Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

OSTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT DAN KRONIK/OKLUSI TUBA

PENGERTIAN

A. Otitis Media Akut (OMA)

Otitis media akut adalah infeksi akut telinga tengah. Penyebab utamanya adalah masuknya
bakteri patogenik kedalam telinga tengah yang normalnya steril ketika terdapat disfungsi tuba
eustakian, yaitu obstruksi yang disebabkan oleh infeksi saluran napas atas, inflamasi struktur
sekitarnya (sinusitis), atau oleh reaksi alergi (rhinitis alergi). Organism penyebabnya adalah
streptococcus pneumonia, hemophilus influenza, dan moraxella catarrhalis. Cara masuk
bacteria adalah melalui tuba eustakhian dari sekresi yang terkontaminasi dalam nasofaring.
(brunner & suddarth)

Otitis media akut sering terjadi akibat infeksi bakteri, biasanya oleh streptococcus pneumonia,
haemophilus influenza, atau staphylococcus aureus. Otitis akut juga dapat terjadi akibat infeksi
virus. Imaturitas system imun atau penyakit refluks gastroesofagus pada anak kecil juga dapat
menjadi penyebabnya. (M. William Schwartz).

Otitis media akut (OMA) adalah peradangan akut sebagian atau seluruh periosteum telinga
tengah (Kapita selekta kedokteran, 1999).

B. Otitis Media Supuratif Kronik(OMSK)

OMSK adalah stadium dari penyakit telinga tengah di mana terjadi peradangan kronis dari
telinga tengah dan mastoid dan membran timpani tidak intak (perforasi) dan ditemukan sekret
(otorea), purulen yang hilang timbul. Istilah kronik digunakan apabila penyakit ini hilang timbul
atau menetap selama 2 bulan atau lebih. (Djaafar, 1997).

Otitis media superatif kronika (OMSK) atau otitis media perforata (OMP) adalah infeksi kronis
di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga
tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau
berupa nanah.
ETIOLOGI

A. Otitis Media Akut

Organisme penyebabnya adalah streptococcus pneumonia, hemophilus influenza, dan


moraxella catarrhalis. Cara masuk bacteria adalah melalui tuba eustakhian dari sekresi yang
terkontaminasi dalam nasofaring. (brunner & suddarth)

B. Otitis Media Supuratif Kronik

Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK adalah P.aeruginosa dan S.
aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan dalam penelitian. Jamur biasanya jarang
muncul kecuali bila terdapat super infeksi pada liang telinga. (Buchman,2003).

Faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK yaitu :

1. Terapi yang terlambat diberikan.

2. Terapi yang tidak adekuat.

3. Virulensi kuman tinggi.

4. Daya tahan tubuh yang rendah (gizi kurang) atau higiene buruk.

PATOFISIOLOGI

A. Otitis Media Akut

Otitis media akut sering terjadi akibat infeksi bakteri, biasanya oleh streptococcus pneumonia,
haemophilus influenza, atau staphylococcus aureus. Otitis media akut juga dapat terjadi akibat
infeksi virus. Imaturitas system imun atau penyakit refluks gastroesofagus pada anak kecil juga
dapat menjadi penyebabnya. Otitis media akut terjadi ketika tuba eustachius yang secara
normal mengalirkan sekresi telinga tengah ke tenggorokan menjadi tersumbat atau penuh
sehingga menyebabkan penimbunan sekresi telinga tengah dan cairan. Ketika tuba eusthacius
terbuka kembali, tekanan ditelinga yang mengalami kongesti tersebut dapat menarik sekresi
hidung yang terkontaminasi melalui tuba eustachius untuk masuk ketelinga tengah sehingga
terjadi infeksi. (buku saku patofisiologi nelson)

B. Otitis Media Supuratif Kronik

Otitis media akut dengan perforasi membran tympani menjadi otitis media supuratif kronis
apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan bila proses infeksi kurang dari 2 bulan disebut otitis
media supuratif sub akut, beberapa faktor yan menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah terapi
yang terlambat diberikan, terapi yang tidak adekuat, virulensi kuman tinggi, daya tahan tubuh
pasien rendah (gizi kurang), letak higiene buruk. (Soepardi, Arsyad, E., 1998)

MANIFESTASI KLINIS

A. Otitis Media Akut

1. Karakteristik bayi adalah tidak dapat melokasi infeksi

2. Otitis media biasanya mengikuti infeksi saluran napas atas dengan karakteristik :

- Nyeri ditelinga yang terkena

- Pada bayi atau toddler : demam, rewel, dan menarik-narik telinga.

- Kongesti nasal

- Iritabilitas

- Batuk

- Anoreksia

- Muntah

- Diare

3. Bayi akan menunjukan nyeri dengan menangis dan menggaruk atau menarik telinga yang
sakit. Anak-anak lebih besar akan mengekspresikan keluhan nyeri telinga secara verbal

4. Pemeiksaan dengan otoskopik memperlihatkan :

- Membrane timpani yang eriema atau tertekan : penonjolan membrane timpani -


tanpa tanda yang terlihat jelas, termasuk tidak adanya reflex terhadap cahaya dan
hilangnya mobilitas membrane timpani

- Secret purulen

B. Otitis Media Supuratif Kronik

1. Perforasi pada marginal atau pada titik atau sentral yaitu perforasi yang terletak di pers
flaksida pada membran timpany.
2. Abses / fistel netro-aurikuler (belakang telinga)

3. Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah.

4. Adanya sekret berbentuk nanah dan berbau khas.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

A. Otitis Media Akut

1. Pemeriksaan otoskopi

Memberikan informasi tentang gendang telinga yang dapat digunakan untuk mendiagnosis
otitis media. Otitis media akut ditandai dengan peninjolan gendang telinga yang merah
pada pemeriksaan otoskopi. Penanda tulang dan reflex cahaya mungkin kabur.

2. Penggunaan alat pneumonik dengan otoskop (otoskop pneumatic)

Dengan menekan balon berisi udara yang dihubungkan ke otoskop, bolus kecil udara dapat
di injeksikan kedalam telinga luar. Mobilitas membrane timpani dapat diobservasi oleh
pemeriksa melalui otoskop. Pada otitis media akut mobilitas membrane timpani berkuran.

3. Timpanogram

Suatu oemeriksaan yang mencakup pemasangan sonde kecil pada telinga luar dan
oengukuran gerakan membrane timpani (gendang telinga) setelah adanya tonus yang
terfiksasi, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi mobilitas membrane timpani. Pada
otitis media akut mobilitas gendang telinga berkurang.

4. Pemeriksaan audiologi

Memperlihatkan deficit pendengaran, yang merupakan indikasi penimbunan cairan (infeksi


atau alergi)

5. Uji sensivitas dan kultur dapat dilakukan untuk mengidentifikasi organism pada secret
telinga.

6. Pengujian audiometric menghasilkan data dasar tau mendeteksi setiap kehilangan


pendengaran sekunder akibat infeksi berulang.

B. Otitis Media Supuratif Kronik


1. Pemeriksaan Audiometri

Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif. Tapi dapat
pula dijumpai adanya tuli sensotineural, beratnya ketulian tergantung besar dan letak
perforasi membran timpani serta keutuhan dan mobilitas sistim penghantaran suara
ditelinga tengah.

2. Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan radiografi daerah mastoid pada penyakit telinga kronis nilai diagnostiknya
terbatas dibandingkan dengan manfaat otoskopi dan audiometri. Pemerikasaan radiologi
biasanya mengungkapkan mastoid yang tampak sklerotik, lebih kecil dengan pneumatisasi
leb ih sedikit dibandingkan mastoid yang satunya atau yang normal. Erosi tulang, terutama
pada daerah atik memberi kesan kolesteatom Proyeksi radiografi yang sekarang biasa
digunakan adalah:

a) Proyeksi Schuller, yang memperlihatkan luasnya pneumatisasi mastoid dari arah lateral
dan atas. Foto ini berguna untuk pembedahan karena memperlihatkan posisi sinus
lateral dan tegmen. Pada keadaan mastoid yang skleritik, gambaran radiografi ini
sangat membantu ahli bedah untuk menghindari dura atau sinus lateral.

b) Proyeksi Mayer atau Owen, diambil dari arah dan anterior telinga tengah. Akan tampak
gambaran tulang-tulang pendengaran dan atik sehingga dapat diketahui apakah
kerusakan tulang telah mengenai struktur-struktur.

c) Proyeksi Stenver, memperlihatkan gambaran sepanjang piramid petrosus dan yang


lebih jelas memperlihatkan kanalis auditorius interna, vestibulum dan kanalis
semisirkularis. Proyeksi ini menempatkan antrum dalam potongan melintang sehingga
dapat menunjukan adanya pembesaran akibat kolesteatom.

d) Proyeksi Chause III, memberi gambaran atik secara longitudinal sehingga dapat
memperlihatkan kerusakan dini dinding lateral atik. Politomografi dan atau CT scan
dapat menggambarkan kerusakan tulang oleh karena kolesteatom, ada atau tidak
tulang-tulang pendengaran dan beberapa kasus terlihat fistula pada kanalis
semisirkularis horizontal. Keputusan untuk melakukan operasi jarang berdasarkan
hanya dengan hasil X-ray saja. Pada keadaan tertentu seperti bila dijumpai sinus
lateralis terletak lebih anterior menunjukan adanya penyakit mastoid.
3. Bakteriologi

Walapun perkembangan dari OMSK merupakan lanjutan dari mulainya infeksi akut,
bakteriologi yang ditemukan pada sekret yang kronis berbeda dengan yang ditemukan
pada otitis media supuratif akut. Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK adalah
Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus. Sedangkan bakteri pada OMSA
Streptokokus pneumonie, H. influensa, dan Morexella kataralis. Bakteri lain yang dijumpai
pada OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp. Infeksi
telinga biasanya masuk melalui tuba dan berasal dari hidung, sinus parasanal, adenoid
atau faring. Dalam hal ini penyebab biasanya adalah pneumokokus, streptokokus, atau
hemofilius influenza. Tetapi pada OMSK keadaan ini agak berbeda. Karena adanya
perforasi membran timpani, infeksi lebih sering berasal dari luar yang masuk melalui
perforasi tadi (Ballenger JJ, 1997).

4. Otoskop

untuk melihat perforasi membran timpani.

PENATALAKSANAAN

A. Otitis Media Aku

1. Diagnosis dengan penatalaksanaan nyeri dengan asetaminofen atau analgesic lain


direkomendasikan untuk otitis media akut

2. Otitis media akut biasanya diobati dengan antibiotic walaupun periode menunggu dengan
waspada mungkin tepat. Episode berulang otitis media akut dapat menyebabkan
pemasangan slang timpanostomi sebagai upaya untuk mencegah infeksi diwaktu yang
akan datang.

3. Otitis eksterna diobati dengan tetes anti inflamasi, tetes anti mikroba, atau keduanya

B. Otitis Media Supuratif Kronik

1. Pembersihan telinga secara adekuat (aural toilet)

2. Pemberian anti mikroba topikal yang dapat mencapai lokasi dalam jumlah adekut.

3. Bedah
Terapi OMSK tidak jarang memerlukan waktu lama, serta harus berulang-ulang. Sekret yang
keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi, keadaan ini antara lain disebabkan oleh satu
atau beberapa keadaan :

1. Adanya perforasi membran timpani yang permanen, sehingga telinga tengah


berhubungan dengan dunia luar.

2. Terdapat sumber infeksi di faring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal.

3. Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid.

4. Gizi dan higiene yang kurang.

Pembedahan pada OMSK

Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dilakukan pada OMSK :

1. Mastoidektomi sederhana

Operasi dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif tidak
sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan
patologik.

Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi pada operasi ini fungsi
pendengaran tidak diperbaiki.

2. Mastordektomi radikal

Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah
meluas. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologis dan
mencegah komplikasi ke intrakranial.

3. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy)

Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum
merusak kavum timpani. Tujuan operasi ialah untuk membuang semua jaringan patologik
dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.

4. Miringoplasti

Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama
timpanoplasti tipe I, rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi
ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan
perforasi yang menetap.

5. Timpanoplasti

Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau
OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa.
Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.

KOMPLIKASI

A. Otitis Media Akut

1. Kehilangan Pendengaran

2. Perforasi MT

3. Mastoiditis

4. Kolesteatoma

5. Petrositis

6. Paralisis saraf cranial

7. Labirintitis

8. Meningitis

9. Abses ekstradural/subdural/intracranial

10. EnsefalitisThrombosis sinus lateralis

11. Hidrosefalus otitis

B. Otitis Media Supuratif Kronik

Otitis media supuratif mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang
sangat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Tendensi otitis media
mendapat komplikasi tergantung pada kelainan patologik yang menyebabkan otorea. Biasanya
komplikasi didapatkan pada pasien OMSK tipe maligna, tetapi suatu otitis media akut atau
suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada OMSK tipe benigna pun dapat
menyebabkan komplikasi. Komplikasi intra kranial yang serius lebih sering terlihat pada
eksaserbasi akut dari OMSK berhubungan dengan kolesteatom. Adam dkk mengemukakan
klasifikasi sebagai berikut:

1. Komplikasi di telinga tengah yaitu perforasi persisten, erosi tulang pendengaran dan
paralisis nervus fasial.

2. Komplikasi telinga dalam yaitu fistel labirin, labirinitis supuratif dan tuli saraf
(sensorineural).

3. Komplikasi ekstradural yaitu abses ekstradural, trombosis sinus lateralis dan petrositis.

4. Komplikasi ke susunan saraf pusat yaitu meningitis, abses otak dan hidrosefalus otitis
(Helmi S, 1997)

DIAGNOSA KEPERWATAN

1. Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi

2. Perubahan persepsi dan sensori berhubungan dengan Infeksi di telinga tengah, obstruksi
oleh cairan telinga, kerusakan di organ pendengaran

3. Cemas berhubungan dengan Diagnosa, Prognosis, kemungkinan penurunan pendengaran,


prosedur operasi

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpajan informasi

5. Resiko terjadi injuri / trauma berhubungan dengan ketidakseimbangan labirin : vertigo

Anda mungkin juga menyukai