Disusun oleh :
NAMA : SARWANTO
NIM : PO.62.20.1.17.345
3. Materi
1. Menjelaskan definisi diabetes melitus tipe 1
2. Menjelaskan penyebab diabetes melitus tipe 1
3. Menjelaskan tanda dan gejala diabetes melitus tipe 1
4. Menjelaskan tata laksana penyakit diabetes melitus tipe 1
5. Menjelaskan komplikasi diabetes melitus tipe 1
5. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
6. Waktu
1 x 30 menit
7. Bahan/alat yang diperlukan:
1. Flipchart
2. Leaflet
8. Persiapan
Penyuluh : SARWANTO
Notulen : YOGI YUDISTIRA
Moderator : FRIENDKY
Fasilitator : JHONATAN MEI DIANTAMA
Flipchart
Notulen Penyuluh
FasilitatorR
Rr
Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh
kelompok sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap
glukosa. Insulin bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga
mengendalikan jumlah glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau
sedikit insulin atau jika sel tubuh tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah
diabetes (Setiabudi, 2008)
1) 3 hari sebelum pemeriksaan tetap makan seperti biasa (dengan karbohidrat yang
cukup)
2) Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai malam hari) sebelum pemeriksaan, minum air
putih tanpa gula tetap diperbolehkan
3) Diperiksa konsentrasi glukosa darah puasa
4) Diberikan glukosa 1,75 gram/KgBB, dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum dalam
waktu 5 menit
5) Berpuasa kembali sampai pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
6) Periksa glukosa darah 2 jam sesudah beban glukosa
7) Selama proses pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3 yaitu
Faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu
insiden lebih tinggi atau adanya infeksi virus (dari lingkungan) misalnya coxsackievirus
B dan streptococcus sehingga pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peranan
dalam terjadinya DM (Bare & Suzanne, 2002).
Karena glukosa tidak dapat di transport kedalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibat dari itu maka sel akan
menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan penurunan
secara otomatis
4. Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan
berbagai penyakit dan diperlukan kerjasama semua pihak untuk meningkatan
pelayanan kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan berbagai usaha,
antaranya:
b. Perencanaan Makanan.
1) Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
2) Protein sebanyak 10 – 15 %
3) Lemak sebanyak 20 – 25 %
Jumlah kalori disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stress akut
dan kegiatan jasmani. Untuk kepentingan klinik praktis, penentuan jumlah kalori
dipakai rumus Broca yaitu Berat Badan Ideal = (TB-100)-10%, sehingga
didapatkan =
Jumlah kalori yang diperlukan dihitung dari BB Ideal dikali kelebihan kalori
basal yaitu untuk laki-laki 30 kkal/kg BB, dan wanita 25 kkal/kg BB, kemudian
ditambah untuk kebutuhan kalori aktivitas (10-30% untuk pekerja berat).
Koreksi status gizi (gemuk dikurangi, kurus ditambah) dan kalori untuk
menghadapi stress akut sesuai dengan kebutuhan.
c. Latihan Jasmani
Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang
lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi penyakit
penyerta.
Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki biasa selama 30 menit,
olehraga sedang berjalan cepat selama 20 menit dan olah raga berat jogging (Iwan
S, 2010).
d. Obat Hipoglikemik :
1) Sulfonilurea
Obat golongan sulfonylurea bekerja dengan cara :
a) Menstimulasi penglepasan insulin yang tersimpan.
b) Menurunkan ambang sekresi insulin.
c) Meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa.
Obat golongan ini biasanya diberikan pada pasien dengan BB normal dan
masih bisa dipakai pada pasien yang beratnya sedikit lebih. Klorpropamid kurang
dianjurkan pada keadaan insufisiensi renal dan orangtua karena resiko
hipoglikema yang berkepanjangan, demikian juga gibenklamid. Glukuidon juga
3) Insulin
Iwan S, 2010, Askep Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin: Diabetes Melitus_
Sudoyo Aru, 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid 1,2,3, ed 4, jakarta: Internal
Publishing.