Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. T USIA 28 TAHUN G2 P1 A0 USIA HAMIL 11 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Ketuntasan


Praktik Kebidanan Fisiologis Holistik Kehamilan

Program Studi Profesi Bidan

Disusun oleh :
Septiani Rida Wardani
P27224022334
Prodi Profesi Bidan Reguler Kelas C

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
PRODI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. T USIA 28 TAHUN G2 P1 A0 USIA HAMIL 11 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

Disusun oleh :

Nama : Septiani Rida Wardani


NIM : P27224022334
Kelas : Program Studi Profesi Kebidanan Reguler Kelas C

Tanggal Pemberian Asuhan : 30 Oktober 2022


Disetujui :

CI/Pembimbing Lahan
Tanggal : 30 Oktober 2022
Di : Puskesmas Wonogiri I
(Suwarti, S.Tr.Keb., Bdn)
NIP.19700505 199103 2 017

Dosen Pembimbing
Tanggal : 26 November 2022
Di : Poltekkes Kemenkes Surakarta
(KH Endah Widhi Astuti, M.Mid)
NIP.19720406 199803 2 002
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa atau proses alamiah yang dialami oleh seorang
ibu. Kehamilan didefenisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari sperma dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester pertama berlangsung 12 minggu, trimester kedua
(minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester ketiga (minggu ke-28 hingga
ke-40). Dan bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional (Prawirohardjo, 2011).
Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan di seluruh sistem
tubuh yang cukup mendasar. Tentunya perubahan ini akan menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Perubahan tersebut
meliputi perubahan fisik dan perubahan psikis wanita hamil (Kushartanti, 2004).
Perubahan fisik dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil meliputi perubahan sistem
reproduksi, payudara, sistem metabolisme, sistem muskuloskletal, sistem
kardiovaskuler, sistem integumen, sistem gastrointestinal, sistem urinaria, sistem
endokrin, dan sistem pernafasan. Perubahan ini akan menimbulkan berbagai
keluhan yang dialami ibu hamil, diantaranya adalah nyeri panggul, mual &
muntah, kejang tungkai, keringat berlebih, konstipasi, sering berkemih, dan sesak
nafas (Kusmiyati dkk, 2009).
Emesis gravidarum gejala yang wajar dan sering didapatkan pada ibu
hamil trimester 1. Mual muntah biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula
timbul setiap saat pada malam hari. Emesis gravidarum kerang lebih terjadi 6
minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10
minggu (Prawirohardjo, 2009). Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai
saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan
mual disebabkan karena meningkatnya hormone estrogen dan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) dalam serum (Wiknjosastro, 2009). Faktor psikologis
juga dapat mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum. Terdiri dari stres,
dukungan suami dan keluarga serta faktor lingkungan sosial, budaya dan
ekonomi. Apabila ibu hamil mengalami hal-hal tersebut dan tidak mendapatkan
penanganan dengan baik maka dapat menimbulkan masalah lain yaitu
peningkatan asam lambung dan selanjutnya dapat menjadi gastritis. Peningkatan
asam lambung akan semakin memperparah emesis gravidarum. Untuk
mengurangi terjadinya mual dan muntah yaitu dengan menghindari bau atau
faktor-faktor penyebabnya, makan sedikit-sedikit tapi sering, dan istirahat yang
cukup (Kusmiati dkk, 2009).
Angka kematian yang tinggi umumnya mempunyai tiga sebab pokok
yaitu masih kurangnya pengetahuan mengenai sebab akibat dan penanggulangan
komplikasi-komplikasi penting dalam kehamilan, persalinan, serta nifas,
kurangnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi, kurang meratanya
pelayanan kebidanan yang baik bagi semua ibu hamil (Prawirohardjo, 2013).
Bentuk penyebab langsung kematian ibu disebut dengan trias klasik berupa
perdarahan, infeksi, dan gestosis atau keracunan kehamilan. Sedangkan penyebab
tidak langsung kematian ibu seperti kehamilan dengan anemia, tindakan yang
tidak aman dan tidak bersih pada abortus dan kekurangan gizi pada ibu hamil
(Manuaba, 2010).
Kesehatan ibu dan anak merupakan harapan masa depan bagi sebuah
bangsa. Pentingnya membangun kesehatan ibu dan anak karena akan menentukan
generasi muda yang akan terbentuk di masa yang akan datang (Kementerian
Kesehatan RI, 2020). Keberhasilan sebuah bangsa dalam meningkatkan derajat
kesehatan ibu salah satunya ditentukan oleh angka kematian ibu. Menurut World
Health Organization (WHO), kematian yang terjadi pada saat kehamilan atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan disebut dengan Angka Kematian Ibu
(AKI). Kematian ibu umumnya terjadi akibat komplikasi saat dan pasca
kehamilan. Sekitar 75% dari total kasus kematian ibu adalah perdarahan, infeksi,
hipertensi dalam kehamilan dan komplikasi persalinan (WHO, 2018). AKI di
Indonesia pada tahun 2018 ini masih tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup
dan target AKI Indonesia pada tahun 2030 diharapkan akan menurun menjadi 131
per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Pada tahun 2017, AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,92 per 100.000
angka kelahiran hidup. Agka ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun
2016 yaitu mencapai 91 per 100.000 kelahiran hidup (Kementrian Kesehatan,
2018). Sedangkan di Kabupaten Jombang Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar
102,91/100.000 kelahiran hidup, lebih tinggi dari tingkat provinsi Jawa Timur.
Berdasarkan data tersebut maka perlu dilakukan pengkajian mengenai
pencegahan yang bisa dilakukan untuk menurunkan AKI, diantaranya adalah
dengan melakukan ANC terpadu dari mulai Trimester I, II dan III, yang
merupakan mulai dari pendekteksian dini resiko ataupun tindakan segera yang
harus dilakuka. Maka kita harus mengetahui bagaimanakah sikap dan tindakan
bidan sesuai manajemen asuhan kebidanan antenatal, khususnya dalam kasus ini
adalah pada trimester 1.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dirumuskan masalah bagaimanakah
sikap dan tindakan bidan tentang manajemen asuhan kebidanan antenatal pada
trimester I di Puskesmas Wonogiri I?

C. Tujuan
1. Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
menggunakan manajeman kebidanan.
2. Khusus
a) Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b) Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c) Mengidentifikasi masalah potensial
d) Mengidentifikasi kebutuhan segera
e) Menentukan perencanaan
f) Melakukakan penatalaksanaan
g) Mengevaluasi tindakan
h) Mendokumentasikan asuhan kebidanan

D. Manfaat
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Hasil laporan ini merupakan suatu masukan bagi pihak fasilitas
kesehatan setempat untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan
terutama bagi ibu hamil. Hasil laporan ini juga semoga dapat menambah
motivasi masyarakat sendiri untuk dapat meningkatkan kesadaran setiap
ibu hamil tentang pengetahuan risiko kehamilan dan manfaat dari
kunjungan ANC.

2. Bagi Ibu Hamil


Hasil laporan ini semoga dapat meningkatkan pemahaman dan
wawasan ibu hamil tentang kehamilan dan manfaat kunjungan ANC,
sehingga dapat mengidentifikasi sendiri risiko yang mungkin terjadi
selama masa kehamilan.

3. Bagi Pendidikan
Hasil laporan ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan
bacaan untuk mahasiswa kebidanan lainnya yang berkenaan dengan
kehamilan di Trimester I.

4. Bagi mahasiswa
Hasil laporan ini diharapkan menambah wawasan mahasiswa
mengenai pentingnya pelayanan antenatalcare serta pemberian asuhan
sesuai dengan kebutuhan ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


A. Pengertian
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 2008).
Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya pembuahan (konsepsi),
masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh lahirnya sang bayi
(Monika, 2009). Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Sarwono, 2008).
0Lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Sedangkan secara medis kehamilan dimulai dari proses
pembuahan sel telur wanita oleh spermatozoa dari pihak pria. Untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan maternal selama hamil maka ibu dianjurkan untuk
mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang disebut dengan antenatal.

B. Tanda Gejala
Tanda dan gejala kehamilan yaitu :
1. Tanda pasti kehamilan
a. Gerakan janin yang dapat dilihat / diraba / dirasa, juga bagian-bagian janin.
b. Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop monoral leannec.
2) Dicatat dan didengar alat Doppler.
3) Dicatat dengan feto elektrokardiogram
4) Dilihat pada ultrasonografi (USG). Terlihat tulang-tulang janin dalam
foto rontgen.
2. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
a. Amenorea
Umur kehamilan dapat dihitung dari tanggal hari pertama haid terakhir
(HPHT) dan tidak adasiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung
menggunakan rumus naegele yaitu TTP = (HPHT +7) dan (bulan HT+3).
b. Nausea and Vomiting
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Sering terjadi pada pagi hari, maka disebut morning
sickness/emesis gravidarum.
1) Penyebab Emesis gravidarum
Penyebab emesis gravidarum secara pasti belum dapat
diketahui, tetapi menurut Jimenez penyebab terjadinya mual di pagi
hari adalah emosi, perubahan hormon yang meningkatkan keasaman
lambung dan rendahnya gula. Mual disebabkan oleh impuls iritasi
yang datang dari traktus gastrointestinal, impuls yang berasal dari
otak bawah yang berhubungan dengan morning sicknees atau impuls
dan korteks serebri untuk memulai muntah. Muntah sendiri
disebabkan karena rangsangan yang kuat sebagai akibat dari distensi
yang berlebihan atau iritasi doudenum. Menurut Farer (2001)
penyebab pasti belum diketahui tetapi kemungkinan besar mual
muntah merupakan reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang
mendadak. Dugaan lain adalah peningkatan esterogen, HCl
lambung dan HCG ( Human Chorionic Gonadotroopin.
2) Patofisiologi mual dan muntah
Mekanisme mual dan muntah dikendalikan oleh dua area di SSP
yaitu CTZ (chemoreceptor Trigger Zone) dan di formasio
retikularis. CTZ terletak bilateral dasar ventrikel keempat Medulla
Oblongata yang bertanggung jawab terhadap keberadaan
substan emetogenic misalnya toxin, ureum, hypoxia, keton
bodies dan segala sesuatu yang di respon sebagai benda asing yang
masuk dalam sistem aliran darah dan cerebrospinal fluid (CSF).
Respon tubuh terhadap emetogenic memberikan sinyal yang dikirim
langsung melalui nervus vagus (N X) kelambung sehingga timbul
reaksi mual-muntah . Kasus lain yang dapat merangsang CTZ
misalnya iritasi dinding lambung karena bacteri atau virus,
menghirup atau menelan zat/obat-obat kimia, distensi lambung
karena kekenyangan, hambatan passage isi usus, timbunan gas,
termasuk kondisi psikis ( Cemas, takut, ). Sedang sinyal dinamika
psikis akan dikirim ke formatio reticularis dan selanjutanya ke
nervus Vagus. CTZ dan formatio reticularis mempunyai hubungan
yang saling mempengaruhi melalui pintasan neural.
Berdasar teori diatas HCG merupakan emetogenic yang
paling memenuhi sebagai penyebab emesis gravidarum karena
terjadinya pada trimester I kehamilan. Dalam hal ini HCG akan
direspon secara individual sebagai self antigen yang memberi sinyal
kimia pada CTZ dengan reaksi mual – muntah. Ini konsisten dengan
masa plasentasi yaitu selama + 90 hari, setelah masa ini chorion akan
menjadi plasenta dan kadar HCG menurun mual muntahpun mereda
atau hilang. Mengenai dinamika psikis, ini merupakan masalah yang
sangat terbuka untuk diteliti, karena respon spsikis individu terhadap
setiap aspek perubahan kehidupan sangat variatif.
c. Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan / minuman tertentu terutama pada
bulan-bulan triwulan pertama, tidak tahan suatu bau-bauan.
d. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
e. Anoreksia
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu
makan timbul kembali.
f. Fatigue (pusing)
g. Mammae membesar
Mammae membesar, tegang dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh
estrogen dan progesteron yang merangsang duktus dan alveoli payudara.
Kelenjar montgomery terlihat membesar.
h. Miksi
Miksi sering terjadi karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
i. Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot usus menurun oleh pengaruh hormon
steroid.
j. Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai
di muka (Chloasma gravidarum), areola payudara, leher dan dinding
perut (linea nigra=grisea).
k. Epulis atau dapat disebut juga hipertrofi dari papil gusi.
l. Pemekaran vena-vena (varises).
Terjadi pada kaki, betis dan vulva. Keadaan ini biasanya dijumpai pada
triwulan akhir.
3. Tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar.
b. Uterus membesar.
c. Tanda Hegar.
Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu adanya uterus segmen
bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d. Tanda Chadwick
Adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi kebiru-biruan.
e. Tanda Piscaseck
Yaitu adanya tempat yang kosong pada rongga uterus karena embrio
biasanya terletidak ada disebelah atas, dengan bimanual akan terasa
benjolan yang asimetris.
f. Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (braxton hicks).
g. Teraba ballotement.
h. Reaksi kehamilan positif.

C. Perubahan Fisiologis
1. Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan adalah sistem yang berkaitan dengan fungsi
eliminasi dan produksi urine dalam tubuh.Sistem ini juga dianggap penting
yang berhubungan dengan kontrol keseimbangan air dan elektrolit serta
tekanan darah.Uterus pada wanita tidak hamil berada tepat di belakang dan
sebagian di atas kandung kemih.Saat Hamil,uterus membesar mempengaruhi
semua bagian saluran kemih pada waktu yang berbeda dan hormon kehamilan
memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan efek mekanis.
Yang termasuk organ sistem perkemihan adalah:
a. Ginjal
b. Ureter
c. Vesika Urinaria
d. Urethra
Dari keempat organ perkemihan tersebut mengalami perubahan – perubahan
selama kehamilan.
a. Ginjal (Ren) dan Perubahannya.
Bentuk seperti kacang panjang,terletidak ada di belakang dari bagian
abdomen. Ren kiri terletidak ada setinggi Vertebra lumbal I – IV dan Ren
kiri terletidak ada setengah badan vertebra lebih rendah daripada yang kiri
karena di sebelah kanan ada hepar.Mempunyai 2 ekstremitas superior( ada
glandula supraren/kelenjar anak ginjal). Dan ekstremitas inferior.
Mempunyai 2 margo lateral dan margo medial(ada hilus renalis) merupakan
tempat keluar masuknya vasa,saraf,limfe dan ureter.Pada kehamilan Ginjal
berfungsi untuk mengelola zat-zat sisa dan kelebihan yang dihasilkan akibat
peningkatan volume darah dan curah jantung juga produk metabolisme
tetapi juga menjadi organ utama yang mensekresi produk sisa dari
janin.Pada kehamilan trimester I ginjal mengalami peningkatan pada
panjangnya dan merupakan akibat terbesar dari peningkatan aliran darah
ginjal dan volume vaskuler.Dilatasi kaliks dan pelviks ginjal dan semakin
nyata pada Trimester II kehamilan yang bisa meningkatkan resiko infeksi
saluran kemih.Pada Trimester III Biasanya terjadi hidronefrosis terjadi pada
80 -90% wanita.mungkin disebabkan oleh respons ginjal oleh progesteron
dan peningkatan
b. Ureter
Merupakan saluran yang menghubungkan dari Ren menuju ke
vesika Urinaria.Ureter memanjang dan membentuk kurva tunggal atau
ganda yang tampak seperti sebuah belitan pada pemeriksaan sinar-X. Pada
Trimester I Begitu uterus menjadi organ abdomen, penambahan massanya
menekan ureter pada tepian pelviks.Kompresi ini menyebabkan peningkatan
tonus intraureter yang terletidak ada di atas pelvis.Hal ini yang
menyebabkan produksi urin yang meningkat.Juga meningkatkan diameter
lumen ureter,dan hipertonisitas serta hipomotilitas.Karena perubahan ini,
pada Trimester II volume ureter mungkin meningkat 25 kali dibandingkan
dengan keadaan tidak hamil,equivalen dengan peningkatan 300 ml
Urine.Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri mengalami pembesaran
karena pengaruh progesteron.Akan tetapi,ureter kanan lebih lebih membesar
karena lebih banyak mendapat tekanan dibandingkan dengan ureter kiri.Hal
ini disebabkan karena uterus lebih sering memutar ke arah kanan atau
karena orang banyak beraktifitas dengan bagian kanan tubuh. Pada
Trimester III Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut, lebih sering terjadi
Hidroureter.Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan
masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi
panggul.Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan daripada bagian kiri
akibat Dekstrorotasiuterus saat keluardari panggul.
c. Vesika Urinaria
Merupakan suatu kantong muskulomembran yang berfungsi untuk
menampung urine.Pada kehamilan Trimester I tonus kandung kemih
menurun sebagai respons otot polos terhadap efek progesteron.Kapasitas
kandung kemih meningkat hingga 1 liter yang menyebabkan ibu hamil lebih
sering kencing.Karena pembesaran uterus selama Trimester II
kehamilan,kandung kemih terdorong ke arah anterior dan superior.
Perpindahan ini mengubah letidak ada intravesikuler ureter,yang kemudian
menyebabkan regurgitasi urin ke Ureter pada saat berkemih.
Pada Trimester III Permukaan mukosa menjadi hiperemia dan
edema sehingga terjadi peningkatan resiko trauma pada persalinan.
Selanjutnya,jika pada kandung kemih penuh maka akan disalurkan ke
urethra.
d. Urethra
Merupakan saluran terakhir dari saluran kemih.Memiliki panjang 4
cm pada wanita dan terdiri dari saluran sempit yang berada di dalam lapisan
luar dinding vagina anterior. Urethra bermula dari leher vesika urinaria dan
terbuka kedalam vestibulum vulva sebagai meatus urethra.Selama
Kehamilan Trimester I, urethra sedikit memanjang dan pada Trimester II,
Urethra akan lebih memanjang terutama pada Trimester III,urethra akan
lebih memanjang karena Vesika Urinaria tertarik keatas ke arah abdomen
dan dapat bertambah panjang beberapa centimeter.
Pola normal berkemih pada wanita tidak hamil, pada siang
hari,berkebalikan dengan pola pada wanita hamil.Wanita yang hamil
mengumpulkan cairan(air dan natrium)selama siang hari dalam bentuk
edema dependen akibat tekanan uterus padapembuluh darah panggul dan
vena kava inferior.dan kemudian mensekresikan cairan tersebut pada malam
hari melalui kedua ginjal ketika wanita berbaring.
2. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan adalah Wanita hamil sering mengeluhkan
perubahan nafsu makan,jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi,dan
toleransinya terhadap makanan tertentu.Walaupun beberapa perubahan
mungkin dipengaruhi oleh faktor sosial budaya,faktor anatomi dan pengaruh
hormon pada saluran pencernaan mengubah fungsi – fungsi yang biasa
dijalankan oleh sistem pencernaan. Diantaranya adalah:
a. Mulut
Banyak wanita yang mengalami perubahan dalam pengecapan
segera setelah konsepsi. Keadaan ini mungkin disebabkan pengaruh
hormon saliva,dan juga pada indra penciuman. Saliva menjadi lebih asam
selama Kehamilan.Walaupun studi terdahulu mengatidak adaan adanya
peningkatan produksi saliva,Studi lain berpendapat bahwa keadaan ini
hanya suatu persepsi yang disebabkan oleh penurunan kemampuan
menelan selama periode mual muntah.Beberapa wanita tercatat
mengalami ptialisme (hipersaliva) yang terjadi pada siang hari dan
berakhir pada saat persalinan. Di bawah pengaruh estrogen, gusi menjadi
lebih berpembuluh,terjadi hiperplasia dan edema. Penurunan ketebalan
Permukaan epitel gusi berkontribusi terhadap peningkatan frekuensi
penyakit gusi selama kehamilan. Pendarahan mungkin terjadi padaa saat
menggosok gigi atau mengunyah dan permukaan yang rapuh
menyebabkan mudah terkena radang 0gusi.
Diperkirakaan 50 – 77% wanita mengalami radang gusi selama
kehamilannya.Insidennya meningkat apabila sedang mengalami masalah
gusi lainnya, umur ibu lebih tua dan meningkatnya paritas. Pada kurang
dari 2%waanita hamil,hiperplasia gusi menyebabkan terbentuknya masa
yang rapuh,menyerupai tumor yang disebut epulis. Epulis biasanya
sembuh secara spontan setelah melahirkan,tetepi mungkin perlu diinsisi
selama kehamilan.berlangsung jika terjadi pendarahan yang banyak dan
muncul penyakit gusi dan gigi.
b. Esofagus
Tonus pada sfingter esofagus bagian bawah melemah di bawah
pengaruh progesteron,yang menyebabkan relaksasi otot polos. Penurunan
tonus ini berkaitan dengan terjadinya refluks asam dari lambung ke
esofagus. Perubahan pada diafragma akan Lebih berkontribusi
menimbulkan masalah dengan mengubah secara akut sudut esofagus –
gaster, sehingga makin memperberat Refluks.
c. Lambung
Penyebab dari progesteron dapat menurunkan tonus dan motilitas
lambung. Selain itu,juga menurunkan tonus sfingter
pilorus,menyebabkan refluksnya isi cairan basa duodenum kedalam
lambung. Semakin kehamilan berlanjut,tekanan pada lambung oleh
uterus yang membesar dapat menurunkan jumlah makanan yang
dikonsumsi tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman. Penurunan produksi
asam dan pepsin juga mungkin memperlambat pencernaan, walaupun
efek kehamilan pada sekresi asam lambung belum dipahami dengan baik.
d. Usus Besar dan Kecil
Relaksasi otot polos karena pengaruh progesteron menyebabkan
penurunan tonus dan motilitas usus. Penurunan motilitas lebih jauh
dipengaruhi oleh penurunan motilitin,sutu hormon peptida. Penurunan
pada tonus menimbulkan perpanjangan waktu transit,yang akan makin
lama seiring dengan berkembangnya kehamilan. Penelitian telah
menunjukkan bahwa peningkatam lama waktu transit pada akhir
kehamilan disebabkan penghambatan kontraksi otot polos pada
usus.Perpanjangan waktu transit dan ditambah dengan adanya hipertrofi
vili Duodenum, menyebabkan peningkatan kapasitas absorpsi.
Peningkatan sorpsizatbesi, kalsium, lisin, valin, glisin, prolin, glukosa,
natrium, klorida dan air. Pengaruh progesteron pada enzim pentranspor
mungkin menyebabkan penurunan absorpsi niasin, riboflavin, dan
vitamin B6.
Penurunan motilitas dan memanjangnya waktu transit di kolon
menyebabkan peningkatan absorbsi air,yang kemudian meningkatkan
resiko terjadinya konstipasi. Peningkatan Flatulens juga
ditemukan.Seiring dengan berkembangnya uterus, apendiks, dan sekum
terdorong ke atas dan lateral.Perubahan anatomis ini penting untuk di
ingat pada saat ibu mengeluhkan nyeri akut abdomen dan apendisitis.
Hemoroid biasa terjadi selama kehamilan. Disebabkan oleh
relaksasi dinding pembuluh darah sekunder akibat peningkatan
progesteron, dan penekanan vena oleh berat dan ukuran uterus yang
makin membesar. Usaha mengejan pada saat defekasi karena adanya
konstipasi juga berperan terhadap munculnya hemoroid.
3. Sistem muskuloskeletal
Pada Kehamilan Trimester I belum terjadi lordosis hanya nyeri pada
punggung. Pada Trimester II sudah terjadi Lordosis yang diakibatkan
kompensasi dari pembesaran uterus ke posisi anterior,lordosis menggeser
pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.Sendi
sakroilliaka,sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya,yang
diperkirakan karena pengaruh hormonal yaitu pada peningkatan hormon
estrogen,progesteron,dan elastin dalam kehamilan yang dapat
mengakibatkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian
dan menyebabkan perubahan sikap ibu dan pada akhirnya menyebabkan
perasaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada Trimester
III.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan :
a) Peregangan otot-otot
b) Pelunakan ligamen – ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan –perubahan tersebut adalah:
a) Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan )
b) Otot - otot abdomal(meregang ke atas uterus)
c) Otot dasar panggul(menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil,bagian ini merupakan titik – titik kelemahan srtuktural
dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan
kehamilan.Oleh karena itu,masalah postur merupakan hal biasa dalam
kehamilan:
a) Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan
mengubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b) Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda–benda
(dan memar biru) dan kehilangan keseimbangan lalu jatuh.

4. Sistem Kardiovaskuler
Adalah system organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari
sel.sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh.sistem ini
meliputi:
a. Jantung
Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya
mirip piramid dan terletidak ada di dalam perikardium di mediastinum.
Jantung memiliki tiga permukaan : facies sternocostalis,
diaphragmatica, dan basis cordis. Jantung dibagi oleh septa vertikal
menjadi empat ruang: atrium dextrum, atrium sinistrum, ventriculus
dexter, dan ventriculus sinister. Atrium dextrum terdiri atas rongga
utama dan sebuah kantong kecil, auricula. Bagian atrium di anterior
berdinding kasar atau trabekulasi oleh karena tersusun atas berkas
serabut-serabut otot, musculi pectinati, yang berjalan melalui crista
terminalis ke auricula dextra. Pada atrium dextrum bermuara vena cava
superior dan inferior, sinus coronarius, dan vena cordis minimae.
b. Sirkulasi Sistemik
Ventrikel kiri memompakan darah masuk ke aorta.Dari aorta
darah di salurkan masuk kedalam aliran yang terpisah secara
progressive memasuki arteri sistemik yang membawa darah tersebut ke
organ ke seluruh tubuh kecuali sakus udara (Alveoli ) paru-paru yang
disuplay oleh sirkulasi pulmonal.
Pada jaringan sistemik arteri bercabang menjadi arteriol yang
berdiameter lebih kecil yang akhirnya masuk ke bagian yang lebar dari
kapiler sistemik.Pertukaran nutrisi dan gas terjadi melalui dinding
kapiler yang tipis, darah melepaskan oksygen dan mengambil CO2
pada sebagian besar kasus darah mengalir hanya melalui satu kapiler
dan kemudian masuk ke venule sistemik.Venule membawa darah yang
miskin oksigen. Berjalan dari jaringan dan bergabung membentuk vena
systemic yang lebih besar dan pada akhirnya darah mengalir kembali ke
atrium kanan.
c. Pembuluh Darah
Ada tiga macam pembuluh darah: arteri, vena, dan kapiler. Arteri
membawa darah dari jantung dan mendistribusikannya ke seluruh
jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya. Arteri yang kecil disebut
arteriola, persatuan cabang-cabang disebut anastomosis. Vena adalah
pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung; banyak
diantaranya yang mempunyai katup. Vena yang terkecil disebut venula,
vena yang lebih besar atau muara-muaranya, bergabung membentuk
vena yang lebih besar lagi, yang biasanya membentuk satu hubungan
dengan yang lain menjadi plexus venosus. Vena yang keluar dari
gastrointestinal tidak langsung menuju ke jantung tetapi bersatu
membentuk vena porta. Kapiler adalah pembuluh yang sangat kecil dan
menghubungkan arteriola dengan venula.

5. Sistem Integumen
Secara mikroskopis, struktur kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan
epidermis, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Bagian-bagian kulit dan
penampang yang ada pada kulit dapat dilihat pada gambar penampang
kulit berikut.
System integument pada ibu hamil
Perubahan system integument pada kehamilan,salah satu perubahan besar
yang mengalami selama kehamilan adalah cara itu harus meregangkan pada tingkat
cepat mustahil. Sekitar 50 persen hingga 90 persen perempuan tidak mampu
menahan peregangan yang sangat besar ini, dan hal itu menyebabkan terjadi pada
kulit di payudara, lengan, paha, pinggul dan pantat. Ini terjadi ketika kolagen di
kulit memisahkan, Mungkin tidak sakit tetapi akan gatal, dan mungkin gelitik
banyak. Wanita berkulit terang akan memiliki garis-garis merah muda, sementara
wanita berkulit gelap akan membuat mereka lebih ringan daripada warna kulit
mereka.
0Beberapa masalah perubahan kulit yang kerap dialami selama
kehamilan, antara lain:
1) Stretch Mark
Perubahan kulit yang terjadi pada saat kehamilan disebabkan oleh
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron, peregangan kulit
lantaran tubuh membesar, atau juga faktor genetik. Pada dasarnya kulit
mempunyai kemampuan untuk berkembang mengikuti kondisi tubuh
atau disebut dengan elastisitas kulit. Elastisitas kulit tersebut
dipengarungi oleh keturunan, berat badan, dan faktor usia. Pada ibu
hamil, elastisitas kulit dipaksa mengembang sampai pada level
maksimum untuk mengakomodasi pertumbuhan janin, akibatnya timbul
stretch mark.
Stretch mark merupakan tanda parut berupa gurat-gurat putih yang
muncul pada permukaan kulit, berbentuk garis yang berliku seperti
anak sungai. Masalah ini muncul karena peregangan kulit secara cepat,
seperti pada kehamilan atau peningkatan berat badan yang drastis, atau
karena pengaruh obat yang mengandung steroid, yang merusak jaringan
yang terdapat di dalamnya sehingga kulit mengalami over stretched dan
kolagennya rusak.
Stretch mark biasanya muncul pada dinding perut, lengan atas,
pinggul, paha, bokong, dan payudara pada tubuh wanita hamil. Stretch
mark karena kehamilan umumnya berwarna merah jambu dan lebar,
kemudian berangsur berubah menjadi garis tipis berwarna putih atau
kecoklatan. Untuk ibu hamil stretch mark terjadi pada trimester kedua
atau usia kandungan sekitar empat bulan,
2) Linea Nigra
Pada sebagian besar wanita hamil akan muncul garis vertikal berwarna
cokelat kehitaman di kulit sepanjang bagian tengah perut yang disebut
linea nigra karena melanosit yang menyebabkan warna kulit lebih
gelap. Garis ini akan ada selama kehamilan dan akan menghilang
setelah melahirkan.
3) Selulit
Selulit merupakan suatu lapisan lemak di bawah kulit yang terletidak
ada di atas otot. Selulit pada wanita hamil terjadi karena adanya
peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron secara drastis
sehingga menghasilkan lebih banyak lemak yang disimpan untuk
melindungi janin,
4) Rasa Gatal
Rasa gatal sering dialami oleh wanita hamil, terutama pada
bagian perut, pusar, dan payudara. Rasa gatal timbul karena beberapa
sebab, yakni peregangan kulit yang menyebabkan kulit menjadi lebih
kering, iritasi yang muncul pada lipatan-lipatan tubuh, seperti lipatan di
bawah payudara, perut, selangkangan, dan ketiak. Rasa gatal dapat pula
muncul karena perubahan hormon estrogen dan progestin sehingga
terjadi penumpukan bilirubin dan asam empedu ringan dalam tubuh.
5) Jerawat
Masalah jerawat ketika kehamilan terjadi disebabkan karena
adanya faktor hormonal. Kulit muka menjadi lebih berminyak sehingga
dapat menimbulkan jerawat.
6) Varises
Varises bisa terjadi lantaran hamil. Pada ibu hamil, aliran darah
dari tubuh bagian atas biasanya lebih deras daripada aliran darah
sebaliknya, lantaran beban tubuh yang bertambah pada bagian atas
tubuh. Akibatnya, darah memenuhi pembuluh dan membuat pembuluh
darah pada tubuh bagian bawah menonjol dan berkelok-kelok. Pada ibu
hamil, varises bisa dicegah dengan meninggikan posisi kaki dengan
mengganjal dengan bantal ketika beristirahat.
7) Areola mammae dan puting susu
Areola mammae daerah yang warnanya hitam di sekitar puting
susu, pada kehamilan warnanya akan lebuh hitam, daerah sekitar yang
baisanya tidak berwarna, sekarang berwarna hitam (secundair areola
mammae). Puting susu juga menghitam dan membesar lebih menonjol.
Payudara secara bertahap mengalami pembesaran karena peningkatan
pertumbuhan jaringan alveolar dan suply darah. Pada awal kehamilan
keluar cairan jernih (kolostrum). Pigmen di sekitar puting (areola)
tumbuh lebih gelap.
8) Linea alba
Garis hitam yang terbentang dari atas symphisis sampai pusat.
Warna lebih hitam kecuali akan timbul garis baru yang terbentang di
tengah-tengah atas pusat ke atas (linea nigra). Pada bagian badan ini
kecusli ada hiperpigmentasi adapula yang mirip garis-garis pada kulit
(striae gravidarum).
9) Hiperpigmentasi
Lebih dari 90% wanita hamil mengalami hiperpigmentasi, atau
perubahan pigmen, dengan derajat yang berbeda-beda. Hiperpigmentasi
inilah yang menyebabkan melasma, atau yang sering disebut juga
topeng kehamilan. Yaitu lapisan kehitaman yang biasanya menghampiri
bagian pipi, dahi dan hidung. Selain wajah, bagian tubuh yang lain ada
juga yang tidak terhindar dari hiperpigmentasi.
Mulai dari areola mammae, ketiak, genitalia, paha, dan pusar.
Tahi lalat, atau vlek lain yang sebelumnya sudah ada kemungkinan
besar juga akan bertambah hitam.
Hiperpigmentasi akan terlihat lebih nyata pada wanita yang pada
dasarnya berkulit gelap.
Hal yang sama umumnya juga terjadi pada wanita yang
sebelumnya menggunakan kontrasepsi hormonal. Penyebabnya diduga
karena adanya peningkatan jumlah melanosit dan peningkatan
kerentanan terhadap stimulus hormon Melanocyte Stimulating
Hormone (MSH), estrogen dan progesteron.
10) Striae gravidarum di bagi menjadi 2:
a) Striae livida
Garis-garis yang berwarna biru pada kuit (pada primigravida).
Striae terjadi karena ada hormon yang berlebihan dan ada
pembesaran atau peregangan pada jaringan yang menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit warna biru.
Peregangan kulit ini dapat sembuh dan menimbulkan bekas seperti
parut yang berwarna putih, jadi garis yang warnanya biru menjadi
putih, karena sudah mengalami peregangan.
b) Striae albicans
Pada multigravida biasanya terdapat pada buah dada, perut dan
paha. Striae ini kadang-kadang menimbulkan perasaan gatal pada
penderita.
D. Perkembangaan Janin Di Dalam Uterus
a. Trimester pertama (minggu 0 -12)
Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari
periode germinal sampai periode terbentuknya janin.
1. Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuahan telur oleh
sperma yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama
menstruasi terakhir. Telur yang sudah dibuahi sperma
bergerak dari tuba fallopi dan menempel ke dinding uerus
(endometrium) Periode embrionik (minggu 3-8). Proses
dimana sistem saraf pusat, organ-organ utama dan struktur
anatomi mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai
terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah. Janin
mulai berubah dari blastostosit menjadi embrio berukuran 1,3
cm dengan kepala yang besar.
2. Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ
penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan
dan aktivitas otak sangat tinggi.
b. Trimester kedua (minggu 12-240)
Pada trimester kedua ini terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi
plasenta dan kemungkinan bayi kembar. Jaringan kuku, kulit, serta
rambut berkembang dan mengeras pada minggu ke-20 dan ke-21.
Indra penglihatan dan pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak
mata sudah dapat membuka dan menutup. Janin (fetus) mulai
tampak sebagai sosok manusia dengan panjang 30 cm40
c. Trimester ketiga (minggu 24-40)
Pada trimester ini semua organ tubuh tumbuh
dengan sempurna. Janin menunjukkan aktivitas motoric yang
terkoordinasi seperti menendang atau menonjok, serta dia
sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa tidurnya jauh lebih
lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang pesat
menjadi sempurna. Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi
kepala di bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir
berkisar antara 3-3,5 kg dengan panjang 50 cm. (Kamariyan dkk,
2014).

E. Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada wanita hamil menurut trimester kehamilan
adalah :
1. Trimester I
a. Rasa Cemas Bercampur Bahagia
b. Perubahan psikologis yang paling menonjol pada usia kehamilan
trimester pertama ialah timbulnya rasa cemas dan ragu sekaligus
disertai rasa bahagia. Munculnya rasa ragu dan khawatir sangat
berkaitan pada kualitas kemampuan untuk merawat dan mengasuh
bayi dan kandungannya, sedangkan rasa bahagia dikarenakan dia
merasa sudah sempurna sebagai wanita yang dapat hamil.
c. Perubahan Emosional Perubahan-perubahan emosi pada trimester
pertama menyebabkan adanya penurunan kemauan berhubungan
seksual, rasa letih dan mual, perubahan suasana hati, cemas, depresi,
kekhawatiran ibu tentang kesejahteraannya dan bayinya, kekhawatiran
pada bentuk penampilan diri yang kurang menarik dan sebagainya.
d. Sikap Ambivalen
Sikap ambivalen menggambarkan suatu konflik perasaan yang
bersifat simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu
atau kondisi.7 Meskipun sikap ambivalen sebagai respon individu
yang normal, tetapi ketika memasuki fase pasca melahirkan bisa
membuat masalah baru. Penyebab ambivalensi pada ibu hamil yaitu
perubahan kondisi fisik, pengalaman hamil yang buruk, ibu karier,
tanggung jawab baru, rasa cemas atas kemampuannya menjadi ibu,
keuangan dan sikap penerimaan keluarga terdekatnya.
e. Ketidakyakinan atau Ketidakpastian
Awal minggu kehamilan, ibu sering tidak merasa tidak yakin pada
kehamilannya. Dan hal ini diperparah lagi jika ibu memiliki masalah
emosi dan kepribadian. Meskipun demikian pada kebanyakan ibu
hamil terus berusaha untuk mencari kepastian bahwa dirinya sedang
hamil dan harus membutuhkan perhatian dan perawatan khusus buat
bayinya.
f. Perubahan Seksual
Selama trimester pertama keinginan seksual wanita menurun. Hal-hal
yang menyebabkannya berasal dari rasa tidak adaut terjadi keguguran
sehingga mendorong kedua pasangan menghindari aktivitas seksual.
g. Fokus pada Diri Sendiri
Pada bulan-bulan pertama kehamilan, sering kali pikiran ibu lebih
berfokus kepada kondisi dirinya sendiri, bukan kepada janin.
Meskipun demikian bukan berarti ibu kurang memperhatikan kondisi
bayinya. Ibu lebih merasa bahwa janin yang dikandungnya menjadi
bagian yang tidak terpisahkan.
h. Stres
Kemungkinan stres yang terjadi pada masa kehamilan trimester
pertama bisa berdampak negatif dan positif, dimana kedua stres ini
dapat mempengaruhi perilaku ibu. Terkadang stres tersebutbersifat
instrinsik dan ekstrinsik. Stres ekstrinsik timbul karena faktor
eksternal seperti sakit, kehilangan, kesendirian dan masa reproduksi.
i. Goncangan Psikologis
Terjadinya goncangan jiwa diperkirakan lebih kecil terjadi pada
trimester pertama dan lebih tertuju pada kehamilan pertama.
F. Pelayanan antenatal
Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
(dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan
perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai dengan
standard minimal pelayanan antenatal yang meliputi 10T yaitu :
1. Ukur Berat badan dan Tinggi Badan. Dalam keadaan normal kenaikan
berat badan ibu dari sebelu hamil dihitung dari TM I sampai TM III yang
berkisar anatar 9-13,9 kg dan kenaikan berat badan setiap minggu yang
tergolong normal adalah 0,4 - 0,5 kg tiap minggu mulai TM II.
Pengukuran tinggi badan ibu hamil dilakukan untuk mendeteksi faktor
resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan keadaan
rongga panggul.
2. Ukur Tekanan Darah. Tekanan darah yang normal 110/80 - 140/90
mmHg, bila melebihi 140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya
Preeklampsi.
3. Ukur Tinggi Fundus Uteri. Tujuan pemeriksaan TFU menggunakan
tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur kehamilan berdasarkan
minggu dan hasilnya bisa di bandingkan dengan hasil anamnesis hari
pertama haid terakhir (HPHT) dan kapan gerakan janin mulai dirasakan.
TFU yang normal harus sama dengan UK dalam minggu yang
dicantumkan dalam HPHT.

Ukuran Fundus Uteri sesuai Usia Kehamilan


Usia Kehamilan
Jarak dari simfisis
sesuai minggu
22 – 28 Minggu 24-25 cm
28 Minggu 26,7 cm
30 Minggu 29,5 – 30 cm
32 Minggu 31 cm
34 Minggu 32 cm
36 Minggu 33 cm
40 Minggu 37,7 cm

4. Pemberian Tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan


5. Pemberian Imunisasi TT. Imunisasi Tetanus Toxoid harus segera di
berikan pada saat seorang wanita hamil melakukan kunjungan yang
pertama dan dilakukan pada minggu ke-4.
Interval dan Lama Perlindungan Tetanus Toxoid
Selang Waktu
Imunisasi TT Lama Perlindungan
Minimal
Pembentukan
TT1 -
kekebalan awal
TT2 1 bulan setelah TT1 3 tahun
TT3 6 bulan setelah TT2 6 tahun
TT4 12 bulan setelah TT3 10 tahun
TT5 12 Bulan setelah TT4 >25 tahun

6. Tetapkan status gizi. Untuk mendeteksi kekurangan gizi saat hamil sejak
dini, akan dilakukan pengukurab lingkar lengan atas (LILA)
menggunakan pita ukur dengan batas minimal 23,5 cm.
7. Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan meliputi setidaknya
pemeriksaan golongan darah, rhesus, HIV, Sipilis, Protein urine, reduksi,
dan pemeriksaan Hb . Pemeriksaan Hb pada Bumil harus dilakukan pada
kunjungan pertama dan minggu ke 28. bila kadar Hb < 11 gr% Bumil
dinyatakan Anemia, maka harus diberi suplemen 60 mg Fe dan 0,5 mg
As. Folat hingga Hb menjadi 11 gr% atau lebih.
8. Tentukan presentasi janin dan denyut jatung janin. Pemeriksaan denyut
jantung janin biasanya dilaukan saat kehamilan memasuki usia 16
minggu.
9. Tatalaksana Kasus. Dilakukan apabila saat melaukan antenatal care
ditemukan indikasi resiko tinggi, maka ibu akan segera mendapatkan tata
laksana kasus.
10. Temu wicara / Konseling
Tujuan umum dan khusus:
1. Tujuan umum:
Untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan
ibu dan anak yang sehat.
2. Tujuan khusus:
a. Pengawasan : Kesehatan Ibu, Deteksi dini penyakit penyerta &
komplikasi kehamilan, menetapkan resiko kehamilan (tinggi,
meragukan dan rendah)
b. Menyiapkan persalinan à well born baby dan well health mother
c. Mempersiapkan pemeliharaan bayi & laktasi
d. Menurunkan angka morbilitas dan mortalitas ibu dan anak
e. Mengantarkan pulihnya kesehatan Ibu optimal ( memberikan
nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari dan KB,
kehamilan, persalinan).
Jadwal kunjungan
Jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir)
Sampai 28 minggu 1 kali setiap bulan 2. 29-36 minggu setiap 2
minggu sekali 3. Di atas 36 minggu setiap minggu sekali). Kecuali
jika ditemukan kelainan atau faktor resiko yang memerlukan
penatalaksanaan medik lain, pemeriksaan harus lebih sering dan
intensif.
Untuk ibu hamil: Trimester Waktu Tindakan
Kunjungan Trimester I Sebulan sekali.
a. Pemeriksaan laboratorium.
b. Pemeriksaan ultrasonografi.
c. Nasehat diet tentang menu seimbang.
d. Observasi adanya penyakit yang dapat mempengaruhi
kehamilan, resiko komplikasi kehamilan.
e. Rencana untuk pengobatan penyakit, menghindari terjadinya
komplikasi kehamilan, dan imunisasi Tetanus Toksoid I.
Tujuan kunjungan pemeriksaan pertama antenatal care adalah:
a. menentukan diagnosis ada/tidaknya kehamilan
b. menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. menentukan status kesehatan ibu dan janin
d. menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta ada/
tidaknya faktor risiko kehamilan
e. menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan
selanjutnya.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Kehamilan


A. Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian Management Kebidanan Varney
Manajemen kebidanan adalah aktifitas yang dilaksanakan bidan
kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam
kesehatan ibu dan anak.
2. Tujuan
Memberikan pemecahan masalah bagi pasien dengan menggunakan
metode yang terorganisasi dan sistematis.
3. Manfaat
Memberikan pengertian untuk menyatakan pengetahuan hasil temuan
dan penilaian yang terpisah menjadi suatu kesatuan yang berfokus
dalam melaksanakan manajemen pada klien.
4. Proses manajemen kebidanan
a. Langkah I : Tahap pengumpulan data dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari sumber daya yang berkaitan dengan
kondisi klien, bila pasien mengalami komplikasi yang perlu
dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kebidanan
(Meilani dkk, 2008). Pengkajian data dapat diperoleh dari 2 data :
1) Data Subyektif yaitu data yang didapat dari pertanyaan yang
disampaikan dengan menggunakan standar yang diakui
(Varney, 2007). Adapun data subyektif terdiri atas :
a) Identitas ibu
(1) Nama Ibu : Dikaji dengan jelas dan lengkap agar
tidak terjadi kekeliruan dalam memberikan asuhan
kebidanan.
(2) Umur Ibu : Dikaji untuk mengetahui apakah umur
ibu termasuk resiko tinggi atau tidak.
(3) Agama : Agama dinyatakan berhubungan dengan
perawatan klien misal ada yang dilarang oleh agama
klien.
(4) Pendidikan : Dikaji untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu sebagai dasar dalam memberikan
konseling asuhan kebidanan.
(5) Pekerjaan : Dikaji untuk mengetahui tingkat
ekonomi keluarga yang berhubungan dengan
kesejahteraan/nutrisi dan untuk mengetahui aktifitas
pekerjaan ibu.
(6) Alamat : Agar dapat mengenal klien dan tidak
keliru dengan klien lainnya.
b) Alasan datang
Dikaji untuk mengetahui tujuan utama pasien datang ke
tenaga kesehatan. Pada kasus ibu hamil fisiologis adalah
ingin memeriksakan kehamilan dan mengetahui keadaan
janin (Walsh, 2007).
(1) Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang
mendorong klien datang ke bidan.
c) Riwayat Menstruasi
Hal yang perlu ditanyakan menarche, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya darah yang keluar,
menstruasi terakhir, adakah dismenorhoe, gangguan
sewaktu menstruasi, dan gejala premenstrual
(Meilani dkk, 2008).
d) Riwayat hamil ini
(a) HPHT : Dikaji untuk mengetahui usia kehamilan.
(b) HPL : Dikaji untuk mengetahui hari perkiraan lahir,
apakah bayi lahir prematur atau postmatur.
e) Riwayat kesehatan sekarang
Dikaji tanda dan gejala yang ditemukan ibu hamil untuk
petunjuk dini adanya respon wanita tersebut terhadap
kehamilannya, mungkin diperlukan terapi untuk
mengatasi gejala dini atau penyelidikan lebih lanjut jika
terdapat gejala abnormal.
f) Riwayat kesehatan yang lalu Ditanyakan untuk
mengetahui apakah ada hubungannya dengan masalah
yang dihadapi oleh klien.
g) Riwayat penyakit sistemik Untuk mengetahui apakah ibu
menderita penyakit jantung, ginjal, asma/TBC, hepatitis,
DM, hipertensi, dan epilepsi.
h) Riwayat penyakit keluarga Untuk mengetahui apakah
dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular
dan penyakit menurun seperti hipertensi, DM, jantung,
TBC.
i) Riwayat keturunan kembar Untuk mengetahui apakah
dalam keluarga mempunyai keturunan kembar atau tidak
(Marmi, 2011).
j) Riwayat operasi Untuk mengetahui apakah ibu pernah
melakukan operasi atau tidak yang berhubungan dengan
tindakan kebidanan.
k) Riwayat Perkawinan
Dikaji untuk mengetahui menikah berapa kali dan berapa
lama menikah karena status perkawinan ibu yang jelas
atau terjadi kehamilan diluar nikah akan mengganggu
keadaan psikologis ibu.
l) Riwayat KB
Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan jenis
kontrasepsi, efek samping, alasan berhenti (bila tidak 21
memakai lagi), lamanya menggunakan alat kontrasepsi
(Meilani dkk, 2008).
m) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :
 Kehamilan : Adakah gangguan seperti mual muntah
berlebihan, hipertensi dan perdarahan (Varney, 2007).
 Persalinan : Spontan atau buatan, lahir aterm atau
prematur, ada perdarahan waktu persalinan atau tidak,
ditolong oleh siapa dan dimana tempat melahirkan
(Varney, 2007).
 Nifas : Adakah terjadi perdarahan atau infeksi, dan
bagaimana laktasinya (Varney, 2007).
 Anak : Jenis kelamin, hidup atau mati, berat badan
waktu lahir, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar
dada (Varney, 2007).
n) Pola kebutuhan sehari-hari
 Nutrisi
Untuk mengetahui status gizi ibu apakah sudah
memenuhi standar makanan yang dibutuhkan seorang
ibu hamil.
 Eliminasi
BAK ditanyakan adakah perubahan pola BAK sebelum
dan sesudah hamil sering kencing menyebabkan
kandung kemih terasa penuh.
 Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu berlebihan atau tidak
dan adakah trauma atau kecelakaan kerja.
 Istirahat
Wanita hamil dianjurkan untuk istirahat yang cukup
yang teratur khususnya seiring kemajuan kehamilan.
Istirahat yang cukup dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan perkembangan
janin (Marmi, 2011).
o) Personal Hygiene
Dikaji kebiasaan ibu dalam menjaga kebersihan dirinya
yaitu kebiasaan mandi, gosok gigi bila kerusakan gigi tidak
diperhatikan mengakibatkan infeksi di rongga mulut dapat
menjadi sarang infeksi yang menyebar kemana-mana
(Prawirohardjo, 2008).
p) Hubungan seksual
Dikaji untuk mengetahui pola hubungan seksual (Marmi,
2011).
q) Kebiasaan psikologis, sosial, ekonomi
((1)) Psikologis perlu dikaji untuk mengetahui kehamilannya
diterima oleh dirinya, suami dan keluarga.
((2)) Penggunaan obat-obatan atau jamu dikaji untuk
mengetahui apakah ibu mengkonsumsi atau obat sehingga
membahayakan kehamilannya.
2) Data Obyektif
Data Obyektif didapatkan melalui :
a) Pemeriksaan fisik umum
(1) Keadaan umum : Untuk mengetahui keadaan pasien dan kesan
pertama pada klien. Pada kasus ini keadaan umum cukup.
(2) Kesadaran : Kesadaran sadar penuh akan mempermudah
anamnesa. Pada kasus ini kesadaran composmentis.
(3) Tekanan darah : Diukur untuk mengetahui kenormalan dan
sebagai dasar untuk memantau tekanan darah selama
kehamilan. Pada ini tekanan darahnya normal.
(4) Nadi : Nadi dikatakan normal 80-82x/menit. Pada kasus ini
nadi nomal.
(5) Suhu : Suhu normal pada ibu hamil adalah 36-37°C, jika
keadaan suhu tinggi menunjukkan adanya infeksi. Pada kasus
ini suhunya normal.
(6) Pernafasan : Apabila ibu sesak nafas akan berpengaruh pada
janin dan sering terjadi keguguran atau berat badan janin tidak
sesuai dengan usia kehamilan.
(7) Berat badan : Kenaikan berat badan yang berlebihan
kemungkinan bayi besar sebab janin 25 besar dapat
menyebabkan disproporsi, meskipun ukuran panggul normal.
(8) Tinggi badan : Berkaitan dengan kemungkinan panggul sempit
bila tinggi badan kurang karena panggul sempit merupakan
salah satu etiologi dari presentasi bokong .
(9) LILA : Untuk mengetahui keadaan gizi ibu, LILA normal pada
ibu hamil tidak kurang dari 23,5 cm.
b) Pemeriksaan Sistematis
Menurut Prawirohardjo (2005), pemeriksaan sistematis dilakukan
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi untuk mengetahui
keadaan umum yang mempengaruhi kesehatan atau kehamilan
dan persalinan ibu meliputi :
(1) Kepala : Perlu dikaji bagaimana kebersihan rambut, kulit
kepala ada ketombe atau tidak.
(2) Muka : Apakah ada oedema atau tidak.
(3) Mata : Perlu dikaji apakah ibu mengalami anemia atau tidak
dengan melihat konjungtiva berwarna pucat atau tidak dan
bagaimana skleranya.
(4) Hidung : Untuk mengetahui apakah ada pembesaran polip
pada hidung yang dapat berpengaruh jalan nafas.
(5) Telinga : Untuk mengetahui keadaan telinga apakah
terdapat serumen atau tidak.
(6) Mulut : Perlu dikaji apakah ada stomatitis atau tidak gigi
berlubang atau tidak.
(7) Dada : Observasi apakah simetris atau tidak.
(8) Perut : Mengetahui adakah luka bekas operasi ataukah nyeri
tekan yang sekiranya perlu pengawasaan khusus saat
persalinan. Pada presentasi bokong bentuk perut
memanjang.
(9) Genetalia : Perlu dikaji untuk mengetahui adakah tanda-
tanda penyakit kelamin yang perlu diwaspadai
(10) Anus : Adakah haemoroid atau tidak
c) Pemeriksaan khusus obtetri
(1) Abdomen
(a) Inspeksi
Proses observasi yang dilaksanakan secara sistematis,
observasi dilaksanakan dengan menggunakan indera
penglihatan untuk mengetahui pembesaran perut, adanya
linea alba/nigra, adanya strie albican/livide kelainan dan
pergerakan anak (Nursalam, 2007).
(b) Palpasi
Adanya tumor selain kehamilan seperti mioma uteri atau
tumor jalan lahir. Menurut Jannah (2012), pemeriksaan
palpasi dengan cara leopold pada presentasi kepala
Leopold I : Ditemukan bahwa bokong janin yang lunak
berada pada fundus uteri.
Leopold II : Menunjukkan punggung berada pada satu sisi
dan bagian kecil pada sisi lain.
Leopold III : Ditemukan bahwa bagian terbawah janin
adalah kepala.
Leopold IV : Memperlihatkan posisi kepala berada diatas
simpisis.
(c) Auskultasi
Dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Pada
presentasi janin DJJ paling jelas terdengar pada umbilicus
atau diatas umbilicus (Boyle, 2008).
(2) Pemeriksaan panggul
Distansia spinarum normal 23-26 cm, distansia kristarum normal
26-29 cm, conjugata eksterna normal 18-20 cm, dan lingkar
panggul normal 80 cm (Wiknjosastro, 2005).
(3) Anogenital
Adakah varices, luka, kemerahan, nyeri, adakah pembengkakan
kelenjar bartolini, atau kelainan yang lain (Nursalam, 2007).
d) Pemeriksaan penunjang
Dilakukan untuk menegakkan diagnosa dan untuk menetukan
faktor resiko meliputi USG untuk memastikan perkiraan klinis
presentasi kepala dan untuk mengidentifikasi kelainan janin pada
trimester III bagian terendah janin mulai masuk PAP sehingga
letak presentasi janin tidak dapat berubah lagi (Prawirohardjo,
2005).

b. Langkah II : Interpretasi data dasar


Dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan
diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan
penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang
sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai
dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering menyertai diagnosa
(Meilani dkk, 2008).
1) Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan dalam
lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
(Varney, 2007). Ny X G.. P.. A.. umur... tahun umur kehamilan ...
minggu janin tunggal/kembar, hidup/mati, intra/ekstrauterine,
letak memanjang punggung kanan/kiri.
Data Subyektif : a) Pernyataan ibu tentang jumlah kehamilan,
kelahiran dan abortus. b) Pernyataan ibu tentang umur c)
Pernyataan ibu yang berkaitan dengan HPHT d) Keluhan ibu.
Data Obyektif : a) Tanda-tanda vital : Tekanan darah, suhu,
respirasi dan nadi. b) Hasil palpasi Leopold I, Leopold II,
Leopold III, Leopold IV. c) Hasil pengukuran tinggi fundus untuk
mengetahui umur kehamilan dan tafsiran berat badan janin. d)
DJJ melalui hasil auskultasi yang terdengar jelas di bawah
umbilikalis.
Data penunjang USG dengan hasil bahwa ditemukan kepala
berada pada fundus uteri.
2) Masalah
Hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari
hasil pengkajian (Varney, 2007)
3) Kebutuhan
Hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa
data (Varney, 2007).

c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dan


mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnose potensial berdasarkan diagnose yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan dapat
waspada dan bersiap-siap mencegah diagnose ini menjadi benar-
benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan
yang aman. Contoh: seorang wanita dengan pemuaian uterus yang
berlebihan, bidan harus mempertimbangkan kemungkinan
penyebab pemuaian uterus yang berlebihan tersebut. Kemudian ia
harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk
mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba
terjadi perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri
karena pemuaian uterus yang berlebihan.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu
mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan
tindakan antisipasi agar masalah atau diagnose potensial tidak
terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang
bersifat antisipasi yang rasional atau logis. Kaji ulang apakah
diagnose atau masalah potensial yang diidentifikasi sudah tepat.

d. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk


melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses
manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan
primer periodic atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita
tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita
tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa
data mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus
bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi
yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus
menunggu intervensi dari dokter. Situasi lainnya tidak merupakan
kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter. Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre
eklampsia, kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau
masalah medic yang serius, bidan perlu melakukan konsultasi atau
kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim
kesehatan lain seperti pekerja social, ahli gizi atau seorang ahli
perawatan klinis BBL. Dalam hal ini bidan harus mampu
mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa
konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen askeb.
Pada penjelasan di atas menunjukkan bahwa bidan dalam
melakukan tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah atau
kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnose atau
masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus
merumuskan tindakan segera yang harus dirumuskan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. Dalam rumusan ini termasuk tindakan
segera yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau
bersifat rujukan. Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar
dibutuhkan.

e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnose yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa-apa
yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah
yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya,
apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk
klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan social
ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan perkataan lain,
asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang
berkaitan dengan setiap aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana
asuhan haruslah disetujui oleh kedua pihak, yaitu bidan dan klien agar
dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini
tugas bidan adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil
pembahasan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan
menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan
pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi
tentang apa yang akan dilakukan klien. Kaji ulang apakah rencana
asuhan sudah meliputi semua aspek asuhan kesehatan terhadap
wanita.

f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan efisien dan
aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau
bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab
untuk mengarahkan pelaksanannya, misalnya memastikan langkah-
langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan
dalam manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggung jawab
terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh
tersebut. Manajemen yang efesien akan menyangkut waktu dan biaya
serta meningkatkan mutu dan asuhan klien. Kaji ulang apakah semua
rencana asuhan telah dilaksanakan.

g. Langkah VII : Mengevaluasi


Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektik
dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif
sedangkan sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses
manajemen asuhan ini merupakan suatu kegiatan yang
berkesinambungan maka perlu mengulang kembali dari awal setiap
asuhan yang tidak efektif melalui manajemen untuk mengidentifikasi
mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan
penyesuaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi
tindakan serta berorientasi pada proses klinis, karena proses
manajemen tersebut berlangsung didalam situasi klinik dan dua
langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak
mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL FISIOLOGIS


PADA NY. T USIA 28 TAHUN G2 P1 A0 USIA HAMIL 11 MINGGU
DI PUSKESMAS WONOGIRI I

A. PENGKAJIAN:
Tanggal : 30 Oktober 2022 Jam : 09.00 WIB
Identitas Pasien
Nama Istri : Ny. T 1. Nama Suami : Tn. B
Umur : 28 th 2. Umur : 29 th
Agama : Islam 3. Agama : Islam
Pendidikan : Perguruan Tinggi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Manjung Alamat : Manjung

I. DATA SUBYEKTIF
a. Alasan Datang :
Ibu ingin memeriksakan kehamilanya.
b. Keluhan Utama :
Ibu merasa mual dan muntah
Uraian keluhan utama : ibu merasa mual dan muntah + 2-3 kali sehari, di
pagi hari dan kadang setelah makan.
c. Riwayat Kesehatan
Ibu tidak sedang menderita penyakit apapun ( seperti gula, asam urat,
jantung, penyakit kuning, dan lainnya).
d. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Keluarga tidak sedang/ memiliki riwayat penyakit apapun ( seperti gula,
asam urat, jantung, penyakit kuning, dan lainnya).
e. Riwayat Obstetri
1) Riwayat Haid:
Menarche : 14 tahun Nyeri Haid : tidak ada
Siklus : 28 hari Lama : 6-7 hari
Warna darah : Merah
Banyaknya : lebih kurang per 6 jam ganti pembalut (tidak penuh)
2) Riwayat Kehamilan sekarang :
a) G2 P1A0
b) Usia kehamilan : 11 minggu
c) HPHT : 14/08/2022
d) HPL : 21/05/2022
e) Keluhan : Mual saat pagi hari atau sehabis makan
f) Riwayat terapi
Ibu tidak mengonsumsi obat apapun selain yang diberikan petugas
seperti penambah darah dan vitamin.Rr
g) Riwayat Alergi:
Ibu tidak memiliki riwayat alergi apapun baik dalam bentuk obat
maupun makanan.
h) Kekhawatiran khusus : ibu tidak memiliki kekhawatiran apapun
menyangkut kehamilan yang sekarang.
i) Imunisasi / TT : ibu sudah mendapatkan imunisasi caten
j) ANC : 2 x
ANC Suplement & Fe
Tanggal Tempat Masalah Tindakan/Pendkes
Ke (Jenis & Jml)

1 13/10/2022 PMB Idha Antasid 3 X 1 Mual dan Perbaikan nutrisi


Metoclopramide 2 X 1 muntah
B6 3 X 1
2 30/10/2022 Puskesmas Antasid 3 X 1 Mual dan Banyak minum
Wonogiri I Metoclopramide 2 X 1 muntah dan istirahat
B6 3 X 1 cukup, perbaikan
nutrisi
3) Riwayat Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu:
Kehamilan Persalinan Nifas Keadaan
Tahun Tempat ASI anak
Usia Kehamilan JK/BB Penyulit IMD Penyulit
persalinan Eksklusif sekarang
2019 Aterm Bidan P/2800 - Ya - Ya Sehat
2022 Hamil saat ini - - - - - - -

4) Riwayat Kb : Suntik 3 bulan


Jenis kontrasepsi Lama pemakain Keluhan Alasan dilepas
Suntik 3 bulan 1 tahun Tidak ada Ingin punya anak lagi

f. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari :


Sebelum hamil :
Sebelum hamil Selama Hamil
A. Nutrisi
1) Makan
Frekuensi makan 3x/hari 2x/hari
pokok
Komposisi
Nasi 3x @ 1piring (sedang) 3 x @ 1piring (sedang)
Lauk 3 x @ 1 potong 3 x @ 1 potong (sedang),
(sedang ), jenisnya jenisnya protein hewani/
protein hewani/nabati nabati
Sayuran 2x @ 1 mangkuk 3 x @ 1 mangkuk sayur :
sayur :berbagai jenis berbagai jenis sayuran
sayuran
Buah 1 x sehari; 1x sehari ;
jenis jeruk/ pisang jenis semangka mangga
Camilan Jarang 4 x sehari; jenis kue, keripik
Pantangan: Tidak ada Tidak ada
Keluhan: Tidak ada Agak mual setelah makan
Perubahan selama Ibu mulai cenderung sering
Hamil lapar

2) Minum
Jumlah total 6-7 gelas perhari; jenis 8-9 gelas perhari; jenis air
teh dan air putih putih dan teh
Susu Tidak mengkonsumsi Tidak mengkonsumsi susu
susu
Jamu Tidak pernah Tidak pernah
Keluhan: Tidak ada Tidak ada

Perubahan selama Tidak ada keluhan atau


Hamil perbedaan yang mencolok

b. Eliminasi
1) BAK
Frekuensi perhari 4x sehari 6-7x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Keluhan Tidak ada Sering bolak balik kamar
mandi
Konsistensi Cair Cair
2) BAB
Frekuensi perhari 1.x sehari Kadang 2 hari sekali
Warna Kecoklatan Agak kehitaman
Konsistensi Lembek Keras
Keluhan Tidak ada Tidak ada
C. Personal Hygine
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Keramas 2 x seminggu 3 x seminggu
Gosok Gigi 3 x sehari 3 x sehari
Ganti Pakaian 2 x sehari 2x sehari
celana dalam 3 x sehari 3 x sehari
Kebiasaan memakai Ibu memakai sandal Ibu memakai sandal apabila
alas kaki apabila pergi pergi
Keluhan Tidak ada Tidak ada
d. Hubungan
sexsual
Frekuensi 4x seminggu 1x seminggu
Contact bleeding Tidak ada Tidak ada
Keluhan lain Tidak ada Tidak ada
Perubahan selama Merasa khawatir apabila
hamil ini melakukan hubungan
e. Istirahat/Tidur
Tidur malam 8 jam 8 jam
Tidur siang Tidak pernah 1 Jam
Keluhan/masalah Tidak ada tidak ada
Perubahan selama Sering tidur siang
hamil ini
f. Aktivitas fisik
dan olah raga
Aktivitas fisik Aktivitas biasa Aktivitas biasa
(beban pekerjaan)
Olah raga Jenisnya jalan kecil Jenisnya jalan kecil
Frekuensi 1x seminggu 1 x seminggu
Perubahan selama Lebih mudah lelah
hamil ini
g. Kebiasaan yang
merugikan
kesehatan
Merokok aktif Tidak Tidak
Lingkungan perokok Suami Suami
Minuman Tidak ada tidak ada
beralkohol
Obat-obatan Tidak ada Tidak ada
Napza Tidak ada tidak ada
Aktifitas yang Tidak ada tidak ada
merugikan

g. Riwayat Psikososial-spiritual
1) Riwayat perkawinan :
a) Status perkawinan : menikah, umur waktu menikah : 25 th
b) Pernikahan ini yang ke 1, sah lamanya 3 tahun.
c) Hubungan dengan suami : baik
2) Kehamilan ini diharapkan oleh ibu, suami, keluarga;
Respon & dukungan keluarga terhadap kehamilan ini : suami perhatian
terhadap istri, mengantar untuk periksa, menanyakan vitamin sudah
diminum belum.
3) Mekanisme koping (cara pemecahan masalah) : ibu apabila ada masalah
selalu berbagi dengan suami untuk menemukan pemecahan masalah
bersama.
4) Pengambil keputusan utama dalam keluarga : ibu dan suami
Dalam kondisi emergensi, ibu dapat mengambil keputusan sendiri.
5) Orang terdekat ibu adalah suami
Yang menemani ibu untuk kunjungan ANC : suami
6) Adat istiadat yang dilakukan ibu berkaitan dengan kehamilan : ada adat
istiadat mitoni atau 7 bulanan.
7) Rencana tempat dan penolong persalinan yang diinginkan : ibu ingin
melahirkan di tempat bidan
8) Tingkat pengetahuan ibu :
Hal-hal yang sudah diketahui ibu : untuk mengurangi mual muntah ibu
hanya beristirahat.
Hal-hal yang ingin diketahui ibu : ibu ingin mengetahui bagaimana
mengurangi mual dan muntah

II. DATA OBYEKTIF:


1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Compos Mentis
3) BB Sebelum/ Sekarang : 52/55 kg
4) TB : 152 cm
5) LILA : 25 cm
6) IMT : 21,6
7) Tensi : 110/70 mmHg
8) Nadi : 80x/menit
9) Suhu /T : 36.60 C
10) RR : 20x/menit
b. Status Present
Kepala : tidak ada benjolan, kulit kepala bersih
Muka : tidak ada oedema, simetris dan tidak ada kloasma
Mata : simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva berwarna
merah muda, tidak ada edema pada kelopak mata
Hidung : simetris, tidak ada polip, bersih
Mulut : gigi tidak ada caries, gusi tidak epulis, lidah bersih
Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher : tidak ada bendungan vena, tidak ada pembengkakan limfe,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Ketiak : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada massa, hiperpigmentasi areola,
Kelenjar montgomery tampak, pembuluh darah vena tidak
tampak, kolostrum belum keluar
Perut : pembesaran ke atas, terdapat linea nigra, tidak terdapat
bekas operasi, strie albican
Lipat paha : tidak ada varises
Vulva : tidak ada k0eputihan, tidak ada luka/ kondiloma, tidak
terdapat luka bekas episiotomi
Ekstremitas : tidak edema, tidak ada varises
Refleks patella : +/+
c. Status Obstetrik
1. Inspeksi:
 Muka : terdapat kloasma gravidarum
 Mamae : simetris, hiperpigmentasi areola, putting menonjol
 Abdomen : linea nigra, striae albican
 Vulva : tidak ada keputihan ataupun luka dan varises
2. Palpasi
 Leoplod I : Belum teraba
 Leoplod II : Tidak dikaji
 Leoplod III : Tidak dikaji
 Leoplod IV : Tidak dikaji
 TFU : Tidak dikaji
3. Auskultasi :
DJJ : Belum terdengar

III. Analisis
Diagnosa Kebidanan: Ny. T Usia 28 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 11 Minggu
fisiologis.
Masalah : mual muntah

IV. PELAKSANAAN
Tanggal 30 Oktober 2022 Jam : 09.00
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu
Rasionalisasi hasil pemeriksaan berhak untuk ibu ketahui sebagai sarana
agar supaya ketika ibu mengalami kejadian patologis ibu bisa langsung
mempunyai gambaran dan keputusan guna segala sesuatu yang terbaik
buat dirinya sendiri dan keluarga.
Hasil ibu memahami informasi yang diberikan dan keadaan dirinya serta
bersedia mendapatkan terapi sesuai yang diberikan tenaga kesehatan
2. Menganjurkan untuk mengonsumsi jahe untuk menghilangkan rasa mual
yang dirasakan
Rasionalisasi : jahe mengandung gingerol yang mampu memblok
serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi, sehingga
menimbulkan mual.
Hasil : ibu bersedia mengonsumsi dan ingin melakukannya.
3. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dan makan segala
makanan yang tidak membuat mual.
Rasionalisasi : makan sedikit namun sering mengurangi rasa mual yang
dirasakan ibu karena tidak memaksa lambung menerima jumlah makanan
yang banyak dalam satu waktu.
Hasil : ibu bersedia melakukannya.
4. Memberi terapi :
Antasid 3 X 1
Rasionalisasi : untuk menetralisir asam lambung sehingga mengurangi rasa
mual.
B6 3 X 1
Rasionalisasi : agar ibu tidak merasa mual
Hasil : ibu menerima dan mau mengonsumsi.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC Terpadu di Puskesmas berupa
pemeriksaan laboratorium
Rasionalisasi pemeriksaan awal di trimester I dilakukan untuk
mengetahui kondisi secara umum ibu sebagai langkah awal dalam
pemberian terapi, seperti Hb, Vct, HbsAg, Golongan darah. Karena terjadi
hemodilusi dalam tubuh ibu dan perlu adanya dasar dalam pemberian
tambah darah
Hasil ibu bersedia melakukan pemeriksaan laboratorim di puskesmas
6. Memberitahu tanda bahaya TM I
Rasionalisasi : tanda bahaya TM I tentang perdarahan mengarah kepada
abortus kehamilan ektopik (KET), mual muntah yang mengarah kepada
hiperemesis gravidarum, yang mana apabila tidak mendapatkan
0penanganan segera bisa mengakibatkan kematian, perdarahan
pervaginam, sakit kepala yang hebat, bengkak pada wajah dan tangan,
ketuban pecah sebelum waktunya.
Hasil ibu sudah mengerti dengan tanda bahaya trimester I
7. Melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi
Rasionalisasi trimester 1 dilakukan kunjungan minimal sekali tujuannya
untuk mengetahui status kehamilan, faktor resiko, letak janin, laboratorium
awal, tanda bahaya dsb.
Hasil ibu bersedia kunjungan ulang
8. Mencatat dibuku register hamil dan KMS/KIA
Rasionalisasi register sebagai dokumentasi tindakan dan terapi yang
diberikan selama asuhan, sebagai back up apabila dipertanyai dihadapan
hukum, sebagai acuan dalam pemberian asuhan segera.
Hasil hasil sudah di dokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan uraian asuhan yang telah dilakukan pada Ny. T Usia 28 Tahun G2
P1 A0 Usia Hamil 11 Minggu, penulis tertarik untuk membahas masalah mual dan
muntah yang dialami ibu hamil.
A. Mual pada ibu hamil
Berdasarkan hasil anamneses Ny. T , ibu mengeluh kan bahwa
setiap pagi mengalami mual dan muntah sebanyak 2-3x/hari. Hal ini dapat
menggangu proses kehamilan dan membuat ketidaknyaman pada ibu
hamil.
Menurut Farer (2001) penyebab emesis gravidarum belum
diketahui secara pasti tetapi kemungkinan besar mual muntah merupakan
reaksi terhadap peningkatan kadar hormon yang mendadak. Dugaan lain
adalah peningkatan esterogen, HCl lambung dan HCG ( Human Chorionic
Gonadotroopin ). Kadar hormon HCG mencapai puncaknya pada trimester
awal kehamilan. Sebenarnya hormon HCG tidak secara langsung terlibat
karena secara fisiologisnya HCG menstimulasi reseptor hormone TSH
(Thyroid Stimulating Hormone). Hal tersebut menyebabkan terjadinya
kondisi hipertiroidisme transien (gestational tratient thyrotoxicosis) pada
awal kehamilan yang mengakibatkan keadaan mual muntah.
Menurut Dr. Marjorie Greenfield, sekitar 70% perempuan
mengalami mual di awal kehamilannya, dan sekitar 50% mengalami
muntah. Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang
wajar dan sering didapatkan pada kehamilan trimester 1. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu dari hari pertama
haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan
muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada
multigravida. Satu diantara seribu kehamilan gejala-gejala lain menjadi
berat (Saifuddin et al, 2010). Menurut Helper (2008) bahwa sebagian besar
ibu hamil 70-80% mengalami morning sickness dan sebanyak 1-2% dari
semua ibu hamil mengalami morning sickness yang ekstrim.
Penyebab terjadinya mual pada ibu hamil :

Hormon HCG Perut kontraksi


MUAL
Senyawa serotonin

Penanganan ibu emesis gravidarum antara lain:


a. Makan sedikit tapi sering
b. Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu merangsang seperti
terlalu pedas atau terlalu asam
c. Bangun dari tidur secara perlahan dan hindari melakukan secara tiba-
tiba
d. Menganjurkan ibu meminum air rebusan jahe karena zat kimia yang
terdapat dalam jahe dapat mempengaruhi syaraf, lambung dan usus
untuk mengurangi mual serta jahe mengandung gingerol yang mampu
memblok serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut
berkontraksi, sehingga menimbulkan mual.
Emesis pada ibu hamil bisa diatasi dengan jahe dalam jurnal
Ginger for Nausea and Vomiting in Pregnancy: Randomized, Double-
Masked, Placebo-Controlled Trial oleh Teraporn Vutyavanich, Md, Msc,
Theerajana Kraisarin, Md, And Rung-Aroon Ruangsri, Bsc
Pemberian jahe berpengaruh menurunkan kejadian mual muntah
pada ibu hamil trimester pertama. Jahe yang dijadikan sebagai bahan di
penelitian tersebut berupa ekstrak 250 mg yang dikemas dalam kapsul.
Jahe dapat menurunkan tingkat mual muntah 68% kali lebih besar
dibandingkan plasebo.
Jahe, secara ilmiah dikenal sebagai Zingiber of fi cinale,
merupakan tanaman asli abadi yang tumbuh di banyak negara yang
dibudidayakan untuk rimpang aromatiknya, salah satunya negara
Indonesia. Khasiat dari rimpang jahe diyakini karena sifat aromatik,
penyerapan baik dalam sauran pencernaan, dan karminatif (mencegah
pembentukan gas di saluran pencernaan atau memfasilitasi pengeluaran
gas). Jahe mengandung zat aktif gingerol yang mampu memblok
serotonin, yaitu senyawa yang menyebabkan perut berkontraksi, sehingga
menimbulkan mual. Zat ini juga bekerja pada reseptor sistem pencernaan
dan mampu mempercepat pengosongan lambung yang menyebabkan mual
akan berangsung hilang.
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, disarankan kepada ibu hamil
untuk meminum jahe sebagai penanganan pertama yang relatif aman
dibandingkan meminum obat tanpa resep dokter. Dilihat bahwa dalam
penelitian ini secara konsisten menunjukkan bahwa tidak ada efek samping
yang signifikan. Efek samping jahe pada hasil kehamilan juga tidak
terdeteksi. Namun demikian, ada kemungkinan bahwa efek samping yang
jarang namun tidak signifikan, seperti anomali kongenital tertentu, dapat
tidak terdeteksi karena terbatasnya jumlah subjek yang dipelajari sejauh
ini.
BAB V
PENUTUP

Pada tahap akhir pembuatan Laporan Asuhan Kebidanan (Kehamilan) pada


Ny. T Usia 28 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 11 Minggu di Puskesmas Wonogiri I,
penulis dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih
meningkatkan Asuhan Kebidanan khususnya pada ibu hamil trimester I dengan
mual muntah khususnya di Puskesmas Wonogiri I.

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
manajemen kebidanan menurut Varney pada ibu hamil trimester I dengan
mual muntah maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian data subjektif dan data
objektif pada Ny. T Usia 28 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 11 Minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
2. Mahasiswa dapat membuat analisa data yang didapatkan dari
pengkajian data pada Ny. T Usia 28 Tahun G 2 P1 A0 Usia Hamil 11
Minggu di Puskesmas Wonogiri I.
3. Mahasiswa dapat membuat analisa potensial masalah yang mungkin
terjadi pada Ny T Usia 28 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 11 Minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
4. Mahasiswa dapat membuat tindakan segera yang melakukan
penanganan dan kolaborasi pada Ny. T Usia 28 Tahun G2 P1 A0 Usia
Hamil 11 Minggu di Puskesmas Wonogiri I.
5. Mahasiswa dapat membuat perencana asuhan yang akan diberikan
kepada Ny. T Usia 28 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 11 Minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
6. Mahasiswa dapat melakukan pelaksanaan asuhan yang akan diberikan
pada Ny. T Usia 28 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 11 Minggu di
Puskesmas Wonogiri I.
7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi pada hasil asuhan yang
diberikan pada Ny. T Usia 28 Tahun G2 P1 A0 Usia Hamil 11 Minggu
di Puskesmas Wonogiri I.

B. Saran
1. Bagi Fasilitas Kesehatan
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan peraktek dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan pelaksanan
Asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I sesuai standar pelayanan.
2. Bagi Ibu Hamil
Diharapkan ibu hamil mengerti mengenai pentingnya kunjungan
antenatal care selama kehamilan agar ibu dan janin terpantau dan
diberikan asuhan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ibu dan janin.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat bermanfaat dan bisa dijadikan sebagai sumber
referensi, sumber bahan bacaan dan bahan pengajaran terutama yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan pada Ibu Hamil Trimester I.
4. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan
pada Ibu Hamil Trimester I dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan
pada ibu hamil dan mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
JURNAL REFLEKSI KRITIS
PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK
KEHAMILAN

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik


Kenapa saya mempelajari materi ini ?
Karena materi ini sangat penting, terutama dalam memberikan asuhan
kebidanan kehamilan terhadap pasien dalam menerapkan terapi komplementer
Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini ?
Fisik, mental dan pengetahuan
Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?
Saya dapat menerapkan langsung kepada pasien yang ada dilahan guna
mengurangi terapi obat-obatan farmakologi
Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini? Bagaimana
perencanaannya?
Setiap asuhan yang akan diberikan di teliti sesuai dengan evidance based
practice dalam kehamilannya

B. Refleksi Kritis dari Materi yang di Pelajari


Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan :
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis holistik pada ibu
hamil normal dengan menerapkan manajemen kebidanan dan terapi
komplementer
Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran tersebut
adalah :
Cara memberikan asuhan kebidanan yang holistik sesuai dengan
ketidaknyaman yang dirasakan oleh pasien dan melakukan penatalaksanaan
sesuai keluhan pasien dengan menerapkan terapi komplementer
Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini
adalah :
Jurnal-jurnal penelitian yang membuktikan evidance based dalam praktik
kehamilan dalam penerapan terapi komplementer
Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan
adalah :
Saya mampu melakukan asuhan kebidanan fisiologis holistik pada ibu hamil
normal dengan menerapkan manajemen kebidanan dan terapikomplementer
disetiap asuhannya
Saya akan mengembangkan pembelajaran saya dibidang ini melalui :
Praktik langsung di lapangan dengan pasien langsung
Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses
pembelajaran saya adalah :
Ketidakpercayaan diri
Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada
topik ini adalah, dan saya berencana untuk membahasnya melalui :
Jurnal yang dijadikan acuan untuk evidance based tidak semua bisa di gunakan,
saya berencana untuk membahasnya melalui diskusi dengan teman

C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui literatur dengan menggunakan


Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi

Judul : Ginger for Nausea and Vomiting in Pregnancy: Randomized,


Double-Masked, Placebo-Controlled Trial
Peneliti : Teraporn Vutyavanich, Md, Msc, Theerajana Kraisarin, Md, And
Rung Aroon Ruangsri, Bsc

A. Apakah Hasil Penelitian Valid?


1. Apakah pasien pada penelitian dirandomisasi?
Ya, penelitian tersebut bersifat random.
Hal ini dijelaskan pada beberapa bagian diantaranya :
a. Judul penelitian :
Ginger for Nausea and Vomiting in Pregnancy: Randomized, Double-
Masked, Placebo-Controlled Trial
b. Halaman 1
The purpose of the present study was to further evaluate the
effectiveness of ginger in a randomized, double-masked, parallel
design, involving a larger group of subjects with less severe
manifestation of nausea and vomiting.
2. Apakah cara melakukan randomisasi dirahasiakan?
Ya, pada penelitian ini dirahasiakan dalam pengacakannya. Peneliti
menggunakan tabel nomor acak untuk menyiapkan pengobatannya serta
daftar kode obat yang akan diberikan kepada pasien disimpan sangat
rahasia di suatu tempat.
Hal ini dijelaskan pada beberapa bagian diantaranya :
1. Material dan Metode (Halaman 2)
Before the trial began, a research nurse who was not responsible for
patient care used a table of random numbers to prepare the
treatment assignment. The treatment codes were kept in sequence
in a sealed black envelope that could not be read through. As each
subject entered the trial, she received the next envelope in the
sequence, which determined her assignment. A list that revealed
drug codes given to patients was kept strictly confidential in one
safe place by a research nurse and was not accessible to the
physicians. Neither the physicians nor the patients knew the identity
of the drugs administered.
3. Apakah follow-up kepada pasien cukup panjang dan lengkap?
Ya, pasien dilakukan follow up dan dilakukan dengan jelas. Pertama
pasien diukur tingkat keparahan mual pada kunjungan pertama,
kemudian diberikan pengobatan dan dievaluasi tingkat keparahan muntah
pada hari ke 7.
1. Figure 1 (Halaman 3) :

2. Material dan Metode (Halaman 2) :


On the following 4 days of treatment, recordings of the severity of
nausea were made twice daily at noon and at bedtime. To obtain an
objective measurement, we measured the markings on each of the
visual analog scales in centimeters. The average daily nausea scores
and the mean nausea scores over the 4 days of treatment for each
subject were then calculated. Finally, we compared the median
change in the severity of nausea (post- therapy minus baseline scores)
in the ginger and the placebo groups by Wilcoxon rank-sum test. At
the 1-week follow-up visit, five-item Likert scales (much worse,
worse, same, better, much better) were used to assess the patients’
response to treatment.
4. Apakah pasien dianalisis di dalam grup di mana mereka
dirandomisasi?
Ya, pasien dalam kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis dalam
grup secara randomisasi. Hal ini dibuktikan pada :
Figure 1 (Halaman 3)

5. Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind terhadap terapi?


Ya, penelitian ini adalah double blind (double-Masked) dimana baik
peneliti maupun subyek tidak mengetahui terapi yang diberikan. Hal ini
akan mengurangi terjadinya berbagai bias dan dianggap sebagai baku
emas untuk uji klinis.
Hal ini dijelaskan pada beberapa bagian diantaranya :
a. Judul Penelitian :
Ginger for Nausea and Vomiting in Pregnancy: Randomized, Double-
Masked, Placebo-Controlled Trial
b. Halaman 1 :
The only study reported so far was a randomized, double-blind,
cross over trial of ginger in hospitalized patients with hyperemesis
gravidarum.
c. Material dan Metode (Halaman 2) :
A list that revealed drug codes given to patients was kept strictly
confidential in one safe place by a research nurse and was not
accessible to the physicians. Neither the physicians nor the
patients knew the identity of the drugs administered.
6. Apakah grup pasien diperlakukan sama, selain dari terapi yang
diberikan?
Ya, grup pasien yang diberi perlakuan dan grup kontrol diberikan
intervensi sama, hal ini dijelaskan pada bagian :
Material dan Metode (halaman 2) :
They were then randomized into two groups. Those in the ginger
group received one 250 mg capsule three times daily after meals and
one capsule before bedtime for 4 days. Those in the placebo group
received identical- looking capsules and the same regimen. All
subjects were advised to divide their meals into frequent small ones rich
in carbohydrates and low in fat and not to take any other medications
outside the trial.
7. Apakah karakteristik grup pasien sama pada awal penelitian?
Ya, seluruh responden atau pasien memiliki karakteristik hampir sama
dan tidak jauh berbeda yang telah ditetapkan di awal penelitian.
Tabel 1 Karakteristik Dasar (Halaman 4) :

B. Apa Hasil dari Penelitian Tersebut ?


1. Seberapa penting hasil penelitian ini ?
Penelitian ini penting karena dapat dijadikan referensi untuk mencegah
atau menurunkan tingkat keparahan mual dan muntah pada ibu hamil.
Conclution (Halaman 1) :
Ginger is effective for relieving the severity of nausea and vomiting of
pregnancy.
2. Seberapa tepat estimasi dari efek terapi ?
Tidak (Mual
Ya (Mual
Tidak Total
Berkurang)
Berkurang)
Perlakuan (Jahe) 28 4 32
Kontrol (Plasebo) 10 25 35

EER a 0,875 Kejadian mual muntah berkurang


a+b
Experiment Event Rate pada kelompok perlakuan
CER c 0,28 Kejadian mual muntah berkurang
c+ d
Control Event Rate pada kelompok kontrol.
RR EER 3,12 Kemungkinan pengaruh
CER
Relative Risk keberhasilan penggunaan jahe
dibandingkan plasebo sebesar
3,12 terhadap kejadian mual
muntah.
RRR (CER−EER ) 0.68 Dengan melakukan pemberian
Relative Risk Increase CER jahe akan menurunkan angka
kejadian mual muntah sebanyak
68% dibanding kelompok yang
diberikan plasebo (kontrol).
ARR CER-EER 0.59 Insiden kejadian mual muntah
Absolute Risk Increase akan menurun 59% setelah
pemberian terapi jahe.
NNT 1 1,69 Diperlukan kurang lebih 2 pasien
ARR
Number Need To Treat perlakuan pemberian jahe untuk
menambah 1 angka kesembuhan.

C. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable


(dapat diterapkan) dalam praktek sehari-hari?
1. Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?
Ya, karena hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian jahe
menurunkan angka kejadian mual muntah pada ibu hamil dengan
signifikan dibandingkan dengan pemberian plasebo.

2. Apakah karakteristik pasien kita sangat berbeda dibandingkan


pasien pada penelitian sehingga hasilnya tidak dapat diterapkan?
Tidak, karakteristik pasien kita sama dengan subjek penelitian, yaitu dari
usia, umur, usia kehamilan, pekerjaan, serta frekuensi mual selama 24
jam.

3. Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di tempat kerja kita?


Hasil penelitian cocok dan memungkinkan untuk dilakukan di wilayah
kerja di Indonesia jika dapat mengurangi angka kejadian mual muntah
pada ibu hamil. Dimana terapi yang diberikan ini, yaitu jahe cukup
mudah didapatkan dan dengan harga yang cukup murah, sehingga hasil
penelitian ini bisa diterapkan dilingkungan kerja kita.

4. Apakah kemungkinan benefit dan harm dalam terapi ini?


Benefit
1. Efektifitas Pada studi tentang pengurangan frekuwnsi mual muntah
dengan terapi jahe ini didapatkan nilai NNT = 2, jadi diperlukan 2
orang pasien yang mendapatkan terapi jahe untuk mencegah
terjadinya tambahan 1 kasus mual muntah pada ibu hamil.
2. Kemudahan dalam pemberian jahe sangat berguna dilakukan di
rumah sebagai terapi herbal yang dilakukan sehari – hari serta untuk
mengurangi konsumsi obat obatan farmakologi.
Harm
Tidak ada harm dalam pemberian terapi jahe pada ibu hamil dengan mua
muntah. Dalam penelitian ini secara konsisten menunjukkan bahwa tidak
ada efek samping yang signifikan. Efek samping jahe pada hasil
kehamilan juga tidak terdeteksi. Namun demikian, ada kemungkinan
bahwa efek samping yang jarang atau signifikan, seperti anomali
kongenital tertentu, dapat tidak terdeteksi karena keterbatasan jumlah
subjek yag dipelajari.

5. Apakah value dan preferensi pada terapi ini?


Jahe menjadi salah satu alternatif pengurangan frekuensi mual muntah
pada ibu hamil. Sama seperti produk herbal lainnya, jahe mengandung
campuran bahan yag kompleks yag kadarnya sangat bervariasi
tergantung dari berbagai faktor.

6. Apakah kita dan pasien kita mempunyai penilaian yang jelas dan
tepat akan value dan preferensi pasien kita?
Ya, karena pemberian terapi jahe secara teratur akan mengurangi
frekuensi mual muntah pada ibu hamil.
7. Apakah value dan preferensi pasien kita dipenuhi dengan terapi
yang akan kita berikan?
Ya, karena pemberian terapi jahe sebagai alernatif pencegahan mual
muntah pada ibu hamil pada terapi non farmakologi sehingga dapat
dilakukan oleh pasien itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Blanque Rodriguez,dkk.2017. The influence of physical activity in water on sleep


quality in pregnant women: A randomised trial.666
Boyle, 2008, Kedaruratan Dalam Persalinan, EGC, Jakarta
Dinc Ayten, dkk.2009. Effect of pelvic floor muscle exercises in the treatment of
urinary incontinence during pregnancy and the postpartum period.
E Mary Cogswell, dkk. 2003.Iron supplementation during pregnancy, anemia,
and birth weight:a randomized controlled trial.78
Jannah, Nurul.2012. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Ar’ruz Media
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI
Kementerian Kesehatan RI. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas, Dan Bayi
Baru Lahir Selama Social Distancing. Jakarta: Kemenkes RI
Kusmiati, Yuni. dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Jakarta:
Fitramaya
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Manuaba. 2010. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi dan
KB. Jakarta : EGC
Meilani, dkk (2008). Konsep Kebidanan. Yogyakarta: Fitramaya.
Nursalam, dkk. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Sarwono P (2011). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Pebianita Elanda G, dkk. Pemakaian jenis bh (breast holder) mempengaruhi nyeri
Punggung pada ibu hamil di poli BKIA Rumah sakit islam surabaya.
Varney, Helen, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1.
Jakarta : EGC.
Varney, Helen, dkk. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Vol 2.
Jakarta : EGC.
Walsh, L.V. 2007. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC. Hal. 94-
101.
Wara Kushartanti,, dkk,2004. Senam Hamil. Penerbit:Lintang Pustaka,Jakarta
Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Yavari Kia P, dkk.(2014) . The Effect of Lemon Inhalation Aromatherapy on
Nausea and Vomiting of Pregnancy: A Double-Blinded, Randomized,
Controlled Clinical Trial.16(3).
______2001. Ginger for Nausea and Vomiting in Pregnancy: Randomized,
Double-Masked, Placebo-Controlled Trial.97(4)

Anda mungkin juga menyukai