Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

PNEUMONIA

DISUSUN OLEH:
1. DIKA YASINTA (P1337420717004)
2. GANIS RISKI Y (P1337420717017)
3. MELIANA ROSANTY (P1337420717031)

PROGRAM STUDI S1 TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2019

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pengertian
Pneumonia adalah suatu peradangan dimana terdapat konsolidasi yang disebabkan
pengisian rongga alveoli oleh eksudat (Askep Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pernafasan).
Pneumonia adalah radang paru-paru yang dapat disebabkan oleh bermacam-macam sebab
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing ( Kapita Selekta Kedokteran edisi kedua).
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus
terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius dan alveoli serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat. ( Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 2 edisi
ketiga).

B. Penyebab / Etiologi
Virus : virus influenza.
Bakteri : Streptokokus pneumonia, Streptokokus aureus, Hemofilus influenza, Stafilokokus,
Pneumokokus.
Jamur : Pseudomonas, Candida albican.
Aspirasi : makanan atau benda asing.

C. Patofisiologi
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba ke dalam tubuh manusia melalui udara,
aspirasi organisme, hematogen dapat menyebabkan reaksi inflamasi hebat sehingga membran
paru-paru meradang dan berlobang. Dari reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual,
muntah serta nyeri pleuritis. Selanjutnya RBC, WBC dan cairan keluar masuk alveoli
sehingga terjadi sekresi, edema dan bronkospasme yang menimbulkan manifestasi klinis
dyspnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga menyebabkan adanya partial oklusi yang akan
membuat daerah paru menjadi padat (konsolidasi). Konsolidasi paru menyebabkan meluasnya
permukaan membran respirasi dan penurunan rasio ventilasi perfusi, kedua hal ini dapat
menyebabkan kapasitas difusi menurun dan selanjutnya terjadi hipoksemia
Dari penjelasan diatas masalah yang muncul, yaitu : Risiko kekurangan volume cairan,
Nyeri (akut), Hipertermi, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Bersihan jalan nafas
tak efektif, Gangguan pola tidur, Pola nafas tak efekif dan intoleransi aktivitas.

PATHWAY
D. Klasifikasi
Klasifikasi Pneumonia dapat dibagi menjadi :
1. Klasifikasi klinis
a.Klasifikasi tradisional, meninjau ciri radiologis dan gejala klinis, dibagi atas:
1).Pneumonia tipikal
bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris yg klasik antara lain awitan yg akut dgn
gambaran radiologist berupa opasitas lobus, disebabkan oleh kuman yang tipikal
terutama S. pneumoniae, Klebsiella pneumoniae, H. influenzae.
2).Pneumonia atipikal
ditandai dgn gangguan respirasi yg meningkat lambat dgn gambaran infiltrate paru
bilateral yg difus, disebabkan oleh organisme atipikal dan termasuk Mycoplasma
pneumoniae, virus, Chlamydia psittaci.
b.Klasifikasi berdasarkan factor lingkungan dan penjamu, dibagi atas :
1).Pneumonia komunitas  sporadis atau endemic, muda dan orang tua
2).Pneumonia nosocomial  didahului oleh perawatan di RS
3).Pneumonia rekurens  mempunyai dasar penyakit paru kronik
4).Pneumonia aspirasi  alkoholik, usia tua
5).Pneumonia pd gangguan imun  pada pasien transplantasi, onkologi, AIDS
2.Sindrom klinis
Sindrom klinis, dibagi atas :
a.Pneumonia bacterial
Pneumonia bacterial memberikan gambaran klinis pneumonia yang akut dgn
konsolidasi paru, dapat berupa: Pneumonia bacterial atipikal yang terutama mengenai
parenkim paru dalam Pneumonia bacterial tipe campuran dengan presentasi klinis
atipikal yaitu perjalanan penyakit lebih ringan (insidious) dan jarang disertai konsolidasi
paru. Biasanya pada pasien penyakit kronik.
b.Pneumonia non bacterial
Dikenal pneumonia atipikal yang disebabkan oleh Mycoplasma, Chlamydia
pneumoniae.
Klasifikasi berdasarkan etiologi
Klasifikasi berdasarkan etiologi, dibagi atas :
a. Bakterial : Streptokokus pneumonia, Streptokokus aureus, H. influenza, Klebsiella,dll.
b. Non bacterial : tuberculosis, virus, fungi, dan parasite

E.Gejala klinis
Gejala klinis tergantung pada lokasi, tipe kuman dan tingkat berat penyakit adapun gejala
klinis dari pneumonia yaitu :
1.Dispnoe
2.Hemoptisis
3.Nyeri dada
4.Takipnea
5.Demam, menggigil
6.Malaise
7.Kepala pusing
8.Batuk produktif berupa sputum
9.Peningkatan suhu tubuh
10.Hipoksemia

F.PENGKAJIAN FOKUS
Pola fungsional Gordon
1. Pola manajemen kesehatan dan persepsi kesehatan
Pengetahuan pasien tentang status kesehatan saat ini
2. Pola metabolisme – nutrisi
kebiasaan jumlah makan dan minum sebelum dan saat sakit dan gangguan dengan pola
makan atau alergi terhadap makanan
3. Pola eliminasi
Kebiasaan BAK dan BAB sebelum dan saat sakit , apakah ada keluhan tentang BAK atau
BAB
4. Pola aktivitas – latihan
Kemampuan untuk merawat diri sendiri, apakah perlu bantuan orang lain atau
melakukanya secara mandiri
5. Pola istirahat – tidur
kebiasaan tidur sehari-hari sebelum sakit dan sesudah sakit dan apakah ada keluhan
tentang tidurnya
6. Pola persepsi – kognitif
Apakah pancaindra berfungsi secara normal atau apa ada gangguan yang disebabkan oleh
penyakitnya
7. Pola konsep diri – persepsi diri
Bagaimana penerimaan diri dan bagimana lingkungan sekitar menerima kehadiranya dan
lingkungan kerja.
8. Pola hubungan – peran
Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga dan teman kerja
9. Pola reproduksi – seksualitas
Jumlah anak, jumlah istri/suami
10. Pola toleransi terhadap stres – koping
Strategi mengatasi stres yang digunakan dan kebiasaannya
11. Pola keyakinan – nilai
Pentingnya agama pada saat klien sakit maupun sehat.

G. Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis
Definisi : pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan , awaitan
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipai atau diprediksi.
Batas Karakteristik :
- Dilatasi pupil
- Ekspresi wajah nyeri
- Laporan tentang perilaku nyeri atau perubahan aktivitas
- Mengekspresikan perilaku
- Perubahan pada parameter fisiologis
- perubahan selera makan

2.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan dispnea


Definisi : Inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak memberi ventilasi adekuat
Batas Karakteristik :
- Dispnea
- Pernapasan cuping hidung
- Pola napas abnormal
- Takipnea
- Penurunan kapasitas vital
3.Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan makan
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batas Karakteristik :
- Berat badan berlebih 20% atau lebih di bawah rentang gerak badan ideal
- Ketidakmampuan memakan makanan
- Membran mukosa pucat
- Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

4.Intoleran Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan


oksigen
Definisi : ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan atau
menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan
Batas Karakteristik :
-Dispnea setelah beraktivitas
- Keletihan
- Ketidaknyamanan setelah beraktivitas
- Respons frekuensi jantung abnormal terhadap aktivitas

5.Hipertermia berhubungan dengan penyakit


Definisi : suhu inti tubuh diata kisaran normal diurnal karena kegagalan termoregulasi.
Batas Karakteristik :
- Kulit terasa hangat
- Takipnea
- Kejang
- Takikardi
- Gelisah

6.Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering terbangun dimalam hari


Definisi : interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal.
Batas Karakteristik :
- Ketidakpuasan tidur
- Menyatakan tidak merasa cukup istirahat
- Penurunan kemampuan berfungsi
- Perubahan pola tidur normal

7.Risiko Infeksi
Definisi :; rentan mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogenik yang dapat
mengganggu kesehatan.
Faktor Resiko:
- Kurang pengetahuan untuk menghindari pemajanan patogen
- Malnutrisi
- Prosedur invasif

8.Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus berlebihan


Definisi : ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk
mempertahankan bersihan jalan napas.
Batas Karakteristik :
- Batuk yang tidak efektif
- Dispnea
- Perubahan frekuensi napas
- Sputum dalam jumlah yang berlebihan

9.Risiko kekurangan volume cairan


Definisi : kerentangan mengalami penurunan volume cairan intra vaskular, interstisial, dan/atau
intraselular, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko :
- kehilangan volume cairan aktif
- Kurang pengetahuan tentang kebutuhan cairan
- Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan

G. Fokus Intervensi
1. Nyeri akut
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang
Kriteria hasil :
-Klien dapat beraktifitas
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Berikan tindakan nyaman
c. Tentukan karakteristik nyeri
d. Kolaborasi dalam pemberian analgesic

2. Ketidakefektifan pola nafas


Tujuan : pola napas efektif
Kriterian hasil :
a. frekuensi pernafasan normal
b. Irama pernapasan normal
c. kedalaman inspirasi normal
Intervensi :
a. Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
b. Auskultasi bunyi napas
c. Monitor tanda-tanda vital
d. Kolaborasi pemberian O2 sesuai indikasi

3. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh


Tujuan : menunjukkan peningkatan nafsu makan
Kriterian hasil :
a. Nafsu makan kembali normal
b. Tidak terjadi penurunan berat badan
Intervensi :
a. Monitor mual muntah klien
b. Auskultasi bunyi usus
c. Beri makan porsi kecil tapi sering
d. Kolaborasi pemberian antiemetic

4. Intoleran aktivitas
Tujuan : menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas
Kriterian hasil :
Dapat beraktivitas seperti biasa
Intervensi :
a. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas
b. Berikan lingkungan tenang kepada klien
c.Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan

5. Hipertermia
Tujuan : mempertahankan suhu dalam batas normal
Kriterian hasil :
Suhu kembali normal
Intervensi :
a. Monitor suhu klien
b. Beri kompres mandi hangat
c. Kolaborasi pemberian antipiretik

6. Gangguan pola tidur


Tujuan : Pola tidur pasien adekuat
Kriterian hasil :
Dapat tidur dengan nyaman tanpa gangguan
Intervensi :
a.Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan perubahan yang terjadi
b.Beri tempat tidur yang nyaman
c.Ajarkan tindakan relaksasi
d.Dorong posisi nyaman, Bantu dalam mengubah posisi.

7. Resiko infeksi
Tujuan : infeksi tidak terjadi
Kriterian hasil :
Tidak terjadi infeksi
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Ajarkan merubah posisi dengan sering dan berikan pembuangan paru yang baik
c. Batasi pengunjung sesuai indikasi
d. Kolaborasi pemberian antimikrobial sesuai hasil kultur sputum/darah.

8. Ketidakefektifan bersihan jalan


Tujuan : menunjukan jalan napas paten dengan bunyi napas bersih
Kriterian hasil :
Tidak terjadi sumbatan karena sputup berlebih
Intervensi :
a. Kaji frekuensi/kedalaman pernapasan dan gerakan dada
b. Auskultasi area paru, catat area penurunan/tak ada aliran udara dan bunyi napas krakels
c. Berikan minum air hangat daripada air dingin
d. Kolaborasi pemberian mukolitik, ekspektoran

9. Risiko kekurangan volume cairan


Tujuan : menunjukkan volume cairan adekuat
Kriterian hasil :
Tidak terjadi penurunan cairan yang signifikan
Intervensi :
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa
c. Ajarkan klien untuk meminum air lebih banyak
d. Kolaborasi pemberian antipiretik, antiemetic

DAFTAR PUSTAKA
NANDA International Diagnosa Keperawatan, 2015

Nursing Outcomes Classification, 2013

Nursing Interventions Classification, 2013

Antara, Ngurah Jaya. 2017. Asuhan Keperawatan Pneumonia. Diakses dari


http://askepterkini.blogspot.com/2014/05/laporan-pendahuluan-asuhan-
keperawatan_9395.html. Pada tanggal 31 Januari 2019.

Anda mungkin juga menyukai