Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN PPOK

DI BANGSAL SAKURA RSU INDRIATI SOLOBARU

Dosen Pembimbing : Hartono, S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :
NUR AINI DWI MA’RUF
P27220021323

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
2021
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. S DENGAN PPOK

DI BANGSAL SAKURA RSU INDRIATI SOLOBARU

Tanggal/Jam MRS : 3 Oktober 2021/05.40 WIB

Tanggal/Jam Pengkajian : 5 Oktober 2021/08.30 WIB

Metode pengkajian : Wawancara dengan pasien, keluarga, dan catatan medis

Diagnosa Medis : PPOK, CPC CHF

No. Registrasi : 0882**

A. Pengkajian

Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 5 Oktober 2021 pukul 07.00 WIB di Bangsal

Sakura 12 RSU Indriati Solobaru. Data diperoleh dari anamnesa dengan pasien,

keluarga, dan catatan rekam medis.

1. Identitas

a. Identitas Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 66 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Kristen

Tanggal masuk : 3 Oktober 2021

No. RM : 0882**

Diagnosa Medis : PPOK

b. Identitas Penanggungjawab

Nama : Ny. S
Umur : 43 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Kristen

Hubungan dengan pasien : Anak

2. Riwayat Penyakit

a. Keluhan Utama

Pasien mengatakan sesak nafas, badan lemas

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pada tanggal 4 Oktober 2021 pukul 15.00 WIB, klien datang ke Bangsal

Sakura 12 untuk perawatan lebih lanjut setelah dirawat diruang HCU.

Klien mengeluh sesak nafas dan badannya lemas. Kesadaran

composmentis, keadaan umum sedang, akral hangat, CRT < 2 detik,

GCS E4V6M5, dan terpasang DC.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan memiliki penyakit yang sama sejak 3 tahun yang lalu

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga pasien mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada yang

pernah mengalami penyakit seperti yang dialaminya, serta tidak

mempunyai penyakit keturunan maupun penyakit menular.

3. Pola fungsional Gordon

a. Pola Persepsi Kesehatan

Pasien mengatakan bahwa kesehatan adalah suatu hal yang penting dan

harus disyukuri, karena tanpa tubuh yang sehat tentunya tidak akan bisa

melakukan aktivitas sehari-hari


b. Pola Nutrisi

Sebelum sakit : pasien mengatakan bahwa makan 3 kali sehari dengan

menu nasi 1 piring, sayur, dan lauk. Tidak ada alergi

makanan, dan makan secara teratur pagi, siang, sore.

Minum ±8 gelas / ±1500 cc per hari.

Selama sakit : pasien mengatakan makan hanya habis ½ porsi dari

rumah sakit berupa bubur. Minum ±6 gelas/±1200 cc

per hari

c. Pola Eliminasi

Sebelum sakit : pasien mengatakan biasanya BAB 1 kali sehari secara

rutin setiap pagi dengan konsistensi feses lunak,

berwarna kuning, bau kas, dan tidak ada keluhan saat

BAB. BAK ±5 kali per hari berwarna kuning jernih.

Selama sakit : pasien mengatakan belum BAB selama 2 hari selama di

rumah sakit. BAK terpasang DC terisi 1200 cc.

d. Pola Istirahata dan Tidur

Sebelum sakit: Pasien mengatakan biasanya tidur malam sekitar jam

21.00-04.30 WIB dan tidur siang jam 13.00-14.30,

dengan kualitas tidur nyenyak dan merasa segar setelah

bangun.

Selama sakit : Pasien mengatakan tidur malam hari ± pukul 22.00-05.00

WIB dan tidur siang ±pukul 13.00-15.00 dengan kualitas

tidur kurang nyenyak dan se ring bangun karena nyeri.

e. Pola aktivitas dan latihan

ADL Sebelum Sakit Selama Sakit


0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Toileting  

Fooding  

Dressing  

Bathing  

Activity  

Ket :

1 : Mandiri

2 : Bantuan alat

3 : Bantuan orang lain

4 : Bantuan alat dan orang lain

5 : Ketergantungan total

f. Pola Personal Hygiene

Sebelum sakit : pasien mengatakan mandi 2 kali sehari setiap pagi dan

sore secara rutin dan dilakukan secara mandiri.

Selama sakit : pasien mengatakan selama di rumah sakit tidak mandi dan

hanya disibin 2 kali sehari setiappagi dan sore

g. Pola konsep diri

Harga diri : klien mengatakan ikhlas dengan penyakitnya sekarang dan

merasa dihargai serta dilayani sebagai pasien dengan baik.

Ideal diri : klien berharap sembuh dari penyakitnya dan ingin dilayani

sebaik-baiknya di rumah sakit.

Identitas diri: klien sebagai pasien di rumah sakit.


Citra diri : pasien menganggap sakit yang di deritanya sudah kehendak

Tuhan.

Peran : peran pasien dalam rumah tangga yaitu sebagai suami

h. Pola toleransi dan stress

Sebelum sakit : pasien mengatakan jika ada masalah selalu terbuka

dengan istrinya dan diselesaikan bersama.

Selama sakit : pasien mengatakan menerima terhadap sakitnya, dan

selalu

berdoa untuk cepat diberikan kesembuhan. Kondisi yang

dialami pasien meminta bantuan kepada saudara yang ada.

i. Pola Hubungan dan Peran

Sebelum sakit : pasien mengatakan sering berbaur dengan keluarga,

tetangga, dan masyarakat. Pasien berperan sebagai

kepala keluarga

Selama sakit : pasien mengatakan hubungan dengan keluarga, tetangga,

dan masyarakat menjadi terganggu, dan peran sebagai

kepala keluarga menjadi terhambat.

j. Pola Nilai dan Kepercayaan

Pasien mengatakan beragama Kristen dan selalu menjalankan ibadah

sesuai agamanya

k. Pola Seksual

Pasien mengatakan sudah mempunyai 3 anak

4. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : sedang


b. Tingkat kesadaran : Composmentis (E=4, M=6, V=5)

Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 130/81mmHg
Nadi : 110 x/mnt
RR : 25 x/mnt
Suhu : 36,7 0 C
SpO2 : 96 %,
c. Pemeriksaan Head to Toe

1. Kepala : kepala simetris bentuk oval, tidak ada lesi, pertumbuhan

rambut merata, kulit kepala bersih, rambut hitam lurus.

2. Mata : mata bersih tidak ada kotoran, konjungtiva tidak anemis,

sklera tidak ikterik, pupil isokor, penglihatan normal.

3. Hidung : simetris, terlihat pernapasan cuping hidung, tidak

ada nyeri tekan, penciuman normal

4. Mulut : bibir simetris, tampak pucat, tidak terdapat stomatitis

5. Telinga : simetris, tidak ada penumpuksn serumen, fungsi

pendengaran baik

6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat nyeri

saat menelan.

7. Dada

a) Paru

I : tidak ada lesi, pengembangan dada simetris, terdapat

penggunaan otot bantu pernapasan, pernafasan dangkal

Pa : pengembangan dada kanan dan kiri sama

Pe : sonor di semua lapang paru

A : bunyi ronchi pada lapang paru


b) Jantung

I : ictus cordis tidak terlihat

Pa : tidak ada kardiomegali

Pe : pekak

A : tidak ada suara tambahan

c) Abdomen

I : tidak terdapat lesi

A : bising usus 7 x/menit

Pa : tidak terdapat nyeri tekan

Pe : tympani

8. Genetalia : terpasang Douwer Catheter

9. Integumen

I : warna kulit sawo matang, kulit lembab, tidak terdapat lesi

Pa : turgor kulit < 2 detik

10. Ekstremitas :

Tonus otot Oedema

4 4 - -

4 4 - -

Terpasang infus pada tangan kiri

5. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan


HEMATOLOGI
Hemoglobin 15.88 13.20-17.30 g/dL
Hematokrit 45.50 %
Lekosit 15.69 10^3/uL
Trombosit 310 10^3/uL
Eritrosit 5.04 10^3/uL
MCV 90.20 fL
MCH 31.50 Pg
MCHC 34.90 g/dL
HITUNG JENIS
BASOFIL 0.40 0.00-1.00 %
EOSINOFIL 3.57 2.00-4.00 %
NETROFIL 87.63 50.00-70.00 %
LIMFOSIT 6.07 23.00-40.00 %
MONOSIT 2.33 2.00-8.00 %
KIMIA KLINIK
GDS 182 74-106 Mg/dl
FAAL HATI
AST/GOT 24 < 35 U/I
ALT/GPT 17 < 45 U/I
FAAL GINJAL
Creatinin 24 13-43 mg/dl
Ureum 0.94 0.67-1.17 mg/dl
IMUNO-SEROLOGI
HbsAg Rapid Non reaktif Non reaktif

b. Pemeriksaan thorax
Hasil :
- Ukuran dan konfigurasi jantung normal
- Corakan bronkovaskuler lapangan atas paru dan kiri kasar
- Lapangan tengah dan basal paru kanan, juga basal paru kiri tampak
hiperlusen
- Tak tampak ilfiltrat pada pulmo
- Hilus tak menebal
- Apek tenang
- Diafragma dan sudut kostofrenikus baik
Kesimpulan :
- Ukuran dan konfigurasi jantung normal
- Mendukung klinis PPOK dengan lobar emfisema pada lapangan
tengah dan basal paru kanan, juga basal paru kiri
c. Program Terapi

No. Nama Obat Dosis

1. RL 12 tpm

2. Santagesik 500 mg/8jam

3. Anbacim 1g/8jam

4. Ventolin 2.5mg/24jam

5. Pulmicort 0.5mg/24jam

B. DATA FOKUS

Data Subyektif Data Obyektif


1. Pasien mengatakan sesak nafas 1. KU sedang

2. Pasien mengatakan lemas 2. TTV

3. Pasien mengatakan jika TD : 130/81 mmHg

beraktivitas dibantu keluarga N : 110 x/menit

terutama jika ke kamar mandi S : 36,7oC

RR : 25 x/menit.

SpO2 : 96 %,

3. Takipnea

4. Nafas tampak dangkal

5. Pola aktivitas dan latihan dibantu

oleh orang lain

6. Pasien tampak lemah

C. ANALISA DATA
No.
Data Fokus Problem Etiologi
Dx.
1. Ds : Pola nafas Hambatan upaya

1. Pasien mengatakan sesak tidak efektif nafas

nafas

DO :

1. KU sedang

2. TTV

TD : 130/81 mmHg

N : 110 x/menit

S : 36,7oC

RR : 25 x/menit.

SpO2 : 96 %,

3. Nafas tampak dangkal

4. takipnea
2. DS : Intoleransi Ketidakseimbangan
antara suplai dan
1. Pasien mengatakan aktivitas
kebutuhan oksigen
lemas

2. Pasien mengatakan jika

beraktivitas dibantu

keluarga terutama jika

ke kamar mandi

DO :

1. Pola aktivitas dan


latihan dibantu oleh

orang lain

2. Pasien tampak lemah

3. Nadi 110x/menit

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektik berhubungan dengan hambatan upaya nafas
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
N Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
o

1. Pola nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x24 jam Manajemen jalan nafas
tidak pola nafas teratasi
efektif a. Observasi
Kriteria Hasil : - Monitor pola nafas
- Monitor bunyi nafas
Meningkat Cukup Sedan Cukup Menurun tambahan
meningkat g menurun - Monitor sputum
(jumlah, warna,
1 Dypsneu
aroma)
1 2 3 4 5 b. Terapeutik
- Pertahankan
2 Penggunaan otot bantu nafas kepatenan jalan nafas
1 2 3 4 5 - Posisikan semi fowler
atau fowler
Memburu Cukup Sedan Cukup Membai - Lakukan fisioterapi
k memburu g membai k dada, jika perlu
k k - Lakukan penghisapan
lendir kurang dari 15
3 Frekuensi Nafas detik
- Berikan oksigen, jika
1 2 3 4 5 perlu
c. Edukasi
4 Kedalaman nafas - Anjurkan asupan
cairan 2000ml/hari,
jika tidak
1 2 3 4 5 kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk
efektif
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu

2. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x24 jam Manajemen energi
aktivitas intoleransi aktivitas teratasi
a. Observasi
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat - Identifikasi gangguan
menurun meningka fungsi tubuh yang
t mengakibatkan
kelelahan
1 Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari - Monitor pola dan jam
tidur
1 2 3 4 5
- Monitor kelelahan fisik
2 Kekuatan tubuh bagian atas dan bawah dan emosional
b. Terapeutik
1 2 3 4 5 - Sediakan lingkungan
3 Keluhan lelah nyaman dan rendah
stimulus
- Lakukan aktivitas
1 2 3 4 5 distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk disisi
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun tempat tidur, jika tidak
meningkat menurun dapat berpindah atau
berjalan
4 Dipsnea saat aktivitas c. Edukasi
- Anjurkan tirah baring
1 2 3 4 5 - Anjurkan aktivitas
secara bertahap
- teknik batuk efektif
d. Kolaborasi
- Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

E.
F. IMPLEMENTASI
No
Tanggal/
. Implementasi Respon Ttd
Jam
Dx
1,2 DS:
Pasien mengatakan bersedia
5 Oktober
DO :
2021
TD= 130/81 mmHg
Memonitor TTV
N = 110 x/menit
08.30
RR = 25 x/menit
WIB
S = 36.6oC
SpO2 : 96 %
Terpasang O2 nasal kanul 3lpm
1 Kolaborasi dalam DS :
pemberian obat Pasien mengatakan sesak
bronkodilator berkurang setelah diberikan obat
09.00
DO:
Telah dilakukan terapi
farmakologi nebulizer dengan
obat ventolin dan pulmicort
1 Memposisikan semi Ds :
fowler Pasien mengatakan bersedia
10.00
Do :
Posisi pasien semi fowler
2 Memonitor pola dan jam Ds:
tidur Pasien mengatakan dapat tidur
siang hari dan malam hari kurang
lebih 7 jam saat di rumah sakit
11.00
Do:
Pasien tampak relaks
Pasien tampak nyaman dengan
posisi semi fowler

1 Mempertahankan Ds :
kepatenan jalan nafas Pasien mengatakan sesak sudah
berkurang
11.30
Do :
Terpasang O2 nasal kanul 3 lpm

2 11.45 Menganjurkan tirah Ds :


baring Pasien mengatakan bersedia untuk
baring
Do :
Pasien tampak nyaman dengan
posisi semi fowler
1,2 6 Oktober Mengukur TTV DO:
2021 Pasien bersedia
08.10
WIB DO:
KU : baik
TD : 135/75 mmHg
N : 71 x/menit
S : 36,5oC
RR : 22 x/menit
1 Kolaborasi dalam DS :
pemberian obat Pasien mengatakan sesak
bronkodilator berkurang setelah diberikan obat
08.30
DO:
WIB
Telah dilakukan terapi
farmakologi nebulizer dengan
obat ventolin dan pulmicort
RR 20x/menit
2 Memonitor kelelahan Ds :
fisik dan emosional Pasien mengatakan lemas
berkurang, jika ke kamar mandi
09.00 dibantu keluarga
WIB
Do :
Pasien tampak relaks
Nadi : 71x/menit
2 Memonitor pola nafas Ds :
Pasien mengatakan sesak nafas
berkurang
Pasien mengatakan setelah ke
10.00
kamar mandi terasa sesak kembali
WIB
Do :
Terpasang O2 nasal kanul 3 lpm
RR 20x/menit
2 Memonitor pola dan jam Ds:
tidur Pasien mengatakan dapat tidur
siang hari dan malam hari kurang
lebih 7 jam saat di rumah sakit
11.00
WIB Do:
Pasien tampak relaks
Pasien tampak nyaman dengan
posisi semi fowler

G. EVALUASI
No Tanggal Evaluasi Paraf
.
Dx
.
1. 5 Oktober S : Pasien mengatakan sesak nafas berkurang
2021 O:
13.00 WIB - Terpasang O2 nasal kanul 3 lpm
- RR : 22x/menit
- SpO2 97%
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor pola nafas
- Monitor bunyi nafas tambahan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

2.
S:
- Pasien mengatakan masih lemas
- Pasien mengatakan aktivitas masih dibantu
keluarga terutama saat ke kamar mandi
O:
- Pasien tampak lemas
- Nadi 105x/menit
- Akral hangat
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
stimulus
- Lakukan aktivitas distraksi yang menenangkan

1. 6 Oktober S :
2021 - Pasien mengatakan sesak nafas berkurang
12.00 WIB - Pasien mengatakan sesak nafas lagi setelah ke
kamar mandi
O:
- Pasien tidak memakai O2 nasal kanul 3 lpm
- RR : 20x/menit
- SpO2 99%
A : masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Monitor pola nafas
- Monitor bunyi nafas tambahan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu

2. S:
- Pasien mengatakan sudah tidak lemas
- Pasien mengatakan aktivitas masih dibantu
keluarga terutama saat ke kamar mandi
O:
- Pasien tampak relaks
- Nadi 80x/menit
- Akral hangat

Anda mungkin juga menyukai