Anda di halaman 1dari 4

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat

1. Penghajian (PQRST)
a. Provokes (pemicu)
b. Quality (kualitas)
c. Radiation (penyebaran)
d. Severity (intensitas)
e. Time (waktu)
f. Treatment (penanganan)
Ditambah dengan riwayat alergi, obat-obatan terahir, imunisasi, haid terahir,setelah itu baru
diklasifikasikan.
Menganjurkan OLD CART
a. Onset of system (awitan gejala)
b. Location of Problem (lokasi masalah)
c. Duration of Symptoms (karakteristik gejala yang di rasakan)
d. Aggraviting Factor (faktor yang memperberat)
e. Relieving Factors (faktor yang meringankan)
f. Treatment ( penanganan sebekumnya)

Pertimbangan Pengambilan Keputusan Triase


Menurut standart ENA (1999)
a. Kebutuhan fisik
b. Tumbuh kembang
c. Psikososial
d. Akses klien dalam institusi pelayanan kes
e. Alur pasien dalam kedaruratan

Alur Pasien UGD


a. Pastikan keluhan klien (cocokkan apa yang perawat lihat)
b. Kaji segera yang penting (HR,jika ada luka dep dengan segera)
c. Kaji berdasarkan ABCD
d. Kaji awitan yang baru timbul
e. Pantau: setiap gejala cendrung berulang atau intensitas meningkat
f. Setiap gejala yang di sertai pebahan pasti lainnya
g. Kemunduran secara progresif
h. Usia
i. Awitan
j. Misteri

k. Kaharusak pasien berbaring


l. Kontrol yang ketat

2.

Diagnosa
Diagnosa keperawatan gawat darurat adalah masakah potensial dan aktual. Tetapi perawat
tetap harus mengkaji pasien secara berkala karena kondisi pasien dapat berubah terusmenerus. Diagnosa keperawatan bisa berubah atau bertambah setiap waktu.

3. Intervensi/ Implementasi
Intervensi yang di lakukan sesuai dengan pengkajian dan diagnosa yang sesuai dengan
keadaan pasien dan harus di laksanakan berdasarkan skala prioritas. Prioritas di tegakkan
sesuai dengan tujuan umum dari penata laksanaan kedaruratan yaitu untuk mempertahankan
hidup, mencegah keadaan yang memburuk sebelum penanganan yang pasti. Prioritas di
tentukan oleh ancaman terhadap kehidupan pasien. Kondisi yang mengganggu fungsi
fisiologis vital lebih di utamakan dari pada kondisi luar pasien. Luka di wajah, leher dan dada
yang mengganggu pernapasan biasanya merupakan prioritas tinggi.
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan yang dimulai setelah
perawat menyusun rencana keperawatan. Implementasi keperawatan adalah serangkaian
kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan(Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997).

4. Prinsip Penatalaksanaan Keperawartan Gawat Darurat

a. Memelihara jalan nafas dan menyediakan ventilasi yang adekuat, melakukan resusitasi
pada saat dibutuhkan. Kaji cedera dan obstruksi jalan nafas.
b. Kontrol pendarahan dan konsekuensinya.
c. Evaluasi dan pemulihan curah jantung
d. Mencegah dan menangani syok, memelihara sirkulasi
e. Mendapatkan pemeriksaan fisik secara terus menerus, keadaan cedera atau penyakit yang
serius dari pasien tidak statis
f. Menentukan apakah pasien dapat mengikuti perintah, evaluasi, ukuran dan aktivitas pupil
dan respon motoriknya.
g. Mulai pantau EKG, jika diperlukan
h. Lakukan penatalaksanaan jika ada dugaan fraktur cervikal dengan cedera kepala
i. Melindungi luka dengan balutan steril
j. Periksa apakah pasien menggunakan kewaspadaan medik atau identitas mengenai alergi
dan masalah kesehatan lain.
k. Mulai mengisi alur tanda vital, TD dan status neurologik untuk mendapatkan petunjuk
dalam mengambil keputusan,

5.

Evaluasi
Setelah mendapat pertolongan adekuat, vital signdievaluasi secara berkala, setelah itu
konsulkan dengan dokteratau bagian diagnostik untuk prosedur berikutnya, jika kondisi
mulai stabil pindahkan keruangan yang sesuai.

Anda mungkin juga menyukai