Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

“KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS”

DOSEN PEMBIMBING :

Disusun oleh:

1. Naila Ferdia Putri 1130019059


2. Zsyuryana Aprilla Mustika Sura 1130019
3.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA


2021

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Keperawatan Komunitas
dengan judul “KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS” dapat selesai
seperti waktu yang telah direncanakan. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas
dari peran berbagai pihak yang memberikan bantuan secara materil dan spiritual, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada :

1. Fasilitator mata kuliah Keperawatan Komunitas


2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat kami selesaikan.
Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas budi baik
yang tulus dan ikhlas kepada semua pihak yang kami sebutkan di atas. Tak ada
gading yang tak retak, untuk itu kami pun menyadari bahwa makalah yang telah kami
susun dan kami kemas masih memiliki banyak kelemahan serta kekeliruan baik dari
segi teknis maupun non-teknis. Untuk itu penulis membuka pintu selebar-lebarya
kepada semua pihak agar dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi
penyempurnaan penulisan-penulisan mendatang, dan apabila di dalam makalah ini
terdapat hal-hal yang dianggap tidak berkenan dihati pembaca mohon dimaafkan.

Surabaya ,4 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
1.4 Manfaat..............................................................................................................2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas..................................................................3
2.2 Prinsip Keperawatan Komunitas.......................................................................4
2.3 Paradigma Keperawatan Komunitas..................................................................4
2.4 Sasaran Keperawatan Komunitas......................................................................6
2.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas..........................................................8
2.6 Teori Dan Model Keperawatan Komunitas.......................................................9
2.6.1 Model Sistem Imogene M.King (1971)...............................................9
2.6.2 Model Adaptasi C.Roy (1976).............................................................10
2.6.3 Model “Self Care” D.E Orem (1971) ..................................................10
2.6.4 Model “Health carae System” B. Neuman (1972)...............................11
2.7 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas..........................................................13
2.7.1 Pengertian Peran dan Fungi Perawat....................................................13
2.7.2 Fungsi Perawat Komunitas...................................................................18
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................19
3.2 Saran .............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya keperawatan komunitas (Ferry
Efendi dan Makhfudli, 2009). Komunitas (community) adalah sekelompok
masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan
norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006). Keperawatan
komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta
memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya
dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam mengatasi
berbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari
(Ferry Efendi dan Makhfudli, 2009). Keperawatan komunitas lebih menekankan
kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan
kesehatan dengan tidak melupakan upayaupaya pengobatan, perawatan, serta
pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi
pemulihan terhadap penyakit (Wahit Iqbal dkk, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pengertian keperawatan komunitas
2. Bagaimanakah prinsip keperawatan komunitas
3. Bagaimanakah paradigma keperawatan komunitas
4. Apa saja sasaran keperawatan komunitas
5. Apa saja ruang lingkup keperawatan komunitas
6. Bagaimanakah teori dan model keperawatan komunitas

1
1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian keperawatan komunitas


2. Mengetahui prinsip keperawatan komunitas
3. Mengetahui paradigma keperawatan komunitas
4. Mengetahui Apa saja sasaran keperawatan komunitas
5. Mengetahui Apa saja ruang lingkup keperawatan komunitas
6. Mengetahui teori dan model keperawatan komunitas

1.4 Manfaat

Manfaat Teoritis Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat


memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa untuk
menambah pengetahuan dan wawasan mengenai teori dan model keperawatan
komunitas.

Manfaat Praktis Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat


dijadikan sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa yang nantinya ilmu tersebut
dapat dipahami dan diaplikasikan dalam praktik keperawatan.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keperawatan Komunitas

Menurut WHO (1974) dalam Harnilawati (2013) komunitas sebagai suatu


kelompok sosial yang di tentutkan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan
minat yang sama, serta ada rasa saling mengenal dan interaksi antara anggota
masyarakat yang satu dan yang lainnya.

Menurut Spradley (1985) Harnilawati (2013) komunitas sebagai sekumpulan


orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya. Menurut Sumijatun
dkk (2006) dalam Harnilawati (2013) komunitas (community) adalah sekelompok
masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang
merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas, dengan norma
dan nilai Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian
integral pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan
spritual secara komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat
baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia (Harnilawati, 2013).

Harnilawati (2013) menjelaskan bahwa keperawatan komunitas mencakup


perawatan kesehatan keluarga (nurse health family) juga kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat luas, membantu masyarakat mengindentifikasi masalah kesehatan
tersebut sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta
bantuan kepada orang lain (WHO,1947). Kesatuan yang unik dari praktik
keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan pada pengembangan serta
peningkatan kemampuan kesehatan, baik diri sendiri sebagai perorangan maupun
secara kolektif sebagai keluarga, kelompok khusus atau masyarakat (Ruth B.
Freeman,1981).

2.2 Prinsip Keperawatan Komunitas

3
Perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,
yaitu :

1. Kemanfaatan Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan


manfaat yang besar bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang
dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas,
artinya ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian (Mubarak, 2009).
2. Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat
berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral
(Riyadi, 2007)
3. Secara langsung Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji
dan intervensi, klien dan lingkungan nya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi,
2007).
4. Keadilan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau
kapasitas dari komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau
tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak,
2009). 5. Otonomi Klien Otonomi klien atau komunitas diberi kebebasan
dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam
menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2009).

2.3 Paradigma Keperawatan Komunitas

Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu


manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai
sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan
masyarakat.

a. Individu Sebagai Klien Individu adalah anggota keluarga yang unik


sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan
spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya
memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi,

4
sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, kurang nya kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.
b. Keluarga Sebagai Klien Keluarga merupakan sekelompok individu
yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu
sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan
dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman,
dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri. Beberapa alasan
yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan yaitu :
1) Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah,
3) memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan di
dalam kelompoknya sendiri.
4) Masalah kesehatan di dalam keluarga saling berkaitan.
Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
c. Masyarakat Sebagai Klien Masyarakat memiliki ciri-ciri adanya
interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan
peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua
warga. Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas di
definisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi
dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah
kepada kreativitas, konstruktif dan produktif. Menurut Hendrik L.
Belum ada empat faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan

5
terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik
yaitu lingkungan yang berkaitan dengan fisik seperti air, udara,
sampah, tanah, iklim, dan perumahan. Contoh di suatu daerah
mengalami wabah diare dan penyakit kulit akibat kesulitan air bersih.
Keturunan merupakan faktor yang telah ada pada diri manusia yang
dibawanya sejak lahir, misalnya penyakit asma. Keempat faktor
tersebut saling berkaitan dan saling menunjang satu dengan yang
lainnya dalam menentukan derajat kesehatan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat. Keperawatan dalam keperawatan kesehatan
komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang
diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan
masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi,
psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit
mencakup siklus hidup manusia. Lingkungan dalam paradigma
keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, di mana
lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia.
Lingkungan di sini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan
budaya dan lingkungan spiritual.

2.4 Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu,


keluarga dan kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah
kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita dan ibu hamil.

Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari 3 tingkat, yaitu:

6
A. Tingkat Individu Perawat memberikan asuhan keperawatan pada
individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu (misalnya, TBC,
Ibu hamil, dll) yang dijumpai di poliklinik, puskesmas dengan sasaran
dan pusat perhatian pada masalah kesehatan individu.
B. Tingkat Keluarga Sasaran kegiatan adalah keluarga di mana anggota
keluarganya yang mempunyai masalah kesehatan dirawat sebagai
bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhinya
tugas kesehatan keluarga yaitu, mengenal masalah kesehatan,
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan,
memberikan perawatan pada anggota keluarga, menciptakan
lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas
pelayanan Perawatan Kesehatan Masyarakat difokuskan pada keluarga
rawan yaitu :

1) Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu


keluarga dengan: Ibu hamil yang belum ANC, ibu nifas yang
persalinannya ditolong oleh dukun dan neonatusnya, balita
tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa di intervensi oleh
program, penyakit endemis, penyakit kronis tidak menular atau
keluarga dengan kecacatan tertentu.
2) Keluarga dengan risiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil
yang memiliki masalah gizi, seperti anemia gizi berat (hb kurang
dari 8 gr%) ataupun kurang Energi Kronis (KEK),keluarga dengan
ibu hamil risiko tinggi seperti, pendarahan, infeksi, hipertensi,
keluarga dengan balita dengan BGM, keluarga dengan neonates
BBLR, keluarga dengan usia lanjut jompo, atau keluarga dengan
kasus percobaan bubuh diri.
3) Keluarga dengan tindak lanjut perawatan.

7
C. Tingkat Komunitas Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas
sebagai klien (Pembinaan kelompok khusus dan pembinaan desa atau
masyarakat) yang bermasalah.

2.5 Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas mencangkup berbagai bentuk upaya pelayanan


kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif maupun resosialitatif.

A. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga,


kelompok, dan masyarakat dengan melakukan kegiatan penyuluhan
kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan kesehatan perorangan,
pemeliharaan kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi, dan pendidikan
seks.
B. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan
imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas, dan
kunjungan rumah, pemberian vit A, iodium, ataupun pemeriksaan dan
pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
C. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit di rumah,
perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut dari puskesmas atau rumah sakit,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun
perawatan tali pusar bayi baru lahir.
D. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat di rumah
atau kelompok-kelompok yang menderita penyakit tertentu seperti, TBC,
kusta dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita
kusta, patah tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita
stroke, batuk efektif pada penderita TBC, dan lain-lain.

8
E. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita ke
masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat seperti,
penderita AIDS ,kusta, dan wanita tuna susila.
F. Panutan (Role Model) Perawat kesehatan komunitas seharusnya dapat
menjadi panutan bagi setiap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
sesuai dengan peran yang diharapkan. Perawat dituntut berperilaku sehat
jasmani dan rohani dalam kehidupan sehari-hari.
G. Peneliti Penelitian dalam asuhan keperawatan dapat membantu
mengidentifikasi serta mengembangkan teori-teori keperawatan yang
merupakan dasar dari praktik keperawatan.
H. Pembaharu (Change Agent) Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan
sebagai agen pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat
kaitannya dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

2.6 Teori Dan Model Keperawatan Komunitas

2.6.1 Model Sistem Imogene M.King (1971)

Teori keperawatan model king memahami model konsep dari teori


keperawatan dengan menggunakan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang
konstan dengan lingkungan, sehingga King mengemukakan konsep kerjanya yang
meliputi adanya System personal, sistem interpersonal dan sistem sosial yang saling
berhubungan satu dengan yang lain. Menurut King sistem personal merupakan sistem
terbuka di mana di dalamnya terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kemban,
gambaran tubuh, ruang dan waktu dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan
interpersonal merupakan suatu hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan
sosial yang mengandung arti bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam
menegakkan sistem sosial sesuai dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem
tersebut maka king memandang manusia merupakan individu yang relative yakni
bereaksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai makhluk yang

9
berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yang dapat
mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk sosial manusia akan
hidup bersama dengan orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.
Tujuan yang ingin dicapai dari teori king (1971, 1981, 1987) berfokus pada interaksi
tiga sistem yaitu : Sistem personal, system interpersonal antara perawat dan klien
merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan, di mana proses
interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan lien di pengaruhi oleh
perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan yang
berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien
dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

2.6.2 Model Adaptasi C.Roy (1976)

Aplikasi dari model adaptasi pada keperawatan komunikasi tujuannya adalah


untuk mempertahankan perilaku adaptif dan merubah perilaku maladaptive pada
komunitas. Adapun upaya pelayanan keperawatan yang dilakukan adalah untuk
meningkatkan kesehatan dengan cara mempertahankan perilaku adaptif. Menurut Roy
elemen dari proses keperawatan meliputi pengkajian tingkat pertama dan kedua,
diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi. Fokus dari model
ini adalah adaptasi dan tujuan pengkajian adalah mengidentifikasi tingkah laku yang
actual dan potensial apakah memperlihatkan maladaptive dan mengidentifikasi
stimulus atau penyebab perilaku maladaptif. Empat model adaptasi dapat digunakan
sebagai dasar kerangka kerja untuk pedoman pengkajian. Mode ini juga meliputi
psikologis, konsep diri, fungsi peran dan model interdependensi.

2.6.3 Model “Self Care” D.E Orem (1971)

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah suatu pelaksanaan


kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi
kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem,1980) Keyakinan Orem’s tentang empat
konsep utama keperawatan adalah :

10
1) Klien : Individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus
mempertahankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit/trauma
atau coping dan efeknya.
2) Sehat : Kemampuan individu atau kelompok memenuhi tuntutan self care
yang berperan untuk mempertahankan ndan meningkatkan integritas structural
fungsi dan perkembangan.
3) Lingkungan : Tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan
keperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
4) Keperawatan : Pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang
dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat
dalam
mempertahankan self care yang mencakup integritas structural, fungsi dan
perkembangan berdasarkan keyakinan empat konsep utama diatas, Orem
mengembangkan konsep modelnya hingga dapat diaplikasikan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan.

Tujuan keperawatan pada model Orem secara umum adalah :

a. Menurunkan tuntutan self care kepada tingkat dimana klien dapat


memenuhinya, ini berarti menghilangkan self care deficit.
b. Memungkinkan klien meningkaatkan kemampuannya untuk memenuhi
tuntutan self care.
c. Memungkinkan orang yang berarti (bermakna) bagi klien untuk memberikan
asuhan depenent (dependent care) jika self carae tidak memungkinkan, oleh
karena self care deficit apapun dihilangkan.
d. Jika ketiganya diatas tidak ada yang tercapai, perawat secara langsung dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan self care klien.

Tujuan keperawatan pada model Orem yang diterapkan kedalam praktek


keperawatan keluarga/komunitas adalah :

11
1) Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara
therpeutik.
2) Menolong klien bergerak kearah tindakan-tindakan asuhan mandiri.
3) Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang
mengalami gangguan secara kompoten.

2.6.4 Model “Health carae System” B. Neuman (1972)

Model konsepsual dari Neuman memberi penekanan pada penurunan stress


dengan memperkuat garis pertahanan diri baik yang bersifat fleksibel, normal
maupun yang resisten. Intervensi ini diarahkan pada ketiga garis pertahanan tersebut
yang terkait dengan tiga level prevensi. Model ini menganalisa interaksi dari empat
variable yang menunjang komunitas, yaitu fisiologis, Psikologis, Sosial cultural, dan
perkembangan spiritual, adapun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan
keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Asumsi yang dikemukakan oleh Neuman
berdasarkan empat konsep utama dari paradigma keperawatan yang terkait dengan
keperawatan komunitas adalah sebagai berikut :

1) Manusia : Merupakan suatu sistem terbuka, yang selalu mencari


keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari
variabel-variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan
perkembangan spiritual.
2) Lingkungan : Meliputi semua faktor internal dan eksternal atau
pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien
3) Kesehatan : Kemampuan komunitas mempertahankan keseimbangan
terhadap stresor yang ada dan mempertahankan keharmonisan antara
bagian dan subbagian keseluruhan komunitas. Model ini pun
menjelaskan bahwa sehat merupakan respons sistem terhadap stresor
dilihat dalam satu lingkaran konsentris core (inti) dengan tiga garis
pertahanan, yaitu fleksibel, normal, dan resisten, dengan lima variabel
yang saling memengaruhi, yaitu fisiologi, psikologi, sosiobudaya,
spiritual dan perkembangan.

12
4) Keperawatan : Model ini menjelaskan bahwa keperawatan
memperhatikan manusia secara utuh untuk mempertahankan semua
variabel yang memengaruhi respons klien terhadap stresor. Melalui
penggunaan model keperawatan ini, diharapkan dapat membantu
individu, keluarga dan kelompok untuk mencapai dan
mempertahankan level maksimum dari total wellness. Perawat
membantu komunitas menjaga kestabilan dengan lingkungannya
dengan melakukan prevensi primer untuk garis pertahanan fleksibel,
prevensi sekunder untuk garis pertahanan normal, dan prevensi tersier
untuk garis pertahanan resisten. Pelayanan keperawatan juga
disesuaikan dengan kondisi yang dialami komunitasnya. Contoh, jika
stresor ada di lingkungan klien, yaitu menembus garis pertahanan
fleksibel, maka yang dilakukan perawat adalah melakukan prevensi
primer (tingkat pencegahan primer), seperti mengkaji faktor-faktor
risiko, memberi pendidikan kesehatan atau membantu klien sesuai
dengan kebutuhannya. Jika stresor telah menembus garis pertahanan
normal, maka yang dilakukan perawat adalah melakukan prevensi
sekunder, seperti melakukan deteksi dini, menentukan sifat dari proses
penyakit dan memberikan pelayanan keperawatan segera. Jika stresor
telah mengganggu garis pertahanan resisten, maka upaya prevensi
tersier dapat dilakukan oleh perawat untuk membatasi atau
mengurangi efek dari proses penyakitnya atau mengoptimalkan
potensi komunitas sebagai sumber rehabilitasi. Aplikasi model neuman
pada komunitas Sesuai dengan Neuman, kelompok/komunitas dilihat
sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu komunitas
yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai
pendekatan yang terdiri dari lima tahapan: pengkajian, penegakan
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

2.7 Peran dan fungsi perawat dalam keperawatan komunitas

13
2.7.1 Pengertian Peran dan Fungsi Perawat

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang


lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam, suatu sistem. Peran
dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat
stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada
situasi sosial tertentu (Kozier, 1995). Peran perawat adalah tingkah laku yang
diharapkan oleh sesorang terhadap orang lain, dalam hal ini peran perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan kepada klien,
sebagai pendidik tenaga perawat dan masyarakat, koordinator dalam
pelayanan.

Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai


dengan perannya yang dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu shat maupun sakit
dimana segala aktivitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan kesehatan
berdasarkan pengetahuan yang di miliki, aktivitas ini di lakukan dengan
berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin
dalam bentuk proses keperawatan yang terdiri dari tahap pengkajian,
identifikasi masalah (diagnosa keperawatan), perencanaan, implementasi dan
evaluasi Peran Perawat Komunitas.

Menurut pendapat Doheny dkk (1982) ada beberapa elemen peran


perawat profesional (element rool) antara lain: care giver, client advocate,
conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan
interpersonal proses. Hal ini seperti yang dijelaskan di bawah ini:

a. Care Giver

Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemberi asuhan, maka perawat


berperan untuk:

1) Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,


kelompok, atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi.

14
2) Memperhatikan individu dalam konteks sesual kehidupan klien

3) Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi


diagnosis keperawatan

b. Client Advocate

Tugas perawat sebagai pembela klien memiliki peran sebagai berikut:

1) Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam


menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil
persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya.

2) Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan


karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi
dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim
kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan
perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang pembela klien
adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya
peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan
klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.

Hak-Hak klien antara lain:

1) Memperoleh pelayanan yang manusiawi, adil, jujur dan tanpa


diskriminasi
2) Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan
standar profesi dan standar operasional prosedur;
3) Memperoleh pelayanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;

15
4) Memilih dokter dan dokter gigi yang sesuai dengan
keinginannya dan peraturan rumah sakit/puskesmas, bila
memungkinkan;
5) Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada
dokter atau dokter gigi lain yang mempunyai SIP baik di dalam
maupun diluar rumah sakit/puskesmas;
6) Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya;
7) Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosa dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan,
risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan progosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
8) Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan atas penyakit yang
dideritanya;
9) Didampingi keluarganya pada saat kritis;
10) Menjalankan ibadah sesuai dengan agama selama hal tersebut
tidak mengganggu pasien lain;
11) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
menjalani perawatan di rumah sakit/ puskesmas;
12) Mengajukan usul, saran atau perbaikan atas perlakuan rumah
sakit/puskesmas terhadap dirinya;
13) Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan
agama atau kepercayaannya;
14) Mendapatkan perlindungan atas rahasia kedokteran termasuk
kerahasiaan rekam medis;
15) Mendapatkan akses terhadap isi rekam medis;

16
16) Memberikan persetujuan atau menolak untuk menjadi bagian
dalam suatu penelitian; menyampaikan pengaduan atau
keluhan atas pelayanan yang diterima;

Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain:

1) Hak atas informasi yang benar


2) Hak untuk bekerja sesuai standar
3) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4) Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5) Hak atas rahasia pribadi
6) Hak atas balas jasa

c. Conselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan


mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun
hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan
seseorang.

d. Collabolator

Peran Sebagai Kolaborator Perawat disini dilakukan karena perawat


bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi,
dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya dalam kaitannya membantu mempercepat
penyembuhan klien.

e. Coordinator

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta


mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.

17
Tujuan Perawat sebagai koordinator adalah:

1) Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif. etisien dan


menguntungkan klien.
2) Pengaturan waktu dan seluruh aktivitas atau penanganan pada klien.
3) Menggunakan keterampilan perawat untuk merencana-kan,
mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengontrol

f. Change Agent

Pembawa perubahan adalah seseorang yang berinisiatif membantu orla


membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Mengidentifikasi masalah,
mengkaji motivasi pasien dan membantu klien untuk berubah, menunjukkan
alternatif, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya
menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan
membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing
klien melalui fase ini.

2.7.2 Fungsi Perawat Komunitas

Fungsi suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.


Dalam melaksanakan tugasnya perawat memiliki fungi yaitu perawat independen,
fungi dependen, dan fungi interdependen.

a. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri
dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan
kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit,
pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),

18
pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan
tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis
kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
c. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya fungsi ini dapat terjadi apa
bila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter
dalam memberikan tanda pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keperawatan Komunitas adalah layanan keperawatan professional vang ditujukan


pada masyarakat deng penekanan kelompok risiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
pemeliharaan & rehabilitasi dengan menjamin keterjangkauan layanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan,
dan evaluas1 layanan keperawatan. Ada beberava model Konseptual Keperawatan
yang diterapakan dalam Keperawatan Komunitas, yaitu Model Konseptual
Lingkungan, Model Konseptual Keperawatan Mandir1, Model Konseptual

19
Keperawatan Sistem, Model Konseptual Keperawatan Adaptasi, Model Konseptual
Keperawatan Health Care System, Model Konseptual Keperawatan Need Based,
Model Konseptual Keperawatan Martha Rogers, Model Konseptual Keperawatan
Johnson, dan Model Konseptual Keperawatan Orlando. Dari beberapa Model
Keperawatan kelompok membahas mengenai Tori dan Model keperawatar
Konseptual menurut Florence Nihgtingale yang berbasis pada lingkungan dimana
Model konsep Florence menempatkan lingkungan sebagai fokus keperawatan dan
perawat komunitas berupaya memberikan bantuan asuhar keperawatan berupa
pemberian udara bersih dan segar, penerangan (lampu) yang tepat, kenyamanan
lingkungan, mengatur kebersihan, keamanan dan keselamatan serta pemberian nitrisi
(gizi) yang adekuat, yang pelaksanaannya diupayakan secara mandiri tapa bergantung
pada profesi lain.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah in1 diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca


mengenai aplikasi Model dan Tori keperawatan berbasis lingkungar dan dapat
mengaplikasikannya dalam bertgas pada area komunitas.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. A. (2019). KONSEP-KONSEP DASAR DALAM KEPERAWATAN


KOMUNITAS. Yogyakarta: DEEPUBLISH.

Harnilawati. (2013). Pengantar Ilmu Keperawatan Komunitas. Sulawesi: Pustaka As


Salam.

Putra, R. W. (2017, Oktober 29). KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS.


Diambil kembali dari blogspot.com

https://rizkiperawatmuda.blogspot.com/2017/10/konsep-dasar-keperawatan-
komunitas.html

20
21

Anda mungkin juga menyukai