Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PERSONAL HYGINE

Disusun Oleh :

Vivi Nurafni Septiana (113120032)


Desy Nur Annisa (113120034)
Ajeng Ciptaning Dyah (113120036)
Ruci Indra Jhaladri (113120047)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSONAL HYGIENE

A. PENGERTIAN
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan
fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan,
sesuai dengan kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000). Ukuran kebersihan atau
penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal Hygiene berbeda pada
setiap orang sakit karena terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat
memberikan informasi-informasi tentang personal hygiene yang lebih baik terkait
dengan waktu atau frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan
perawatan diri.
Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut
hygiene perorangan (Potter & Perry. 2005). Personal hygiene adalah upaya seseorang
dalam memelihara kebersihan dan kesejahteraan dirinya untuk memperoleh
kesejahteraan fisik (Muhammad, 2007).
Jadi personal hygiene adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan dan
kesehatan dirirnya.
Tujuan perawatan personal hygiene, yaitu:
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.
b. Memelihara kebersiahn diri seseorang.
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang.
d. Pencegahan penyakit.
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan.
B. FISIOLOGIS
1. Kulit
Kulit adalah organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung, ekskresi,
regulasi temperature, dan sensasi. Kulit mempunyai tiga lapisan, yaitu epidermis,
dermis, dan hypodermis (Asmadi, 2008).

1
a. Epidermis
Adalah lapisan terluar terdiri dari berbagai sel lapis yang tipis dimana ada
perbedaan dalam berbagai tingkat kematangan. Lapisan paling dalam dari sel
ini berfungsi untuk mengganti sel yang mati.
b. Dermis
Adalah lapisan yang lebih tebal yang terdiri dari sekelompok kolagen dan
fiber – fiber yang elastis untuk mendukung epidermis. Fiber syaraf,
pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, dan folikel rambut
melewati lapisan dermal. Kelenjar sebasea mensekresi sebum, minyak, cairan
odorous, hingga folikel rambut.
c. Hypodermis atau subkutan
Lapisan subkutan terdiri dari pembuluh darah, syaraf, limpa, dan jaringan
pengikatyang berisi sel lemak. Jaringan lemak adalah insulator panas bagi
tubuh. Subkutan juga menjadi pendukung lapisan kulit atas yang menahan
stressor dan tekanantanpa injury.
2. Kuku kaki dan tangan
Kaki, tangan, dan kuku selalu diperuntukkan untuk memberi perhatian yang
khusus untuk mencegah infeksi. Apakah ada luka pada kaki termasuk adakah
pertumbuhan atau luka pada kulit bagian atas, bisa nyeri dan pada pasien normal
kemampuan berjalan. Kuku adalah jaringan epitel yang tumbuh dari akar nail
bed, yang terletak di kulit pada nail groove, yang disembunyikan oleh fold kulit,
disebut cuticle, kuku juga memilki badan kuku, itu berbentuk area putih disebut
lunula. Dibawah kuku terdapat lapisan epitel disebut nail bed. Kuku yang normal
dan sehat transparan, lembut, dan konveks dengan warna nail bed merah jambu.
Penyakit dapat memengaruhi bentuk, ketebalan, dan curvature dari kulit (Alimul,
2006).
3. Rongga Mulut
Rongga mulut dibatasi oleh membran mukosa yang berhubungan dengan kulit.
Rongga mulut terdiri dari bibir yang disekitarnya mulut yang terbuka, pipi berada
disepanjang rongga, lidah dan ototnya, hard dan soft palate. Mukosa mulut
normalnya berwarna merah jambu terang (light pink) dan lembab. Pada dasar
mulut dan area bawah lidah kaya akan pembuluh darah.tipe dari ulcer atau
trauma dapat mengakibatkan perdarahan. Ada 3 kelenjar saliva yang

2
mensekresikan 1 liter saliva perhari. Kelenjar buccal ditemukan pada mukosa
yang membatasi pipi dan mulut yang mencegah hygiene dan kenyamanan pada
jaringan oral (Alimul, 2006).
Gigi adalah organ mengunyah, atau mastication. Mereka didesain untuk
memotong, menyobek, dan mematahkan makanan sehingga dapat dicampur
dengan saliva dan ditelan. Gigi yang normal terdiri dari kepala, leher, dan akar.
Gigi yang sehat terlihat putih, bersinar, dan berdiri sendiri. Kesulitan mengunyah
dapat berkembang sewaktu sekeliling gusi menjadi inflamasi atau infeksi atau
ketika gigi tanggal. Oral hygiene yang teratur dibutuhkan untuk menjaga
integritas area gigi dan untuk mencegah gingivitis, atau inflamasi gusi (Alimul,
2006).
4. Rambut
Pertumbuhan rambut, distribusi, dan pola dapat mengindikasikan status
kesehatan orang secara umum. Perubahan hormone, emosional, dan stress fisik,
umur, infeksi, dan penyakit tertentu dapat memengaruhi karakteristik rambut
(Syaifuddin, 2004).
5. Mata, Telinga, dan Hidung (Potter & Perry, 2012)
a. Perawatan mata secara umum tidak ada perawatab khusus yang diperlukan
untuk mata karena mata secara terus menerus dibersihkan oleh air mata,
kelopak mata, dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing.
b. Perawatan telinga. Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran bila substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal telinga
luar yang mengganggu konduksi suara. Hygiene telinga dengan cara
membersihkan telinga secara teratur dan jangan mengorek telinga dengan
benda tajam.
c. Perawatan Hidung. Hidung selain berfungsi sebagai indra penciuman, tetapi
juga memantau suhu dan kelembaban udara yang dihirup serta mencegah
masuknya partikel asing ke dalam system pernafasan. Akumulasi sekresi yang
mengeras di dalam lubang hidung dapat merusak sensasi olfaktori dan
pernafasan. Secara tipikal, perawatan hygiene hidung dengan membersihkan
hidung secara teratur.
C. ETIOLOGI
a. Gangguan kognitif
b. Penurunan motivasi

3
c. Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)
d. Kelemahan
e. Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri
f. Kurangnya pengetahuan dan informasi
g. Keterbatasan biaya
h. Lingkungan yang tidak mendukung
i. Tidak adanya fasilitas yang memadai

Menurut Tarwoto Wartonah factor-factor yang mempengaruhi personal hygiene


adalah:
a. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya.
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh
individu. Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Kebiasaan keluarga, jumlah orang di rumah, dan ketersediaan air panas atau air
mengalir hanya merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan
personal hygiene. Praktik personal hygiene pada lansia dapat berubah dikarenakan
situasi kehidupan, misalnya jika mereka tinggal dipanti jompo mereka tidak dapat
mempunyai privasi dalam lingkungannya yang baru. Privasi tersebut akan mereka
dapatkan dalam rumah mereka sendiri, karena mereka tidak mempunyai
kemampuan fisik untuk melakukan personal hygiene sendiri.
c. Status sosio ekonomi
Seseorang memerlukan alat dan bahan untuk kebersihan pribadi seperti sabun,
pasta gigi, sikat gigi, sampo dan alat mandi yang semuanya memerlukan uang
untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah
cukup. Seseorang harus termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Seringkali
pembelajaran tentang penyakit atau kondisi yang mendorong individu untuk

4
meningkatkan personal hygiene. Misalnya pada pasien penderita diabetes melitus
harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
e. Budaya Kepercayaan
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi personal hygiene. Orang dari latar
kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang berbeda.
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu maka tidak boleh dimandikan
f. Kebiasaan seseorang
Setiap individu mempunyai pilihan kapan untuk mandi, bercukur dan melakukan
perawatan rambut. Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu
dalam perawatan diri seperti penggunaan shampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit, tentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.

D. TANDA DAN GEJALA PERSONAL HYGIENE


Tanda dan gejala personal hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter,
2005):
a. Kepala dan rambut
1) Rambut berketombe
2) Rambut berkutu
3) Kulit kepala kotor
4) Rambut yang mudah rontok
5) Rambut yang kusam
b. Perawatan mata
1) Penglihatan menjadi ganda
2) Bintik hitam atau ada daerah yang gelap
3) Sakit pada mata
4) Terlihat ada warna atau terang di sekitar ujung-ujung objek
5) Mata yang kemerahan
6) Tiba-tiba kehilangan kemampuan melihat dengan jelas
c. Perawatan hidung
1) Terjadi flu/pilek
2) Terjadi perubahan penciuman
3) Hidung kotor

5
4) Terjadi alergi
d. Perawatan telingga
1) Telinga kotor
2) Terjadi infeksi
e. Perawatan kuku kaki dan tangan
1) Kuku kotor/hitam
f. Perawatan genetalia
1) Genetalia kotor
2) Terjadi penyakit genetalia

E. PATHWAY
ETIOLOGI

Gangguan Kognitif

Penurunan Motivasi

Kendala lingkungan (ketidaksediaan sarana dan prasarana)

Kelemahan

Karena sakit, sehingga tidak mampu melakukan sendiri

Kurangnya pengetahuan dan informasi

Keterbatasan biaya

Lingkungan yang tidak mendukung

Tidak adanya fasilitas yang memadai

PATOFISIOLOGI
6
TANDA DAN GEJALA

Fisik

Badan bau Rambut dan kulit kotor kuku panjang dan kotor gigi kotor dan mulut
bau

Psikologi

Malas, tidak ada inisiatif menarik diri merasa rendah diri

Social

Interaksi kurang, cara makan berantakan dan BAB sembarangan

DEFISIT KEPERAWATAN DIRI

Pengaturan kegiatan sehari-hari seseorang meningkatkan kualitas


seseorang sehingga permasalahan-permasalahan yang tadinya terjadi
dapat terangsur-angsur berkurang

7
F. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSONAL HYGIENE
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya mempengaruhi kebersihan diri misalnya
karena adanya perubahn fisik sehingga individu tidak peduli terhadap
kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperrti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk penyediaan.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes melitus harus
selalu menjaga kebersihan kaki.
e. Budaya
Budaya mempengaruhi kebersihan diri seseorang, sebagai contoh orang di benya
Eropa pada umumnya mandi sekali seminggu, karena cuaca di Eropa yang
memang dingin namun orang yang berada di pedesaan yang biasa mandi di sungai
memungkinkan memiliki personal hygiene buruk.
f. Kebiasaan seseorang
Tiap individu memiliki kebiasaan tersendiri kapan dia ingin memotong rambut,
menggunting kuku atau bahkan keinginan untuk mandi 2 kali sehari/tidak mandi.
g. Kondisi fisik
Orang sakit pada umumnya lebih membutuhkan kebersihan diri. Pada orang
dengan luka terbuka personal hygiene perlu lebih berhati-hati.

G. MACAM-MACAM GANGGUAN YANG MUNGKIN TERJADI


a. Masalah pada kulit.
1. Kulit kering disenabkan karena kurang cairan. Biasanya lebih terlihat pada
kilit tangan, lengan, kaki dan wajah.
2. Jerawat: inflamantory, erupsi kulit papulopostular.
3. Hirsutisme: pertumbuhan rambut badan dan muka yang berlebihan terutama
pada wanita.

8
4. Ruam kulit (erithema): terjadi karena paparan matahari berlebihan, pelembab
atau reaksi alergi.
5. Dermatitis: kontak inflamasi kulit ditandai dengan letusan eritema pruritis,
nyeri dan lesi bersisik.
6. Abrasi: lapisan epidermis yang hancur atau terpotog sehingga terjadi
perdarahan lokal dan mengeluarkan cairan serosa.
b. Masalah pada kaki dan kuku
1. Kalus: bagian epidermis mengeras, terdiri dari masa sel tanduk dan kerototik.
Terjadi pada area permukaan kaki atau telapak.
2. Katimumul: disebabkan tekanan dari sepatu dan friksi. Terjadi dia area jari
kaki dan penonjolam tulang. Biasanya berbentuk bulat, lonjong/kerucut.
3. Plantar wart: luka menjamur pada tumit kaki karena virus papiloma.
4. Fisura: sering terjadi diantara jari kaki disebabkan oleh kulit yang kering dan
pecah-pecah.
5. Tinea pedis: disebabkan jamur pada kaki, keretakan kulit antara jari kaki
dengan tumit.
6. Ingrown toenail: disebabkan karena salah pemotongan kuku dapat
menimbulkan nyeri.
c. Masalah pada mulut
1. Karies gigi: tumbuhnya lubang merupakan kerusakan email gigi yang
berhubungan dengan kekurangn kalsium.
2. Plak: plak, transparan yang melekat pada gigi. Plak mencegah dilusi asam
normal; dan netralisasi karena asam akan merusak gigi.
3. Penyakit periodontal: merupakan penyakit jaringan sekitar gigi. Penyakit
seperti deficit kalkulus, gingival bengkak, peradangan dan alveolar hancur.
4. Halitosis: disebut juga bau nafas yang disebabkan oleh intake makanan
tertentu dan infeksi. Halitosis juga disebabkan karena kondisi sistemik karena
penyakit liver dan diabetes.
5. Keilosis: timbulnya bibir retak. Disebabkan saliva berlebih, nafas mulut dan
defisiendi riboflavin.
6. Stomatitis / sariawan
Disebabkan oleh tembakau, defisiensi vitamin, infeksi bakteri atau virus dan
kemoterapi.
7. Glositis/peradangan lidah: disebabkan oleh infeksi/cedera, luka bakar/gigitan.

9
8. Gingginvitis/peradangan gusi: defisiensi vitamin dan personal hygiene yang
buruk.
d. Masalah pada rambut
1. Ketombe: pelepasan kulit kepala yang disertai rasa gatal. Dapat disebabkan
karena bersampo yang tidak teratur.
2. Alpoesia/kehilangan rambut: dapat disebabkan penggunaan alat pelurus
rambut, pengikat rambut dan pemakaian produk pembersih rambut yang
tidak cocok. Alopesia terlihat dibagian perifer tumbuhnya rambut.
3. Pediculosis capitis/kutu pada rambut.
Kutu ini menghisap darah dan meninggalkan telurnya. Penderita akan merasa
gatal sekali saat kutu menghisap dan akan timbul bintik hemoragik.
4. Pediculosis sorporis: yaitu kutu pada badan, seperti diketiak.
5. Pediculosis pubis: yaitu kutu pada daerah genitalia.

H. PENATALAKSANAAN PERSONAL HYGIENE


Penatalaksanaan Personal Hygiene adalah sebagai berikut (Perry dan Potter, 2005)
a. Kebersihan mulut dan gigi dijaga dengan :
1) Untuk yang masih mempunyai gigi :
Menyikat gigi secara teratur sekurang-kurangnya dua kali dalam sehari, pagi
hari dan malam sebelum tidur, termasuk bagian gusi dan lidah. Bila ada gigi
berlubang, sebaiknya segera ke puskesmas. Bila tetap ada endapan warna
kuning sampai cokelat, kirim ke puskesmas/dokter gigi.
2) Bagi yang menggunakan gigi palsu :
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi perlahan-lahan di bawah air yang mengalir.
Bila perlu dapat digunakan pasta gigi. Pada waktu tidur, gigi tiruan/palsu tidak
dipakai dan direndam dalam air bersih.
3) Bagi mereka yang tidak mempunyai gigi sama sekali :
Setiap habis makan juga harus menyikat bagian gusi dan lidah untuk
membersihkan sisa makanan yang melekat.

b. Kebersihan kepala, rambut dan kuku :


1) Cuci rambut secara teratur paling sedikit dua kali seminggu untuk
menghilangkan debu dan kotoran yang melekat di rambut dan kulit kepala.
2) Potong kuku secra teratur.

10
c. Kebersihan kulit (mandi) :
Usaha untuk membersihkan kulit dapat dengan cara mandi setiap hari secara
teratur, paling sedikit dua kali sehari. Pada saat mandi lansia sebaiknya
mempergunakan air hangat untuk merangsang peredaran darah dan mencegah
kedinginan, menggunakan
d. Kebersihan mata, hidung, dan telinga:
Mengkonsultasikan diri ke dokter. Setiap dua tahun mata harus dikontrol, bila
tidak ada kelainan.
e. Perawatan genetalia
Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang paling
butuh perawatan genitalia adalah pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi.
Pasien yang mampu melakukan perawatan diri dapat diizinkan untuk melakukannya
sendiri. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya infeksi,
mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan serta
mempertahankan personal hygiene.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN UTAMA YANG MUNCUL


1. Defisit perawatan diri: mandi b/d hambatan mobilitas
2. Defisit perawatan diri: berpakaian b/d penurunan  motivasi ditandai dengan
penampilan tidak rapi
3. Defisit perawatan diri: eleminasi b/d hambatan mobilitas ditandai dengan tidak
mampu ke toilet sendiri.
4. Defisit perawatan diri: makan b/d nyeri ditandai dengan tidak mampu menelan
makanan

11
J. RENCANA TINDAKAN
No. Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Defisit perawatan NOC : Perawatan diri : mandi NIC: Bantuan perawatan : 1. Menyiapkan untuk meningkatkan
diri: mandi b/d Setelah dilakukan asuhan Mandi/Kebersihan kemandirian
hambatan mobilitas keperawatan, pasien mampu 1. fasilitasi pasien untuk mandi 2. Pasien mungkin membutuhkan berbagai
mempertahankan kebersihan diri sendiri bantuan dalam persiapan mandi
(mandi), dengan kriteria hasil: 2. meletakkan aksesoris untuk 3. Menambah pengetahuan pasien dan
1. Mandi di bak mandi mandi seperti sabun, sikat gigi, keluarga mengenai perawatan diri yang
2. Mandi dengan bersiram sampo di dekat pasien tepat
3. Mencuci wajah 3. berikan bantuan sampai pasien
4. Mengeringkan badan bisa mandi secara mandiri
4. Libakan keluarga
Defisit perawatan NOC: Perawatan diri : Berpakaian NIC: Bantuan perawatan : 1. Menyiapkan untuk meningkatkan
diri: berpakaian b/d Setelah dilakukan asuhan Berpakaian/berdandan kemandirian
penurunan  motivas keperawatan, pasien mampu 1. Kaji hambatan partisipasi 2. Pasien mungkin membutuhkan berbagai
i ditandai dengan mempertahankan kebersihan diri dan dalam perawatan diri bantuan dalam persiapan memilih
penampilan tidak kerapian, 2. Bantu pasien memilih pakaian pakaian
rapi dengan kriteria hasil: 3. Jelaskan tentang cara – cara 3. Menambah pengetahuan pasien dan
1.   Penampilan rapi personal hygiene yang tepat keluarga mengenai perawatan diri yang
2.   Rambut rapi dan bersih 4. Libatkan keluarga tepat
3.    Mampu memakai pakaian dan 4. Memberikan kesempatan kepada

12
berhias secara mandiri keluarga untuk membantu pasien dan
memberikan motivasi
Defisit perawatan NOC: Perawatan diri : Eliminasi NIC: Bantuan perawatan: 1. Mngetahui kebiasaan pasien dalam
diri: eliminasi b/d Setelah dilakukan asuhan Eliminasi toileting
hambatan mobilitas keperawatan, pasien mampu 1. Kaji budaya pasien ketika 2. Hambatan mobilitas menyebabkan
ditandai dengan melakukan aktivitas eleminasi secara mempromosikan aktivitas pasien tidak mampu melakukan
tidak mampu ke tepat, dengan kriteria hasil: perawatan diri perawatan diri secara mandiri
toilet sendiri 1.   Pasien mampu duduk dan turun 2. Bantu pasien ke toilet 3. Mengetahui pentingnya personal
dari toilet 3. Berikan pengetahuan tentang hygiene bagi pasien
2.    Pasien mampu membersihkan personal hygiene 4. Memberikan kesempatan kepada
diri setelah eleminasi secara 4. Libatkan keluarga keluarga untuk membantu pasien
mandiri/dibantu
Defisit perawatan NOC: Perawatan diri : Makan NIC: Bantuan perawatan : 1. Makanan disesuaikan dengan kondisi
diri: makan b/d Setelah dilakukan asuhan Mandi/Kebersihan klien
nyeri ditandai keperawatan, pasien mampu makan 1. Identifikasi diet yang 2. Pasien mungkin kesulitan mengambil
dengan tidak secara mandiri dan tepat, dengan diresepkan makanan sendiri
mampu menelan kriteria hasil: 2. Bantu pasien menyiapkan 3. Menambah wawasan pasien dan
makanan 1. Pasien mampu mengambil makanan yang lunak keluarga tentang persoal hygiene:
makanan sendiri 3. Jelaskan tentang personal makan
2. Pasien mampu makan sendiri hygiene tentang pola makan 4. Memberikan kesempatan kepada
dengan rapi 4. Kolaborasikan dengan keluarga keluarga untuk membantu pasien
3. Pasien mampu mengungkapkan

13
kepuasan makan

14
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Yuli Permita. 2012. Laporan Pendahuluan Personal Hygiene


Widiarti. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya : Health-Books
Publishing.
Nanda Internasional 2017. Diagnosa keperawatan Definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta ; EGC
Perry & Potter. 2005. Fundamental keperawatan edisi 4, volume 1. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Saryono dan Anggriyani. 2010. Kebutuhan Dasar Menusia (KDM). Yogyakarta : Nuha
Medika.
Wartonah, Tarwoto.2006. “Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan”.
Jakarta : Salemba Medika.

15

Anda mungkin juga menyukai