Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA AN. R DENGAN GIZI BURUK DENGAN TB PARU

OLEH :

Juvenalda Flrencia Cabral

071191030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

UNGARAN 2020
FORMAT LAPORAN KASUS LENGKAP

ASUHAN KEPERAWATAN AN. R GIZI BURUK DENGAN TB PARU

A. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 04 Februari 2020

B. Identitas
1. Identitas klien
Nama : An. K
TB/BB : 63 cm / 5.4 kg
2. Tanggal masuk : 7 Februari 2020
3. Diagnosa medis : Tb Paru
4. Identitas Orang Tua Pasien

Identitas Ibu Ayah

Nama Ny. MI Tn. MD

Umur 43 tahun 47 tahun

Agama Islam Islam

Pendidikan SD kelas IV Tamat SMP

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Buruh

Indonesia Indonesia
Alamat

C. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama
Batuk
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke posyandu dengan keluhan Batuk. Keluhan ini dirasakan sejak 1
bulan yang lalu. Batuk dirasakan kambuh-kambuhan. Pasien dikeluhkan
mengalami pilek yang timbulnya bersamaan dengan keluhan batuk. Nafsu makan
dan menyusu pasien juga menurun sejak 1 bulan ini. Menurut pengakuan ibu
pasien, pasien tidak pernah sesak (-), demam (-), keringat malam hari (-), mual-
muntah (-). Riwayat BAB (+) normal dengan frekuensi 1-2 kali per hari dengan
konsistensi lunak dan berwarna kuning, darah (-), lendir(-). BAK (+) normal
dengan frekuensi 4-5 kali per hari berwarna kuning jernih, darah (-).
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Awalnya pasien datang ke Posyandu untuk imunisasi dan pemantaun
pertumbuhan. Pada saat dilakukan pemeriksaan BB dan dimasukka dalam KMS,
pasien berada di bawah garis merah (BGM). Selanjutnya ibu pasien diminta untuk
membawa pasien melakakukan pemeriksaan ke Puskesmas akhirnya pasien
dirawat. Setelah itu pasien dirujuk ke RSUD, disana pasien dinyatakan menderita
TB Paru. Akhirnya pasien kembali dirujuk ke Puskesmas untuk pengobatan TB
Paru. Riwayat alergi makanan maupun obat disangkal.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu pasien sering mengalami batuk dan pilek. Riwayat sesak napas pada keluarga
yang tinggal serumah, keluarga lain, tetangga sekitar dan teman-teman pasien
disangkal. Riwayat asma didalam keluarga pasien (+). Riwayat TB (+) yaitu pada
ayah pasien tetapi sudah minum obat selama 6 bulan dan dinyatakn sembuh.
5. Genogram
6. Riwayat pengobatan

Ibu pasien mengaku sebelumnya pernah berobat ke puskesmas dan diberikan obat
batuk, pilek, tetapi pasien masih tetap batuk, pilek. Pasien juga pernah dirawat di
puskesmas dan RSUD tetapi ibu pasien lupa obat yang diberikan.

7. Riwayat kehamilan dan persalinan


Ibu pasien hamil selama 9 bulan dan ini merupakan kehamilan ke lima. Ibu
pasien pernah mengalami abortus ketika hamil pertama. Ibu pasien tidak rutin
memeriksakan kandungannya di Poskesdes dan Puskesmas. Riwayat sakit berat
selama hamil disangkal. Riwayat minum obat obatan selama hamil disangkal, ibu
hanya mengonsumsi obat penambah darah dari Puskesmas (+) sejak bulan
pertama kehamilan sampai menjelang persalinan. Ibu pasien ANC sebanyak lebih
3 kali di Posyandu. Selama ANC, tidak ditemukan kelainan pada janin atau ibu
(riwayat perdarahan, muntah berlebihan, demam selama kehamilan disangkal;
bidan juga mengatakan letak dan perkembangan janin normal). Pasien lahir
spontan di Puskesmas, ditolong Bidan, Lahir cukup bulan dengan berat lahir 2.400
gram. Lahir langsung menangis, riwayat biru setelah lahir (-), kuning setelah lahir
(-).
8. Riwayat Imunisasi
Ibu pasien mengatakan sampai saat ini pasien sudah mendapatkan imunisasi
lengkap, tetapi berdasarkan buku posyandu pasien belum mendapat imunisasi
campak. Saat ini ibu pasien rajin ikut serta dalam kegiatan posyandu.
9. Riwayat Nutrisi
Pasien tidak mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Pada saat usia 5
bulan pasien mulai diberikan makan makanan tambahan berupa bubur, namun saat
ini pasien sudah mulai diberikan nasi yang lembek. Pasien mendapatkan makanan
keluarga. Ibu pasien mengatakan nafsu makan dan minum pasien berkurang
semenjak sakit 1 bulan ini. Makan 3 kali sehari dengan menu menu seadanya,
terkadang dengan sayur dan tahu tempe, namun sering kali hanya menggunakan
bubur nasi. Pasien minum susu formula sebanyak 3x dalam sehari semenjak umur
8 bulan, yaitu sejak pasien berada di bawah garis merah (BGM).

A:
Bb : 5,4 kg
Pb : 63 cm
Hasil z-score : kurang dari -3sd (gizi buruk)

B:

C:
- Nafsu makan dan minum pasien berkurang
- Pasien makan hanya dengan bubur nasi
- Akral hangat
- Kulit kering

D : diit lunak
10. Riwayat Tumbuh Kembang
Saat ini pasien berusia 12 bulan 23 hari dan sudah mampu duduk.
Pasien dapat mengenali benda dan orang-orang disekitarnya. Hingga saat ini
pasien sudah mampu mengatakan, misalnya “emm”, “mak”.
11. Pola pengkajian fungsional menurut Gordon
1. Pola Persepsi Kesehatan/Penanganan Kesehatan
Orangtua klien mengatakan, apabila klien sakit maka langsung dibawa ke
bidan desa terdekat dan berdoa semoga diberi kesembuhan oleh Allah.
2. Pola Nutrisi/Metabolik
Saat dirumah : klien makan 3x sehari bubur nasi dan anak juga sudah mulai
memberikan nasi yang lembek.
Saat dirumah sakit : Klien mendapat bubur nasi 3x sehari. Klien makan tidak
habis. Klien lebih sering minum susu tambahan 3x kali sehari.
3. Pola Eliminasi
Saat dirumah : Klien BAK 4x/ hari dengan warna kuning kecoklatan, bau
khas, tidak terdapat darah dan tidak disertai nyeri saat BAK. Klien BAB 1x/ hari
berwarna kunign kecoklatan, bau khas, tidak terdapat darah, tidak berlendir,
konsistensi padat lunak, saat BAB dan tidak ada nyeri.
Saat Di RS : Klien BAK 3x/ hari dengan warna kuning kecoklatan, bau khas,
tidak terdapat darah dan tidak disertai nyeri saat BAK. Klien BAB 1x/ hari
berwarna kunign kecoklatan, bau khas, tidak terdapat darah, tidak berlendir,
konsistensi padat lunak, saat BAB dan tidak ada nyeri.
4. Pola Aktivitas/Latihan
Saat dirumah : Klien senang bermain dengan kaka-kakanya sebaya. Anak
berkumpul dengan keluarga sehari 2-3 jam penuh.
Saat di RS : Klien hanya bermain dengan ibunya, klien tidak dapat berkumpul
dengan keluarganya.
5. Pola Tidur/Istirahat
Saat dirumah : Klien tidur malam 9 jam dan tidur siang 2 jam sehari. Klien
bangun pagi jam 04.00 WIB dan disore hari pada jam 16.00 WIB. Klien
mempunyai kebiasaan sebelum tidur yaitu harus diusap punggungnya oleh Ibu.
Saat di RS : Klien tidur malam 7 jam sering terbangun dan tidur siang 1 jam
sehari. Klien bangun pagi jam 04.00 WIB dan disore hari pada jam 15.00 WIB.
Klien mempunyai kebiasaan sebelum tidur yaitu harus diusap punggungnya oleh
Ibu.
6. Pola Persepsi Kognitif
Saat dirumah : ibu anak kurang mengetahui tentang penyebab penyakit yang
dideritanya
Saat dirumah sakit : ibu menanyakan penyebab penyakit anaknya kepada
perawat
7. Pola Konsep Diri
Saat dirumah : citra tubuh, ibu klien mengatakan anggota tubuh anaknya
adalah yang terbaik untuk anaknya dan dirinya sendiri. Identitas diri, ibu klien
mengatakan bahwa klien merupakan anak ke 5 dari 4 bersaudara¸ibu klien perna
mengalami abortus di hamil pertama.
Saat dirumah sakit : citra tubuh, ibu klien mengatakan anggota tubuh anaknya
adalah yang terbaik untuk anaknya dan dirinya sendiri. Identitas diri, ibu klien
mengatakan bahwa klien merupakan anak ke 5 dari 4 bersaudara.
8. Pola Peran/Hubungan
Klien tinggal bersama kedua orang tuanya dan juga kaka-kakanya. Sehari-hari
klien diasuh oleh Ibu kandungnya.Klien adalah anak perempuan ke lima. Klien
memiliki peran sebagai anak perempuan .Klien bermain bersama dengan kaka-
kakanya dengan baik dan didampingi oleh Ibunya.
9. Pola Seksualitas/Reproduksi
Saat dirumah : klien merupakan anak perempuan kelima.
Saat dirumah sakit : klien merupakan anak perempuan kelima
10. Pola Koping/Toleransi Stress
Saat dirumah : Keluarga dalam menghadapi sakit anaknya selalu
memeriksakan ke bidan desa dan berdo’a kepada Allah supaya masalah ini cepat
selesai. Saat dirumah sakit : Apabila klien batuk ibu klien memanggil perawat
yang berjaga dan berdo’a kepada Allah supaya masalah ini cepat selesai.
11. Pola Nilai/Kepercayaan
Keluarga mempunyai keyakinan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan
Allah akan memberikan kesembuhan.
12. Pemeriksaan fisik
1. TTV :
TD :- S : 36¸7°C
N : 108x/ menit RR : 20x/ menit
2. Antropometrik :
BB : 5.4 Kg
PB : 63 cm
3. Kepala
Inspeksi : kepala simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, kepala
mesochepal, sutura belum menutup sempurna.
Palpasi : tidak adanya pembengkakan/ penonjolan, dan tekstur rambut lebat.
4. Mata
Inspeksi : warna konjungtiva pink dan sclera berwarna putih, konjungtiva
anemis (-), isokhor, pupil 3 mm, sklera anikterik.
5. Hidung
Inspeksi : Hidung simetris, hidung eksternal warna sama dengan warna kulit
lain. Tidak ada polip, tidak ada perdarahan, dan tidak ada sekret.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Mulut
Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir kebiruan,
tidak ada lesi dan stomatitis, adanya sianosis.
Inspeksi dan palpasi strukur dalam : gigi belum lengkap, tidak ada
perdarahan/ radang gusi, lidah simetris, warna pink, tidak ada infeksi.
7. Telinga
Inspeksi : Tidak menggunakan alat bantu dengar, posisi simetris, jumlah dua
(kanan dan kiri), bersih , tidak ada serumen.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
8. Leher
Inspeksi leher : warna sama dengan kulit lain, bentuk simetris, tidak ada
pembesaran kelenjar gondok.
Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid : Tidak ada nyeri, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Auskultasi : Bising pembuluh darah
9. Thorak
Paru
a. Inspeksi : Bentuk simetris
Pergerakan simetris
Iga dan sela iga : retraksi subcostae(-/-), penggunaan otot bantu intercostal
(-), Pelebaran sela iga (–)
Pernafasan : frekuensi 28x/menit,teratur
b. Palpasi : Pergerakan simetris
Fremitus raba dan vokal simetris
Provokasi nyeri (–)
c. Perkusi : Sonor di kedua lapangan paru
Nyeri ketok (–)
d. Auskultasi : Suara nafas bronkovesikuler +/+
Suara tambahan rhonki -/-
Suara tambahan wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : iktus cordis tampak pada ICS 5 midclavicula line sinistra
Palpasi : iktus cordis teraba pada ICS 5 midclavicula line sinistra
Perkusi : Batas atas pada ICS 2, batas kanan pada linea parasternal
dextra, batas kiri pada ICS 5 midclavicula sinistra
Auskultasi : S1, S2 tunggal, regular, murmur (-), gallop (-)
10. Abdomen
Inspeksi : Simetris, warna kulit sama dengan yang lainnya, tidak
ada lesi, tidak ada distensi
Auskultasi : Suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran
(bagian diafragma dari stetoskop) terdengar setiap 13x/ menit.
Perkusi semua kuadran : Tidak ada nyeri saat ditekan.
Palpasi semua kuadran : Cubitan perut kembali cepat 2 detik.
12. Genitalia
Tidak terpasang kateter, bersih, tidak sianosis
13. Ekstremitas
Akral hangat (+/+), CRT < 2 detik, kulit kering, edema (-/-), sianosis (-/-)
14. Pemeriksaan Penunjang -
15. Diagnosis
Gizi buruk dengan TB paru
1. Terapi pasien
a) Famakologi
 Terapi OAT
 Ambroxol 3x1 tab di puyer
b) Konseling
 Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa penyakit yang diderita
pasien adalah gizi buruk dengan TB paru.
 Menjelaskan kepada orang tua pasien mengenai faktor risiko yang
mungkin dapat menyebabkan status gizi pasien.
 Menjelaskan kepada keluarga pasien bahwa anaknya harus minum
obat TB selama 6 bulan, tidak boleh putus berobat sampai
dinyatakn sembuh setelah evaluasi perkembangan penyakit TB di
Puskesmas Narmada, dan obatnya harus diminum setiap hari.
 Menjelaskan kepada keluarga pasien gejala-gejala dan cara
penularan penyakit TB.
 Menganjurkan ibu untuk memberi makan anak dan memberikan
ASI sesering yang anak inginkan untuk pertumbuhan dan
perkembangannya.
 Menganjurkan keluarga pasien yang tinggal serumah untuk
memeriksakan dahaknya di Laboratorium untuk mengetahui
adanya penyakit TB pada anggota keluarga yang lain.
 Mengedukasi keluarga pasien untuk menerapkan pola hidup sehat
danbersih (PHBS) serta menjaga pencahayaan di dalam rumahnya
dengan membuka jendela setiap pagi dan siang hari.
 Membawa kembali anaknya setelah 7 hari, atau lebih cepat bila
keadaan anak memburuk atau tidak bisa minum atau menyusu.

16. Analisa Data

No. Hari, Data fokus Etiologi Masalah


tanggal keperawatan

Ds : Mikrobakterium Ketidakefektifan
Ibu pasien mengatakan tubercolosis masuk ke bersihan jalan
anaknya batuk dan pilek dalam saluran napas
Do : pernafasan
- Klien tampak
batuk Terjadinya reaksi
- Klien tampak peradangan dan alveoli
pilek mengalami konsolidasi
- Hasil skroning
TB 8 Terjadi lesi pada bagian
- Klien paru

mendapat
terapi OAT Kerusakan jaringan paru
meluas dan mengalami
nekrosis
Sekret terakumulasi
pada jalan nafas

Bersihan jalan nafas


tidak efektif
1 Ds : Daya tahan tubuh Ketidakseimbangan
Ibu klien mengatakan menurun nutrisi : kurang dari
anaknya nafsu makan nya kebutuhan tubuh
menurun Keadaan umum lemah
Do :
A: Resiko infeksi
Bb : 5,4 kg Saluran pencernaan
Pb : 63 cm
Hasil z-score : kurang dari Proses demam
-3sd (gizi buruk)
B: Anoreksia

C:
̵ Nafsu makan dan
minum pasien berkurang
̵ Pasien makan hanya
dengan bubur nasi
̵ Akral hangat
̵ Kulit kering

D : diit lunak

3 Ds : dahak yang Resiko peneybaran


- ibu klien megatakan mengandung basl TBC infeksi
anaknya batuk sudah 1
bulan belakangan ini¸ batuk¸bersin
mengalami pilek yang
timbulnya bersamaan dihirup masuk paru
dengan keluhan batuk

Do : Imuntas tubuh menurun


Klien batuk
klien tampak pucat
terapi OAT Resiko penyebaran
infeksi

17.
18.
19.
20.

17. D
18.
17. Diagnоsa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan batuk yang tidak
efektif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
3. Resiko peneybaran infeksi b/d penurunan system imun dan aspek kronis penyakit

18. Rencana Keperawatan


No Hari, Tujuan Rencana tindakan Ttd
. tangga
Dx l
1 Setelah dilakukan tindakan Monitor Tanda Tanda Vital : Juvenalda
keperawatan selama 3x24 Monitor darah, nadi, suhu, dan
jam diharapkan pasien status pernapasan dengan tepat.
mampu, dengan kriteria hasil monitor irama dan tekanan
: jantung
Kepatenan jalan nafas  monitor pola pernapasan
(0410) abnormal (misalnya,
Kriteria hasil : Cheyne- Stokes,
 (041004) frekuensi Kusmaul, Biot,
pernafasan apneustic, ataksia, dan
dipertahankan pada bernapas berlebihan).
skala 2 ditingkatkan  Identifikasi
ke skala 4 kemungkinan penyebab
 (041007) suara nafas perubaha ntanda- tanda
tambahan vital.
dipertahankan pada Monitor Pernafasan (3350)
skala 2 ditingkatkan Aktivitas-aktivitas:
ke skala 4  Monitor kecepatan
 Tanda-tanda vital irama, kedalaman, dan
(0802) kesulitan bernafas
Kriteria hasil :  Catat pergerakan dada,
 (080201) suhu tubuh catat ketidaksimetrisan
dipertahankan pada  Monitor suara nafas
skala 2 ditingkatkan tambahan
ke 4  Monitor pola nafas
 (080203) denyut nadi  Monitor hasil
radial dipertahankan pemeriksaan ventilasi
pada skala 2 mekanik
ditingkatkan ke skala
4
 (080205) tekanan
darah sistolik
dipertahankan pada
skala 2 ditingkatkan
ke 4
 (080206) tekanan
darah diastolik
dipertahankan pada
skala 2 ditingkatkan
ke skala 2 ke 4

2 Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi Juvenalda


keperawatan selama 3x24  Kaji adanya alergi
jam diharapkan dengan makanan
kriteria hasil :    Kolaborasi dengan ahli
 Adanya peningkatan gizi untuk menentukan
berat badan sesuai jumlah kalori dan nutrisi
dengan tujuan yang dibutuhkan pasien.
 Berat badan ideal   Anjurkan pasien untuk
sesuai dengan tinggi meningkatkan intake Fe
badan   Anjurkan pasien untuk
  Mampu meningkatkan protein
mengidentifikasi dan vitamin C
kebutuhan nutrisi   Berikan substansi gula
 Tidak ada tanda tanda  Yakinkan diet yang
malnutrisi dimakan mengandung
 Tidak terjadi tinggi serat untuk
penurunan berat mencegah konstipasi
badan yang berarti  Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
  Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian.
 Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
 Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
   Kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan.

Nutrition Monitoring
 BB pasien dalam batas
normal
 Monitor adanya
penurunan berat badan
 Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
 Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
 Monitor lingkungan
selama makan
 Jadwalkan pengobatan 
dan tindakan tidak
selama jam makan
   Monitor kulit kering
dan perubahan
pigmentasi
  Monitor turgor kulit
 Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
 Monitor mual dan
muntah
  Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
 Monitor makanan
kesukaan
 Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
 Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
 Monitor kalori dan
intake nuntrisi
  Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
 Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet

3 Setelah dilakukan tindakan Infection Control (Kontrol juvenalda


keperawatan selama 1x24 infeksi)
jam diharapkan dengan  Bersihkan lingkungan
kriteria hasil : setelah dipakai pasien
 Klien bebas dari lain
tanda dan gejala   Pertahankan teknik
infeksi isolasi
 Mendeskripsikan  Batasi pengunjung bila
proses penularan perlu
penyakit, factor yang    Instruksikan pada
mempengaruhi pengunjung untuk
penularan serta mencuci tangan saat
penatalaksanaannya, berkunjung dan setelah
 Menunjukkan berkunjung
kemampuan untuk meninggalkan pasien
mencegah timbulnya    Gunakan sabun
infeksi antimikrobia untuk cuci
 Jumlah leukosit tangan
dalam batas normal   Cuci tangan setiap
 Menunjukkan sebelum dan sesudah
perilaku hidup sehat tindakan kperawtan
  Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
  Pertahankan
lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
 Tingktkan intake nutrisi
  Berikan terapi
antibiotik bila perlu

Anda mungkin juga menyukai