Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

SAMPUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi Klinis
5. Pemeriksaan Fisik
6. Data Penunjang
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kebersihan sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Dalam kehidupan


sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan
karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat berpengaruh diantaranya kebudayaan, sosial,
keluarga, pendidikan. Persepsi seseorang terhadap kesehatan,serta perkembangan
( dalam Tarwoto & Wartonah 2006).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan
dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan
terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri
( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk
melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)
(Nurjannah, 2004).

Kebersihan lingkungan merupakan hal yang tak terpisahkan dari


kehidupan manusia dan merupakan unsur yang fundamental dalam ilmu
kesehatan dan pencegahan. Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan
adalah menciptakan lingkungan yang sehat sehingga tidak mudah terserang
berbagai penyakit seperti demam berdarah, muntaber dan lainnya. Ini dapat
dicapai dengan menciptakan suatu lingkungan yang bersih indah dan nyaman.

Istirahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional,


bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang
membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk
melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri atau melepaskan diri dari
segala hal yang membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan (Hidayat,
2008).

1.2 Rumusan Masalah


1. Definisi Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
2. Etiologi Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
3. Patofisiologi Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
4. Manifestasi Klinis Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
5. Pemeriksaan Fisik Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
6. Pemeriksaan Penunjang Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan
tidur

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
2. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
3. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
4. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
5. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
6. Mengetahui Prosedur hygiene, Perawatan diri, Istirahat dan tidur
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
A. Prosedur Hygiene
Menurut Depkes RI (2005) higiene adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci tangan
untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring,
membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan
secara keseluruhan. Sedang dalam Depkes RI (1994) lebih kepada upaya
penyehatan diri.
Pengertian hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan individu, maka dapat disimpulkan bahwa higiene
adalah usaha kesehatan yang preventif yang menitik beratkan kegiatannya pada
usaha kesehatan individu maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia.
Dalam kata lain, Higiene adalah ilmuyang berkaitan dengan pencegahan
penyakit dan pemeliharaan kesehatan (thesciene concerned witht heprevention
of illness and maintanance of health)(Wulan,2014).

B. Perawatan Diri
Menurut ( Depkes 2000) Salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu
keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri..
Menurut Poter. Perry (2005), perawatan diri (Personal hygiene) adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto dan Wartonah 2000).

C. Kebersihan Lingkungan dan Istirahat Tidur


- Kebersihan Lingkungan
Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja,
dan berbagaisarana umum. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara melap
jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan
masak dan peralatan makan misalnya dengan abu gosok, membersihkan kamar mandi
dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulai dari menjaga
kebersihan halaman danselokan, dan membersihkan jalan di depan rumah dari sampah

- Istirahat Tidur
Istirahat dan tidur adalah komponen esensial dari pemeriksaan fisik, mental dan
penyimpangan energi. Semua individu membutuhkan periode tertentu untuk tenang
dan mengurangi aktivitas sehingga badan akan mengembalikan energy dan
membangun stamina. Kebutuhan istirahat dan tidur dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, level perkembangan, status kesehatan, dan aktifitas.

2.2 Etiologi
a. Prosedur Hygiene
menurut Potter & Perry (2005), ada 7 faktor yang memengaruhi seseorang
untuk melakukan personal hygiene, antara lain:
- Citra Tubuh
Penampilan fisik seseorang adalah konsep subjektif dari citra tubuh.
Citra tubuh memengaruhi cara seseorang mempertahankan hygiene.
Adanya perubahan fisik yang disebabkan oleh pembedahan ataupun
penyakit, makan dibutuhkan usaha yang lebih untuk tetap
mempertahankan hygiene.
- Praktik Sosial
Kelompok-kelompok sosial dalam pergaulan seseorang dapat sangat
memengaruhi hygiene. Saat usia anak-anak, praktik hygiene didapatkan
dari orang tua. Kebiasaan hidup di rumah, kebersihan lingkungan
rumah, dan bagaimana anak diajarkan cara merawat diri. Seiring
dengan bertambahnya usia, pergaulan di sekolah akan merubah cara
praktik personal hygiene.
- Status Sosial Ekonomi
Pendapatan seseorang juga menjadi faktor yang sangat
memengaruhi hygiene. Kemampuan seseorang untuk membeli peralatan
dan bahan-bahan untuk merawat kebersihan diri dan lingkungan.
- Pengetahuan
Saat ini tidak sedikit seseorang yang tidak paham mengenai
pentingnya hygiene bagi kesehatan. Oleh karena itu, faktor pengetahuan
juga memengaruhi walaupun pengetahuan itu sendiri tidak cukup untuk
memotivasi seseorang untuk menerapkan personal hygiene dalam
dirinya.
- Kebudayaan
Kebudayaan memengaruhi personal hygiene karena cara yang
diterapkan di satu daerah dan daerah lainnya akan berbeda. Penggunaan
air untuk membersihkan diri setelah dari jamban adalah budaya yang
ada di Indonesia. Sedangkan, untuk di negara-negara luar, seperti
Jepang, China, dan Korea, cukup menggunakan tissue saja.
- Pilihan Pribadi
Setiap individu pada dasarnya punya caranya sendiri untuk melakukan
perawatan terhadap dirinya, kapan waktu yang tepat, dan dengan apa
perawatan diri itu dilakukan.
- Kondisi Fisik
Pada saat sakit, terutama sakit keras, tentu kondisi fisik akan menurun,
sehingga kemampuan untuk merawat diripun berkurang. Perlu bantuan
orang lain untuk merawar diri.

b. Perawatan Diri
Perawatan diri erat kaitannya dengan kebersihan diri (personal
hygiene), dimana hal ini perlu diperhatikan dalam kehidupan sehari-
hari karena memengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan
merupakan bagian dari penampilan dan harga diri sehingga jika
seseorang mengalami keterbatasan dalam pemenuhan kebutuhan
tersebut mungkin saja akan memengaruhi kesehatan secara umum.
Tarwoto & Wartonah (2015) menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang memengaruhi personal hygiene:
1. Citra tubuh Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan
fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik sosial Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,
maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status sosioekonomi Personal hygiene memerlukan alat dan bahan
seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, sampo, alat mandi yang
semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
4. Pengetahuan Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya
pada pasien menderita diabetes 14 melitus ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
5. Budaya Pada sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak
boleh dimandikan.
6. Kebiasaan seseorang Ada kebiasaan orang yang menggunakan
produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun,
sampo dan lain-lain.
7. Kondisi fisik atau psikis Pada penyakit tertentu kemampuan pasien
untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk
melakukannya

c. Kebersihan Lingkungan dan Istirahat Tidur


Hal yang terkecil  yang bisa di lakukan adalah dengan membuang
sampah pada tempatnya. Lingkungan yang bersih dan nyaman itu akan
membuat hati kita terasa damai. Dan dengan menjaga lingkungan agar
tetap bersih itu akan membuat kita jauh dari berbagai macam penyakit.
1. Buanglah sampah pada tempatnya
Buanglah sampah pada tempatnya. Akan lebih baik jika kita
membuangnya dengan membedakan sampah basah dengan sampah
kering, dan sampah organik dan non organik.
2. Buatlah jadwal piket
Buatlah jadwal untuk membersihkan rumah. Apabila kita tinggal
dilingkungan yang bersih, maka kita akan lebih merasa nyaman untuk
tinggal dan terhindar dari penyakit karena kotoran dan debu.

3. Biasakan membersihkan rumah


Biasakan kita untuk membersihkan kamar, kamar mandi, Dapur,
halaman rumah, selokan, dan area sekitar rumah secara rutin.

4. Membersihkan selokan-selokan
Tujuan dari membersihkan selokan adalah agar air di selokan tidak
tersumbat oleh sampah-sampah. Apabila selokan tersumbat bisa saja
akan menimbulkan aroma yang tidak sehat dan menimbulkan datangnya
serangga seperti kecoa.

5. Bakar sampah yang tertimbun


Sampah yang sudah dibuang kalau sudah banyak sebaiknya dibakar
agar tidak berterbangan dan berserakan kembali.

6. Lakukan langkah 3 M
o Menutup tempat penyimpanan air
o Menguras bak mandi secara ritun
o Mengubur barang-barang bekas

7. Selalu terapkan 3B
o Buang sampah di tempat yang sudah di sediakan
o Bersihkan segala sesuatu yang kotor
o Biasakanlah untuk hidup sehat dan bersih
2.3 Patofisiologi
- Prosedur Hygiene
Dampak yang muncul pada masalah personal hygiene
a. Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita oleh seseorang karena
tidak terperiharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telingga serta gangguan fisik
pada kuku.
b. Dampak Psikologi
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan
mencinntai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial.

- Perawatan Diri
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000) , penyebab kurang perawatan
diri adalah kelelahan fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes
(2000) dalam Mukhripah Damaiyanti (2014). Penyebab kurang
perawatan diri adalah: 1. Faktor Predisposisi
c. Perkembangan Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien
sehingga perkembangan inisiatif terganggu.
d. Biologis Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu
melakukan perawatan diri.
e. Kemampuan realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan
kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidak pedulian
dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
f. Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungan.Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi Yang merupakan faktor presipitasi defisit
perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi
atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

- Kebersihan Lingkungan dan Istirahat Tidur


- Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang sehat terkadang sering tidak kita perhatikan
karena kesibukan dalam bekerja sehingga lingkungan sekitar tidak
dijaga kebersihannya. Akibat dari lingkungan yang tidak sehat
dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, salah satu yang
mengkhawatirkan adalah deman berdarah (DBD) karena dapat
menyebabkan kematian.

- Istirahat Tidur
Salah satu model yang digunakan untuk menjelaskan patofisiologi
gangguan tidur adalah model neurokognitif. Model ini
menerangkan bahwa faktor predisposisi, presipitasi, perpetuasi,
dan neurokognitif adalah faktor-faktor yang mendasari
berkembangnya insomnia dan menjadikannya gangguan kronik.
Model lain yang bisa digunakan untuk adalah
model psychobiologic inhibition, yang menunjukkan bahwa tidur
yang baik membutuhkan otomatisasi dan plastisitas. Otomatisasi
artinya bahwa inisiasi tidur dan maintenance tidur bersifat
involunter, yang dikendalikan oleh homeostatis dan regulasi
sirkadian. Plastisitas adalah kemampuan sistem tubuh untuk
mengakomodasi berbagai kondisi lingkungan. Pada kondisi
normal, tidur terjadi secara pasif (tanpa atensi, niat, atau usaha).
Situasi hidup yang penuh dengan stres bisa memicu berbagai
respon arousal fisiologis dan psikologis, yang menimbulkan
inhibisi terhadap de-arousal yang berhubungan dengan tidur dan
menimbulkan gejala gangguan tidur
2.4 Manifestasi Klinis
- Prosedur Hygiene
Fisik
- Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
- Hidung kotor telingga juga kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Kuku panjang dan tidak terawatt
- Badan kotor dan pakaian kotor
- Penampilan tidak rapi
Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarik,diri,isolasi
- Merasa tidak berdaya,rendah diri dan hina
Social
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berprilaku sesuai norma, missal : cara makan
berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/sikat
gigi tidak dapat berpakaian sendiri

- Perawatan Diri
Fisik
- Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
- Hidung kotor telingga juga kotor
- Gigi kotor disertai mulut bau
- Kuku panjang dan tidak terawatt
- Badan kotor dan pakaian kotor
- Penampilan tidak rapi
Psikologis
- Malas, tidak ada inisiatif
- Menarik,diri,isolasi
- Merasa tidak berdaya,rendah diri dan hina
Social
- Interaksi kurang
- Kegiatan kurang
- Tidak mampu berprilaku sesuai norma, missal : cara makan
berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/sikat
gigi tidak dapat berpakaian sendiri

- Istirahat dan Tidur


- Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai mual, muntah, rasa
kepala berat, nafsu makan turun, lidah pucat,lelah,nadi
lemah,pusing (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur,mulut
pahit dan mata merah dan gelisah

2.5 Pemeriksaan Fisik


- Prosedur Hygiene
Menurut Wahit Iqbal Mubarak dkk,2015 terdapat beberapa macam
penata laksana personal hygiene, yaitu:
a. Personal hygiene pada kulit Cara merawat kulit sebagai berikut: 1)
Mandi minimal dua kali sehari/ setelah beraktifitas
b. Gunakan sabun yang tidak bersifat iritatif
c. Jangan gunakan sabun mandi untuk wajah
d. Menyabuni seluruh tubuh terutama daerah lipatan kulit, misalnya
sela-sela jari, ketiak dan belakang telinga.
e. Mengeringkan tubuh dengan handuk yang lembut dari wajah,
tangan, badan, hingga kaki. b. Personal hygiene pada kuku dan kaki
Cara merawat kuku: 1) Kuku jari tangan dapat di potong dengan
pengikir atau memotong dalam bentuk oval(bujur) atau mengikuti
bentuk jari.
f. jangan memotong kuku terlalu pendek karena bisa melukai selaput
kulit dan kulit di sekitar kuku.
g. Jangan membersihkan kotoran di balik kuku dengan benda tajam,
sebab akan merusak jaringan di bawah kuku.
h. Potong kuku seminggu sekali atau sesuai kebutuhan.
i. Khusus untuk jari kaki sebaiknya kuku di potong segera setelah
mandi atau di rendam dengan air hangat terlebih dahulu.
j. Jangan menggigiti kuku karena akan merusak bagian kuku.
k. Personal hygiene pada rambut Cara merawat rambut:
o Cuci rambut 1-2 kali seminggu (sesuai kebutuhan) dengan
memakai sampo yang cocok.
- Perawatan Diri
Personal hygiene pada mata Cara merawat mata:
1) Usaplah kotoran mata dari sudut mata bagian dalam kesudut bagian
luar
2) Saat mengusap mata gunakanlah kain yang paling bersih dan lembut
3) Lindungi mata dari kemasukan debu dan kotoran
4) Bila menggunakan kacamata, hendaklah selalu dipakai
5) Bila mata sakit cepat periksakan kedokter
Personal hygiene pada hidung Cara merawat hidung:
1) Jaga agar lubang hidung tidak kemasukan air atau benda kecil
2) Jangan biarkan benda kecil masuk kedalam hidung
3) Sewaktu mengeluarkan debu dari lubang hidung, hembuskan secara
perlahan dengan membiarkan lubang hidung terbuka. 17
4) Jangan mengeluarkan kotoran dari lubang hidung dengan
menggunakan jari karena dapat mengiritasi mukosa hidung.
Personal hygiene pada gigi dan mulut Cara merawat hidung dan mulut :
1) Tidak makan-makanan yang terlalu manis dan asam
2) Tidak menggunakan gigi atau mencongkel benda keras.
3) Menghindari kecelakaan seperti jatuh yang menyebabkan gigi patah.
4) Menyikat gigi sesudah makan dan khususnya sebelum tidur.
5) Menyikat gigi dari atas kebawah dan seterusnya
6) Memakai sikat gigi yang berbulu banyak, halus dan kecil.
7) Memeriksa gigi secara teratur setiap enam bulan.
Personal hygiene pada telinga Cara merawat telinga :
1) Bila ada kotoran yang menyumbat telinga keluarkan secara perlahan
dengan menggunakan penyedot telinga
2) Bila menggunakan air yang disemprotkan lakukan dengan hati-hati
agar tidak terkena air yang berlebihan
3) Aliran air yang masuk hendaklah diarahkan kesaluran telingan dan
bukan langsung kegendang telinga.
4) Jangan menggunakan alat yang tajam untuk membersihkan telinga
karena dapat merusak gendang telinga.
Personal hygiene pada genetalia Cara merawat genetalia:
1) Wanita: perawatan perineum dan area genetalia eksterna di lakukan
pada saat mandi 2x sehari
2) Pria: perawatan di lakukan 2x sehari pada saat mandi. Pada pria
terutama yang belum di sirkumsisi karena adanya kulup pada penis
yang menyebabkan urine mudah terkumpul di sekitar gland penis yang
lama kelamaan dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit seperti
kanker penis.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


- Prosedur Hygiene
program Jamkesmas. Program jamkesmas merupakan upaya
pemerintah untuk memenuhi hak pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin sebagaimana diamanatkan Undang Undang Dasar 1945 pasal
28H dan Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

- Perawatan Diri
a. Pemeriksaan laboratorium Meliputi : pemeriksaan darah rutin,
pemeriksaan urin rutin, pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan
serologi.
b. Pemeriksaan radiagnostik (x-foto tulang belakang, x–foto kpeal
dsb)
c. Pemeriksaan penunjang yang lain ( CT Joan , LP) 8) Diagnosa
Banding
a. Defisit Perawatan Diri : Mandi
b. Defisit Perawatan Diri : Berpakaian
c. Defisit Perawatan Diri : Makan
d. Defisit Perawatan Diri : Eliminasi Diri :

- Istirahat dan Tidur


Polisomnografi, yaitu studi tidur yang menilai kadar oksigen,
pergerakan tubuh, dan gelombang otak untuk menentukan cara mereka
mengganggu tidur. Electroencephalogram, yaitu pemeriksaan yang
dilakukan untuk menilai aktivitas elektrik di dalam otak dan mendeteksi
potensi masalah.
Pemeriksaan darah genetik, umumnya berguna untuk mendiagnosis
narkolepsi dan kondisi kesehatan lainnya yang mungkin menyebabkan
gangguan tidur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi
kebersihan individu, maka dapat disimpulkan bahwa higiene adalah usaha
kesehatan yang preventif yang menitik beratkan kegiatannya pada usaha
kesehatan individu maupun usaha kesehatan pribadi hidup manusia. Dalam
kata lain, Higiene adalah ilmuyang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan
pemeliharaan kesehatan (thesciene concerned witht heprevention of illness and
maintanance of health)(Wulan,2014). Dampak yang muncul pada masalah
personal hygiene Dampak Fisik Banyak gangguan kesehatan yang diderita oleh
seseorang karena tidak terperiharanya kebersihan perorangan dengan baik.
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telingga serta gangguan fisik pada kuku.
Dampak Psikologi Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencinntai,
kebutuhan harga diri dan kebutuhan interaksi sosial.
Menurut Poter. Perry (2005), perawatan diri (Personal hygiene) adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya
(Tarwoto dan Wartonah 2000).
Kebersihan Lingkungan Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat
tinggal, tempat bekerja, dan berbagaisarana umum. Kebersihan tempat tinggal
dilakukan dengan cara melap jendela dan perabot rumah tangga, menyapu dan mengepel
lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan misalnya dengan abu gosok,
membersihkan kamar mandi dan jamban, serta membuang sampah. Kebersihan lingkungan
dimulai dari menjaga kebersihan halaman danselokan, dan membersihkan jalan di depan
rumah dari sampah.
Istirahat Tidur Istirahat dan tidur adalah komponen esensial dari pemeriksaan fisik,
mental dan penyimpangan energi. Semua individu membutuhkan periode tertentu untuk
tenang dan mengurangi aktivitas sehingga badan akan mengembalikan energy dan
membangun stamina. Kebutuhan istirahat dan tidur dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
level perkembangan, status kesehatan, dan aktifitas.

3.2 Saran
Kita harus selalu menjaga kebersihan pada diri kita dan lingkungan agar kita
terhindar dari penyakit dan kita harus istirahat yang cukup agar tubuh kita fit
selalu bugar tidak mudah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/443/3/BAB%20II%20%20tinjauan%20
ustaka.pdf
https://www.psychologymania.com/2013/04/pengertian-perawatan-diri.html
https://www.alomedika.com/penyakit/psikiatri/gangguan-tidur/patofisiologi
https://www.academia.edu/24698007/Konsep_Istirahat_dan_Tidur

Anda mungkin juga menyukai