DOSEN PEMBIMBING :
Disusun oleh:
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Komunitas
dengan judul “KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS” dapat selesai
seperti waktu yang telah direncanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas
dari peran berbagai pihak yang memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas..................................................................3
2.2 Prinsip Keperawatan Komunitas.......................................................................4
2.3 Paradigma Keperawatan Komunitas..................................................................4
2.4 Sasaran Keperawatan Komunitas......................................................................6
2.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas..........................................................8
2.6 Teori Dan Model Keperawatan Komunitas.......................................................9
2.6.1 Model Sistem Imogene M.King (1971)...............................................9
2.6.2 Model Adaptasi C.Roy (1976).............................................................10
2.6.3 Model “Self Care” D.E Orem (1971) ..................................................10
2.6.4 Model “Health carae System” B. Neuman (1972)...............................11
2.7 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas..........................................................13
2.7.1 Pengertian Peran dan Fungi Perawat....................................................13
2.7.2 Fungsi Perawat Komunitas...................................................................18
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................19
3.2 Saran .............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,
yaitu :
4
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, kurang nya kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga Sebagai Klien Keluarga merupakan sekelompok individu
yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu
sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman,
dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan
yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu :
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah,
3) memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan di
dalam kelompoknya sendiri.
4) Masalah kesehatan di dalam keluarga saling berkaitan.
Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya
interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan
peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua
warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas di
definisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi
dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah
kepada kreativitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.
Belum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan
5
terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara,
sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang
lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Keperawatan dalam keperawatan kesehatan
komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang
diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigma
keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, di mana
lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan di sini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan
budaya dan lingkungan spiritual.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari 3 tingkat, yaitu:
6
A. Tingkat Individu Perawat memberikan asuhan keperawatan pada
individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya, TBC,
Ibu hamil, dll) yang dijumpai di poliklinik, puskesmas dengan sasaran
dan pusat perhatian pada masalah kesehatan individu.
B. Tingkat Keluarga Sasaran kegiatan adalah keluarga di mana anggota
keluarganya yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai
bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya
tugas kesehatan keluarga yaitu, mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan pada anggota keluarga, menciptakan
lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas
pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga
rawan yaitu :
7
C. Tingkat Komunitas Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas
sebagai klien (Pembinaan kelompok khusus dan pembinaan desa atau
masyarakat) yang bermasalah.
8
E. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS ,kusta, dan wanita tuna susila.
F. Panutan (Role Model) Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat
menjadi panutan bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat
jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
G. Peneliti Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu
mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang
merupakan dasar dari praktik keperawatan.
H. Pembaharu (Change Agent) Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan
sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat
kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
9
berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat
mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk sosial manusia akan
hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.
Tujuan yang ingin dicapai dari teori king (1971, 1981, 1987) berfokus pada interaksi
tiga sistem yaitu : Sistem personal, system interpersonal antara perawat dan klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, di mana proses
interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan lien di pengaruhi oleh
perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang
berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien
dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.
10
1) Klien : Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma
atau coping dan efeknya.
2) Sehat : Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care
yang berperan untuk mempertahankan ndan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
3) Lingkungan : Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4) Keperawatan : Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas structural, fungsi dan
perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.
11
1) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
therpeutik.
2) Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri.
3) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompoten.
12
4) Keperawatan : Model ini menjelaskan bahwa keperawatan
memperhatikan manusia secara utuh untuk mempertahankan semua
variabel yang memengaruhi respons klien terhadap stresor. Melalui
penggunaan model keperawatan ini, diharapkan dapat membantu
individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Perawat
membantu komunitas menjaga kestabilan dengan lingkungannya
dengan melakukan prevensi primer untuk garis pertahanan fleksibel,
prevensi sekunder untuk garis pertahanan normal, dan prevensi tersier
untuk garis pertahanan resisten. Pelayanan keperawatan juga
disesuaikan dengan kondisi yang dialami komunitasnya. Contoh, jika
stresor ada di lingkungan klien, yaitu menembus garis pertahanan
fleksibel, maka yang dilakukan perawat adalah melakukan prevensi
primer (tingkat pencegahan primer), seperti mengkaji faktor-faktor
risiko, memberi pendidikan kesehatan atau membantu klien sesuai
dengan kebutuhannya. Jika stresor telah menembus garis pertahanan
normal, maka yang dilakukan perawat adalah melakukan prevensi
sekunder, seperti melakukan deteksi dini, menentukan sifat dari proses
penyakit dan memberikan pelayanan keperawatan segera. Jika stresor
telah mengganggu garis pertahanan resisten, maka upaya prevensi
tersier dapat dilakukan oleh perawat untuk membatasi atau
mengurangi efek dari proses penyakitnya atau mengoptimalkan
potensi komunitas sebagai sumber rehabilitasi. Aplikasi model neuman
pada komunitas Sesuai dengan Neuman, kelompok/komunitas dilihat
sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas
yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan yang terdiri dari lima tahapan: pengkajian, penegakan
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
13
2.7.1 Pengertian Peran dan Fungsi Perawat
a. Care Giver
14
2) Memperhatikan individu dalam konteks sesual kehidupan klien
b. Client Advocate
15
4) Memilih dokter dan dokter gigi yang sesuai dengan
keinginannya dan peraturan rumah sakit/puskesmas, bila
memungkinkan;
5) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai SIP baik di dalam
maupun diluar rumah sakit/puskesmas;
6) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
7) Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan progosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
8) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan atas penyakit yang
dideritanya;
9) Didampingi keluarganya pada saat kritis;
10) Menjalankan ibadah sesuai dengan agama selama hal tersebut
tidak mengganggu pasien lain;
11) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
menjalani perawatan di rumah sakit/ puskesmas;
12) Mengajukan usul, saran atau perbaikan atas perlakuan rumah
sakit/puskesmas terhadap dirinya;
13) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama atau kepercayaannya;
14) Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medis;
15) Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;
16
16) Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian
dalam suatu penelitian; menyampaikan pengaduan atau
keluhan atas pelayanan yang diterima;
c. Conselor
d. Collabolator
e. Coordinator
17
Tujuan Perawat sebagai koordinator adalah:
f. Change Agent
a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri
dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan
kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),
18
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis
kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya fungsi ini dapat terjadi apa
bila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter
dalam memberikan tanda pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
Keperawatan Sistem, Model Konseptual Keperawatan Adaptasi, Model Konseptual
Keperawatan Health Care System, Model Konseptual Keperawatan Need Based,
Model Konseptual Keperawatan Martha Rogers, Model Konseptual Keperawatan
Johnson, dan Model Konseptual Keperawatan Orlando. Dari beberapa Model
Keperawatan kelompok membahas mengenai Tori dan Model keperawatar
Konseptual menurut Florence Nihgtingale yang berbasis pada lingkungan dimana
Model konsep Florence menempatkan lingkungan sebagai fokus keperawatan dan
perawat komunitas berupaya memberikan bantuan asuhar keperawatan berupa
pemberian udara bersih dan segar, penerangan (lampu) yang tepat, kenyamanan
lingkungan, mengatur kebersihan, keamanan dan keselamatan serta pemberian nitrisi
(gizi) yang adekuat, yang pelaksanaannya diupayakan secara mandiri tapa bergantung
pada profesi lain.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://rizkiperawatmuda.blogspot.com/2017/10/konsep-dasar-keperawatan-
komunitas.html
20
21