DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3:
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan
taklupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah tentang Asuhan Keperawatan Kritis dengan Infark Miokard
Akut.
Adapun tugas makalah Asuhan Keperawatan Pasien Kritis dengan Infark Miokard
Akut telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
referensi, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Broncho pneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara anatomi
mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus yang
dapat disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar
hidung/mulut). (Smeltzer, Suzanne C, 2001) Berdasarkan beberapa pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang
mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrat yang disebabka oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.
Broncopneumonia ini sangat sering dijumpai pada anak-anak usia dibawah 4 tahun,
dan lansia diatas usia 60 tahun. Perlu diketahui bahwa kejadian broncopneumonia sangat
banyak di indonesi sehingga perlu diwaspadai terutama bagi orang tua yang memiliki
anak yang masi dibawah usia 4 tahun.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Medis
1. Definisi
Broncho pneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara
anatomi mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan
bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping
hidung, sianosis sekitar hidung/mulut). (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
2. Etiologi
a. Bakteri
b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia
virus.
c. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah serta kompos.
d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)
3. Manifestasi Klinis
1) Nyeri pleuritik
3) Takipnea
e. Diafoesis
f. Anoreksia
g. Malaise
i. GelisahGelisah
j. Sianosis
1) Area sirkumoral
4. Patofisiologi
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan
napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan
produksi surfaktansurfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk
melembabkanmelembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus
dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan. Atelektasis
mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada
klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya
gagal napas. (Smeltzer, Suzanne C, 2001)
5. Pathway Bronchopneumonia
6. Pemeriksaan Penunjang
b. Laboratorium
3) Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan adanya
anemia, infeksi dan proses inflamasi
5) Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus
d. Tes fungsi paru : digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas
dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.
7. Komplikasi
a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
d. Infeksi sitemik
e. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
8. Penatalaksanaan
c. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic akibat kurang
makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis
gas darah arteri.
1. Identitas
Pada umumnya bronkopneumonia menyerang pada anak-anak, insiden meningkat
pada usia kurang dari 4 tahun dn menurun dengan meningkatnya umur.
2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan Utama
Pada umumnya pasien akan sangat mngeluhkan sesak nafas dan biasanya disertai
batuk berdahak. Dahak yang dikeluarkan berwarna kuning kental dan terus-
menerus.
b. Riwayat Penyakit Saat Ini
1) Pneumonia virus
Ditandai gejala-gejala infeksi saluran pernafasan, termasuk renitis dan batul,
disertai suhu tubuh lebih rendah dari pneumonia bakteri.
2) Pneumonia bakteri
Ditandai oleh infeksi saluran pernafasan akut atau bawah dalam beberapa
hari hingga seminggu, suhu tubuh tinggi, batuk, kesulitan bernafas.
c. Riwayat Kesehatan Seblumnya
Biasanya pasien sering menderita penyakit pernafasan bagian atas, riwayat
penyakit peradangan pernafasan dengan gejala terhadap panjang dan lama yang
disertai dengan wheezing.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya pada pasien dengan pneumonia juga memiliki keluarga dengan
pneumonia karena penyakit pneumonia ini merupakan penyakit yang menular.
Biasanya dokter akan menyarankan keluarga untuk tes dahak agar mengetahui
penyebab anak terkena pneumonia, akankah dari penularan keluarga atau
lingkungan tempat tinggalnya.
3. Pola Aktivitas
a. Pola Istirahat Tidur
1) Istirahat
Pada umumnya pasien dengan pneumonia akan merasakan sesak nafas yang
terus-menerus shingga mengganggu istirahat pasien. Sesak nafas ini juga
tidak hilang meskipun saat pasien beristirahat. Selain sesak nafas pasien
juga mengalami batuk berdahak sehingga memperparah sesak nafas pasien
dan sangat mengganggu istirahat pasien.
2) Tidur
Umumnya pasien dengan bronkopneumonia akan kesulitan tidur dan jika
bisa tidur pasien akan sering terbangun karena sesak nafas yang dirasakan
dan batuk yang terus menerus
b. Pola Nutrisi
Pada umumnya pasien dengan bronkopneumonia akan mengalami anoreksia
(kehilangan selera makan), karena umumnya pasien dengan sesak nafas akan
akan enggan untuk makan, pada pasien dengan broncopneumonia mengalami
peningkatan mucus pada bronkus sehingga mengakibatkan bau mulut tidak
sedap, sehingga nafsu makan pasien akan menurun.
c. Pola Eleminasi
1) BAB
Diare dapat terjadi pada pasien dengan bronkopneumonia apabila kuman
terbawa ke saluranpencernaan dan mnginfeksi saluran pebcernaan.
2) BAK
Biasanya tidak ada masalah pada urine pasien tetapi umumnya pasien
dengan sesak nafas akan malas bergerak sehingga BAK biasanya akan
ditahan hingga sesak nafas sedikit reda.
4. Observasi dan Tanda-tanda Vital.
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital.
1) Kesadadaran: Composmentis
2) Tekanan darah : >100-130mmHg
3) Nadi : >80-100×/menit
4) Pernafasan : >16-24×/menit
5) Suhu >37,5 ͦ C
3) Pemeriksaan Fisik
b. Breathing (pernafasan)
Biasanya pernafasan akan cepat dan tidak teratus, terdapat pernafasan cuping
hidung, retraksi dinding dada, dan terkadang adanya otot bantu nafas. Biasanya
sesak nafas disertai batuk berdahak, terdapat sputum keluar teradapat suara nafas
ronchi dan wheezing pada pemeriksaan auskultasi.
c. Bleeding (kardiovaskuler)
Terdapat nyeri dada dan biasanya sakit kepala disini diakibatkan, oleh kurangnya
pasokan oksigen ke sel tubuh yang mengakibatkan pasien mengalami sakit
kepala, CRT lebih dari 3 detik, dan sianosis.
d. Brain (persyarafan)
Umumnya pasien dengan kesadaran penuh/komposmentis tetapi akan terjadi
sianosis, konjungtiva anemis.
e. Bladder (perkemihan-eleminasi urine)
Umumnya pasien dengan bronkopneumonia tidak mengalami gangguan pada
eleminasi urine dan dapat berkemih secara normal, tetapi rasa sesak nafas
membuat penderita enggan untuk berkemih.
f. Bowel (pencernaan-eleminasi alvi)
Biasanya pasien dengan bronkopneumonia akan mengalami mual muntah dan
anoreksia (kehilangan nafsu makan). Diare juga dapat terjadi pada pasien apabila
kuman terbawa ke saluran pencernaan dan menginfeksi saluran pencernaan.
g. Bone (tulang-otot-integumen)
Biasanya pasien dengan bronkopneumonia akan mengalami sianosis atau
kebiruan jika oksigen tidak terpenuhi ke seluruh tubuh, kelemahan otot juga
mungkin terjadi apanila sesak nafas terus-menerus dan juga terjadi anoreksia
sehingga tidak ada energy untuk pasien.
5. Analisa Data
Metabolik anaerob
meningkat
Fatique
6. Diagnosa Keperawatan
TTV dalam
batas normal
TD: 100-130
mmhg
N: 120-
140x/menit
RR : 40-
60x/menit
S :36,5-37,50C
Konjungtiva
tidak anemis
RR : 40-
60x/menit
S :36,5-37,50C
Mampu
berpindah
dengan atau
tanpa bantuan
Status sirkulasi
baik
Status respirasi :
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat
BAB III
A. Identitas Pasien
B. Primary Survey
Lain – lain :-
TRIAGE
Keluhan Utama
Faktor Pencetus :
Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) : Baik Tidak baik, Bayi belum bisa
mengenali waktu dan tempat
Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah mengalami sakit apapun sebelumnya, sakit
ini merupakan yang pertama diderita oleh anaknya.
Riwayat Allergi :
Ibu mengatakan belum tau apakah anaknya memiliki alergi atau tidak.
AIRWAY CIRCULATION
SPO2 : -
Keluhan lain :
GCS : E = 4, V = 5 , M = 6 : Total 15
DISABILITY
Keluhan Lain : -
C. Secondary Survey
Abdomen:
Inspeksi : Simetris
Perkusi : Timpani
Pelvis:
Inspeksi : Simetris
Punggung :
Inspeksi : Simetris
Genitouria :
Tidak terkaji
Neurologis : Normal
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah lengkap
3. Foto Thorax
Terdapat plak pada seluruh lapang paru
Tindak lanjut :
F. Analisa data
RR : 46×/menit
Suhu : 37,80C Kuman berlebih di
Menagis kuat
Dahak keluar sedikit
berwarna kuning konsistensi
kental Proses peradangan
Terdapat suara nafas
tambahan Ronchi pada
seluruh lapang paru pada Akumulasi secret di
pemeriksaan auskultasi. bronkus
Terdapat plak pada seluruh
lapang paru pada
pemeriksaan penunjang foto
rontgen.
Leukosit 16,27
G. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Tanggal Paraf
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif 15-02-2020
H. Intervensi
I. Implementasi
17-02-2020
Memposisikan pasien dengan posisi semi fowler.
Respon : Ibu mau memposisikan semi fowler anak, anak
tidak terlalu rewel saat diposisikan semi fowler.
Mengobservasi RR, bunyi nafas dan SaO2.
Respon : RR 48x/menit, bunyi nafas ronchi kasar. SaO2
87 %
Menganjurkan ibu psien untuk meneruskan pemebrian
ASI.
Respon : Ibu mau mengikuti saran perawat
Berkolabirasi dengan dokter untuk terapi medis dan
nebulizer
Respon:
1. Infus D10 % 0,18 300cc/24 jam/IV
2. Injeksi penicilin 60 g/IV
3. Injeksi aminophilin 15 mg/IV
4. Injeksi santagesik 10 g/IV
5. Injeksi ranitidin 4 mg/IV
6. Nebuliezer Combivent 0,4
cc/Ns 1,6 cc
Mengobservasi RR bunyi nafas dan SaO2.
Respon : RR 46x/menit, bunyi nafas ronchi kasar. SaO2
85 %
J. Evaluasi
Dx /Jam
15-02-2020 O : RR 46×/menit
SaO2 85%
PEMBAHASAN
Menurut kami, pada kasus broncopneumonia yang kami temukan sangat cocok
dengan teori yang kami paparkan diatas dibuktikan dari gejala-gejala yang dirasakan
pasien hingga penatalaksanaan yang tepat untuk pasien dengan broncopneumonia.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Broncho pneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara
anatomi mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan
bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping
hidung, sianosis sekitar hidung/mulut). (Smeltzer, Suzanne C, 2001) Berdasarkan
beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bronkopneumonia adalah
radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai
dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabka oleh bakteri,virus, jamur dan
benda asing.
B. Saran
Perlu bagi kami masukan-masukan dari pembaca karena dalam study kasus yang kami
paparkan masih banyak hal-hal yang perlu dikoreksi dan dikembangkan. kami sangat
mengharapkan saran dan sanggahan dari pembaca untuk menyempurnakan hasil
diskusi study kasus kami.