Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pendahuluan

Kebutuhan Kebersihan dan Perawatan Diri

Disusun dalam rangka memenuhi tugas

stase Keperawatan Dasar

Di susun oleh:

NAMA: IRNAYANTI

NIM: 14420202160

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2021
A. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia
1. Definisi
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti personal
yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Personal Hygiene
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Wartonah, 2004).
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan
untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis
(Alimul, 2006).
2. Etilogi
Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1) Faktor Predisposisi
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
b. Biologis penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu melakukan perawatan diri.
c. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan
perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.
2) Faktor presipitasi
Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi
yang dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri.
antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik
sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal
hygiene.
c. Status sosial-ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Misalnya pada pasien penderita Diabetes Millitus ia harus
selalu menjaga kebersihan kakinya.
3. Manifestasi Klinis
Menurut Depkes (2010), manifestasi klien dengan kebutuhan dan
kebersihan perawatan diri adalah sebagai berikut :
1) Fisik
a. Kulit kepala kotor, rambut kusam dan acak-acakan.
b. Hidung dan telinga kotor.
c. Gigi kotor disertai mulut bau.
d. Kulit kusam dan tidak terawatt
e. Kuku panjang dan tidak terawatt
f. Badan kotor, bau dan pakaian kotor.
g. Penampilan tidak rapi
2) Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3) Sosial
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berprilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur.
e. BAB/BAK disembarangan tempat.

4. Fisioligi Sistem
Sistem yang berperan dalam kebersihan dan perawatan diri
adalah sebagai berikut:
1) Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung
dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur
temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang
adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Tujuan perawatan kulit
adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh bebas bau badan ,
pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan
sejahtera serta dapat berpartisipasi dan memahami metode
perawatan kulit.
2) Mandi
Memandikan pasien merupakan perawatan diri total. Mandi
dapat dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi
ditempat tidur yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan
ketergantungan total dan memerlukan personal higiene total.
3) Hygiene mulut
Pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut secara mandiri, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu
kering atau teriritasi dan menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini
dapat meningkat akibat penyakit atau medikasi yang digunakan
pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap hari dan
bergantung terhadap keadaan.Tujuan perawatan mulut pasien
adalah pasien akan memiliki mukosa mulut yang terhidrasi dengan
baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan
melalui mulut.
4) Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung
dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit
atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara
perawatan rambut sehari-hari. Tujuan perawatan rambut adalah
pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan
sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri,dan pasien
dapat berpartisifasi dalam melakukan praktik perawatanrambut.
5) Kuku
Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan
personal hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam
tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kukuseharusnya tetap dalam
keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama
mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan
kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit
yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih.
6) Genitalia 
Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap.
Pasien yang paling butuh perawatan genetalia yang teliti adalah
pasien yang beresiko terbesar memperoleh infeksi.
Tujuan perawatan genitalia adalah untuk mencegah terjadinya
infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan
kenyamanan serta mempertahankan personal higiene
5. Terapi
a. Meningkatkan kesadaran dan percaya diri klien.
b. Ciptakan lingkungan yang mendukung.
c. Sikap keluarga.
d. Membantu klien untuk melakukan perawatan diri.
6. Penatalaksanaan
Tindakan keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit
yang mengalami atau beresiko terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut
khususnya pada daerah yang mengalami tekanan (tonjolan). Dengan
tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat
tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien
dengan cara mencuci dan menyisir rambut. Tujuannya adalah
membersihkan kuman yang ada pada kulit kepala, menambah rasa
nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit dan
memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit. Tindakan
keperawatan pada pasien dengan cara membersihkan dan menyikat
gigi dan mulut secara teratur. Tujuan perawatan ini mencegah infeksi
pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut, membantu
menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Tindakan keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku
secara sendiri. Tujuannya adalah menjaga kebersihan kuku dan
mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat garukan dari kuku.
B. Konsep Aspek Legal Etik Keperawatan
1. Pengertian
Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan
diatur dalam kode etik keperawatan.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan. Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat
sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja
membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-
masalah kesehatan tentu harus juga bisa diandalkan.
International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja
kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang
Professional, Ethical and Legal Practice, bidang Care Provision and
Management dan bidang Professional Development “Setiap profesi pada
dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu kompetensi yang diperoleh
melalui pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual yang bermakna dalam
melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting kepada
masyarakat”. (Budi Sampurna, Pakar Hukum Kesehatan UI 2006),
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang
batasan legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek
keperawatan, pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung
pemikiran kristis perawat. Perawat perlu memahami hukum untuk
melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah. Perawat tidak
perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar pemahaman
terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan
keperawatan yang profesional.

2. Isi dari prinsip – prinsip legal dan etik


1. Autonomi (Otonomi)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa
dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang
lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau
dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara
rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu
yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya.
2. Beneficience (Berbuat Baik)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan,
penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri
dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi
konflik antara prinsip ini dengan otonomi.
3. Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil
terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan. Nilai inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapiyang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
4. Non maleficience (Tidak Merugikan)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan
psikologis pada klien.
5. Veracity (Kejujuran)

Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh


pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.

6. Fidellity (Metepati Janji)


Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien.
7. Confidentiality (Kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien
harusdijaga privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien.
8. Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan
seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa
terkecuali
9. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang
berarti telah mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan
“consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin.  Jadi “informed
consent” mengandung pengertian suatu persetujuan yang diberikan setelah
mendapat informasi. Dengan demikian “informed consent” dapat
didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh pasien dan atau
keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang akan
dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan personal hygiene
adalah sebagai berikut:
1) Riwayat keperawatan
Kebiasaan personal hygiene (mandi, oral care, perawatan kuku dan
kaki, perawatan rambut, mata, hidung, telinga, dan perineal care)
2) Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
3) Riwayat masalah membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga,
kuku, kaki, rambut
4) Pola kebersihan tubuh
5) Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
6) Pemeriksaan Fisik :
a. Rambut
a) Amati kondisi rambut.
b) Keadan rambut yang mudah rontok.
c) Keadaan rambut yang kusam.
d) Tekstur rambut.
b. Kepala
a) Amati dengan benar kebersihan kulit kepala.
b) Normosepal.
c) Ketombe.
d) Berkutu.
e) Kebersihan.
f) Apakah ada nyeri tekan.
c. Mata
a) Kesimetrisan
b) Konjungtiva ananemis.
c) Sclera aninterik.
d) Seklera pada kelopak mata.
d. Hidung
a) Perubahan penciuman.
b) Kebersihan hidung.
c) Keadaan membrana mukosa apakah ada septum deviasi.
e. Mulut
a) Keadaan mukosa mulut.
b) Kelembapan.
c) Adanya lesi.
d) Kebersihan.
f. Gigi
a) Amati kondisi mukosa mulut dan kelembaban mulut.
b) Apakah ada karang gigi.
c) Apakah ada carries.
d) Kebersihan.
g. Telinga
a) Amati telinga kanan kiri apa simetris.
b) Apakah ada lesi.
c) Perhatikan adanya serumen atau kotoran pada telinga.
h. Kulit
a) Amati kondisi kulit (tekstur,turgon,kelembaban).
b) Apakah ada lesi.
c) Apakah ada luka.
i. Kuku, Tangan, dan Kaki
a) Amati kebersihan kuku
b) Perhatikan adanya luka.
j. Tubuh secara umum
a) Amati kondisi dan kebersihan badan secara umum.
b) Perhatikan adanya kelainan pada kulit pasien

2. Diagnosis Keperawatan
Defisit perawatan diri: Mandi
1) Definisi : ketidakmampuan melakukan pembersihan diri seksama
secara mandiri
2) Batasan karakteristik
a. Ketidakmampuan mengakses kamar mandi
b. Ketidakmampuan menjangkau sumber air
c. Ketidakmampuan mengeringkan tubuh
d. Ketidakmampuan mengambil perleengkapan mandi
e. Ketidakmampuan mengatur air mandi
f. Ketidakmampuan membasuh tubuh
3) Faktor yang berhubungan
a. Ansietas
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
d. Nyeri
e. Kelemahan
Defisit perawatan diri: berpakaian
1) Definisi: Hambatan kemampuan untuk memenuhi aktivitas
berpakaian lengkap dan berhias diri
2) Batasan Karkateristik
a. Hambatan kemampuan untuk :
 Mengancingkan pakain
 Mengambil pakaian
 Mengenakan atau melepaskan sepatu atau kaos kaki
b. Ketidakmampuan untuk:
 Memilih pakaian
 Mengambil pakaian
 Mengenakan pakaian pada tubuh bagian bawah
 Mengenakan pakaian pada tubuh bagian atas
 Mengenakan sepatu atau kaos kaki
 Melepaskan sepatu atau kaos kaki
 Melepaskan pakaian
 Menggunakan resleting
c. Faktor yang berhubungan
 Penurunan motivasi
 Ketidaknyamanan
 Hambatan lingkungan
 Keletihan
 Kelemahan
 Nyeri
 Gangguan muskuloskeletal
 Ansietas berat
3. Intervensi Keperawatan
N Tujuan / kriteria hasil Intervensi
Diagnosa keperawatan
o NOC NIC
1. Defisit Perawatan Diri : Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri :
Mandi tindakan Mandi/ kebersihan :
keperawatan selama … x  Mandi: membersihkan
Definisi: diharapkan: tubuh yang berguna
Ketidakmampuan untuk relaksasi,
melakukan pembersihan NOC kebersihan, dan
diri seksama secara  Perawatan diri : Mandi penyembuhan
mandiri : kemampuan untuk  Pemeliharaan kesehatan
membersihkan tubuh mulut: pemeliharaan dan
Batasan karakteristik sendiri secara mandiri promosi higyene oral
a. Ketidakmampuan dengan atau tanpa alat dan kesehatan gigi untuk
mengakses kamar bantu pasien yang beresiko
mandi  Perawatan diri : mengalami lesi mulut
b. Ketidakmampuan Higyene: kemampuan atau gigi
menjangkau untuk  Bantuan perawatan
sumber air mempertahankan diri,mandi/hygiene:
c. Ketidakmampuan kebersihan pribadi dan membantu pasien untuk
mengeringkan penampilan yang rapi memenuhi hygiene
tubuh secara mandiri dengan pribadi
d. Ketidakmampuan atau tanpa alat bantu
mengambil
perleengkapan Kriteria hasil :
mandi  Ambulasi
e. Ketidakmampuan  Penampilan mekanik
mengatur air tubuh
mandi  Pergerakan
f. Ketidakmampuan
membasuh tubuh

Faktor yang berhubungan


a. Ansietas
b. Penurunan motivasi
c. Kendala lingkungan
d. Nyeri
e. kelemahan

2. Defisit perawatan diri: Setelah dilakukan Bantuan perawatan diri :


berpakaian tindakan Berpakaian :
keperawatan selama … x  Manajemen
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai
tujuan yang spesifik

5. Evaluasi
a. Pasien koperatif dalam perawatan diri.
b. Kebutuhan perawatan diri terpenuhi.
c. Aktivitas terpenuhi tanpa bantu atau dengan mandiri.

D. Mind Mapping & Pathway

Kebutuhan:
Perawatan diri
kemampuan untuk memenuhi aktivitas
berpakaian lengkap

Manfaat
Dampak
Kebutuhan Kebersihan Kepercayaan diri
Kepercayaan diri
dan Perawatan Diri Kebersihan diri
Harga diri rendah
Aktualisasi diri
Gangguan mental
Kesehatan mental
ansietas
penurunan motivasi

Defisit perawatan diri


Defisit perawatan Defisit perawatan Defisit perawatan Defisit perawatan
diri : mandi diri : eliminasi diri : berpakaian diri : makan

Ketidakmampuan Hambatan Ketidakmampuan


Ketidakmampuan
melakukan hygiene mengambil memakan makanan
membasuh tubuh
eliminasi yang tepat pakaian dalam jumlah memadai

Penurunan kemampuan dan motivasi


merawat diri
Daftar Pustaka

Hambatan mandi eliminasi, berpakaian


dan makan

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta
NANDA-I Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2018-2020, Ed. 11

Putri, A., Astuti, H. T., & Kurniasih, N. (2016). Pengertian dan Contoh Aspek Legal Etik Dalam
Keperawatan Anastesi. Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta .

Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai