Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS DENGAN

INFARK MIOKARD AKUT


MAKALAH

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3:

1. AMATULLAH HILMA NUQIRUL’IZZA(201714201002)


2. FAISHOL HAMAMMY (201714201004)
3. MITHA MARDIANI (201714201013)
4. PUSPITA AYU ARIFAH (201714201021)
5. SITI KAROMATUN NIKMAH (201714201024)

PRODI PENDIDIKAN NERS


SEMESTER IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SATRIA BHAKTI NGANJUK
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dan
taklupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas Makalah tentang Asuhan Keperawatan Kritis dengan Infark Miokard
Akut.
Adapun tugas makalah Asuhan Keperawatan Pasien Kritis dengan Infark Miokard
Akut telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
referensi, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami dan berguna bagi siapapun yang membacanya.

Nganjuk, 22 September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Broncho pneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara anatomi
mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus yang
dapat disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar
hidung/mulut). (Smeltzer, Suzanne C, 2001) Berdasarkan beberapa pengertian di atas
maka dapat disimpulkan bahwa bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang
mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrat yang disebabka oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

Broncopneumonia ini sangat sering dijumpai pada anak-anak usia dibawah 4 tahun,
dan lansia diatas usia 60 tahun. Perlu diketahui bahwa kejadian broncopneumonia sangat
banyak di indonesi sehingga perlu diwaspadai terutama bagi orang tua yang memiliki
anak yang masi dibawah usia 4 tahun.

Broncopneumonia merupakan penyakit menular melalui udara sehingga sangat mudah


menyerang siapapun yang kekebalan tubuhnya masih minimal seperti anak-anak pada
usia kurang dari 4 tahun dan lansia diatas usia 60 tahun. Pencegahan broncopneumonia
pada masyarakat sangat jarang karena masyarakat sendiri tidak begitu mengenal istilah
broncopneumonia ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Broncopneumonia?

2. Apa Etiologi Dari Broncopneumonia?

3. Apa Patofisiologi Broncopneumonia?

4. Apa Phathway Broncopneumonia?

5. Apa Manifestasi Klinis Broncopneumonia?

6. Apa Penatalaksanaan Broncopneumonia?


7. Apa Komplikasi Broncopneumonia?

8. Apa Pengkajian Broncopneumonia?

9. Apa Analisa Data Broncopneumonia?

10. Apa Diagnosa Keperawatan Broncopneumonia?

11. Bagaimana Perencanaan Keperawatan Broncopneumonia?

12. Bagaimana Asuhan Keperawatan Yang Ada Di Lapangan Tentang


Broncopneumonia?

C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Definisi dari Broncopneumonia

2. Untuk Mengetahui Etiologi Dari Broncopneumonia

3. Untuk Mengetahui Patofisiologi Broncopneumonia

4. Untuk Mengetahui Phathway Broncopneumonia

5. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis Broncopneumonia

6. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Broncopneumonia

7. Untuk Mengetahui Komplikasi Broncopneumonia

8. Untuk Mengetahui Pengkajian Broncopneumonia

9. Untuk Mengetahui Analisa Data Broncopneumonia

10. Untuk Mengetahui Diagnosa Keperawatan Broncopneumonia

11. Untuk Mengetahui Perencanaan Keperawatan Broncopneumonia

12. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Yang Ada Di Lapangan Tentang


Broncopneumonia
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1. Definisi

Pengertian Bronchopneumonia adalah suatu infeksi saluran pernafasan akut


bagian bawah dari parenkim paru yang melibatkan bronkus / / bronkiolus yang berupa
distribusi berbentuk bercak-bercak yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi
seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing. (Price Sylvia A, 2005)

Bronchopneumoni adalah peradangan yang mengenai parenkhim paru distal


dari bronchiolus terminalis yang mencakup bronchiolus respiratorius dan alveoli serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
(Tjokronegoro, 2001)

Broncho pneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara
anatomi mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan
bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping
hidung, sianosis sekitar hidung/mulut). (Smeltzer, Suzanne C, 2001)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa


bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus
paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabka oleh
bakteri,virus, jamur dan benda asing.

2. Etiologi

a. Bakteri

Organisme gram posifif seperti : Steptococcus pneumonia, S. aerous, dan


streptococcus pyogenesis. Bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenza,
klebsiella pneumonia dan P. Aeruginosa.

b. Virus
Disebabkan oleh virus influensa yang menyebar melalui transmisi droplet.
Cytomegalovirus dalam hal ini dikenal sebagai penyebab utama pneumonia
virus.

c. Jamur 
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
 penghirupan udara yang mengandung spora dan biasanya ditemukan pada
kotoran burung, tanah serta kompos.

d. Protozoa
Menimbulkan terjadinya Pneumocystis carinii pneumonia (CPC). Biasanya
menjangkiti pasien yang mengalami immunosupresi. (Reeves, 2001)

e. Aspirasi benda asing

f. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya bronchopnemoniabronchopnemonia


adalah daya tahan yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP),
penyakit menahun, pengobatan antibiotik yang tidak sempurna. (Smeltzer,
Suzanne C, 2001)

3. Manifestasi Klinis

a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan

1) Nyeri pleuritik

2) Nafas dangkal dan mendengkur 

3) Takipnea

b. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi

1) Mengecil, kemudian menjadi hilang

2) Krekels, ronki, egofoni

c. Gerakan dada tidak simetris

d. Menggigil dan demam 38,0C sampai 41,10C, delirium

e. Diafoesis
f. Anoreksia

g. Malaise

h. Batuk kental, produktif. Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi


kemerahan atau berkarat

i. GelisahGelisah

j. Sianosis

1) Area sirkumoral

2) Dasar kuku kebiruanDasar kuku kebiruan

k. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas.

4. Patofisiologi

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan


oleh virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga
terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya
penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual.
Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi
adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.

Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan
napas ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan
produksi surfaktansurfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk
melembabkanmelembabkan rongga fleura. Emfisema (tertimbunnya cairan atau pus
dalam rongga paru) adalah tindak  lanjut dari pembedahan. Atelektasis
mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori, pada
klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya
gagal napas. (Smeltzer, Suzanne C, 2001)

5. Pathway Bronchopneumonia

6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Ngastiah (2002), yaitu sebagai berikut :


a. Foto thorax

Pada foto thorax Bronchopneumonia terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu


atau beberapa lobus. Jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada
satu atau beberapa lobus.

b. Laboratorium

1) Terjadi leukositosis pada pneumonia bakterial

2)  Nilai analisa gas darah : : untuk mengetahui status kardiopulmoner yang


berhubungan dengan oksigenasi

3) Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan adanya
anemia, infeksi dan proses inflamasi

4) Pewarnaan gram : untuk seleksi awal anti mikroba

5) Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus

c. Tes kulit untuk tuberkulin : untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi


tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan

d. Tes fungsi paru : digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas
dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan.

e. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi

7. Komplikasi

Menurut Ngastiyah (2002), bronchopneumonia pada anak bila tidak ditangani


dengan baik akan mengakibatkan komplikasi sebagai berikut :

a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.

b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

c. Otitis Media Acute

d. Infeksi sitemik 
e. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

8. Penatalaksanaan

Menurut Ngastiyah (2002), Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji


resistensi, tetapi karena hal itu perlu waktu, dan pasien perlu therapy secepatnya maka
biasanya diberkan :

a. Penisillin 50.000 U/ kgbb/hari, ditambah dengan chloramfenicol 50-70


mg/kgbb/hari atau diberkan antibiotic yang mempunyai spectrum luas seperti
Ampicillin, pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari

b. Pemberian oksigen, fisioterafi dada dan cairan intravena biasanya diperlukan


campuran glucose dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3 : 1 ditambah larutan
KCl 10 mEq / 500 ml/ botol infus.

c. Karena sebagian besar pasien jatuh kedalam asidosis metabolic akibat kurang
makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis
gas darah arteri.

B. Kosep Asuhan Keperawatan.

1. Identitas
Pada umumnya bronkopneumonia menyerang pada anak-anak, insiden meningkat
pada usia kurang dari 4 tahun dn menurun dengan meningkatnya umur.
2. Riwayat Keperawatan.
a. Keluhan Utama
Pada umumnya pasien akan sangat mngeluhkan sesak nafas dan biasanya disertai
batuk berdahak. Dahak yang dikeluarkan berwarna kuning kental dan terus-
menerus.
b. Riwayat Penyakit Saat Ini
1) Pneumonia virus
Ditandai gejala-gejala infeksi saluran pernafasan, termasuk renitis dan batul,
disertai suhu tubuh lebih rendah dari pneumonia bakteri.
2) Pneumonia bakteri
Ditandai oleh infeksi saluran pernafasan akut atau bawah dalam beberapa
hari hingga seminggu, suhu tubuh tinggi, batuk, kesulitan bernafas.
c. Riwayat Kesehatan Seblumnya
Biasanya pasien sering menderita penyakit pernafasan bagian atas, riwayat
penyakit peradangan pernafasan dengan gejala terhadap panjang dan lama yang
disertai dengan wheezing.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya pada pasien dengan pneumonia juga memiliki keluarga dengan
pneumonia karena penyakit pneumonia ini merupakan penyakit yang menular.
Biasanya dokter akan menyarankan keluarga untuk tes dahak agar mengetahui
penyebab anak terkena pneumonia, akankah dari penularan keluarga atau
lingkungan tempat tinggalnya.
3. Pola Aktivitas
a. Pola Istirahat Tidur
1) Istirahat
Pada umumnya pasien dengan pneumonia akan merasakan sesak nafas yang
terus-menerus shingga mengganggu istirahat pasien. Sesak nafas ini juga
tidak hilang meskipun saat pasien beristirahat. Selain sesak nafas pasien
juga mengalami batuk berdahak sehingga memperparah sesak nafas pasien
dan sangat mengganggu istirahat pasien.
2) Tidur
Umumnya pasien dengan bronkopneumonia akan kesulitan tidur dan jika
bisa tidur pasien akan sering terbangun karena sesak nafas yang dirasakan
dan batuk yang terus menerus
b. Pola Nutrisi
Pada umumnya pasien dengan bronkopneumonia akan mengalami anoreksia
(kehilangan selera makan), karena umumnya pasien dengan sesak nafas akan
akan enggan untuk makan, pada pasien dengan broncopneumonia mengalami
peningkatan mucus pada bronkus sehingga mengakibatkan bau mulut tidak
sedap, sehingga nafsu makan pasien akan menurun.
c. Pola Eleminasi
1) BAB
Diare dapat terjadi pada pasien dengan bronkopneumonia apabila kuman
terbawa ke saluranpencernaan dan mnginfeksi saluran pebcernaan.

2) BAK
Biasanya tidak ada masalah pada urine pasien tetapi umumnya pasien
dengan sesak nafas akan malas bergerak sehingga BAK biasanya akan
ditahan hingga sesak nafas sedikit reda.
4. Observasi dan Tanda-tanda Vital.
a. Keadaan umum dan tanda-tanda vital.
1) Kesadadaran: Composmentis
2) Tekanan darah : >100-130mmHg
3) Nadi : >80-100×/menit
4) Pernafasan : >16-24×/menit
5) Suhu >37,5 ͦ C
3) Pemeriksaan Fisik
b. Breathing (pernafasan)
Biasanya pernafasan akan cepat dan tidak teratus, terdapat pernafasan cuping
hidung, retraksi dinding dada, dan terkadang adanya otot bantu nafas. Biasanya
sesak nafas disertai batuk berdahak, terdapat sputum keluar teradapat suara nafas
ronchi dan wheezing pada pemeriksaan auskultasi.
c. Bleeding (kardiovaskuler)
Terdapat nyeri dada dan biasanya sakit kepala disini diakibatkan, oleh kurangnya
pasokan oksigen ke sel tubuh yang mengakibatkan pasien mengalami sakit
kepala, CRT lebih dari 3 detik, dan sianosis.
d. Brain (persyarafan)
Umumnya pasien dengan kesadaran penuh/komposmentis tetapi akan terjadi
sianosis, konjungtiva anemis.
e. Bladder (perkemihan-eleminasi urine)
Umumnya pasien dengan bronkopneumonia tidak mengalami gangguan pada
eleminasi urine dan dapat berkemih secara normal, tetapi rasa sesak nafas
membuat penderita enggan untuk berkemih.
f. Bowel (pencernaan-eleminasi alvi)
Biasanya pasien dengan bronkopneumonia akan mengalami mual muntah dan
anoreksia (kehilangan nafsu makan). Diare juga dapat terjadi pada pasien apabila
kuman terbawa ke saluran pencernaan dan menginfeksi saluran pencernaan.

g. Bone (tulang-otot-integumen)
Biasanya pasien dengan bronkopneumonia akan mengalami sianosis atau
kebiruan jika oksigen tidak terpenuhi ke seluruh tubuh, kelemahan otot juga
mungkin terjadi apanila sesak nafas terus-menerus dan juga terjadi anoreksia
sehingga tidak ada energy untuk pasien.

5. Analisa Data

Data Penyebab Masalah


Ds : pasien mengatakan sesak Kuman berlebih dibronkus Bersihan jalan nafas tidak
nafas disertai batuk berdahak efektif
Do : Proses peradangan
 KU : Lemah
 TTV : N = > 140x/menit Akumulasi secret di bronkus
TD = > 130x/menit
S = > 37,5 oC
RR = > 60x/menit
 Terdapat pernafasan cuping
hidung
 Tarikan interkosta
 Otot bantu nafas
 Auskultasi terdengar suara
nafas ronchi dan wheezing
Ds : pasien mengatakan diare Kuman terbawa kesaluran Resiko ketidak
BAB > 3x/hari konsistensi cair cerna seimbangan elektrolit
Do :
 KU : Lemah Infeksi saluran pencernaan
 TTV lebih dari normal
TD = > 130 mmHg Peningkatan flora normal
N = > 140x/menit dalam usus
S = >37,5 oC
RR = > 60x/menit Peristaltik usus meningkat
 Turgor kulit jelek
 Konjungtiva anemis Malabsorbsi
 Perkusi hipertimpani
 Auskultasi bising usus > Diare
35x/menit
Ds : pasien mengatakan pusing, Perubahan membran Gangguan pertukaran gas
sakit kepala alveoler kapiler
Do :
 KU : Lemah
 TTV lebih dari normal
TD = > 130x/menit
N = > 140x/menit
S = > 37,5 oC
RR = > 60x/menit
 CRT > 3 detik
 Pasien tampak sianosis
 Wajah pucat
 Akral teraba dingin
 Konjungtiva anemis
Ds : pasien mengatakan tidak Akumulasi secret di bronkus Ketidakseimbangan
enak makan nutrisi kurang dari
Do : Mucus dibronkus meningkat kebutuhan tubuh
 KU : lemah
 TTV lebih dari normal Bau mulut tidak sedap
TD = > 130 mmHg
N = > 160x/menit Anoreksia
S = > 37,5 oC
RR = > 60x/menit Intake menurun
 Pasien tampak lemah
 Diit yang diberikan tidak
habis
 Terjadi penurunan BB
Ds : pasien mengatakan lemas Infeksi saluran pernafasan Intoleransi aktifitas
tidak hilang saat istirahat, sesak bawah
terus-menerus
Do : Edema antara kapiler dan
 KU : Lemah alveoli
 TTV lebih dari normal
TD = > 130 mmHg Iritan PMN eritrosit
N = > 140x/menit
S : > 37,5 oC Edema Paru
RR = > 60x/menit
 Pasien tampak lelah Suplay oksigen menurun
 Konjungtiva anemis
 CRT > 3 detik Hipoksia

Metabolik anaerob
meningkat

Akumulasi asam laktat

Fatique

6. Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan nafas tidak efektik berhubungan dengan peningkatan produksi


eksudat/sputum

b. Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan diare

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveoler


kapiler

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


anoreksia

e. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan hipoksia


7. Intervensi

No. Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


Dx hasil

1 Setelah dilakukan 1. Posisikan pasien 1) Posisi semi fowler dapat


tindakan keperawatan dengan semi fowler mengekstensikan dada
selama 3x24 jam sehingga pasien dapat
diharapkan bersihan bernafas spontan dengan
jalan nafas efektif mengurangi sesak nafas
dengan kriteria hasil :
2. Observasi RR, bunyi 2) Untuk memantau
 Menunjukkan nafas dan saO2 pasien oksigenasi pasien
jalan nafas yang
3. Ajarkan psien untuk 3) Batuk efektif mampu
paten
melakukan batuk memperrmudah
 Tidak ada suara efektif untuk keluarnya secret
nafas tambahan memudahkan
pengeluaran secret
 TTV dalam
4) Minuman yang hangat
batas normal 4. Anjurkan untuk
mampu mengencerkan
minum-minuman yang
TD: 100-130 secret sehingga secret
hangat
mmhg mampu keluar dengan
mudah
N: 120-
140x/menit 5. Kolaborasi dengan 5) O2 untuk membantu
dokter untuk oksigenasi pasien,
RR : 40-
pemberian O2 dan nebulizer untuk
60x/menit
nebulizer mengencerkan dahak dan
0
S :36,5-37,5 C memeprmudah keluarnya
secret

2 Setelah dilakukan 1. Beri cairan peroral 1) Cairan peroral dapat


tindakan keperawatan dengan minuman yang menambah caiaran tubuh
selama 3x24 jam disukai pasien pasien walaupun hanya
diharapkan sedikit
keseimbangan elektrolit
2) TTV mengindifikasikan
normal, dengan kriteria 2. Observasi TTV pasien
parahnya dehidrasi
hasil :
pasien
 Pasien tidak
3. Observasi bising usus 3) Untuk mengetahui
diare
pasien tingkat keparahan diare
 Turgor kulit agar tepat dalam
elastis pemberian terapi medis
4. Anjurkan pasien untuk
 Konjungtiva 4) Banyak minum akan
minum tanpa
tidak anemis menambah cairan dalam
menunggu haus
tubuh pasien
 Perkusi timpani
5. Kolaborasi dengan
5) Untuk pemberian terapi
 Bising usus dokter untuk
medis pasien
normal (5- pemberian cairan
35x/menit) perparental

 TTV dalam
batas normal

TD: 100-130
mmhg

N: 120-
140x/menit

RR : 40-
60x/menit

S :36,5-37,50C

3 Setelah dilakukan 1. Posisikan pasien semi 1) Posisi semi fowler dapat


tindakan keperawatan fowler untuk memaksimalkan ventilasi
selama 3x24 jam memaksimalkan dan memudahkan pasien
diharapkan pertukaran ventilasi untuk bernafas
gas tidak terganggu 2. Monitor respirasi dan 2) Untuk mengetahui SaO2
dengan kriteria hasil : status O2 dalam darah pasien

 CRT < 3 detik 3. Ajarkan pasien 3) Nafas dalam mampu


melakukan nafas menenangkan pasien dan
 Pasien tampak
dalam untuk mampu membantu
segar dan tidak
mengelurkan secret pengeluaran secret
sianosis
4. Kolaborasi dengan 4) Untuk pemberian terapi
 Wajah tidak
dokter untuk medis pasien
pucat
pemberian terapi medis
 Akral teraba
hangat

 Konjungtiva
tidak anemis

4 Setelah dilakukan 1. Anjurkan pasien 1) Makan sedikit tapi


tindakan keperawatan untuk makan sering secara
selama 3x24 jam sedikit tapi sering perlahan dapat
diharapkan kebutuhan meningkatkan nafsu
2. Anjurkan makan-
nutrisi dapat terpenuhi makan pasien
makanan yang
dari kebutuhan dengan
disukai pasien 2) Makan makanan
kriteria hasil :
yang disukai pasien
3. Monitor jumlah
 Adanya dapat menambah
nutrisi dan
peningkatan selera
kandungan kalori
berat badan
3) Untuk mengetahui
4. Beri informasi
 Tidak ada tanda- jumlah nutrisi yang
tentang kebutuhan
tanda malnutrisi kurang untuk tubuh
nutrisi yang harus
sehingga dapat
 Tidak terjadi dipenuhi
menentukan diit yang
penurunan berat
5. Kolaborasi dengan tepat
badan yang
ahli gizi dalam
berarti 4) Informasi yang tepat
menentukan diet
dapat merubah pola
 Menunjukkan
peningkatan pasien pikir pasien tentang
fungsi nutrisi yang harus
pengecapan dan masuk dalam tubuh
menelan
5) Untuk menentukan
 Mampu diit pasien yang tepat
mengidentifikasi
kebutuhan
nutrisi

5 Setelah dilakukan 1. Bantu pasien untuk 1) Agar pasien dapat


tindakan keperawatan mengidentifikasi aktifitas dengan atau
selama 3x24 jam aktifitas yang tanpa bantuan apa
diharapkan pasien dapat mampu dilakukan yang pasien bisa
melakukan aktifitas lakukan
2. Monitor aktifitas
secara mandiri dengan
pasien 2) Untuk mengetahui
kriteria hasil :
seberapa berat
3. Anjurkan keluarga
 Mampu kekuatan pasien
untuk didekat
melkukan untuk melakukan
pasien
aktifitas secara aktifitas
mandiri 4. Kolaborasi dengan
3) Agar pasien mudah
fisioterapi
 TTV dalam ketika meminta
batas normal bantuan

TD: 100-130 4) Untuk terapi


mmhg fisiologis pasien, agar
mampu menjalankan
N: 120-
aktifitas
140x/menit

RR : 40-
60x/menit

S :36,5-37,50C

 Mampu
berpindah
dengan atau
tanpa bantuan

 Status sirkulasi
baik

 Status respirasi :
pertukaran gas
dan ventilasi
adekuat
BAB III

RESUME KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN An. E (30 hari) DENGAN

SASPEK BRONCOPNEUMONIA DI IGD RSUD NGANJUK

A. Identitas Pasien

Nama : An. E No Rekam medik : 17-01-2020

Jenis Kelamin : Wanita Tanggal lahir : 17-01-2020  Umur: 30 hari

Status Perkawinan : Belum


Pekerjaan : - Agama : Islam
menikah

Agama : Islam Sumber Informasi : Ibu pasien Alamat : Gandu, bagor

B. Primary Survey

Waktu kedatangan : Transportasi : Kondisi datang :

Tanggal 15-02-2020 Mobil Bayi tampak rewel dan digendong


oleh ibunya, datang di IGD dengan
Jam 15.25 WIB
batuk berdahak saat pengkajian
dilakukan

Tindakan Pre Hospital :

 CPR  O2 : ...             Infus : ...             Bidai           Bebat              Urin


Kateter

Lain – lain :-

TRIAGE

Kesadaran Kategori Triage : Klasifikasi Kasus

□ Allert         □ Verbal □ Merah □ Kuning  □ Hijau  □ Hitam □ Trauma


□ Non Trauma

□ Pain           □ Unrespon Dx Medis : Saspek


Broncopneumonia

Keluhan Utama

Tanda dan gejala : Karakteristik :

Pasien batuk berdahak (+) Batuk berdahak,keluar sedikir lendir dengan


kosisteni kental berwarna kuning, terdengar
Keluar sekret sedikit (+)
suara nafas ronchi kasar terdengar tanpa
Muntah (+) menggunakan stetoscop

Demam (+) Faktor yg meringankan :

Onset/awal kejadian : Ibu mengatakan anaknya tidak rewel ketika


diposisikan dipangkuannya dan kepala lebih
Ibu pasien mengatakan anaknya batuk
ditinggikan.
berdahak sudah 10 hari yang lalu, keluar sekret
sedikit dengan muntah, demam sekitar 11 hari Tindakan yang telah dilakukan sebelum
yang lalu, tetapi demam tidak terlalu tinggi ke RS :

Lokasi : Dada Ibu pasien mangatakan sudah membawa


anaknya ke dokter spesialis anak dan sudah
Durasi : 10 hari
diberikan obat,tetapi batuk tidak juga
sembuh, lalu dokter memberikan rujukan ke
Rumah Sakit agar mendapatkan penanganan
yang intensif

Faktor Pencetus :

Ibu pasien mengatakan tidak tau apa


penyebab anaknya mengalami sakit ini

Orientasi (Tempat, Waktu, dan Orang) :  Baik  Tidak baik, Bayi belum bisa
mengenali waktu dan tempat

Riwayat Penyakit Dahulu :

Ibu pasien mengatakan anaknya belum pernah mengalami sakit apapun sebelumnya, sakit
ini merupakan yang pertama diderita oleh anaknya.

Riwayat Allergi   :

Ibu mengatakan belum tau apakah anaknya memiliki alergi atau tidak.

Tanda vital : TD :     -      mmHg   HR: 145  RR: 83    Suhu : 37,8OC.


x/mnt x/mnt   Lokasi : Axila

AIRWAY CIRCULATION

Jalan Napas : Paten  Irama jantung : Reguler  

Obstruksi : Cairan Akral :  dingin dan Pucat

Suara Nafas : Ronchi kasar Membran mukosa : Sianosis

Keluhan lain : - CRT :    > 2 detik

BREATHING Turgor kulit :  Sedang 

Pergerakan dada : simetris Edema : Tidak Ada

Irama pernapasan : cepat dan dangkal Perdarahan : Tidak Ada

Pola napas : tidak teratur Keluhan lain : -

Retraksi otot dada :  Ada  N/A

Sesak Napas : Ada

SPO2 : -

Keluhan lain :

GCS : E = 4, V = 5 , M = 6 : Total 15
DISABILITY

Fraktur  :  Tidak ada  Kesadaran : Composmentis

Paralisis :  Tidak ada     Pupil : Isokor

Refleks Cahaya: Ada +/+

Keluhan Lain : -
C. Secondary Survey

Diagram Tubuh : PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)

Kepala dan Leher:

Deformitas : Tidak Inspeksi : Simertis, rambut sudah tumbuh


berwarna hitam tipis, terdapat pernafasan cuping
Contusio : Tidak
hidung
Abrasi : Tidak
Palpasi : Rambut bersih tidak berminyak
Penetrasi : Tidak
Dada:
Laserasi : Tidak
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, terdapat
Edema :  Ya  Tidak retraksi dinding dada

Palpasi : Saat dada ditekan bayi menangis

Perkusi : Pekak indikasi paru terisi cairan

Auskultasi : Terdengar suara afas tambahan


ronchi kasar, terdengar walau tidak menggunakan
stetoskop

Abdomen:

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Tidak teraba masa

Perkusi : Timpani

Auskultasi : Bising usus 26z/menit

Pelvis:

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Tidak teraba masa


Ektremitas Atas/Bawah:

Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri

Palpasi : akral teraba dingin, CRT >2 detik

Punggung :

Inspeksi : Simetris

Palpasi : Tidak teraba masa

Genitouria :

Tidak terkaji

Neurologis : Normal

a. Reflek menghisap kuat

b. Reflek menggenggam kuat

c. Reflek mencari : bayi mengikuti saat


dirangsang

d. Refleks suara : bayi dapat mencari sumber


suara dengan baik

e. Refleks morro : bayi kaget saat dirangsang


dengan suara tepukan

D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Darah lengkap

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Hematologi lengkap
Leukosit 16,27 10^3/uL 3,6-11,0
Hitung jenis
Neutrofil 41,0 % 50-70
Limfosit 35,1 % 25-40
Monosit 17,8 % 2-8
Eosinofil 5,9 % 2-4
Basofil 0,2 % 0-1
Eritrosit 3,71 10^3/uL 3,8-5,2
Hemoglobin 12,4 g/dL 15-24
Hematokrit 39,1 % 35-45
MCV 105,4 fL 80-100
MCH 33,4 Pg 26-34
MCHC 31,7 % 32-36
Trombosit 414 10^3/uL 150-400
RDW-CV 17,4 % 11,5-14,5
MPV 10,10 fL 7,2-11,1
PCT 0,42 %
Glukosa Sewaktu 103 mg/dL 60-100
2. Analisa gas darah

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


pH 740 7,37-7,45
PO2 53,0 mmHg 71-104
PCO2 55,0 mmHg 33,0-44,0
TCO2 35,1 mmol/L 23-27
HCO3 33,4 mEq/L 18,6-22,6
Base Excess 7,10 mEq/L (-10)-(-2)
SaO2 86,0 % 94,0-98,0
AaDO2 49
Temp 37,3 Celcius
FIO2 24,00 %

3. Foto Thorax
Terdapat plak pada seluruh lapang paru

Tindak lanjut :

MRS (Masuk Rumah Sakit)  


E. Pemberian Terapi
1. Infus D10 % 0,18 300cc/24 jam/IV
2. Injeksi penicilin 60 g/IV
3. Injeksi aminophilin 15 mg/IV
4. Injeksi santagesik 10 g/IV
5. Injeksi ranitidin 4 mg/IV
6. Nebuliezer Combivent 0,4 cc/Ns 1,6 cc

F. Analisa data

Data Penyebab Masalah


Ds : ibu pasien mengatakan Bakteri Bersihan jalan
anaknya batuk berdahak, nafas tidak efektif
keluar dahak, dan muntah.
Saluran pernafasan atas
Do : KU lemah

 RR : 46×/menit
 Suhu : 37,80C Kuman berlebih di

 Anak rewel bronkus

 Menagis kuat
 Dahak keluar sedikit
berwarna kuning konsistensi
kental Proses peradangan
 Terdapat suara nafas
tambahan Ronchi pada
seluruh lapang paru pada Akumulasi secret di
pemeriksaan auskultasi. bronkus
 Terdapat plak pada seluruh
lapang paru pada
pemeriksaan penunjang foto
rontgen.
 Leukosit 16,27

G. Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Tanggal Paraf
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif 15-02-2020

berhubungan dengan akumulasi secret di


bronkus ditandai dengan ibu pasien
mengatakan anaknya batuk berdahak, keluar
dahak dengan muntah, KU lemah, RR
46×/menit, suhu 37,80C, anak rewel,
menangis kuat, dahak keluar sedikit berwarna
kuning konsistensi kental, terdapat suara
nafas tambahan ronchi, terdapat plak pada
selirih lapang paru pada pemeriksaan
penunjang foto rontgen, leukosit 16,27.

H. Intervensi

No. Hari/tanggal Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


Dx hasil
1 Sabtu Setelah dilakukan  Posisikan  Posisi semi
15-02-2020 tindakan pasien dengan fowler dapat
keperaawatan selama posisi semi mengekstensikan
1 x 2 jam bersihan fowler. dada sehingga
jalan nafas anak  Observasi RR, pasien bernafas
kembali efektif bunyi nafas dan spontan dan
dengan Kriteria hasil SaO2. mengurangi sesak
:  Anjurkan ibu nafas.
psien untuk  Untuk
 KU anak baik
meneruskan pemantauan
 RR dalam batas
pemebrian ASI. oksigenasi pasien.
norma (20-
 Kolabirasi  Agar pasien
40×/menit).
dengan dokter mampu
 Suhu dalam
untuk terapi memenuhi
bats normal
(36,5-37,50C) medis dan kebutuhan
 Anak tidak nebulizer nutrisinya.
rewel.  Untuk membantu
 Tidak pernafasan
menangis. pasien, nebul
 Dahak dapat untuk
keluar dengan mengencerkan
baik. dahak pasien dan
 Tidak ada suara mempermudah
nafas keluarnya secret.
tambahan.
 Tidak ada plak
pada paru saat
pemeriksaan
penunjang foto
rotgen.
 Leukosit
normal ( 3,6-
11,0)

I. Implementasi

No Hari/Tanggan Implementasi Paraf


DX /Jam
Senin

17-02-2020
Memposisikan pasien dengan posisi semi fowler.
Respon : Ibu mau memposisikan semi fowler anak, anak
tidak terlalu rewel saat diposisikan semi fowler.
Mengobservasi RR, bunyi nafas dan SaO2.
Respon : RR 48x/menit, bunyi nafas ronchi kasar. SaO2
87 %
Menganjurkan ibu psien untuk meneruskan pemebrian
ASI.
Respon : Ibu mau mengikuti saran perawat
Berkolabirasi dengan dokter untuk terapi medis dan
nebulizer
Respon:
1. Infus D10 % 0,18 300cc/24 jam/IV
2. Injeksi penicilin 60 g/IV
3. Injeksi aminophilin 15 mg/IV
4. Injeksi santagesik 10 g/IV
5. Injeksi ranitidin 4 mg/IV
6. Nebuliezer Combivent 0,4
cc/Ns 1,6 cc
Mengobservasi RR bunyi nafas dan SaO2.
Respon : RR 46x/menit, bunyi nafas ronchi kasar. SaO2
85 %

J. Evaluasi

No. Hari/Tanggal Evaluasi (SOAP) Paraf

Dx /Jam

Sabtu S : Ibu mengatakan anaknya masih sesak

15-02-2020 O : RR 46×/menit

SaO2 85%

Pasien sudah tidak terpasang alat bantu


pernafasan.

Pernafasan cepat, dangkal.

Terdengar suara nafas tambahan ronchi


kasar pada pemeriksaan auskultasi.

A : Masalah belum teratasi.

P : Intervensi dilanjutkan pada ruang rawat


inap Nusa Indah.

Pasien dipindahkan ke ruang Nusa Indah


BAB IV

PEMBAHASAN

Menurut kami, pada kasus broncopneumonia yang kami temukan sangat cocok
dengan teori yang kami paparkan diatas dibuktikan dari gejala-gejala yang dirasakan
pasien hingga penatalaksanaan yang tepat untuk pasien dengan broncopneumonia.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Broncho pneumonia adalah suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara
anatomi mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan
bronkus yang dapat disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping
hidung, sianosis sekitar hidung/mulut). (Smeltzer, Suzanne C, 2001) Berdasarkan
beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa bronkopneumonia adalah
radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai
dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabka oleh bakteri,virus, jamur dan
benda asing.

Broncopneumonia ini sangat sering dijumpai pada anak-anak usia dibawah 4


tahun, dan lansia diatas usia 60 tahun. Perlu diketahui bahwa kejadian
broncopneumonia sangat banyak di indonesi sehingga perlu diwaspadai terutama bagi
orang tua yang memiliki anak yang masi dibawah usia 4 tahun.
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan
oleh virus penyebab bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga
terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya
penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual.
Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang terjadi
adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.

B. Saran

Perlu bagi kami masukan-masukan dari pembaca karena dalam study kasus yang kami
paparkan masih banyak hal-hal yang perlu dikoreksi dan dikembangkan. kami sangat
mengharapkan saran dan sanggahan dari pembaca untuk menyempurnakan hasil
diskusi study kasus kami.

Anda mungkin juga menyukai