Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN An. R.J DENGAN PNEUMONIA


DI RUANG 7B RSUD SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu Profesi Departemen Keperawatan Anak


Dalam Proses Pembelajaran Daring Departemen Keperawatan Anak
Dosen Pengampu: Ns. Dina Nurpita, M. Kep. Sp. Kep. An

Oleh:

MUGI PRAYITNO

NIM: 190070300011084

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2020
Pengkajian Dasar Keperawatan Anak

Nama mahasiswa : Mugi Prayitno


NIM : 190070300011084
Tempat Praktik : Ruang 7B RSUD dr, Saiful Anwar Malang
Tanggal Praktik : 27 Juli - 01 Agustus 2020

A. Identitas klien
Nama : An. R .J No. Register : 2017xxx
Usia : 1 tahun 6 bulan No. RM : 11481xxx
Jenis kelamin : Laki-laki Tanggal Masuk : 22/07/2020
Alamat : Karangpandan Tanggal Pengkajian : 27/07/2020
RT 3/1 Rejoso Sumber informasi : Ibu klien
Pasuruan

Nama ayah : Tn. M. S Nama ibu : Ny. S


Usia : 35 tahun Usia : 32 tahun
Pekerjaan : Swasta (bengkel) Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa

B. Status kesehatan sekarang


1. Keluhan utama
 Saat MRS : Ibu klien mengatakan anaknya sakit batuk sejak 2
minggu sebelum masuk RS. Tiba-tiba anak sesak napas (+), dahak
(+) sulit keluar, panas (+). Beberapa hari sebelum MRS, Ibu
mengatakan anaknya bab cair keluhan sudah 1 bulan warna
kehijauan, air (+), ampas (+).
 Saat Pengkajian : Ibu klien mengatakan anaknya masih sesak, Ibu
merasa anaknya masih batuk.
2. Lama keluhan : 7 hari
3. Kualitas keluhan : sesak napas dan dahak sulit keluar
4. Faktor pencetus :-
5. Faktor pemberat : Dahak tidak bisa keluar dan ada panas
6. Diagnosa medis :
 Pneumonia + TB Paru dd Treatment Fase Intensif + ADIH + Global
Development Delay + Gastroenteritis Acut + Acute Liver Injury

C. Riwayat kesehatan saat ini


Ibu mengatakan ± 14 hari sebelum MRS anaknya sering rewel karena
batuk-batuk dan badannya panas di malam hari, kemauan untuk makan dan
minum susu berkurang. Kemudian di hari selanjutnya saat anak saat bermain
pada pagi hari klien tiba-tiba susah bernapas, sebelumnya klien tidak pernah
mengalami hal seperti ini. Klien dibawa berobat ke instansi kesehatan
terdekat dari rumah klien, klien dirujuk ke RSSA untuk mendapatkan
perawatan di HCU RSSA. Sebelumnya pada saat lahir, klien An. R. J lahir
secara sectio secaria. Berdasarkan penjelasan dari Ibu, pada saat lahir klien
menangis keras, klien tidak cyanosis dan tidak sesak. Klien pernah dilakukan
mantoux test di RS Bangil pada tanggal 4 april 2020 hasilnya negatif. Riwayat
pengobatan OAT sejak tanggal 8 April 2020 diberikan ethambutol 200 mg
(1x), 3 FDC 2 tablet dan pengobatan TB milier usia 1 tahun.

D. Riwayat kesehatan terdahulu


1. Penyakit yang pernah dialami
a. Kecelakaan (jenis dan waktu) : Tidak ada
b. Operasi (jenis dan waktu) : Tidak ada
c. Penyakit
 Kronis : Tidak ada
 Akut : Tidak ada
d. Terakhir MRS : 22 Mei 2020
2. Alergi : Tidak ada

E. Riwayat kehamilan dan persalinan


1. Prenatal : Ibu melakukan ANC rutin di bidan, Ibu selalu meminum
vitamin yang didapatkan saat kunjungan ulang. Ibu melakukan USG
sebanyak 2x, namun saat akan melakukan pemeriksaan USG kedua
pada usia kehamilan ke 9, Ibu mengalami ketuban pecah dini. Ibu tidak
menyadari bahwa ketuban telah pecah. Ibu kemudian melakukan
pemeriksaan di puskesmas, kemudian dirujuk ke RSSA untuk melakukan
prosedur SC dengan indikasi ketuban pecah dini.
2. Natal : Pasien merupakan anak kedua, lahir secara sectio
secaria, BBL: 3400 gram, PB: 51 cm, cacat (-). Pada saat lahir tanggal 19
Januari 2019, anak langsung menangis keras, tidak cyanosis, tidak
sesak. Saat ibu masih dalam keadaan belum sadar akibat pembiusan,
anak sudah dirawat di ruang bayi.
3. Postnatal : Bayi dilakukan perawatan intensif karena lahir secara
secsio caesaria dan dirawat di RS selama 5 hari, kemudian klien dirawat
mandiri di rumah. Klien tidak menunjukkan adanya tanda-tanda
gangguan/ keabnormalan. Klien mendapatkan perawatan seperti bayi
normal lainnya dan Ibu dianjurkan untuk sering menyusui bayinya. Pada
saat usia 1 tahun 6 bulan. Ibu menjelaskan bahwa saat anak berusia
sekitar 1 tahun, klien sering terjaga malam dan batuk-batuk. Ibu belum
pernah memeriksakan masalah tersebut.
4. Imunisasi : Imunisasi dasar belum lengkap, hanya imunisasi BCG
dan DPT hanya 1 kali, imunisasi campak (-)

F. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan


1. Pertumbuhan : Klien termasuk anak dengan berat badan normal, saat ini
BB 9 kg dan PB 74,5 cm pada usia 1 tahun 6 bulan
2. Perkembangan :
- Mengangkat kepala : usia 4 bulan
- Miring kanan-kiri : usia 6 bulan
- Duduk : usia 10 bulan
- Berdiri : belum bisa
- Bicara : tidak pernah
- Berjalan : tidak bisa
3. Kuesioner Praskrening untuk Anak 18 bulan
a. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk tangan atau melambai-
lambai? Tidak bisa
b. Apakah anak dapat mengatakan “papa” ketika ia memanggil/melihat
ayahnya, atau mengatakan “mama” jika memanggil/melihat ibunya?
Jarang.
c. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama kira-kira 5
detik? Belum bisa
d. Apakah anak dapat berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
atau lebih? Belum bisa
e. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, apakah anak dapat
membungkuk untuk memungut mainan di lantai clan kemudian berdiri
kembali? Selalu dengan bantuan ibu atau ayah
f. Apakah anak dapat menunjukkan apa yang diinginkannya tanpa
menangis atau merengek? Ya, karena klien bisa menunjuk, menarik
atau mengeluarkan suara yang menyenangkan.
g. Apakah anak dapat berjalan di sepanjang ruangan tanpa jatuh atau
terhuyung-huyung? Belum bisa
h. Apakah anak anak dapat mengambil benda kecil seperti kacang, kismis,
atau potongan biskuit dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk
seperti pada gambar ? Jarang
i. Jika anda menggelindingkan bola ke anak, apakah ia menggelindingkan/
melemparkan kembali bola pada anda? Tidak
j. Apakah anak dapat memegang sendiri cangkir/gelas dan minum dari
tempat tersebut tanpa tumpah? Belum bisa
INTERPRETASI HASIL KPSP
Berdasarkan kuesioner praskrening dengan jumah jawaban “ya” sebanyak 1,
dan jawaban “Tidak” sebanyak 9, maka dapat disimpulkan perkembangan
anak ada penyimpangan pertumbuhan perkembangan

G. Riwayat keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit kanker, DM, HT.
GENOGRAM
H. Lingkungan Rumah
1. Kebersihan : Bersih, dibersihkan setiap hari. Di keluarga klien
dan di sekitar rumah klien tidak ada yang
memelihara hewan ternak, burung kenari ataupun
kucing. Di depan rumah klien terdapat tanaman-
tanaman hias yang biasanya disirami setiap sore.
2. Bahaya kecelakaan : Tidak ada risiko kecelakaan, lingkungan rumah
klien berada di perkampungan sehingga jarang
dilewati oleh kendaraan besar
3. Polusi : Tidak dekat dengan pabrik, sedikit polusi
4. Ventilasi : Baik, di setiap kamar terdapat ventilasi
5. Pencahayaan : Cukup

I. Pola aktifitas
Jenis Rumah Rumah Sakit
Makan/minum 2 2
Mandi 2 2
Berpakaian 2 2
Toileting 2 2
Mobilitas ditempat tidur 2 2
Bermain 2 2
Pemberian Skor: 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu 1 orang, 3 = dibantu >1 orang, 4 =
tidak mampu

J. Pola nutrisi
Jenis Rumah Rumah Sakit
Jenis makanan Nasi tim Diet nasi lunak lauk cincang
3x½ porsi
Frekuensi makan 2-3x/hari 2-3 x/hari
Porsi yang dihabiskan 1-3 sendok makan 3 sendok makan tiap kali
makan, diet dari RS tidak
pernah dihabiskan
Nafsu makan Kurang Kurang
Pantangan Tidak Ada Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Klien sering menolak makan
hanya mintak susu saja
Jenis minuman ASI / PASI ASI / PASI, air putih
Frekuensi minum Setiap 3 jam/hari Setiap 3 jam/hari
Jumlah minuman - ± 55 cc
Skrining STRONG Kidz untuk risiko malnutrisi
An. R beresiko malnutrisi karena asupan makan menurun dan ada penurunan
berat badan. Berarti tujuan dietnya adalah menurunkan kadar feritin didalam
tubuh melalui makanan
Caranya:
1. batasi makan daging merah, kalau ikan tuna
2. banyak makan kacang kacangan kayak gandum dan biji bijian
3. jika ingin makan roti, roti gandum karena rendah asam fitat
4. minum susu setelah makan (karena kalsium bisa menghalangi penyerapan
feritin)
5. kalau ingin minum teh, teh yang hijau karena teh hijau sifatnya mengikat
penyerapan ferritin

Skrining risiko nutrisional


Menggunakan metode Malnutrition Screening Tools (MST)
No Uraian Skor
1 Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
diinginkan dalam 6 bulan terakhir
 Tidak 0
 Tidak. Ya (ada tanda baju menjadi longgar) 2
 Ya. Ada penurunan
1 – 5 kg 1
6 -10 kg 2
11 – 15 kg 3
>15 kg 4
 Tidak tahu berapa kg penurunannya 2 √
2 Apakah asupan makan pasien berkurang karena penuruunan nafsu
makan/ kesulitan menerima makanan
 Tidak 0
 Ya 1 √
Total skor (dari skor yang diberi tanda √) 3

K. Pola eliminasi
1. BAB
Jenis Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 1x/hari 1x sehari
Konsistensi Lembek Agak cair, ampas ada
Warna/bau Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya menangani Tidak ada Diberikan terapi untuk
diarenya

2. BAK
Jenis Rumah Rumah Sakit
Frekuensi 4-5x/ hari 7-8 x/hari (ganti pampers 3-4x/ hari)
Warna/bau Kuning jernih Kuning jernih
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya menangani Tidak ada Tidak ada

L. Pola istirahat tidur


1. Tidur siang
Jenis Rumah Rumah sakit
Lama tidur Tidak menentu 1-2 jam
Kenyamanan setelah tidur - -
2. Tidur malam
Jenis Rumah Rumah Sakit
Lama tidur ± 9-10 jam ± 9-10 jam
Kenyamanan setelah tidur - -
Kebiasaan sebelum tidur Minum ASI Tidak ada
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

M. Pola kebersihan diri


Jenis Rumah Rumah Sakit
Mandi Ya Ya (diseka)
Frekuensi 2x/hari 1x/hari
Menggunakan sabun Ya Ya
Keramas Ya Tidak
Frekuensi 1-2x/seminggu -
Penggunaan shampoo Ya -
Menggosok gigi
Frekuensi Tidak
Tidak
Penggunaan pasta gigi
Frekuensi ganti baju 2x/hari 1x/ hari
Frekuensi memotong kuku 1x/seminggu Tidak
Kesulitan Tidak ada Tidak ada
Upaya untuk mengatasi Tidak ada Tidak ada

Pola koping keluarga


1. Pengambil keputusan: melibatkan anggota keluarga dalam mengambil
keputusan
2. Masalah terkait dengan anak di RS atau penyakit: keluarga khawatir
dengan kondisi anaknya dan selalu berdoa untuk kesembuhannya serta
menerima keadaan anaknya.
3. Yang biasa dilakukan keluarga apabila mengalami masalah:
menyelesaikan secara bersama-sama dan berdoa.
4. Harapan setelah anak menjalani perawatan: keluarga berharap agar anak
segera sembuh dan dapat cepat pulang
5. Perubahan yang dirasakan setelah anak sakit: sering merasa khawatir

N. Pola peran dan hubungan


1. Peran dalam keluarga : anak
2. Sistem pendukung keluarga : orang tua
3. Kesulitan dalam keluarga : tidak ada
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan
anak di rumah sakit: merasa cemas dan khawatir dengan kondisi anaknya
5. Upaya yang dilakukan : berdoa demi kesembuhan anak

O. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: anak terlihat lemas, terpasang infus.
 Kesadaran : GCS 456, kompos mentis

 Tanda-tanda vital
o Suhu : 38,3 oC - Nadi : 120 x/m
o RR : 28 x/menit - SpO2: 99 %
 Panjang badan: 74,5 cm
 Berat Badan: 9 kg
 Lingkar kepala: 45,5 cm
 Lingkar tangan: 16 cm

2. Kepala & leher


a. Kepala
 Inspeksi : bulat, hematom (-), rambut tersebar merata, tidak
ada lesi di kulit kepala, ubun-ubun teraba cekung
(normal)
 Palpasi : tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan
b. Mata
 Inspeksi : mata anemis, sklera unikterik, bulat, kantung mata
sedikit menonjol
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada cairan abnormal di
sekitar mata
c. Hidung
 Inspeksi : bentuk simetris, terpasang nasal kanul 2 liter/
menit, terdapat sekret di lubang hidung
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada deformitas
d. Mulut, tenggorokan dan Leher
 Inspeksi : bibir kering, lidah terdapat sekret berwarna putih
susu, tidak ada peradangan, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
vena jugularis
 Palpasi : tidak ada abnormalitas, tidak ada deformitas
e. Telinga
 Inspeksi : bersih, tidak ada serumen, tidak ada
pembengkakan, simetris
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

3. Thorak dan dada


a. Paru
 Inspeksi : terdapat otot bantu napas (retraksi dinding dada
dan pernapasan diafragma), pernapasan dalam,
pernapasan cepat, tidak ada kebiruan pada dada
 Palpasi : gerakan dinding dada simetris, tidak ada nyeri
tekan
 Perkusi : Resonan
 Auskultasi :
Ronkhi (+) Wheezing (-)
(+) (-) (-) (-)
(+) (-) (-) (-)
(-) (-)

b. Jantung
 Inspeksi : tidak ada benjolan, tidak terlihat pulsasi ictus
kordis di ICS 5
 Palpasi : pulsasi iktus kordis teraba di ICS 5 midclavikulka
sinistra, frekuensi cepat
 Perkusi : dullnes, tidak terdapat pembesaran jantung
 Auskultasi : bunyi S1 dan S2 tunggal

4. Payudara dan ketiak


 Inspeksi : simetris, tidak ada nyeri, terpasang chest padding
monitor EKG
 Palpasi : tidak ada massa, benjolan, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, tidak ada nyeri tekan

5. Punggung dan tulang belakang : simetris, tidak terdapat massa, tidak ada
benjolan

6. Abdomen
 Inspeksi : tidak ada luka, tidak ada memar, perut supel,
bentuk flat
 Palpasi : tidak teraba massa, tidak terasa hepar maupun
lien, tidak ada distensi otot abdomen, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada asites
 Perkusi : pekak pada hepar, timpani pada regio abdomen
 Auskultasi : bising usus (+), 5-6 kali/menit

7. Genetalia dan anus


 Inspeksi : Mikropenis, tidak ada lesi, lubang anus (+)
kemerahan (+) ruam popok (+)
 Palpasi : Testis sudah masuk dalam skrotum

8. Ekstremitas
 Atas : tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema,
terpasang infus di tangan kanan, kekuatan tonus
otot (2)/(2)
 Bawah : tidak terdapat lesi, tidak terdapat edema, kekuatan
tonus otot (2) /(2)
9. Sistem neurologi
Reflek normal, reflek fisiologis (+)/(+)
Reflek bayi: Tendon (+), Moro (kurang), Rooting (kurang tanggap),
Menghisap (Kurang), Babinski (+), Menggenggam (+), Menangis
(Kurang), Tonus leher (+)

10. Kulit dan kuku


 Kulit : turgor kulit cukup, CRT < 2 detik
 Kuku : tidak tampak cyanosis di bagian ujung-ujung kuku

P. Hasil Pemeriksaan
1. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 22-07-2020
JENIS PEMERIKSAAN HASIL KISARAN NORMAL
Elektrolit Serum
Natrium (Na) 131 mmol/ l 136 – 145 mmol/l
Kalium (K) 3,62 mmol/ l 3,5 – 5 mmol/ l
Kalsium (Ca) 10.3 mg/dL 7,6-11,0 mg/dL
Chlor (Cl) 102 mmol/ l 98 – 106 mmol/ l
Phospor 4,6 mg/dL 2,7-4,5 mg/dL
Hematologi
Hemoglobin (Hb) 10,10 gr/ dl 11,4 – 15,1 gr/ dl
Eritrosit (RBC) 5,00 10 / 6
4 – 5 106/
Leukosit (WBC) 31,79 103/ 4,7 – 11,3 103/
Hematokrit 34,10 % 38 – 42%
Trombosit (PLT) 801 10 / 3
142 - 424 103/
MCV 68,20 fL 80 – 93 fL
MCH 20,20 pg 27 – 31 pg
MCHC 29,60 gr/ dL 32 – 36 gr/ dL
RDW 22,30 % 11,5 – 14,5%
PDW 11,1 fL 9 – 13 fL
MPV 10,3 Fl 7,2 – 11,1 Fl
P-LCR 26,5 % 15 – 25%
PCT 0,82 0,150 – 0,400 %
NRBC Absolute 0,01 103/ 0

NRBC Percent 0,0 % 0


Hitung Jenis
Eosinofil 5,4 % 0–4%
Basofil 0,7 % 0–1%
Neutrofil 26,1 % 51 – 67%
Limfosit 59,5 % 25 – 33%
Monosit 0,0 % 2 – 5%
Eosinofil Absolut 1.72 103/
Basofil Absolut 0,23 103/
Neutrofil Absolut 0,27 103/
Limfosit Absolut 10,22 103/
NLR (Hematologi) 0,44
Monosit Absolut 2,65 103/ 0,16 – 1 103/
Immature Granulosit (%) 0,60 %
Immature Granulosit 0,18 103/
Kimia Klinik
Faal Hati
SGOT 52 U/L 0 – 40
SGPT 21 U/L 0 – 45
Albumin 4,70 g/dL 3,5 – 5,5
Metabolisme /Karbohidrat
Glukosa darah sewaktu 75 mg/ dl < 200 mg/ dl
Faal Ginjal
Ureum 12,9 mg/ dL 16,6 – 48,5 mg/ dL
Kreatinin 0,19 mg/ dL < 1, 2 mg/ dL
eGFR (CKD-EPI)
Asam Urat 3,5 mg/ dL 3,4 – 7 mg/ dL

Tanggal 26-07-2020

JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KISARAN NORMAL


Tinja
Warna Kecoklatan
Keadaan / bentuk Lembek
Elemen Negatif
Epitel + LPB Negatif – Positif +
Leukosit 7-8 LPB ≤5
Eritrosit 0-1 LPB Negatif
Parasit Negatif Negatif
Telur cacing Negatif LPB Negatif
Identifikasi Telur Negatif Negatif
Larva Negatif LPB Negatif
Identifikasi Larva Negatif Negatif
Trophozoit Negatif LPB Negatif
Identifikasi Trophozoit Negatif Negatif
Cyste Negatif LPB Negatif
Identifikasi cyste Negatif Negatif
Sisa Makanan Positif
Serat Otot Negatif LPB < 10
Serat Tumbuhan Positif LPB -/+
Pati (amylum) Negatif LPB -/+
Butir lemak Negatif LPB Steatorhoe > 60
 Lain-lain Bakteri ++
Jamur +
Hasil Pemeriksaan Radiologi 22-07-2020
Foto Thorax AP
Cor : bentuk, ukuran dan posisi normal. CTR normal
Aorta : tidak tampak elongasi, dilatasi dan kalsifikasi
Pulmo : ditengah
Gerakan vaskuler normal. Hilus D/S normal
Tampak infiltrat suprahilar kanan
Sudut Costophrencius : Lancip
Hemidiapragma D/S : Dome Shaped
Skeleton : intak, tidak tampak lesi litik/blastik/ garis fraktur
Soft tissue : Normal
Kesimpulan : Pneumonia

Skrining HUMPTY DUMPTY untuk risiko jatuh


Didapatkan nilai score humpty dumpty pada An. R = 13, dikatakan resiko tinggi
karena ≥ nilai score 12.
Format Skop Dul (Pengkajian Risiko Jatuh Pada Pasien Pediatri)
KAJIAN
AWAL
KRITERIA SKOR KET
TGL
22-7-2020
S Jenis Kelamin Laki-laki 2 Skala
K Gangguan Kognitif Lupa keterbatasan 2 7-11
O Penggunaan obat Pengobatan lain 1 Rendah
P Pengaruh dari obat Tidak ada 0 ≥ 12 Tinggi
penenang
D Diagnosa Diagnosa lain 1
U Umur Dibawah 3 tahun 4
L Faktor Lingkungan Pasien berada di 2
tempat tidur
Total hasil 13
Kesimpulan Tinggi
Nama dan paraf yang melakukan penilaian
Q. Terapi
 O2 nasal canule 2 liter/ menit
 Infus C 1:2 = 500 cc /24 jam = 7 tetes/ menit
 Injeksi Paracetamol 4 x 100 mg
 Terapi Oral:
- Ethambutol 1 x 90 mg
- Paracetamol sirup 3 x 1 cth
- Vitamin B6 1 x 10 mg
- MV 1 x 1 tablet
- Zinc sirup 1 x 1 cth
- Rifampicin 1 x 45 mg (tambahan mulai tanggal 25-07-2020)
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DASAR YANG MENGALAMI GANGGUAN DAN
LAKUKAN PENGELOMPOKKAN DATA BERDASARKAN SUBKATEGORI
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama Pasien : An. R.J


Diagnosa : Pneumonia + TB Paru dd Treatment Fase Intensif + ADIH + Global
Development Delay + Gastroenteritis Acut + Acute Liver Injury

KATEGORI DAN
DATA SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF
SUBKATEGORI
Fisiologis Respirasi DS DO::
 Ibu klien mengatakan  k/u cukup
anaknya sakit batuk  kesadaran composmentis
sejak 2 minggu sebelum  Nadi =120 x/m
masuk RS.  RR = 50 kali permenit
 Ibu klien mengatakan  SpO2 = 99 %
tiba-tiba anaknya sesak  Terdapat pernafasan cuping hidung
napas (+), dahak (+)  Bentuk dada normal
sulit keluar, panas (+).  Retraksi dada tampak berat
 Ibu mengatakan nafas  Pasien tampak sesak napas dan
anaknya cepat dahak sulit keluar
 Ibu pasien mengatakan  Pasien terpasang O2 nasal canule = 2
anaknya terdiagnosis liter / menit
TBC sejak bulan Juni
 Hasil Pemeriksaan Radiologi 22-07-
2020
2020 yaitu pneumonia
 Terapi Oral: (Ethambutol 1 x 90 mg
dan Rifampicin 1 x 45 mg)
 Ronchi Wheezing
(+) (-) (-) (-)
(+) (-) (-) (-)
(-) (-)

Sirkulasi DS:- DO
 k/u cukup
 kesadaran composmentis
 Nadi =120 x/m
 RR = 50 kali permenit
 Infus C 1:2 = 500 cc /24 jam = 7 tetes/
menit
 Turgor kulit cukup, CRT < 2 detik
 Tidak tampak cyanosis di bagian
ujung-ujung kuku

Nutrisi dan DS: DO:


Cairan  Ibu mengatakan bahwa  BB sekarang = 9 kg
nafsu makan anak  TB sekarang = 74,5 cm
menurun  Lingkar kepala: 45,5 cm
 Lingkar tangan: 16 cm
 Diet nasi lunak lauk cincang 3x½ porsi
 Bentuk flat, perut supel
 Pada abdomen tidak teraba massa,
tidak terasa hepar maupun lien
 Pada abomen tidak ada nyeri tekan,
tidak ada asites
 Bising usus: 5-6 kali permenit
 Perkusi abdomen terdengar pekak
pada hepar, timpani pada regio
abdomen
 Skrining risiko nutrisional dengan
menggunakan metode Malnutrition
Screening Tools (MST) didapatkan
score 3 (kurang)
 Skrining STRONG Kidz untuk risiko
malnutrisi didapatkan nilai pasien resiko
terjadi malnutrisi karena ada penurunan
nafsu makan

Eliminasi DS: DO:


 Ibu mengatakan  Bab 1x sehari, konsistensi agak cair,
anaknya bab cair ampas ada, warna kuning kecoklatan
keluhan sudah 1 bulan  Bak 7-8 x/hari (ganti pampers 3-4x/
warna kehijauan, air (+), hari), warna kuning jernih
ampas (+).anaknya bab  Terapi oral: zinc sirup 1 x 1 cth
cair warna kehijauan  Pada pemeriksaan FL didapatkan :
- Epitel +
- Leukosit 7-8 LPB
- Eritrosit 0-1 LPB
- Sisa makanan positif
- Serat tumbuhan positif
- Bakteri ++
- Jamur +

Aktivitas dan DS: DO:


Istirahat  Ibu mengatakan sejak  Keadaan umum cukup
kecil anaknya  Kesadaran composmentis,
menderita  GCS 456
keterlambatan  Pasien bedrest
pertumbuhan  Klien menggunakan pampers
perkembangan  ADL dibantu orang tua dan perawat
 Anaknya didiagnose  Pasien berbaring dengan terapi O2
global development nasal kanul = 2 liter/menit
delay  Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2)
dan ekstermitas bawah (2)(2)

Neurosensori DS: DO: -


 Anaknya didiagnose  ADL dibantu orang tua dan perawat
global development  Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2)
delay dan ekstermitas bawah (2)(2)
 Pasien terdiagnose global development
delay
 Reflek normal, reflek fisiologis (+)/(+)
Reflek bayi: Tendon (+), Moro (kurang),
Rooting (kurang tanggap), Menghisap
(Kurang), Babinski (+), Menggenggam
(+), Menangis (Kurang), Tonus leher
(+)
 Berdasarkan kuesioner praskrening
dengan jumah jawaban “ya” sebanyak
1, dan jawaban “Tidak” sebanyak 9,
maka dapat disimpulkan
perkembangan anak ada
penyimpangan pertumbuhan
perkembangan

Reproduksi dan DS: - DO: -


Seksualitas
Psikologis Nyeri dan DS: - DO: -
Kenyamanan  Terpasang bed plang pada tempat
tidur pasien
 Pasien jika buang air kecil memakai
pampers
Integritas Ego DS: - DO: -

Pertumbuhan DS: - DO: -


dan
Perkembangan
Perilaku Kebersihan Diri DS: DO:
 Ibu pasien mengatakan  ADL dibantu orang tua dan perawat
segala aktivitas  Terpasang bed plang pada tempat
didampingi tidur pasien
 Ibu mengatakan jika di  Pasien jika buang air kecil memakai
RS anaknya hanya pampers
diseka, belum pernah  Pasien diseka dan belum pernah
keramas. keramas.
 Ibu pasien mengatakan  Pasien dganti bajunya tiap habis
ganti baju tiap habis diseka atau tiap kali bajunya basah
diseka atau bajunya  Pasien belum pernah dipotong
basah kukunya
 Ibu pasien mengatakan
belum pernah dipotong
kukunya

Penyuluhan dan DS: - DO: -


Pembelajaran
Relasional Interaksi Sosial DS: - DO:
 Ibu pasien mengatakan  ADL dibantu orang tua dan perawat
segala aktivitas  Berdasarkan kuesioner praskrening
didampingi dengan jumah jawaban “ya” sebanyak
 Ibu pasien mengatakan 1, dan jawaban “Tidak” sebanyak 9,
anaknya sering maka dapat disimpulkan
digendong perkembangan anak ada
 Ibu pasien mengatakan penyimpangan pertumbuhan
anaknya belum bisa perkembangan
berdiri sendiri maupun
berjalan, padahal usia
anaknya sudah 1 tahun
6 bulan
Lingkungan Keamanan dan DS: DO: -
Proteksi  Ibu pasien mengatakan  ADL dibantu orang tua dan perawat
segala aktivitas  Terpasang bed plang pada tempat
didampingi tidur pasien
 Ibu pasien mengatakan  Skor SKOP-DUL = 13 (skor tinggi)
anaknya belum bisa  Pasien tampak berbaring di tempat
berdiri sendiri maupun tidur
berjalan, padahal usia  Pasien jika buang air kecil memakai
anaknya sudah 1 tahun pampers
6 bulan  Pasien didiagnosa global
 Anaknya didiagnose development delay
global development  Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2)
delay dan ekstermitas bawah (2)(2)
 Berdasarkan kuesioner praskrening
dengan jumah jawaban “ya” sebanyak
1, dan jawaban “Tidak” sebanyak 9,
maka dapat disimpulkan
perkembangan anak ada
penyimpangan pertumbuhan
perkembangan
ANALISA DATA

Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
1. DS :
 Ibu mengatakan bahwa nafsu Virus, bakteri, jamur, Defisit nutrisi bd
makan anak menurun mikoplasma peningkatan
DO : ↓ kebutuhan
 BB sekarang = 9 kg Masuk melalui inhalasi metabolisme dd
 TB sekarang = 74,5 cm ↓ nafsu makan
 Lingkar kepala: 45,5 cm Saluran nafas bawah menurun karena
 Lingkar tangan: 16 cm (bronkus) efek obat OAT
 Diet nasi lunak lauk cincang ↓
3x½ porsi tidak pernah habis Pneumonia + TB + ADIH
hanya 3 sendok makan ↓
Terjadi peradangan
 Bentuk flat, perut supel

 Pada abdomen tidak teraba
Peristaltik usus menurun
massa di hepar maupun lien

 Pada abomen tidak ada nyeri Absorbsi makanan
tekan, tidak ada asites berkurang
 Bising usus: 5-6 kali permenit ↓
 Perkusi abdomen terdengar Defisit Nutrisi
pekak pada hepar, timpani
pada regio abdomen
 Skrining risiko nutrisional
dengan menggunakan metode
Malnutrition Screening Tools
(MST) didapatkan score 3
(kurang)
 Skrining STRONG Kidz untuk
risiko malnutrisi didapatkan
nilai pasien resiko terjadi
malnutrisi karena ada
penurunan nafsu makan
 Terapi Oral: (Ethambutol 1 x 90
mg dan Rifampicin 1 x 45 mg)
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
2. DS:
 Ibu mengatakan nafas Saluran napas bawah Bersihan jalan
anaknya terkadang cepat terinfeksi bakteri napas tidak efektif
dan berbunyi ↓ b/d hipersekresi
 Ibu pasien mengatakan Pelepasan mediator jalan nafas dd
anaknya terdiagnosis TBC peradangan batuk tidak efektif
sejak bulan Juni 2020 ↓
 Ibu mengatakan anaknya Degranulasi sel mast
dahaknya suit keluar jika ↓
batuk berdahak dan sesak Jalur komplemen aktif dan
bertambah jika dahak tidak bekerjasama dengan histamin
bisa keluar dan prostaglandin
 Ibu mengeluh anaknya ↓
batuknya sering datang saat Permeabilitas kapiler paru ↑
malam hari ↓
Perpindahan eksudat ke ruang
DO intersitium
 k/u cukup ↓
 kesadaran composmentis Akumulasi secret dan edema
di paru
 Nadi =120 x/m

 RR = 50 kali permenit
Obstruksi jalan napas
 SpO2 = 99 % ↓
 Terdapat pernafasan cuping Sesak dan gangguan ventilasi
hidung ↓
 Bentuk dada normal Batuk (+) produktif dan tidak
 Retraksi dada tampak berat produktif
 Pasien tampak sesak napas ↓
dan dahak sulit keluar Bersihan Jalan Napas Tidak
 Pasien terpasang O2 nasal Efektif
canule = 2 liter / menit
 Hasil Pemeriksaan Radiologi
22-07-2020 yaitu pneumonia
 Terapi Oral: (Ethambutol 1 x
90 mg dan Rifampicin 1 x 45
mg)
 Ronchi Wheezing
(+) (-) (-) (-)
(+) (-) (-) (-)
(-) (-)
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
3. DS:
 Ibu mengatakan nafas Saluran napas bawah terinfeksi Gangguan
anaknya cepat bakteri mobilitas fisik bd
 Ibu mengatakan sejak kecil ↓ gangguan
anaknya menderita Pelepasan mediator muskuloskeletal
keterlambatan pertumbuhan peradangan dd kekuatan otot
perkembangan karena ↓ menurun
didiagnose global Permeabilitas kapiler paru ↑
development delay ↓
Perpindahan eksudat ke ruang
D DO: intersitium
 Keadaan umum cukup ↓
 Kesadaran composmentis, Akumulasi sekret dan edema di
 GCS 456 paru
 Pasien bedrest ↓
 Klien menggunakan pampers Obstruksi jalan napas
 ADL dibantu orang tua dan ↓
perawat Sesak dan gangguan ventilasi
 Pasien berbaring dengan ↓
terapi O2 nasal kanul = 2 Suplay O2 menurun
liter/menit ↓
 Kekuatan otot ekstermitas Nafas cepat dan mudah lelah
atas (2)(2) dan ekstermitas ↓
bawah (2)(2) Bedrest

Gangguan mobilitas fisik

4. DS :
 Ibu klien mengatakan badan Virus, bakteri, jamur, Resiko infeksi bd
anaknya demam mikoplasma penyakit
 Ibu pasien mengatakan ↓ pneumonia + TB
sering demam dan Masuk melalui inhalasi Paru dd
berkeringat dingin di malam ↓ Treatment Fase
hari Saluran nafas bawah (bronkus) Intensif + ADIH
 Pasien mengatakan ↓
terdiagnosis TBC sejak bulan Pneumonia + TB + ADIH
Juni 2020 ↓
Terjadi peradangan
DO: ↓
 Suhu 38,3 oC Terjadi akumulasi sekret
 Berkeringat (+) ↓
 Leukosit (WBC) 31,79 103/ Sekret di saluran nafas bawah
µL (4,7 – 11,3) sulit untuk dikeluarkan

 Hematokrit 34,10% (38 – 42)
Resiko infeksi
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
5. S:
 Ibu klien mengatakan saat usia 3 Saluran napas bawah Gangguan tumbuh
bulan, ibu klien merasa bahwa terinfeksi bakteri kembang bd efek
perkembangan anaknya tidak ↓ ketidak mampuan
seperti anak yang seusia Pelepasan mediator fisik dd tidak
dengannya peradangan mampu
 Ibu pasien mengatakan ↓ melakukan
pertumbuhan dan Degranulasi sel mast keterampilan atau
perkembangan pasien terlambat ↓ perilaku khas
Jalur komplemen aktif dan sesuai usia
DO: bekerjasama dengan
 Berat badan 9 kg histamin dan prostaglandin
 tinggi badan: 74,5 cm ↓
 Usia 1 tahun 6 bulan Permeabilitas kapiler paru
 Berdasarkan kuesioner ↓
praskrening dengan jumah Diagnosa TB + ADIH
jawaban “Tidak” sebanyak 9, ↓
disimpulkan perkembangan Pemberian OAT dan
anak ada penyimpangan efek pemberian terapi TB
pertumbuhan perkembangan ↓
Berefek pada liver
 Pasien berdiri sendiri dan

berjalan belum bisa, bicara tidak
Terjadi trauma
pernah

Mempengaruhi area
sekitar otak

Gangguan Tumbuh
Kembang
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
6. DS :
 Ibu klien Saluran napas bawah terinfeksi bakteri Hipertermi bd
mengatakan badan ↓ proses
anaknya demam Pelepasan mediator peradangan penyakit
 Ibu pasien ↓ (pneumonia +
mengatakan sering Degranulasi sel mast TB + ADIH)
demam dan ↓ ditandai
berkeringat dingin di Jalur komplemen aktif dan bekerjasama dengan suhu
malam hari dengan histamin dan prostaglandin tubuh diatas
↓ nilai normal,
DO : Permeabilitas kapiler paru ↑ takikardi,
 Suhu 38,3°C ↓ takipnea
 Nadi =120 x/m Perpindahan eksudat ke ruang intersitium
 RR = 50 kali ↓
permenit Bakteri bersirkulasi
 Leukosit (WBC) dalam darah
31,79 103/ µL (4,7 – ↓
11,3) Sistem hematologi

 Injeksi paracetamol
Limfosit menurun, faal hati tidak dalam
4 x 100 mg
batas normal

viremia

proses inflamasi

respon hipotalamus

Hipertermi
Masalah
No. Data Etiologi
keperawatan
7. DS:
 Ibu pasien mengatakan Saluran napas bawah terinfeksi Resiko jatuh bd
segala aktivitas bakteri kekuatan otot
didampingi ↓ menurun dd
 Ibu pasien mengatakan Pelepasan mediator peradangan kekuatan otot
anaknya belum bisa ↓ ekstermitas atas
berdiri sendiri maupun Degranulasi sel mast (2)(2) dan
berjalan, padahal usia ↓ ekstermitas
anaknya sudah 1 tahun Jalur komplemen aktif dan bawah (2)(2)
6 bulan bekerjasama dengan histamin dan
prostaglandin
DO: ↓
 Terpasang bed plang Permeabilitas kapiler paru ↑
pada tempat tidur pasien ↓
 Skor SKOP-DUL = 13 Perpindahan eksudat ke ruang
(skor tinggi) intersitium
 Pasien tampak ↓
berbaring di tempat tidur Limfosit menurun, faal hati tidak
 Pasien jika buang air dalam batas normal
kecil memakai pampers ↓
Aktifitas listrik menyebar ke lobus
 Pasien didiagnosa
frontal dan parietal
global development

delay
kontrol postur tubuh dan perilaku
 Kekuatan otot
kurang
ekstermitas atas (2)(2)

dan ekstermitas bawah
adanya gangguan neuro muskuler
(2)(2)
pada pasien

Resiko Jatuh
DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
(Berdasarkan prioritas)

Ruang : 7B RSUD dr. Saiful Anwar Malang


Nama Pasien : An. R.J
Diagnosis Medis : Pneumonia + TB Paru dd Treatment Fase Intensif +
ADIH + Global Development Delay + Gastroenteritis
Acut + Acute Liver Injury

No. TANGGAL TANGGAL TANDA


DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dx MUNCUL TERATASI TANGAN

1 27-07-2020 Bersihan jalan napas tidak efektif


berhubungan dengan hipersekresi jalan
nafas ditandai dengan batuk tidak efektif

2 27-07-2020 Defisit nutrisi berhubungan dengan


peningkatan kebutuhan metabolisme
ditandai dengan nafsu makan menurun
karena efek obat OAT

3 27-07-2020 Hipertermi berhubungan dengan proses


penyakit (pneumonia + TB + ADIH)
ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai
normal, takikardi, takipnea

4 27-07-2020 Gangguan mobilitas fisik berhubungan


dengan gangguan muskuloskeletal
ditandai dengan kekuatan otot menurun

5 27-07-2020 Gangguan tumbuh kembang


berhubungan dengan efek ketidak
mampuan fisik ditandai dengan tidak
mampu melakukan keterampilan atau
perilaku khas sesuai usia

6 27-07-2020 Resiko jatuh berhubungan dengan


kekuatan otot menurun ditandai dengan
kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2)
dan ekstermitas bawah (2)(2)

7 27-07-2020 Resiko infeksi berhubungan dengan


penyakit pneumonia + TB Paru dd
Treatment Fase Intensif + ADIH
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa SLKI SIKI


Bersihan jalan napas Setelah dilakukan intervensi SIKI: Manajemen Jalan Napas (I. 01011)
1
tidak efektif keperawatan bersihan jalan O:
berhubungan dengan napas (L.01001) selama 2-3 1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
hipersekresi jalan jam diharapkan jalan napas 2. Monitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing, ronkhi kering)
nafas ditandai membaik dengan kriteria hasil: 3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
dengan batuk tidak  Batuk efektif meningkat (5) T:
efektif  Dispnea menurun (5) 4. Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift
 Sianosis menurun (5) 5. Posisikan semi-Fowler atau Fowler
 Frekuensi napas membaik 6. Berikan minum hangat
(5) 7. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
 Pola napas membaik (5) 8. Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
9. Berikan oksigen, jika perlu
E:
10. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi.
11. Ajarkan teknik batuk efektif
K:
12. Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

SIKI : Pemantauan Respirasi (I.01014)


O:
1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
2. Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul
3. Monitor kemampuan batuk efektif
4. Monitor adanya produksi sputum
5. Monitor adanya sumbatan jalan napas
6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7. Auskultasi bunyi napas
8. Monitor saturasi oksigen
9. Monitor nilai AGD
No Diagnosa SLKI SIKI
10. Monitor hasil x-ray toraks

T:
11.Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
12.Dokumentasikan hasil pemantauan
E:
13.Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
14.Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
2 Defisit nutrisi Tujuan : Setelah dilakukan SIKI : Manajemen Nutrisi (I.03119)
berhubungan dengan tindakan keperawatan status O:
peningkatan nutrisi (L.03030) diharapkan 1. Identifikasi status nutrisi
kebutuhan status nutrisi membaik dengan 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
metabolisme ditandai kriteria hasil sebagai berikut: 3. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
dengan nafsu makan  Berat badan membaik (5) 4. Identifikasi penggunaan selang OGT
menurun karena efek  Panjang badan membaik 5. Monitor asupan makanan
obat OAT (5) 6. Monitor berat badan
 Frekuensi makan membaik 7. Monitor hasil pemeriksaan Laboratorium
(5) T:
 Nafsu makan membaik (5) 8. Sajikan makanan secara hangat dan suhu yang sesuai
 Bising usus membaik (5) 9. Berikan makanan tinggi kalori dan protein
E:
10. Anjurkan posisi miring setelah pemberian nutrisi
11. Ajarkan diet yang di programkan
K:
12. Kolaborasi dengan gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien yang di
butuhkan
3 Hipertermi Tujuan : Setelah dilakukan SIKI : Manajemen Hipertermi (I.15506)
berhubungan dengan tindakan keperawatan O:
proses penyakit termoregulasi (L.14134) 3x24 1. Identifikasi penyebab hipertimia (misalnya: terpapar lingkungan panas)
(infeksi) ditandai jam diharapkan hipertermi 2. Monitor suhu tubuh
dengan suhu tubuh menurun dengan kriteria hasil 3. Monitor kadar elektrolit
diatas nilai normal, sebagai berikut: 4. Monitor haluaran urin
No Diagnosa SLKI SIKI
takikardi, takipnea  Kulit merah menurun (5) 5. Monitor komplikasi akibat hipertermia
 Kulit memorata menurun
(5) T:
 Pucat menurun (5) 6. Sediakan lingkungan yang dingin
 Suhu tubuh membaik (5) 7. Longgarkan pakaian atau lepaskan pakaian
 Suhu kulit membaik (5) 8. Basahi dan kipasi permukaan tubuh
9. Berikan cairan oral
10. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebih)
11. Lakukan pendinginan eksternal (misalnya: selimut hipotermia atau kompes dingin
pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
12. Berikan antipiretik
E:
13. Anjurkan tirah baring
K:
14. Kolaborasi pemberian antipiretik
4 Gangguan mobilitas Tujuan : Setelah dilakukan SIKI : Pengaturan Posisi (I.01019)
fisik berhubungan tindakan keperawatan O:
dengan gangguan Mobilitas Fisik (L.05042) 1. Monitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi
muskuloskeletal diharapkan pergerakan 2. Monitor alat traksi agar selalu tepat
ditandai dengan ekstermitas membaik dengan T:
kekuatan otot kriteria hasil sebagai berikut: 3. Tempatkan pada matras / tempat tidur terapeutik yang tepat
menurun  Pergerakan ekstermitas 4. Tempatkan pada posisi terapeutik
membaik (5) 5. Tempatkan obyek yang sering digunakan dalam jangkauan
 Kekuatan otot membaik (5) 6. Tempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
 Kaku sendi menurun (5) 7. Sediakan matras yang kokoh / padat
 Kelemahan fisik menurun (5) 8. Atur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontra indikasi
9. Atur posisi untuk mengurangi sesak (misal semi fowler)
10. Atur posisi yang meningkatkan drainage
11. Posisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
12. Imobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan tepat
13. Tinggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
No Diagnosa SLKI SIKI
14. Tinggikan anggota gerak 20° atau lebih diatas level jantung
15. Tinggikan tempat tidur bagian kepala
16. Berikan bantal yang tepat pada leher
17. Berikan topangan pada area edema (misal bantal dibawah lengan dan skrotum)
18. Posisikan untuk mempermudah ventilasi / perfusi (misal tengkurap/ good lung
down)
19. Motivasi melakukan ROM aktif atau pasif
20. Motivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
21. Hindari menempatkan pada posisi yang dapat menurunkan nyeri
22. Hindari menempatkan stump amputasi pada posisi fleksi
23. Hindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
24. Minimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
25. Ubah posisi setiap 2 jam
26. Ubah posisi dengan teknik log roll
27. Pertahankan posisi dan integritas traksi
28. Jadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
E:
29. Informasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
30. Ajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh yang baik
selama melakukan perubahan posisi
K:
31. Kolaborasi pemberian premidikasi sebelum mengubah posisi, jika perlu
5 Gangguan tumbuh Tujuan : Setelah dilakukan A. Perawatan Perkembangan (I.10339)
kembang tindakan keperawatan Status O:
berhubungan dengan Perkembangan (L.10101) 1. Identifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
efek ketidak 3x24 jam diharapkan 2. Identifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan bayi (misalnya lapar,
mampuan fisik perkembangan anak membaik tidak nyaman
ditandai dengan tidak dengan kriteria hasil sebagai T:
mampu melakukan berikut: 3. Pertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan optimal
keterampilan atau  Keterampilan / perilaku 4. Motivasi anak berinteraksi dengan anak lain
perilaku khas sesuai sesuai usia meningkat (5) 5. Pertahankan kenyamanan anak
usia  Respon sosial meningkat 6. Fasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan secara mandiri
No Diagnosa SLKI SIKI
(5) (misalnya makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai baju)

Setelah dilakukan tindakan E:


keperawatan Status 7. Jelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestone perkembangan anak
Pertumbuhan (L.10102) dan perilaku anak
3x24 jam diharapkan 8. Anjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
pertumbuhan anak meningkat 9. Ajarkan anak keterampilan berinteraksi
dengan kriteria hasil sebagai 10. Ajarkan anak teknik asertif
berikut:
 Berat badan sesuai usia B. Manajemen Nutrisi (I.03119)
meningkat (5) O:
 Panjang badan sesuai usia 1. Identifikasi status nutrisi
meningkat (5) 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
 Kecepatan berat badan 3. Identifikasi makanan yang disukai
sesuai usia meningkat (5) 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
 Kecepatan pertambahan 5. Monitor asupan makanan
panjang / tinggi badan 6. Monitor berat badan
meningkat (5) 7. Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
 Asupan nutrisi meningkat T:
(5) 8. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
9. Fasilitasi menentukan pedoman diet (misalnya piramida makanan)
10. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
11. Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
12. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
13. Berikan suplemen makanan, jika perlu
E:
14. Ajarkan program diet yang diprogramkan
K:
15. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
6 Resiko jatuh Setelah dilakukan intervensi SIKI : Pencegahan Jatuh (I.14540)
berhubungan dengan perawatan selama 3 X 24 Jam O:
No Diagnosa SLKI SIKI
kekuatan otot Tingkat Jatuh (L.14138) 1. Identifikasi status faktor risiko jatuh
menurun ditandai menurun 2. Identifikasi resiko jatuh
dengan kekuatan dengan kriteria sebagai berikut 3. Identifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh (misalnya lantai licin,
otot ekstermitas atas : penerangan kurang)
(2)(2) dan  Jatuh dari tempat tidur 4. Monitor kemampuan berpindah
ekstermitas bawah menurun (5) T:
(2)(2)  Jatuh saat berdiri menurun 5. Orientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
(5) 6. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam keadaan terkunci
 Jatuh saat duduk menurun 7. Pasang Handrall tempat tidur
(5) 8. Tempatkan pasien dekat dengan pantauan perawat
 Jatuh saat berjalan 9. Gunakan alat bantu berjalan (misalnya kursi roda)
menurun (5) E:
 Jatuh saat dipindahkan 10. Anjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan untuk perpindah
menurun(5) 11. Anjurkan berkonsentrasi menjaga keseimbangan tubuh
 Jatuh saat di kamar mandi 12. Anjurkan melebarkan kedua kaki untuk meningkatkan keseimbangan kaki saat
menurun (5) berdiri
K: -
7 Resiko infeksi Setelah dilakukan intervensi SIKI: Pencegahan infeksi (I.14539)
berhubungan dengan perawatan selama 3 X 24 Jam O:
penyakit pneumonia Tingkat infeksi (L.14137) 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
+ TB Paru ditandai menurun T:
dengan Treatment dengan kriteria sebagai berikut 2. Batasi jumlah pengunjung
Fase Intensif + ADIH : 3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
 Kebersihan tangan 4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
meningkat (5) E:
 Kebersihan badan 5. Ajarkan tanda dan gejala infeksi
meningkat (5) 6. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
 Demam menurun (5) 7. Ajarkan etika batuk
 Periode menggigil 8. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
menurun (5) 9. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
 Kadar sel darah putih
membaik (5)
No Diagnosa SLKI SIKI
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Diag-
Tgl/Jam Catatan Perkembangan PPA
nosis

1 27-07- I:
2020 1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
2. Memonitor bunyi napas tambahan (mis. Gurgling, mengi, weezing,
ronkhi kering)
3. Memonitor sputum (jumlah, warna, aroma)
4. Mempertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chin-lift
5. Memposisikan semi-Fowler atau Fowler
6. Memberikan minum hangat
7. Melakukan fisioterapi dada, jika perlu
8. Meakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
9. Memberikan oksigen, jika perlu
10. Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
11. Mengajarkan teknik batuk efektif
12. Kolaborasi dalam memberikan bronkodilator

E:
S:
 Ibu mengatakan nafas anaknya terkadang cepat dan berbunyi
 Ibu pasien mengatakan anaknya terdiagnosis TBC sejak bulan
Juni 2020
 Ibu mengatakan anaknya dahaknya suit keluar jika batuk berdahak
dan sesak bertambah jika dahak tidak bisa keluar
 Ibu mengeluh anaknya batuknya sering datang saat malam hari
O:
 k/u cukup
 kesadaran composmentis
 Nadi =120 x/m
 RR = 50 kali permenit
 SpO2 = 99 %
 Terdapat pernafasan cuping hidung
 Bentuk dada normal
 Retraksi dada tampak berat
 Pasien tampak sesak napas dan dahak sulit keluar
 Pasien terpasang O2 nasal canule = 2 liter / menit
 Hasil Pemeriksaan Radiologi 22-07-2020 yaitu pneumonia
 Terapi Oral: (Ethambutol 1 x 90 mg dan Rifampicin 1 x 45 mg)
 Ronchi Wheezing
(+) (-) (-) (-)
(+) (-) (-) (-)
(-) (-)

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi nomer 1,2,4,5,6,7,9, 10,11,12
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Diag-
Tgl/Jam Catatan Perkembangan PPA
nosis

2 27-07- I:
2020 1. Mengidentifikasi status nutrisi
2. Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
4. Mengidentifikasi penggunaan selang OGT
5. Memonitor asupan makanan
6. Memonitor berat badan
7. Menyajikan makanan secara hangat dan suhu yang sesuai
8. Memberikan makanan tinggi kalori dan protein
9. Menganjurkan posisi miring setelah pemberian nutrisi
10. Mengajarkan diet yang di programkan
11. Kolaborasi dengan gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang di butuhkan

E:
S:
 Ibu mengatakan bahwa nafsu makan anak menurun
O:
 BB sekarang = 9 kg
 TB sekarang = 74,5 cm
 Lingkar kepala: 45,5 cm
 Lingkar tangan: 16 cm
 Diet nasi lunak lauk cincang 3x½ porsi tidak pernah habis hanya
3 sendok makan
 Bentuk flat, perut supel
 Pada abdomen tidak teraba massa di hepar maupun lien
 Pada abomen tidak ada nyeri tekan, tidak ada asites
 Bising usus: 5-6 kali permenit
 Perkusi abdomen terdengar pekak pada hepar, timpani pada
regio abdomen
 Skrining risiko nutrisional dengan menggunakan metode
Malnutrition Screening Tools (MST) didapatkan score 3 (kurang)
 Skrining STRONG Kidz untuk risiko malnutrisi didapatkan nilai
pasien resiko terjadi malnutrisi karena ada penurunan nafsu
makan
 Terapi Oral: (Ethambutol 1 x 90 mg dan Rifampicin 1 x 45 mg)

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi nomer 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Diag-
Tgl/Jam Catatan Perkembangan PPA
nosis

3 27-07- I:
2020 1. Mengidentifikasi penyebab hipertimia (misalnya: terpapar
lingkungan panas)
2. Memonitor suhu tubuh
3. Memonitor kadar elektrolit
4. Memonitor haluaran urin
5. Memonitor komplikasi akibat hipertermia
6. Menyediakan lingkungan yang dingin
7. Melonggarkan pakaian atau lepaskan pakaian
8. Membasahi dan kipasi permukaan tubuh
9. Memberikan cairan oral
10. Mengganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih)
11. Melakukan pendinginan eksternal (misalnya: selimut hipotermia
atau kompes dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila)
12. Memberikan antipiretik
13. Menganjurkan tirah baring
14. Kolaborasi pemberian antipiretik

E:
S:
 Ibu klien mengatakan badan anaknya demam
 Ibu pasien mengatakan sering demam dan berkeringat dingin di
malam hari
O:
 Suhu 38,3°C
 Nadi =120 x/m
 RR = 50 kali permenit
 Leukosit (WBC) 31,79 103/ µL (4,7 – 11,3)
 Injeksi paracetamol 4 x 100 mg

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi nomer 1,2,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Diag-
Tgl/Jam Catatan Perkembangan PPA
nosis
I:
1. Memonitor status oksigenasi sebelum dan sesudah mengubah posisi
4 27-07- 2. Memonitor alat traksi agar selalu tepat
2020 3. Menempatkan pada matras / tempat tidur terapeutik yang tepat
4. Menempatkan pada posisi terapeutik
5. Menempatkan obyek yang sering digunakan dalam jangkauan
6. Menempatkan bel atau lampu panggilan dalam jangkauan
7. Menyediakan matras yang kokoh / padat
8. Mengatur posisi tidur yang disukai, jika tidak kontra indikasi
9. Mengatur posisi untuk mengurangi sesak (misal semi fowler)
10. Mengatur posisi yang meningkatkan drainage
11. Memposisikan pada kesejajaran tubuh yang tepat
12. Memobilisasi dan topang bagian tubuh yang cedera dengan tepat
13. Meninggikan bagian tubuh yang sakit dengan tepat
14. Meninggikan anggota gerak 20° atau lebih diatas level jantung
15. Meninggikan tempat tidur bagian kepala
16. Memberikan bantal yang tepat pada leher
17. Memberikan topangan pada area edema (misal bantal dibawah lengan
dan skrotum)
18. Memposisikan untuk mempermudah ventilasi / perfusi (misal tengkurap/
good lung down)
19. Memotivasi melakukan ROM aktif atau pasif
20. Memotivasi terlibat dalam perubahan posisi, sesuai kebutuhan
21. Menghindari menempatkan pada posisi yang dapat menurunkan nyeri
22. Menghindari menempatkan stump amputasi pada posisi fleksi
23. Menghindari posisi yang menimbulkan ketegangan pada luka
24. Meminimalkan gesekan dan tarikan saat mengubah posisi
25. Mengubah posisi setiap 2 jam
26. Mengubah posisi dengan teknik log roll
27. Mempertahankan posisi dan integritas traksi
28. Menjadwalkan secara tertulis untuk perubahan posisi
29. Menginformasikan saat akan dilakukan perubahan posisi
30. Mengajarkan cara menggunakan postur yang baik dan mekanika tubuh
yang baik selama melakukan perubahan posisi
31. Kolaborasi pemberian premidikasi sebelum mengubah posisi, jika perlu

E:
S:
 Ibu mengatakan nafas anaknya cepat
 Ibu mengatakan sejak kecil anaknya menderita keterlambatan
pertumbuhan perkembangan karena didiagnose global development
delay
O:
 Keadaan umum cukup
 Kesadaran composmentis,
 GCS 456
 Pasien bedrest
 Klien menggunakan pampers
 ADL dibantu orang tua dan perawat
 Pasien berbaring dengan terapi O2 nasal kanul = 2 liter/menit
 Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2) dan ekstermitas bawah (2)(2)
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi nomer 1,4,8,9,19,20,25,28
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Diag-
Tgl/Jam Catatan Perkembangan PPA
nosis

5 27-07- I:
2020 1. Mengidentifikasi pencapaian tugas perkembangan anak
2. Mengidentifikasi isyarat perilaku dan fisiologis yang ditunjukkan
bayi (misalnya tidak nyaman)
3. Mempertahankan lingkungan yang mendukung perkembangan
optimal
4. Memotivasi anak berinteraksi dengan anak lain
5. Mempertahankan kenyamanan anak
6. Memfasilitasi anak melatih keterampilan pemenuhan kebutuhan
secara mandiri (misalnya makan, sikat gigi, cuci tangan, memakai
baju)
7. Menjelaskan orang tua dan/atau pengasuh tentang milestone
perkembangan anak dan perilaku anak
8. Menganjurkan orang tua berinteraksi dengan anaknya
9. Mengajarkan anak keterampilan berinteraksi
10. Mengajarkan anak teknik asertif

E:
S:
 Ibu klien mengatakan saat usia 3 bulan, ibu klien merasa bahwa
perkembangan anaknya tidak seperti anak yang seusia dengannya
 Ibu pasien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan pasien
terlambat
O
 Berat badan 9 kg
 tinggi badan: 74,5 cm
 Usia 1 tahun 6 bulan
 Berdasarkan kuesioner praskrening dengan jumah jawaban “Tidak”
sebanyak 9, disimpulkan perkembangan anak ada penyimpangan
pertumbuhan perkembangan
 Pasien berdiri sendiri dan berjalan belum bisa, bicara tidak pernah

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi nomer 1,3,4,5,6,7,8,9,10
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Diag-
Tgl/Jam Catatan Perkembangan PPA
nosis

6 27-07- I:
2020 1. Mengidentifikasi status faktor risiko jatuh
2. Mengidentifikasi resiko jatuh
3. Mengidentifikasi faktor lingkungan yang meningkatkan risiko jatuh
(misalnya lantai licin, penerangan kurang)
4. Memonitor kemampuan berpindah
5. Mengorientasikan ruangan pada pasien dan keluarga
6. Memastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam
keadaan terkunci
7. Memasang Handrall tempat tidur
8. Menempatkan pasien dekat dengan pantauan perawat
9. Menggunakan alat bantu berjalan (misalnya kursi roda)
10. Menganjurkan memanggil perawat jika membutuhkan bantuan
untuk perpindah
11. Menganjurkan berkonsentrasi menjaga keseimbangan tubuh
12. Menganjurkan melebarkan kedua kaki untuk meningkatkan
keseimbangan kaki saat berdiri

E:
S:
 Ibu pasien mengatakan segala aktivitas didampingi
 Ibu pasien mengatakan anaknya belum bisa berdiri sendiri maupun
berjalan, padahal usia anaknya sudah 1 tahun 6 bulan
O:
 Terpasang bed plang pada tempat tidur pasien
 Skor SKOP-DUL = 13 (skor tinggi)
 Pasien tampak berbaring di tempat tidur
 Pasien jika buang air kecil memakai pampers
 Pasien didiagnosa global development delay
 Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2) dan ekstermitas bawah (2)(2)

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi nomer 1,2,3,4,7,10,11
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI

Diag-
Tgl/Jam Catatan Perkembangan PPA
nosis

7 27-07- I:
2020 1. Memonitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
2. Membatasi jumlah pengunjung
3. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
4. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
5. Mengajarkan tanda dan gejala infeksi
6. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
7. Mengajarkan etika batuk
8. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
9. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan

E:
S:
 Ibu klien mengatakan badan anaknya demam
 Ibu pasien mengatakan sering demam dan berkeringat dingin di
malam hari
 Pasien mengatakan terdiagnosis TBC sejak bulan Juni 2020
O:
 Suhu 38,3 oC
 Berkeringat (+)
 Leukosit (WBC) 31,79 103/ µL (4,7 – 11,3)
 Hematokrit 34,10% (38 – 42)

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi nomer 1,2,3,4,5,6,7,8
EVALUASI

No EVALUASI
Tanda
Dx
28-07-2020 29-07-2020 Tangan
Kep
DS DS
1  Ibu mengatakan nafas anaknya  Ibu mengatakan nafas anaknya
sudah tidak cepat seperti saat awal sudah stabil
masuk  Ibu mengatakan anaknya dahaknya
 Ibu mengatakan anaknya dahaknya sudah bisa keluar dan tidaksesak
sudah bisa dikeluarkan walaupun DO:
sedikit jika batuk dan sesaknya  k/u cukup
sudah berkurang  kesadaran composmentis
DO:  Nadi =100 x/m
 k/u cukup  RR = 20 kali permenit
 kesadaran composmentis  SpO2 = 99 %
 Nadi =110 x/m  Bentuk dada normal
 RR = 40 kali permenit  Pasien bisa keluar dahaknya
 SpO2 = 99 %  Pasien tidak memakai O2
 Terdapat pernafasan cuping hidung  Terapi Oral: (Ethambutol 1 x 90 mg
 Bentuk dada normal dan Rifampicin 1 x 45 mg)
 Pasien sesak berkurang dan dahak  Ronchi Wheezing
sudah bisa dikeluarkan (+) (-) (-) (-)
 Pasien terpasang O2 nasal canule = (+) (-) (-) (-)
2 liter / menit diganti O2 ruangan (-) (-)
 Terapi Oral: (Ethambutol 1 x 90 mg
dan Rifampicin 1 x 45 mg) A : Masalah teratasi sebagian
 Ronchi Wheezing P : Lanjutkan intervensi nomer
(+) (-) (-) (-) 1,2,4,5,6,7,9, 10,11,12
(+) (-) (-) (-)
(-) (-)

A : Masalah teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi nomer
1,2,4,5,6,7,9, 10,11,12

DS : DS :
2  Ibu mengatakan bahwa nafsu makan  Ibu mengatakan bahwa nafsu
anak menurun makan anak menurun
DO : DO :
 BB sekarang = 9 kg  BB sekarang = 9 kg
 TB sekarang = 74,5 cm  TB sekarang = 74,5 cm
 Lingkar kepala: 45,5 cm  Lingkar kepala: 45,5 cm
 Lingkar tangan: 16 cm  Lingkar tangan: 16 cm
 Diet nasi lunak lauk cincang 3x½  Diet nasi lunak lauk cincang di
porsi tidak pernah habis hanya 3 makan 3 sendok makan
sendok makan  Bentuk flat, perut supel
 Bentuk flat, perut supel  Bising usus: 5-6 kali permenit
 Bising usus: 5-6 kali permenit
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi nomer P : Lanjutkan intervensi nomer
1,2,3,5,6,7,8,9,10,11 1,2,3,5,6,7,8,9,10,11

DS DS
3  Ibu klien mengatakan badan  Ibu klien mengatakan badan
anaknya demam anaknya demam
 Ibu pasien mengatakan sudah tidak  Ibu pasien mengatakan demamnya
demam di malam hari sudah berkurang
DO : DO :
 Suhu 37,4°C  Suhu 36,9°C
 Nadi =110 x/m  Nadi =100 x/m
 RR = 40 kali permenit  RR = 30 kali permenit
 Injeksi paracetamol 100 mg, jika  Injeksi paracetamol 100 mg, jika
perlu perlu
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi nomer P : Lanjutkan intervensi nomer
1,2,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14 1,2,4,5,6,7,8,9,10,12,13,14

DS: DS:
4  Ibu mengatakan nafas anaknya  Ibu mengatakan nafas anaknya
sudah tidak cepat seperti sudah stabil
sebelumnya  Ibu mengatakan sejak kecil anaknya
 Ibu mengatakan sejak kecil anaknya menderita keterlambatan tukem
menderita keterlambatan tukem DO:
DO:  Keadaan umum cukup
 Keadaan umum cukup  Kesadaran composmentis,
 Kesadaran composmentis,  GCS 456
 GCS 456  Klien menggunakan pampers
 Klien menggunakan pampers  ADL dibantu orang tua
 ADL dibantu orang tua dan perawat  Pasien tidakmemakai O2
 Pasien berbaring tidakmemakai O2  Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2)
 Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2) dan ekstermitas bawah (2)(2)
dan ekstermitas bawah (2)(2) A : Masalah teratasi sebagian
A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi nomer
P : Lanjutkan intervensi nomer 1,4,8,9,19,20,25,28
1,4,8,9,19,20,25,28

DS : DS :
5  Ibu pasien mengatakan  Ibu pasien mengatakan
pertumbuhan dan perkembangan pertumbuhan dan perkembangan
pasien terlambat pasien terlambat
DO DO
 Berat badan 9 kg  Berat badan 9 kg
 tinggi badan: 74,5 cm  tinggi badan: 74,5 cm
 Usia 1 tahun 6 bulan  Usia 1 tahun 6 bulan
 Berdasarkan kuesioner praskrening  Pasien berdiri sendiri dan berjalan
disimpulkan perkembangan anak belum bisa, bicara tidak pernah
ada penyimpangan pertumbuhan A : Masalah teratasi sebagian
perkembangan P : Lanjutkan intervensi nomer
 Pasien berdiri sendiri dan berjalan 1,3,4,5,6,7,8,9,10
belum bisa, bicara tidak pernah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi nomer
1,3,4,5,6,7,8,9,10

DS : DS :
6  Ibu pasien mengatakan segala  Ibu pasien mengatakan segala
aktivitas didampingi aktivitas didampingi
DO: DO:
 Terpasang bed plang pada tempat  Terpasang bed plang pada tempat
tidur pasien tidur pasien
 Pasien tampak bermain di tempat  Pasien tampak bermain di tempat
tidur tidur
 Pasien jika buang air kecil memakai  Pasien jika buang air kecil memakai
pampers pampers
 Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2)  Kekuatan otot ekstermitas atas (2)(2)
dan ekstermitas bawah (2)(2) dan ekstermitas bawah (2)(2)
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi nomer P : Lanjutkan intervensi nomer
1,2,3,4,7,10,11 1,2,3,4,7,10,11

DS : DS :
7  Ibu klien mengatakan badan  Ibu klien mengatakan badan
anaknya sudah tidak demam anaknya sudah tidak demam
DO: DO:
 Suhu 37,4 oC  Suhu 36,9 oC
 Berkeringat (+)  Berkeringat (+)
A : Masalah teratasi sebagian A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi nomer P : Lanjutkan intervensi nomer
1,2,3,4,5,6,7,8 1,2,3,4,5,6,7,8

Anda mungkin juga menyukai