Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DI DESA PIJI KECAMATAN DAWE
KABUPATEN KUDUS
Tanggal 16 Maret – 18 April 2020

PROFESI NERS 2020

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

JL. GANESHA 1 PURWOSARI KUDUS

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’allaikum Warahmatullah Wabarokatuh


Alhamdulillah puji syukur penulis sampaikan ke-hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus
Profesi Ners tahun 2020 dengan lancar.
Dalam kesempatan ini kami menyadari dalam penyelesaian penyusunan Laporan
Kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus ini
tidak lepas dari hambatan dan kesulitan. Namun berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak Laporan Kegiatan Asuhan Keperawatan Komunitas Di Desa Piji Kecamatan
Dawe Kabupaten Kudus ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada
kesemapatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Rusnoto,SKM,.M.Kes(epid) sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Kudus
2. Ibu Indanah, M.Kep., Ns.Sp.Kep.An sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Kudus
3. Bapak Tri Suwarto, S.Kep.,Ners.,M.Kep sebagai Ketua Jurusan Profesi Ners Universitas
Muhammadiyah Kudus
4. Ibu Sri Siska Mardiana, S.Kep.,Ners.,M.Kep. ,Ibu Umi Faridah, S.Kep., Ners., MNS,
Bapak Purnomo, S.Kep.,M.H.Kes pembimbing klinik Stase Komunitas
5. Bapak Nurul Mustain selaku Kepala Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus
6. Bapak Darsono, SKM, MM selaku kepala Puskesmas Dawe Kudus
7. Bapak ketua RW 1-9 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu
8. Seluruh Bapak ketua RT di Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu
9. Teman-teman Profesi Ners yang mengikuti KKN terimakasih atas bantuan dan
kekompakannya.

Demikian laporan ini kami susun, kritik dan saran kami harapkan demi perbaikan
laporan berikutnya.
Kudus, Juni 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Tujuan.............................................................................................................. 3
C. Manfaat............................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................... 4

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas.......................................................... 4


B. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas................................................... 4
1. Tujuan Keperawatan Komunitas............................................................. 4
2. Fungsi Keperawatan Komunitas............................................................. 5
3. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas................................................ 5
4. Proses Keperawatan Komunitas............................................................. 7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA PIJI ................................ 8

A. Tahap Persiapan............................................................................................. 8
B. Tahap Pelaksanaan......................................................................................... 8
1. Pengkajian........................................................................................... 8
2. Analisa Data......................................................................................... 31
3. Prioritas Masalah................................................................................. 32
4. Diagnosa.............................................................................................. 33
5. Intervensi Keperawatan........................................................................ 34

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 38

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan secara umum adalah proses yang terus menerus dan
progresif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tujuan pembangunan
kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa baik masyarakat, swasta maupun
pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya
untuk meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat
untuk bersikap mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi
ang mengutamakan upaya promotif dan preventif (Hapsara, 2014).
Keperawatan kesehatan komunitas memegang peranan penting dalam
memberikan pelayanan keperawatan di masyarakat. Banyak hal yang bisa dilakukan
guna ikut berperan aktif meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Perawat dapat
memberikan pelayanan primer, sekunder dan tersier kepada masyarakat.
(Swarjana,2016).
Keperawatan kesehatan komuitas , maka kita tidak akan pernah akan pernah
terlepas dari konsep sehat maupun kesehatan dan komunitas itu sendiri. Dalam
keperawatan komunitas yang menjadi fokusnya adalah masyarakat atau komunitas itu
sendiri , disamping juga individu, keluarga dan kelompok. Dalam praktik kesehatan
keperawatan komunitas terdapat dua komponen dasar yaitu promosi kesehatan dan
pencegahan terhadap masalah kesehatan. Level dari pencegahan adalah kuncidari
praktik kesehatan komunitas
(Swarjana,2016).
Sebagai tenaga profesional, maka pernecanaan dalam memberikan asuhan , dalam
keperawatan komunitas keperawatan komunitas merupakan hal yang teramat penting
disusun oleh perawat. Rencana asuhan keperawatan disusun dengan memperhatikan
banyak faktor, terutama faktor masyarakat itu sendiri karena pada hakekatnya
masyarakatlah yang memiliki rencana tersebut, dan perawat sebaiknya hanyalah

1
sebagai fasilitator dan motivator dalam menggerakan dinamika masyarakat untuk dapat
menolong dirinya sendiri, (Swarjana,2016).
Sesuai dengan tugas Profesi Ners Keperawatan stase komunitas maka
mahasiswa mendapatkan tugas pada mata ajar keperawatan komunitas dengan
melaksanakan asuhan keperawatan komunitas di Desa Piji Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus selama 6 minggu dengan kegiatan pertama yaitu penerapan asuhan
keperawatan secara komprehensif dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi
dan evaluasi sesuai dengan penemuan fenomena kasus di masyarakat. Dan kegiatan
kedua yaitu melakukan manajemen pelayanan keperawatan melalui proses
pengorganisasian kegiatan-kegiatan keperawatan secara efektif dan efesien dalam
pelayanan keperawatan dengan selalu meningkatkan pengelolaan pelayanan
keperawatan sesuai dengan masalah yang dikelola.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengkajian pada warga Desa Piji
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus maka diketahui bahwa wilayah lingkungan Desa
Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus masih memiliki masalah – masalah kesehatan
antara lain

ketidak patuhan keluarga dalam kebiasaan cuci tangan sebesar sebanyak 32


KK atau sebesar 8%, keluarga dengan anggota yang merokok sebanyak 243 KK atau
sebesar 60,4%, penyajian makan terbuka sebanyak 160 KK atau sebsar 39,8%, perilaku
keluarga dalam menanggulangi anggota keluarga yang sakit yaitu tidak berobat
sebanyak 125 KK atau sebesar 31,1%, dan berobat hanya saat keluhan muncul
sebanyak 28 KK atau sebesar 7,0%, keluarga dengan sakit TBC paru sebanyak 10 KK
atau sebsar 2,5 %, keluarga dengan sakit ISPA sebanyak 46 KK atau sebsar 11,4%,
keluarga dengan Usila sebanyak 121 KK atau sebesar 30,1%. Kondisi tersebut jika
dibiarkan dapat beresiko menurunkan tingkat kesehatan keluarga yang dapat
menimbulkan tingginya resiko dalam penularan penyakit Infeksius (TBC paru & ISPA),
banyak keluarga dengan Usila dapat menjadi resiko penurunan kesejahteraan keluarga
akibat Usila merupaka usia rentan terhadap penyakit apabila kesehatannya tidak
terkelola dengan baik. Untuk itu perlu diadakan proses penyuluhan tentang pentingnya
berperilaku hidup bersih dan sehat agar derajat kesehatan masyarakat di lingkungan
Desa Terangmas dapat meningkat, maka mahasiswa perlu melakukan asuhan
pelayanan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, pembuatan diagnose

2
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi agar tujuan pembangunan
kesehatan dapat tercapai.

B. Tujuan
1. Untuk menerapkan proses asuhan keperawatan komunitas secara komprehensif di
lingkungan Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus
2. Untuk mengetahui keadaan kesehatan di lingkungan Desa Piji Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus
3. Untuk menganalisa masalah kesehatan di lingkungan Desa Piji Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus
4. Untuk menerapkan tindakan keperawatan sesuai masalah kesehatan di lingkungan
Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

C. Manfaat
1. Mahasiswa
Sebagai latihan dan gambaran menjadi perawat professional yang dapat
mengaplikasikan teori yang didapat di akademi kedalam situasi nyata di lapangan
dengan menggunakan prinsip praktek asuhan keperawatan komunitas secara
komprehensif pada klien. Selain itu juga melatih mahasiswa mengelola manajemen
keperawatan komunitas secara efektif dan efisien.
2. Institusi Pendidikan
Sebagai bahan referensi dan masukan bagi mahasiswa selanjutnya, agar dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan laporan asuhan keperawatan
komunitas.
3. Lahan Praktik
Memberikan gambaran tentang status kesehatan serta permasalahan kesehatan, di
lingkungan wilayah Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


A community is a group who share something in common and interact with one
another, and who may exhibit a commitment with one another , and who may share a
geographic boundary. Sebuah komunitas adalah sekelompok orang yang berbagi
kesamaan dan berinteraksi satu sama lin dan yang mungkin menunjukkan komutmen
satu sama lain (Swarjana,2016).
Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu
menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu
wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada
masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing
dan sebagainya (Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan
dukungan peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan
(nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal,
sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui
langkah-langkah seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
keperawatan (Wahyudi, 2010).

B. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas


1. Tujuan Keperawatan Komunitas
Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk pencegahan dan
peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:
a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,
keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks komunitas.

4
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga, individu, dan kelompok.
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi, yang
akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan
secara mandiri (self care).

2. Fungsi Keperawatan Komunitas


a. Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi
kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan masalah
klien melalui asuhan keperawatan.
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
kebutuhannya dibidang kesehatan.
c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan
masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan peran
serta masyarakat.
d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan dengan
permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan penanganan
dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat mempercepat proses
penyembuhan (Mubarak, 2006).

3. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi upaya – upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif), dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali ke lingkungan sosial dan
masyarakat (resosialisasi).
a. Upaya Promotif

5
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu keluaga kelompok, dan masyarakat dengan jalan
memberikan :
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Rekreasi
b. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit
dan gangguan terhadap kesehatan individu keluaga kelompok, dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi missal terhadap bayi, balita, dan ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu dan
puskesmas.
3) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas, dan
menyusui.
c. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota
keluarga atau masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan melalui kegiatan;
1) Perawatan orang sakit di rumah
2) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis
3) Perawatan payudara
4) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitative merupakan upaya pemulihan kesehatan
bagi penderita yang dirawat di rumah maupun terhadap kelompok
tertentu yang mengidap penyakit yang sama , dilakukan melalui
kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik maupun
kelainan bawaan.
2) Latihan fisik tertentu bagi penderita penyakit tertentu
e. Upaya Resosialitatif

6
Adalah upaya untuk mengembalikan individu keluarga, dan
kelompok khusus ke dalam masyarakat, diantaranya adalah
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu
penyakit seperti kusta, AIDS, WTS, dan lainnya.

4. Proses Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau kelompok adalah
(Mubarak, 2005) :
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalah pada fisiologis,
psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.
1) Pengumpulan Data
a) Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok antara
lain : Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau
komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan,
jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas, antara
lain:
1 Perumahan, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor
bagi penduduk
2 Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan
yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat
3 Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan
dan keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat
merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami
stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak
terjamin

7
4 Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan,
apakah cukup menunjang
5 Pelayanan kesehatan yang tesedia, untuk diteksi dini atau
memantau gangguan yang terjadi
6 Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan
deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan yang
terjadi
7 Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang dapat
dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit
8 Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat
secara keseluruhan, apakah pendapatan yang terima
sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau
sebaliknya
9 Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja
dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat
2) Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subjektif dan data
objektif (Mubarak, 2005) :
a) Data Subjektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang
dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan komunitas,
yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.
b) Data Objektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan
dan pengukuran.
3) Sumber data
a) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari individu,keluarga,
kelompok, masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan atau
pengkajian.
b) Data sekunder

8
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya,
misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau
medical record.
c) Cara Pengumpulan Data
 Wawancara yaitu: kegiatan timbal balik berupa tanya
jawab.
 Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan
panca indra.
 Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada
tubuh individu
4) Analisa data
Kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui
tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat
apakah itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan.
5) Perumusan Masalah Kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat sehingga
dapat dirumuskan masalah kesehatan.
6) Prioritas Masalah
Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan
Abraham H Maslow :
 Keadaan yang mengancam kehidupan
 Keadaan yang mengancam kesehatan
 Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan ialah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun potensial. Diagnose keperawatan
komunitas akan memeberikan gambaran tentang masalah dan status
kesehatan masyarakat baik yang nyata dan yang mungkin terjadi.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan tingkat rekreasi komunitas terhadap
stresor yang ada. Selanjutnya dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu
problem/masalah (P), etiology atau penyebab (E), dan symptom atau
manifestasi/data penunjang (S) (Mubarak, 2005).

9
 Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari
keadaan normal yang seharusnya terjadi.
 Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan yang
dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan.
 Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang masalah
yang terjadi.
c. Perencanaan atau Intervensi
Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
sesuai dengan diagnosis keprawatan yang sudah ditentukan dengan
tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Perencanaan intervensi yang
dapat dilakukan berkaitan dengan diagnosa keperawatan komunitas yang
muncul diatas adalah (Mubarak, 2005):
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit
2) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit
3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit
4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet yang
tepat
5) Lakukan olahraga secara rutin
6) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat untuk
memperbaiki lingkungan komunitas
7) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
d. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan
keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan
asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota tim kesehatan
lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota
masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat bertanggung jawab dalam
melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang bersifat (Efendi,
2009), yaitu:
1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup
sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

10
3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah
gangguan penyakit
4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas
e. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan dengan pedoman atau rencana proses tersebut.
Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan
tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah
ditentukan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun
tindakan dalam melakukan evaluasi adalah:
1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah dilakukan
intervensi
2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi
keperawata
3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA PIJI KECAMATAN DAWE
KABUPATEN KUDUS
TANGGAL 16 MARET – 18 APRIL

A. Tahap Persiapan
Kegiatan praktek keperawatan komunitas diawali dengan kegiatan penerimaan
mahasiswa yang dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2020 di Balai Desa Piji
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Dalam acara serah terima tersebut mahasiswa
mendapatkan penjelasan dari Bapak Kepala Desa, Pihak akademik, Kepolisian, dan
Puskesmas. Acara tersebut dilanjutkan dengan orientasi ke wilayah Desa Desa Piji
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, selanjutnya mahasiswa merencanakan acara temu
kenal dengan masyarakat dengan cara door to door ke rumah warga.

B. Tahap Pelaksanaan
1. Pengkajian
a) Data Demografi
Wilayah kecamatan Dawe dibatasi sebelah utara oleh kabupaten Jepara,
sebelah timur kabupaten Pati, sebelah selatan kecamatan Bae dan sebelah
Barat kecamatan Gebog. Wilayah kecamatan Dawe terletak pada ketinggian
rata-rata 500 m di atas permukaan laut, beriklim tropis dan bertemperatur
sedang. Pada tahun 2016 tercatat 8.584,0 Ha atau sekitar 20,19 persen dari luas
Kabupaten Kudus. Sedangkan di Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus
dengan luas wilayah 554 ha atau sekitar 6,45 %.
Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus terdiri atas 9 RW dan 42
RT yang terbagi dalam 3 dukuh.Batas wilayah Desa Desa Piji Kecamatan Dawe
Kabupaten Kudus, sebelah utara berbatasan dengan Desa Ternadi, sebelah
selatan berbatasan dengan Desa Cendono, sebelah barat berbatasan dengan
Desa Soco dan sebelah timur berbatasan dengan Desa Lau . Jumlah KK di Desa
Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus sebanyak 1579 dengan jumlah
penduduk 8150 jiwa. Praktek komunitas ini mengambil sampel sebanyak 195 KK
dengan 1419 jiwa yang terdiri dari 369 laki – laki, 461 perempuan , usia balita
73,9%, anak – anak 73,9%, remaja 101,12%, dewasa 523,63% dan usila 60,7 %.

12
Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 16 -19 Maret 2020
dengan teknik wawancara dan observasi didapatkan data sebagai berikut:

1) Distribusi penduduk berdasar jenis kelamin:

Tabel 3.1
Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
41.0 41.0
Valid LAKI-LAKI 369 41.0

PEREMPUAN 461 59.0 59.0 59.0

Total 830 100.0 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa jenis kelamin sebagian


besar di Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus adalah laki - laki sebanyak 369
(41.0%) orang dan perempuan yaitu sebanyak 461(59.0%).

2) Distribusi penduduk berdasar Agama

Tabel 3.2
Agama
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
814 98.0 98.0
Valid ISLAM 98.0

1.0 1.0 1.0


KRISTEN 10

1.0 1.0 1.0


KATOLIK 6

Total 830 100.0 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil sebagian besar Agama di desa


Piji adalah Islam sebanyak 830 orang (96,9%), dan sebagian kecil yaitu Kristen 10
orang (1,0%) Katolik 6 orang (1,0%).

3) Distribusi penduduk berdasar Pendidikan

13
Tabel 3.3

Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
73 9.0 9.0 9.0
Valid TIDAK/BELUM SEKOLAH

114 14.0 14.0 14.0


TIDAK TAMAT SD

SD 157 19.0 19.0 19.0

SMP 200 24.0 24.0 24.0

SMA 222 27.0 27.0 27.0

PERGURUAN TINGGI 54 7.0 7.0 7.0

Total 830 100.0 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar di dapatkan hasil bahwa pendidikan


terbanyak di desa Piji adalah SMA sebanyak 222 orang (27,0%), dan jumlah pendidikan
terkecil adalah perguruan tinggi yaitu hanya sebanyak 54 orang ( 7.0%).

14
4) Distribusi penduduk berdasar Pekerjaan
Tabel 3.4

Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BURUH 153 19.0 19.0 19.0

KARYAWAN SWASTA 83 10.0 10.0 10.0

WIRASWASTA 113 14.0 14.0 14.0

PNS 25 3.0 3.0 3.0

PETANI 185 22.0 22.0 22.0

TIDAK/BELUM BEKARJA 135 16.0 16.0 16.0

IRT 136 16.0 16.0 16.0

Total 830 100.0 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar di dapatkan hasil bahwa pekerjaan


terbanyak di desa Piji adalah petani sebanyak 185 orang (22,0%), dan jumlah pekerjaan
terkecil adalah PNS yaitu hanya sebanyak 25 orang ( 3,0%).

15
5) Distribusi penduduk berdasar Umur

Tabel 3.5
Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid BALITA 73 9.0 9.0 9.0

ANAK-ANAK 73 9.0 9.0 9.0

REMAJA 101 12.0 12.0 12.0

DEWASA 523 63.0 63.0 63.0

USILA 60 7.0 7.0 7.0

Total 830 100.0 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas sebagian besar di dapatkan hasil bahwa


umur terbanyak di desa Jepang adalah dewasa sebanyak 523 orang (63,0%),
dan jumlah umur terkecil adalah lansia yaitu hanya sebanyak 60 orang ( 7,0%).

b) Subsistem yang Memengaruhi Komunitas


Lingkungan
Keadaan masyarakat di desa Jepangpakis secara umum ramah dan religius.
Kualitas udaranya cukup baik karena banyak terdapat sawah, pepohonan. Sebagian
besar warga menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Secara umum,
masing-masing rumah sudah mempunyai tempat pembuangan sampah dengan
kondisi tertutup. Proses pembuangan sampah telah dikelola oleh desa dengan cara
ada orang yang bertugas untuk mengambil sampah di rumah warga dan dibuang ke
tempat pembuangan akhir. Kuesioner pengkajian permasalahan lingkungan
difokuskan pada beberapa aspek yaitu kondisi perumahan yang meliputi jenis
bangunan rumah, jenis lantai, ventilasi, kepemilikan dan jenis sumber air, kepemilikan
WC, kondisi WC, kepemilikan SPAL, pembuangan sampah, dan kondisi pembuangan
sampah.

16
 Perumahan
1) Tipe Rumah
Tabel 3.6
Jenis Rumah

JENIS RUMAH
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
PAVILIUN 5 2.6 2.6 2.6
TERSENDI
94 48.2 48.2 50.8
Valid RI
PETAK 96 49.2 49.2 100.0
Total 195 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa jenis
rumah terbanyak di desa piji adalah jenis rumah petak dengan
jumlah keluarga 96 (49.2%), sedangkan jenis rumah paling sedikit
adalah enis rumah paviliun yang berjumlah 5 keluarga (2.6%).

Tabel 3.7
Ventilasi
VENTILASI
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
KURAN
37 19.0 19.0 19.0
G
Valid CUKUP 129 66.2 66.2 85.1
BAIK 29 14.9 14.9 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa


sebagian besar kebutuhan ventilasi di rumah warga Desa pidji
adalah cukup sebanyak 129 keluarga (66.2%), sedangkan
ventilasi rumah yang kurang sebanyak 37 keluarga (19.0%).

1
Tabel 3.8
Lantai Rumah

LANTAI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
TANAH 15 7.7 7.7 7.7
PLESTER 26 13.3 13.3 21.0
Valid PAPAN 2 1.0 1.0 22.1
UBIN 152 77.9 77.9 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa sebagian besar lantai


rumah di desa piji menggunakan ubin sebanyak 152 keluarga (77.9%),
sedangkan sebagian kecil keluarga menggunakan lantai papan sebanyak 2
keluarga (1.0%).

Tabel 3.9
Tempat Pembuangan Sampah

TPS
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
YA
74 37.9 37.9 37.9
TERTUTUP
YA
Valid 87 44.6 44.6 82.6
TERBUKA
TIDAK 34 17.4 17.4 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa sebagian besar warga


Desa piji memiliki tempat pembuangan sampah terbuka dengan jumlah 87
keluarga (44.6%), sedangkan paling sedikit tidak memiliki tempat pembuangan
sampah sebanyak 34 keluarga (17.4%).

2
Tabel 3.10
Sumber Air

JENIS SUMBER AIR


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
SUMUR GALI 30 15.4 15.4 15.4
PAM 109 55.9 55.9 71.3
POMPA
5 2.6 2.6 73.8
Valid LISTRIK
SPT 21 10.8 10.8 84.6
TIDAK PUNYA 30 15.4 15.4 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa sebagian besar


warga memiliki sumber air melalui PAM 109 keluarga (55.9%), sedangkan
sisanya tidak memiliki sumber air tersendiri sebanyak 30 keluarga (15.4%).

Tabel 3.11
Kepemilikan WC

WC
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
YA 189 96.9 96.9 96.9
Valid TIDAK 6 3.1 3.1 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa seluruh warga Desa


Piji memiliki WC sendiri sebanyak 189 keluarga (96.9%) dan yang tidak memiliki
WC sendiri sebanyak 6 keluarga (3.1%).

3
Tabel 3.12
Jenis Jamban

JENIS JAMBAN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
LEHER
160 82.1 82.1 82.1
ANGSA
Valid
CEMPLUNG 35 17.9 17.9 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa paling banyak warga


Desa Piji menggunakan jenis jamban leher angsa sebanyak 160 keluarga
(82.1%).

Tabel 3.13
Kepemilikan Pembuangan Air Kotor

PEMBUANGAN AIR KOTOR


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
YA 163 83.6 83.6 83.6
Valid TIDAK 32 16.4 16.4 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan hasil bahwa sebagian besar


warga Desa Piji memiliki sumber pembuangan air kotor sebanyak 163
keluarga (83.6%), sedangkan sisanya tidak memiliki sumber pembuangan air
kotor sebanyak 32 keluarga (16.4%).

c) Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Pelayanan kesehatan yang ada di Desa Jepangpakis antara lain Poliklinik Kesehatan
Desa, posyandu balita dan posyandu lansia di tiap Rw. Pos Kesehatan Desa terletak di
lingkungan Balai Desa, dan dipimpin oleh seorang bidan desa. Selain menggunakan
fasilitas kesehatan terdekat, sebagian besar warga biasa berobat ke Puskesmas. Hasil

4
pengkajian pada 402 KK menunjukkan bahwa sebanyak 91% memiliki kebiasaan
berobat secara medis, 8.2% beli obat sendiri sisanya dibiarkan saja (tidak berobat),

Tabel 3.14
Pelayanan kesehatan

YANKES
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
YA 188 96.4 96.4 96.4
Valid TIDAK 7 3.6 3.6 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan pada tabel diatas hampir seluruh wilayah Desa


Piji terdapat pelayanan kesehatan sebanyak 188 kepala keluarga dan
yang tidak sebanyak 7 kepala keluarga.

Tabel 3.22
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

B3_FASKES_PEMANFAATANYANKES

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

YA 331 82.3 82.3 82.3

Valid TIDAK 71 17.7 17.7 100.0

Total 402 100.0 100.0

Berdasarkan pada tabel diatas sebagian besar warga diwilayah Jepangpakis telah
menggunakan pelayanan kesehatan 331 kepala keluarga dan yang tidak menggunakan
sebanyak 71 kepala keluarga.

5
Tabel 3.23
Pelayanan Kesehatan dapat dijangkau

DAPAT DIJANGKAU
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
YA 193 99.0 99.0 99.0
Valid TIDAK 2 1.0 1.0 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan pada tabel diatas fasilitas kesehatan di wilayah Desa Piji


dapat dijangkau menggunakan kendaraan sebanyak 199 (99.0%) kepala
keluarga dan yang tidak sebanyak 2 (1.0%) kepala keluarga.
d) Kebutuhan hidup sehari-hari
 Kebutuhan Nutrisi
Tabel 3.24
Penyajian Makanan

NUTRISI PENYAJIAN MAKANAN


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
TERBUKA 62 31.8 31.8 31.8
KADANG-KADANG
34 17.4 17.4 49.2
Valid SAJA
TERTUTUP 99 50.8 50.8 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa penyajian makanan


sebagian besar di Desa Piji adalah secara tertutup 99 keluarga ( 50,8%), dan
penyajian secara terbuka yaitu sebanyak 62 keluarga ( 31,8%).

6
Tabel 3.25
Pengelolaan air minum

PENGELOLAAN AIR MINUM


Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
TIDAK DIMASAK 5 2.6 2.6 2.6
DIMASAK 182 93.3 93.3 95.9
Valid KADANG-KADANG
8 4.1 4.1 100.0
DIMASAK
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa pengelolaan air minum


sebagian besar di desa Piji adalah dimasak 182 keluarga (93,3%), dan pengelolaan
secara tidak dimasak yaitu sebanyak 5 keluarga ( 2,6%).

Tabel 3.26

KEBIASAAN MERUGIKAN
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
TIDAK ADA 23 11.7 11.8 11.8
MEROKOK 164 83.7 84.1 95.9
OBAT-OBATAN
4 2.0 2.1 97.9
Valid TERLARANG
MINUM-MINUMAN
4 2.0 2.1 100.0
KERAS
Total 195 99.5 100.0
Missing System 1 .5
Total 196 100.0

Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil bahwa kebiasaan anggota keluarga


yang merugikan sebagian besar di desa Piji adalah merokok sebanyak 164 keluarga (
83,7%), dan minum-minuman keras sebanyak 4 keluarga ( 2,0%).

7
e) Data Profil Kesehatan
 ISPA
Tabel 3.27

ISPA/BATUK
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
YA 41 21.0 21.0 21.0
Valid TIDAK 154 79.0 79.0 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan pada tabel diatas keluarga yang akhir-akhir ini mengalami


batuk-batuk sebanyak 41 kepala keluarga dan yang tidak sebanyak 154 kepala
keluarga.

1) Kriteria Masyarakat
 Lanjut Usia
Jumlah lansia di Desa Jepangpakis dari 402 KK yang dikaji adalah 212 orang. Jenis
penyakit yang terjadi pada lansia paling banyak adalah antung/tekanan darah tinggi
yaitu 49 KK (12,2%). Selain itu juga terdapat keluhan penyakit lain seperti gangguan
penglihatan 13 KK (3.2%), rematik sebanyak 10 KK (2.5%) dan gangguan pendengaran
7 KK (1.7%). Sebagian besar lansia mengatakan upaya yang dilakukan dalam
meningkatkan kesehatan adalah dengan berobat ke sarana kesehatan, dan rutin
mengikuti kegiatan posyandu lansia.

Tabel 3.28
Usila dalam keluarga

JUMLAH USILA
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
ADA 60 30.8 30.8 30.8
TIDAK
Valid 135 69.2 69.2 100.0
ADA
Total 195 100.0 100.0

8
Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan hasil sebanyak 60 keluarga memiliki
anggota keluarga lanjut usia atau sebesar 30,8%, dan sebanyak 195 keluarga
tidak memiliki anggota keluarga lanjut usia atau sebesar 69,2%.

Tabel 3.30
MASALAH SERING DIRASAKAN USILA
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
TIDAK ADA LANSIA 96 49.2 49.2 49.2
JANTUNG/TEKANAN
60 30.8 30.8 80.0
DARAH TINGGI
KELUMPUHAN 5 2.6 2.6 82.6
GANGGUAN
1 .5 .5 83.1
Valid PENGLIHATAN
REMATIK 18 9.2 9.2 92.3
GANGGUAN
3 1.5 1.5 93.8
PENDENGARAN
LAIN-LAIN 12 6.2 6.2 100.0
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan hasil sebanyak gangguan kesehatan


yang terjadi pada lansia berupa penyakit jantung/tekanan darah tinggi sebanyak 60
keluarga dengan lansia atau 49,2%, rematik sebanyak 18 keluarga dengan lansia atau
9,2%, kelumpuhan sebanyak 5 keluarga dengan lansia atau sebesar 2,6%, gangguan
pendengaran sebanyak 3 keluarga dengan lansia atau sebesar 1,5%, gangguan
penglihatan sebanyak 1 keluarga dengan lansia atau sebesar 0,5%, lain-lainnya seperti
diabetes melitus, asam urat sebanyak 12 keluarga dengan lansia atau sebesar 6,2%.

9
Tabel 3.31
Kegiatan saat senggang

KEGIATANSAATSENGGANG
Frequenc Percent Valid Cumulative
y Percent Percent
TIDAK ADA LANSIA 87 44.6 44.6 44.6
BETERNAK 6 3.1 3.1 47.7
MEMBACA 4 2.1 2.1 49.7
PENGAJIAN 20 10.3 10.3 60.0
MENGERJAKAN
KEGIATAN RUMAH 19 9.7 9.7 69.7
TANGGA
REKREASI DI LUAR
Valid 4 2.1 2.1 71.8
RUMAH
BERKEBUN 10 5.1 5.1 76.9
MENGASUK CUCU 11 5.6 5.6 82.6
REKREASI DALAM
29 14.9 14.9 97.4
RUMAH (TV/RADIO)
TIDAK ADA
5 2.6 2.6 100.0
KEGIATAN
Total 195 100.0 100.0

Berdasarkan hasil tabel diatas didapatkan hasil kegiatan yang dilakukan lansia pada saat
segang yaitu berternak sebanyak 6 keluarga dengan lansia atau sebesar 3.1%, membaca
sebanyak 4 keluarga dengan lansia atau sebesar 2,1%, pengajian sebanyak 20 keluarga
dengan lansia atau sebesar 10,3%, mengerjakan kegiatan rumah tangga sebanyak 19 keluarga
dengan lansia atau sebesar 9,7%, rekreasi diluar rumah sebanyak 4 keluarga dengan lansia
atau sebesar 2,1%, berkebun sebanyak 10 keluarga dengan lansia atau sebesar 5,1%,
olahraga sebanyak 5 keluarga dengan lansia atau sebesar 1,2%, olahraga sebanyak 0 keluarga
dengan lansia atau sebesar 0,%, mengasuh cucu sebanyak 11 keluarga dengan lansia atau
sebesar 5,6%, rekreasi dalam rumah (TV/Radio) sebanyak 29 keluarga dengan lansia atau
sebesar 14,9%, lansia dengan tidak ada kegiatan yaitu sebanyak 5 keluarga dengan lansia atau
sebesar 2,6%.

10
11
2. Analisa Data

No Data Problem
1  Kebutuhan ventilasi dan pencahayaan rumah kurang Perilaku kesehatan
(19,0%) cenderung berisiko
 Kebiasaan merokok 243 KK (60.4%)
 Kurangnya kepatuhan warga untuk control/berobat
 Data ISPA sebanyak 41 KK (21.0%)
2.  Jumlah lansia di jepangpakis sebanyak 60 orang (14.9%) Defisiensi
 riwayat penyakit gangguan Hipertensi merupakan penyakit Kesehatan
paling banyak yang diderita lansia Desa Piji sebanyak 60 Komunitas
USILA
 Rendahnya keinginan lansia mengikuti kegiatan senam lansia

3.  Warga merokok sebanyak 243 KK (60.4%) Resiko penularan


 Frekwensi warga yang tidak berolahraga sebanyak 260 KK penyakit infeksi
(64.7%) (ISPA)
 Penyajian makanan kadang kadang terbuka sebanyak 62 KK
(31.8%)
 Pengolahan dan penyajian makanan dalam keluarga
sebagian besar dengan cara dipotong potong dulu baru
dicuci sebanyak 294 KK (73.1%)

12
3. Prioritas Masalah
Tabel 3.32 Kriteria Penapisan Masalah Kesehatan

Kriteria Penapisan
Tersedia Sumber

perawatansesuai peran

masyarakatMinat

tempatSumber daya

waktuSumber daya

danaSumber daya

peralatanSumber daya

orangSumber daya
Jumlah beresiko

pendidikanKemungkinan

untuk di atasiKemungkinan
Besarnya resiko

Sesuai program

Jumlah skore
Diagnosa keperawatan

pemerintah
komunitas

Perilaku kesehatan 5 5 3 5 2 4 3 4 4 4 4 3 41
cenderung berisiko
Di Desa Piji
Defisiensi Kesehatan 3 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 39
Komunitas Di Desa Piji
Resiko penularan 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 35
penyakit infeksi ( ISPA)
Di Desa Piji

13
14
PENAPISAN PRIORITAS MASALAH

NO. MASALAH SKORE


1. Perilaku kesehatan cenderung berisiko Di 41
Desa Piji
2. Defisiensi Kesehatan Komunitas Di Desa Piji 39

3. Resiko penularan penyakit infeksi (ISPA) Di 35


Desa Piji

4. Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko Di Desa Piji
b. Defisiensi Kesehatan Komunitas Di Desa Piji
c. Resiko penularan penyakit infeksi (ISPA) Di Desa Piji

15
5. Intervensi Keperawatan
N Hari/ Evaluasi
DX Tujuan Sasaran Strategi Intervensi Tempat
o Tgl
1. Perilaku 1. Meningkatk Semua Pendidikan 1. Lakukan senam S : Warga mengatakan
kesehatan ankebiasaa masyara Kesehatan Germas dan sudah mulai mengetahui
cenderung n olahraga kat Desa jalan sehat bagaimana Perilaku
berisiko Di 2. Mampu Hidup Bersih dan Sehat
Piji.
Piji. memahami 2. Penkes dan (tahu cara melakukan
bahaya (dewasa, Demonstrasi cuci tangan 6 langkah
rokok bagi remaja, cuci tangan yang yg baik dan benar, tahu
kesehatan anak- benar (berbasis tentang mengapa harus
3. Memahami anak, riset dan foto) berhenti merokok dan
pentingnya lansia) bahaya merokok , tahu
pola hidup tentang cara mengolah
sehat dan menyajikan
Anak
(penyajian makanan yang baik dan
dan anak di 3. Berikan benar)
pengolahan TPQ pendidikan O:
makanan) kesehatan  Warga
4. Menerapka bahaya rokok  Warga melakukan cuci
n kebiasaan Bapak- bagi kesehatan. tangan sebelemu
cuci tangan bapak di makan, sesudah dari
sebelum kamar mandi
Desa
makan  Kebiasaan merokok
5. Menerapka jepangpa 4. Berikan warga masih aktif
n kebiasaan kis RW pendidikan  Kebanyakan warga
bersih 1-9 tentang sudah mencuci
linkungan penyajian dan makanan dahulu baru
dengan Ibu-ibu pengolahan memotong
rutin. PKK rw makanan
1-9 A: masalah teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
 Cuci tangan 6
langkah (mandiri)

16
Pengolahan dan
penyajian makanan
(mandiri)
2. Resiko 1. Memahami Seluruh Pendidikan 1. Berikan RT 02 S:
tentang masyara kesehatan pendidikan RW 07  warga
penularan
penyakit kat Desa kesehatan mengatakan
penyakit ISPA tentang ISPA sudah faham
PIJI
2. Memahami (penularan tentang
infeksi (, (dewasa,
cara ISPA, penularan ISPA
ISPA) Di perawatan remaja, menggunakan dan cara
ISPA anak, masker dan pembuangan
Desa Piji.
3. Mampu dan pembuangan dahak
mendemons lansia) Pendidikan dahak)  warga
trasikan kesehatan, 2. Penkes Rumah mengatakan
pengobatan penularan dan Ny,M sudah faham
Demosntrasi
tradisional pencegahan cara penularan
ISPA ISPA dan pencegahan
ISPA
O:
Pemberdaya 3. Tanaman Obat Halama  kesadaran
an Keluarga n Balai penggunaan
Desa masker pada
penderita ISPA
ketika dirumah
masih kurang
 perilaku
membuang
dahak
sembarangan
masih perlu
diperhatikan
 warga masih
belum
menerapkan tata
cara etika batuk
yang benar

17
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
untuk pertemuan
selanjutnya.
3. Defisiensi 1. Memelihara Seluruh Pendidikan 1. Berikan S : warga mengatakan
Kesehatan kesehatan lansia di Kesehatan penyuluhan sudah mengetahui
Komunitas keluarga Desa kesehatan di pentingnya
Di Desa dengan lansia setiap posyandu memelihara
Jepangp
Jepangpakis 2. Mengikuti lansia kesehatan lansia
posyandu akis (dengan cara
lansia dengan 2. Berikan mengikuti posyandu
rutin setiap pelayanan lansia secara rutin)
bulan medical checkup O : lansia yang
mengikuti posyandu
lansia cukup banyak
(20 orang)
A : masalah teratasi
P: Pertahankan
intervensi :
Mengadakan
posyandu lansia di rw
yang lain

18
6. Kegiatan Tambahan
No Tanggal Kegiatan Tempat Pelaksana

1. Mahasiswa

2. Mahasiswa

3. Mahasiswa

4. Mahasiswa

19
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Piji Kudus memiliki beberapa
permasalah mengenai kebiasaan yang merugikan dan kurangnya pengetahuan tentang
beberapa penyakit. Dengan adanya kegiatan yang dilaksanakan di Desa Piji , warga
menyambut positif setiap beberapa kegiatan yang kami lakukan. Terutama pada kegiatan
medical check up, pendidikan kesehatan dan demonstrasi cuci tangan, yang kami berikan,
sebagian besar warga antusias dalam kegiatan tersebut dengan harapan untuk dapat
menembah pengetahuan, menyembuhkan penyakit yang sedang di derita dan
meningkatkan kesehatan keluarga dan lingkungan

B. Saran
Sehubungan dengan berakhirnya kegiatan yang kami lakukan, kami mengharapkan
agar warga Desa Piji dapat selalu menjaga kebersihan lingkungan, meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat. Selain itu juga diharapkan warga lebih tanggap dengan kesehatan
diri, keluarga dan lingkungan.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hapsara. (2014). Filsafat, Pemikiran Dasar Pembangyunan Kesehatan sebagai paradigma pembangunan
Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University Express.

Swarjana, I. K. (2016). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta: Andi Offset.

21
Lampiran 1:

MMD 1 tanggal 16 Maret 2020 di Balai Desa Piji Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus

22
23
1. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 1 tanggal 16 Maret 2020

24
2. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 2 tanggal 16 Maret 2020

25
3. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 3 tanggal 16 Maret 2020

26
4. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 4 tanggal 16 Maret 2020

27
5. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 5 tanggal 16 Maret 2020

28
6. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 6 tanggal 16 Maret 2020

29
7. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 7 tanggal 16 Maret 2020

30
8. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 8 tanggal 16 Maret 2020

31
9. Dokumentasi Pengkajian lingkungan di RW 9 tanggal 16 Maret 2020

32
33
34

Anda mungkin juga menyukai