Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PERSONAL HYGIEN DI RUANGAN


IRNA III -B

Di Susun Oleh :
Dewi susanti (2291005)

Rianto (2291003

Mutia wardani (2291015 )

Rizka agustina (2291002)

Anisa pataya ningrum (2291008)

Septi putri dewi anjani (2291018 )

I nyoman surendra p.w (2291018 )

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NAHDLAATUL WATHAN MATARAM
TAHUN 2023

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spriritual memiliki banyak kebutuhan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan dari kebutuhan yang paling dasar
seperti mandi, makan, minum, bernapas, elimininasi, reproduksi dan istirahat Manusia
memiliki kebutuhan dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang pada dasarnya
memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan
tersebutpun ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan manusia menyesuaikan diri
dengan prioritas yang ada. Jika gagal memenuhi kebutuhannya, manusia akan berpikir
lebih keras dan bergerak untuk berusaha mendapatkannya. Kebutuhan dasar manusia
merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan
keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan Kesehatan.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya
jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Departemen Kesehatan, 2000).
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis
seseorang. Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, social,
keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan
( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).
Praktik hygiene sama dengan peningkatan kesehatan. Dengan implementasi
tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga untuk melakukan tindakan
itu dalam lingkungan rumah sakit, perawat menambah tingkat kesembuhan pasien.
Dengan mengajarkan cara hygiene pada pasien, pasien akan berperan aktif dalam
meningkatkan kesehatan dan partisipan dalam perawatan diri ketika memungkinkan
(dalam Perry & Potter, 2005).
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah sepele, padahal
jika hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum.

A Tujuan
- Tujuan umum
Sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah KD II
- Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut:
1) Mampu melakukan pengkajian pada pasien
2) Mampu membuat Diagnosa keperawatan, menurut prioritas pada pasien
3) Mampu membuat rencana asuhan keperawatan pada pasien
4) Mampu menerapkan tindakan keperawatan pada pasien dan
5) Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah di laksanakan sesuai dengan tujuan
yang telah diterapkan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
B. DEFINISI
1. Definisi Personal Hygiene
Personal Hygiene berasal dari bahasa yunani yang berarti Personal yang artinya
perorangan dan Hygiene berarti sehat. Personal Hygiene adalah suatu tindakan untuk
memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis
(Wartonah, 2004),
Personal hygiene merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk
mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).
Pemenuhan personal hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan, dan
kesehatan. Kebutuhan personal hygiene ini diperlukan baik pada orang sehat maupun
pada orang sakit. Praktik personal hygiene bertujuan untuk peningkatan kesehatan
dimana kulit merupakan garis tubuh pertama dari pertahanan melawan infeksi.
Dengan implementasi tindakan hygiene pasien, atau membantu anggota keluarga
untuk melakukan tindakan itu maka akan menambah tingkat kesembuhan pasien
(Potter & Perry, 2005).
Pemeliharaan personal hygiene berarti tindakan memelihara kebersihan dan
kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikisnya. Seseorang
dikatakan memiliki personal hygiene baik apabila, orang tersebut dapat menjaga
kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, gigi dan mulut, rambut, mata,
hidung, dan telinga, kaki dan kuku, genitalia, serta kebersihan dan kerapihan
pakaiannya.Menurut Potter dan Perry (2005) macam-macam personal hygiene dan
tujuannya adalah:
1. Perawatan kulit Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai
pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur
temperature, dan sensasi, sehingga diperlukan perawatan yang adekuat dalam
mempertahankan fungsinya. Tujuan perawatan kulit adalah pasien akan
memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan
rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta dapat berpartisifasi dan
memahami metode perawatan kulit
2. Mandi memandikan pasien merupakan perawatan higienis total. Mandi dapat
dikategorikan sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur
yang lengkap diperlukan bagi pasien dengan ketergantungan total dan
memerlukan personal higiene total.
3. Hygiene mulut pasien immobilisasi terlalu lemah untuk melakukan perawatan
mulut, sebagai akibatnya mulut menjadi terlalu kering atau teriritasi dan
menimbulkan bau tidak enak. Masalah ini dapat meningkat akibat penyakit
atau medikasi yang digunakan pasien. Perawatan mulut harus dilakukan setiap
hari dan bergantung terhadap keadaan. Tujuan perawatan hygiene mulut
pasien adalah pasien akan memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik
serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut
(misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan
daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman, memahami praktik hygiene mulut
dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.
4. Perawatan Rambut penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali
tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit
atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan
rambut seharisehari. Menyikat, menyisir dan bersampo adalah cara-cara dasar
higienis perawatan rambut. Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan
memiliki rambut dan kulit kepala yang bersih dan sehat, pasien akan
mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisifasi dalam
melakukan praktik perawatan rambut.
5. Kuku Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan personal
hygiene karena berbagai kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.
Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih.
Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah.
Tujuan perawatan kaki dan kuku adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan
permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan
memahami dan melakukan metode perawatan kaki dan kuku dengan benar.
6. Genitalia
perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pasien yang
paling butuh perawatan genitalia yang teliti adalah pasien yang beresiko
terbesar memperoleh infeksi. Tujuan perawatan genitalia adalah untuk
mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia,
meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan personal higiene.

C. Etiologi / patofisologi
Etiologi Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah:
1) Faktor Predisposisi
a. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri
c. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam
perawatan diri
2) Faktor presipitasi Menurut Wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang
dapat menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. antara lain:
a. Body image Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya
b. Praktik sosial Pada anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene
c. Status sosial-ekonomi. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yqang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya
d. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien
penderita Diabetes Millitus ia harus selalu menjaga kebersihan kakinya.
Patwhy
D. Tanda dan Gejala
Adapun gejala klinis dari personal hygiene adalah sebagai berikut :
a. Kulit kepala kotor dan rambut kusam,acak-acakan
b. Hidung kotor dan telinga juga kotor
c. Gigi kotor disertai mulut bau
d. Kulit panjang dan tidak terawat
e. Kuku panjang-panjang dan tidak terawat
f. Badan kotor dan pakaian kotor
g. Penampilan tidak rapi

E. Penatalaksanaan

keperawatan dengan melakukan perawatan pada kulit yang mengalami atau beresiko
terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut khususnya pada daerah yang mengalami tekanan
(tonjolan). Dengan tujuan mencegah dan mengatasi terjadinya luka dekubitus akibat
tekanan lama dan tidak hilang. Tindakan keperawatan pada pasien dengan cara mencuci
dan menyisir rambut. Tujuannya adalah membersihkan kuman yang ada pada kulit
kepala, menambah rasa nyaman, membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
dan memperlancar sistem peredaran darah di bawah kulit. Tindakan keperawatan pada
pasien dengan cara membersihkan dan menyikat gigi dan mulut secara teratur. Tujuan
perawatan ini mencegah infeksi pada mulut akibat kerusakan pada daerah gigi dan mulut,
membantu menambah nafsu makan dan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tindakan
keperawatan pada pasien yang tidak mampu merawat kuku secara sendiri. Tujuannya
adalah menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi akibat
garukan dari kuku.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Identitas meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal
MRS, No registrasi, dll.
2. Keluhan utama
3. Riwayat keperawatan
a. Faktor yang mempengaruhi personal hygine
b. Pola kebersihan tubuh
c.Kebiasaan personal hygine (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki, perawatan rambut,
mata, hidung dan telinga
4. Pemeriksaan fisik
a.Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku,
kaki, dan rambut akibat terapi.
b. Lakukan insfeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
c.Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga,kuku,kaki, dan rambut :
warna, tekstur, turgon.
5.Data
DS ( data subyektif) :
a. Malas beraktivitas
b. Intraksi kurang
c. Kegiatan kurang
d. Pasien merasa lemah.
DO ( data obyektif) :
a. Badan dan pakaian kotor
b. Rambut kotor
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku kotor

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin akan muncul


1. Ketidakmampuan mengambil perlengkapan mandi berhubungan dengan kelemahan fisik.

C. Intervensi
Hari/tgl No Tujuan & KH intervensi Rasional
dx

- 1. Setelah diberikan asuhan 1. kaji factor 1.mengetahui


keperawatan penyebab penyebab faktor
selama…..x….. jam terjadinya defisit
diharapkan pasien dapat defisit/ perawatan diri
melakukan aktifitas sesuai kelemahan pada klien dan
dengan yang dapat 2. kaji menentukan
ditoleransi dengan Kriteria kemampuan intervensi
hasil : klien untuk selanjutnya .
-pasien koperatif dalam menggunakan 2.mengetahui
perawatan diri. alat bantu kemampuan
-kebutuhan perawatan diri 3. bantu klien klien dalam
terpenuhi dalam melakukan
- aktivitas terpenuhi tanpa kebersihan personal
bantu atau dengan mandiri badan hygiene tanpa
misalnya alat bantu
kebersihan 3. untuk
mulut , mandi memberikan
, dan rambut. rasa nyaman
4. atur posisi pada pasien
pasien setiap 4.meminimalisir
3 jam terjadinya
5. anjurkan dekubitus pada
pasien untuk pasien
beraktifitas 5. memberikan
6. ajarkan kemampuan
keluarga untuk
pasien untuk mengeluarkan
melakukan energi
perawatan 6. mengajarkan
diri untuk kepada keluarga
merawat pasien dirumah.
seperti: 7. menentukan
mandi , terapi yang
keramas dan cocok diberikan
gosok gigi . ke pasien .
7. kalaborasi
dengan ahli
fisioterapi
dalam
pemberian
terapi kepada
pasien

D. Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervensi

E. Evaluasi
1. Pasien koperatif dalam perawatan diri.
2. Kebutuhan perawatan diri terpenuhi.
3. Aktivitas terpenuhi tanpa bantu atau dengan mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Widiarti. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.
Perry & Potter. 2005. Fundamental keperawatan edisi 4, volume 1. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Tarwoto, Wartona. 2002. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya : Health-
Books Publishing.
Nanda Internasional 2013. Diagnosa keperawatan Definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta ; EGC
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn “I” DENGAN DIAGNOSA MEDIS
PNEOMONIA DIRUANG IRNA IIIB RSUD KOTA MATARAM

1. Identitas
a. Identitas pasien :
Nama : Tn, I
No. Regester:
Umur: 74 tahun 11 bln 23 hri
Jenis kelmin: laki-laki
Suku/bangsa: sasak
Agama : hindu
Status merietal: Kawin
Pekerjaan : wirasuasta
Pendidikan:-
Bahasa yang digunakan:
Kiriman dari : UGD
Tanggal MRS: 23 desember 2023
Cara masuk : BPJS
Diagnosa medis: pneomonia
b. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny,m
Umur : 54 thn
Jenis kelamin : perempuan
Suku bangsa : sasak
Agama : hindu
Pekerjaan : mengurus rumah tangga
2. Keluhan
a. Keluhan utama saat masuk rumah sakit
Pasien mengatakan Batuk dan sesak
b. Keluhan utama saat di kaji
Masih merasakan sesak demam,mual muntah karna asam lambung naik dan
sesak nafas
3. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sudah mengalami batuk sejak satu tahun yg lalu akan
tetapi pasien menganggapnya tidak terlalu serius sehingga mengobatinya
hanya dengan obat-obatan diwarung dan beristirahat yg cukup ketika
batuknya kambuh
2) Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh sesak sejak 3 hari lalu dan memberat sejak tadi sore.
Batuk lama lebih dari 1 tahun hilang timbul. Demam (+) makan minum
pasien kurang karna nyeri dihuluhati sampai kedada dan banyak
dahak,mual (+) muntah dan pasien dilarikan ke IGD karna kejang-kejang
setelah dari IGD ditempatkan diruang rawat inap di ruangan IRNA 3B
3) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keluarga atau
keturunan
4) Keadaan kesehatan lingkungan
Pasien mengatakan tempat tinggalnya bersih tidak kotor karna pasien dan
keluarga tidak terbiasa dengan lingkungan kotor atau tidak bersih, terdapat
jendela yg menembus cahaya sinar matahari ke dalam kamar pasien

4. Pola sehari-hari
aktivitas sehari-hari (sebelum sakit dan saat sakit)
1) Pola presepsi dan tata laksana dan hidup sehat
-keluarga pasien mengatak pasien tidak pernah merokok pasien juga mandi
2 kali sehari akan tetapi pasien juga jarang untuk melakukan olahraga
2) Pola nutrisi dan metabolisme
- Sebelum sakit : keluarga pasien mengatakan pasien makan dan
minumnya teratur,jenis makanan yang dikonsumsi seperti ketika
makan ada nasi,sayur,dan lauknya juga ada ikan.pasien juga senang
mekanan ringan seperti snack,jajanan seribuan yang ada di tokonya
yang dia jual
- Saat sakit : keluarga pasien mengatakan makan dan mimumnya
melalui selang karna tidak dapat menelan dan diet yg di dapat dari
rumah sakit diet susu 6x200 cc dan dan diet bubur halus
3) Pola eliminasi
- Sebelum sakit :keluarga pasien mengatakan BAB nya teratur setiap
pagi wajib ke kmar mandi untuk BAB.BAK juga teratur dan banyak
karena pasien banyak minum air putih
- Saat sakit : keluarga pasien mangatakan pasien BAB 2x selama
dirumah sakit dengan konsistensi padat dan berwaarna kuning
kecokelatan
4) Pola tidur dan istirahat
- Sebelum sakit : keluarga pasien mangatakan pasien tidur dengaan
teratur ,mulai dari tidur siang dari jam 2-3 dan mlm hari mulai dari jam
10-4 subuh.
- Saat sakit : keluarga pasien mangatakan pasien tidur sehari cuma 1x
mulai dari jam 6 sore sampai dengan jam 1 mlm oleh karena itu
kluarga pasien mengatak sedikit khawatir dengan durasi tidurnya yg
tidak normal
5) Pola aktivitas dan latihan
Menggunakan tabel aktivitas meliputi
makan ,mandi,berpakaian,eliminasi,mobilisasi di tempat tidur
berpindah,ambulansi,naik tangga,serta keterangan skala dari 0-4 yaitu:
0 :mandiri
1 :dibantu sebagian
2 :dibantu orang lain
3 :dibantu orang dan peralatan
4 :ketergantungan / tidak mampu
-Sebelum sakit:
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi 
ditempat
tidur
Berpindah 
Ambulansi 
Naik tangga 

-Saat sakit:

Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi 
ditempat
tidur
Berpindah 
Ambulansi 
Naik tangga 

6) Pola hubugan dan peran


- Sebelum sakit : pasien mengatakan jika hubungan dengan keluarga dan
masyarakat sekelilingnya sangat baik, jika tetangga nya ada acara
pasien tidak pernah alfa tau tidak pernah tidak hadir untuk ikut serta
berpartisipasi baik itu pikiran maupun tenaga
- Saat sakit : pasien mengatakan saat di rumah sakit banyak keluarga yg
menjenguk nya bahkan pasien tidak pernah dalam kondisi sendirian
tanpa ada yg menunggunya
7) Pola sensori dan kognif
- Pasien mengatakan sedang mengalami gangguan pernafasan dan saat
ini pasien jg sedang batuk keras tidak berdahak yg menyebabkan sakit
ketika menelan, pasien jg tida menggunakan alat bantu seperti
kacamata untuk melihat dan alat untuk mendengar
8) Pola peresepsi dan konsep diri
- Pasien memiliki postur badan yg tinggi akan tetapi badan nya kurus,
rambutnya sudah putih beruban karna sudah tua, pasien juga sekarang
jika berjalan tidak mampu terlalu jauh
9) Pola seksual dan reproduksi
- Tidak terkaji

5. Pengkajian fisik

1) Keadaan umum : lemah


2) Tanda-tanda vital
Suhu: 37,3 C
Nadi :102 x/menit
Tekanan darah: 140/80 mmHg
Repirasi : 22 x/menit
Spo2 : 95 %
3) Pemeriksaan fisik (dari kepala s/d kaki)
a. Kepala
1. rambut
Inspeksi : Rambut berwarna putih,tampak ketombe dan simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2. kulit kepala

inspeksi : kulit kepala bersih,rambut beruban

palpasi :tidak ada benjolan,tidak ada nyeri tekan


3. wajah

inspeksi :tampak pucat, sudah kriput

palpasi : tidak ada nyeri tekan

4. mata

inspeksi :terdapat kantong mata,mata cekung

palpasi : tidak ada nyeri tekan

5. hidung

inspeksi : menggunakan selang NGT ,tampak simetris

palpasi :tidak terdapat nyeri tekan

6. mulut

inspeksi : mukosa mulut lembut,sudah tidak memiliki gigi ,bibir sedikit


pucat

palpasi :tidak ada nyeri tekan

7. telinga

inspeksi :tidak ada kotoran telinga,tampak simetris

palpasi :tidak ada nyeri tekan

8.Leher

Inspeksi: tidak ada lesi ,tidak ada pembesaran vena jugularis

Palpasi : tidak ada nyeri tekan

9. Dada

-Jantung

Inspeksi : simetris tidak terlihat denyut jantung pada dada

Palpasi : tidak ada nyeri tekan


Perkusi : suara redup

Auskultasi: suara jantung normal S1 S2 tidak ada suara tambahan

-Paru paru
Inspeksi: simetris,tidak ada luka
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
Perkusi: sonor
Auskultasi: suara ronki
10.Integumen
Kulit tampak bercak hitam dan keriput
11.genetalia
Tidak terkaji
13.Ekstermitas atas dan bawah
-Skala kekuatan oto:t 3

6. Pemeriksaan penungjang
1. Laboratorium
27 /12/2023

pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Kimia darah:
Urea H 124,7 Mg/dl 17,0-43,0
Kreatin H 1,67 Mg/dl 0,80-1,30
eGFR L 42,62 Mg//min/1,73 >90

7. Terapi medis

Nama obat Dosis rute frekuensi Fungsi


Lansoprazole 30 mg Iv /12 jam Menurunkan produksi
asam lambung dan
meredakan gejala akibat
peningkatan asam
lambung
Metformin 500 mg Oral /12 jam Mengontrol dan
menurunkan kadar gula
darah pada penderita
diabetes tipe 2
Asam mefenamat 500 mg Oral /8 jam Meredakan nyeri dan
memberi rasa nyaman
Citicoline 250 mg Iv /12 jam Mengatasi gangguan
memori atau prilaku yang
disebabkan oleh
penuaan,stroke,atau cidera
kepala
Hydrocortisone 100 mg iv /12 jam Meredakan
peradangan,mengurangi
reaksi sistem kekebalan
tubuh yang berlebihan,dan
mengatasi kekurangan
hormon kortisol
Salbutamol 15 mg Oral /8 jam Mengatasi keluhan yang
terjadi seperti batuk,sesak
nafas,hingga sesak dada
8. Analisa data

No Tanda dan gejala Etiologi Masalah


Ds:kelurga pasien mengatakan Gangguan Defisit perawatan
semua aktivitas di bantu, neuromuskular diri
mengeluh sesak
nafas,demam,nyeri uluh hati
Do:ADL dibantu total
pasien tampak pucat dan
lemas,mobilisasi di tempat tidur:
dibantu.kuku kaki dan tangan
panjang dan kotor
ttv : TD: 140/80 mmHg
N : 102
S: 37,3
RR : 95

9. Diagnosa keperawatan ( berdasarkan prioritas)


Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan neuromuskuler ditandai
dengan ADL dibantu total,mobilisasi ditempat tidur dibantu
10. Rencana tindakan
28/12/2023

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
Defisit Setelah dilakukan Observasi: Observasi
perawatan asuhan keperawatan 1.identifikasi 1.Untuk
diri selama 2x24 jam kebiasaan aktivitas mengetahui
maka diharapkan perawatan diri sesuai kebiasaaan
defisit perawatan usia pasien dalam
diri dapat teratasi, 2.monitor tingkat perawatan diri
dengan kriteria hasil kemandirian 2.mengetahui
: Teraupetik: tingkat
1.mempertahankan 3.sediakan kemandirian
kebersihan diri lingkungan yang pasien dalam
meningkat terapeutik melakukan
2.mempertahankan (mis.suasana perawatan diri
kebersihan mulut hangat,rileks,privasi) Terapeutik:
meningkat 4.fasilitasi 3.agar pasien
3.kemampuan mandi kemandirian ,bantu merasa
meningkat jika tidak mampu nyaman
4.Memposisikan melakukan perawatan 4.membantu
pasien diri pasien dalam
5.dampingi dalam melakukan
melakuakan perawatan diri
perawatan diri sampai 5.membantu
mandiri pasien dalam
Edukasi: melakukan
6. anjurkan perawatan diri
melakukan perawatan sampai
diri secara konsisten mandiri
sesuai kemampuan Edukasi:
6.membiasaka
n pasien
melakukan
perawataan
diri

11. Tindakan keperawtan

Tanggal Jam dx.kep Tindakan Paraf


keperawatan
28/12/23 3:30 Defisit Observasi:
perawatan 1.identifikasi
diri kebiasaan
aktivitas
perawatan diri
sesuai usia
2.monitor
tingkat
kemandirian
Teraupetik:
3.siapkan
keperluan
pribadi
mis.sikat gigi
dan sabun
mandi
4.dampingi
dalam
melakuakan
perawatan diri
sampai
mandiri
Edukasi:
5. anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara
konsisten
sesuai
kemampuan

12. Evaluasi:

Tanggal Jam dx.kep Evaluasi paraf


29/12/23 10:00 Defisit perawatan S:keluarga pasien
diri mengatakan pasien merasa
nyaman setelah di lakukan
tindakan.
O:sudah tidak terlihat
pucat, kuku kaki dan
tangan tampak bersih
TD : 120/80 mmHg
Nadi :88 x/menit
Suhu :36,5 c
RR: 20 x/m
SPO2 :99 %
A: masalah sudah teratasi
P: tindakan dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Widiarti. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Buku


Kedokteran EGC.
Perry & Potter. 2005. Fundamental keperawatan edisi 4, volume 1. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Tarwoto, Wartona. 2002. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Musrifatul Uliyah. 2012. Buku Ajar Kebutuhan Manusia edisi 1. Surabaya : Health-
Books Publishing.
Nanda Internasional 2013. Diagnosa keperawatan Definisi dan klasifikasi 2012-2014.
Jakarta ; EGC

Anda mungkin juga menyukai