Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS”

OLEH

KELAS B14-B KELOMPOK 3

1. IDA AYU PUTU RAHAYUNI (213221265)


2. NI KOMANG AYUNIARI (213221266)
3. NI KOMANG SRI INDAYANI (213221267)
4. NI LUH PUTU SISKA WIDANTI (213221268)
5. NI NYOMAN YUNITA DEWI (213221269)
6. NI PUTU SEKARINI (213221270)
7. NI PUTU SANTIKA WIDYASWARI (213221271)
8. KOMANG WAHYU GINTARI (213221272)
9. NI KOMANG LIONY DAMAYANTI (213221273)
10. NI KOMANG ASIH CAHYA PRAMESTI (213221274)
11. GUSTI AYU MADE DIAH DWI (213221275)
MEIDAYANTI
12. NUR’AINI PRAJNA PARAMITHA (213221276)
13. I PUTU DIAN PRATAMA (213221277)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANWIRA MEDIKA
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Keperawatan Komunitas tentang Teori dan Model Keperawatan
Komunitas.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Penulis sadar makalah ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

.
Denpasar, 3 Nopember 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................
1
C. Tujuan .................................................................................................................
2
D. Manfaat................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Keperawatan Komunitas ..................................................................
3
B. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas................................................
4
C. Prinsip Pekerawatan Komunitas ........................................................................
4
D. Paradigma Keperawatan
Komunitas...................................................................5
E. Sasaran Keperawatan Komunitas........................................................................7
F. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas...........................................................8
G. Peran Perawat Komunitas..................................................................................
9
H. Teori Dan Model Keperawatan Komunitas......................................................10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran ............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah keadaan


sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan yang optimal bagi
setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat merupakan tujuan dari
keperawatan, khususnya keperawatan komunitas (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok
khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah
melembaga (Sumijatun dkk, 2006).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-
hari (Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009).
Keperawatan komunitas lebih menekankan kepada upaya peningkatan
kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak
melupakan upaya- upaya pengobatan, perawatan, serta pemulihan bagi yang sedang
menderita penyakit maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal
dkk, 2011). Dari penjelasan diatas maka kelompok tertarik membahas mengenai konsep
dasar keperawatan kounitas.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Pengertian Keperawatan Komunitas?
2. Bagaimanakah Perkembangan Sejarah Keperawatan Komunitas?
3. Bagaimanakah Prinsip Keperawatan Komunitas?
4. Bagaimanakah Pradigma Keperawatan Komunitas?
5. Bagaimanakah Sasaran Keperawatan Komunitas?
6. Bagaimanakah Ruang Lingkup Keperawata Komunitas?
7. Bagaimanakah Peran Perawat Komunitas ?
1
8. Bagaimanakah Teori Dan Model Keperawatan Komunitas?

C. Tujuan Khusus
1. Mengetahui Pengertian Keperawatan Komunitas
2. Mengetahui Perkembangan Sejarah Keperawatan Komunitas
3. Mengetahui Prinsip Keperawatan Komunitas
4. Mengetahui Pradigma Keperawatan Komunitas?
5. Mengetahui Sasaran Keperawatan Komunitas?
6. Mengetahui Ruang Lingkup Keperawata Komunitas?
7. Mengetahui Peran Perawat Komunitas?
8. Megetahui Teoridan Model Keperawatan Komunitas

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat
kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan
dan wawasan mengenai teori dan model keperawatan komunitas.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai suatu
pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut dapat dipahami dan
diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Keperawatan Komunitas


1. Komunitas
a. Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai
suatu kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai
keyakinan dan minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi
antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.
b. Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan
orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.
c. Menurut Sumijatun dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas
(community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan
nilai (values), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan
batas-batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga.
2. Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013)
3. Keperawatan Komunitas
a. Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas
mencakup perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga
kesehatan dan kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat
mengindentifikasi masalah kesehatan tersebut sesuai dengan kemampuan
yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan kepada orang lain.
b. Praktik Keperawatan komunitas (communiy health nursing practice)
merupakan sintesi teori keperawatan dan teori kesehatan masyarakat untuk
promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui pemberian
pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag mempunyai
pengaruh terhadapat kesehatan komunitas (Stanhope dan Lancaster, 2010).
c. Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat yang
berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat
(Anderson & McFarlane,2011).

B. Sejarah Perkembangan Keperawatan Komunitas


Pembagian era sejarah perkembangan keperawatan komunitas
1. Empirical health era (< 1850 )
Pendekatan kearah symptom/gejala yg dikeluhkan si sakit, pendidikan, yankes,
penelitian berorientasi pada gejala penyakit
2. Basic science era (1850-1900)
Ditemukannya laboratorium, Ilmu kesehatan berkembang ke arah penyebab
terjadinya penyakit yg dapat dibuktikan secara laboratoris.
3. Clinical science era ( 1900-1950)
Ilmu kesehatan, bagaimana mendiagnosis, mengobati dan memulihkan individu yg
menderita sakit tertentu/ Patient oriented.
4. Publc health science era (1950-2000)
Mulai dikembangkan kesehatan masyarakat (public health), yankes tdk lagi
mengutamakan upaya kuratif tetapi juga memikirkan upaya promotif dan rehabilitatif.
5. Political health science era (sekarang)
a. Konsep pendekatan terhadap semua penduduk.
b. Masalah yang dihadapi meliputi : environment, health services, behavior dan
herediter.
C. Prinsip Keperawatan Komunitas
Pada perawatan Kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan bersama
prinsip, yaitu
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang
besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus
memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan
serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007)
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien
dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik
mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2009).
5. Otonomi Klien
Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau
melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).
D. Paradigma Keperawatan Komunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu
manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat.
1. Individu Sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh
dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu
sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup
kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik
dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian
pasien/klien.
2. Keluarga Sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara
terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup
kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman,
dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah
satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga
yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam
kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang
diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota
keluarga tersebut.
3. Masyarakat Sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh
adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang
kuat mengikat semua warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas
didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan
efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas,
konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L. Blum ada empat faktor yang
mempengaruhi kesehatan, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan keturunan.
Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Lingkungan fisik yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air,
udara, sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah mengalami
wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor tersebut
saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang lainnya dalam
menentukan derajat kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai
bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu,
keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan
meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan
proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigm keperawatan berfokus pada lingkungan
masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan
lingkungan spiritual.

E. Sasaran Keperawatan Komunitas


Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu,keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di
daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk
kelompok bayi,balita dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari 3 tingkat,
yaitu :
1. Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan pada individu yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu (misalnya, TBC,Ibu hamil,dll) yang dijumpai di
poliklinik, puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah
kesehatan individu.
2. Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarganya yang
mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan
mengukur sejauh mana terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu, mengenal
masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk mengatasi masalah
kesehatan,memberikan perawatan pada anggota keluarga,menciptakan
lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam masyarakat
untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan Perawatan
Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga
dengan: Ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya ditolong
oleh dukun dan neo- natusnya,balita tertentu,penyakit kronis menular yang
tidak bisa di intervensi oleh program,penyakit endemis, penyakit kronis
tidak menular atau keluarga dengan kecacatan tertentu.
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang
memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (hb kurang dari 8 gr
%) ataupun kurang Energi Kronis (KEK),keluarga dengan ibu hamil resiko
tinggi seperti, pendarahan, infeksi, hipertensi,keluarga dengan balita dengan
BGM,keluarga dengan neonates BBLR,keluarga dengan usia lanjut
jompo,atau keluarga dengan kasus percobaan bubuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan
d. Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas
sebagai klien
1) Pembinaan kelompok khusus
2) Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah

F. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas mencangkup berbagai bentuk upaya pelayanan
kesehatan baik upaya promotif,preventif,kuratif,rehabilitatih maupun resosialitatif.
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu,keluarga,kelompok,dan masyarakat dengan melakukan kegiatan
penyauluhan kesehatan, peningkatan gizi,pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur,rekreasi,dan pendidikan seks.
1. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu,keluarga,kelompok dan masyarakat melalui kegiatan
imunisasi,pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu,puskesmas,dan
kunjungan rumah,pemberian vit A,iodium,ataupun pemeriksaan dan
pemeliharaan kehamilan,nifas dan menyusui.
2. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah,perawatan
orang sakit sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau rumah sakit,perawatan
ibu hamil dengan kondisi patologis,perawatan buah dada,ataupun perawatan
tali pusar bayi baru lahir.
3. Upaya rehabilitatif uatau pemulihan terhadap pasien yang dirawat di
rumah atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu
seperti,TBC,kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada
penderita kusta,patah tulang dan lain sebagainya,kegiatan fisioterapi pada
penderita stroke,batuk efektif pada penderita TBC,dan lain-lain.
4. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat,yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS,kusta,dan wanita tuna susila.

G. Peran Perawat Komunitas


1. Pendidik (Educator)
Perawat memiliki peran untuk dapat memberikan informasi yang
memungkinkan klien membuat pilihan dan mempertahankan autonominya.
Perawat selalu mengkaji dan memotivasi belajar klien
2. Advokat
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk
dirinya.
3. Manajemen Kasus
Perawat memberikan pelayanan kesehatan yang bertujuan menyediakan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, mengurangi fragmentasi, serta
meningkatkan kualitas hidup klien.
4. Kolaborator
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan lain untuk mencapai tahap kesehatan yang optimal.
5. Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat menjadi panutan bagi setiap
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan peran yang
diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat jasmani dan rohani dalam
kehidupan sehari-hari.

6. Peneliti
Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu mengidentifikasi serta
mengembangkan teori-teori keperawatan yang merupakan dasar dari praktik
keperawatan.
7. Pembaharu (Change Agent)
Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen pembaharu
terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat terutama dalam
merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya dengan peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan.

H. Teori dan Model Keperawatan Komunitas


1. Model Sistem Nightingale
Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek
lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
psikologis dan lingkungan sosial.
a. Lingkungan fisik (physical enviroment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yan gberhubungan dengan ventilasi
dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik
yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia
berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan.Tempat
tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab,
bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga
memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri.
Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan
keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan
penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis
pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat
ventilasi
b. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif
dapat menyebabkan stress fsiik dan berpengaruh buruk terhadap emosi
pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan
fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan
aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien
dalam mempertahankan emosinya.Komunikasi dengan p[asien dipandang
dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi
jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi
tentang pasien yang dilakukan dokterdan keluarganya sebaiknya
dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar
lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh
memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang
berlebihan tentang kondisi penyakitnya.Selain itu membicarkan
kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang
menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa
nyaman.
c. Lingkungan sosial (social environment)
Observasi dari lingkungan sosial terutama huhbungan yang spesifik,
kumpulan data-data yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit,
sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap
perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan
kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan
pasien pada umumnya.Seperti juga hubungan komuniti dengan
lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna
individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya
meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga
keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara
khusus.
Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan :
a. Individu / manusiaMemiliki kemampuan besar untuk perbaikan
kondisinya dalam menghadapi penyakit.
b. KeperawatanBerrtujuan membawa / mengantar individu pada kondisi
terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk
mempengaruhi lingkungan.
c. Sehat / sakitFokus pada perbaikan untuk sehat.
Masyarakaat / lingkunganMelibatkan kondisi eksternal yang
mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada
ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya.
2. Model Sistem Imogene M.King (1971)
Teori keperawatan model king memahami model konsep dari teori
keperawatan dengan menggunakan psistem terbuka dalam hubungan interaksi
yang konstan dengan limgkungan, sehingga King mengemukakan kkonsep
kerjanya yang meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system
sosial yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana di
dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kemban, gambaran tubuh,
ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan
interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta
huhbungan sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan
pasien dalam menegakkan system sosial sesuai dengan situasi yang ada.
Melalui dasar system tersebut maka king memandang manusia merupakan
individu yang relative yakni bereaksi terhadap situasi, orang dan objek.Manusia
sebagai makhluk yang beriorentasi terhadap waktu tidak lepas dari masa
lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yanf akan daatang dan
sebagai mahluk sosial manusia akan hidup bersama dengan orang lain yang akan
berinteraksi satu dengan yang lain.
Tujuan yang ingin dicapai dari teori king (1971, 1981, 1987) berfokus pada
interaksi tiga system : Sistem personal, system interpersonal antara perawat
dan klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, dimana
proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dank lien di
pengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh system
asuhan kesehatan yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanmfaatkan
komunikasi untuk membantu kklien dalam menciptakan dan mempertahankan
adaptasi positif terhadap lingkungan
3. Model Adaptasi C.Roy (1976)
Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi tujuannya adalah
untuk mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada
komunitas. Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah
untuk meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif.
Menurut Roy elemen dari proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat
pertama dan kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan
evaluasi.Fokus dari model ini adalah adaptasi dan tujuan pengkajian adalah
mengidentifikasi tingkah laku yang actual dan potensial apakah memperlihatkan
maladaptive dan mengidentifikasi stimulus atau penyebab perilaku maladaptif.
Empat model adaptasi dapat digunakan sebagai dasar kerangka kerja untuk
pedoman pengkajian. Mode ini juga meliputi psikologis, konsep diri, fungsi
peran dan model interdependensi.
4. Model “Self Care” D.E Orem (1971)
Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah : “Suatu pelaksanaan
kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk
memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem,1980)
Keyakinan Orem’s tentang empat konsep utama keperawatan adalah:
a. Klien : Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari
sakit/trauma atau coping dan efeknya.
b. Sehat : Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care
yang berperan untuk mempertahankan ndan meningkatkan integritas
structural fungsi dan perkembangan
c. Lingkungan : Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik
d. Keperawatan : Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok
masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas
structural, fungsi dan perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep
utama diatas, Orem mengembangkan konsep modelnya hingga dapat
diaplikasikan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Tujuan keperawatan pada model Orem secara umum adalah :

1) Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat


memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
2) Memungkinkan klien meningkaatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care
3) Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan depenent (dependent care) jika self carae tidak memungkinkan, oleh
karena self care deficit apapun dihilangkan.
Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien
Tujuan keperawatan pada model Orem yang diterapkan kedalam
praktek keperawatan keluarga/komunitas adalah:

1) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri


secara therpeutik
2) Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri
3) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya
yang mengalami gangguan secara kompoten.

Dengan demikian maka focus asuhan keperawatan pada model Orem


yang diterapkan pada praktek keperawatan keluarga / komunitas adalah:

1) Aspek Interpersonal : Hubungan didalam keluarga


2) Aspek sosial : Hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya.
3) Aspek Prosedural : Melatih keterampilan dasar keluarga sehingga
mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
4) Aspek Tehnis : Mengerjakan kepada keluarga tentang tehnik dasar
yang dilakukan dirumah misalnya melakukan tindakan kompres secara
benar
5. Model “Health carae System” B. Neuman (1972)
Model konsepsual dari Neuman memberi penekanan pada penurunan stress
dengan memperkuat garis pertahanan diri baik yang bersifat fleksibel, normal
maupun yang resisten. Intervensi ini diarahkan pada ketiga garis pertahanan
tersebut yang terkait dengan tiga level prevensi. Model ini menganalisa interaksi
dari empat variable yang menunjang komunitas, yaitu fisiologis, Psikologis,
Sosial cultural, dan perkembangan spiritual, adapun tujuan keperawatan adalah
stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.
Asumsi yang dikemukakan oleh Neuman berdasarkan empat konsep utama
dari paradigma keperawatan yang terkait dengan keperawatan komunitas adalah
sebagai berikut:

a. Manusia : Merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari


keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari variabel-
variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan perkembangan spiritual.
b. Lingkungan : Meliputi semua factor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau system klien
c. Kesehatan : Kemampuan komunitas mempertahankan keseimbangan
terhadap stresor yang ada dan mempertahankan keharmonisan antara bagian
dan subbagian keseluruhan komunitas. Model ini pun menjelaskan bahwa
sehat merupakan respons sistem terhadap stresor dilihat dalam satu lingkaran
konsentris core (inti) dengan tiga garis pertahanan, yaitu fleksibel, normal,
dan resisten, dengan lima variabel yang saling memengaruhi, yaitu
fisiologi, psikologi, sosiobudaya, spiritual dan perkembangan.
d. Keperawatan : Model ini menjelaskan bahwa keperawatan
memperhatikan manusia secara utuh untuk mempertahankan semua variabel
yang memengaruhi respons klien terhadap stresor. Melalui penggunaan model
keperawatan ini, diharapkan dapat membantu individu, keluarga dan
kelompok untuk mencapai dan mempertahankan level maksimum dari total
wellness. Perawat membantu komunitas menjaga kestabilan dengan
lingkungannya dengan melakukan prevensi primer untuk garis pertahanan
fleksibel, prevensi sekunder untuk garis pertahanan normal, dan prevensi
tersier untuk garis pertahanan resisten. Pelayanan keperawatan juga
disesuaikan dengan kondisi yang dialami komunitasnya. Contoh, jika stresor
ada di lingkungan klien, yaitu menembus garis pertahanan fleksibel, maka
yang dilakukan perawat adalah melakukan prevensi primer (tingkat
pencegahan primer), seperti mengkaji faktor-faktor risiko, memberi
pendidikan kesehatan atau membantu klien sesuai dengan kebutuhannya. Jika
stresor telah menembus garis pertahanan normal, maka yang dilakukan
perawat adalah melakukan prevensi sekunder, seperti melakukan deteksi
dini, menentukan sifat dari proses penyakit dan memberikan pelayanan
keperawatan segera. Jika stresor telah mengganggu garis pertahanan
resisten, maka upaya prevensi tersier dapat dilakukan oleh perawat untuk
membatasi atau mengurangi efek dari proses penyakitnya atau
mengoptimalkan potensi komunitas sebagai sumber rehabilitasi.
Aplikasi model neuman pada komunitas sesuai dengan Neuman,
kelolmpok/komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua factor
utama yaitu komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses
keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari lima tahapan: pengkajian,
penegakan diagnosa kepererawatan, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
6. Model Keperawatan Komunitas sebagai Mitra (community as partner)
menurut Anderson & Mc Farlane
Model komunitas sebagai mitra (community as partner) yang dikembangkan
berdasarkan model Neuman dengan pendekatan totalitas manusia untuk
menggambarkan masalah kesehatan yang ada. Model ini sekaligus
menekankan bahwa primary health care (PHC) sebagai filosofi yang
mendasari komunitas untuk turut aktif meningkatkan kesehatan, mencegah,
dan mengatasi masalah melalui upaya pemberdayaan komunitas dan
kemitraan. Perlu Anda ketahui bahwa ada tiga pendekatan utama primary
health care (PHC), yaitu memberikan pelayanan kesehatan dasar dengan
teknologi tepat guna, menjalin kerja sama lintas sektoral, dan meningkatkan
peran serta masyarakat. Oleh karenanya, model ini sangat menitikberatkan
pada kemitraan, melalui kemitraan komunitas akan merasa masalah
kesehatannya juga menjadi tanggung jawabnya. Pada pembahasan sebelumnya
tentang model health care system menurut Neuman sudah dijelaskan, bahwa
klien adalah sebagai sistem terbuka. Klien dan lingkungannya berada dalam
interaksi yang dinamis dan memiliki tiga garis pertahanan, yaitu fleksible line
of defense, normal line of defense, dan resistance defense. Intinya ada dua
komponen penting dalam model ini, yaitu roda pengkajian komunitas dan
proses keperawatan. Roda pengkajian komunitas terdiri atas dua bagian utama,
yaitu inti (core) sebagai intrasistem yang terdiri atas, demografi, riwayat, nilai
dan keyakinan komunitas. Ekstrasistemnya terdiri atas delapan subsistem yang
mengelilingi inti, yaitu lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan
transportasi, politik dan pemerintahan, pelayanan kesehatan dan sosial,
komunikasi, ekonomi, dan rekreasi. Proses keperawatan yang dimaksud mulai
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi
(Hitchcock, Schubert, Thomas, 1999; Anderson & McFarlane, 2000; Ervin,
2002).
Berikut gambar tentang model komunitas sebagai mitra (community as
partner).
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013). Keperawatan kesehatan komunitas
adalah praktek melakukan promosi kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat
dengan menggunakan pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan
masyarakat yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit yang sehat.
Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi tujuannya adalah untuk
mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada komunitas.
Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk meningkatkan
kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif.

3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih
baik dari sekarang .
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, E.T and McFarlane, J. (2007). Buku ajar Keperawatan komunitas: Teori dan
praktik. Jakarta: EGC
Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek

Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika

Effendi, F & Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktek
Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba medika
Harnilawati.2013. Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As Salam

Mubarak, W, I & Chayatin, N (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.

Jakarta : Salemba Medika.

Riyadi. Sugeng. 2007.Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Salemba Medika.


Stanhope and Knollmueller. (2010). Praktik keperawatan kesehatan komunitas.
Jakarta: EGC
Sumijatun, dkk. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai