Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN.

E DENGAN GANGGUAN SISTEM


PENDENGARAN PADA KASUS OTITIS MEDIA AKUT (OMA)
DI RUANG ANGGREK RSUD NGANJUK

Data diambil tanggal : 21 November 2019 Jam :08.00


Ruang rawat/kelas :Ruang Anggrek/II
No. Rekam medik :1234567
I. Identitas Anak II. Identitas Orangtua
Nama : An. E Nama Ayah : Tn. M
Tanggal lahir : Nama Ibu :Ny. H
Jenis kelamin :L Pekerjaan Ayah/Ibu :IRT
Tanggal MRS :19 November 2019 Pendidikan Ayah/Ibu : SMA/SMP
Alamat : Ds. Sukomoro, Kec. Agama : Islam
Sukomoro Suku Bangsa :Jawa/Indonesia
Diagnosa Medis : Alamat : Ds. Sukomoro,
Sumber Informasi :Ibu Kec. Sukomoro

II. Riwayat Keperawatan


1. Riwayat Keperawatan Sekarang
a. Keluhan Utama : Nyeri pada telinga sinistra.
2. Riwayat Penyakit saat ini : Awal keluhan dialami klien sejak 2 hari sebelum klien
masuk Rumah Sakit. Klien masuk RS pada tanggal 19 Maret 2019 I dengan keluhan
pendengaran menurun, nyeri (+) pada telinga kiri klien, demam (+) selama 2 hari. Pada
saat klien dikaji yaitu pada tanggal 21 Maret 2019, ibu klien mengatakan anaknya
merasakan nyeri pada telinga bagian sinistra. Ibu klien mengatakan pendengaran anaknya
menurun serta saat diajak berbicara klien terkadang diam dan tidak nyambung, dengan
skala 5 rentang 0 – 10. Ibu klien mengatakan anaknya cemas dengan kondisi
pendengarannya dan selalubertanya-tanya kepada ibunya mengenai pendengarannya.
3. Riwayat Keperawatan Sebelumnya
Riwayat Kesehatan masa lalu : Klien pernah menderita diare padausia 4 Tahun dan di
Rawat di RSUD Nganjuk.
a. Riwayat Persalinan
Sekolah ( 7 – 12 tahun ) : …………………………………………………
Imunisasi

No JenisImunisasi WaktuPemberian ReaksiPemberian


1. BCG I bulan Demam
2. DPT (I, II, III) Lupa Lupa
3. Polio (I, II, III) 12 bulan Demam
4. Campak Tidakada Tidakada
5. Hepatitis Lupa Lupa

4. Riwayat Kesehatan keluarga


a. Penyakit yang pernah/masih diderita oleh anggota keluarga : Ibu mengungkap kan
bahwa keluarga pasien sebelumnya menderita penyakit flu dan batuk.
b. Genogram ( 3 generasi )

5. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan


a. Pertumbuhan
- Berat badan : 28 kg
- Panjang badan : 120 cm
- Lingkar lengan atas ...............................................................................................
- Lingkar dada .........................................................................................................

b. Perkembangan
- Motorik kasar ........................................................................................................
- Motorik halus ........................................................................................................
- Sosial ....................................................................................................................
- Bahasa ...................................................................................................................

c. Tahap perkembangan
Perkembangan Psikoseksual (Freud)
Fase Latent (8 tahun)
Tahap ini anak dialihkan pada pengejaran intelektual dan interaksi
sosial.Dalam pengejaran intelektual, orangtua saya mengarahkan saya untuk
les privat sempoa.Selain itu, orangtua juga memberikan reward jika saya
berhasil meraih peringkat 3 besar di sekolah. Proses tersebut terus berlaku pada
diri saya hingga sekarang, yaitu memiliki tanggung jawab terhadap akademis
meskipun tanpa memperoleh rewardlagi seperti dulu.
Perkembangan Psikososial (Erikson)
Ketekunan versus rasa rendah diri (8 tahun)
Pada tahap ini, anak sudah memasuki usia sekolah, kemampuan
akademiknya mulai berkembang. Selain itu, kemampuan sosial anak untuk
berinteraksi di luar anggota keluarganya juga mulai berkembang. Anak akan
belajar berinteraksi dengan teman-temannya maupun dengan gurunya. Jika
cukup rajin, anak-anak akan memperoleh keterampilan sosial dan akademik
untuk merasa percaya diri. Kegagalan untuk memperoleh prestasi-prestasi
penting menyebabkan anak untuk menciptakan citra diri yang negatif. Hal ini
dapat membawa kepada perasaan rendah diri yang dapat menghambat
pembelajaran di masa depan.
Perkembangan Kognitif (Piaget)
Tahap operasional konkret (8 tahun)
Pada masa ini, anak sudah mampu melakukan pengurutan dan klasifikasi
terhadap objek maupun situasi tertentu. Kemampuan mengingat dan berpikir
secara logis si Kecil pun makin meningkat.Ia mampu memahami konsep
sebab-akibat secara rasional dan sistematis sehingga si Kecil mulai bisa belajar
matematika dan membaca. Pada tahapan ini pula sifat “egosentris” si Kecil
menghilang secara perlahan.Ia kini sudah mampu melihat suatu masalah atau
kejadian dari sudut pandang orang lain.

6. Spiritual
Anak: anak beragama islam ikut kedua orangtuanya
Orangtua :ibu pasien mengatakan selalu berdoa dalam sholatnya untuk kesembuhan
anaknya

7. Pengetahuan keluarga
Keluargapasienhanyamengetahuibahwatelingapasiennyeri,
kemudiandibawakeRumahSakit.
8. Kebutuhan dasar neonatus / anak
- Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH): orang tua berperan khusus untuk
mengembangkan pekembangan mental psikososial anaknya seperti menemani
anaknya belajar saat anaknya merasa kesulitan atau tidak bisa mengerjakan,
membantu mengembangkan bakat anaknya,
- Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH): orang tua berperan khusus untuk
memberikan kasih sayang seperti mengajak anaknya untuk rekreasi dan hubungan
saling percaya antara anak dan orangtua. Orang tua juga harus menciptakan rasa
nyaman dan aman agar anaknya merasa dilindungi, menghargai pendapat anak,
memperhatikan minat dan memberi motivasi.
- Kebutuhan fisik-biomedis (ASUH): orang tua berperan khusus untuk mengajarkan
anaknya tentang perawatan kesehatan dasar, kebersihan diri, dan kesegaran
jasmani.
III. Pola Aktivitas sehari – hari

Pola Saat di rumah Saat di rumah sakit


Istirahat dan Ibu pasien mengatakan anaknya tidur Ibu pasien mengatakan anaknya
tidur siang jam 13.00-15.00, tidur malam tidur malam jam 23.30-05.00
jam 20.30-05.00 sering terbangun karena
tangannya terpasang infus. Tidur
siang jam 14.00-13.20 sering
tebangun karena terganggu suara
tangisan pasien lainnya.
Aktivitas Ibu pasien mengatakan aktivitas Ibu pasien mengatakan aktivitas
anaknya mengikuti kegiatan seperti anaknya hanya bisa bermain di
biasa, sekolah dan bermain dengan atas tempat tidur.
teman sebaya saat pulang sekolah
Nutrisi Ibu pasien mengatakan anaknya Ibu pasien mengatakan anaknya
makan 3kali/hari tidak habis dengan makan 3kali/hari satu porsi tidak
porsi nasi dan lauk. Minum 7-8 habis
gelas/hari
Eliminasi Ibu pasien mengatakan anaknya Ibu pasien mengatakan anaknya
BAB 1kali/hari dengan konsistensi sudah BAK 4kali, BAB 1kali
lembek, warna kuning, bau khas. dengan konsistensi lembek warna
BAK 4-6 kali/hari kuning, bau khas.
Kebersihan Ibu pasien mengatakan anaknya Ibu pasien mengatakan anaknya
diri mandi 2kali sehari , keramas hanya diseka dengan air hangat,
2kali/minggu , ganti baju pagi dan gosok gigi, mengganti pakaian
sore, gosok gigi 2kali/hari. pagi dan sore.
Memotong kuku jika panjang

IV. Observasi dan pemeriksaan fisik


1. Keadaan umum dan tanda – tanda vital
a. Kesadaran : Composmentis
b. Tekanan darah : 100/60 mmHg
c. Nadi : 95x/menit
d. Pernafasan : 30x/menit
e. Suhu : 38,5 oC
2. Kepala : bentuk kepala normal, rambut bersih lurus
3. Mata : Visus normal, lapang pandang normal, klien mampu melihat jari
pemeriksa saat diperksa, tidak ada nyeri tekan pada kelopak mata
4. Telinga : Bentuk daun telinga normal, terdapat nyeri tekan, terdapat massa,
terlihat adanya tanda-tanda imflamasi (kalor, dolor, rubor, tumor, disfungsi sel).
Terdapat cairan (Otorrhea). Pendengaran menurun dilakukan dengan uji berbisik
di dekat klien.
5. Hidung : Penciuman klien baik, mampu membedakan bau, terdapat secret, dengan
warna kuning pucat.
6. Mulut : Mukosa bibir lembab, tidak ada karies dentis
7. Leher
Inspeksi : Leher simetris
Palpasi : Tidak ada pembengkakan vena jugularis dan kelenjar tiroid

8. Dada
Simetris interkosta, tidak ada jejas

9. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris
Palpasi : Tidak ada odema
Auskultasi : Bising usus 24x permenit (normal 5-30)
Perkusi : Kuadran kanan atas pekat, kuadran kiri atas timpani, kuadran kiri
bawah timpani, kuadran kanan bawah timpani

10. Lengan
Simetris antara kanan dan kiri

11. Punggung
Simetris antara kanan dan kiri

V. Pemeriksaan penunjang / tes diagnostik


a. Laboratorium .......................................................................................................
b. Foto roxen ............................................................................................................
c. USG .....................................................................................................................
d. ECG .....................................................................................................................

VI. Terapi Medis


IVFD RL 15 tts/ menit
Caterolac
Cefotaxime

ANALISA DATA

No. Data Etiologi Problem


1 DS: Ibu klien mengatakan Infeksi mikroorganisme Nyeri
anaknya merasakan nyeri
pada telinga kirinya. Sel darah putih melawan bakteri
P : Ibu Klien mengatakan
anaknya merasa nyeri Terbentuk push
pada telinga kiri Karena
adanya infeksi. Edema Tuba Eustachius
Q : Nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk Produksi lendir
R : Nyeri pada daerah
telinga sampai ke kepala Sumbatan Tuba Eustachius
S : Skala nyeri yang
dirasakan adalah 7 rentang Disfungsi Tuba
0 – 10 Eustachius
T : Nyeri dirasakan hilang
timbul, lama nyeri ± 15 - Ggn Drainase Cairan
20 menit Telinga Tengah
DO :
- Klien tampak meringis Eksudat Pirulen di
- Skala nyeri 7 rentang 0 – Telinga Tengah
10
- Klien tidak bisa miring Tekanan ↑ di Telinga Tengah
ke kiri (lateral kiri)
Nyeri
2 DS : Infeksi mikroorganisme Gangguan
- Ibu klien mengatakan Komunikasi
pendengaran anaknya Sel darah putih melawan bakteri
menurun, serta saat diajak
berbicara klien terkadang Terbentuk push
diam dan tidak nyambung,
dengan skala 5 rentang 0 – Edema Tuba Eustachius
10
DO : Produksi lendir
- Saat klien diajak
berbicara oleh perawat Sumbatan Tuba Eustachius
klien tidak menjawab dan
kadang menjawab tapi Disfungsi Tuba
pertanyaan diulang Eustachius
berulang kali, dan kadang
menjawab tapi tidak Ggn Drainase Cairan
nyambung. Telinga Tengah

Eksudat Pirulen di
Telinga Tengah

Gangguan penghantaran suara

Tuli produktif
Gangguan komunikasi
3 DS : Infeksi mikroorganisme Cemas
-Ibu klien mengatakan
anaknya cemas dengan Sel darah putih melawan bakteri
kondisi pendengarannya
dan selalu bertanya-tanya Terbentuk push
kepada ibunya mengenai
pendengarannya. Edema Tuba Eustachius

DO : Produksi lendir
- Klien tampak gelisah
- Klien selalu bertanya- Sumbatan Tuba Eustachius
tanya saat diperiksa
tentang pendengarannya Disfungsi Tuba
yang menurun. Eustachius
TD : 100/60 mmHg
N : 100 X/menit Ggn Drainase Cairan
S : 37,50C Telinga Tengah
P : 40 X/ Menit
Eksudat Pirulen di
Telinga Tengah

Gangguan penghantaran suara

Tuli produktif

Ansietas

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Nyeri berhubungan dengan peningkatan di telinga tengah ditandai dengan:

DS: Ibu klien mengatakan anaknya merasakan nyeri pada telinga kirinya.

P : Ibu Klien mengatakan anaknya merasa nyeri pada telinga kiri Karena adanya infeksi.

Q : Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk

R : Nyeri pada daerah telinga sampai ke kepala

S : Skala nyeri yang dirasakan adalah 7 rentang 0 – 10

T : Nyeri dirasakan hilang timbul, lama nyeri ± 15 -20 menit

DO :

- Klien tampak meringis

- Skala nyeri 7 rentang 0 – 10

- Klien tidak bisa miring ke kiri (lateral kiri)


2.Gangguan komunikasi berhubungan dengan gangguan penghantaran suara ditandai dengan:

DS :

- Ibu klien mengatakan pendengaran anaknya menurun, serta saat diajak berbicara klien
terkadang diam dan tidak nyambung, dengan skala 5 rentang 0 – 10

DO :

- Saat klien diajak berbicara oleh perawat klien tidak menjawab dan kadang menjawab tapi
pertanyaan diulang berulang kali, dan kadang menjawab tapi tidak nyambung.

3.Ansietas berhubungan dengan tuli produktif ditandai dengan:

DS :

-Ibu klien mengatakan anaknya cemas dengan kondisi pendengarannya dan selalu bertanya-tanya
kepada ibunya mengenai pendengarannya.

DO :

- Klien tampak gelisah

- Klien selalu bertanya-tanya saat diperiksa tentang pendengarannya yang menurun.

TD : 100/60 mmHg

N : 100 X/menit

S : 37

P : 40 X/ Menit

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


. Keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri Setelah 1.Kaji tingkat intensitas 1.Memberikan
berhubungan dilakukan klien dan mekanisme informasi untuk
dengan tindakan koping klien. membantu dalam
peningkatan di keperawatan menentukan pilihan/
telinga tengah selama 1x24 2.Selidiki dan laporkan keefektifan
ditandai dengan: jam, masalah adanya nyeri yang hebat. intervensi.
DS: Ibu klien nyeri dapat
mengatakan teratasi. 3.Alihkan perhatian klien 2.Diduga inflamasi
anaknya dengan menggunakan pada tuba
Kriteria hasil :
merasakan nyeri teknik-teknik relaksasi. eustachius yang
pada telinga 1. Klien memerlukan
kirinya. tidak 4.Berikan analgetik intervensi medis
P : Ibu Klien meringis sesuai indikasi. cepat.
mengatakan kesakitan

anaknya merasa 2. Klien 3.Karena dengan


nyeri pada tidak teknik relaksasi
telinga kiri mengelu dapat membantu
Karena adanya h nyeri klien untuk
infeksi. Perubahan sensori-
Q : Nyeri yang persepsi ;
dirasakan seperti Auditorius b/d
ditusuk-tusuk Gangguan
R : Nyeri pada penghantaran bunyi
daerah telinga pada organ
sampai ke pendengaran.
kepala
S : Skala nyeri 4.Pemberian obat
yang dirasakan analgetik dapat
adalah 7 rentang mengurangi atau
0 – 10 menghilangkan rasa
T : Nyeri nyeri yang
dirasakan hilang dirasakan oleh
timbul, lama klien.
nyeri ± 15 -20
menit
DO :
- Klien tampak
meringis
- Skala nyeri 7
rentang 0 – 10
- Klien tidak
bisa miring ke
kiri (lateral kiri)
2 Gangguan Setelah 1.Dapatkan apa metode 1.Dengan
komunikasi dilakukan komunikasi yang mengetahui metode
dinginkan dan catat pada komunikasi yang
berhubungan tindakan
rencana perawatan diinginkan oleh
dengan keperawatan metode yang digunakan klien maka metode
oleh staf dan klien, yang akan
gangguan selama 1x24
seperti :Tulisan, digunakan dapat
penghantaran jam,gangguan berbicara, bahasa isyarat. disesuaikan dengan
kemampuan dan
suara ditandai komunikasi
2.Kaji kemampuan untuk keterbatasan klien.
dengan: berkurang/hilan menerima pesan secara
verbal.Jika ia dapat 2.Pesan yang ingin
DS : g.
mendegar pada satu disampaikan oleh
- Ibu klien Kriteria hasil : telinga, berbicara dengan perawat kepada
perlahan dan dengan klien dapat diterima
mengatakan 1.Klien akan
jelas langsung ke telinga dengan baik oleh
pendengaran memakai alat yang baik (hal ini lebih klien.
baik daripada berbicara
anaknya bantu
dengan keras) 3.Memungkinkan
menurun, serta dengar(jika komunikasi dua
3.Tempatkan klien arah anatara
saat diajak sesuai)
dengan telinga yang baik perawat dengan
berbicara klien 2.Menerima berhadapan dengan pintu. klien dapat berjalan
dnegan baik dan
terkadang diam pesan melalui
4.Dekati klien dari sisi klien dapat
dan tidak metoda pilihan telinga yang baik. menerima pesan
perawat secara
nyambung, (misal:komunika
5.Lihat langsung pada tepat.
dengan skala 5 si,tulisan,bahasa klien dan bicaralah
lambat dan jelas. 4.Agar komunikasi
rentang 0 – 10 ,lambang,berbic
dapat berjalan
DO : ara dengan jelas 6.Hindari berdiri di dengan lancar.
depan cahaya karena
- Saat klien pada telinga
dapat menyebabkan klien 5.Untuk
diajak berbicara yang baik. tidak dapat membaca Klienmemperjelas
akan memakaigerak
alat bantu dengar (jika
gerak bibir bibir yang akan
oleh perawat
dipahami leh klien.
klien tidak 7.Perkecil distraksi yang
dapat menghambat 6.Agar klien
menjawab dan
konsentrasi klien. memahami gerak
kadang bibir yang
8.Minimalkan dikomunikasikan.
menjawab tapi
percakapan jika klien
pertanyaan kelelahan atau gunakan 7.Agar klien dapat
komunikasi tertulis. fokus atau
diulang berulang
konsentrasi.
kali, dan kadang 9.Tegaskan komunikasi
penting dengan 8.Agar komunikasi
menjawab tapi
menuliskannya. dapat berjalan
tidak nyambung. dengan baik.
10.Jika ia hanya mampu
bahasa isyarat, sediakan 9.Untuk
penerjemah. Alamatkan memperjelas
semua komunikasi pada komunikasi yang
klien, tidak kepada sifatnya sangat
penerjemah. Jadi seolah- penting.
olah perawat sendiri yang
langsung berbicara 10.Untuk
kepada klien dengan mempermudah
mengabaikan keberadaan berkomunikasi
penerjemah. dengan klien.

11.Gunakan faktor-faktor 11.Agar komunikasi


yang meningkatkan lebih baik dan
pendengaran dan lancar.
pemahaman.
12.agar klien cepat
12.Bicara dengan jelas, memahami apa
menghadap individu. yang
dikomunikasikan.
13.Ulangi jika klien tidak
memahami seluruh isi 13.Agar klien
pembicaraan. memahami apa
yang belum dapat
14.Gunakan rabaan dan diterima oleh klien.
isyarat untuk
meningkatkan 14.Untuk
komunikasi. melancarkan
komunikasi dengan
15.Validasi pemahaman klien.
individu dengan
mengajukan pertanyaan 15.Agar klien dapat
yang memerlukan benar-benar paham
jawaban lebih dari ya dan apa yang
tidak. dikomunikasikan.

3 Ansietas Setelah 1.Catat petunjuk perilaku 1.Indikator derajat


berhubungan dilakukan gelisah yang dialami ansietas, klien dapat
dengan tuli tindakan klien merasa tidak
produktif keperawatan 2.Dorong klien terkontrol.
ditandai dengan: selama 1x24 jam meyatakan perasaan 2.Membuat
DS : rasa cemas klien 3.Berikan informasi yang hubungan terapeutik
-Ibu klien dapat teratasi. akurat dan nyata tentang 3.Keterlibatan klien
mengatakan Kriteria Hasil: apa yang dilakukan dalam perencanaan
anaknya cemas 1.Menunjukkan 4.Akui bahwa ansietas perawatan
dengan kondisi rileks dan masalah mirip memberikan rasa
pendengarannya 2.Melaporkan dengan yang kontrol dan
dan selalu penurunan diekspresikan orang lain. membantu
bertanya-tanya ansietas sampai Tingkatkan perhatian menurunkan
kepada ibunya tingkat dapat mendengar klien. ansietas.
mengenai ditangani 4.Validasi bahwa
pendengarannya perasaan normal
. dapat menurunkan
DO : stres
- Klien tampak
gelisah
- Klien selalu
bertanya-tanya
saat diperiksa
tentang
pendengarannya
yang menurun.
TD : 100/60
mmHg
N : 100
X/menit
S : 37,50C
P : 40 X/
Menit

Anda mungkin juga menyukai