Anda di halaman 1dari 15

JARINGAN KERJA BIDAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :

NAMA : 1. AMANDA PASCA AMALIYAH (PO7124119050)

2. ANIS LORENZA (PO7124119053)

3. DHITA PRATIWI (PO7124119058)

4. ELZA DWI NURBAITI (PO7124119062)

5.FINA NOVIANTI (PO7124119064)

6.INDAH MAHARANI PERTIWI (PO7124119066)

7.INDIE DJULAIHA (PO7124119067)

8. MEGA INDAH LESTARI (PO7124119073)

TINGKAT : II REGULER B

DOSEN PEMBIMBING : APRILLIA AYU SY, SST,M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

TAHUN AKADEMIK 2021 / 2022


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas dengan
judul “Jaringan kerja komunitas kebidanan".

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, 2 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar. ................................................................................................................1

BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar belakang ........................................................................................................2

B. Rumusan ................................................................................................................ 2

C. Tujuan...................................................................................................................... 2

D. Manfaat....................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN .......................................................................................................3

A. pengertian................................................................................................................ 4

B. Sasaran Kebidanan Komunitas ..............................................................................5

C. Peran bidan dalam Sasaran Komunitas ................................................................6

D. Jaringan kerja bidan dalam Komunitas..................................................................6

E. Tujuan dari kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam kebidanan komunitas
antara lain. ..................................................................................................................... 7

BAB 3 PENUTUP................................................................................................................... 9

A. Kesimpulan .................................................................................................................9

B. saran ..........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.... ......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok orang yang berada di suatu lokasi tertentu. Sarana
kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada dalam keluarga dan
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan diluar rumah sakit.
Kebidanan komunitas dapat juga merupakan bagian atau kelanjutan pelayanan
kebidanan yang diberikan di rumah sakit. Pelayanan kesehatan ibu dan anak di
lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Kelompok komunitas terkecil adalah keluarga individu yang dilayani adalah
bagian dari keluarga atau komunitas. Oleh karena itu, bidan tidak memandang
pasiennya dari sudut biologis. Akan tetapi juga sebagai unsur sosial yang memiliki
budaya tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan lingkungan
disekelilingnya.
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan
kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi
termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual
dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu
system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat
maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat.
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan
masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas
sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan,
yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai
dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia
dan sejahtera.
Dapat ditemukan disini bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam kebidanan
komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, sasaran pelayanan, lingkungan dan

1
pengetahuan serta teknologi.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang diagkat dalam makalah ini yaitu bagaimanakah jaringan kerja
kebidanan komunitas?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang jaringan kerja
kebidanan komunitas.

D. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah :
1. Penulis dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang
jaringan kerja kebidanan komunitas.
2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang
jaringan kerja kebidanan komunitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Bidan di Indonesia (IBI) adalah “ seorang wanita yang mendapat
pendidikan kebidanan formal dan lulus serta terdaftar di badan resmi pemerintah
dan mendapat izin serta kewenangan melakukan kegiatan praktek mandiri” (50
Tahun IBI). Bidan lahir sebagai wanita terpercaya dalam mendampingi dan
menolong ibu-ibu melahirkan, tugas yang diembankan sangat mulia dan juga
selalu setia mendampingi dan menolong ibu dalam melahirkan sampai sang ibu
dapat merawat bayinya dengan baik.
Bidan diakui sebagai profesional yang bertanggungjawab yang bekerja sebagai
mitra prempuan dalam memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan
nasihat selama kehamilan, periode persalinan dan post partum,
melakukan pertolongan persalinan di bawahtanggung jwabnya sendiri dan
memberikan asuhan pada bayi baru lahir dan bayi.
Kebidanan (Midwifery) mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan
pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. (Syahlan, 1996 : 12). Komunitas
berasal dari bahasa Latin yaitu “Communitas” yang berarti kesamaan, dan juga
“communis” yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan
sebagai kelompok orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu
(Meilani, Niken dkk, 2009). Menurut Saunders (1991) komunitas adalah tempat
atau kumpulan orang atau sistem sosial.
Definisi Kebidanan Komunitas sebagai segala aktifitas yang dilakukan oleh
bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian
kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga
dan masyarakat. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan
profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok
resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
3
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985;
Logan dan Dawkin, 1987 dalam Syafrudin dan Hamidah, 2009)
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep
utama dalam pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/ lingkungan,
kesehatan dan pelayanan kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma
kebidanan dan paradigma sehat sehingga diharapkan tercapainya taraf
kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009 : 8).
B. Sasaran Kebidanan Komunitas
Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam komuniti
terdapat kumpulan individu yang membentuk keluarga atau kelompok
masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan
anak.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan
keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. ( Syahlan, 1996 :
16 )
a. Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, nifas dan masa interval.
b. Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra
sekolah dan sekolah.
c. Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak,
pemeliharaan ibu sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok
usila (gangrep).
d. Masyarakat (community) : remaja, calon ibu dan kelompok
ibu. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan
masyarakat baik yang sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan
secara umum (Meilani, Niken dkk, 2009 : 9).
Sasaran utama kebidanan komunitas adalah ibu dan anak balita yang berada
didalam keluarga dan masyarakat. Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk
social yang memiliki budaya tertentu dan dipengaruhi oleh koondisi ekonomi,
politik, sosiial budaya dan lingkungan sekitarnya. Unsure-unsur yang tercakup
dalam kebidanan komunitas adalah bidan, pelayanan kebidanan, lingkungan dan
pengetahuan serta teknologi.
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga.
Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di
masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga
4
bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera.
Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan
ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera
dalam komunitas tertentu.

C.Peran Bidan dalam Pelayanan Kebidanan Komunitas


Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan
bagian atau kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit.
Misalnya : ibu yang melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke
rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan merupakan kegiatan kebidanan
komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan
melayani kesehatan ibu dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan
kebidanan komunitas.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami
perannya di komunitas, yaitu :
a. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai
pendidik, bidan berupaya merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai
dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan di
komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain dengan
memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan
keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
ceramah, bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara
tersebut merupakan penyuluhan secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang
tidak langsung misalnya dengan poster, leaf let, spanduk dan sebagainya.
b. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan
kepada komunitas. Disinibidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan.
5
Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan
serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, nifas, menyusui dan masa interval
dalam keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi di
keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
c. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek
mandiri. Bidan dapat mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran
bidan di sini adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit puskesmas,
polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola bidanmemimpin dan
mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya lebih
rendah. Contoh : praktek mandiri/ BPS.
d. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya,
perkembangan keluarga dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat
memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil analisanya. Sehingga bila peran
ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat tentang
permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera
melaksanakan tindakan.
e. Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan
permasalahan yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan
masyarakat untuk ikut berperan serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri
sendiri, keluarga maupun masyarakat.
f. Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat didefinisikan sebagai kegiatan memberi
informasi dan sokongan kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan
yang terbaik dan memungkinkan bagi dirinya.
6
g. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
h. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga
serta berpartisipasi dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu
kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan kesehatan. (Syafrudin dan
Hamidah, 2009 : 8)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu – waktu
bekerja dalam tim, misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu
anggotanya adalah bidan.

D.Jaringan Kerja Kebidanan Komunitas


Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas
Pembantu, Polindes, Posyandu, BPS, Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan,
1996 : 235)
Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali
kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing
– masing, selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi
dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim
dan hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/
leader di mana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus
pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas. (Meilani, dkk, 2009 : 11)
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program
dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang
dilaksanakan di dalam satu instansi terkait, misalnya : imunisasi, pemberian tablet
FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan kerjasama lintas sektor
merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/ departemen lain, misalnya :
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
sebagainya.

E. Tujuan dari kerjasama lintas program dan lintas sektoral dalam kebidanan
komunitas antara lain.
1. Meningkatkan koordinasi untuk memenuhi kewajiban peran masing-masing
7
dalam pembangunan kesehatan. Intinya adalah kerja sama lintas program dan
sektoral untuk memecahkan suatu masalah kesehatan. Oleh karena itu fungsi
koordinasi yang dilakukan oleh sektor kesehatan merupakan suatu keharusan.

2. Meningkatkan komunikasi antara sektoral pemerintahan dan swasta tentang


masalah kesehatan. Agar saling memahami di antara anggota dan mitra, maka
diperlukan komunikasi yang efektif melalui pertemuan-pertemuan berkala
berdasarkan kesepakatan bersama.
3. Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah
kesehatan dan memaksimalkan keuntungan semua pihak. Tujuan utama dari
kemitraan di bidang kesehatan adalah menggalang kekuatan untuk memecahkan
dan menanggulangi masalah kesehatan masyarakat setempat. Oleh sebab itu,
memaksimalkan manfaat atau keuntungan adalah merupakan harapan bersama
dari sebuah kemitraan.
4. Meningkatkan apa yang menjadi komitmen bersama. Komitmen adalah suatu
kesediaan dan pengorbanan ( waktu, pikiran, tenaga, dan sebagainya) masing-
masing anggota kemintraan terhadap program atau upaya pemecahan masalah
kesehatan yang telah disepakati bersama.
Dalam komitmen pasti ada pengorbanan dari masing-masing anggota.
5. Tercapainya upaya kesehatan yang efisien dan efektif atau berdaya guna dan
berhasil guna. Pendekatan yang digunakan dalam kerjasama lintas program dan
lintas sektoral antara lain.
a. Input
Input sebuah kemitraan adalah semua sumber daya yang dimiliki oleh masing-
masing unsur yang terjalin dalam kemitraan, terutama sumber daya manusia, dan
sumber daya yang lain seperti dana, sistem informasi, teknologi, dan sebagainya.
Selain itu, jumlah atau banyaknya mitra yang terlibat juga merupakan input.
b. Proses
Proses dalam kemitraan pada hakikatnya adalah kegiatan-kegiatan untuk
membangun kemitraan tersebut.
c. Output
Output adalah terbentuknya kerja atau networking, forum, dan sebagainya
yang terdiri dari berbagai unsur dan tersusunnya program dan pelaksanaannya
berupa kegiatan bersama dalam rangka memecahkan masalah kesehatan. Selain
8
itu, juga tersusun uraian tugas dan fungsi untuk masing-masing anggota.
d. Outcome
Outcome adalah dampak dari pada kerjasama terhadap peningkatan kesehatan
masyarakat. Oleh sebab itu, outcome dapat dilihat dari indikator-indikator derajat
kesehatan masyarakat, yang sebenarnya merupakan akumulasi dari dampak
upaya-upaya lain di samping kemitraan. Dengan demikian, outcome adalah
meningkatnya angka atau indikator kesehatan ,misalnya meningkatnya status gizi
anak balita, meningkatnya penduduk yang terakses air bersih, dan lain
sebagainya.

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus
pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB),
kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna.
Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan
mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik
tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di
masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani
keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan
komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana
seorang tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual

9
dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu
system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat
maupun sakit.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat
tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu
dimana factor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar
diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas
wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat
adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat
hubungan social tertentu.
Pembangunan kesehatan yang dimaknakan sebagai proses yang terus
menerus dan progresif untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
tertuang dalam Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang merupakan salah satu
tanggung jawab bidan di komunitas. Salah satu program yang didalamnya
termaktub mengenai kebidanan komunitas adalah program upaya kesehatan.
Adapaun salah satu sasaran dalam upaya kesehatan yang berhubungan dengan
peran dan fungsi bidan adalah upaya untuk meningkatkan prosentase pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan sesuai Quality Assurance, cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 75 %, penanganan komplikasi
obstetri 12%, pembinaan balita dan prasekolah menjadi 80 %, pelayanan
antenatal, post natal dan neonatal menjadi 90 %.

B. Saran

Kami sebagai penulis bahwa pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritiknya, untuk
pembuatan makalah kami kepadanya agar menjadi lebih baik lagi kami harap
maakalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat bagi para penbaca
yakni dapat memberikan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

10
11
DAFTAR PUSTAKA

Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.

Syafrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta.

Walsh, Linda V. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai