Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

DENGAN DIAGNOSA MEDIS SINDROM NEFROTIK

DI RUANG KEPODANG RSUD SIMO

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak

Disusun oleh :
1. Salvina Putri V. 21.1.033
2. Stefhani Swastika 21.1.034
3. Vira Yuniar P. 21.1.035
4. Windiyarti 21.1.037
5. Sindi Dinda L. 21.1.071
6. Yulinda Kusuma A. 21.1.076

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


POLITEKNIK INSAN HUSADA SURAKARTA
2022/2023
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A

DENGAN DIAGNOSA MEDIS SINDROM NEFROTIK

DI RUANG KEPODANG RSUD SIMO

A. PENGKAJIAN
1. Tanggal pengkajian : Selasa, 25 Juli 2023
2. Pukul : 09.00 WIB
Tanggal masuk RS : 25 Juli 2023
No.CM : 171xxxxxxx
Diagnosa medis : Sindrom Nefrotik
3. Identitas pasien
Nama pasien : An.A
Tanggal lahir/Umur : 01 April 2012 (11 tahun, 3bulan, 24 hari)
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Jatisari, Mojosari, Karanggede
4. Penanggung Jawab
Nama Ayah : Tn.G
Umur : 41th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jatisari, Mojosari, Karanggede
Nama Ibu : Ny.
Umur : 41th
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jatisari, Mojosari, Karanggede
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama saat pengkajian
Keluarga pasien mengatakan wajah pasien bengkak dan setelah
melakukan cek laboratorium hasil protein dalam urin adalah +3.
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga pasien mengatakan pasien bengkak ditubuh terutama di
wajah, pasien juga mengatakan batuk dan pilek sejak hari minggu 23
Juli 2023. Kemudan pasien dibawa oleh keluarganya ke RSUD Simo
pada tanggal 25 Juli 2023 melalui Poliklinik Anak. Setelah dilakukan
pemeriksaan oleh Dokter, pasien diarahkan untuk menjalani rawat inap
di Bangsal Kepodang RSUD Simo pada pukul 11.00 WIB
3. Riwayat masa lalu
a. Kehamilan: pasien merupakan anak pertama.
b. Persalinan: ibu pasien mengatakan jenis persalinanya normal.
c. Alergi: keluarga pasien dan pasien mengatakan tidak memiliki
alergi makanan, obat dan debu. Tetapi pasien memiliki alergi
dingin.
d. Pertumbuhan dan perkembangan
BB : 34 kg
TB/PB : 142 cm
e. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit keturunan seperti hipertensi dan diabetes.
Selain itu keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti HIV/AIDS dan Hepatitis
Genogram
LK PR

Keterangan:
: Laki-laki : Menikah

: Perempuan : Pasien

: Satu rumah

C. PENGKAJIAN FUNGSIONAL (POLA FUNGSI KESEHATAN)


1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan pasien menjaga kesehatannya dengan baik.
Keluarga pasien mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit,
maka akan segera diperiksakan ke Rumah Sakit atau Klinik terdekat
2. Pola Nutrisi/Metabolik
a. Intake makanan
 Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x setiap harinya,
makanan yang disukai pasien adalah sosis dan nugget, pasien
tidak menyukai tumisan sayuran.
 Selama sakit : Pasien mengatakan makan 3x setiap harinya,
pasien mengatakan tidak berselera untuk makan. Pasien
mengatakan makan dengan menu yang disediakan oleh Rumah
Sakit dan tidak ada gangguan menelan. Pasien mengatakan
mual dan muntah sebanyak 120 cc berwarna gelap.
b. Intake minum :
 Sebelum sakit : pasien dan ibunya mengatakan pasien dalam
sehari dibatasi hanya minum sebesar 1.500 ml.
 Selama sakit : pasien dan ibunya mengatakan pasien dalam
sehari dibatasi hanya minum sebesar 1.500 ml.
3. Pola Eliminasi
a. Buang Air Besar
 Sebelum sakit : pasien mengatakan BAB setiap harinya,
waktunya tidak tentu, feses lembek, berwarna kuning
kecoklatan, berbau khas feses
 Selama sakit : pasien mengatakan selama dirumahsakit jarang
BAB
b. Buang Air Kecil
 Sebelum sakit : pasien mengatakan urine berwarna kuning, bau
khas urine
 Selama sakit : pasien mengatakan urin berwarna kuning eruh
dan berbusa. Dalam sehari pasien BAK 2x sehari dengan
jumlah urin 200ml
4. Pola Aktivitas dan Latihan
a. Sebelum sakit :
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan atau minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ROM 

b. Setelah sakit :
Kemampuan Perawatan Diri 0 1 2 3 4
Makan atau minum 
Mandi 
Toileting 
Berpakaian 
Mobilisasi di tempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi/ROM 

5. Pola Tidur dan Istirahat


 Sebelum sakit : pasien mengatakan tidur malam jam 21.30 dan
bangun jam 06.00, saat tidur pasien mengatakan tidak sering
terbangun, jarang mimpi buruk. Pasien mengatakan jarang tidur
siang dikarenakan terkadang masih di Sekolah.
 Selama sakit : pasien mengatakan tidur malam jam 22.00 dan
bangun jam 06.00, saat tidur pasien mengatakan tidak sering
terbangun, jarang mimpi buruk. Pasien mengatakan jarang tidur
siang dikarenakan terkadang masih di Sekolah.
6. Pola perceptual
 Pengelihatan: pasien tidak menggunakan kaca mata, pasien
dapat melihat dari jarak dekat dan jauh dengan baik, pasien
 Pendengaran: pasien tida menggunakan alat bantu dengar,
pasien dapat mendengar dengan baik.
 Pengecapan: pasien dapat membedakan rasa asin, manis, pahit
dan asam dengan baik.
 Penciuman: pasien dapat membau dengan baik
 Sensasi: pasien dapat merasakan dingin, panas dan nyeri
dengan baik.
7. Pola persepsi diri
 Gambaran diri: paisen mengatakan menerima tubuhnya dengan
baik.
 Harga diri: pasien mengatakan keluarganya sangat
memperhatikan kesehatanya.
 Ideal diri: pasien mengatakan ingin segera sembuh agar bisa
bermain dengan teman-temanya
 Peran: keluarga mengatakan pasien merupakan siswa kelas 5 sd
 Identitas diri: keluarga mengatakan pasien merupakan anak
tunggal di keluarganya.
8. Pola seksualitas dan reproduksi
 Sebelum sakit: pasien merupakan laki-laki berusia 11 tahun,
dan tidak terdapat gangguan pada organ reproduksi.
 Selama sakit: pasien merupakan laki-laki berusia 11 tahun, dan
tidak terdapat gangguan pada organ reproduksi.
9. Pola peran hubungan
 Sebelum sakit: pasien mengatakan dekat dengan ibunya dan
mempunyai sahabat disekolahnya.
 Selama sakit: pasien mengatakan dekat dengan ibunya dan
mempunyai sahabat disekolahnya.
10. Pola management koping stress
 Sebelum sakit: pasien mengatakan biasanya ia akan bermain
dengan teman di sekolah atau di rumah untuk mengatasi stresor
 Selama sakit: pasien mengatakan biasanya ia akan bermain hp
atau berbicara dengan ibunya untuk mengurangi stresor
11. Sistem nilai dan kepercayaan
 Sebelum sakit: pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu setiap
hari Senin, Rabu dan Sabtu pasien mengikuti TPA di Masjid.
 Selama sakit: pasien mengatakan tidak pernah sholat selam
sakit dan tidak bisa mengikuti kegiatan TPA.

D. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
G: 4 E: 5 V: 6
Composmentis
2. Tanda-tanda vital

TD: 108/79 mmHg

N: 84x/menit

S: 370C

Spo2: 98%

RR: 24x/menit

3. Head to toe
a. Kepala :
 Inspeksi: bentuk simetris, tidak terdapat jejas, tidak terdapat
bekas operasi dan luka
 Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat
benjolan.
b. Mata:
 Inspeksi: bola mata simetris, kondisi sklera tidak ikterik,
konjungtiva tidak anemis, mata terlihat sembab atau
bengkak
c. Hidung:
 Inspeksi: hidung simetris, tidak menggunakan alat bantu
pernapasan
d. Mulut:
 Inspeksi: mukosa pucat, kondisi lidah, gigi dan gusi bersih.
e. Leher:
 Inspeksi: tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, warna
kulit merata, tidak terdapat jejas.
 Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan.
f. Dada
 Paru-paru:
1) Inspeksi: bentuk dada simetris, RR 28x/menit, tidak
terdapat luka dan gerakan paru kanan dan kiri sama.
2) Palpasi: tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri
tekan
3) Perkusi: terdengar suara paru sonor, batas paru dan
hati normal
4) Auskultasi: tidak terdapat suara napas tambahan
seperti ronchi, crackles, wheezing
 Jantung:
1) Inspeksi: tidak terdapat luka atau jejas, tidak
terdapat pembesaran jantug, dada simetris
2) Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat
pembengkakan, denyut nadi 85x/menit
3) Perkusi: terdengar bunyi pekak, batas jantung
normal
4) Auskultasi: terdengar suara lup dub, tidak terdapat
suara tambahan.
g. Abdomen:
 Inspeksi: abdomen simetris, tidak terdapat luka/jejas, warna
kulit merata
 Auskultasi: suara bising usus 8x/menit
 Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat distensi
abdomen
 Perkusi: terdengar timpani disemua kuadran abdomen
h. Ekstremitas
 Warna kulit meratas sawo matang
 Terdapat pembengkakan pada kaki
 Kekuatan otot 5555, terdapat pembengkakan pada
ekstremitas bawah
4. Antropometri:
 BB: 37 kg
 TB: 142 cm
 Lingkar lengan: 24 cm
 Lingkar kepala: 54 cm
 Rentang lengan: kanan dan kiri 50 cm
 Panjang tungkai: 72 cm
 Panjang telapak kaki: 19 cm
5. Pengkajian nutrisi (ABCD)
 A: BB (34 kg), TB (142cm)
 B: protein urine (3+)
Keton (1+)
eritrosit urine (1+)
 C: wajah pasien terlihat membengkak
 D: pasien melakukan diet rendah garam
6. Pengkajian cairan (balance cairan)
Balance cairan:
AM : 7cc x 34= 238 cc
IWL: (30-11 tahun) x 34 kg= 646 cc
Muntah: tidak ada
Urin: 200 cc
Minum: 1.500 cc
Intake cairan: Minum+AM
: 1.500+238cc
: 1.738 cc
Output cairan : IWL+ urin
: 646cc+200cc
: 846 cc
Balance cairan: 1.783- 846
: 937 cc
E. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium urinalisa 25/7/2023
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Urinalisa
Makroskops
Warna urin Kuning
kejernihan Agak keruh
Kimia
Berat jenis 1.020 1.003-1.030
pH urine 6.50 4.50-8.00
keton 1+ Negatif
protein urine 3+ Negatif
leukosit urine Negatif Negatif
eritrosit urine 1+ Negatif
nitrit Negatif Negatif
uroblinogen Negatif Negatif
glukosa urine Negatif Negatif
bilirubine Negatif Negatif
Mikroskopis
Leukosit 0-2 0-3
Eritrosit 3-4 0-4
Silinder Positif 3 (H) 0-1
Epithel 1-2 1-5
Bakteri Positif 3 (H) Negatif
Kristal  0-1
Jamur  
Lain-lain  

Laboratorium darah lengkap 25/7/2023


Pemeriksaan Hasil Ket. Nilai Rujukan
Hematologi
Hemoglobin 13.90  13.40-17.30
Leukosit 12.66  5.07-11.10
Trombosit 433 H 150-440
Eritrosit 5.06  4.74-6.32
Hematokrit 38.5  39.9-51.1
MCV 76.1 73.4-91.0

MCH 27.50 24.20-31.20

MCHC 36.10 31.90-36.00
H
RDW-CV 11.10 11.30-14.60
L
RDW-SD 30.50 34.70-44.50
L
Hitungan jenis
Eosinofil% 0.00 0.70-5.40
L
Basofil% 0.2 0.0-1.0
Neutrofil% 85.80 42.50-71.00
Lymfosit% 10.80 H 20.40-44.60
Monosit% 3.20 L 3.60-9.90
Eosinofil# 0.00 L 0.04-0.43
Basofil# 0.03 L 0.02-0.09
Neutrofil# 10.85 2.72-7.53
Lymfosit# 1.37 H 1.46-3.73
Monosit# 0.41 L 0.33-0.91
PDW 9.8 9.0-17.0
MPV 9.4  6.5-12.0
PCT 0.41  -
Kimia klinik 
Ureum 61.60 17.10-38.50
Creatinin 0.81 H 0.00-1.00
Albumin 1.73 3.50-5.20

F. Program terapi
Nama obat Jenis obat Dosis Kegunaan
Inj. Furosmid Diuretik 2x30 mg Mengobati
penumpukan
cairan karena
gagal jantung,
penyakit ginjal
Obat oral Kortikosteroid 1x 15mg Mengurangi
prednisone inflamasi
(pembengkakan)
Lisinopril ACE inhibitor 1x2,5 mg Menurunkan
tekanan darah
tinggi dan
masalah pada
ginjal.
Inj. Ranitidin Reseptor 2x30 mg Menghambat
histamin H2 produksi asam
lambung dan
mengurangi kadar
ion hidrogen

G. Data fokus
 Data subjektif: pasien mengeluh mual, keluarga pasien mengatakan
urin pasien berwarna kuning keruh, keluarga pasien mengatakan
wajah pasien bengkak, keluarga pasien mengatakan khawatir denan
kondisi anaknya saat ini.
 Data objektif: wajah pasien terlihat bengkak, pasien terlihat lemas,
hari Senin pasien muntah pada malam hari, keluarga pasien
mengatakan belum mengetahui informasi yang jelas mengenai
penyakit anaknya dan khawatir dengan kondisi anaknya.
H. Analisa data
No Data (sign dan symptom Problem Etiologi
1. Ds: keluarga pasien Hipervolemia Gangguan
mengatakan wajah pasien mekanisme
bengkak regulasi
Do: wajah pasien terlihat
bengkak, pasien terlihat
lemas,
2. Ds: keluarga pasien Defisit Kurang terpapar
mengatakan khawatir denan pengetahuan informasi
kondisi anaknya saat ini
Do: keluarga pasien
mengatakan belum
mengetahui informasi yang
jelas mengenai penyakit
anaknya dan khawatir
dengan kondisi anaknya

I. Diagnosa keperawatan
1. Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi (D.0022)
2. Defisit pengetahuan tentang sindrom nefrotik b.d kurang terpapar
informasi (D.0111)

J. Implementasi keperawatan

No. Diagnosa Tujuan/Kriteria Intervensi Rasional


Keperawatan Hasil
1. Hipervolemia Setelah Manajemen 1. Untuk
berhubungan dilakukan Hipovolemia memonitor
dengan tindakan 1. Observasi asupan dan
gangguan keperawatan a. Periksa tanda pengeluaran
mekanisme selama 24 jam dan gejala cairan
regulasi diharapkan hipervolemia 2. Untuk
keseimbangan b. Identifikasi mencegah
cairan meningkat penyebab terjadinya
dengan kriteria hipervolemia komplikasi
hasil : c. Monitor status akibat
1) Asupan hemodinamik hipervolemia
cairan d. Monitor intake 3. Untuk
dipertahanka dan output mengetahui
n pada skala cairan penyebab
2 di 2. Nursing terjadinya
tingkatkan a. Timbang BB hipervolemia
pada skala 4 setiap hari
2) Edema pada waktu
dipertahanka yang sama
n pada skala b. Batasi asupan
1 cairan
ditingkatkan 3. Edukasi
ke skala 4 a. Ajarkan cara
3) Turgor kulit mengukur dan
dipertahanka mencatat
n pada skala asupan dan
1 ke skala 4 haluaran
cairan 1.
b. Ajarkan cara
membatasi
cairan
4. Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
diuretik

2. Defisit Setelah Edukasi Kesehatan 1. Meningkatkan


pengetahuan dilakukan 1. Observasi pengetahuan
berhubungan tindakan a. Identifikasi tentang
dengan keperawatan kesiapan dan kesehatan
kurang selama 24 jam kemampuan 2. Meningkatkan
terpapar diharapkan menerim motivasi
informasi tingkat informasi perilaku
pengetahuan b. Identifikasi hidup bersih
meningkat faktor yang dan sehat
dengan kriteria dapat
hasil : meningkatkan
1) Pengetahuan dan
orang tua menurunkan
tentang motivasi
penyakit perilaku hidup
anaknya bersih dan
meningkat sehat
2) Kemampuan 2. Nursing
menjelaskan a. Sediakan
pengetahuan materi dan
tentang suatu media
topik pendidikan
meningkat kesehatan
3) Persepsi b. Berikan
yang keliru kesempatan
terhadap untuk bertanya
masalah 3. Edukasi
menurun a. Jelaskan faktor
resiko yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
b. Ajarkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
c. Ajarkan
strategi yang
dapat
meningkatkan
perilaku bersih
dan sehat

K. Implementasi keperawatan
No Hari/tgl/jam Tindakan Respon Ttd

Selasa
25/7/2023
1. 09.00 Memeriksa tanda dan S: keluarga pasien
gejala hipervolemia mengatakan wajah anaknya
bengkak, keluarga pasien
mengatakan berat badan
pasien dalam 2 minggu naik
dari 28 Kg menjadi 34 Kg
O: terdapat pembengkakan
pada wajah pasien, berat
badan pasien naik dari 28 Kg
menjadi 34 Kg

1. Mengidentifikasi S: -
penyebab hipervolemia O: setelah didapatkan data
pemeriksaan laboratorium
urin didapatkan hasil protein
dalam urin 3+ sehingga dapat
disimpulan bahwa penyebab
hipervolemia adalah sindrom
nefrotik yang menyebabkan
kurangnya penyerapan
protein dalam darah.
1. 09.15 Membatasi asupan S: keluarga dan pasien
cairan mengatakan paham mengapa
harus mengurangi asupan
cairan setiap harinya
O: memberitahui pasien
untuk membatasi asupan
cairan yaitu per hari hanya
mengonsumsi maksimal
1.500 ml sesuai dengan
anjuran dokter
2. 10.30 Mengidentifikasi
tingkat pengetahuan S: keluarga pasien
mengenai kondisi mengatakan belum paham
pasien mengenai kondisi pasien saat
ini dan penyakitnya
O: keluarga pasien tampak
bingung

13.00 Mengedukasi keluarga S: keluarga pasien


1. pasien untuk mengatakan bersedia untuk
memonitor intake dan memonitor output dan input
output cairan dengan cairan pasien
mencatatkan hasil O: keluara pasien terlihat
dikertas yang paham
disediakan

1. 17.00 Berkolaborasi S: Pasien mengatakan


pemberian obat bersedia menerima obat
deuretik yaitu O: obat telah masuk ke tubuh
inj.furosemide dengan pasien melalui intravena
dosis 30 mg

Rabu
26/7/2023

Memonitor berat badan S: pasien mengatakan


1. 06.00
pasien bersedia untuk ditimbang
berat badanya
O: berat badan pasien 34 Kg

Memonitor input dan S: keluarga pasien


1. 07.00
output cairan mengatakan pada hari Rabu
26/7/2023 pukul 02.00 pasien
muntah dengan jumlah 200 cc
dengan warna gelap
kehitaman
O: pada hari Selasa 25/7/2023
Balance cairan:
AM : 7cc x 34= 238 cc
IWL: (30-11 tahun) x 34 kg=
646 cc
Muntah: 200 cc
Urin: 300 cc
Minum: 1.500 cc
Intake cairan: Minum+AM
: 1.500+238cc
: 1.738 cc
Output cairan : IWL+
Muntah+ urin
: 646cc+200cc+300cc
: 1.146 cc
Balance cairan: 1.783-1.146
: 637 cc

2. 09.30 Menjelaskan kondisi S: keluarga pasien


saat ini pasien serta mengatakan mulai paham
penyakitnya yaitu akan kondisi saat ini pasien
pasien menderita O: keluarga pasien terlihat
penyakit sindrom paham akan penjelasan yang
nefrotik yaitu diberikan
gangguan pada fungsi
ginjal yang
mnyebabkan kadar
protein dalam urin
tinggi sehingga
menyebabkan bengkak
pada tubuh atau wajah

1. 10.00 Monitor tanda dan S:-


gejala hipervolemia O: wajah pasien masih
terlihat bengkak

1. 11.00 Berkolaborasi S: pasien bersedia menerima


pemberian obat oral obat
prednisone dengan O: obat telah diminum pasien
dosis 15mg

Mengajarkan keluarga S: keluarga pasien


1. 12.00 pasien untuk selalu mmengatakan akan selalu
mencatat intake dan mencatat input dan output
output cairan cairan
O: keluarga pasien mulai
mencatat input dan output
cairan

2. 12.10 Menjelaskan tanda dan S: keluarga pasien


gejala hipervolemia mengatakan paham akan
yaitu kenaikan berat tanda dan gejala hipervolemia
badan secara cepat, O: keluarga pasien dapat
pembengkakan pada menyebutkan kembali tanda
tubuh, sesak napas dan gejala hipervolemia
akibat cairan
menumpuk pada
jaringan paru

1. 17.00 Berkolaborasi S: pasien mengatakan


pemberian obat bersedia menerima obat
diuretik (Inj. Furosmid O: obat telah masuk tubuh
dosis 30 mg) pasien melalui intravena

Kamis
27/7/2023
1. 06.00 Memonitor berat badan S: pasien mengatakan
pasien bersedia untuk ditimbang
berat badanya
O: berat badan pasien 33 kg

1. 06.30 Memonitor input dan S: keluarga pasien


output cairan pasien mengatakan pasien tidak
muntah
O: pada hari Rabu 26/7/2023
Balance cairan:
AM : 7cc x 34= 238 cc
IWL: (30-11 tahun) x 34 kg=
646 cc
Muntah: tidak ada
Urin: 200 cc
Minum: 1.000 cc
Intake cairan: Minum+AM
: 1.000+238cc
: 1.238 cc
Output cairan : IWL+ urin
: 646cc+200cc
: 846 cc
Balance cairan: 1.283-
: 392 cc

1. 08.00 Memonitor tanda dan S:-


gejala hipervolemia O: bengkak pada wajah
pasien mulai berkurang

1. 11.00 Berkolaborasi S: pasien mengatakan


pemberian obat oral bersedia menerima obat
prednisone dengan O: pasien mulai meminum
dosis 15mg obatnya

1. 17.00 Berkolaborasi S: pasien mengatakan


pemberian obat bersedia menerima obat
diuretik (Inj. Furosmid O: obat telah masuk tubuh
dosis 30 mg) pasien melalui intravena
L. Evaluasi keperawatan
No Hari/Tgl/Jam Evaluasi TTD
Selasa 25/7/2023
1. 14.00 S: keluarga pasien mengatakan wajah
anaknya bengkak, keluarga pasien
mengatakan berat badan pasien dalam 2
minggu naik dari 28 Kg menjadi 34 Kg
O: wajah pasien bengkak, hasil
laboratorium urin menunjukan hasil
protein urin 3+
A: masalah belum teratasi
P: lanjutan intervensi
1. Memonitor BB setiap hari dalam
waktu yang sama
2. Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
3. Memonitor input dan output
cairan
4. Kolaborasi pemberian obat
diuretik
2. 14.00 S: keluarga pasien mengatakan belum
paham mengenai kondisi pasien saat ini
dan penyakitnya
O: keluuarga pasien tampak bingung
dan khawatir
A: masalah belum teratasi
P: lanjutan intervensi
1. jelaskan mengenai kondisi
pasien
2. jelaskan tanda dan gejala
hipervolemia
Rabu 26/7/2023
1. 20.00 S: keluarga pasien mengatakan pada
hari Rabu 26/7/2023 pukul 02.00 pasien
muntah dengan jumlah 200 cc dengan
warna gelap kehitaman
O: wajah pasien masih terlihat bengkak,
BB pasien 34 kg
pada hari Selasa 25/7/2023
Balance cairan:
AM : 7cc x 34= 238 cc
IWL: (30-11 tahun) x 34 kg= 646 cc
Muntah: 200 cc
Urin: 300 cc
Minum: 1.500 cc
Intake cairan: Minum+AM
: 1.500+238cc
: 1.738 cc
Output cairan : IWL+ Muntah+ urin
: 646cc+200cc+300cc
: 1.146 cc
Balance cairan: 1.783-1.146
: 637 cc
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Memonitor BB setiap hari dalam
waktu yang sama
2. Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
3. Memonitor input dan output
cairan
4. Kolaborasi pemberian obat
diuretik
2. 20.00 S: keluarga pasien mengatakan paham
akan kondisi pasien sekarang dan
paham akan tanda dan gejala
hipervolemia
O: keluarga pasien terlihat paham akan
edukasi yang diberikan dan dapat
menyebutkan kembali tanda dan gejala
hipervolemia
A: masalah teratasi
P: hentikan intervensi
Kamis 27/7/2023
1. 14.00 S: keluarga pasien mengatakan pasien
sudah tidak muntah
O: bengkak pada wajah pasien mulai
berkurang, berat badan pasien 33kg
Rabu 26/7/2023
Balance cairan:
AM : 7cc x 34= 238 cc
IWL: (30-11 tahun) x 34 kg= 646 cc
Muntah: tidak ada
Urin: 200 cc
Minum: 1.000 cc
Intake cairan: Minum+AM
: 1.000+238cc
: 1.238 cc
Output cairan : IWL+ urin
: 646cc+200cc
: 846 cc
Balance cairan: 1.283-
: 392 cc
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi
1. Memonitor BB setiap hari dalam
waktu yang sama
2. Periksa tanda dan gejala
hipervolemia
3. Memonitor input dan output
cairan
4. Kolaborasi pemberian obat
diuretik

Anda mungkin juga menyukai