Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PKK 3

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)

DI PUSKESMAS MAKRAYU

TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :

NAMA NIM

1. Agustina Eka Wandari (PO.71.24.1.19.048)

2. Amanda Pasca Amaliyah (PO.71.24.1.19.050)

3. Nabila Tria Nanda (PO.71.24.1.19.029)

4. Nada Romadhona Yanuar (PO.71.24.1.19.030)

5. Sefti Rahma Dia (PO.71.24.1.19.087)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI D3 KEBIDANAN

TAHUN 2022
DAFTAR IS

2
i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia,
kekurangan gizi akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan
daya tahan tubuh yang berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian.
Kecukupan gizi sangat diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih
di dalam kandungan, bayi, anak-anak, masa remaja, dewasa, sampai usia lanjut.
Ibu atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi
yang cukup sehingga harus dijaga status gizi dan kesehatannya, agar dapat
melahirkan bayi yang sehat (Depkes RI, 2015).
Data menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia
masih tinggi berdasarkan SDKI tahun 2012 (359 per 100.000 kelahiran hidup),
kemudian melalui Survei Angka Sensus (SUPAS) terakhir pada tahun 2015
didapatkan bahwa AKI mengalami penurunan menjadi 305 kematian per
100.000 kelahiran hidup, hasil ini memperlihatkan angka kematian ibu tiga kali
lipat dibandingkan target MDGs yang harus dicapai yaitu sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2018).
Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) menjadi salah satu faktor
determinan terjadinya risiko gangguan masalah gizi dan kesehatan pada bayi
yang dilahirkan. Hasil Riskesdas 2018 menyatakan bahwa di Indonesia sebesar
17,3% ibu hamil mengalami KEK. Semakin muda usia kehamilan, semakin
besar peluang ibu hamil menngalami KEK. Pemberian makanan tambahan
bertujuan untuk mengatasi gizi kurang pada bumil dengan fokus pada
pemenuhan zat gizi makro maupun mikro yang diperlukan untuk mencegah
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Cakupan pemberian makanan tambahan
pada ibu hamil KEK di Indonesia tahun 2020 adalah 89%. Provinsi dengan
cakupan tertinggi pemberian makanan tambahan pada ibu hamil KEK adalah

1
Gorontalo, Bali, dan Kepulauan Riau sebesar 100,0%. Sedangkan Provinsi
dengan capaian terendah adalah Papua sebesar 65,7%. Untuk wilayah
Sumatera Selatan adalah sebesar 96.6% (Profil Kesehatan Indonesia, 2020).
Ibu mengalami resiko KEK selama hamil akan menimbulkan masalah,
baik pada ibu maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko
dan komplikasi pada ibu antara lain : anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak
bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi. KEK pada ibu hamil
dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan
keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia
pada bayi, asfiksia intrapartum (mati dalam kandungan) dan lahir dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) (Aminin, 2016).
Berdasarkan dari latar belakang penulis sangat tertarik untuk meangkat
studi kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Kekurangan Energi
Kronis (KEK) di Puskesmas Makrayu Kota Palembang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah : Bagaimana Asuhan Kebidanan pada Ny.M dengan
Kekurangan energi Kronis Di Puskesmas Makrayu Kota Palembang tahun 2022?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum Praktik Kebidanan Komunitas adalah mahasiswa
mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.M dengan Kekurangan
energi Kronis Di Puskesmas Makrayu Kota Palembang tahun 2022
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data dalam asuhan kebidanan
pada Ny.M dengan Kekurangan energi Kronis Di Puskesmas Makrayu
Kota Palembang tahun 2022.
b. Mahasiswa mampu melakukan analisa data dalam asuhan kebidanan
pada Ny.M dengan Kekurangan energi Kronis Di Puskesmas Makrayu
Kota Palembang tahun 2022.

2
c. Mahasiswa mampu merumuskan dan memprioritaskan masalah dalam
asuhan kebidanan pada Ny.M dengan Kekurangan energi Kronis Di
Puskesmas Makrayu Kota Palembang tahun 2022
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan/intervensi/implementasi dalam
asuhan kebidanan pada Ny.M dengan Kekurangan energi Kronis Di
Puskesmas Makrayu Kota Palembang tahun 2022

D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan ilmu dan pengetahuan masyarakat dalam asuhan
kebidanan yang telah diberikan serta mendapatkan kesadaran dalam
meningkatkan kemandirian mengatasi masalah kesehatan ibu hamil.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai sarana pembelajaran dan pengaplikasian ilmu yang telah
didapat dalam melakukan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan, nifas,
BBL, bayi, balita kesehatan reproduksi dan KB berdasarkan kasus nyata di
masyarakat.
3. Bagi Institusi
Sebagai model pengembangan dan untuk mengukur keberhasilan
kurikulum pada praktik klinik kebidanan.KEK.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo,
2013).
Kehamilan adalah proses dimana sperma menembus ovum
sehingga terjadinya konsepsi dan fertilasi sampai lahirnya janin, lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari
hari pertama haid terakhir. (Jenni, Mandang dkk, 2016)
Kurang energi kronis merupakan keadaan dimana ibu penderita
kekurangan makanan yang berlangsung pada wanita usia subur (WUS)
dan pada ibu hamil. Kurang gizi akut disebabkan oleh tidak
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau makanan yang
baik (dari segi kandungan gizi) untuk satu periode tertentu untuk
mendapatkan tambahan kalori dan protein (untuk melawan) muntah dan
mencret (muntaber) dan infeksi lainnya. Keadaan kekurangan energi
dalam waktu lama pada wanita usia subur (WUS) dan ibu hamil yang
ditandai dengan ukuran lingkar lengan atas (LiLA) 23,5 cm (Supariasa,
2012)
b. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda-tanda kehamilan menurut Mastiningsih (2019:47-60),
sebagai berikut:
1) Tanda tidak pasti kehamilan sebagai berikut:
a) Amenorea (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi. Dengan diketahuinya tanggal hari pertama
haid terakhir supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran

4
tanggal persalinan akan terjadi, dengan memakai rumus Naegle :
HT -3 (bulan +7). Menurut Medforth (2015) :
b) Perhitungan Taksiran Partus, Aturan Naegle :
(1) Tambahkan 9 bulan dan 7 hari ke HPHT.
(2) Atau kurangi 3 bulan dan tambahkan 7 hari (jangan lupa
menambahkan tahun).
(3) Untuk lebih akurat, sebagaimana didiskusikan di atas,
tambahkan 9 hari atau 7 hari.
(4) Jika tersedia, gunakan kalender obstetrik, tetapi beri tambahan
sebesar 2 hari.
(5) Aturan naegle mengasumsikan siklus menstruasi selama 28
hari.
(6) Ovulasi terjadi dalam 14 hari sebelum menstruasi, pada siklus
28 hari, ovulasi terjadi pada hari ke-14.
(7) Jika siklus menstruasi normal wanita lebih pendek atau lebih
panjang dari 28 hari, anda akan perlu menambah atau
mengurangi harinya sesuai siklus. Hitungan sesuai dengan
aturan Naegle di atas, kemudian tambah atau kurangi hari yang
diperlukan.
c) Penetapan Usia Kehamilan
(1) Hari pertama periode haid terakhir (HPHT). Ini mungkin sulit
dipastikan secara akurat, kecuali wanita telah terbiasa mencatat
tanggal menstruasinya.
(2) Lama siklus menstruasi dalam hitungan hari dan
keteraturannya.
(3) Jumlah hari perdarahan dan apakah periode menstruasi terakhir
mengeluarkan perdarahan yang normal
(4) Metode kontrasepsi yang biasa digunakan wanita dan kapan
metode kontasepsi ini dihentikan. Jika periode menstruasi
terakhir adalah perdarahan lecut (Withdrawal bleed) setelah
kontrasepsi oral maka data tanggal ini tidak dapat diandalkan.

5
d) Mual dan muntah
Biasa terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness.
e) Mengidam (ingin makanan khusus)
Sering terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, akan tetapi
menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
f) Anoreksia (tidak ada selera makan)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, tetapi
setelah itu nafsu makan timbul.
g) Mammae menjadi tegang dan besar
Keadaan ini disebabkan pengaruh hormon esterogen dan
progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
h) Miksi sering
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih
tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang
pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini
kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
i) Konstipasi dan Obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan
untuk buang air besar.
j) Pigmentasi (perubahan warna kulit)
Pada areola mamae, genital, cloasma, linea alba yang berwarna
lebih tegas, melebar dan bertambah gelap terdapat perut bagian
bawah.

k) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae (gusi berdarah). sering
terjadi pada triwulan pertama.
l) Varises (Pemekaran Vena-vena)

6
Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesterone
terjadi penampakan poembuluh darah vena. Penampakan pembuluh
darah terjadi disekitar genetalia eksterna, kaki dan betis, dan
payudara.
2) Tanda-tanda kemungkinan kehamilan
a) Perut membesar.
b) Uterus membesar.
c) Tanda Hegar
Tanda ini berupa perlunakan pada daerah isthmus uteri,
sehingga daerah tersebut pada penekanan mempunyai kesan lebih
tipis dan uterus mudah difleksikan. Tanda ini mulai terlihat pada
minggu ke-6 dan menjadi nyata pada minggu ke 7-8.
d) Tanda Goodell’s
Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Servik terasa lebih
lunak.
e) Tanda Chadwick
Dinding vagina mengalami kongesti, warna kebiru-biruan.
f) Tanda Piskaceck’s
Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus
dekat dengan implantasi plasenta.
g) Tanda Braxton Hicks
Kontraksi-kontraksi kecil uterus bila dirangsang.
h) Teraba Ballottement
Ballottement adalah tanda-tanda ada benda terapung atau
melayang dalam cairan. Tanda ini muncul pada minggu ke 16-20.
i) Test Kehamilan Positif
Dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan.
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon
gonadotropin dalam urine. Kadar yang melebihi ambang normal,
mengindikasikan bahwa wanita mengalami kehamilan.
3) Tanda pasti (positif) hamil

7
a) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop lenec pada minggu 17-18,
pada orang gemuk lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonik
(doppler) bisa lebih awal terdengar sekitar minggu ke-12.
b) Palpasi
Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya jelas
setelah mingu ke-22. gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas
setelah minggu ke 24.
c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan, ada
gambaran embrio.
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin (>16
minggu).
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan Menurut Anggrita Sari,
dkk (2015), meliputi:
1) Faktor fisik
a) Status kesehatan
Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi
kesehatan sebelum atau selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih
berbahaya lagi jika wanita tersebut sedang sakit.
b) Status gizi
Selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi bagi bayi
yang dikandungnya. Apa yang ibu makan akan memepengaruhi kondisi
bayi. Wanita hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko
tinggi keguguran, kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru
lahir, cacat dan Berat Lahir Rendah. Selain itu umumnya pada ibu
dengan status gizi kurang tersebut dapat terjadi 2 komplikasi yang cukup
berat selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan sel darah merah) dan
pre eklampsia/eklampsia.
c) Gaya hidup
Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I
untuk menghindari rokok, minuman beralkohol, dan obat-obatan yang
tidak dianjurkan oleh dokter atau bidan karena sangat berbahaya bagi

8
bagi ibu dan bayinya. Semua benda tersebut dapat terserap dalam darah
ibu kemudian terserap dalam darah bayi melalui system sirkulasi plasenta
selama kehamilan.
d) Hamil diluar nikah dan kehamilan yang tidak diharapkan
Di beberapa golongan masyarakat ada orang-orang yang tidak
menghargai ibu-ibu yang tidak bersuami atau hamil diluar nikah.
Sehingga akan mempengaruhi kejiwaan ibu tersebut selama kehamilan
dan menyebabkan ibu tidak mengharapkan kehadiran bayinya dan
menolak kehamilannya.
2) Faktor psikologi, stressor internal, eksternal, substance abuse, partner
abuse.
a) Stressor internal & eksternal
Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan berasal dari
dalam diri ibu dapat berupa latar belakang kepribadian ibu dan pengaruh
perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor
psikologi yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa pengalaman ibu.
b) Support keluarga
Support keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat
berjalan lancar antara lain : memberikan dukungan pada ibu untuk
menerima kehamilannya, memberi dukungan pada ibu untuk menerima
dan mempersiapkan peran sebagai ibu, memberi dukungan pada ibu
untuk menghilangkan rasa takut dan cemas terhadap persalinan, memberi
dukungan pada ibu untuk menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan
anak yang dikandungnya melalui perawatan kehamilan dan persalinan
yang baik, menyiapkan keluarga lainnya untuk menerima kehadiran
anggota keluarga baru.
3) Faktor lingkungan, sosial budaya, fasilitas kesehatan, ekonomi
a) Faktor lingkungan
Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk menjadi
sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena kemiskinan,
kurangnya pelayanan medik, kurang pendidikan dan pengetahuan,
termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang merugikan
atau membahayakan.

9
b) Kebiasaan adat istiadat
Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat- istiadat
daerah masing-masing. Kebiasaan/mitos tersebut dapat mempengaruhi
psikologi ibu (cemas dan khawatir), misalnya bumil dilarang makan
strawberry karna tubuh bayi akan berbintik, menggeliat karna bayi akan
terlilit tali pusat dan lain-lain.
c) Fasilitas kesehatan
Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak yang
mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering
memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan dalam
keadaan darurat.
d) Sosial ekonomi
Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan- kebutuhan ibu selama
kehamilan antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-
obatan, tenaga kesehatan dan transportasi/sarana angkutan.
e) Gizi Ibu Hamil
Menurut Intan dkk (2016), tujuan penatalaksanaan gizi pada wanita
hamil adalah untuk mencapai status gizi ibu yang optimal sehingga ibu
menjalani kehamilan dengan aman, melahirkan bayi dengan potensi fisik
dan mental yang baik. Kebutuhan gizi tersebut adalah :
(1) Asam folat
Pemakaian asam folat pada pre dan perikonsepsi dapat menurunkan
resiko kerusakan otak, kelainan neural, spina bifida dan anensefalus,
baik pada ibu hamil yang normal maupun beresiko. Asam folat juga
berguna untuk produksi sel darah merah, sintesis DNA pada janin dan
pertumbuhan plasenta. Pemberian multivitamin saja tidak terbukti efektif
mencegah kelainan neural minimal pemberian suplemen asam folat
dimulai dari umur 2 bulan sebelum konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan
pertama kehamilan. Dosis pemberian asam folat untuk preventif adalah 5
mcg atau 0,8 mg, sedangkan untuk kelompok dengan faktor resiko adalah
4 mg/hari
(2) Kebutuhan energi

10
Diet pada ibu hamil tidak hanya difokuskan pada tinggi protein saja
tetapi pada susunan gizi seimbang dan juga protein. Hal ini juga efektif
untuk menurunkan kejadian BBLR dan kematian perinatal. Kebutuhan
energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses tumbuh kembang janin
dan perubahan pada tubuh ibu
(3) Protein
Pembentukan jaringan baru dari janin dan untuk tubuh ibu
dibutuhkan protein sebesar 910 gram dalam 6 bulan terakir kehamilan
dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari untuk ibu hamil.
(4) Zat besi
Pemberian suplemen tablet tambah darah atau zat besi secara rutin
adalah untuk membangun cadangan besi, sintesa sel darah merah, dan
sintesa darah otot. Setiap tablet besi mengandung FeSO4 320 mg (zat
besi 30 mg), minimal 90 tablet selama hamil. Dasar pemberian zat
besi adalah adanya perubahan volume darah hydraemia (peningkatan sel
darah merah 20-30% sedangkan peningkatan plasma darah 50%). Tablet
besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi krna mengandung
tanin atau pitat yang menghambat penyerapan zat besi.
(5) Kalsium
Kalsium pada usia keamilan 20 minggu laju penyaluran kalsium dari
ibu ke fetus mencapai 50 mg/hari dan mencapai puncaknya apabila
mendekati kelahiran yaitu 330 mg/hari. Kalsium mengandung mineral
yang penting untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki
serta punggung. Kalsium dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan
bakal gigi janin yang dimulai sejak kehamilan 8 minggu. Ibu hamil
membutuhkan kalsium sekitar 900 mg/hari. Sumber kalsium adalah susu
dan olahannya, teri dan udang kecil dan kacang-kacangan.
(6) Niasin dan Riboflavin
selama hamil niasin diperlukan yaitu 2 mg/hari dan 0,3 mg/hari dari
riboflavin. Riboflavin mengalami peningkatan sebanyak 15% dan niasin
30%.
(7) Yodium

11
Defisiensi yodium menyebabkan kritinisme tambahan yodium yang
diperlukan sebanyak 25 ug/hari. Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk
senyawa tiroksin yan berperan mengontrol setiap metabolisme sel baru
yang terbentuk bila ibu hamil kekurangan yodium akan dapat
mengakibatkan : proses perkembangan janin termasuk otaknya terhambat
dan terganggu, janin akan tumbuh kerdil.

Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi


Nutrisi Tak Hamil Hamil
Kalori 2.000 2300
Protein 55 g 65 g
Kalsium(Ca) 0,5 g 1g
Zat besi (Fe) 12 g 17 g
Vitamin A 5000 IU 6000 IU
Vitamin D 400 IU 600 IU
Tiamin 0,8 mg 1 mg
Vitamin C 60 mg 90 mg

2. Kekurangan Energi Kronis (KEK)


a. Definisi
Kekurangan Energi Kronis adalah salah satu keadaan malnutrisi, yaitu
keadaan patologis akibat kekurangan zat gizi dan ambang LiLA pada WUS dan
PUS <23,5 , diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR (Supariasa,
2012)
Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana
status gizi seseorang buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi
pangan sumber energi yang mengandung zat gizi makronutrien yakni yang
diperlukan banyak oleh tubuh dan makronutrien yang diperlukan sedikit
olehtubuh (Rahmaniar, 2013).
Kondisi kurang energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia
subur yaitu wanita yang berusia 15-45 tahun. Kekurangan energi kronis dapat
diukur dengan mengetahui lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh
seseorang. Ibu yang mempunyai lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 cm
dapat dikatakan ia mengalami kekurangan gizi kronis (Chandradewi, 2015).
b. Tanda dan gejala
Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi :

12
1) Berat badan <40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5
cm.
2) Tinggi badan <145 cm.
3) Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.
4) Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
5) Bibir tampak pucat.
6) Nafas pendek.
7) Denyut jantung meningkat.
8) Susah buang air besar.
9) Nafsu makan berkurang.
10) Kadang-kadang pusing.
11) Mudah mengantuk.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menurut Intan Agria dkk (2012)
yaitu:
1) Umur
Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebihbanyak energi
yang diperlukan.
2) Berat Badan
Di negara maju pertambahan BB selama hamil sekitar 1-14 kg,
kalau ibu kurang gizi pertambahan BB hanya 7-8 kg, dengan akibat akan
melahirkan bayi BBLR.
3) Suhu Lingkungan
Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih
besar pula masukan energi yang diperlukan.
4) Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam
makanan.
5) Penyusunan menu makan ibu hamil dipengaruhi oleh : kemampuan
keluarga membeli makanan dan pengetahuan tentang zat gizi.
6) Aktivitas
Setiap aktifitas perlu energi, makin banyak aktifitas yang
dilakukan makin banyak energi yang diperlukan tubuh.
7) Status Kesehatan

13
Pada kondisi sakit asupan gizi pada ibu hamil tidak boleh
dilupakan.

8) Status ekonomi
Status ekonomi dan status sosial mempengaruhi seorang wanita
dalam memilih makanannya.
d. Akibat KEK
Menurut Anggrita Sari dkk (2015) yaitu :
1) Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan
komplikasi pada ibu antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.
2) Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan
operasi cenderung meningkat.
3) Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum
(mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR).
e. Pencegahan KEK
Cara pencegahan KEK adalah
1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :
Makan-makanan yang bervariasi dan cukup mengandung kalori
dan protein termasuki makan makanan pokok seperti nasi, ubi, dan
kentang setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti
daging, ikan, telur, kacang- kacangan atau susu sekurang-kurangnya
sehari sekali.

14
Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan
makanan hewani (daging, ikan, ayam, telur) dan bahan makanan
nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang- kacangan, tempe).
Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin C (daun katuk, daun singkong,bayam, jambu,
tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam usus. Menambah pemasukan zat besi
kedalam tubuh dengan minum tablet penambah darah.
f. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan
1) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
seimbang dan harus meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang
mengandung protein (hewani dan nabati), susu dan olahannnya
(lemak), roti dan biji-bijian (karbohidrat), buah dan sayur-sayuran
(Proverawati dan Siti, 2009).
2) Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil Ibu
hamil membutuhkan tambahan energi/kalori untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta,
jaringan payudara dan cadangan lemak. Tambahan
energi yangdiperlukan selama hamil yaitu 27.000 –
80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi
yang dibutuhkan oleh janin untuk tumbuh dan
berkembang adalah 50-95 Kkal/hari. Kebutuhan
tersebut terpenuhi dengan mengkonsumsi sumber
tenaga (kalori/energi) sebanyak 9 porsi, sumber zat
pembangun (protein) sebanyak 10 porsi dan sumber
zat pengatur sebanyak 6 porsi dalam sehari. Setelah
menyusun menu seimbang perlu juga dibuat
prosentase pembagian makan dalam sehari yaitu:
(a) Makan pagi : jam 07.00 : 25%
(b) Selingan pagi : jam 10.00 : 10%
(c) Makan siang : jam 12.00 : 25%
(d) Selingan sore : jam 15.00 : 10%

15
(e) Makan malam : jam 18.00 : 20%
(f) Selingan malam : jam 20.00 : 10% (Proverawati dan Siti,
2009)
3) Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi
ibu hamil) PMT pemulihan bumil KEK adalah
makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu
hamil sebagai makanan tambvahan untuk
pemulihan gizi, PMT Pemulihan bagi ibu hamil
dimaksudkan sebagai tambahan makanan, bukan
sebagai pengganti makanan sehari-hari. PMT
dilakukan berbasis bahan makanan lokal dengan
menu khas daerah yang disesuaikan dengan
kondisi setempat. Mulai tahun 2012, Kementrian
Kesehatan RI menyediakan anggaran untuk
kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi dan
ibu hamil KEK melalui Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK). PMT diberikan kepada ibu yang
hamil setiap hari selama 90 hari berturut-turut atau
dikondisikan dengan keadaan geografis dan sumber
daya kader masyarakat yang membantu proses
memasak PMT (Panduan Penyelenggaraan PMT
(Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang dan Ibu Hamil).
4) Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu
hamil dengan memperbaiki sistem distribusi dan
monitoring secara terintegrasi dengan program
lainnya seperti pelayanan ibu hamil dll (Waryana,
2010).
5) Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali
selama hamil untuk mendapatkan pelayanan
secara maksimal (Waryana, 2010).

16
6) Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA.
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai
dengan sentimeter, dengan batas ambang 23,5 cm
(batas antara merah dan putih). Berat badan adalah
salah satu parameter yang memberikan gambaran masa
tubuh. Masa tubuh sangat sensitive terhadap
perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya
karena terserang penyakit infeksi, menurunnya nafsu
makan atau menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi (Waryana, 2010).

B. Teori Manajemen Asuhan Kebidanan


1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan, dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang
berfokus pada klien (Varney, 2007).
a. Pemeriksaan Antenatal
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan (Saifuddin,
2018).
Pemeriksaan antenatal terdiri dari anamnesis, pemeriksaan umum dan
kebidanan, pemeriksaan penunjang serta konseling.
1) Anamnesis
Anamnesis merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan
cara wawancara terhadap pasien ataupun keluarga pasien.
Pengumpulan data atau pemeriksaan yang dilakukan dengan
langsung mewawancarai pasien disebut dengan auto anamnesis
sedangkan pemeriksaan yang dilakukan dengan mewawancarai
orang lain disebut dengan aloanamnesis. Menurut Dartiwen dan

17
Nurhayati (2019:142), anamnesis yang dapat dilakukan pada
pemeriksaan kehamilan meliputi :
a) Identitas Klien
Pemeriksaan anamnesis pertama yang harus dilakukan oleh
bidan adalah menanyakan mengenai identitas klien berupa
nama, umur, pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, agama,
alamat, nomor telepon, serta identitas suami. Umur perlu
ditanyakan pada pasien/klien untuk mendeteksi faktor risiko
yang dapat menjadi penyulit dalam kehamilan. Pendidikan
perlu ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan pasien tentang
kehamilan dan hal-hal yang perlu diketahui selama masa
kehamilan. Pekerjaan perlu diketahui oleh tenaga kesehatan
untuk mengetahui aktivitas yang mungkin dapat mempengaruhi
kehamilan pasien. Agama perlu ditanyakan untuk mengetahui
pantangan yang dapat mempengaruhi pola kebiasaan sehari-hari
ibu.
b) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan oleh bidan untuk mengetahui
keadaan pasien sekarang ataupun alasan pasien/klien datang.
Selain itu, hal yang perlu ditanyakan pada pasien adalah usia
kehamilan saat melakukan kunjungan, kehamilan keberapa,
serta menanyakan apakah ibu pernah mengalami keguguran
sebelumnya.
c) Riwayat Kebidanan
Pada riwayat kebidanan tersebut, hal yang perlu dikaji adalah
mengenai riwayat menstruasi ibu. Riwayat menstruasi tersebut
mencakup tentang usia saat menarche, siklus, lama ibu
mengalami menstruasi setiap bulannya, warna, nyeri dan juga
jumlahnya. Riwayat kebidanan yang juga dikaji adalah
mengenai riwayat persalinan dan juga masa nifas ibu yang
lalu, yaitu meliputi jumlah anak, keadaan anak sekarang, jenis

18
persalinan, apakah ibu pernah mengalami keguguran atau
kegagalan dalam kehamilan, riwayat perdarahan pada
kehamilan, persalinan dan juga nifas sebelumnya, kehamilan
dengan faktor resiko, bayi dengan berat lahir rendah <2.500 gr
atau bayi dengan berat lahir berlebih >4.000 serta masalah-
masalah lain yang pernah dialami ibu.
d) Riwayat Kehamilan Sekarang
Dalam pengkajian data riwayat kehamilan sekarang, hal yang
harus ditanyakan bidan meliputi Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) ibu, sejak kapan ibu merasakan adanya gerakan janin,
masalah atau keluhan yang dirasakan ibu, kemudian
kekhawatiran lain yang dirasakan oleh ibu. Pada riwayat
kehamilan sekarang, bidan juga menentukan Hari Perkiraan
Lahir (HPL). Menurut Varney dalam buku Asuhan Kebidanan
Kehamilan oleh Kemenkes RI (2016:78), HPL dapat
ditentukan menggunakan rumus neagele yaitu dengan cara
tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) ditambah 7 hari,
kemudian hasilnya dikurangi 3 bulan. Hukum Neagele adalah
cara paling mudah untuk menghitung taksiran persalinan (TP)
dengan menggantiikan angka pada hari dan bulan. Angka
pertama menunjukkan hari kelahiran dan angka kedua
menunjukkan bulan kelahiran (Kemenkes RI, 2016:78).
e) Riwayat Kesehatan
Anamnesis selanjutnya adalah menanyakan kepada ibu
mengenai riwayat kesehatan yang pernah ibu alami baik
sebelum ibu hamil ataupun yang dirasakan ibu selama
kehamilan, seperti masalah cardiovaskuler, pernafasan,
hipertensi, diabetes, PMS dan lain-lain.
f) Riwayat Sosial dan Ekonomi
Data yang perlu dikaji dan ditanyakan mengenai riwayat social
dan juga ekonomi ibu adalah meliputi status perkawinan ibu

19
sekarang, psikologis ibu terhadap kehamilan sekarang,
bagaimana hubungan ibu dengan suami dan juga keluarganya,
pengambil keputusan dalam keluarga, kegiatan sehari-hari
yang dilakukan oleh ibu, persiapan yang telah disiapkan ibu
untuk menghadapi proses persalinan serta tempat dan petugas
kesehatan yang ibu inginkan untuk membantu proses
persalinan ibu nantinya.
2) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum yang dilakukan bidan terhadap ibu hamil ketika
melakukan kunjungan antenatal meliputi pemeriksaan keadaan dan
kesadaran ibu, tanda-tanda vital, berat badan serta tinggi badan ibu.
a) Keadaan Umum dan Kesadaran
Keadaan umum merupakan keadaan ibu ataupun penampilan dan
penampakkan ibu secara keseluruhan ketika datang untuk
melakukan kunjungan antenatal. Kesadaran ibu adalah
bagaimana cara ibu merespon setiap pertanyaan yang diajukan
oleh bidan. kesadaran terdiri dari beberapa klasifikasi yaitu,
sadar (to be oriented; orientario) artinya sadar akan waktu,
tempat, dan lingkungannya. Kemudian tidak sadar (to be
disoriented;disorientario) adalah kebalikan dari sadar. Dan
keadaan umum yang terakhir adalah bingung
(linglung;confusion) keadaan ini menggambarkan kondisi
mental yang kacau. Kesadaran baik biasa disebut dengan
compos mentis, sedangkan untuk gangguan kesadaran disebut
dengan apatis, samnolen, spoor, koma (Walyani, 2018:80).
b) Tanda-Tanda Vital
Pemeriksaan umum yang selanjutnya dilakukan bidan adalah
pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) pada ibu. Hal ini
dilakukan setiap ibu hamil melakukan kunjungan antenatal.
Pemeriksaan TTV sendiri meliputi pemeriksaan tekanan darah,
nadi, pernafasan dan juga suhu badan ibu. Tekanan darah

20
normal adalah 110/80 mmHg sampai 140/90 mmHg. Pada
wanita hamil, tekanan darah tetap dikatakan normal apabila
terjadi peningkatan tekanan darah sistolik yang tidak melebihi
20 mmHg dan tekanan diastolik tidak melebihi 10 mmHg diatas
normal. Namun, bidan harus mewaspadai apabila tekanan darah
ibu hamil melebihi 140/90 mmHg. Nadi normal adalah 50-100
kali per menit. Suhu badan normal adalah 36,5 oC hingga 37,5oC.
Pernafasan normal adalah 16 hingga 20 kali per menit (Walyani,
2018:81).
c) Tinggi Badan dan Berat Badan
Pemeriksaan selanjutnya adalah pengukuran tinggi badan serta
penimbangan berat badan. Tinggi badan ibu hamil diukur
dengan satuan cm dan ibu hamil diukur tanpa menggunakan alas
kaki. Tinggi badan yang kurang dari 145 cm perlu diwaspadai
oleh bidan karena dapat terjadi kemungkinan ibu terindikasi
cephalopelvic disproportion (CPD).
Penimbangan berat badan perlu dilakukan untuk memastikan
pertumbuhan janin. Pada usia kehamilan 10 minggu
penambahan berat badan ibu hamil adalah 650 gram. Pada usia
kehamilan 20 minggu, penambahan berat badan ibu hamil
normalnya adalah 4000 gram (4 kg). Usia kehamilan 30 minggu
mengalami penambahan berat badan sebanyak 8500 gram (8,5
kg). Pada usia kehamilan 40 minggu penambahan berat badan
ideal ibu hamil adalah 12.500 gram (12,5 kg) (Andina & Yuni,
2019:83).
3) Pemeriksaan Kebidanan
Selain pemeriksaan umum, hal yang perlu dilakukan bidan ketika ibu
hamil melakukan kunjungan antenatal adalah melakukan
pemeriksaan kebidanan. Pemeriksaan kebidanan sendiri terdiri dari
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi.
a) Inspeksi

21
Inspeksi merupakan pemeriksaan dengan menggunakan indra
penglihatan. Inspeksi disebut juga dengan periksa pandang/lihat.
Ketika melakukan pemeriksaan inspeksi maka bidan akan
melakukan pengamatan terhadap pasien secara head to toe atau
dari atas kepala hingga kebagian ujung kaki.
(1) Kepala
Dalam melakukan pemeriksaan kepala maka hal yang diamati
bidan adalah kebersihan kepala pasien, rambut pasien apakah
mudah rontok atau tidak.
(2) Wajah
Pemeriksaan yang dilakukan adalah mengamati wajah pasien
pucat atau tidak, oedema pada wajah, warna conjunctiva serta
sclera ibu hamil. Pemeriksaan conjunctiva dan juga sclera
dilakukan untuk mengetahui adanya anemia dan icterus.
Kemudian pemeriksaan pada hidung ibu apakah terdapat
polip yang dapat menyebabkan ibu mengalami ganggguan
pernafasan.
(3) Mulut dan Gigi
Pemeriksaan yang dilakukan adalah mengamati adakan
caries, tonsillitis atau faringitis yang dapat menyebabkan
terjadinya infeksi pada ibu.
(4) Leher
Pemeriksaan yang dilakukan pada bagian leher ibu hamil
adalah untuk mengetahui adanya pelebaran vena jugularis
khususnya pada wanita yang mengalami keluhan tanda dan
gejala adanya gangguan kardiovaskuler. Selain itu, dilakukan
pula pemeriksaan untuk mengetahui adanya pembengkakan
kelenjar tiroid, dan pembesaran kelenjar getah bening pada
ibu untuk mengidentifikasi terjadinya infeksi pada wanita
hamil.
(5) Payudara

22
Pemeriksaan yang dilakukan adalah mengamati bentuk dari
payudara ibu, serta mengamati putting susu ibu apakah
menonjol atau tidak. Selain itu, pemeriksaan yang dilakukan
bidan adalah untuk mengetahui apakah ada massa/benjolan
yang padat dan sulit digerakkan pada payudara ibu, hal ini
dapat mengindikasikan adanya tumor pada mamae ibu.
(6) Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen, maka bidan melakukan inspeksi
terhadap pembesaran perut pasien. Pigmentasi di linea alba,
adakah gerakan janin yang terlihat atau kontraksi uterus serta
mengamati adakah luka bekas operasi pada bagian abdomen
ibu.
(7) Genitalia
Pemeriksaan inspeksi yang dilakukan adalah melihat apakah
bagian genitalia ibu terdapat oedema serta oedema.
Pemeriksaan lainnya adalah mengetahui apakah ibu
mengalami keputihan, perdarahan, atau terdapat air-air yang
keluar dari vagina ibu.
(8) Ekstremitas
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi kebersihan kuku ibu
baik pada tangan ataupun kaki ibu. Serta memastikan
terjadinya oedema pada bagian ekstremitas ibu. Selain itu,
pada pemeriksaan tungkai kaki, bidan juga melihat adanya
varises pada kaki ibu.
b) Palpasi
Palpasi merupakan pemeriksaan yang menggunakan indra
peraba. Oleh karena itu, palpasi sering disebut juga dengan
periksa raba. Tujuan umum dilakukannya palpasi adalah untuk
mengetahui keadaan janin dalam rahim ibu. Palpasi merupakan
pemeriksaan kebidanan pada bagian abdomen ibu dengan
menggunakan maneuver leopold. Maneuver leopold digunakan

23
oleh bidan dalam melakukan pemeriksaan palpasi untuk
mengetahui usia kehamilan ibu, mendeteksi kelainan letak janin
dan juga mendeteksi kehamilan ganda pada ibu, mengetahui
besar dan konsistensi rahim serta untuk mengetahui kontraksi
rahim.. (Walyani, 2017:82).
(1) Leopold I
Pemeriksaan leopold I adalah pemeriksaan yang dilakukan
oleh bidan untuk mengetahui tinggi fundus uteri (TFU) serta
bagian yang terdapat pada fundus. Selain itu pada leopold I
juga dilakukan pegukuran tinggi fundus uteri ibu
menggunakan pita ukur untuk mengetahui usia kehamilan
ibu.
Hasil temuan setelah dilakukannya leopold 1 adalah
presentasi. Pada umumnya presentasi adalah kepala atau
bokong. Bila kepala bayi berada di fundus maka yang teraba
adalah keras, rata, bulat, mudah digerakkan, dan melenting.
Namun, apabila bagian fundus adalah bokong, maka yang
teraba adalah lembut, tidak rata/tidak beraturan, melingkar
dan sulit digerakkan.

Gambar 2.1
Palpasi Leopold I
Sumber : Kemenkes 2016:56

24
(2) Leopold II
Leopold II dilakukan untuk mengetahui letak punggung janin.
Serta untuk mengetahui bagian janin yang teraba di sebelah
kanan ataupun kiri.
Hasil temuan pada leopold II adalah bagian punggung apabila
teraba jelas, rata, cembung, dan kaku. Apabila bagian-bagian
kecil maka akan teraba tidak jelas posisinya, menonjol dan
mungkin dapat bergerak aktif ataupun pasif.

Gambar 2.2
Palpasi Leopold II
Sumber : Kemenkes 2016:56

(3) Leopold III


Leopold III dilakukan untuk mengetahui bagian terbawah
janin (presentasi) serta untuk mengetahui apakah bagian
terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul atau masih
dapat digerakkan oleh bidan yang menandakan bahwa bagian
terbawah janin belum memasuki pintu atas panggul.
Evaluasi yang didapat dari leopold III adalah letak kepala
apabila teraba bagian bulat, besar, keras, dan melenting.
Letak bokong (sungsang) apabila teraba bagian besar yang
tidak bulat, tidak rata, dan tidak melenting. Letak lintang
apabila tidak teraba bagian besar (kosong).

25
Gambar 2.3
Palpasi Leopold III
Sumber : Kemenkes 2016:56

(4) Leopold IV
Pemeriksaan leopold IV dilakukan untuk menentukan
seberapa jauh bagian terbawah janin telah masuk pintu atas
panggul.
Hasil evaluasi yang didapat dari leopold IV adalah convergen
apabila sebagian kecil kepala turun kedalam rongga panggul.
Sejajar apabila separuh dari kepala masuk kedalam rongga
panggul. Dan divergen apabila sebagian besar kepala masuk
kedalam rongga panggul dan ukuran terbesar kepala sudah
melewati PAP.
Selain itu, dapat pula diukur dengan metode perlimaan
sebagai berikut:
(a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya berada diatas
simfisis pubis;
(b) 4/5 apabila bagian terbawah janin telah memasuki PAP
1/5 bagian;
(c) 3/5 jika bagian terbawah janin telah memasuki rongga
panggul 2/5 bagian;
(d) 2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih
berada di atas simfisis dan 3/5 bagian telah turun melewati
bidang tengah rongga panggul (tidak dapat digerakkan);

26
(e) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian
terbawah janin yang berada diatas simfisis sedangkan 4/5
bagian telah memasuki rongga panggul;
(f) 0/5 apabila bagian terbawah janin tidak teraba dari
pemeriksaan luar dan bagian terbawah janin telah masuk
sepenuhnya ke dalam rongga panggul.

Gambar 2.4
Palpasi Leopold IV
Sumber : Kemenkes 2016:56

c) Auskultasi
Auskultasi merupakan pemeriksaan yang menggunakan indra
pendengaran. Oleh karena itu, pemeriksaan auskultasi sering
disebut sebagai periksa dengar. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
mengetahui Denyut Jantung Janin (DJJ). Pemeriksaan DJJ
tersebut meliputi frekuensi, keteraturan, dan kekuatan DJJ.
Pemeriksaan DJJ dapat menggunakan Doppler ataupun
fetoskop. Denyut jantung janin normal adalah 120 hingga 160
kali permenit (Prawirohardjo, 2018:222).
d) Perkusi
Pemeriksaan perkusi sering disebut juga dengan periksa ketuk.
Pemeriksaan ini dilakukan pada daerah patella untuk
memastikan adanya refleks pada ibu. Apabila reflex ini tidak
ditemukan pada ibu hamil, hal ini menunjukkan jika ibu tersebut

27
mengalami defisiensi kalsium dan juga vitamin B12 (Walyani,
2017:82).
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang pada ibu hamil merupakan pemeriksaan
laboratorium rutin yang dilakukan selama masa kehamilan.
Pemeriksaan tersebut meliputi pemeriksaan darah dan urine. Dimana
pemeriksaan darah mencakup pemeriksaan golongan darah dan juga
haemoglobin. Sedangkan pemeriksaan urine meliputi pemeriksaan
protein dan juga glukosa dalam urine (Walyani, 2017:89).
5) Konseling
Setiap petugas kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling
atau informasi terkait kesehatan pada ibu hamil dan keluarganya
pada saat melakukan kunjungan antenatal. Informasi yang dapat
diberikan saat konseling pada ibu hamil adalah mengenai nutrisi,
perawatan payudara dan gigi serta mengenai kebersihan diri ibu
hamil (Saifuddin, 2016:285).
6) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K)
a) Pengertian Program Perencanaan Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi (P4K)
P4K adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh bidan untuk
merencakan proses persalinan yang aman dan juga persiapan
menghadapi komplikasi yang mungkin terjadi saat persalinan
dengan meningkatkan peran aktif suami, keluarga dan juga
masyarakat disekitar tempat tinggal ibu (Kemenkes RI, 2014:48).
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat
penurunan angka kematian ibu yang menjadi salah satu kegiatan
desa siaga adalah dengan menggunakan Program Perencanaan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker (Kemenkes RI,
2014:48).

28
b) Tujuan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
Tujuan dari P4K adalah untuk meningkatkan cakupan dan juga
mutu layanan kesehatan ibu hamil dan bayi baru lahir melalui
peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam hal
merencanakan persalinan yang aman serta persiapan dalam
menghadapi komplikasi dan tanda bahaya kebidanan bagi ibu
sehingga bayi dapat lahir dengan sehat. Selain itu, tujuan dari
P4K adalah agar seluruh ibu hamil yang ada di suatu daerah dapat
terdata dengan terpasangnya stiker di rumah ibu hamil (Kemenkes
RI, 2014: 49).
c) Manfaat P4K dengan Stiker
Menurut Kemenkes RI (2014:50), adapun manfaat dari P4K
dengan stiker adalah sebagai berikut:
(1) Mempercepat berfungsinya desa siaga.
(2) Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar.
(3) Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang terampil.
(4) Meningkatkan kemitraan bidan dan juga dukun.
(5) Kejadian komplikasi dapat diatasi secara dini.
(6) Meningkatkan peserta KB pasca melahirkan.
(7) Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan juga bayi
menurunnya kejadian kesakitan dan kematian ibu.

Gambar 2.8
Stiker P4K
Sumber: Kemenkes RI, 2014:50

29
BAB III METODOLOGI

30
6

BAB IV TINJAUAN KASUS


ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN
ENERGI KRONIS (KEK) DI PUSKESMAS
A. PENGKAJIAN
Pada hari minggu tanggal 13 Februari 2022 pukul 10.20 WIB, dilakukan
pengkajian oleh Amanda Pasca Amaliyah.

B. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu Ny. “N” Nama Suami Tn. “S”
Umur 0 Tahun Umur 0 Tahun
Agama Islam Agama Islam
Suku/Bangsa Sumatera/Indonesia Suku/Bangsa Sumatera/Indonesia
Pendidikan SMK Pendidikan SMP
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Pekerjaan Buruh
Alamat Gg. Damai, Plaju
2. Alasan Datang
Ibu datang ke PMB Rabiah Palembang mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya, ibu mengatakan hamil 9 bulan anak pertama, tidak pernah
keguguran, gerakan janin masih dirasakan ibu dan tidak ada keluhan.
3. Data Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 11 Tahun
2) Siklus : 28 Hari
3) Lamanya : ± 7 Hari
4) Jumlah : 3x ganti pembalut
5) Sifat : Kental
6) Teratur/Tidak : Teratur
7) Warna : Merah Kehitaman
8) Dismenorhea : Tidak Pernah

31
b. Riwayat Perkawinan
1) Status Pernikahan : Menikah
2) Usia Saat Menikah : 19 tahun
3) Lamanya : 1 tahun
4) Pernikahan Ke : Pertama
c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu
Tabel 4.1
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Anak
No Tahun Usia Jenis Tempat
Penolong Komplikasi JK/BB/ Nifas Keterangan
d. No Lahir Kehamilan Persalinan Bersalin
PB
1. INI

Riwayat Kehamilan Sekarang


1) GPA : G1P0A0
2) HPHT : 28 Mei 2021
3) TP : 4 Maret 2022
4) Usia Kehamilan : ± 9 Bulan (37 Minggu 2 Hari)
5) ANC : 4x
a) Trimester 1 : 1x di PMB Rabiah
b) Trimester 2 : 2x di PMB Rabiah
c) Trimester 3 : 1x di PMB Rabiah

1) Tablet FE : Sudah diberikan pada ibu 90 tablet


Samcobion 500 mg (tiap Kapsul Mengandung
Samcobion 500 mg (tiap kapsul
mengandung Ferrous fummarate 250 mg,
Manganese sulfate 0,2 mg, Cupric sulfate
0,2 mg, Folic acid 4 mg, Cyanocobalamin
7,5 mg, dan Sorbitol 2 mg)
dan habis diminum 1x sehari setiap pagi.

32
Diberikan pada tanggal :
29-07-2021 Pada ANC 2
19-10-2021 pada Anc ke 3
18-01-2022 pada ANC ke 4
2) Status Imunisasi : Lengkap (TT1 dan TT2 diberikan pada saat
bayi, TT3 diberikan saat kelas 1 SD, TT4
diberikan saat kelas 2 SD, TT5 diberikan
trimester pertama hamil ini).
3) Keluhan Saat Hamil
a) Trimester I : Mual
b) Trimester II : Tidak Ada
c) Trimester III : Sakit Perut bagian bawah
e. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menjadi akseptor KB.

4. Data Kesehatan
a. Riwayat penyakit yang pernah diderita pasien
1) Penyakit Menular (AIDS/Sifilis/TBC/Hepatits/dll.) : Tidak Ada
2) Penyakit Keturunan (Hipertensi/Jantung/Asma/dll.) : Tidak Ada
b. Riwayat penyakit yang pernah diderita keluarga
1) Penyakit Menular (AIDS/Sifilis/TBC/Hepatits/dll.) : Tidak Ada
2) Penyakit Keturunan (Hipertensi/Jantung/Asma/dll.) : Tidak Ada
5. Data Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
1) Pola Makan
a) Frekuensi : 3x sehari
b) Pagi : nasi uduk/pempek/bubur ayam/gorengan
c) Siang : Sepiring nasi putih, semangkuk sayur
(sop/kangkung/bayam/kacang/katu) sepotong lauk
(tahu/tempe/ikan/ayam) Satu buah (jeruk/pisang)
d) Malam : Sepiring nasi putih, semangkuk sayur

33
(sop/kangkung/bayam/kacang/katu) sepotong lauk
(tahu/tempe/ikan/ayam)
2) Pola Minum
1) Air Putih : ± 8 gelas/hari (± 240 cc/hari)

b) Eliminasi
a) BAK
a) Frekuensi : ± 7-8x/hari
b) Warna : Kuning Jernih
c) Keluhan : Tidak Ada

b) BAB
a) Frekuensi : 1x/hari
b) Warna : Kuning kecoklatan
c) Konsistensi : Lembek
d) Keluhan : Tidak Ada
c) Istirahat dan Aktivitas
1) Istirahat
a) Siang : ± 1 jam (rutinitas tidur dimulai pukul 13.00 WIB
Dan bangun jam 14.00 WIB)
b) Malam : ± 8 jam (rutinitas tidur dimulai pukul 21.30 WIB
dan bangun 05.00 WIB)
2) Aktivitas
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah sehari-hari, seperti
menyapu, mengepel, memasak, mencuci piring, mencuci baju.
d) Personal Hygiene
1) Mandi : 2 kali sehari, pagi dan sore
2) Gosok Gigi : 2 kali sehari, pagi dan sore
3) Ganti Pakaian Dalam : 2 kali sehari, sehabis mandi atau ketika
lembab
6. Data Psikososial

34
1) Hubungan ibu dengan suami dan keluarga : Harmonis
2) Harapan terhadap kehamilan : Sangat diharapkan
3) Rencana persalinan : PMB Rabiah
4) Rencana mengurus anak : Sendiri, dibantu suami dan
Keluarga

5) Persiapan yang dilakukan : Telah disiapkan Dana


(Uang pribadi),
Perlengkapan bayi (1 lusin
baju dan popok bayi, 2
handuk bayi, selimut bayi,
kaos tangan dan kaos kaki,
2 waslap, topi),
transportasi yang akan
digunakan sepeda motor,
KK/KTP telah difotocopy
dan disiapkan dalam map,
BPJS dari pemerintah telah
disiapkan, golongan
Darah ibu O, pendonor
darah telah ditentukan,
fasilitas kesehatan untuk
bersalin telah ditentukan

C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Tanda-Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg

35
2) Denyut Nadi : 79x/menit
3) Pernafasan : 19x/menit
4) Suhu : 35,7oC
d. Berat Badan Saat Hamil : 59 Kg
e. Berat Badan Sebelum Hamil : 51 Kg
f. Penambahan BB : 8 Kg
g. Tinggi Badan : 156 cm

BB Sebelum Hamil 51
h. Indeks Massa Tubuh (IMT) : 2 = = 19,92
Tinggi Badan 1602
(Normal)
i. LILA : 25 cm (Normal)
2. Pemeriksaan Kebidanan
a. Inspeksi
1) Kepala : Bersih, tidak mudah rontok
2) Muka : Tidak pucat, tidak oedema
3) Mata : Simetris, conjunctiva merah muda, sclera putih
4) Leher : Tidak ada pelebaran vena jugularis dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening.
5) Payudara : Simetris, putting susu menonjol, tidak ada massa
belum ada colostrum
6) Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat gerakan
janin
7) Genitalia : Tidak ada keluhan
8) Ekstremitas
a) Atas : Simetris, ujung jari tidak pucat, tidak oedema
b) Bawah : Simetris, ujung jari tidak pucat, tidak ada varises
Tidak oedema
b. Palpasi

36
TFU pertengahan pusat – Procesus Xifoideus (PX) (Mc. Donald 29 cm)
pada fundus teraba bokong, punggung janin teraba disebelah kanan
perut ibu, bagian-bagian kecil janin teraba di sebelah kiri perut ibu,
presentasi kepala, kepala janin diatas spina ischiadika.
TBJ : (TFU – N) × 155
(29 – 12) × 155 = 2.635 gram
c. Auskultasi
DJJ
1) Frekuensi : 138x/menit
2) Sifat : Teratur dan kuat
3) Lokasi : Sebelah kanan pusat bagian bawah perut ibu.
d. Perkusi
Reflek Patella : Kanan (+) kuat, Kiri (+) kuat
e. Pemeriksaan Panggul
1) Distansia Spinarum : 24 cm
2) Distansia Cristarum : 28 cm
3) Conjugata Eksterna : 20 cm
4) Lingkar Panggul : 88 cm
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
Tempat Pemeriksaan : Puskesmas Plaju
Tanggal Pemeriksaan : 6 Agustus 2021
Pemeriksaan Oleh : Tenaga kesehatan Puskesmas Plaju
Hasil Pemeriksaan :
1) HB : 11,5 gr% (25 Juli 2021 di PMB Rabiah)
2) Golongan Darah : O (Rh +)
3) HB Sag : Non Reaktif
4) HIV/AIDS : Non Reaktif
5) Shyphilis : Non Reaktif

D. Analisis Data

37
G1P0A0, hamil 37 Minggu 2 hari, Janin Tunggal Hidup, Presentasi Kepala.

E. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu pada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,


bahwa keadaan umum ibu baik-baik saja dengan hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital seperti TD 120/70, Respirasi 22 x/menit, Nadi 80 x/menit, dan
Suhu 36,50C serta BB 46 Kg, LiLA: 22 cm, Keadaan janin baik dengan
DJJ (+) terdengar jelas frekuensi 142 x/menit, dan memberitahu ibu bahwa
dari hasil pemeriksaan ibu mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).
“ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan”

2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu tentang kurang
nafsu makan ini biasa disebabkan perubahan hormone dan mood selama
kehamilan, sehingga untuk tetap menjaga nutrisi ibu maka dianjurkan untuk
makan sedikit tapi sering.
“Ibu mengerti penjelasan dan akan mengikuti sesuai anjuran”
3. Memberikan KIE kepada ibu tentang risiko tinggi kehamilan dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) yaitu keadaan patologis akibat
kekurangan zat gizi, nafsu makan berkurang,lingkar lengan atas pada usia
subur kurang dari 23,5cm Lila ibu yaitu 22 cm, Akibat bila ibu hamil
kekurangan energi kronik yaitu terjadi perdarahan, anemia, pengaruh
waktu persalinan yaitu persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum
waktunya, perdarahan setelah persalinan, dan pengaruh pada janin yaitu
keguguran, bayi lahir mati, cacat bawaan, bayi dengan berat badan lahir
rendah.
“Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan”.
4. Menganjurkan ibu untuk lebih meningkatkan pola makanan dari
sebelumnya yaitu peningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali sehari.
Meningkatkan jumlah protein yang di konsumsi dari ikan, telur, dan
daging dari sebelumnya. Meningkatkan jumlah buah-buahan yang

38
dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan, dan sayur-
sayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit
menjadi lebih banyak porsi perharinya. Mengingatkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi pemberian bantuan dari petugas Kesehatan berupa biskuit
ibu hamil, dan tetap meminum susu ibu hamil 2 kali sehari.
“Ibu bersedia untuk memakan makanan bergizi yang dianjurkan petugas
kesehatan”.
5. Memberitahukan ibu untuk tidak terlalu bekerja berat, hindari mengangkat
beban yang terlalu berat dan luangkan waktu untuk istirahat di siang hari
1-2 jam dan 6-8 jam di waktu malam hari.Posisi tidur yang dianjurkan
untuk ibu hamil adalah posisi tidur miring ke kiri. Posisi ini diyakini dapat
mencegah varises, sesak napas, bengkak pada kaki, sekaligus mampu
memperlancar sirkulasi darah sebagai asupan penting bagi pertumbuhan
janin. Dan ketika bangun tidur, miring dulu beberapa saat baru bangun biar
ibu tidak merasa pusing. “ Ibu bersedia mengikuti saran yang di berikan”
6. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene terutama daerah
genitalia seperti mengganti celana dalam setiap kali merasa lembab atau
basah agar tidak ada jamur yang dapat menyebabkan keputihan.
“ Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan ”
7. Menganjurkan ibu untuk makan makanan bergizi yang mengandung
karbohidrat seperti nasi dan roti. Sayuran hijau, yang mengandung protein
seperti telur, daging, tahu dan tempe. Mengkonsumsi buah- buahan dan
juga susu ibu hamil untuk menambah keutuhan nutrisi ibu dan janin.
“ Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan “
8. Beritahu ibu tanda bahaya pada kehamilan sesuai usia kehamilan seperti:
a. Keluar darah pervaginam (Beberapa wanita menemukan bercak darah
pada celana dalamnya selama kehamilan mereka, dan kondisi ini
selalu menjadi perhatian serius. Pada trimester kedua dan ketiga,
perdarahan berhubungan dengan persalinan prematur dan komplikasi
plasenta, seperti plasenta previa atau abrupsio plasenta)

39
b. Sakit kepala yang hebat (Biasa terjadi pada trimester II dan III. Ini
Akibat kontraksi otot (leher, bahu dan penegangan pada kepala), serta
keletihan. Selain itu, Tegangan mata sekunder terhadap perubahan
okuler, dinamika cairan syaraf yang berubah)
c. Penglihatan kabur (Penglihatan kabur umum terjadi pada mereka yang
mengalami tekanan darah rendah terutama selama 6 bulan pertama
kehamilan. Penglihatan kabur juga bisa merupakan tanda preeklamsia.
Kondisi yang berbahaya untuk janin, mengingat preeklampsia berat
dapat membatasi aliran darah ke plasenta sehingga nutrisi bagi janin
tidak akan tercukupi meski ibu telah makan-makanan yang bergizi)
d. Bengkak di wajah, tangan, kaki(Penekanan pembesaran uterus pada
pembuluh vena mengakibatkan darah balik dari bagian bawah tubuh
terhambat, sehingga menyebabkan kaki, tungkai bawah, tangan dan
wajah menjadi edema. Dianjurkan untuk banyak minum,
mengkompres dingin, memakai sepatu longgar dan meninggikan kaki
pada saat duduk atau istirahat. Jika pembengakakan terjadi dengan
disertai pusing kepala, nyeri tengkuk dan ulu hati, mata berkunang-
kunang mungkin merupakan tanda pre-eklampsia dan eklampsia bila
kejang, ibu segera ke tenaga kesehatan terdekat)
e. Keluar cairan pevaginam (Jika celana ibu terus-menerus basah atau
jika ibu merasa ada cairan yang keluar deras dari kemaluan, itu bisa
berarti ketuban janin pecah sebelum waktunya. Selain sebagai tanda
semakin dekatnya proses persalinan, hal ini juga bisa menjadi salah satu
tanda bahaya kehamilan terutama jika usia kehamilan ibu masih dalam
trimester pertama atau kedua)
f. Gerakan janin tidak terasa/ gerakan janin berkurang (Jika ibu merasa
bahwa janin tidak lagi bergerak atau gerakannya tak lagi seperti
biasanya, berhentilah melakukan aktivitas dan luangkan waktu
sebentar untuk memperhatikan apa yang terjadi pada janin. Ada besar
kemungkinan janin terhenti pertumbuhannya karena kurangnya
asupan nutrisi akibat peredaran darah ke plasenta terhambat)

40
g. Nyeri perut yang hebat (Jika ibu mengalami nyeri berulang pada
sekitar area perut dan dada dengan rasa yang sangat menyakitkan, bisa
jadi ibu mengalami placental abruption. Kondisi ini dapat
menyebabkan terhentinya pertumbuhan janin. Nyeri berulang di perut
dan dada sebagai tanda placental abruption mirip dengan rasa yang
terjadi ketika Anda mengalami menstruasi. Kram, rasa sakit yang
tajam, serta dada yang sesak adalah masalah serius yang perlu
mendapat penanganan ekstra dari dokter kehamilan) apabila terjadi
salah satu tanda tersebut diatas segera ke puskesmas, rumah sakit, dokter dan
bidan.
“ibu mengerti dan akan melaksanakan sesuai anjuran”

9. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan yaitu : perut mulas secara


teratur, mulasnya sering dan lama, keluar lender bercampur darah dari
jalan lahir. Apabila ibu mengalami tanda-tanda diatas, segera datang ketempat
tenaga kesehatan terdekat dengan di damping suamidankeluarga.
“ Ibu mengerti dan memahami tentang penjelasan yang diberikan ”

10. Me
mberitahukan kepada ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah 3 hari lagi
untuk memantau LILA ibu.
“ibu mengertik bahwa akan dilaksanakan kunjungan rumah 3 hari lagi”

41
9

BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini diuraikan pembahasan kasus yang telah di ambil sesuai
dengan manajemen Kebidanan Varney yang dimulai dari tahap pengkajian
sampai tahap evaluasi. Pada bab ini juga akan diuraikan tentang persamaan dan
kesenjangan antara teori yang ada dengan praktik. Dengan adanya kesenjangan
tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah untuk perbaikan atau masukan demi
meningkatkan asuhan kebidanan.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. M umur 34 tahun G4P2A1 hamil
25 minggu dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) dilaksanakan pada tanggal
21 Juni- 04 Juli 2019 pengkajian di Ruang KIA Puskesmas Kelayan Timur
Banjarmasin dan selanjutnya dilakukan kunjungan rumah untuk memantau LILA
ibu.
1. Pengkajian
Pada pengkajian penulis telah memperoleh data subjektif dan Objektif. Data
subjektif diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, sedangkan untuk data
Objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan secara menyeluruh. Berdasarkan data
subjektif yang diperoleh Ny. M yaitu Ibu mengatakan dating kepuskesmas untuk
memeriksakan kehamilannya dan mengeluh kurang nafsu makan sejak 1 bulan
terakhir. Berdasarkan data objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan, di
dapatkan LILA 22 cm. (dilakukan tanggal 21 Juni 2019). Sedangkan pengkajian
pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) secara teori
didapatkan tanda dan gejala yaitu lelah, letih, lesu, lunglai, susah buang air
besar, nafsu makan berkurang, LILA <23,5 cm (Supariasa, 2010).
Selain itu studi kasus ini juga di dukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Muliawati (2012), menunjukkan bahwa pada ibu hamil dengan KEK mayoritas
paritas ibu hamil yang sudah pernah melahirkan, karena ibu kurang peduli akan
nutrisi yang dikonsumsi ibu yang sudah beberapa kali hamil dan melahirkan,

42
maka kemungkinan banyak akan ditemui keadaan kesehatan terganggu (anemia,
kurang gizi).
Pada pemeriksaan Leopold TFU 2 jari diatas pusat, teraba bundar, lunak dan
tidak melenting. Leopold II teraba pada bagian sebelah kiri keras memanjang
(pu-ki). Bagian kanan, teraba bagian-bagian kecil janin (ekstrimitas). Leopold III
teraba bagian bulat, keras, dan melenting. Leopold IV tidak dilakukan. Tungkai
tidak ada cacat, tidak odema, dan tidak ada varises.
Berdasarkan temuan diatas sesuai dengan teori bahwa usia kehamilan 24
minggu tinggi fundus uteri setinggi pusat, dan kemajuan pertumbuhan janin
setiap 2 minggu kira-kira 2 lebar jari, dan TBJ usia kehamilan 25-29 minggu
diperkirakan 685-1150 gram (Anggrita Sari, dkk 2015).
Dari pengkajian ini didapatkan kesenjangan antara teori dengan
letih,lesu,lunglai, sedangkan pada kasus Ny. M tidak terjadi susah buang air
besar, tidak mengalami lelah, letih, lesu, lunglai, sehingga asuhan kebidanan
dilakukan sesuai dengan kondisi yang dialami Ny. M.
2. Analisa Data
Analisa data terdiri dari penentuan diagnosis, menentukan masalah, dan
kebutuhan pada ibu hamil. Analisa data ini ditentukan berdasarkan hasil
pengkajian data subjektif dan objektif. Pada kasus ini penulis dapat menegakkan
diagnosa kebidanan yaitu G4P2A1 usia kehamilan 25 minggu dengan kehamilan
fisiologis janin tunggal hidup intra uteri dengan masalah Kekurangan Energi
Kronik (KEK).
Dalam penegakkan diagnosa ini sesuai dengan teori bahwa diagnosa
potensial yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Pada langkah ini penting sekali untuk memberikan atau
melakukan asuhan yang aman pada ibu hamil dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) (Walyani, 2015).
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapat pada Ny. M dalam penentuan
diagnosa sesuai dengan teori bahwa ibu saat ini mengalami masalah Kekurangan
Energi Kronik (KEK). Didapatkan diagnosa G4P2A1 usia kehamilan 25 minggu

43
kehamilan fisiologis janin tunggal hidup intra uteri dengan masalah Kekurangan
Energi Kronik (KEK).
3. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dilakukan berdasarkan penatalaksanaan yang telah


diberikan yaitu memberikan PMT berupa biskuit sebanyak 1 dos/4kotak/28
bungkus. Dikonsumsi perhari 1 bungkus atau 3 keping, dan dihabiskan dalam 1
bulan. Memberitahu ibu untuk meningkatkan porsi makanan yang biasanya di
makan sehari-hari menjadi 2x lipat dari sebelumnya. Misalnya dalam sehari
4. Evaluasi
Berdasarkan penatalaksanaan diatas, salah satu penatalaksanaan yang
diberikan yaitu menjelaskan kepada ibu bahwa Kekurangan Energi Kronik
(KEK) adalah salah satu adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi
dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi.
Kekurangan gizi akut dapat disebabkan oleh tidak mengkonsumsi makanan
dalam jumlah yang cukup atau makanan yang baik (dari segi kandungan gizi)
untuk satu periode tertentu untuk mendapatkan tambahan kalori dan protein
yang cukup.
Penatalaksanaan lain yang diberikan kepada ibu Kekurangan Energi Kronik
(KEK) yaitu Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yaitu biskuit. Ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang menerima PMT mengandung
kurang lebih 600-700 kkal dan 15-20 gram protein setiap hari dapat
meningkatkan berat badan ibu selama hamil, waktu yang tepat dalam
pelaksanaan PMT sebagai program suplementasi gizi untuk ibu hamil yaitu pada
trimester II dan trimester III karena pada usia kehamilan tersebut kebutuhan gizi
meningkat dan pertumbuhan janin berjalan dengan cepat dan ibu dianjurkan
untuk kunjungan ulang 1 bulan kemudian yaitu pada tanggal 04 Agustus 2019.
Hal ini sesuai menurut Kusmiyati (2009), bahwa pada usia kehamilan Trimester
II dianjurkan untuk kunjungan ulang 1 bulan kemudian.

44
Pemantauan keadaan Ny. M dilakukan 2 minggu pasca pertemuan terakhir
yaitu pada hari Kamis tanggal 04 Juli 2019, pemantauan tersebut bertujuan
untuk mengetahui apakah semua asuhan dan penatalaksanaan yang telah
diberikan pada Ny. M telah dilakukan apakah memiliki kemajuan atau tidak.
Hasil pemeriksaan didapatkan TTV dengan TD : 100/80 mmHg, N : 82 x/m, R :
24 x/m, T : 36,5 0C, BB : 48 kg mengalami kenaikan 2 kg, TB : 155 cm, LiLA
23,5 mengalami kenaikan 1,5 cm, Nafsu makan yg awalnya berkurang kini
nafsu makan ibu mulai menambah. Pada pemeriksaan Leopold TFU 2jari diatas
pusat, teraba bundar, lunak dan tidak melenting. Leopold II teraba pada bagian
sebelah kiri keras memanjang (pu-ki). Bagian kanan, teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstrimitas). Leopold III teraba bagian bulat, keras, dan melenting.
Leopold IV tidak dilakukan. Tungkai tidak ada cacat, tidak odema, dan tidak ada
varises. Berdasarkan data diatas catatan perkembangan pasca pertemuan terakhir
ada perubahan yang signifikan terhadap kondisi ibu hamil.

45
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu G4P2A1 usia kehamilan 25
minggu dengan kehamilan fisiologis Janin Tunggal Hidup Intra Uteri pres-
kep dengan masalah Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada masa
kehamilan, yang dilakukan pada tanggal 21 juni 2019 – 04 Juli 2019. Setelah
dilakukan pemantauan pola konsumsi makanan bergizi, PMT berupa biskuit,
selama 2 minggu pada ibu hamil dengan KEK ada keberhasilan dalam
peningkatkan kenaikan LiLA.
B. Saran
1. Bagi Institusi Puskesmas
Diharapkan lebih meningkatkan upaya pencegahan terjadinya
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil melalui program
penyuluhan dan pengelompokan ibu hamil dengan risiko tinggi.
2. Bagi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi tentang deteksi dini atau
komplikasi ibu hamil khususnya ibu hamil dengan KEK.
3. Bagi Tenaga Kesehatan

Perlunya melakukan pemantauan dan evaluasi mengenai risiko


terjadinya KEK sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi, agar
meningkatkan tatalaksana, dan memberikan edukasi kepada masyarakat
khususnya ibu hamil dengan cara konseling untuk mengatasi KEK.
4. Bagi Penulis
Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) lebih mendalam dan
melakukan evaluasi dan pemantauan pada ibu hamil dengan KEK.

46
6

DAFTAR PUSTAKA

47

Anda mungkin juga menyukai