Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN RESUME PADA Tn.

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT

DI DESA PENIMBUNG BARAT

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENIMBUNG

Disusun Oleh :

RIA SUSILAWATI

020.02.1128

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PROGRAM STUDI PROFESI NERS XVI

2020/2021

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESUME PADA Tn. “S”

DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI AKUT

DI DESA PENIMBUNG BARAT

WILAYAH KERJA PUSKESMAS PENIMBUNG

Telah dibaca dan disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Disusun Oleh :

RIA SUSILAWATI

020.02.1128

MENGETAHUI

Pembimbing Akademik

( Ns. Rahmani Ramli, M.Ph.)


KATA PENGANTAR

Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini.

Dalam penulisan resume gerontik ini tidak terlepas dari bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak. Oleh Karen a itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih
kepada Bapak /Ibu dosen. Penulis telah berupaya mengoptimalkan untuk dapat menyelesaikan laporan
Resume Pada Tn. “S” Dengan Masalah Keperawatan Utama Nyeri Akut dengan sebaik-baiknya.
Namun penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua
pihak.

Penulis berharap semoga askep/laporan ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran ilmu
keperawatan khususnya, dan pendidikan pada umumnya.

Mataram, November 2020

Ria susilawati
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. MASALAH KEPERAWATAN UTAMA KLIEN


Diagnosa Medis : Hipertensi

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Pengertian
Hipertensi adalah Imu pengobatan mendefinisikan hipertensi sebagai suatu
peningkatan kronis (yaitu meningkat secara perlahan-lahan, bersifat menetap) dalam tekanan
darah arteri sistolik yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor, tetapi tidak peduli apa
penyebabnya, mengikuti suau pola yang khas. (Wolff.2006 : h 62)

Hipertensi didefenisikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140


mmHg atau tekanan diastoliknya sedikitnya 90 mmHg.Istilah tradisional tentang hipertensi
“ringan” dan “sedang” gagal menjelaskan pengaruh utama tekanan darah tinggi pada penyakit
kardiovaskular. (Anderson : 2006. h 582)

2. Patofisiologi
Pada stadium permulaan hipertensi hipertrofi yang terjadi adalah difusi (konsentik).Pada masa
dan volume akhir diastolik ventrikel kiri.Pada stadium selanjutnya, karena penyakit berlanjut
terus, hipertrofi menjadi tak teratur dan akhirnya akibat terbatasnya aliran darah koroner menjadi
eksentrik, berkurangnya rasio antara masa dan volume jantung akibat peningkatan volume
diastolik akhir adalah khas pada jantung dengan hipertrofi eksentrik.Hal ini diperlihatkan sebagai
penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksieleksi) penigkatan tegangan
dinding ventrikel pada saat sistolik peningkatan konsumsi oksigen ke otot jantung serta penurunan
efek-efek mekanik pompa jantung.Diperburuk lagi bila disertai dengan penyakit dalam jantung
koroner.
Walaupun tekanan perkusi koroner meningkat, tahanan pembumluh darah koroner juga
meningkat sehingga cadangan aliran darah koroner berkurang.Perubahan hemodinamik sirkulasi
koroner pada hipertensi berhubungan erat dengan derajat hipertrofi otot jantung.
3. Pathway

Obesitas Arterisklerosis

Pengumpulan Lemak Hilangnya elastisitas pembuluh darah

Penyempitan Pembuluh Darah

Aliran darah ke jantung menurun

Peningkatan tekanan ketidakseimbangan suplai

Vaskuler serebral dan kebutuhan O2

Nyeri akut/ kronis kelemasan umum


(sakit kepala)
Intolenransi aktivitas pola hidup monoton

Gangguan pola istirahat tidur

C. KONSEP PROSES KEPERAWATAN GERONTIK


1. pengkajian
Menurut Hidayat (2009) asuhan keperawatan pada lansia dengan hipertensi meliputi:
a) Riwayat atau adanya faktor-faktor resiko, antara lain: kegemukan, riwayat keluarga
positif, peningkatan kadar lipid serum, merokok sigaret berat, penyakit ginjal, terapi
hormone kronis, gagal jantung, kehamilan.
b) Aktivitas/ Istirahat, gejala: kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda: frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
c) Sirkulasi, gejala : riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup
dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi. Tanda: kenaikan TD, nadi denyutan
jelas dari karotis, jugularis, radialis, takikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis, kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian kapiler
mungkin lambat/ bertunda.
d) Integritas Ego, gejala: riwayat perubahan kepribadian, ansietas, faktor stress multiple
(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan). Tanda: letupan suasana hati,
gelisah, penyempitan continue perhatian, tangisan meledak, otot muka tegang,
pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.
e) Eliminasi, gejala: gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
f) Makanan/cairan, gejala: makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi
garam, lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir – akhir ini.
(meningkat/turun) dan riwayat penggunaan diuretik. Tanda: berat badan normal atau
obesitas, adanya edema, glikosuria.
g) Neurosensori, gejala: keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala, sub
oksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara spontan setelah beberapa
jam), gangguan penglihatan (diplobia, penglihatan kabur,epistakis). Tanda: status
mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, efek, proses pikir, penurunan
kekuatan genggaman tangan.
h) Nyeri/ketidaknyamanan, gejala: angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan
jantung), sakit kepala.
i) Pernafasan, gejala: dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok. Tanda: distress
pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan bunyi nafas tambahan.
(krakties/mengi), sianosis.
j) Keamanan, gejala: gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

2. Diagnosa keperawatan dan intervensi


1. Gangguan rasa nyaman nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
pembuluh darah otak.
Intervensi :
 Teliti keluhan nyeri, catat intensitasnya, lokasinya dan lamanya.
 Minimalkan aktivitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala.
 Pertahankan tirah baring selama fase akut.
 Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional :
 Mengidentifikasi karakteristik nyeri merupakan faktor yang penting untuk
menentukan terapi yang cocok serta mengevaluasi kefektifan dari terapi.
 Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala pada
adanya peningkatan tekanan vaskuler serebral.
 Meminimalkan stimulasi/meningkatkan relaksasi.
 Menurunkan atau mengontrol nyeri.

2. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum verbal tentang kelebihan atau kelemahan.
Intervensi :
 Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,
garam dan gula sesuai indikasi.
 Tetapkan keinginan klien menurunkan berat badan.
 Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diit.
Rasional :
 Tehnik menghemat energy, mengurangi penggunaan energy, membantu
keseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
 Kemajuan aktifitas berharap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba.

3. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun


Intervensi :
 Atur posisi klien agar aman.
 Batasi aktifitas.
 Bantu dalam ambulasi.
Rasional :
 Mengurangi penggunaan energi juga membantu keseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen.
 Kemajuan aktifitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba.

BAB II
TIJAUAN KASUS

Tanggal/Tempat Pengkajian : Kamis, 19 November 2020

Nama Pengkaji : Ria susilawati

A. Data Biografi
Nama : Tn. S
Umur : 69 tahun
Golongan Darah :-
Pendidikan Terakhir : Tidak Seolah
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
TB/BB : 160 cm/55 kg
Penampilan : Tampak bersih, cirri-ciri tubuh : Tampak kurus, kulit sawo
matang, tampak bungkuk.
Alamat : Desa Penimung Barat
Telp :-
Orang Yang Dekat Dihubungi : Tn. S
Hubungan Dengan Usila : Anak klien
Alamat : Desa Penimbung Barat

B. Keluhan Utama :
DS :
- Klien mengatakan pusin dan nyeri dibagian tengkuk
- klien mengatakan tidak memahami tentang nyeri yang dialami
P: Karena terlalu lama beraktivitas
Q : Seperti diremas-remas
R : Pada Tengkuk
S : Skla 5 (0-10) Nyeri sedang
T : Nyeri muncul saat beraktivitas yang terlalu lama
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak memegang tengkuknya
- TTV:
TD: 150/90 mmHg
N: 88x/menit
RR: 24x/menit
S: 36,70c

C. Analisa Data

Data Interpretasi Masalah


(Sign/Symptom) (Etiologi) (Problem)
DS : Peningkatan tekanan nyeri akut berhubungan
- Klien mengatakan pusing
dengan peningkatan
dan nyeri dibagian tengkuk Vaskuler serebral
- klien mengatakan tidak tekanan vaskuler serebral.
memahami tentang nyeri
yang dialami Nyeri Akut
P: Karena terlalu lama
beraktivitas (Sakit Kepala)
Q : Seperti diremas-remas
R : Pada Tengkuk
S : Skla 5 (0-10) Nyeri
sedang
T : Nyeri muncul saat
beraktivitas yang terlalu
lama
DO :
- Klien tampak meringis
- Klien tampak memegang
tengkuknya
- TTV :
TD: 140/90 mmHg
N: 88x/menit
RR: 24x/menit
S: 36,70c

D. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral ditandai dengan :

DS :

- Klien mengatakan pusing dan nyeri dibagian tengkuk

- klien mengatakan tidak memahami tentang nyeri yang dialami

P : Karena terlalu lama beraktivitas

Q : Seperti diremas-remas
R : Pada tengkuk

S : Skala 5 (0-10) nyeri sedang

T : Nyeri muncul saat beraktivitas yang terlalu lama

DO :

- Klien tampak meringis

- Klien tampak memegang tengkuknya

- TTV :

TD: 150/90 mmHg

N : 88x/menit

RR : 24x/menit

S : 36,70 c
E. RENCANA KEPERAWATAN

No Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Jam

1 Senin, 23 Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindaka - Kontrol lingkungan - Mengetahui
November peningkatan tekanan vaskuler serebral keperawatan 1x45 Menit
yang dapat kebutuhan nyari
2020 ditandai dengan : diharapkan klien dapat
Jam 15:00 DS : memahami tentang nyeri yang mempengaruhi nyeri. - Mengetahui cara
dialami
- Klien mengatakan pusing dan nyeri Kriteria hasil : - Ajarkan tekhnik non pencegahan
dibagian tengkuk - Mampu mengontrol nyeri farmakologi hipertensi
- klien mengatakan tidak paham - Nyeri berkurang
tentang nyeri yang dialami - Kontrol TTV - Mengetahui tingkat
- Tanda vital dalam rentang
P : Karena terlalu lama beraktivitas normal tekanan darah
Q : Seperti diremas-remas
R : Pada tengkuk
S : Skala 5 (0-10) nyeri sedang

T : Nyeri muncul saat beraktivitas yang


terlalu lama
DO :

- Klien tampak meringis


- Klen tampak memegang tengkuknya
- TD: 150/90 mHg, N: 88x/menit, RR:
24x/menit dan S: 36,70c

F. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

Hari/Tgl Dx. Kep Implementasi Evaluasi TTD


Pukul
Senin, 23 1 - Mengontrol lingkungan yang dapat S:
- Klien mengatakan masi merasakan pusing
November 2020 mempengaruhi nyeri
dan nyeri dibagian tengkuk
Pukul 15:45 - Mengajarkan tekhnik non P : Karena terlalu lama beraktivitas
Q : Seperti diremas-remas
farmakologi
R : Pada tengkuk
- Mengontrol TTV S : Skala 5 (0-10) Nyeri sedang
T : Nyeri muncul saat beraktivitas yang
terlalu lama
O:
- Klien tampak meringis
- Klen tampak memegang tengkuknya
- TD: 150/90 mHg
- N: 88x/menit
- RR: 24x/menit
- S: 36,70c
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutan intervensi
- Anjurkan Kontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri.
- Anjurkan melakukan tekhnik non
farmakologi.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8. Jakarta: EGC.

Doengoes Marilyn E. Rencana Asuhan keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC.

http://jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/6360/5226

https://www.academia.edu/8614925/LP_LANSIA_DENGAN_HIPERTENSI_by_RI A_SEPTI

https://www.slideshare.net/setiwanlilikbudi/askep-hipertensi-29829394

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi 1. Jakarta : Persatuan Perawat
Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1. Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1. Jakarta : Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai