Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS BLEGA.

Disusun guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Stase 703 Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun oleh :

Nama : ULFATUL ZUHRO


NIM : 22159010
Kelas :A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES NGUDIA HUSADA MADURA

TAHUN 2022-2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BU HAMIL


DI RUANGAN POLI KIA PUSKESMAS BLEGA
KABUPATEN BANGKALAN

Disusun oleh :

Nama : ULFATUL ZUHRO


NIM : 22159010
KELAS :A

Tanggal
PEMBERIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

Disetujui :

Kepala Ruangan
Tanggal : Februari 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma. S.Tr.Keb)
NIP. 19760507 2007 01 2 013

Pembimbing Institusi
Tanggal : Februari 2023
Di: STIKES Ngudia Husada Madura (Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes)
NIDN. 0713108605

Pembimbing Kasus
Tanggal : Februari 2023
Di :Ruang KIA puskesmas Blega (Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb )
NIP. 19760507 2007 01 2 013
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan YME atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang

dilimpahkan, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan selama di

Puskesmas Blega.

Penyusunan Asuhan Kebidanan ini merupakan tugas berstruktur di Program Studi

Profesi Bidan Stikes Ngudia Husada Madura untuk memenuhi target yang telah ditetapkan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu

dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini terutama:

1. Dr. M. Hasinuddin, S.Kep.,M.Kes selaku ketua STIKES NGUDIA HUSADA Madura.

2. Lelly Aprilia Vidayati, S.SiT. M.Kes selaku ketua Program Studi Pendidikan Profesi

Bidan

3. Sri Anita Kusuma,S.Tr.Keb selaku pembimbing Praktek di PUSKESMAS BLEGA.

4. Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes selaku pembimbing Akademik Profesi Bidan.

5. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Askeb ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penyusunan

Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca demi peningkatan penyusunan Asuhan Kebidanan

selanjutnya.

Bangkalan, Februari 2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia, kekurangan
gizi akan mengakibatkan kegagalan pertumbuhan fisik dan perkembangan
kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja dan menurunkan daya tahan tubuh yang
berakibat meningkatnya angka kesakitan dan kematian. Kecukupan gizi sangat
diperlukan oleh setiap individu, sejak janin yang masih di dalam kandungan, bayi,
anak-anak, masa remaja, dewasa, sampai usia lanjut. Ibu atau calon ibu merupakan
kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup sehingga harus dijaga status
gizi dan kesehatannya, agar dapat melahirkan bayi yang sehat (Depkes RI, 2015).
Wanita Usia Subur (WUS) dengan kelompok usia 20 sampai 35 tahun merupakan
kelompok yang memiliki risiko paling tinggi mengalami kurang energi kronis (KEK)
pada kehamilan (Kemenkes RI, 2015). Status gizi ibu sebelum dan selama hamil
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu
normal pada masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan
bayi yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal, dengan kata lain kualitas
bayi yang dilahirkan sangat bergantung keadaan gizi ibu sebelum dan selama hamil
(Intan dkk, 2012) Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan kondisi yang
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein, 2
2 sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang menderita
KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa perinatal atau resiko
melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data
Departemen Kesehatan RI tahun 2013, sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan
86.000 bayi baru lahir (0 – 28 hari) meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka
Kematian Bayi (AKB) adalah 32 per 1000 Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen
penyebab kematian bayi adalah latar belakang gizi (Depkes, 2015).
Obesitas adalah kondisi ketidakseimbangan antara asupan energi yang
dikonsumsi dengan pengeluaran energi dalam jangka waktu yang lama. Kelebihan
energi ini kemudian disimpan dalam bentuk lemak dan jaringan adiposa, yang bisa
menyebabkan penambahan berat badan (Hutasoit, 2020:26). Obesitas merupakan
suatu keadaan yang menunjukan ketidakseimbangan antara tinggi badan dan berat
badan akibat jaringan lemak yang berlebihan dari dalam tubuh sehingga terjadi berat
badan yang berlebih atau obesitas (Pellonperä et al., 2018). Kelebihan berat badan
atau obesitas, umunya dialami pada wanita hamil di usia berapapun. Namun, obesitas
akan meningkat setelah usia 35 tahun (Freitag, 2014). Kenaikan berat badan normal
saat kehamilan berkisaran 12-16 kg, jika kenaikan yang terjadi lebih dari itu berati ibu
beresiko mengalami kegemukan atau obesitas. Ibu hamil yang obesitas akan
membawa resiko penyakit yang lain seperti hipertensi dalam kehamilan, diabetes
gastasional dan preeklamsia (Yao, Ananth, Park, Pereira, & Plante, 2014).

1.2 Rumusan Masalah


Bedasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam asuhan kebidanan ini
adalah “Bagaimana seorang bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan terhadap
ibu hamil dengan KEK”

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa profesi kebidanan mampu melaksanakan asuhan kebidanan
pada ibu hamil yang mengalami KEK.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan.
b. Untuk mengetahui konsep dasar Kehamilan
c. Untuk mengetahui penjelasan KEK pada ibu hamil
d. Untuk mengetahui penyebab KEK pada ibu hamil
e. Untuk mengetahui pencegahan dan pola makan ibu hamil dengan KEK
1.3 Manfaat
1. Bagi Tempat Pengkajian Laporan kasus ini dapat menjadi dorongan agar lahan
praktek dapat menjadikan lebih baik dalam menangani masalah pada ibu hamil
dengan obesitas dan lebih menerapkan asuhan kebidanan pada kesehatan ibu
hamil.
2. Bagi Penulis Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu
hamil.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Dasar Asuhan dan Manajemen Kebidanan


1. Pengertian
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien. Kebidanan
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik berdasarkan
ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa
prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval dengan
upaya promotif, preventative dan rehabilitatif baik secara individu, keluaarga, kelompok
masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yag mempunyai kebutuhan
masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa nifas, bayi setelah
lahir serta keluarga berencana. (Depkes RI, 2014)
Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka pikir yang dignakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengumpulan data,analisa data,diagnosa kebidanan,perencanaan,pelaksanaan dan
evaluasi. (Susanti,2015; h.98).
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Asuhan
Kebidanan adalah tindakan yang dilakukan bidan sesuai kewenangan dan di berikan
kepada ibu dalam kurun reproduksi yang bersifat menyeluruh yaitu semasa bayi dan
balita, remaja, hamil, bersalin nifas, sampai dengan menopause.
Penerapan manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktik kebidanan dilakukan
melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah atau proses manajemen kebidanan
1) Identifikasi dan analisis masalah
Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah identifikasi dananalisis
masalah. Di dalam langkah ini bidan tidak dibenarkan menduga-duga masalah yang
terdapat pada klien. Bidan harus menggali dan mencaridata atau fakta baik dari klien,
keluarga maupun anggota tim kesehatanlainnya dan juga dari hasil pemeriksaan yang
dilakukan oleh bidan sendiri. Langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan,
pengelolaan,analisa data atau fakta untuk perumusan masalah. Langkah ini
merupakan proses berfikir yang ditampilkan bidan dalam tindakan yang akan
menghasilkan rumusan masalah yang dialami/diderita pasien/klien.
2) Diagnose kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya, maka bidan
merumuskannya dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah, penyebab
dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud mencakup masalah
potensial dan prognosa Hasil dari  perumusan
masalah merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnose
kebidanan.
3) Perencanaan
Berdasarkan diagnose yang ditegakkan, bidan menyusun rencana kegiatannya.
Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh
bidan dalam melakukan intervensi untuk mencegah masalah pada klien serta rencana
evaluasi. Berdasarkan hal-hal tersebut, maka langkah-langkah penyusunan rencana
kegiatan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan hasil yang akan
dicapai
b. Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan dicapai.
Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara mandiri,
kolaborasi atau rujukan.
c. Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan
4) Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dilakukan bidan sesuai dengan rencana yangtelah
ditetapkan. Pada langkah ini, bidan melakukan secara mandiri,
pada penanganan kasus yang didalamnya memerlukan tindakan di luar kewenangan
bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Pelaksanaan tindakan selalu
diupayakan dalam waktu yang singkat, efektif, hemat dan berkualitas. Selama
pelaksanaan, bidan mengawasi dan memonitor kemajuan pasien atau klien.
5) Evaluasi
Adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi, tujuan
evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan.

2. Langkah-Langkah
a. Langkah-langkah manajemen kebidanan
1) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara
keseluruhan.
2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnose atau masalah.
3) Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan
keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali
manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.

b. Urutan pendokumentasian menggunakan dokumentasi SOAP


Metode dokumentasi merupakan pendekatan SOAP disarikan sebagai proses
pemikiran dalam penatalaksanaan manajemen kebidanan, SOAP digunakan untuk
mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis pasien sebagai catatan
kemajuan. SOAP merupakan bentuk catatan yang bersifat sederhana, tertulis, jelas,
dan logis.
Dalam Kepmenkes (2007), tentang standar asuhan kebidanan dijelaskan :
1. S : Data Subjektif  
Mencatat hasil anamnesa.Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut
pandang pasien. Mimik pasien mengenai keluhan dan kekhawatirannya dicatat
sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang berhubungan dengan diagnosa.
2. O: Data Objektif
Mencatat hasil pemeriksaan. Data tersebut menunjukkan bahwa bukti gejala
klinis pasien dan fakta yang berhubungan dengan diagnosa. Data fisiologis, hasil
observasi yang jujur, informasi kajian teknologi (hasil laboratorium, sinar X, USG,
dan lain-lain) dan informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam
kategori ini, akan menjadi komponen yang berarti dari diagnosa yang akan
ditegakkan. 
3. A : Analisa/Assessment 
Mencatat diagnosa dan masalah kebidanan. Dalam SOAP untuk tahap
assessment mencakup 3 langkah manajemen kebidanan, yaitu: interpretasi data dasar,
identifikasi diagnosa/masalah potensial, dan menetapkan kebutuhan
tindakan/penanganan segera. 
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau informasi
subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena keadaan
pasien terus berubah dan selalu muncul informasi baru baik objektif dan subjektif, dan
sering diungkap secara terpisah, maka proses kajian ini adalah sesuatu proses yang
dinamik.
4. P : Penatalaksanaan
Mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan
seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up, dan rujukan.

B. Konsep Dasar Kehamilan


1. Defenisi Masa kehamilan
adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Lamanya hamil normal 40 minggu atau 9 bulan 7 hari
dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2018).
Kehamilan adalah masa dimana terdapat janin di dalam rahim seorang perempuan.
Masa kehamilan didahului oleh terjadinya pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-
laki dengan sel telur. setelah pembuahan, terbentuk kehidupan baru berupa janin dan
tumbuh di dalam rahim ibu yang merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman
bagi janin (Ratna, 2017).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehamilan Menurut Anggrita Sari, dkk (2015),
meliputi:
1) Faktor fisik
a) Status kesehatan Kondisi kesehatan sangat penting dalam kehamilan, baik kondisi
kesehatan sebelum atau selama kehamilan. Kehamilan dapat lebih berbahaya lagi
jika wanita tersebut sedang sakit.
b) Status gizi Selama masa kehamilan ibu merupakan sumber nutrisi bagi bayi yang
dikandungnya. Apa yang ibu makan akan memepengaruhi kondisi bayi. Wanita
hamil dengan status gizi kurang memiliki kategori risiko tinggi keguguran,
kematian bayi dalam kandungan, kematian bayi baru lahir, cacat dan Berat Lahir
Rendah. Selain itu umumnya pada ibu dengan status gizi kurang tersebut dapat
terjadi 2 komplikasi yang cukup berat selama kehamilan yaitu anemia (kekurangan
sel darah merah) dan pre eklampsia/eklampsia.
c) Gaya hidup Sangat dianjurkan pada ibu hamil terutama selama trimester I untuk
menghindari rokok, minuman beralkohol, dan obat-obatan yang tidak dianjurkan
oleh dokter atau bidan karena sangat berbahaya bagi bagi ibu dan bayinya. Semua
benda tersebut dapat terserap dalam darah ibu kemudian terserap dalam darah bayi
melalui system sirkulasi plasenta selama kehamilan.
d) Hamil diluar nikah dan kehamilan yang tidak diharapkan Di beberapa golongan
masyarakat ada orang-orang yang tidak menghargai ibu-ibu yang tidak bersuami
atau hamil diluar nikah. Sehingga akan mempengaruhi kejiwaan ibu tersebut
selama kehamilan dan menyebabkan ibu tidak mengharapkan kehadiran bayinya
dan menolak kehamilannya.
2) Faktor psikologi, stressor internal, eksternal, substance abuse, partner abuse.
a) Stressor internal & eksternal Faktor psikologis yang mempengaruhi kehamilan
berasal dari dalam diri ibu dapat berupa latar belakang kepribadian ibu dan
pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Sedangkan faktor
psikologi yang berasal dari luar diri ibu dapat berupa pengalaman ibu.
b) Support keluarga Support keluarga yang dapat diberikan agar kehamilan dapat
berjalan lancar antara lain : memberikan dukungan pada ibu untuk menerima
kehamilannya, memberi dukungan pada ibu untuk menerima dan mempersiapkan
peran sebagai ibu, memberi dukungan pada ibu untuk menghilangkan rasa takut
dan cemas terhadap persalinan, memberi dukungan pada ibu untuk menciptakan
ikatan yang kuat antara ibu dan anak yang dikandungnya melalui perawatan
kehamilan dan persalinan yang baik, menyiapkan keluarga lainnya untuk
menerima kehadiran anggota keluarga baru.
3) Faktor lingkungan, sosial budaya, fasilitas kesehatan, ekonomi
a) Faktor lingkungan Banyak alasan mengapa ibu mengalami kesulitan untuk
menjadi sehat terutama ibu hamil, beberapa alasan antara lain karena
kemiskinan, kurangnya pelayanan medik, kurang pendidikan dan pengetahuan,
termasuk pengaruh sosial budaya berupa kepercayaan yang merugikan atau
membahayakan.
b) Kebiasaan adat istiadat Persepsi tentang kehamilan berbeda-beda menurut adat
istiadat daerah masing-masing. Kebiasaan/mitos tersebut dapat mempengaruhi
psikologi ibu (cemas dan khawatir), misalnya bumil dilarang makan strawberry
karna tubuh bayi akan berbintik, menggeliat karna bayi akan terlilit tali pusat
dan lain-lain.
c) Fasilitas kesehatan Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai dengan jarak
yang mudah terjangkau akan memberi kemudahan bagi ibu hamil untuk sering
memeriksakan kehamilannya dan untuk mendapatkan penanganan dalam
keadaan darurat.
d) Sosial ekonomi Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi kehamilan ibu karena
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhankebutuhan ibu selama kehamilan
antara lain makanan sehat, bahan persiapan kelahiran, obat-obatan, tenaga
kesehatan dan transportasi/sarana angkutan

3. Kekurangan Energi Kronis (KEK)


a. Definisi
1) Kekurangan Energi Kronis adalah salah satu keadaan malnutrisi, yaitu keadaan
patologis akibat kekurangan zat gizi dan ambang LiLA pada WUS dan PUS <23,5 ,
diperkirakan akan melahirkan bayi dengan BBLR (Supariasa, 2012)
2) Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu keadaan dimana status gizi
seseorang buruk yang disebabkan karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi
yang mengandung zat gizi makronutrien yakni yang diperlukan banyak oleh tubuh dan
makronutrien yang diperlukan sedikit olehtubuh (Rahmaniar, 2013).
3) Kondisi kurang energi kronik (KEK) biasanya terjadi pada wanita usia subur yaitu
wanita yang berusia 15-45 tahun. Kekurangan energi kronis dapat diukur dengan
mengetahui lingkar lengan atas dan indeks massa tubuh seseorang. Ibu yangmempunyai
lingkar lengan atas yang kurang dari 23,5 cm dapat dikatakan ia mengalami kekurangan
gizi kronis (Chandradewi,2015).
b. Tanda dan gejala
Menurut Supariasa (2010), tanda-tanda klinis KEK meliputi :
1) Berat badan <40 kg atau tampak kurus dan LILA kurang dari 23,5 cm.
2) Tinggi badan <145 cm.
3) Ibu menderita anemia dengan Hb <11 gr%.
4) Lelah, letih, lesu, lemah, lunglai.
5) Bibir tampak pucat.
6) Nafas pendek.
7) Denyut jantung meningkat.
8) Susah buang air besar.
9) Nafsu makan berkurang.
10) Kadang-kadang pusing.
11) Mudah mengantuk.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menurut Intan Agria dkk (2012) yaitu :
1) Umur
Lebih muda umur seorang wanita hamil, lebih banyak energi yang diperlukan.
2) Berat Badan
Di negara maju pertambahan BB selama hamil sekitar 1-14 kg, kalau ibu kurang gizi
pertambahan BB hanya 7-8 kg, dengan akibat akan melahirkan bayi BBLR.
3) Suhu Lingkungan
Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan
energi yang diperlukan.
4) Pengetahuan ibu hamil dan keluarga tentang zat gizi dalam makanan.
5) Penyusunan menu makan ibu hamil dipengaruhi oleh :kemampuan keluarga membeli
makanan dan pengetahuan tentang zat gizi.
6) Aktivitas Setiap aktifitas perlu energi, makin banyak aktifitas yang dilakukan makin
banyak energi yang diperlukan tubuh.
7) Status Kesehatan Pada kondisi sakit asupan gizi pada ibu hamil tidak boleh dilupakan.
8) Status ekonomi : Status ekonomi dan status sosial mempengaruhi seorang wanita
dalam memilih makanannya.
d. Akibat KEK
Menurut Anggrita Sari dkk (2015) yaitu :
(1) Terhadap Ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu
antara lain : anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal,
dan terkena penyakit infeksi.
(2) Terhadap persalinan
Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan
sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature), pendarahan setelah
persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat.
(3) Terhadap janin
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan,
anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR).
e. Pencegahan KEK
Cara pencegahan KEK adalah
1) Meningkatkan konsumsi makanan bergizi yaitu :
a) Makan-makanan yang bervariasi dan cukup mengandung
kalori dan protein termasuki makan makanan pokok seperti nasi, ubi, dan kentang
setiap hari dan makanan yang mengandung protein seperti daging, ikan, telur,
kacang kacangan atau susu sekurang-kurangnya sehari sekali.
b) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani
(daging, ikan, ayam, telur) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua,
kacangkacangan, tempe).
c) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (daun
katuk, daun singkong,bayam,jambu, tomat, jeruk, dan nanas) sangat bermanfaat
untuk meningkatkan penyerapan zat besi dalam usus.
2) Menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum tablet penambah darah.

f. Penatalaksanaan KEK pada kehamilan


1) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi seimbang dan harus
meliputi enam kelompok, yaitu makanan yang mengandung protein (hewani dan
nabati), susu dan olahannnya (lemak), roti dan biji-bijian (karbohidrat), buah dan
sayur-sayuran (Proverawati dan Siti, 2009).
2) Menyusun menu seimbang bagi ibu hamil, Ibu hamil membutuhkan tambahan
energi/kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, plasenta, jaringan
payudara dan cadangan lemak. Tambahan energi yangMdiperlukan selama hamil
yaitu 27.000 – 80.000 Kkal atau 100 Kkal/hari. Sedangkan energi yang dibutuhkan
oleh janin untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95 Kkal/hari. Kebutuhan tersebut
terpenuhi dengan mengkonsumsi sumber tenaga (kalori/energi) sebanyak 9 porsi,
sumber zat pembangun(protein) sebanyak 10 porsi dan sumber zat pengatur sebanyak
6 porsi dalam sehari. Setelah menyusun menu seimbang perlu juga dibuat prosentase
pembagian makan dalam sehari yaitu:
(a) Makan pagi : jam 07.00 : 25%
(b) Selingan pagi : jam 10.00 : 10%
(c) Makan siang : jam 12.00 : 25%
(d) Selingan sore : jam 15.00 : 10%
(e) Makan malam : jam 18.00 : 20%
(f) Selingan malam : jam 20.00 : 10%
(Proverawati dan Siti, 2009)
3) Memberikan ibu makanan tambahan (PMT bagi ibu hamil)
PMT pemulihan bumil KEK adalah makanan bergizi yang diperuntukkan bagi ibu
hamil sebagai makanan tambvahan untuk pemulihan gizi, PMT Pemulihan bagi ibu
hamil dimaksudkan sebagai tambahan makanan, bukan sebagai pengganti makanan
sehari-hari. PMT dilakukan berbasis bahan makanan lokal dengan menu khas daerah
yang disesuaikan dengan kondisi setempat. Mulai tahun 2012, Kementrian Kesehatan
RI menyediakan anggaran untuk kegiatan PMT pemulihan bagi balita kurang gizi dan
ibu hamil KEK melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). PMT diberikan
kepada ibu yang hamil setiap hari selama 90 hari berturut-turut atau dikondisikan
dengan keadaan geografis dan sumber daya kader masyarakat yang membantu proses
memasak PMT (Panduan Penyelenggaraan PMT (Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang
dan Ibu Hamil).
4) Peningkatan suplementasi tablet Fe pada ibu hamil dengan memperbaiki sistem
distribusi dan monitoring secara terintegrasi dengan program lainnya seperti
pelayanan ibu hamil dll (Waryana, 2010).
5) Rutin memeriksakan kehamilannya minimal 4 kali selama hamil untuk mendapatkan
pelayanan secara maksimal (Waryana, 2010).
6) Pemantauan berat badan dan pengukuran LILA
Pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan sentimeter, dengan
batas ambang 23,5 cm (batas antara merah dan putih). Berat badan adalah salah satu
parameter yang memberikan gambaran masa tubuh. Masa tubuh sangat sensitive
terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya karena terserang penyakit
infeksi, menurunnya nafsu makan atau menurunnya jumlah makanan yang
dikonsumsi (Waryana,2010).
g. Pengukuran LILA
1) Pengertian
Pengukuran LILA adalah suatu cara untuk mengetahui risiko Kekurangan Energi
Kronis, LILA normal adala 23,5 cm, jika ukuran LILA kurang dari 23,5 maka
interprestasinya adalah kurang energi kronis. (Anggrita Sari dkk, 2015) Untuk
penilaian status gizi ibu hamil, dilakukan dengan pemeriksaan Ante Natal Care
(ANC) rutin kepada ibu hamil,dengan menimbang berat badan, mengukur LILA,
memeriksa kadar Hb (Anggrita sari dkk, 2015).
Menurut Supariasa (2010), tujuan pengukuran LILA adalah:
a) Mengetahui risiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk mencapai
wanita yang mempunyai risiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
b) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam
pencegahan ddan penanggulangan KEK.
c) Mengembangkan gagsan baru di kalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak.
d) Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS
yang menderita KEK.
e) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaranWUS termasuk ibu
hamil yang menderita KEK.Menurut Supariasa (2012), hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah :
a) Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
(kecuali orang kidal kita ukur lengan kanan).
b) Lengan harus dalam posisi bebas.
c) Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak
d) tegang dan kencang.
e) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak
f) kusut atau sudah dilipat sehingga permukaannya
g) sudah tidak ada.
Menurut Supariasa (2010), cara mengukur LILA yaitu :
a) Tetapkan posisi bahu dan siku.
b) Letakkan pita diantara bahu dan siku.
c) Tentukan titik tengah lengan.
d) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
e) Pita jangan terlalu ketat.
f) Pita jangan terlalu longgar
g) Cara pembacaan skala yang benar.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


DI PUSKESMAS BLEGA

PENGKAJIAN
Tanggal : 11 Februari 2023
Jam : 10.00 wib
Identitas Pasien
Penanggung Jawab
Identitas Pasien
Status : Suami
1. Nama : Ny ”S” 1. Nama : Tn ”Z”
2. Umur : 25 Tahun 2. Umur : 30 Tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa: Madura 6. Suku bangsa: Madura
7. Alamat : Bates 7. Alamat : Bates

I. DATA SUBJEKTIF
1. Keluhan Utama
Ingin kontrol hamil
2. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang
Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), hepatitis, TBC, dan asma.
b. Dahulu
Tidak ada riwayat menderita penyakit serius seperti penyakit jantung, diabetes
melitus (DM), hepatitis, TBC, dan asma.
3. Riwayat Reproduksi
a) Menarche : 13 tahun
b) Siklus haid : 28 hari
c) Lamanya haid : 5-7 hari
d) Keluhan haid : Tidak ada

4. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
b. HPHT : 28-10-2022
c. HPL : 04-08-2023
d. Usia Kehamilan : 15-16 Minggu
e. Status TT : TT4

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


Ham Persalinan Nifas
il Tgl U Jenis Penol Komplik JK BB Perdara Lakta Komplik
ke- Lahir K Persalinan ong asi Lahir han si asi
Ib Ba
u yi
1. HA IN
MIL I

6. Riwayat Perkawinan
1 kali menikah, 1 tahun
7. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
Tidak menggunakan kontrasepsi
8. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (Kesiapan menghadapi proses persalinan)
Ibu senang dengan kehamilannya, keluarga, orang tua juga suami sangat memberi
dukungan terhadap kehamilannya saat ini.
9. Activity Daily Living
a. Nutrisi
Sebelum hamil : ibu makan 3 kali sehari dengan menu nasi, lauk, sayur
dan buah. Ibu minum air putih ± 7-8 gelas per hari.
Selama hamil : Pola makan ibu teratur dengan frekuensi 1 kali sehari
dengan jenis makanan nasi, sayur, lauk pauk, dan buah.
ibu minum 7-8 gelas/hari.

b. Eliminasi
Sebelum hamil : Ibu BAK sebanyak 3-4 kali/hari, BAB sebanyak 1-2
kali/hari
Selama hamil : Ibu BAK sebanyak 3-4 kali/hari, BAB sebanyak 1-2
kali/hari

c. Istirahat (tidur)
Sebelum hamil : Ibu tidur siang kurang lebih 2 jam/hari, dan tidur
malam 7-8 jam/hari.
Selama hamil : Ibu tidur siang kurang lebih 2 jam/hari, dan tidur
malam 7-8 jam/hari.
d. Personal hygiene
Sebelum hamil : Ibu mandi 2 kali sehari memakai sabun, keramas tiap
rambut kotor dengan menggunakan shampo, sikat gigi 2
kali dalam sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, kebersihan
Vulva setiap selesai BAB/BAK dibersihkan dengan air
bersih dan ganti celana dalam 2 kali sehari.
Selama hamil : Ibu mandi 2 kali sehari memakai sabun, keramas tiap
rambut kotor dengan menggunakan shampo, sikat gigi 2
kali dalam sehari, ganti pakaian 2 kali sehari, kebersihan
Vulva setiap selesai BAB/BAK dibersihkan dengan air
bersih dan ganti celana dalam 2 kali sehari.
e. Seksualitas
Sebelum hamil : melakukan hubungan seksual 1-2 kali seminggu
Selama hamil : jarang melakukan hubungan sexual
f. Kebiasaan merokok, minum obat dan jamu
Sebelum hamil : Tidak pernah merokok, minum obat yang diberikan
dari bidan dan kadang-kadang minum jamu.
Selama hamil : Tidak pernah merokok, minum obat yang diberikan
dari bidan dan kadang-kadang minum jamu.

II. DATA OBJEKTIF


1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Cukup
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg RR : 20 x/mnt
Suhu Respirasi : 20 x/mnt Nadi : 85 x/mnt
d. Berat Badan :
Sebelum hamil : 42 kg
Kunjungan lalu : 46 kg
Kunjungan ini : 46 kg.
e. Tingg badan : 157 cm
f. IMT : 18.6 cm
g. LILA : 22 cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
Inspeksi : Rambut bergelombang, hitam, tidak rontok.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan.
b. Mata
Inspeksi : Konjungtiva merah muda, sclera putih.
c. Wajah
Inspeksi : Tidak ada chloasma gravidarum Palpasi : Tidak ada edema
d. Dada (payudara)
Inspeksi : Putting susu menonjol, terdapat hiperpegmentasi aerola mammae
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan massa dan benjolan
e. Abdomen
1) Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, tampak striae alba
2) Palpasi :
Leopold I : 3 jari di bawah pusat (MC : 18 cm ), bagian fundus teraba
lunak, tidak melenting ( bokong)
Leopold II :
Kanan : teraba seperti papan, keras, memanjang ( punggung)
Kiri : teraba seperti bagin bagian kecil ( ektremitas)
Leopold III : bagian terendah janin teraba keras, bulat, melenting (kepala),
belum masuk PAP
Leopold IV : -
Auskultasi:
Djj : 134 x/mnt
f. Genetalia Eksterna dan Anus
Inspeksi : Tidak ada varices, Tampak pada pakaian dalam ibu lendir berwarna
kekuningan.
g. Ekstremitas
Inspeksi : Tidak ada varices, jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap
Palpasi : Tidak ada edema
3. Pemeriksaan laboratorium (atas indikasi)
a. Darah (Hb, golongan darah, HbSAg, WR/VDRL)
GD :B
Hb : 10,2 gr/dl
GDA : 71
HIV : NR
HbSAg :-
Syphilis :-
4. Hasil Skrining/Deteksi Dini Kehamilan
Skor KSPR :2
Resiko Pre-eklamsi : ROT (-) MAP (-)
III. ANALISIS DATA
G1P0A0H0 Usia Kehamilan 15-16 minggu Hidup/Tunggal/Intra Uterin/ Keadaan Ibu
Dan Janin baik dengan Kekuranagn Energi kronik

IV. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu pada ibu mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa
keadaan umum ibu baik-baik saja dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital seperti
TD 120/70, Respirasi 22 x/menit, Nadi 80 x/menit, dan Suhu 36,50C serta BB 46
Kg, LiLA: 22 cm, Keadaan janin baik dengan DJJ (+) terdengar jelas frekuensi 134
x/menit, dan memberitahu ibu bahwa dari hasil pemeriksaan ibu mengalami
Kekurangan Energi Kronis (KEK). Ibu mengetahuinya
2. Menjelaskan pada ibu bahwa keluhan yang dirasakan ibu tentang kurang nafsu
makan ini biasa disebabkan perubahan hormone dan mood selama 77 kehamilan,
sehingga untuk tetap menjaga nutrisi ibu maka dianjurkan untuk makan sedikit tapi
sering. Ibu mengerti penjelasan dan akan mengikuti sesuai anjuran.
3. Menganjurkan ibu untuk lebih meningkatkan pola makanan dari sebelumnya yaitu
peningkatkan porsi makan sebanyak 4-5 kali sehari. Meningkatkan jumlah protein
yang di konsumsi dari ikan, telur, dan daging dari sebelumnya. Meningkatkan
jumlah buah-buahan yang dimakan misalnya setiap hari mengonsumsi buah-buahan,
dan sayur sayuran hijau yang sebelumnya hanya memakan dalam jumlah sedikit
menjadi lebih banyak porsi perharinya. Mengingatkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi pemberian bantuan dari petugas Kesehatan berupa biskuit ibu hamil,
dan tetap meminum susu ibu hamil 2 kali sehari. Ibu bersedia untuk memakan
makanan bergizi yang dianjurkan petugas kesehatan
4. Menganjurkan ibu kontrol 1 bulan, ibu mengerti

Bangkalan, 11 Februari 2023


Praktikan

ULFATUL ZUHRO
Mengetahui,
Pembimbing Prodi Pembimbing Klinik
BAB
IV

Iin Setiawati, S.Keb.,Bd, M.Kes Sri Anita Kusuma, S. Tr. Keb, Bd

PEMBAHASAN
Asupan makanan selama hamil berbeda dengan asupan sebelum masa kehamilan
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin, berdasarkan angka kecukapan gizi (AKG) tahun
2013 diperlukan tambahan 300 kkal perhari selama kehamilan. Penambahan protein
20gr/hari, lemak 10g/hari dan karbohidrat 40g/hari selama kehamilan serta mikronutrisi
lainnya untuk membantu proses pertumbuhan janin didalam kandungan. Pertumbuhan dan
perkembangan janin ini sangat dipengaruhi oleh asupan gizi ibu selama hamil. Jika keadaan
kesehatan dan status gizi ibu hamil baik, maka kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya
akan baik pula, sebaliknya jika keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil kurang baik
(anemia) maka dapat meyebabkan janin lahir mati atau bayi lahir dengan berat badan kurang
dari normal/low birth weight. Asupan gizi yang cukup sangat dibutuhkan oleh ibu hamil,
kebutuhan gizi ini diperlukan ibu hamil untuk dapat memberikan nutrisi yang baik kepada
janin untuk pertumbuhan dan perkembangan janin didalam kandungan. Pertumbuhan janin
dan berat lahir bayi ini dipengaruhi oleh asupan gizi yang dikonsumsi ibu selama masa
kehamilan. Asupan nutrisi yang baik pada ibu hamil akan menghindari terjadinya malnutrisi
pada ibu, jika berlanjut akan berdampak buruk pada perkembangan janin dimana dapat
menjadi berat badan lahir rendah atau berlebih. (Marangoni et al., 2016)
Prevalensi Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Indonesia menurut
Riskesdas Tahun 2018 sebanyak 17,3%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan S.Mila, 2015
peran asupan pada saat hamil berupa makronutrient seperti karbohidrat, lemak sangat
memengaruhi berat badan lahir bayi. Kekurangan nutrisi pada zat gizi protein dan energi pada
ibu hamil dapat mengurangi inti dari DNA dan RNA dan dapat menganggu profil asam lemak
sehingga transfer zat gizi ibu kejanin menjadi terganggu. Ukuran otak juga berkurang pada
mekanisme ini sebagai akibat dari perubahan struktur protein, konsentrasi faktor
pertumbuhan dan produksi neurotransmiter. Malnutrisi pada protein dan energi terjadi pada
minggu ke 24– 44 pasca konsepsi dapat terjadi di dalam uterus maupun di luar uterus hal ini
dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat. Pertumbuhan janin terhambat ini juga
berakibat pada buruknya pertumbuhan kepala pada masa prenatal yang dapat berhubungan
dengan buruknya keluaran perkembangan saraf. (Kementerian Kesehatan RI, 2018; Syari,
Serudji, & Mariati, 2015)

Diet ibu yang sehat dan bervariasi bermanfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan bayi. Wanita hamil harus fokus pada kualitas diet dan didorong untuk memilih makanan
kaya nutrisi yang kaya akan vitamin dan mineral penting. Panduan dan rekomendasi diet
secara keseluruhan telah dihasilkan dan dipublikasikan dalam pernyataan Royal College of
Obstetricians and Gynecologists (RCOG) untuk membantu pemilihan makanan yang
kondusif untuk diet sehat keseluruhan selama kehamilan (lihat di bawah untuk daftar
rekomendasi mereka) :
1) Basis makanan pada makanan bertepung seperti kentang, roti, nasi dan pasta.
2) Pilih gandum dan makanan kaya serat jika memungkinkan seperti gandum, kacang-
kacangan, lentil, biji-bijian dan biji-bijian, roti gandum, beras merah dan pasta
gandum.
3) Makan setidaknya lima porsi buah dan sayuran yang berbeda setiap hari (kentang
tidak masuk dalam target ini). Jangan hitung jus buah murni lebih dari satu porsi
lima hari.
4) Makan sesedikit mungkin makanan yang digoreng dan hindari minuman yang
mengandung banyak gula, dan makanan lain seperti permen, kue dan biskuit yang
memiliki kandungan lemak dan / atau gula tinggi.
5) Konsumsi protein setiap hari; pilih daging tanpa lemak saat memilih sumber
daging. Lentil, kacang, dan tahu juga merupakan sumber protein yang baik.
6) Bertujuan untuk makan dua porsi ikan seminggu.
7) Makan makanan susu secara teratur tetapi pilihlah varietas rendah lemak seperti
susu skim atau yogurt rendah lemak.
8) Tetap memperhatikan porsi porsi makanan dan camilan yang dikonsumsi, dan
seberapa sering makan.
9) Selalu makan sarapan.

Selain rekomendasi yang dirancang untuk membantu Wanita mengikuti diet sehat
secara keseluruhan, ada beberapa kunci yang patut mendapat perhatian khusus. Pertama-tama
perlu dicatat bahwa penyerapan dan metabolisme berbagai nutrisi penting dari makanan dan
dari toko ibu meningkat secara signifikan selama kehamilan. Dengan demikian, meskipun
kebutuhan nutrisi meningkat karena tuntutan kehamilan, untuk banyak nutrisi, rekomendasi
diet tidak melebihi rekomendasi untuk wanita yang tidak hamil. Namun, sangat penting untuk
menekankan kepada wanita hamil pentingnya bertujuan untuk memenuhi rekomendasi. (de
Seymour et al., 2019)
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Selama pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.”S” usia 25 tahun ibu hamil
dengan keputihan patologis dan mengacu pada tujuan yang ada maka dapat ditemukan
suatu diagnosa kebidanan yaitu :
1. Ibu hamil dengan keputihan patologis.
2. Potensial terjadinya gangguan system reproduksi saat, dan sesudah hamil.
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan ini pasien mempunyai pengaruh
terhadap pelaksanaan asuhan kebidanan antara lain :
2. Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
3. Keterbukaan pasien dalam mengungkapkan masalah kepada petugas
4. Adanya pengertian dan kesadaran pasien dalam menjaga kebersihan diri dan
mengatur pola makan, serta dukungan dari keluarga.

B. Saran
1. Untuk tenaga kesehatan
a. Menggunakan komunikasi dengan tepat dan jelas.
b. Menunjukkan sikap bersedia mau membantu pasien.
c. Memberikan motivasi atau dukungan.
2. Untuk Pasien.
a. Hendaknya pasien lebih memperhatikan tentang kebersihan diri terutama
kebersihan genetalia.
b. Bisa menjaga keseimbangan biologis, psikologis, spiritual sehingga tidak
terjadi penyakit yang tidak diinginkan.
c. Hendaknya selalu melakukan pemeriksaan minimal 1 bulan 1 kali untuk
mengontrol kesehatan ibu dan janin.

DAFTAR PUSTAKA
Khuzaiyyah Siti Dkk, “Karasteristik Wanita Denga Flour Albus “ E-Jurnal Ilmiah Kesehatan

(JIK) Vol VII, NO 1, Maret 2016.

Maharani Srinalesti Dan Debby Natalia .”Perawatan Organ Reproduksi Dan Kejadian

Keputihan Pada Ibu Hamil “ E.-Jurnal STIKES U‟ Budiyah Vol 8, No.2, Desember 2015.

Manuaba Dkk.Kesehatan Reproduksi Untuki Mahasiswa Bidan,Jakarta:Buku Kedokteran

EGC,2013.

Porwoastuti,E&Wahyuni,SE. Ilmu Obstetric & Ginekologi Social Untuk

Kebidanan.Yogyakarta: PT Pustaka Baru,2015. Setiawati,D,Kehamilandan Pemeriksaan

Kehamilan,Alauddin,2013

Natika. (2016). Gambaran Sikap Ibu Hamil Dalam Menangani Keputihan Di Puskesmas

Cangkringan Sleman Yogyakarta. The Journal Program Studi Kebidanan (D-3) Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani. Rekam Medik RSUD Kota Kendari. (2018)

Irianti, B. dkk. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasi Bukti. Jakarta : Sagung Seto.

Anda mungkin juga menyukai