2019/2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan ke Hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan berkat-Nya dapat menyelesaikan makalah ini. Tak lupa shalawat serta salam semoga
dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita
dari alam gelap ke alam yang terang benderang, dari alam jahiliyah ke alam yang penuh berkah
ini.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas Keperawatan Komunitas-2. Makalah ini
dibuat satu jilid yang berisi tentang “Konsep Dasar Keperawatan Komunitas”. Kami
menyusun makalah ini dengan sungguh-sungguh dan semampunya. Kami berharap dengan
adanya makalah ini dapat memberikan pengalaman maupun pelajaran yang berarti bagi siapa
Akhir kata, manusia tidak ada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini. Jauh
dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat kami nantikan demi
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
2.1 Definisi.............................................................................................................3
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
empat tahap yaitu : assessment (pengkajian), planning (perencanaan), implementasi
(pelaksanaan) dan evaluating (evaluasi). Intervensi keperawatan yang dilakukan haruslah
yang dapat dilakukan oleh perawat secara mandiri, maupun dengan berkolaborasi dengan
tim kesehatan lain melalui lintas program dan lintas sektoral.
Namun demikian pada kenyataannya belum semua tenaga keperawatan komunitas
mampu memberikan pelayanan sesuai konsep, hal ini dapat disebabkan pemahaman yang
belum sama tentang konsep dasar keperawatan komunitas dan perannya dalam keperawatan
komunitas.
I.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengetahui pengertian dari keperawatn komunitas
b. Bagaimana cara mengetahui tujuan dan sasaran keperawatan komunitas
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1 Definisi
3
2. Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan
dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta
memelihara kesehatan penduduk (American Nurses Association, 1973).
4
terpadu yang ditujukanpada individu, keluarga, kelompok, serta masyarakat
sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mampu
mandiri dalam upaya kesehatan (Rapat Kerja Keperawatan Kesehatan
Masyarakat, 1990).
8. Seorang ahli kesehatan masyarakat, membuat batasan yang sampai saat ini
masih relevan, yaitu kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu seni
mencegah penyakit, memperpanjang hidup, serta meningkatkan efisiensi
hidup melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk hal-hal berikut
ini :
5
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
a. Prevensi Primer
b. Prevensi Sekunder
c. Prevensi Tersier
6
Prevensi tersier ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat pada masa pemulihan setelah mengalami masalah kesehatan.
Bentuk intervensi yang dapat dilakukan adalah upaya rehabilitasi pasca
perawatan di fasilitas tatanan pelayanan kesehatan lain untuk mencegah
ketidakmampuan, ketidakberdayaan atau kecacatan lebih lanjut. Contoh
tindakan yang dilakukan adalah melatih rentang pergerakan sendi/ range of
motion (ROM) pada klien pasca stroke, atau melakukan kegiatan pemulihan
kesehatan pasca bencana
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologis,
psikologis, sosial, dan spiritual. Apabila individu mempunyai masalah kesehatan
karena ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab,
maka akan dapat memengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada di
lingkungan sekitar tempat tinggal mereka. Disini peran perawat komunitas adalah
membantu individu agar dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya
kelemahan fisik dan mental yang dialami, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya
kemauan menuju kemandirian.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah
tangga karena pertalian darah dari ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga
satu dan yang lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Apabila salah satu atau
beberapa anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka berpengaruh
terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang ada disekitanya. Dari permasalahan
tersebut di atas, maka keluarga fokus pelayanan kesehatan yang strategis, sebab :
a. Keluarga sebgai lembaga yang perlu diperhitungkan.
b. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota
keluarga.
7
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.
d. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (decision making) dalam
perawatan kesehatan.
e. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-usaha kesehatan
masyarakat.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, usia, permasalahan (problem). Kegiatan yang terorganisasi sangat
rawan terhadap masalah kesehatan. Kelompok khusus yang ada di masyarakat dan di
institusi dapat diklasifikasikan berdasarkan permasalahan serta kebutuhn yang mereka
hadapi, di antaranya sebagai berikut :
a. Kelompok dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhan (growth and development), yaitu :
Kelompok ibu hamil dan ibu bersalin (melahirkan). Usia harapan hidup
waktu lahir diharapkan meningkat pada tahun 1967 (45 tahun), tahun 1980
(50 tahun), tahun 1981-1985 adalah 51,9 tahun untuk wanita dan 48,9
tahun untuk laki-laki. Keadaan ini menunjukkan perbaikan bila
dibandingkan dengan periode tahun 1979-1981, yaitu 49,4 tahun untuk
wanita dan 46,5 tahun untuk laki-laki. Usia harapan hidup pada tahun 2000
diharapkan sekurang-kurangnya menjadi 60 tahun. Sedangkan pada tahun
2001 diharapkan menjadi 66,2 tahun.
Kelompok ibu nifas.
Kelompok bayi. Bayi yang dilahirkan dari ibu dengan berat badan 2.500 gr
atau kurang, dewasa ini berjumlah sekitar 14% akan turun menjadi
seinggi-tingginya 7% pada tahun 2000. Banyak faktor yang menjadi
pencetus bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR), salah satunya
adalah status gizi ibu yang buruk. Pemerintah telah bekerja sama dengan
badan dunia yang bergerak dalam penanganan gizi seperti WFP (World
Food Program) untuk membantu status gizi masyarakat melalui program,
perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
Kelompok balita. Angka kematian balita pada thun 1980 adalah 100/1000
kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan penurunan bila diandingkan dengan
tahun 1979- dimana IMR (Infant Mortality Rate) adalah 110/1000
8
kelahiran hidup. Angka ini diharapkan hidup dan pada tahun 2001 turun
menjadi 35/1000 kelahiran hidup. Keadaan ini berbeda disetiap wilayah
Indonesia karena perbedaan situasi dan kondisi masing-masng daerah.
Kelompok anak usia sekolah.
Kelompok usia lanjut.
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, yaitu :
Penderita penyakit menular, antara lain sebagai berikut :
- Kelompok penderita penyakit kusta. Indonesia sampai saat ini (tahun
2007) menduduki urutan ke-4 untuk jumlah penderita kusta—di bawah
india, brazil dan myanmar. Jawa timur merupakan provinsi dengan
jumlah penderita kusta terbanyak di indonesia. Dari 38 kabupaten/kota
se-Jawa Timur, Kabupaten Gresik menempti urutan ke-14. Ada era
90-an jumlah penderita kusta di Kabupaten tersebut mencapai
30:10.000 penduduk, tetapi pada tahun 2007 jumlah sudah menurun
menjadi 1:10.000 penduduk.
- Kelompok penderita penyakit tuberkulosis paru. Angka kesakitan yang
disebabkan oleh penyakit tuberkulosis paru pada saat ini mencapai
3/1.000 penduduk. Diharapkan angka ini akan menurun menjadi
2/1.000 penduduk pada tahun 2000. Pada tahu 2008, tuberkulosis paru
merupakan penyebab kematian akibat penyakit menular nomor 1 di
dunia-Indonesia menduduki urutan ke-3 untuk negara dengan insidensi
tuberkulosis paru terbanyak. Pemerintah telah berupaya semaksimal
mungkin untuk menurunkaan insiden penyakit ini melalui perbaikan
status gizi masyarakat, perbaikan sarana dan prasarana yang diduga
dapat menigkatkan insidensi penyakit ini (seperti: rumah dengan
ventilasi yang kurang adekuat, rumah yang lembab karena sinar
matahari langsng tidak dapat langsung masuk dan LP—Lembaga
Pemasyarakatan yang berpenghuni padat) serta meningkatkan
partisipasi masyarakat dengan mengadakan berbagai seminar
kesehatan mengenai tuberkulosis paru .
- Kelompok penderita penyakit kelamin (gonorhea, sifilis).
- Kelompok penderit HIV/AIDS.
9
Penderita penyakit tidak menular, misalnya kelompok penderita
hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, kanker, stroke, dan
sebagainya. Angka kesakitan dan kematian karena penyakit tidak menular
seperti penyakit kanker dan kardiovaskular cenderung meningkat. Hal
yang sama juga terjadi pada angka kejadian gangguan jiwa,
penyalahgunaan nakortika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya.
Kecelakaan kerja dan lalu lintas juga akan terus meningkat, sehingga
angka ketunaan, baik fisik maupun mental akan meninkat pula.
Kelompok cacat yang memerlukan rehabiliasi, antara lain sebagai
berikut :
- Kelompok cacat fisik, misalnya kebutaan. Tingkat kebutaan di
Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan di mana saat ini rasio orang
buta sudah mncapai 1,5% dari total populasi Indonesia merupakan
negara dengan tingkat kebutaan tertinggi di Asia. Penyebab kebutaan
yang paling sering ditemukan adalah katarak, glukoma, kelainan
refraksi, gangguan retina, dan kelainan kornea. Hal ini dapat
diakibatkan karena gizi buruk, pola hidup/kebisaan yang salah, serta
minimnya pelayanan kesehatan
Negara dengan tigkat kebutaan tinggi
1. Indonesia 1,5
1
2. Bangladesh 0,9
0,8
3. Myanmar 0,8
0,8
4. Bhutan 0,7
5. Maladewa 0,5
0,4
6. Nepal 0,31
7. India
8. Srilanka
9. Korea
10. Thailand
Kelompok cacat mental. Diharapkan angka kesakitan penderita kelainan
jiwa (psikosis) dapat dipertahankan pada rasio 1-3/1.000 penduduk.
Sementara jumlah penderita gangguan jiwa yang relatif lebih ringan
10
seperti neurosis dan gangguan perilaku dapat dipertahankan pada rasio 20-
60/1.000 penduduk.
Kelompok cacat sosial.
c. Kelompok yang mempunyai risiko tinggi terserang penyakit, yaitu :
Kelompok penyalahgunaan obat dan narkotika.
Kelompok Wanita Tuna Susila (WTS) dan Pekerjaan Seks Komersial
(PSK).
Kelompok pekerja tertentu
Perbedaan yang mencolok terjadi, baik pada angka kesakitan maupun kematian
diberbagai wilayah di Indonesia. Hal ini dapat dikarenakan persebaran pelayanan kesehatan
yang kurang merata. Di pulau jawa misalnya, pelayanan kesehatan bisa dijangkau dengan
baik, bahkan sampai daerah pedesaan, sehingga status kesehatan penduduk cukup baik.
Sementara di luar pulau Jawa, pelayanan kesehatan terkadang belum bisa menjangkau daerah
pedesaan, sehingga status kesehatan penduduknya masih kurang baik.
perubahan yang mencolok selama dasawarsa terakhir ini. Penyebab paling umum dari
kejadian kesakitan dan kematian orang dewasa yang paling sering ditemukan meliputi;
penyakit-penyakit alat pernapasan dan perencanaan, infeksi pada kulit dan mata, parasit pada
usus serta penyakit-penyakit yang disebabkan oleh vektor, terutama malaria. Sementara itu,
hampir sebagai dari kejadian kematian pada anak usia 5 tahun penyebab utamanya adalah
diare, infeksi alat pernapasan, dan tetanus neonatorum. Selain itu, data survei yang tersedia
menunjukkan bahwa sekitar 7 juta anak usia 1-5 tahun atau sekitar 30% dari semua anak
prasekolah menderita “protein calorie malnutrition” diperkirakan sekitar 80% kematian bayi
dapat dicegah dengan meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan anak (termasuk imunisasi,
keluarga berencana yang sesuai dan perbaikan gizi). (Mubarak & Chayatin, 2009).
11
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas merupakan sintesis teori keperawatan dan teori kesehatan
masyarakat untuk promosi, pemeliharaan dan perawatan kesehatan populasi melalui
pemberian pelayanan keperawatan pada individu, keluarga dan kelompok yag mempunyai
pengaruh terhadapat kesehatan komunitas. Tujuan proses keperawatan dalam komunitas
adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di
Mubarak, W. I., & Chayatin, N. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.