KONSEP ICU
Oleh:
1. Siti Faiszatur Rohmah
2. Shelly Dwi Anggraini
3. Naufal Difa Khanza
4.
(1211011072)
(1211011070)
(121101109
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dari waktu ke waktu keberadaan institusi rumah sakit semakin dituntut
untuk memberikan pelayanan prima dalam bidang kesehatan kepada
masyarakat. Kebutuhan ini sejalan dengan dua hal penting, yaitu semakin
ketatnya kompetisi sector rumah sakit dan seiring dengan peningkatan
kesadaran serta tuntutan pasien terhadap kualitas pelayanan rumah sakit.
Salah satu
Intensive Care Unit (ICU). Saat ini pelayanan di ICU tidak terbatas hanya
untuk menangani pasien oasca-bedah saja tetapi juga meliputi berbagai
jenis pasien dewasa, anak, yang mengalami lebih dari satu disfungsi/gagal
organ (Dewi, 2014). Kelompok pasien ini dapat berasal dari Unit Gawat
Darurat, Kamar Operasi, Ruang Perawatan, ataupun kiriman dari Rumah
Sakit lain. Ilmu yang diaplikasikan dalam pelayanan ICU, pada dekade
terakhir ini telah berkembang sedemikian rupa sehingga telah menjadi
cabang ilmu kedokteran tersendiri yaitu Intensive Care Medicine.
Meskipun pada umumnya ICU hanya terdiri dari beberapa tempat tidur,
tetapi sumber daya tenaga (dokter dan perawat terlatih) yang dibutuhkan
sangat spesifik dan jumlahnya pada saat ini di Indonesia sangat terbatas.
Critical Care Medicine menjadi bagian yang penting dalam sistem
kesehatan yang modern. Intensive care mempunyai 2 fungsi utama, yaitu
yang pertama untuk melakukan perawatan pada pasien-pasien gawat
darurat dengan potensi reversible life thretening organ dysfunction, yang
kedua adalah untuk mendukung organ vital pada pasien-pasien yang akan
menjalani operasi yang kompleks elektif atau prosedur intervensi dan
risiko tinggi untuk fungsi vital.
digunakan
secara
nasional
tetapi
juga
dapat
mengikuti
bekerja
sama
dengan
Perhimpunan
Dokter
Spesialis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ICU
Intensive Care Unit (ICU) adalah suatu bagian dari rumah sakit yang terpisah,
dengan staf yang khusus dan perlengkapan yang khusus yang ditunjukan
untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang menderita penyakit,
cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam jiwa atau potensial
mengancam jiwa dengan prognosis dubia yang diharapkan masih reversible
(Dewi, 2014). ICU menyediakan kemampuan dan sarana, prasarana serta
peralatan khusus untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan
ketrampila staf medik, perawat dan staf lain yang berpengalaman dalam
pengelolaan keadaan-keadaan tersebut.
2. Syarat-syarat ICU
1. SDM (Sumber Daya Manusia)
Pengembangan sumber daya manusia meliputi pemenuhan kebutuhan
jenis dan jumlah tenaga berdasarkan beban kerja dan tingkat kemampuan
pelayanan ICU serta perlu peningkatan pengetahuan serta ketrampilan
atau pengembangan profesi berkelanjutan (Dewi, 2014).
Ketenagaan yang terlibat dalam pemberian pelayanan dalam mendukung
syarat ICU yaitu terdiri dari dokter intensivis, dokter spesialis, dokter
yang telah mengikuti pelatihan ICU dan perawat atau tersertifikati
pelatihan ICU. Tenaga tersebut akan menyelenggarkan pelayanan ICU
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan masing-masing yang diatur
oleh rumah sakit.
No
1
Perawat
Tenaga Non
medis
perlukan
hubungi jika di
hubungi jika di
2. dokter jaga 24
perlukan
perlukan dokter
jam dengan
2. dokter jaga 24
jaga 24 jam
kemampuan
jam dengan
dengan
resussitasi
kemampuan
kemampuan
jantung paru
ALS/ACLS dan
ALS/ACLS dan
yang bersertivikat
FCCS
FCCS
bantuan hidup
dasar dan
bantuan hidup
lanjut
Perawat
terlatih Minimal 50% dari Minimal 75% dari
bantuan hidup dasar jumlah
seluruh jumlah
seluruh
dan bantuan hidup perawat
telah perawat
telah
lanjut
terlatih
dan terlatih
dan
memiliki sertifikat memiliki sertivikat
pelatian ICU
pelatihan ICU
1. tenaga
1. tenaga
1. tenaga
administrasi di
administrasi di
administrasi di
ICU harus
ICU harus
ICU harus
mempunyai
mempunyai
mempunyai
kemampuan
kemampuan
kemampuan
mengoperasikan
mengoperasikan
mengoperasikan
komputer yang
komputer yang
komputer yang
berhubungan
berhubungan
berhubungan
dengan masalah
dengan masalah
dengan masalah
administrasi.
administrasi
administrasi
2. tenaga pekarya
2. tenaga pekarya 2. tenaga pekarya
3. tenaga kebersihan 3. tenaga
3. tenaga
kebersihan
kebersihan
4. tenaga
laboratorium
5. tenaga farmasi
6. rekam medic
7. tenaga untuk
kepentingan
ilmiah dan
penelitian
teknologi
kesehatan
dengan
memperhatikan
bukti
ICU PRIMER
ICU SEKUNDER
ICU TERSIER
+(sesuai jumlah
bad)
+(sesuai jumlah
bad)
+(sesuai jumlah
bad)
+(minimal 1 bad)
+(sesuai jumlah
bad)
+(sesuai jumlah
bad)
+(sesuai jumlah
bad)
+(minimal 1 bad)
+(sesuai jumlah
bad)
+(sesuai jumlah
bad)
EEG/BIS Monitor
Defibrilator
Alat pacu jantung
Alat pengatur suhu
pasien
+(satu unit)
+(sesuai jumlah bad)
+
+(satu unit)
+(sesuai jumlah
bad)
+
+(satu unit)
+
+(sesuai jumlah
bad)
Peralatan braine
thoraks
Infus pam/ sringe
pam
Bronkoskopi
Echocardiografi
Ventilator dan
monitor for kabel
Tempat tidur
khusus
+/+
+ (sesuai jumlah
bad)
+ (sesuai jumlah
bad)
Lampu untuk
tindakan
Hemodialisis
CRRT
+ (minimal 1 bad)
+ (minimal 1 bad)
+(minimal 1 bad)
+(minimal 1 bad)
+ (minimal 1
bad)
+(minimal 1 bad)
+(minimal 1 bad)
1 unit
untuk
membersihkan
alat-alat,
pemeriksaan
urine,
DESAIN
Area pasien:
Unit terbuka 1216 meter2
ICU PRIMER
Tempat cuci tangan:
Jumlah tempat tidur
adalah 1:2
1/tempat tidur
2/tempat tidur
ICU SEKUNDER
Tempat cuci
tangan:
Jumlah tempat tidur
adalah 1:2
Tempat cuci
tangan:
Jumlah tempat tidur
adalah 1:1
2/tempat tidur
2/tempat tidur
1/tempat tidur
ICU TERSIER
Tempat cuci
tangan:
Jumlah tempat
tidur adalah 1:2
Tempat cuci
tangan:
Jumlah tempat
tidur adalah 1:1
3/tempat tidur
3/tempat tidur
16/tempat tidur
Outlet oksigen
vakum stop
kontak
Area kerja:
Lingkungan air
Suhu
Humidity
Isolasi
Runag
penyimpanan
alat-alat bersih
Ruang tempat
buat
kotoran/spoelhoc
k
Ruang perawat
Ruang staff
dokter
Ruang tunggu
pasien
laboratorium
Air conditioned
23-25 C
50%-70%
+
Air conditioned
23-25 C
50%-70%
+
+
Air conditioned
23-25 C
50%-70%
=
+
+
+
+
+
+
+
24 jam
24 jam
24 jam
bila
tidak
tersedia,
dokter
spesialis
anestesiologi
yang
ICU,
memberikan
pelayanan
yang
tertinggi
termasuk
c) Memiliki dokter spesialis yang dapat dihubungi dan datang setiap saat
bila diperlukan.
d) Dikelola oleh seorang ahli anestesiologi/konsultan Intensive Care atau
dokter ahli konsultan intensive care yang lain yang bertanggungjawab
secara keseluruhan dan dokter jaga yang minimal mampu melakukan
RJP ( A, B, C, D, E, F ).
e) Mampu menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan pasien :
perawat = 1 : 1 untuk pasien dgn ventilator, renal replacement therapy
dan 2 : 1 untuk kasus-kasus lainnya.
f) Memiliki perawat bersertifikat terlatih perawatan/terapi intensif atau
minimal berpengalaman kerja 3 tahun di ICU
g) Mampu melakukan semua bentuk pemantauan dan perawatan / therapi
intensif baik invasif maupun non invasif.
h) Mampu melayani pemeriksaan laboratorium, rontgen, kemudahan
diagnostik, dan fisioterapi selama 24 jam.
i) Memiliki paling sedikit seorang yang mampu dalam mendidik tenaga
medik dan paramedik agar dapat memberikan pelayanan yang optimal
pada pasien.
j) Memiliki prosedur untuk pelaporan resmi dan pengkajian.
k) Memiliki staf tambahan yang lain : misalnya tenaga administrasi,
tenaga rekam medis , tenaga untuk kepentingan.
9. Kriteria ICU
A. Indikasi Masuk
Pasien yang masuk ICU adalah pasien yang dalam keadaan terancam
jiwanya sewaktu waktu karena kegagalan atau disfungsi satu atau multple
organ atau sistem dan masih ada kemungkinan dapat disembuhkan
kembali melalui perawatan, pemantauan dan pengobatan intensif (Dewi,
2014). Selain adanya indikasi medik tersebut, masih ada indikasi sosial
yang memungkinkan seorang pasien dengan kekritisan dapat dirawat di
ICU. Beberapa contoh kondisi pasien yang dapat dipakai sebagai indikasi
masuk ke ICU antara lain :
a. Ancaman / kegagalan sistem pernafasan : gagal nafas, impending
gagal nafas.
b. Ancaman / kegagalan sistem hemodinamik : shock
c. Ancaman / kegagalan sistem syaraf pusat : stroke, penurunan
kesadaran.
d. Overdosis obat, reaksi obat dan intoksikasi : depresi nafas
pemantaun
intensif
menggunakan
metode
seperti
tanpa
komplikasi,
keracunan
obat
tetapi
sadar,
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, A. 2014.Modul Pelatihan Keperwatan Intensif Dasar. Bogor: In Media