Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yang disebabkan karena
masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah (Smeltzer, 2001). Otits media akut
(OMA) dapat terjadi kare beberapa faktorpenyebab, seperti sumbatan tuba eustachius
(merupakan penyebab utama darikejadian otitis media yang menyebabkan pertahanan
tubuh pada silia mukosa tubaeustachius terganggu), ISPA (infeksi saluran pernafasan
atas), dan bakteri( Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella
catarrhalis,dan bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus, Staphylococcus
aureus, E. coli, Pneumococcus vulgaris).

Di Amerika Serikat, diperkirakan bahwa sekitar 9,3 juta anak-anak mengalami


serangan OMA pada 2 tahun pertama kehidupannya (Berman, 1995).Menurut Teele
(1991) dalam Commissoet al. (2000), 33% anak akan mengalamisekurang-kurangnya
satu episode OMA pada usia 3 tahun pertama. Terdapat 70%anak usia kurang dari 15
tahun pernah mengalami satu episode OMA (Bluestone,1996). Faktanya, ditemukan
bahwa otitis media menjadi penyebab 22,7% anak-anak pada usia dibawah 1 tahun dan
40% anak-anak pada usia 4 sampai dengan 5tahun yang datang berkunjung ke dokter
anak. Selain itu, sekitar sepertigakunjungan ke dokter didiagnosa sebagai OMA dan
sekitar 75% kunjungan balik ke dokter adalah untuk  follow-up penyakit otitis media
tersebut (Teeleet al.,1989).

Menurut Casselbrant (1999) dalam Titisari (2005), menunjukkan bahwa19% hingga


62% anak-anak mengalami sekurang-kurangnya satu episode OMAdalam tahun pertama
kehidupannya dan sekitar 50-84% anak-anak mengalamipaling sedikit satu episode
OMA ketika ia mencapai usia 3 tahun. Di AmerikaSerikat, insidens OMA tertinggi
dicapai pada usia 0 sampai dengan 2 tahun,diikuti dengan anak-anak pada usia 5 tahun.

1
2. Tujuan
A. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah untuk dapat memahami asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus otitis media akut yang meliputu pengkajian keperawatan,
perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi
keperawatan, serta evaluasi keperawatan.
B. Tujuan Khusus
1) Dapat melakukan melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan otitis
media akut
2) Dapat merumuskan diagnosa keperawatan otitis media akut
3) Dapat merencanakan tindakan keperawatan otitis media akut
4) Dapat melakukan implementasi keperawatan otitis media akut
5) Dapat melakukan evaluasi tindakan keperawatan otitis media akut

3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan otitis media akut
b. Bagaimana merumuskan diagnosa keperawatan otitis media akut
c. Bagaimana merencanakan tindakan keperawatan otitis media akut
d. Bagaimana melakukan implementasi keperawatan otitis media akut
e. Bagaimana melakukan evaluasi tindakan keperawatan otitis media akut

2
BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Otitis Media Akut


A. Definisi

Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid (Ahmad Mufti, 2005)

Otitis media adalah inflamasi pada bagian telinga tengah. Otitis media
sebenarnya adalah diagnosa yang paling sering dijumpai pada anak – anak di bawah
usia 15 tahun.

Otitis Media Akut adalah suatu infeksi pada telinga tengah yangdisebabkan
karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga tengah(Smeltzer, 2001).

Otitis Media Akut adalah peradangan akut sebagian atau seluruhperiosteum


telinga tengah (Mansjoer,Arif,2001).

B. Etiologi
1) Disfungsi atau sumbatan tuba eustachius merupakan penyebab utama dariotitis
media yang menyebabkan pertahanan tubuh pada silia mukosa tubaeustachius
terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telingatengah juga akan
terganggu
2) ISPA (infeksi saluran pernafasan atas), inflamasi jaringan di sekitarnya(misal :
sinusitis, hipertrofi adenoid), atau reaksi alergi (misalkan rhinitisalergika). Pada
anak-anak, makin sering terserang ISPA, makin besarkemungkinan terjadinya
otitis media akut (OMA). Pada bayi, OMAdipermudah karena tuba eustachiusnya
pendek, lebar, dan letaknya agak horisontal.
3) BakteriBakteri yang umum ditemukan sebagai mikroorganisme penyebab adalah
Streptococcus peumoniae, Haemophylus influenza, Moraxella catarrhalis,dan
bakteri piogenik lain, seperti Streptococcus hemolyticus,Staphylococcus aureus,
E. coli, Pneumococcus vulgaris.

3
C. Patofisiologi
Otitis media terjadi akibat disfungsi tuba eustasius. Tuba tersebut, yang
menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring, normalnya tertutup dan datar
yang mencegah organisme dari rongga faring memasuki telinga tengah. Lubang
tersebut memungkinkan terjadinya drainase sekret yang dihasilkan oleh mukosa
telinga tengah dan memungkinkan terjadinya keseimbangan antara telinga tengah dan
lingkungan luar. Drainase yang terganggu menyebabkan retensi sekret di dalam
telinga tengah. Udara, tidak dapat ke luar melalui tuba yang tersumbat, sehingga
diserap ke dalam sirkulasi yang menyebabkan tekanan negatif di dalam telinga
tengah. Jika tuba tersebut terbuka, perbedaan tekanan ini menyebabkan bakteri
masuk ke ruang telinga tengah, tempat organisme cepat berproliferasi dan menembus
mukosa (Wong et al 2008, h.944)

D. Stadium
Stadium Otitis Media Akut dibagi menjadi :
1) Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Terdapat gambaran retraksi/penonjolan membran tympani akibat tekanan negatif
di dalam telinga tengah kadang berwarna normal atau keruh pucat. Efusi tidak
dapat dideteksi. Sukar dibedakan dengan otitis media serosa akibat virus atau
alergi.
2) Stadium Hiperemis (Presupurasi)
Tampak pembuluh darah yang melebat di membran tympani atau seluruh
membran tympani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat serosa sehingga sukar terlihat.
3) Stadium Supurasi
Edem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel ephitel
superfisial. Serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani,
menyebabkan membran tympani menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar.
4) Stadium Perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi
kuman yang tinggi, maka akan terjadi ruptur membran tympani dan nanah keluar
mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar.

4
5) Stadium Resolusi
Bila membran tympani tetap utuh, maka keadaan membran tympani perlahan-
lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan
berkurang dan akhirnya kering. Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman
rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.

E. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari OMA tergantung pada stadium penyakit dan umur klien.
1) Stadium Hiperemi
      Nyeri dan rasa penuh dalam telinga karena tertupnya tuba eustachius
yangmengalami hiperemi dan edema
      Demam
Pendengaran biasanya masih normal
2) Stadium Oklusi
      Nyeri dan demam bertambah hebat
      Pada anak : panas tinggi disertai muntah, kejang, dan meningismus
      Pendengaran mulai berkurang
3) Stadium Supurasi
      Keluar sekret dari telinga
      Nyeri berkurang karena terbentuk drainase akibat membran timpani ruptur
      Demam berkurang
Gangguan pendengaran bertambah karena terjadi gangguan mekanisme
konduksi udara dalam telinga tengah
4) Stadium Koalesen
Nyeri tekan pada daerah mastoid, dan akan terasa berat pada malam hari.
5) Stadium Resolusi
Pendengaran membaik atau kembali normal.

5
2. Asuhann Keperawatan
A. Pengkajian
1) Biodata
a) Biodata Pasien
Nama Klien                             : An”E”
Usia/ Tempat tggl Lahir          : 8 Tahun
Jenis Kelamin                          : Laki-laki
Agama                                     : Islam
Pendidikan                              : SD
Alamat                                     : Jl. Karya No.36
Tanggal Masuk RS                  : 27 Oktober 2018
Tanggal Pengkajian                 : 29 Oktober 2018
b) Biodata Penanggungjawab
Nama                                  : Tn “A”
Usia                                    : 35 Tahun
Pendidikan                           : S1 Peternakan
Pekerjaan                            : Pegawai Swasta
Agama                                : Islam
Alamat                               : Jl. Karya No.36
Hubungan dengan klien : Ayah

2) Keluhan Utama
P : Ibu Klien mengatakan anaknya merasa nyeri pada telinga kiri Karena adanya
infeksi.
Q : Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri pada daerah telinga sampai ke kepala
S : Skala nyeri yang dirasakan adalah 7 rentang 0 – 10
T : Nyeri dirasakan hilang timbul, lama nyeri ± 15 -20 menit
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Awal keluhan dialami klien sejak 2 hari sebelum klien masuk Rumah
Sakit. Klien masuk RS pada tanggal 27 Oktober 2018 dengan keluhan
pendengaran menurun, nyeri (+) pada telinga kiri klien, demam (+) selama 2
hari.  Klien didagnosa Otitis Media Akut. TTV saat masuk RS didapatkan
hasil:

6
TD       : 100/70 mmHg
N         : 98 X/ menit
S          : 37, 80C
P          : 28 X/ Menit
Pada saat klien dikaji yaitu pada tanggal 29 Oktober 2018, ibu klien
mengatakan anaknya merasakan nyeri pada telinga bagian sinistra. Ibu klien
mengatakan pendengaran anaknya menurun serta saat diajak berbicara klien
terkadang diam dan tidak nyambung, dengan skala 5 rentang 0 – 10. Ibu
klien mengatakan anaknya cemas dengan kondisi pendengarannya dan selalu
bertanya-tanya kepada ibunya mengenai pendengarannya. TTV saat di kaji
didapatkan hasil:
TD       : 100/60 mmHg
N         : 100 X/menit
S          : 37,50C
P          : 40 X/ Menit
b) Riwayat Kesehatan Terdahulu
1. Penyakit yang pernah dialami
Klien pernah menderita diare pada usia 4 Tahun dan di Rawat di RS Haji
Medan
2. Kecelakaan yang dialami
Klien tidak pernah mengalami kecelakaan
3. Klien pernah dibawa ke RS
Klien pernah dibawa ke RS Haji Medan pada usia 4 tahun dan menjalani
perawatan selama 1 minggu
4. Alergi
Klien alergi terhadap cuaca
5. Konsumsi obat-obat bebas
Klien pernah mengkonsumsi obat-obat bebas
6. Perkembangan Anak
Perkembangan anak disbanding saudara-saudaranya sama

7
c) Riwayat Imunisasi
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi Pemberian
1. BCG I bulan Demam
2. DPT (I, II, III) Lupa Lupa
3. Polio (I, II, III) 12 bulan Demam
4. Campak Tidak ada Tidak ada
5. Hepatitis Lupa Lupa

d) Riwayat Tumbuh Kembang


1. Pertumbuhan Fisik
BB Lahir                                 : 3 kg
PB Lahir                                  : 48 cm
BB Sekarang                           : 28 kg
PB Sekarang                 : 120 cm
Waktu tumbuh Gigi        : 1 tahun
Tanggal Gigi : Gigi geraham bawah: 2 (sinistra dan
dekstra)
2. Pertumbuhan Tiap Tahapan Usia Anak
Berguling                                : 6 bulan
Duduk                                     : 8 bulan
Merangkak                              : 10 bulan
Berdiri                                     : 1 tahun
Berjalan                                   : 1 tahun 2 bulan
Senyum pertama kali               : 2 bulan
Bicara pertama kali                 : 1 tahun
Berpakaian tanpa bantuan       : 5 tahun
e) Riwayat Nutrisi
1. Pemberian ASI
Pertama kali disusui          : Hari ke-1 saat lahir
Cara pemberian                 : Saat bayi menangis
Lama pemberian                : 0 – 2 Tahun
2. Pemberian Susu Formula
Alasan pemberian              : Agar nutrisi klien terpenuhi
Jumlah pemberian             : Lupa
Cara memberikan              : Dengan dot
3. Pemberian Makanan Tambahan
Pertama kali diberikan usia : 5 bulan

8
Jenis                                     : bubur halus + kuah sayur
4. Pola Perubahan Nutrisi tiap Tahapan Usia Sampai Saat Ini
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
0 – 4 bulan ASI 5 bulan
4 – 12 bulan ASI + Bubur Sum 1 tahun
1 – 2 tahun ASI + Nasi halus + 1 tahun
kuah sayur
2 – 6 tahun Nasi + telur + sayur  4 tahun
+ indomie
6 – 8 tahun Nasi + telur + ikan + Umur 6 tahun
indomie + sayur sampai sekarang

4) Psikososial

a) Apakah anak tinggal di                       : Rumah sendiri


b) Lingkungan berada di                         : Kota
c)   Apakah rumah dekat                           : Sekolah
d) Apakah ada tangga yang berbahaya   : Tidak ada
e) Apakah anak punya ruangan bermain : Ada
f) Hubungan antara anggota keluarga    : anak sangat dekat dengan 2 saudara kandungnya
g) Pengasuh anak                                       : Orang tua
5) Spiritual
Keluarga klien sangat mendukung klien dalam penyembuhan dan menginginkan
segera pulang.
6) Reaksi Hospitalisasi
a) Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap
Mengapa ibu membawa anaknya ke RS?
-          Karena ibu klien khawatir
Apakah dokter menceritakan tentang kondisi anak?
-          Iya
Bagaimana perasaan orang tua saat ini?
-          Masih khawatir

Apakah orang tua selalau berkunjung?


-          Iya
Siapa yang akan tinggal dengan anak?
-          Orang tua, nenek dari ayah
b) Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

9
Klien mengerti bahwa dirinya sakit, namun tidak tahu mengenai penyakitnya.
Klien cemas dengan kondisi penyakitnya terutama pendengarannya yang
menurun. Klien tampak gelisah.
7) Aktivitas Sehari-hari

Kondisi Jenis Kegiataan Sebelum sakit Saat sakit


1.      Selera makan Baik Baik
2.      Menu makan Nasi + sayur +ayam Bubur +sayur +hati
+indomie+ telur ayam + telur
3.      Frekuensi makan 3 X sehari 3 X sehari
Nutrisi 4.      Makanan disukai Ayam goreng Ayam goring
5.      Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
6.      Pembatasan pola makan Tidak ada Tidak ada
7.      Cara makan Makan sendiri Disuap
8.      Ritual saat makan Berdoa Berdoa
1.      Jenis minuman Air putih+ susu Air putih + susu
dancow dancow
Cairan 2.      Frekuensi minuman 3 - 4 gelas sehari 2 - 4 gelas sehari
3.      Kebutuhan cairan Lupa 1500 – 2000 cc
4.      Cara pemenuhan Gelas Gelas dan pipet
1.      Jam tidur
Siang   : 13. 00 – 15. 00 Tidak teratur
Istirahat Tidur Malam : 20. 00 – 06. 00 Tidak teratur
2.      Pola tidur Tidak teratur Tidak teratur
3.      Kebiasaan sebelum tidur Menonton TV Menonton TV
4.      Kesulitan tidur Tidak ada Nyeri telinga
BAB
1.      Tempat pembuangan WC WC
2.      Frekuensi 3 X Sehari 2 – 3 X Sehari
3.      Konsistensi Lunak Lunak
4.      Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Eliminasi
BAK
1.      Tempat pembuangan WC WC
2.      Frekuensi 3 X Sehari 3 – 4 X sehari
3.      Warna Kuning pucat Kuning pekat
4.      Bau Amis Obat
1.      Program bermain Tidak ada Tidak ada
2.      Jenis permainan Banyak Tidak ada
Olah raga 3.      Kondisi setelah bermain Senang dan
Tidak ada
lelah
Personal Mandi
1.      Cara mandi Mandi sendiri Dimandikan
hygiene
2.      Frekuensi 3 X Sehari 1 X sehari
3.      Alat mandi Handuk, Handuk, sabun,
sabun,dll dll

10
Cuci rambut
1.      Frekuensi 4 X seminggu Tidak pernah
2.      Cara Sendiri Dibantu ibu
Gunting kuku
1.      Frekunsi 1 X seminggu 1 X seminggu
2.      Cara Dengan gunting Dengan
kuku gunting kuku
Gosok gigi
1.      Frekuensi Setiap kali Setiap kali
mandi mandi
2.      Cara Sendiri Sendiri
1.      Kegiatan sehari-hari Sekolah +
Berbaring
bermain
Aktivitas/Mob 2.      Pengaturan jadwal harian Tidak teratur Tidak teratur
ilitas Fisik 3.      Penggunaan alat bantu aktivitas Tidak ada Tidak ada
4.      Kesulitan pergerakan tubuh Tidak bisa
Tidak ada
miring kekiri
1.      Perasaan setelah rekreasi Senang Tidak ada
2.      Waktu luang Bermain Tidur
Rekreasi 3.      Waktu senggang keluarga Berkumpul Berkumpul
4.      Kegiatan hari libur Istirahat
Tidak ada
+bermain

8) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : baik
b) Tanda-tanda Vital
TD       : 100/60 mmHg
N         : 95 X/menit
S          : 38,40C
P          : 30X/Menit
c) Sistem Pernafasan
Hidung sismetris kiri dan kanan, tidak terdapat pernapasan cuping hidung,
ada secret, tidak ada pembesaran kelencaj tyroid dan tumor. Bentuk dada
normal (normal chest), perbandingan posterior- inferior dan transversal
adalah 2: 1, gerakan dada simetris, tidak ada gerakan tambahan. Tidak ada
suara napas ronci, wheezing, strender dan rates.
d) Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, bibir tidak pucat, ukuran jantung normal, suara
jantung S1 Lub, S2 dup.
e) Sistem Pencernaan
Sclera tidak ikterus, bibir agak kering, mulut tidak mengalami stomatitis,
jumlah gigi tidak utuh (2 yang tanggal), kemampuan menelan baik, tidak ada

11
kesulitan saat menelan, gaster tidak kembung, gerakan peristaltic normal
yaitu 12 X permenit. Tidak ada nyeri tekan pada abdomen.
f) Sistem Indra
Mata
Visus normal, lapang pandang normal, klien mampu melihat jari pemeriksa
saat diperksa, tidak ada nyeri tekan pada kelopak mata
Hidung
Penciuman klien baik, mampu membedakan bau, terdapat secret, dengan
warna kuning pucat.
Telinga
Keadaan daun telinga normal, terdapat nyeri tekan, terdapat massa, terlihat
adanya tanda-tanda imflamasi (kalor, dolor, rubor, tumor, disfungsi sel).
Terdapat cairan (Otorrhea). Pendengaran menurun dilakukan dengan uji
berbisik di dekat klien.
g) Fungsi Saraf
Keadaan klien compos mentis. Klien dapat mengenali keluarganya dengan
baik. Pemeriksaan Nervus VIII (Audiotorius): Klien tidak dapat mendengar
dengan baik. Pendengaran klien menurun.
h) Sistem Integumen
Tidak terdapat perdarahan dibawah kulit, turgor kulit klien baik.
9) Therapy Saat Ini
a) IVFD RL 15 tts/ menit
b) Caterolac
c) Cefotaxime

B. Analisa Data

Symptom Etiologi Masalah


1.     DS: Ibu klien mengatakan Nyeri
Infeksi mikroorganisme
anaknya merasakan nyeri pada
telinga kirinya. 
P : Ibu Klien mengatakan anaknya Sel darah putih melawan
merasa nyeri pada telinga kiri bakteri
Karena adanya infeksi.
Q : Nyeri yang dirasakan seperti
Terbentuk push

12
ditusuk-tusuk
R : Nyeri pada daerah telinga sampai
Edema Tuba Eustachius
ke kepala
S : Skala nyeri yang dirasakan adalah
7 rentang 0 – 10 Produksi lendir
T : Nyeri dirasakan hilang timbul,
lama nyeri ± 15 -20 menit Sumbatan Tuba Eustachius
DO :
        Klien tampak meringis Disfungsi Tuba Eustachius
        Skala nyeri 7 rentang 0 – 10
        Klien tidak bisa miring ke kiri Ggn Drainase Cairan Telinga
(lateral kiri) Tengah

Eksudat Pirulen di Telinga


Tengah

Tekanan ↑ diTelinga Tengah


 

Nyeri  
2.      DS : Gangguan
Infeksi mikroorganisme
Ibu
        klien mengatakan Komunikasi
pendengaran anaknya menurun,
serta saat diajak berbicara klien Sel darah putih melawan
terkadang diam dan tidak bakteri
nyambung, dengan skala 5 rentang
0 – 10
Terbentuk push
DO :
        Saat klien diajak berbicara oleh
perawat klien tidak menjawab dan Edema Tuba Eustachius
kadang menjawab tapi pertanyaan
diulang berulang kali, dan kadang

13
menjawab tapi tidak nyambung.
Produksi lendir

Sumbatan Tuba Eustachius

Disfungsi Tuba Eustachius

Ggn Drainase Cairan

Telinga Tengah

Eksudat Pirulen di Telinga


Tengah

Gangguan penghantaran
suara

Tuli produktif

Gangguan komunikasi
3.      DS :   Cemas
Infeksi mikroorganisme
        Ibu klien mengatakan anaknya
cemas dengan kondisi
pendengarannya dan selalu Sel darah putih melawan
bertanya-tanya kepada ibunya bakteri
mengenai pendengarannya.
DO :
        Klien tampak gelisah Terbentuk push

        Klien selalu bertanya-tanya saat


diperiksa tentang pendengarannya Edema Tuba Eustachius
yang menurun.
TD       : 100/60 mmHg
N         : 100 X/menit Produksi lendir

S          : 37,50C

14
P          : 40 X/ Menit Sumbatan Tuba Eustachius

Disfungsi Tuba Eustachius

Ggn Drainase Cairan

Telinga Tengah

Eksudat Pirulen di

Telinga Tengah

Gangguan penghantaran
suara

Tuli produktif

Ansietas

C. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri berhubungan dengan  proses inflamasi pada jaringan telinga tengah, ditandai
dengan wajah meringis
2) Gangguan komunikasi  berhubungan dengan  pendengaran tidak adekuat, ditandai
dengan tuli konduktif
3) Ansietas berhubungan dengan  pendengaran tidak adekuat, ditandai dengan gelisah

D. Intervensi Keperawatan
1) Nyeri b/d proses inflamasi pada jaringan telinga tengah, ditandai dengan wajah meringis
Tujuan: Penurunan rasa nyeri
Kriteria Hasil: Rasa nyeri berkurang ataupun hilang.
Intervensi:
a.       Kaji tingkat intensitas klien dan mekanisme koping klien.
Rasional: Memberikan informasi untuk membantu dalam menentukan pilihan/
keefektifan intervensi.
b.      Selidiki dan laporkan adanya nyeri yang hebat

15
Rasional: Diduga inflamasi pada tubu eustachius, yang memerlukan intervensi medik
cepat
c.       Alihkan perhatian klien dengan menggunakan teknik-teknik relaksasi.
Rasional: Karena dengan teknik relaksasi dapat membantu klien untuk Perubahan
sensori-persepsi ; Auditorius b/d Gangguan penghantaran bunyi pada organ 
pendengaran.
d.      Berikan analgetik sesuai indikasi.
Rasional:   Pemberian obat analgetik dapat mengurangi atau  menghilangkan rasa nyeri 
yang dirasakan oleh klien.
2) Gangguan Komunikasi b/d pendengaran tidak adekuat, ditandai dengan tuli 
konduktif
            Tujuan: Tidak terjadi gangguan komunikasi.
Kriteria Hasil: Komunikasinya jelas.
Intervensi:
a.       Memandang klien ketika sedang berbicara
Rasional: Klien merasa dihargai
b.      Usahakan menggunakan bahasa non verbal
Rasional: Agar klien lebih mudah memahami interaksi   disekitarnya.
c.       Pasang alat bantu pendengaran
Rasional: Untuk memudahkan komunikasi
d.      Mengurangi kegaduhan pada lingkungan klien
Rasional: Mengurangi resiko keparahan penyakit klien
3) Ansietas b/d pendengaran tidak adekuat, ditandai dengan gelisah
Tujuan: Mengatasi rasa cemas
Kriteria Hasil: Menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai
tingkat dapat ditangani  
Intervensi:
a.       Catat petunjuk perilaku gelisah yang dialami klien
Rasional: Indikator derajat ansietas, klien dapat merasa tidak terkontrol
b.      Dorong klien meyatakan perasaan
Rasional: Membuat hubungan terapeutik
c.       Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan
Rasional: Keterlibatan klien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa
kontrol dan membantu menurunkan ansietas

16
d.      Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan yang diekspresikan orang
lain. Tingkatkan perhatian mendengar klien.
Rasional: Validasi bahwa perasaan normal dapat menurunkan stres

E. Implementasi

No. Diagnosa Intervensi


1 Nyeri berhubungan dengan  Kompres panas 
proses inflamasi pada jaringan  Kompres dingin
 Mengajarkan teknik nafas dalam
telinga tengah, ditandai dengan
 memberian analgetik, dan antibiotik
wajah meringis  Nyeri sdikit berkurang 
 Tekanan sedikit berkurang, pasien
tampak menahan tekanan (meringis) 
 Pasien melakukan nafas dalam saat nyeri 
 Pasien minum obat, tampak lebih baik
2 Gangguan komunikasi   mengurangi kegaduhan 
berhubungan dengan  Memandang klien ketika sedang berbicara
pendengaran tidak adekuat,
 Berbicara jelas dan tegas pada klien tanpa
ditandai dengan tuli konduktif
perlu berteriak
 Memberikan pencahayaan yang memadai
bila klien bergantung pada gerak bibir
 Memberikan alat bantu pendengaran
 Pasien jadi tampak tenang 
 Pasien belum mengerti dengan jelas
pembicaraan 
 Cahaya cukup terang 
 Pasien tidak mau menggunakan alat
bantu pendengaran karena tidak nyaman
3 Ansietas berhubungan dengan  Menjelaskan semua prosedur 
pendengaran tidak adekuat,  Menemani pasien untuk memberikan
ditandai dengan gelisah keamanan dan mengurangi takut
 Informasi mengenai pembedahan dan
lingkungan ruang operasi penting untuk
diketahui klien sebelum pembedahan
 Pasien masih bingung
 Pasien tampak sedikit tenang saaat
ditemani 
 Pasien masih cemas

F. Evaluasi

Diagnosa I

17
S: Pasien mengatakan nyeri dan tekanan ditelinga sedikit berkurang 
O: Pasien tampak menahan tekanan sakit telinga(meringis) 
A: Masalah belum teratasi 
P: Lanjutkan intervensi 
• Kompres panas di telinga bagian luar ; untuk mengurangi nyeri. 
• Kompres dingin ; untuk mengurangi tekanan telinga (edema)
• Ajarkan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri 
• Anjurkan pasien untuk tidak batuk

Diagnosa II

S: Pasien mengatakan belum mengerti dengan jelas pembicaraan 


O: Pasien tampak tenang karena tidak ada kegaduhan 
A: Masalah teratasi sebagian 
P: Lanjutkan Intervensi 
• mengurangi kegaduhan pada lingkungan klien
• Memandang klien ketika sedang berbicara
• Berbicara jelas dan tegas pada klien tanpa perlu berteriak
• Memberikan pencahayaan yang memadai bila klien bergantung pada gerak bibir

Diagnosa III

S: Pasien mengatakan masih bingung komplikasi yang mungkin timbul


O: Pasien kadang menekan saat telinga sakit 
A: Masalah Belum teratasi 
P: Lanjutkan Intervensi 
• Ajarkan klien membersihkan telinga yang benar dan bersih serta menggunakan
antibiotik secara kontinyu sesuai aturan
• Beritahu komplikasi yang mungkin timbul dan bagaimana cara melaporkannya
• Tekankan hal-hal yang penting yang perlu ditindak lanjuti / evaluasi pendengaran
• Ajarkan pasien untuk tidak menekan telinga

18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Menurut Smeltzer, 2001, Otitis Media Akut (OMA) merupakan suatu infeksi pada
telinga tengah yang disebabkan karena masuknya bakteri patogenik ke dalam telinga
tengah. Penyebab utama dari OMA adalah tersumbatnyasaluran/tuba eustachius yang
bisa disebabkan oleh proses peradangan akibatinfeksi bakteri yang masuk ke dalam tuba
eustachius tersebut, kejadian ISPA yangberulang pada anak juga dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya OMA padaanak.

Stadium OMA dapat terbagi menjadi lima stadium, antara lain: StadiumHiperemi,
Oklusi, Supurasi, Koalesen, dan Stadium Resolusi. Dimana manifestasidari OMA juga
tergantung pada letak stadium yang dialami oleh klien. Terapi dariOMA juga berdasar
pada stadium yang dialami klien. Dari perjalanan penyakitOMA, dapat muncul beberapa
masalah keperawatan yang dialami oleh klien,antara lain: gangguan rasa nyaman (nyeri),
perubahan sensori persepsipendengaran, gangguan komunikasi, dan kecemasan.

2. Saran
a) Untuk instansi

Untuk pencapaian kualitas keperawatan secara optimal secara optimal sebaiknya


proses keperawatan selalu dilaksanakan secara berkesinambungan

b) Untuk klien dan keluarga

Perawatan tidak kalah pentingnya dengan pengobatan karena bagaimanapun


teraturnya pengobatan tanpa perawatan yang sempurna maka penyembuhan yang
diharapkan tidak tercapai.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ari, Elizabeth. 2007. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Pendengaran dan Wicara. Editor : Dr. Ratna Anggraeni., Sp THT-KL., M.Kes. STIKes
Santo Borromeus. Bandung. 
Brunner & Sudath . 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Buku II Edisi 9, Alih Bahasa:
Agung Waluyo dkk. EGC. Jakarta.
Donna L. Wong, L.F. Whaley, Nursing Care of Infants and Children, Mosby Year Book.
Efiaty Arsyad, S, Nurbaiti Iskandar, Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung
Tenggorokan, Edisi III, FKUI,1997. 
Mansjoer. 2001. Keperawatan Medikal Bedah II: Otitis Media. Jakarta 
Mansjoer Arif dkk. 2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid I . MediaAesculapius Fakultas
Kedokteran Indonesia.Jakarta.

http://www.scribd.com/doc/36493975/OTITIS-MEDIA, dikutip pada tanggal 12


november 2012

http://www.scribd.com/doc/4825625/Otitis-Media-Akut dikutip pada tanggal 7


november 2012

http://pediatrics.uchicago.edu/chiefs/ClinicCurriculum/documents 

20

Anda mungkin juga menyukai