PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa dewasa tua (lansia) dimulai setelah pensiun, biasanya antara usia 65 tahun
dan 75 tahun atau bahkan selebihnya. Jumlah kelompok ini meningkat drastis dan
meluangkan waktu dengan lansia dalam perawatan kesehatan, karena itu mereka
membutuhkan bantuan yang lebih besar dalam identifikasi, defenisi, dan resolusi
masalah yang memengaruhi mereka. Insiden masalah kesehatan kronis yang lebih
besar, kemajuan teknologi dan masalah ekonomi, sosial, dan kesehatan kontemporer
harapan dan kualitas hidup (Stanhope dan Lancaster, 1992) Dalam (Potter dan
Perry, 2005).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tinjauan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik
kebersihan diri yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga,
terlalu tergantung kepada orang lain dan mampu mengurus diri sendiri (mandiri),
menjaga kesehatan diri, yang tentunya merupakan kewajiban dari keluarga dan
individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah
terjadinya penyakit. Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih
hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan.
3
telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya
Menurut Potter & Perry (2005), sikap seseorang melakukan perawatan diri
(personal hygiene) dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu : citra tubuh, praktik
a. Citra Tubuh
peningkatan citra tubuh individu (Stuart & Sundeen, 2013). Citra tubuh
b. Praktik Sosial
4
keluar masuk bak mandi kecuali kamar mandi telah dibentuk untuk
deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. Sedangkan dari aspek sosial
d. Pengetahuan
dirinya.
e. Variabel Kebudayaan
5
f. Pilihan Pribadi
keinginan dan pilihan tentang kapan untuk melakukan perawatan diri dan
bagaimana ia melakukannya.
g. Kondisi Fisik
Self care adalah tindakan yang matang dan mematangkan orang lain yang
dimiliki agar dapat digunakan secara tepat, nyata dan valid untuk mempertahankan
fungsi dan berkembang dengan stabil dalam perubahan lingkungan. Self care
6
mengembangkan tiga bentuk teori self care di antaranya perawatan diri sendiri
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :
pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari
individu serta dilaksanakan oleh individu itu sendiri dalam memenuhi serta
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah
7
kesehatan yang memiliki ciri perawatan yang diberikan dalam kondisi sakit
8
2.4. Konsep Usia Lanjut
Orangtua yang berusia tiga puluh lima tahun dapat dianggap tua bagi anaknya dan
dianggap muda bagi orangtuanya. Orang sehat, aktif dalam 65 tahun mungkin
Ketika usia pensiun ditentukan dengan usia 65 tahun melalui legislasi Social
Security pada tahun 1930-an. Maka masyarakat Amerika menerima usia 65 tahun
sebagai awal usia tua. Ini menunjukkan defenisi kronologis usia yang paling sering
dipakai dalam masyarakat. Namun, usia fungsional dan fisiologis berbeda dari satu
fisiknya masih sangat bagus dan secara fisiologis masih muda. Para gerontologist
young-old untuk usia 65 tahun sampai 74 tahun dan old-old untuk usia 75 tahun
atau lebih.
Indonesia, istilah untuk kelompok ini belum baku, orang memiliki sebutan yang
sebaliknya. Atau jompo dalam istilah padanan hahasa Inggris biasa disebut the
9
Dalam uraian selanjutnya, akan digunakan istilah usia lanjut, atau lebih dikenal
usia pensiun 56 tahun, barang kali dapat dipandang sebagai batas seseorang
Undang No. 13 Tahun 1998 dikatakan bahwa usia 60 tahun ke atas adalah yang
Pada usia lanjut rentan dengan penurunan kerja dari kondisi fisik/biologis,
kondisi psikologis, serta perubahan kondisi sosial. Para usia lanjut, bahkan juga
yang merupakan salah satu ciri fase ini. Dalam fase ini, biasanya usian lanjut
10
Proses menua adalah suatu proses biologis yang komplek dan secara berangsur
jumlah dan perubahan isi atau komposisi sel, pembentukan jaringan baru dengan
perawat. Untuk asuhan keperawatan yang masih dapat dilakukan oleh anggota
keluarga atau petugas sosial yang bukan tenaga keperawatan, diperlukan latihan
11
2.5. Tingkat Kemandirian Lansia
Proses menua tidak dapat dihindari oleh semua orang. Proses penuaan pada
lanjut usia sering ditandai oleh adanya peningkatan ganguan organ dan fungsi
tubuh, hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan pada lansia yang
mana kemandirian yang mampu dilakukan oleh lansia, karena untuk menghambat
peningkatan jumlah lanjut usia yang terus meningkat setiap tahunnya. Sehingga
diperlukan dasar pengetahuan dan keterampilan yang telah diselidiki dan dipelajari
dan juga pemikiran yang tajam. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Populasi yang diteliti adalah lansia yang tinggal di panti griya asih lawang.
panti Griya Asih Lawang juga tergolong baik. Dengan adanya kemandirian pada
12
mungkin sedangkan lansia yang masih belum mampu mandiri (memiliki
yang mempengaruhi tingkat kemandirian pada lansia di wilayah yang sam atau
lansia.
efektifan.
intoleransi aktifitas.
13
d. Membuat daftar keuntungan – keuntungan fisiologis, psikologis dan
intoleransi aktifitas.
2. Usia
Lansia sudah tidak berdaya dalam mencari nafkah, sehingga perlu perhatian
dan perawatan dari orang lain. Lansia yang telah memasuki usia 70 tahun,
sehari – hari.
3. Kesehatan
menampakan diri pada usia ini. Pada lanjut usia juga mengalami penurunan
demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali dengan keadaan
tubuh serta organ. Perubahan ini terjadi pada massa otot yang berkurang
yang dapat menyebabkan usia lanjut menjadi lamban dan kurang aktif,
penurunan fungsi sel otak yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka
14
pendek, lambannya proses informasi, kesulitan berbahasa dan mengenal
sehari-hari yang disebut dimensia atau pikun. Sehingga keluhan yang terjadi
4. Sosial
memberikan kepuasan yang timbul dari perilaku orang lain. Pekerjaan yang
Berkomunikasi adalah suatu proses yang setiap hari dilakukan. Akan tetapi
komunikasi bukanlah suatu hal yang mudah. Sebagai contoh salah faham
merupakan hasil dari komunikasi yang tidak efektif dan sering terjadi.
Berkomunikasi dengan orang lanjut usia merupakan hal yang lebih sulit.
Hal ini disebabkan lanjut usia memiliki ciri yang khusus dalam
berkomunikasi dengan lanjut usia yaitu penyebab fisik dan psikis. Penyebab
fisik, pendengaran lanjut usia mulai berkurang sehingga orang lanjut usia
15
sering tidak mendengar apa yang dibicarakan. Secara psikis, orang lanjut
5. Dukungan Keluarga
6. Neuromuskuloskeletal
kecepatan dan kekuatan otot rangka atau kontraksi otot volunteer serta
beban tahanan otot. Olahraga dapat memperkuat otot-otot yang lemah, dan
sampai sekitar usia 50 tahun massa dan densitas otot rangka dapat
yang sangat lanjut. Oleh karena itu, lansia kerap kali mengeluh kurang
16
dijalankan, tetapi dalam tempo yang lebih lambat. Keseimbangan sering
kali terganggu seiring bertambahnya usia. Beban otot yang lama dapat
Kasus:
Bapak Sutrisno 62 tahun dirawat diruang penyakit dalam selama tiga hari. Pasien
mengatakan bahwa ia belum mampu untuk beraktifitas terlalu berat seperti mandi
dan berpakaian sendiri, juga terasa gatal-gatal dan nyeri pada area punggung, serta
pasien masih kurang memahami cara mandi yang bersih. Berdasarkan hasil
observasi Perawat Trisna, diperoleh data bahwa wajah pasien tampak kusam dan
terlihat kotor, serta bau yang tidak sedap pada tubuh pasien dan pakaiannya,
terlihat kemerahan pada bagian punggung pasien serta kulit terlihat kering dan
bersisik.
17
1) Pengkajian
Identitas Diri
Usia : 62 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan
Analisa Data
kusam.
18
2. DS: Pasien mengeluh terasa gatal
(+).
bersisik. Berpakaian)
2) Diagnosa
berpakaian).
Nyeri dan gatal di bagian punggung yang berhubungan dengan lesi pada
19
Kurangnya pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi
3) Perencanaan (Intervensi)
Perencanaan
Dx.
menggunakan 3. Membasuh
20
pakaian serta
meskipun membersihkan
pasien. proses
pemakaian
baju.
5. Membersihkan
tempat tidur
pasien.
21
kulit nyeri pada pasien.
berkurang (analgesic).
dalam empat
hari.
3. Mencegah
infeksi pada
permukaan
kulit.
4. Pasien dapat
kembali
merasa
nyaman.
22
3. Memberikan pasien. mengenai
diri (mandi dan dalam kegiatan mandi nyaman dan tubuh menjadi segar
an bersih.
sebagian.
23
dengan kebutuhan dari pasien.
ditandai dengan memberikan obat pada rasa gatal pada kulit bagian
kulit bagian mengalami lesi, serta nyeri juga sudah berkurang tidak
kebutuhan pasien.
24
pentingnya perawatan A: Menambah pengetahuan
berpakaian.
25
BAB III
PENUTUP
i. Saran
Ada baiknya dalam memberikan konsep mengenai perawatan diri dan lanjut
usia lebih spesifik, tidak terlalu luas ke hal-hal yang lebih umum sehingga akan
ii. Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: EGC
Jakarta: EGC
Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan ed. 7th . Jakarta: EGC
Santoso & Ismail. (2009). Memahami Krisis Lanjut Usia Uraian Medis dan Pedagogis-
Smeltzer & Bare. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth,
Tamher & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan
27