygiene

Sistem intergumen terdiri atas kulit,lapisan subkutan dibawah kulit dan perlengkapannya
seperti kelenjar dan kuku,kulit,lapisan yaitu lapisan epidermis yang terdapat pada bagian atas
yang banyak mengandung sel-sel epitel. Sel – sel epitel ini mudah sekali mengalami regenerasi
.lapisan ini tidak mengandung pembuluh darah.

Lapisan dermis yang terdiri atas jaringan otot,saraf folikel rambut dan kelenjar. Pada kulit
terdapat 2 kelenjar yaitu :
a.       Kelenjar sebasea yang menghasilkan minyak yang disebut sebum yang berfungsi meminyaki
kulit dan rambut.
b.      Kelenjar serumen yang terdapat dalam telinga yang berfungsi sebagai pelumas dan berwarna
coklat.
Lapisan hypodermis atau subkutan  terdiri dari pembuluh darah,syaraf,limfa dan jaringan
pengikat yang berisi sel lemak.jaringan lemak adalah insulator panas bagi tubuh subkutan juga
menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan stessor dan tekanan tanpa injury.
Kaki,tangan dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang khusus untuk
mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kulit termasuk adakah pertumbuhan atau luka pada
kulit bagian atas,bisa nyeri dan pada pasien normal kemampuan berjalan.kuku adalah jaringan
epitel yang tumbuh dari akar nail bad,yang terletak dikulit pada nail groove yang disembunyikan
oleh fad kulit,disebut euticle.kuku juga memiliki body nail.itu berbentuk area putih disebut
lunula di bawah kuku terdapat lapisan epitel disebut nail bed kuku yang normal dan sehat
transparan .lembut dan konveks dengan warna nail bed merah jambu penyakit dapat
mempengaruhi bentuk ketebalan dan curvature dari kulit.

B. Definisi Personal Hygiene

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal, yang artinya perorangan, dan
hygiene, yang berarti sehat. jadi, personal hygiene merupakan suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
perawatan diri adalah kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan  kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan. 
klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
(Depkes,2000).

Ukuran kebersihan atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan personal


hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan.
Perawat dapat memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik
terkait dengan waktu atau frekuensi aktivitas dan cara yang benar dalam melakukan
perawatan diri.

C. Tanda-tanda Kebutuhan terpenuhi Personal Hygiene


1. Terpenuhinya kebutuhan Personal Hygiene pasien mandi dan berpakaian
2. Terpenuhinya kebutuhan Personal Hygiene pasien perawatan kuku kaki dan tangan
3. Terpenuhinya kebutuhan Personal Hygiene pasien perawatan Rambut
4. Terpenuhinya kebutuhan Personal Hygiene pasien perawatan gigi dan mulut
5. Terpenuhinya kebutuhan Personal Hygiene pasien toileting
6. Terpenuhinya kebutuhan Personal Hygiene pasien perawatan perineum

D. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene


a) Status kesehatan
Seseorang dalam kondisi sakit atau cedera, sehingga memerlukan bedrest, apalagi
dalam waktu lama, hal ini akan mempengaruhi kemampuan seseorang memenuhi
kebutuhan personal hygiene dan tingkat kesehatan klien. Di sinilah peran perawatan
untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dan mencegah gangguan seperti
kerusakan membrane mukosa, kulit dan lain lain.
b) Budaya
Sejumlah mitos berkembang di masyarakat menjelaskan bahwa seseorang yang dalam
keadaan sakit tidak dimandikan, hal ini dikarenakan nanti penyakitnya tambah parah.
c) Status sosial-ekonomi
Seseorang dalam kegiatan pemenuhan personal hygiene yang baik memerlukan sarana
dan prasarana, seperti kamar mandi, air cukup dan bersih, peralatan ( misalnya sabun,
shampo, dan lain lain) (Nancy Roper, 2002). Hal ini membutuhkan biaya dan akan
berpengaruh seseorang dalam memenuhi dan mempertahankan personal hygiene
dengan baik.
d) Tingkat pengetahuan dan perkembangan Kedewasaan
Seseorang berpengaruh pada kualitas hidup, salah satunya pengetahuan yang lebih
baik. Pengetahuan itu penting untuk meningkatkan status kesehatan seseorang.
Sebagai contoh, agar seseorang terhindar dari penyakit kulit, maka seseorang tersebut
harus selalu menjaga kulit agar tetap bersih dengan mandi secara teratur dan
menggunakan sabun dan air bersih.
e) Cacat jasmani atau mental
Seseorang dalam kondisi cacat jasmani atau mental akan menghambat kemampuan
individu untuk melakukan perawatan pemenuhan kebutuhan diri sendiri.
f) Praktek sosial
Selama anak-anak mendapatkan praktek hygiene dari orang tua, sedangkan masa
remaja lebih perhatian pada hygiene karena pengaruh teman atau pacar. Praktik
hygiene lansia dapat berubah dikarenakan situasi kehidupan.
g) Citra tubuh
Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentingnya hygiene pada orang
tersebut. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan ketika
merencanakan perawatan dan akan berkonsultasi membuat keputusan dalam
perawatan hygiene. Contoh : klien yang telah mengalami pembedahan seperti
kolostomi selalu memperhatikan penampilan stoma dan bau fekal, maka perawat
membantu klien menjaga kebersihan area stoma dan mengurangi atau menghilangkan
bau. Sebaliknya, klien yang tidak rapi atau tidak tertarik pada hygiene maka klien
membutuhkan pendidikan pentingnya hygiene.
h) Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan kapan untuk mandi, sikat gigi
dan perawatan rambut, dan lain-lain. Klien memilih produk berbeda untuk perawatan
hygiene dan bagaimana cara melakukan hygiene. Pilihan klien membantu perawat
pengembangan rencana perawatan, hal ini tidak perlu mengubah pilihan, kecuali hal
itu tidak mempengaruhi kesehatan. Misalnya, klien diabetes harus hati-hati menjaga
kakinya bersih dan menghindari infeksi. Perawat harus menjelaskan kebutuhan
perawatan kaki yang baik dan bahan yang digunakan.
E. Gangguan Kebutuhan yang terjadi pada Personal Hygiene
a) Gangguan fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan yang sering timbul adalah gangguan
integritas kulit,gangguan membran mukosa mulut,infeksi pada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada luka.
b) Gangguan psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,aktualisasi diri dan gangguan kebutuhan
rasa nyaman, kebutuhan harga,aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

Menurut tarwoto dan wartonah (2010),Dampak terburuk ketika kebersihan diri tidak
terpenuhi Pada pasien dengan gangguan pemenuhan personal hygiene adalah gangguan fisik
berupa gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, dan gangguan fisik pada kuku. Tidak terpenuhinya kebutuhan kebersihan diri juga
berdampak pada visco sosial yang berhubungan dengan imobilisasi. gangguan tersebut
meliputi gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan 
harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

Berikut Gangguan Kebutuhan yang terjadi pada Personal Hygiene :

a) Gangguan Integritas Kulit


Gangguan integritas kulit adalah suatu kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis )
atau jaringan (18iagnose mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul
sendi dan/atau 18iagnose). (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
b) Gangguan membran mukosa
Gangguan pada indera Pengecap atau penciuman,nyeri.
c) Infeksi Mata dan Telinga
Infeksi mata adalah penyakit yang terjadi ketika ada bakteri, jamur, parasit,
atau virus yang menginfeksi mata. Infeksi dapat menyerang salah satu atau
kedua mata. Ada berbagai jenis infeksi mata yang dibedakan berdasarkan
penyebab infeksi dan bagian mata yang terinfeksi.
Infeksi telinga terjadi ketika saluran eustachius (tuba eustachius) tersumbat
atau meradang, yang menyebabkan terbentuknya cairan di telinga bagian tengah. Tuba
eustachius adalah sebuah saluran kecil yang menghubungkan telinga bagian tengah
dengan tenggorokan bagian belakang.
d) gangguan fisik pada kuku
Penyakit kuku tangan berikutnya adalah koilonikia. Penyakit ini ditandai
dengan kondisi saat kuku menjadi melengkung keluar sehingga membentuk seperti
sendok. Penyakit kuku ini dapat menjadi gejala terjadinya beberapa penyakit lain
seperti gangguan jantung, lupus, anemia kekurangan besi, dan hipotiroidisme

F. Macam-macam Personal Hygiene

Macam – macam personal hygiene meliputi :


1. Perawatan kulit kepala dan rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7.      Perawatan kulit seluruh tubuh
8.      Perawatan tubuh secara keseluruhan
9.      Perawatan gigi dan mulut

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal
MRS,No registrasi, dll.
2. Keluhan Utama
3. Riwayat kesehatan
a) Faktor yang memperngaruhi Personal Hygiene
b) Pola Kebersihan Tubuh
c) Kebiasaan Personal Hygiene (Mandi,oral care,perawatan kuku kaki dan
tangan,perawatan rambut,mata hidung,dan telinga)
4. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, kaji personal hygiene individu,mulai dari eksteremita atas
sampai bawah :
a) Rambut
Amati kondisi rambut (Warna,tekstur,kuantitas) apakah tampak kusam? Apakah
ditemukan kerontokan.
b) Kepala
Amati dengan seksama kebersihan kulit kepala, perhatikan adanya
ketombe,kebotakan,atau tanda-tanda kemerahan.
c) Mata
Amati adanya tanda-tanda ikhterus,konjungtiva anemis,sekret pada kelopak mata,
kemerahan atau gatal-gatal pada mata
d) Hidung
Amati kondisi kebersihan hidung,kaji adanya sinusitis,pendarahan hidung,tanda-
tanda flu yang tidak kunjung sembuh, tanda-tanda alergi atau perubahan pada daya
penciuman.
e) Mulut
Amati kondisi mukosa mulut dan kaji kelembapannya, perhatikan adanya lesi, tanda-
tanda radang gusi/sariawan,kekeringan atau pecah-pecah,kebersihan mulut.
f) Gigi
Amati kondisi dan kebersihan gigi,karies,gigi peceh-peceh,tidak lengkap atau gigi
palsu.
g) Telinga
Amati kondisi kebersihan telinga. Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada
telinga,lesi,infeksi atau perubahan daya pendengaran.
h) Kulit
Amati kondisi kulit (tekstur,turgor,kelembapan) dan kebersihannya,perhatikan
adanya perubahan warna kulit,stria,kulit keriput,lesi atau pruritus,dan daki kusam
berminyak.
i) Kuku tangan dan kaki
Amati bentuk dan kebersihan kuku panjang

5. Data
Untuk data terbagi menjadi dua yaitu data Subyektif dan data Obyektif
DS ( data subyektif) :
a) Malas  beraktivitas
b) Intraksi kurang
c) Kegiatan kurang
d) Pasien merasa lemah.
DO ( data obyektif) :
a) Badan dan pakaian kotor
b) Rambut kotor
c) Mulut dan gigi bau
d) Kulit kusam dan kotor
e)  Kuku kotor
B. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Perawatan Diri
2. Manajemen Kesehatan tidak efektif

C. Intervensi Keperawatan
No Dx Tujuan dan kriteria Hasil Intervensi Rasional
1 Setelah diberikan asuhan 1. Identifikasi 1. Usia yang
keperawatan selama 3 x 24 jam usia dan menunjukan
diharapkan pasien dapat melakukan budaya dalam kebiasaan
aktifitas sesuai dengan yang dapat membantu pasien
ditoleransi dengan Kriteria hasil : kebersihan 2. Membantu
- pasien dapat memelihara diri pasien dalam
kesehatan 2. Identifikasi pemenuhan
- pasien dapat meningkatkan jenis bantuan personal
kepatuhan untuk menjaga yang hygiene
kesehatan dibutuhkan 3. Membantu
- meningkatkan pengetahuan 3. Memonitor menjaga
pasien tentang memelihara kebersihan kelembapan
kesehatan kulit dan kulit dan
rambut kebersihan
rambut pasien
2 Setelah diberikan asuhan 1. identifikasi 1. memberikan
keperawatan selama 3 x 24 jam persepsi kesempatan
diharapkan pasien dapat melakukan tentang kepada pasien
aktifitas sesuai dengan yang dapat masalah untuk
ditoleransi dengan Kriteria hasil : kesehatan merasakan
- pasien Kooperatif dalam 2. memonitor memiliki
perawatan diri pelaksanaan tanggung
- kenyamanan pasien tanggung jawab
meningkat jawab 2. membantu
- fungsi sensori pasien pasien dengan
membaik memberikan
penguatan dan
umpan balik
positif jika
pasien
melaksanakan
tanggung
jawab atau
mengubah
perilakunya.
DAFTAR PUSTAKA

Muhit,Abdul dan Sandu Siyoto.2016.Pendidikan Keperawatan Gerotik.Yogyakarta:CV


ANDI OFFSET

Kasiati dan Niwayan Dwi Rosmalawati.2016.Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan


“Kebutuhan Dasar Manusia 1”.Jakarta Selatan:Pusdik SDM Kesehatan

C,Irnawati.2018.Kajian Personal hygiene.Yogyakarta:Mercubuana

Anda mungkin juga menyukai