Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH :
KELOMPOK 1

1. NI MADE ARIANI (203221133)


2. I WAYAN JEVA SANISA PUTRA (203221134)
3. I MADE SEMARAGUNA SUINATA (203221135)
4. MADE ANGGA PERINGGA ADITYA (203221136)
5. PUTU DARA YULIANTI (203221137)
6. COK ISTRI OKTIA DEWI (203221138)
7. NI KADEK PEBRIYANTI (203221139)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Keperawatan Komunitas I.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan,
oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Denpasar, 10 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 2
D. Manfaat .................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan Komunitas ......................................................... 3
B. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas ...................................... 5
C. Prinsip Keperawatan Komunitas ............................................................ 13
D. Teori dan Model Keperawatan Komunitas ............................................. 14
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................... 16
B. Saran ..................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan, serta
bertambahnya penduduk dan masyarakat maka, maka perlu adanya perawat kesehatan
komunitas yang dapat melayani masyarakat dalam dalam hal pencegahan, pemeliharaan,
promosi kesehatan dan pemulihan penyakit, yang bukan saja ditujukan kepada individu,
keluarga, tetapi juga dengan masyarakat dan inilah yang disebut dengan keperawatan
komunitas.
Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang
dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.
Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu
pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-
fakta yang telah diobservasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang
dimaksud dengan teori keperawatan adalah usaha-usaha untuk menguraikan atau
menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Teori keperawatan digunakan sebagai
dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam keperawatan, dan model konsep
keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.
Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan danmelibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan.

B. Rumusan Masalah
“ Bagaimana teori dan model keperawatan komunitas ?”

1
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian keperawatan komunitas
2. Mampu menjelaskan sejarah keperawatan komunitas
3. Mampu menjelaskan prinsip – prinsip keperawatan komunitas
4. Mampu menjelaskan teori dan model keperawatan komunitas

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa dapat menambah wawasan
mengenai “Teori dan Model Keperawatan Komunitas “

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Keperawatan Komunitas


Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas
geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun et. al, 2006).
Misalnya di dalam kesehatan dikenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui,
kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa
binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam kelompok masyarakat ada masyarakat
petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya
(Mubarak, 2006).
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan (Mubarak, 2006).
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi,
2010).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga/ kelompok dan
masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Oleh karenanya
pendidikan masyarakat tentang kesehatan dan perkembangan sosial akan membantu
masyarakat dalam mendorong semangat untuk merawat diri sendiri, hidup mandiri dan
menentukan nasibnya sendiri dalam menciptakan derajat kesehatan yang optimal
(Elisabeth, 2007).
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek
dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga

3
kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat
mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat (Mubarak,
2005).
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat.
1. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi,
psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada
dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus
dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-
sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga
dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu:
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki
ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah
satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
3. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat,
norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat
semua warga.
Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan
melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung
mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada
4
empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yaitu
lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara, sampah, tanah, iklim, dan
perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat
kesulitan air bersih. Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut saling berkaitan
dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam menentukan derajat kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk
pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok
dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigma
keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat
mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik,
psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

B. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas


Peran perawat kesehatan komunitas sangat bervariasi dan menantang. Peran perawat
berkembang sejak abad ke 19 yang berfokus lebih banyak ke arah konsdisi lingkungan
seperti sanitasi, kontrol penyakit menular pendidikan higiene personal, pencegahan
penyakit dan perawatan keluarga yang sakit dirumah. Meskipun diketahui bahwa
permasalahan yang mengancam adalah penyakit menular tetapi hal-hal yang berkaitan
dengan lingkungan, penyakit kronis, dan peroses penemuan juga perlu diperhatikan.
Sejarah perkembangan dan perubahan yang terjadi pada perawatan komunitas meliputi
beberapa area penting yaitu :
1. Evaluasi keadan kesehatan dari benua barat sejak zaman pra sejarah sampai saat ini
Didalam riwayat kesehatan dikatakan bahwa sejak jaman prasejarah telah
dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang terorgainisir, seperti pencegahan penyakit

5
menular , memperpanjang usia dan meningkatkan kesehatan. Menurut Polger (1964)
riwayat penyakit pada manusia dapat dibagi dalam lima tahapan yaitu:
a. Tahap mencari dan mengumpulkan
Pada tahap ini masyarakat jarang terkena penyakit menular kaerena mereka
berjauhan tidak menetap dan tidak ada kontak dengan kelompok lain yang sedang
sakit.
b. Tahap menghuni tetap disuatu tempat atau daerah
Permasalahan muncul berkaitan dengan perubahan gaya hidup penyakit atau
permasalahan kesehatan yang timbul bekaitan dengan kedekatannya pada binatang
peliharan seperti terjangkitnya salmonela anthrax, tuberkolosis.
c. Tahap Kota Pra –industri
Masalah yang berkaitan dengan penyebaran penyakit lewat udara juga mulai
berkembang karena adanya kontak individu dengan masyarakat lain. Hal lain
adalah indemik seperti influenza, cacar, campak dan parotitis. Penyakit lain yang
muncul adalah sifilis merupakan penyakit seks yang sulit diobati dan permasalahan
yang muncul berkaitan dengan tenaga kerja yang terkena racun seperti proses
peleburan baja.
d. Tahap kota industri
Selama abad ke18 dan 19 terjadi epidemi penyakit menular seperti cacar, demam
tiroid, tifus, campak, malaria dan demam penyakit kuning. Epidemi penyakit
saluran pernapasan terjadi karena belum adanya imunisasi untuk pencegahan.

2. Evaluasi dari perawatan kesehatan modern termasuk keperawatan publik


a. Zaman sebelum Yunani
Tempat penyembuhan atau perawatan dilakukan di candi atau tempat ibadah
dengan cara yang masih premitif setelah mesir, lebih kurang 100 tahun sebelum
masehi telah dikenal adanya prinsip observasi dan pengetahuan berdasarkan
pengamatan masyarakat telah mengembangkan berbagai sistem seperti persiapan
obat-obatan, sistem pengairan dan pengawetan manusia yang telah meninggal
dengan rempah-rempah dan zat kimia.

6
b. Zaman Yunani
Berawal sari pendapat Yunani tentang kesehatan adalah suatu keadan yang
harmonis antara alam sdan masyarakat. Masyarakat memberi pelayanan kesehatan
sebagai wujud dari suatu pertanggung jawaban dengan mengacu pada praktik
kedokteran. Oleh karena itu perlu adanya kode etik kedokteran selain itu
ditanamkan pentingnya manusia untuk mempertahankan kebersihan diri, latihan,
diet dan sanitasi.

c. Zaman Kaisar Romawi


Ada beberapa perbedan-perbedan antara zaman romawi dan zaman yunani
.pada zaman yunani ide lebih banyak bersifat pragmatik aplikatif dari pada
observasi dan penelitian untuk melahirkan ilmu baru sedangkan pada zaman
romawi lebih diwarnai dengan administrasi dan bangunan penunjang yang sesuai
pada era ini pengobatan dipandang sebagai hal yang perlu diramalkan di depan agar
sesuai dengan situasi dsan kondisi masyarakat yang ada.

d. Zaman Reneissance
Periode Renaissance merupakan periode yang ditandai dengan lahirnya kembali
pemikiran tentang karakteristik alam dan kemanusiaan. Perdagangan antarkota dan
antarnegara sudah berkembang dan terjadi pertambahan penduduk dikota-kota
besar. Periode ini juga ditandai dengan adanya penjelajahan dan penemuan.
Perjalanan Columbus, Magellan, dan penjelajah lainnya pada akhirnya mengarah
pada peride kolonialisme (penjajahan). Dampak Renaissance terhadap kesehatan
komunitas sangat besar. Pengkajian yang lebih cermat terhadap kejadian Luar Biasa
(KLB) penyakit yang terjadi selama periode itu mengungkap bahwa penyakit
semacam pes selain membunuh orang suci juga membunuh pendosa. Selain itu,
keyakinan bahwa penyakit disebabkan oleh factor-faktor lingkungan, bukan factor
spiritual, semakin berkembang. Contoh, istilah malaria (yang berarti udara kotor)
merupakan sebutan khas untuk udara yang lembab dan basah, yang kerap menjadi
sarang nyamuk yang menularkan malaria.
Observasi yang lebih kritis terhadap penyakit menghasilkan penjelasan yang
lebih akurat mengenai gejala dan akibat suatu penyakit. Observasi ini mengarah
kepada pengenalan awal penyakit batuk rejan, tifus, scarlet fever, dan malaria,
sebagai penyakit yang khas dan berbeda. Epidemik penyakit cacar, malaria, dan pes

7
masi menjamur di Inggris dan seluruh Eropa. Pada tahun 1665, epidemic pes
menelan korban 68.596 jiwa di London, yang pada saat itu berpenduduk 460.000
jiwa (15 % dari populasi menjadi korban). Penjelajah, penjajah, dan pedagang serta
awak mereka menyebarkan penyakit kedaerah jajahan dan penduduk setempat
diseluruh Dunia Baru. Cacar, campak, dan penyakit lainnya membinasakan
penduduk asli yang tidak terlindungi.

e. Abad Ke-18
Abad ke-18 ditandai dengan perkembangan industry. Walau mulai mengenal
sifat suatu penyakit, kondisi kehidupan saat itu sangat tidak kondusif untuk
kesehatan. Kota-kota sangat padat dan sumber air tidak memadai dan kerap tidak
sehat. Jalan-jalan biasanya tidak dipadatkan, sangat kotor, dan penuh dengan
sampah. Banyak rumah yang berlantai kotor dan tidak sehat.
Tempat kerja tidak aman dan tidak sehat. Sebagian besar pekerja adalah kaum
miskin, termasuk anak-anak, yang dipaksa bekerja dengan jam kerja yang panjang
sebagai pembantu yang terikat kontrak. Banyak dari pekerjaan itu yang tidak aman
atau harus dilakukan dilingkungan yang tidak sehat, misalnya pabrik tekstil dan
pertambangan batubara. Salah satu kemajuan di bidang kedokteran, terjadi di akhir
abad ke-18, layak disebutkan karena maknanya bagi kesehatan masyarakat. Pada
tahun 1796, Dr. Edward Jenner berhasil memperagakan proses vaksinasi sebagai
perlindungan terhadap penyakit cacar. Ia melakukannya dengan menginokulasi
seorang anak laki-laki dengan materi yang berasal dari nanah penyakit cowpox
(Vaccinia). Saat kemudian dipajankan dengan materi dari nanah penyakit (variola),
anak laki-laki itu tetap sehat. Temuan Dr. Jenner tetap menjadi salah satu temuan
terbesar sepanjang zaman baik bagi dunia kedokteran maupun kesehatan
masyarakat. Sebelum temuan itu, jutaan orang meninggal atau bahkan menjadi
“bopengan” akibat cacar. Satu-satunya metode pencegahan yang dikenal adalah
“variolasi”, suatu bentuk inokulasi dengan menggunakan materi cacar itu sendiri.
Prosedur ini sangat berbahaya karena orang yang mejalaninya terkadang justru
terkena cacar. Walau begitu, selama revolusi amerika, Jendral George Washington
memerintahkan pasukan koloni amerika untuk menjalani “variolasi”. Perintah ini
dikeluarkannya untuk memastikan bahwa epidemic cacar yang menyerang tidak
akan memusnakan pasukannya. Yang cukup menarik rata-rata usia kematian
seseorang yang tinggal diamerika serikat selama waktu tersebut adalah 29 tahun.

8
Diakhir abad ke-18, kaum muda AS berbagai masalah penyakit, termasuk
berlanjutan KLB cacar, kolera, demam typoid dan yellow fever. KLB yellow fever
biasanya menyerang kota-kota pelabuhan, seperti Charleston, Baltomore, New
Work, dan New Orleans, tempat merapatnyakapal dari wilayah tropis Amerika.
Epidemic terbesar penyakit yellow fever di Amerika terjadi diphiladelpia tahun
1793., dengan perkiraan sekitar 23.000 kasus, termasuk 4.044 korban meninggal
dalam populasi yang diperkirakan hanya berjumlah 37.000 jiwa. Untuk mengatasi
epidemik yang berlanjut itu dan banyak masalah kesehatan lainnya, misalnya
kebersihan dan perlindungan terhadap persediaan air, dibentuk beberapa lembaga
kesehatan pemerintah. Pada tahun 1798, Marine Hospital Service (selanjutnya
menjadi U.S Public Health Service) dibentuk untuk mengatasi penyakit yang
menyerang diatas sarana angkutan air. Sampai tahun 1799, beberapa kota besar di
Amerika, termasuk Boston, Philadelpia, New York, dan Baltimore juga membentuk
dewan kesehatan kota.

f. Abad Ke-19
Selama paruh pertama abad ke-19, terjadi beberapa kemajuan luar biasa
dibidang kesehatan masyarakat. Kondisi kesehatan kehidupan di Eropa dan Inggris
tetap tidak saniter dan industrialisasi menyebabkan semakin banyak penduduk
berada di kota. Namun, metode pertanian yang lebih baik menyebabkan perbaikan
gizi bagi banyak orang.
Selama periode ini, Amerika menikmati ekspansinya kearah barat, yang
ditandai dengan semangat pioneer, kecukupan diri, dan individualism yang kuat.
Pendekatan pemerintah federal pada masalah kesehatan dicirikan dengan istilah
Perancis Laissez faire, yang berarti tanpa campur tangan. Selain itu, ada beberapa
peraturan kesehatan atau lembaga kesehatan didaerah pedesaan. Praktik pertabiban
tumbuh subur, periode ini merupakan masa yang sangat tepat untuk anjuran
“pembeli waspada”.
Epidemic masih berlanjut dikota-kota besar Eropa dan Amerika. Tahun 1849,
epidemic kolera menyerang London. Dr. john Snow mempelajari epidemic ini dan
mengajukan hipotesis bahwa penyakit ini disebabkan oleh konsumsi air dari pompa
Broad Street. Dia memperoleh izin untuk melepas pegangan pompa, dan epidemic
pun selesai. Tindakan snow sangat luar biasa karena berlangsung sebelum
penemuan bahwa mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit. Teori yang

9
dominan saat itu tentang penyakit menular adalah “teori miasmas ”. Menurut teori
ini, uap atau bau tak sedap (miasmas) yang keluar dari tanah merupakan sumber
dari banyak penyakit. Teori miasmas tetap terkenal hampir disepanjang abad ke-19.
Di Amerika pada tahun 1850, Lemuel Shattuck menyusun laporan kesehatan
untuk Persemakmuran Massachusetts yang menggarisbawahi perlunya kesehatan
masyarakat untuk negara bagian ini. Termasuk di dalamnya rekomendasi untuk
pembentukan dewan kesehatan, pengumpulan data statistic vital, penerapan
tindakan yang saniter, dan penelitian penyakit. Shattuck juga merekomindasikan
pendidikan kesehatan dan pengendalian pajanan terhadap alkohol, asap rokok,
makanan tidak bermutu, dan ramuan tabib. Walau beberapa rekomendasinya perlu
waktu bertahun-tahun untuk dapat diterapkan (Massachusetts Board of Health
belum terbentuk sampai tahun 1869), hal yang signifikan dari laporan Shattuck
begitu sedemikian rupa sehingga tahun 1850 menjadi masa kunci di dalam
kesehatan masyarakat Amerika; tahun itu menandai dimulainya era modern
kesehatan masyarakat.
Kemajuan nyata di dalam pemahaman mengenai penyebab berbagai penyakit
menular berlangsung pada seperempat abad terakhir abad ke-19. Salah satu kendala
pada kemajuan itu adalah teori perkembangbiakan spontan, pemikiran yang
menyatakan organisme hidup dapat berkembang dari benda anorganik atau benda
takhidup. Serupa dengan teori adalah pemikiran bahwa satu jenis mikroba dapat
berubah menjadi jenis organism yang lain.
Di Tahun 1862, Louis Pasteur dari Perancis mengajukan teori kuman penyakit.
Selama tahun 1860-an dan 1870-an, dia dan beberapa lainnya melakukan
eksperimen dan observasi yang mendukung teorinya dan menumbangkan teori
spontanitas. Pasteur benar-benar sangat berjasa karena berhasil menumbangkan
teori perkembangbiakan spontan.
Ilmuan Jerman Robert Koch merupakan orang yang mengembangkan kriteria
dan prosedur-prosedur penting untuk membuktikan pendapat bahwa mikroba
tertentu, dan bukan mikroba lain, yang menyebabkan penyakit tertentu.
Demonstrasi pertamanya dengan basilus antraks berlangsung pada tahun 1876.
Antara tahun 1877 sampai akhir abad ke-19, identitas sejumlah agens penyakit
bakteri berhasil dipastikan, termasuk di antaranya penyebab gonorrhea, tifus, lepra,
tuberculosis, kolera, difteri, tetanus, pneumonia, pes, dan disentri. Periode ini

10
(1875-1900) lebih dikenal dengan julukan periode bakteriologis kesehatan
masyarakat.
Walaupun kebanyakan temuan ilmiah di akhir abad ke-19 terjadi di Eropa,
cukup banyak prestasi kesehatan masyarakat yang terjadi di Amerika. Undang-
undang pertama yang melarang susu bermutu rendah (adulteracion) disahkan pada
tahun 1856, survai kebersihan pertama dilakukan di New York City tahun 1864,
dan Amerika Public Health Association didirikan tahun 1872. Marine Hospital
Service memiliki wewenang baru untuk melaksanakan inspeksi dan investigasi
karena dikeluarkannya Port Zuarantine Act tahun 1878. Pada tahun 1890,
pasteurisasi pada susu mulai diperkenalkan, sementara pemeriksaan atas daging
dimulai tahun 1891. Selama periode itu pula perawat pertama kali dipekerjakan oleh
industry (1895) dan sekolah (1899). Juga pada tahun 1895, septic tank
diperkenalkan untuk pengolahan air kotor. Pada tahun 1900, Mayor Walter Reed
dari pasukan Amerika mengumumkan bahwa yellow fever ditularkan melalui
nyamuk.

g. Abad Ke- 20
Saat dimulainya abad ke-20, angka harapan hidup masih kurang dari 50 tahun.
Penyebab utama kematian adalah penyakit menular-influenza, pneumonia,
tuberculosis, dan infeksi saluran pencernaan. Penyakit menular yang lain, misalnya,
demam tifoid, malaria, dan difteri juga banyak menelan korban.
Masalah kesehatan yang juga terjadi, jutaan anak mengalami kondisi yang
ditandai dengan diare takmenular atau kelainan bentuk tulang. Walau gejala
pellagra dan rakitis sudah dikenal dan dijelaskan, penyebab penyakit itu masih
menjadi misteri yang belum dipecahkan sampai pergantian abad. Penemuan bahwa
kondisi itu disebabkan oleh defesiensi vitamin berjalan lambat karena sebagian
ilmuwan mencari penyebab bakterialnya.
Defisiensi vitamin dan salah satu kondisi pemicunya, kesehatan gigi yang
buruk, merupakan hal yang sangat umum dijumpa di daerah kumuh kota-kota
Amerika dan Eropa. Tidak tersedianya layanan prenatal dan pascanatal yang
memadai menyebabkan tingginya angka kematian yang berkaitan dengan
kehamilan dan kelahiran.

11
Perkembangan Kesehatan Masyarakat di Indonesia Abad Ke-16, Pemerintahan
Belanda mengadakan upaya pemberantasan cacar dan kolera. Dengan melakukan upaya-
upaya kesehatan masyarakat.
Tahun 1807, Pemerintahan Jendral Daendels, melakukan pelatihan dukun bayi dalam
praktek persalinan dalam rangka upaya penurunan angka kematian bayi, tetapi tidak
berlangsung lama karena langkanya tenaga pelatih.
Tahun 1888, berdiri pusat laboratorium kedokteran di Bandung, kemudian berkembang
pada tahun-tahun berikutnya di Medan, Semarang, surabaya, dan Yogyakarta.
Laboratorium ini menunjang pemberantasan penyakit seperti malaria, lepra, cacar, gizi dan
sanitasi.
Tahun 1925, Hydrich, seorang petugas kesehatan pemerintah Belanda mengembangkan
daerah percontohan dengan melakukan propaganda (pendidikan) penyuluhan kesehatan di
Purwokerto, Banyumas, karena tingginya angka kematian dan kesakitan.
Tahun 1927, STOVIA (sekolah untuk pendidikan dokter pribumi) berubah menjadi
sekolah kedokteran dan akhirnya sejak berdirinya UI tahun 1947 berubah menjadi FKUI.
Sekolah dokter tersebut punya andil besar dalam menghasilkan tenaga-tenaga (dokter-
dokter) yang mengembangkan kesehatan masyarakat Indonesia.
Tahun 1930, Pendaftaran dukun bayi sebagai penolong dan perawatan persalinan
Tahun 1935, Dilakukan program pemberantasan pes, karena terjadi epidemi, dengan
penyemprotan DDT dan vaksinasi massal. Tahun 1951, diperkenalkannya konsep Bandung
(Bandung Plan) oleh Dr.Y. Leimena dan dr Patah (yang kemudian dikenal dengan Patah-
Leimena), yang intinya bahwa dalam pelayanan kesehatan masyarakat, aspek kuratif dan
preventif tidak dapat dipisahkan. konsep ini kemudian diadopsi oleh WHO. Diyakini
bahwa gagasan inilah yang kemudian dirumuskan sebagai konsep pengembangan sistem
pelayanan kesehatan tingkat primer dengan membentuk unit-unit organisasi fungsional dari
Dinas Kesehatan Kabupaten di tiap kecamatan yang mulai dikembangkan sejak tahun
1969/1970 dan kemudian disebut Puskesmas.
Tahun 1952, Pelatihan intensif dukun bayi lalu tahun 1956, Dr.Y.Sulianti mendirikan
“Proyek Bekasi” sebagai proyek percontohan/model pelayanan bagi pengembangan
kesehatan masyarakat dan pusat pelatihan, sebuah model keterpaduan antara pelayanan
kesehatan pedesaan dan pelayanan medis. Tahun 1967, Seminar membahas dan
merumuskan program kesehatan masyarakat terpadu sesuai dengan masyarakat Indonesia.
Kesimpulan seminar ini adalah disepakatinya sistem Puskesmas yang terdiri dari
Puskesmas tipe A, tipe B, dan C. Tahun 1968, Rapat Kerja Kesehatan Nasional, dicetuskan
12
bahwa Puskesmas adalah merupakan sistem pelayanan kesehatan terpadu, yang kemudian
dikembangkan oleh pemerintah (Depkes) menjadi Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas). Puskesmas disepakati sebagai suatu unit pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan kuratif dan preventif secara terpadu, menyeluruh dan mudah
dijangkau, dalam wilayah kerja kecamatan atau sebagian kecamatan di
kotamadya/kabupaten.
Tahun 1969, Sistem Puskesmas disepakati dua saja, yaitu tipe A (dikepalai dokter) dan
tipe B (dikelola paramedis). Pada tahun 1969-1974 yang dikenal dengan masa Pelita 1,
dimulai program kesehatan Puskesmas di sejumlah kecamatan dari sejumlah Kabupaten di
tiap Propinsi.
Tahun 1979, tidak dibedakan antara Puskesmas A atau B, hanya ada satu tipe
Puskesmas saja, yang dikepalai seorang dokter dengan stratifikasi puskesmas ada 3 (sangat
baik, rata-rata dan standard). Selanjutnya Puskesmas dilengkapi dengan piranti manajerial
yang lain, yaitu Micro Planning untuk perencanaan, dan Lokakarya Mini (LokMin) untuk
pengorganisasian kegiatan dan pengembangan kerjasama tim.
Tahun 1984, dikembangkan program paket terpadu kesehatan dan keluarga berencana
di Puskesmas (KIA, KB, Gizi, Penaggulangan Diare, Immunisasi). Awal tahun 1990-an
Puskesmas menjelma menjadi kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan
pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga memberdayakan peran serta
masyarakat, selain memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.

C. Prinsip Keperawatan Komunitas


Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,
yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar bagi
komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat dan
kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).

13
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).

D. Teori dan Model Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas merupakan pelayanan professional, yang pada praktiknya
memerlukan acuan /landasan teoritis untuk menyelesaikan atau mengatasi fenomenan yaitu
penyimpangan dalam kebutuhan dasar komunitas. Terdapat berbagai macam model
konseptual keperawatan yang dikembangkan oleh para ahli, berikut ini akan dibahas Teori
Energi Helvie.

Teori Helvie’s energy


Teori energy dikembangkan oleh Carl O. Helvie tahun (1998) adalah teori sistem yang
digunakan untuk menghubungkan antara proses keperawatan dengan pengkajian
keperawatan komunitas, perencanaan asuhan keperawatan, intervensi untuk meningkatkan
kesehatan komunitas dan evaluasi hasil.
Menurut Helvie (1998) teori energy berdasarkan pada energy sistem dan menekankan
pada konsep energy sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Energy digunakan
sebagai alat untuk beraktivitas dan merupakan kemampuan individu dan komunitas. Teori
ini terdiri atas subsistem komunitas seperti kesehatan, energy, dan ekonomi sebagai energy
subsistem, karena pekerjaan tersebut dilakukan oleh pemberi dan penerima pelayanan
(Helvie, 1998). Pada teori ini, populasi dalam komunitas atau individu sebagai sistem
dipandang sebagai perubahan energy yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh energy lain
di dalam lingkungan. Perubahan dapat terjadi secara internal (udara, air, pelayanan,
makanan) dan eksternal (sumber- sumber daerah dan nasional).

14
Perubahan yang terjadi pada masa lampau dan saat ini mempengaruhi kesehatan
populasi dan memposisikan populasi dalam energy atau tingkatan kesehatan. Penentuan
tingkatan kesehatan berdasarkan hasil pengkajian statistik kesehatan dan informasi tentang
subsistem. Perawat mengkaji dan membandingkan keseimbangan energy masa lalu dan
saat ini dengan sistem energy yang lain sebagai dasar praktek tahap lanjut.
The Helvie Energy Theory of Nursing and Health adalah teori keperawatan yang
dikembangkan oleh Carl O. Helvie, paparan lintas budaya seumur hidup dengan berbagai
cara untuk menilai, merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi kesehatan dengan
aplikasi untuk individu, keluarga, dan komunitas tertentu di seluruh dunia. Dunia
Menurut Helvie keperawatan komunitas memiliki filosofi sebagai berikut:
1. Kesehatan dan hidup produktif lebih lama adalah hak semua orang.
2. Semua penduduk mempunyai kebutuhan belajar kesehatan.
3. Beberapa klien tidak mengenal kebutuhan belajarnya dapat membantu meningkatkan
kesehatannya.
4. Penduduk menerima dan menggunakan informasi yang bermanfaat bagi dirinya.
5. Kesehatan adalah suatu yang bernilai bagi klien dan memiliki prioritas yang berbeda
pada waktu yang berbeda.
6. Konsep dan nilai kesehatan berbeda pada setiap orang bergantung pada latar belakang
budaya, agama dan sosial klien.
7. Autonomi individu dan komunitas dapat diberikan prioritas yang berbeda pada waktu
yang berbeda.
8. Klien adalah fleksibel dan dapat berubah dengan adanya perubahan rangsang internal
dan eksternal.
9. Klien dimotivasi menuju pertumbuhan.
10. Kesehatan adalah dinamis bagi klien terhadap perubahan lingkungannya.
11. Klien bergerak dalam arak berbeda sepanjang rentang sehat pada waktu yang berbeda.
12. Fungsi terbesar keperawatan kesehatan komunitas adalah membantu klien bergerak ke
arah kesejahteraan lebih tinggi yang dilakukan dengan menggunakan kerangka teori
dan pendekatan sistematik.
13. Pengetahuan dan teknologi kesehatan baru yang terjadi sepanjang waktu akan merubah
kebutuhan kesehatan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat (public health) dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok serta
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan.
Peran serta masyarakat diperlukan dalam hal perorangan. Komunitas sebagai subyek
dan obyek diharapkan masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam menjaga
kesehatannya. Sebagian akhir tujuan pelayanan kesehatan utama diharapkan masyarakat
mampu secara mandiri menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa keperawatan
khusus pada mata kuliah Keperawatan Komunitas. Sebaiknya para pembaca menumbuhkan
niat untuk lebih mencari tahu tentang informasi mengenai “Teori dan Model Keperawatan
Komunitas” tanpa mengacu pada satu referensi. Kami berharap para pembaca dapat
memberikan kritik dan saran terhadap makalah penulis yang masih banyak kekurangan dan
perlu perbaikan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alligood, MR. 2014. Nursing Theorists and Their Work (ed.8).


Asmadi. 2008. Konsep dasar Keperawatan, EGC, Jakarta.
Effendy,Nasrul.1998.Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC
Hunt, R.(2009).Introduction to Community-Based Nursing, 4th ed. Philadelphia: Wolters
Kluwer Health | Lippincott Williams & Wilkins
Kozier, B, et al. (1995). Fundamental of nursing concepts, process and practice (fifth
edition). California : Eddison Wasley Publishing Company.
Leininger, M and McFarland, M.R, 2002, Transcultural Nursing ; Concepts, Theories,
Research and Practice, McGraw-Hill Companies, USA
Mubarak,Iqbal Wahit.2009.Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas I.Jakarta:
CV Sagung Seto

17

Anda mungkin juga menyukai