Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENATALAKSANAAN TUMOR PAROTIS

Disusun Oleh :

ANDREAS BAMBANG TRI PAMUNGKAS


NIM. 170104016
PRODI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANHARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2017

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Mata ajaran : Penatalaksanaan Tumor Parotis


2. Pokok Bahasan : Tumor Parotis
3. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian Tumor Parotis
b. Etiologi Tumor Parotis
c. Patofisiologi Tumor Parotis
d. Manifestasi Klinis Tumor Parotis
e. Pemeriksaan Penunjang Tumor Parotis
f. Komplikasi Tumor Parotis
g. Penatalaksanaan Tumor Parotis
4. Sasaran : Pasien dan keluarga
5. Hari/Tanggal : 6 November 2017
6. Waktu : 30 menit

I. Tujuan Intruksional Umum :


Setelah dijelaskan materi Tumor Parotis selama 30 menit
diharapkan pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit Tumor
Parotis
II. Tujuan Intruksional Khusus :
Setelah dijelaskan materi diabetes millitus selama 30 menit
diharapkan pasien dan keluarga mengerti tentang penyakit Tumor
Parotis mampu menjelaskan kembali pengertian Tumor Parotis,

2
klasifikasi Tumor Parotis, penyebab Tumor Parotis, patofisiologi
Tumor Parotis, tanda dan gejala Tumor Parotis, pemeriksaan
penunjang Tumor Parotis, komplikasi Tumor Parotis dan
penatalaksanaan Tumor Parotis yang dapat terjadi minimal 90%
dengan benar.
III. Materi (Terlampir)
1. Pengertian Tumor Parotis.
2. Penyebab Tumor Parotis.
3. Patofisiologi Tumor Parotis.
4. Tanda dan gejala Tumor Parotis.
5. Pemeriksaan Penunjang Tumor Parotis.
6. Komplikasi Tumor Parotis.
7. Penatalaksanaan Tumor Parotis.

IV. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. Kegiatan Belajar Mengajar


No Kegiatan Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta

1. Pembukaan 5 menit  Memberikan salam  Menjawab salam


 Perkenalan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan penjelasan
 Mengontrak waktu
2. Kegiatan inti 10  Menjelaskan pengertian Audiens memperhatikan
Menit Tumor Parotis kegiatan penyuluhan
 Menjelaskan Penyebab
Tumor Parotis
 Menjelaskan Tanda
Gejala Tumor Parotis

3
 Menjelaskan
Pemeriksaan Penunjang
Tumor Parotis
 Menjelaskan komplikasi
Tumor Parotis
 Menjelaskan
penatalaksanaan Tumor
Parotis

3. Evaluasi 10 - Tanya jawab Audiens mampu


menit menjawab pertanyaan
yang diberikan penyuluh

4. Penutup 5 menit Mengucapkan salam Menjawab salam


penutup

VI. Media
1. Leaflet
2. Power point

VII. Evaluasi
Bentuk evaluasi: lisan
1. Apa saja yang menyebabkan Tumor Parotis?
2. Apa saja tanda gejala dari Tumor Parotis?
3. Apa Pemeriksaan yang digunakan untuk mengetahui Tumor
Parotis?
4. Apa saja makanan yang harus dihindari pada penderita Tumor
Parotis?

VIII. Daftar Pustaka

4
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. (2010.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.


(terjemahan). Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Doenges, Marilynn E. (2009). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (2008). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,
(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Junadi, Purnawan. (2012). Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

5
MATERI TUMOR PAROTIS

A. Definisi

Tumor parotis adalah pertumbuhan sel ganas yang menyerang


kelenjar liur parotis. Dari tiap 5 tumor kelenjar liur, 4 terlokalisasi di
glandula parotis, 1 berasal dari kelenjar liur kecil atau submandibularis
dan 30 % adalah maligna. Disebutkan bahwa adanya perbedaan geografik
dan suku bangsa: pada orang Eskimo tumor ini lebih sering ditemukan,
penyebabnya tidak diketahui. Sinar yang mengionisasi diduga sebagai
faktor etiologi.
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu
kelenjar parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sub lingualis.
Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan
menempati ruangan di depan prosesus mastoid dan liang telinga luar.
Tumor ganas parotis pada anak jarang didapat. Tumor paling sering pada
anak adalah karsinoma mukoepidermoid, biasanya jenis derajat rendah.
Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas seiring dengan
bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi pada
orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 %
tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga dari seluruh
tumor kelenjar liur minor adalah ganas.
Keganasan pada kelenjar liur sebagian besar asimtomatik,
tumbuhnya lambat, dan berbentuk massa soliter. Rasa sakit didapatkan

6
hanya 10-29% pasien dengan keganasan pada kelenjar parotisnya. Rasa
nyeri yang bersifat episodik mengindikasikan adanya peradangan atau
obstruksi daripada akibat dari keganasan itu sendiri. Massa pada kelenjar
liur yang tidak nyeri dievaluasi dengan aspirasi menggunakan jarum halus
(Fine Needle Aspiration) atau biopsi. Pencitraan menggunakan CT-Scan
dan MRI dapat membantu. Untuk tumor ganas, pengobatan dengan eksisi
dan radiasi menghasilkan tingkat kesembuhan sekitar 50%, bahkan pada
keganasan dengan derajat tertinggi.
Tumor jinak rongga mulut yang timbul dari kelenjer saliva minor
atau mayor biasanya timbul pada kelenjer parotis submaksila dan
sublingual. Sel-sel pada tumor inti masih memiliki fungsi yang sama
dengan asalnya. (Arif mansoer, 2001). Tumor-tumor jinak dari glandula
parotis yang teretak di bagian medial n.facialis dapat menonjol ke dalam
oropharynx, dan mendorong tonsil ke medial. (Zwaveling, 2006)

B. Etiologi
1. Idiopatik
Idiopatik adalah jenis yang paling sering dijumpai. Siklus ulserasi
yang sangat nyeri dan penyembuhan spontan dapat terjadi beberapa
kali disdalam setahun. Infeksi virus, defisiensi nutrisi, dan stress
emosional, adalah factor etiologik yang umum.
2. Genetik
Resiko kanker / tumor yang paling besar diketahui ketika ada
kerabat utama dari pasien dengan kanker / tumor diturunkan dominan
autososom. Onkogen merupakan segmen dna yang menyebabkan sel
meningkatkan atau menurunkan produk produk penting yang berkaitan
dengan pertumbuhan dan difesiensi sel .akibatnya sel memperlihatkan
pertumbuhan dan penyebaran yang tidak terkendali semua sifat sieat
kanker fragmen fragmen genetic ini dapat merupakan bagian dari virus
virus tumor.

7
3. Bahan-bahan kimiA
obat-obatan hormonal Kaitan hormon hormon dengan
perkembangan kanker tertentu telah terbukti. Hormon bukanlah
karsinogen, tetapi dapat mempengaruhi karsigogesis Hormon dapat
mengendalikan atau menambah pertumbuhan tumor.
4. Faktor imunologi
Kegagalan mekanisme imun dapat mampredisposisikan seseorang untuk
mendapat kan kanker tertentu.Sel sel yang mempengaruhi perubahan {
bermutasi} berbeda secara antigenis dari sel sel yang normal dan harus
dikenal oleh system imun tubuh yang kemudian memusnahannya.Dua
puncak insiden yang tinggi untuk tumbuh nya tumor pada masa kanak
kanak dan lanjut usia, yaitu dua periode ketika system imun sedang lema.
C. Patofisiologi
Kelainan peradangan Peradangan biasanya muncul sebagai
pembesaran kelenjer difus atau nyeri tekan. Infeksi bakterial adalah akibat
obstruksi duktus dan infeksi retograd oleh bakteri mulut. Parotitis bacterial
akut dapat dijumpai pada penderita pascaoperasi yang sudah tua yang
mengalami dehidrasi dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus.
Tumor-tumor Dari semua tumor kelenjer saliva, 70% adalah tumor
benigna, dan dari tumor benigna 70% adalah adenoma plemorfik.
Adenoma plemorfik adalah proliferasi baik sel epitel dan mioepitel duktus
sebagaimana juga disertai penigkatan komponen stroma. Tumor-tumor ini
dapat tumbuh membesar tanpa menyebabkan gejala nervus vasialis.
Adenoma plemorfik biasanya muncul sebagai masa tunggal yang tak nyeri
pada permukaan lobus parotis. Degenerasi maligna adenoma plemorfik
terjadi pada 2% sampai 10%.
Tumor-tumor jinak dari glandula parotis yang terletak di bagian
medial n.facialis, dapat menonjol ke dalam oropharynx, dan mendorong
tonsil ke medial. Tumor-tumor jinak bebatas tegas dan tampak bersimpai
baik dengan konsistensi padat atau kistik.

8
Tumor parotis juga dapat disebabkan oleh infeksi telinga yang
berulang dan juga dapat menyebabkan ganguan pendengaran.
Tumor parotis juga dapat disebabkan oleh peradangan tonsil yang
berulang.
1. Teori multiseluler: menyatakan bahwa tumor kelenjar liur berasal dari
diferensiasi sel-sel matur dari unit-unit kelenjar liur. Seperti tumor
asinus berasal dari sel-sel asinar, onkotik tumor berasal dari sel-sel
duktus striated, mixed tumor berasal dari sel-sel duktus intercalated
dan mioepitel.
2. Teori biseluler: menerangkan bahwa sel basal dari glandula
ekskretorius dan suktus intercalated bertindak sebagai stem sel. Stem
sel dari duktus intercalated dapat menimbulkan terjadinya karsinoma
acinous, karsinoma adenoid kistik, mixed tumor, onkotik tumor dan
Warthin’s tumor.

D. Manifestasi Klinis

a. Nyeri dan / atau nyeri di daerah yang terinfeksi


b. Pembengkakan dan kehangatan di daerah yang terinfeksi
c. Demam
d. Mual, sekunder dari menjadi sakit dengan infeksi
e. Umum ketidaknyamanan, kegelisahan, atau perasaan sakit

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Anamnesis
Keluhan yang didapatkan berupa benjolan yang soliter, tidak nyeri, di
pre/infra/retro aurikuler, jika terdapat rasa nyeri yang sedang sampai berat
biasanya terdapat pada keganasan. Terjadinya paralisis nervus facialis
pada 2-3% kasus keganasan parotis. Adanya disfagia, sakit tenggorokan,
dan gangguan pendengaran. Dan dapat pula terjadi pembesaran kelenjar
getah bening apabila terjadi metastasis. Selain itu dalam anamnesis perlu

9
ditanyakan bagaimana progresivitas penyakitnya, adakah factor-faktor
resiko yang dimiliki oleh pasien, dan bagaimana pengobatan yang telah
diberikan selama ini.
a. Pemeriksaan fisik
1) Status general melihat keadaan umum pasien secara
keseluruhan, adakah anemis, ikterus, periksalah kepala, thorax,
abdomen. Selain itu adakah tanda-tanda kea rah metastasis jauh
(paru, tulang dan lain-lain).
2) Status local
a) Inspeksi dari warna kulit, struktur, perkiraan ukuran, dan
sampai intaoral, melihat adakah pendesakan tonsil/uvula).
b) Palpasi untuk menilai konsistensi, permukaan, mobilitas
terhadap jaringan sekitar.
c) Pemeriksaan fungsi n. VII, VIII, IX, X, XI, XII.
3) Status regional.
Palpasi apakah ada pembesaran kelenjar getah bening leher
ipsilateral dan kotralateral

F. Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan


pada lokasi tumor atau melelui penyebaran metastase yang
termasuk :
1. Perforasi (perlubangan) usus besar yang disebabkan peritonitis
(radang peritoneum) yaitu membrane serosa yang melapisi dinding
rongga abdomen.
2. Pembentukan abses ( Kumpulan nanah setempat)
3. Pembentukan fistula (saluran abnormal akibat pembedahan) pada
urinari bladder atau vagina.
Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya
yang menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar

10
dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada
akhirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut
dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya (
Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala
tersebut tertutupi oleh kanker.
1. Sejarah Ca pada klien diperoleh perawat berdasarkan usia dan jenis
kelamin,sejarah diet dan keadaan dari letak geografi diet.
Sebagian besar resiko yang menjadi pertanyaan perawat :
a. Sejarah dari keluarga terhadap Ca colorectal
b. Radang usus besar
c. Penyakit Crohn’s
d. Familial poliposis
e. Denoma
Perawat bertanya tentang perubahan kebiasaan pada usus besar
seperti diare dengan atau tanpa darah pada feces klien mungkin
merasa perutnya terasa penuh ,nyeri atau berat badan turun tetapi
biasanya hal tersebut terlambat ditemukan .

G. Penatalaksanaan

1. Medis

Pengobatan tumor parotis adalah multidisiplin ilmu termasuk

bedah, neurologis, radiologi diagnostic dan inventersional, onkologi

dan patologi. Factor tumor dan pasien harus diperhitungkan termasuk

keparahannnya, besarnya tumor, tingkat morbiditas serta availibilitas

tenaga ahli dalam bedah, radioterapi dan kemoterapi.

1. Tumor Operabel

11
a. Terapi utama

Terapi utama tumor operable adalah pembedahan berupa

parotidektomi superficial, dilakukan pada tumor jinak parotis

lobus superficial. Untuk parotidektomi total, dilakukan pada

tumor ganas parotis yang belum ada ektensi ektraparenkim dan

n.VII. dan untuk parotidektomi total diperluas, dilakukan pada

tumor ganas parotis yang sudah ada ekstensi ekstraparenkim

dan n.VII.

b. Terapi tambahan

Terapi tambahan berupa radioterapi pasca bedah dan

diberikan pada tumor ganas dengan criteria: high grade

malignancy, masih ada residu makroskopis atau mikroskopis,

tumor menempel pada saraf, karsinoma residif, dan karsinoma

parotid lobus profundus.

2. Tumor inoperable

a. Terapi utama

Radioterapi : 65-70 Gy dalam 7-8 minggu.

b. Terapi tambahan

Kemoterapi:

12
1) Untuk jenis adenokarsinoma (adenoid cyctic carcinoma,

adenocarcinoma, malignant mixed tumor, acinic cell

carcinoma)  adriamisin 50 mg/m2 iv pada hari 1, 5

fluorourasil 500 mg/m2 iv pada hari 1, dan sisplatinin

100 mg/m2 iv hari ke-2. Diulang setiap 3 minggu.

2) Untuk jenis karsinoma skuamos sel (aquamous cell

carcinoma, mucoepidermoid carcinoma)  mthotrexate

50 mg/m2 iv pada hari ke-1 dan 7, dan sisplatinin pada

hari ke-2. Di ulang setiap 3 minggu.

2. Keperawatan

Manajemen Nyeri (1400)

a. Lakukan pengkajian nyeri komperhensif yang meliputi lokasi,

karakteristik, durasi, kualitas, intensitas dan faktor pencetus.

b. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan


c. Ajarkan prinsip- prinsip manajemen nyeri seperti napas dalam,
distraksi, genggam tangan

13

Anda mungkin juga menyukai