Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TRIMESTER II FISIOLOGIS

PADA NY. “R” USIA 26 TAHUN G1P00000 UK 25 MINGGU

JANIN HIDUP TUNGGAL LETAK KEPALA INTRAUTERI

DENGAN KEADAAN UMUM IBU DAN JANIN BAIK

DI PUSKESMAS MOJOAGUNG

Disusun Oleh:

YESSHE PATRICIA
7221007

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG

TAHUN 2022
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN TRIMESTER II FISIOLOGIS

PADA NY. “R” USIA 26 TAHUN G1P00000 UK 25 MINGGU

JANIN HIDUP TUNGGAL LETAK KEPALA INTRAUTERI

DENGAN KEADAAN UMUM IBU DAN JANIN BAIK

DI PUSKESMAS MOJOAGUNG

TANGGAL/JAM :

TEMPAT :

Mahasiswa

YESSHE PATRICIA
7221007

Mengesahkan,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Dewi Triloka Wulandari, S.S.T., M.Tr.Keb Dian Milaraswati, S.Keb. Bd.

NIPY 11150212218 NIP. 19870923 201505 2 001


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan Fisiologis dengan judul “Asuhan
Kebidanan Kehamilan Trimester II Fisiologis Pada Ny. “R” Usia 26 Tahun G1P00000
UK 25 Minggu Janin Hidup Tunggal Letak Kepala Intrauteri dengan Keadaan Umum
Ibu dan Janin Baik di Puskesmas Mojoagung” ini dengan lancar tanpa hambatan suatu
apapun.

Dalam penyusunan Laporan Praktik Kebidanan ini penulis tidak lupa memberikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan
ini.
Adapun ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Ibu Pujiani, S.Kep.Ners.,M.Kes. selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu
2. Dewi Triloka Wulandari, S.S.T., M.Tr.Keb selaku Pembimbing Akademik D-III
Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Unipdu
3. Dian Milaraswati, S.Keb. Bd selaku Pembimbing Klinik
4. Orang Tuaku yang telah memberikan bimbingan dan doa sehingga mengantarkan
ku meraih cita-cita. Terimakasih atas do’a yang selalu teruntai dalam hati dan
tidak pernah lelah dan senantiasa menemaniku.
5. Serta pihak-pihak yang terlibat dalam pembuatan Laporan Praktik Kebidanan ini
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan Laporan Praktik Kebidanan.
Demikianlah Laporan Praktik Kebidanan ini penulis buat, semoga bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jombang, 20 Desember 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum yang
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan merupakan masa yang dimulai
dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) (Yuli, 2017). Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu pertama, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28
hingga ke 40) (Prawihardjo, 2016).
Kehamilan trimester II yaitu periode yang terjadi pada minggu 13 – 27
kehamilan pada trimester II ini organ vital bayi seperti jantung,paru – paru , ginjal ,
dan otak sudah lebih berkembang sehingga ukurannya menjadi lebih besar bayi juga
mulai bisa mendengar dan menelan
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu
bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat disebabkan
pada saat kondisi hamil, bersalin, atau selama 42 hari setelah persalinan. Hal ini
dapat terjadi akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat oleh
kehamilannya maupun dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk kematian ibu
hamil yang diakibatkan karena kecelakaan (Maternity & Putri, 2017).
Data dari Kementerian Kesehatan Indonesia menyebutkan, Angka Kematian
Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 4.627 kasus.Angka ini meningkat
dibandingkan jumlah kematian ibu pada tahun 2019 sebanyak 4.221 kasus.
Berdasarkan penyebab, sebagian besar kematian ibu pada tahun 2020 disebabkan
oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus (28,7%), hipertensi dalam kehamilan
sebanyak 1.110 kasus (24%), dan gangguan sistem peredaran darah sebanyak 230
kasus (0,5%).Jumlah kematian ibu Provinsi Jawa Timur tahun 2020 sebanyak 565
kematian. (Kemenkes RI, 2020)
Besarnya Angka Kematian Ibu merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesejahteraan perempuan. Target yang telah ditentukan dalam tujuan
pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs) tentang peningkatan
kesehatan ibu dimana target AKI yang akan dicapai sampai tahun 2030 adalah
mengurangi sampai 77% resiko jumlah kematian ibu atau hingga mencapai angka
70/100.000 kelahiran hidup. Maka dari itu upaya untuk mewujudkan target tersebut
masih membutuhkan komitmen dan usaha keras yang terus menerus (Kemenkes RI,
2013).
Upaya untuk memperbaiki kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi
prioritas utama dari pemerintah. Salah satu bentuk kebijakan program upaya
penurunan AKI adalah dengan kebijakan pelayanan antenatal Kunjungan 1 (K1) dan
Kunjungan 4 (K4). Pelayanan antenatal care (ANC) penting untuk memastikan
kesehatan ibu selama kehamilan dan menjamin ibu untuk melakukan persalinan
difasilitas kesehatan pelayanan antenatal diberikan oleh petugas kesehatan baik yang
bekerja diinstansi pemerintah maupun swasta. (Kemenkes RI, 2017).
Pelayanan antenatal (Antenatal Care/ ANC) pada kehamilan normal minimal
6x dengan rincian 2x di Trimester 1, 1x di Trimester 2, dan 3x di Trimester 3.
Minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan 1 di Trimester 1 dan saat
kunjungan ke 5 di Trimester 3. (Kemenkes RI, 2020) Kunjungan antenatal ini
bertujuan untuk pengawasan dan pemantauan kesejahteraan ibu dan janin. Secara
nasional target kunjungan antenatal care adalah 90%. Penilaian terhadap
pelaksanaan pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan
KI dan K4 (Kemenkes RI, 2017).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pelayanan
kesehatan pada ibu hamil. Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin untuk memastikan ibu dan janin dalam kondisi baik, mendeteksi secara
dini komplikasi yang mungkin terjadi, serta melakukan penanganan segera bila
ditemukan abnormalitas pada kehamilan. Sehingga dapat menurunkan risiko
kematian ibu pada masa kehamilan, persalinan, maupun masa nifas.
1.2. Rumusan Masalah.
Bagaimana cara melaksanakan asuhan kebidanan kehamilan trimester II
fisiologis pada Ny. “N” usia 35 tahun G3P200002 UK 14 minggu janin hidup
tunggal letak kepala intrauteri dengan keadaan umum ibu dan janin baikdi
Puskesmas Mojoagung sesuai dengan standar asuhan kebidanan?
1.3. Tujuan.
1. Tujuan Umum.
Mampu melaksanakan atau melakukan manajemen asuhan kebidanan
kehamilan trimester II fisiologis pada Ny. “L” usia 28 tahun G1P00000 UK 21
minggu janin hidup tunggal letak kepala intrauteri dengan keadaan umum ibu
dan janin baik di Puskesmas Mojoagung sesuai dengan standar asuhan
kebidanan.
2. Tujuan Khusus.
a. Mampu melakukan pengkajian data subyektif dan data obyektif pada Ny.
“N” usia 35 tahun G3P20002 UK 14 minggu janin hidup tunggal letak
kepala intrauteri dengan keadaan umum ibu dan janin baik di Puskesmas
Mojoagung sesuai dengan standar asuhan kebidanan.
b. Mampu melakukan analisis masalah pada Ny. “N” usia 35 tahun G3P20002
UK 14 minggu janin hidup tunggal letak kepala intrauteri dengan keadaan
umum ibu dan janinbaik di Puskesmas Mojoagung sesuai dengan standar
asuhan kebidanan.
c. Mampu melakukan perencanaan asuhan pada Ny. “N” usia 35 tahun
G3P20002 UK 14 minggu janin hidup tunggal letak kepala intrauteri
dengan keadaan umum ibu dan janin baik di Puskesmas Mojoagung sesuai
dengan standar asuhan kebidanan.
d. Mampu melakukan pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. “N” usia 35
tahun G3P20002 UK 14 minggu janin hidup tunggal letak kepala intrauteri
dengan keadaan umum ibu dan janinbaik di Puskesmas Mojoagung sesuai
dengan standar asuhan kebidanan.
e. Mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny. “N” usia 35 tahun
G3P20002 UK 14 minggu janin hidup tunggal letak kepala intrauteri
dengan keadaan umum ibu dan janinbaik di Puskesmas Mojoagung sesuai
dengan standar asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kehamilan.


2.1.1. Pengertian Kehamilan.
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga
trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14
minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Evayanti, 2015). Kehamilan adalah proses
normal yang menghasilkan serangkaian perubahan fisiologis dan
psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et al, 2016).
Kehamilan merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi
biologis wanita disertai dengan perubahan perubahan psikologis dan
terjadinya proses adaptasi terhadap pola hidup dan proses kehamilan itu
sendiri (Muhtasor, 2013). Proses kehamilan sampai persalinan merupakan
mata rantai satu kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi,
pemeliharaan kehamilan,perubahan endokrin sebagai persiapan
menyongsong kelahiran bayi, dan persalinan dengan kesiapan
pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012).
2.1.2. Tanda dan Gejala Kehamilan.
Menurut Dewi dkk (2011), tanda dan gejala kehamilan adalah
sebagai berikut.
a. Tanda pasti kehamilan.
1. Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian-
bagian janin.
2. Denyut jantung janin.
3. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.
b. Tanda tidak pasti kehamilan (probable signs).
1. Amenorea.
2. Mual dan muntah (nausea and vomiting).
3. Mengidam (ingin makanan khusus).
4. Pingsan.
5. Tidak ada selera makan (anoreksia).
6. Lelah (fatigue).
7. Payudara.
8. Miksi.
9. Konstipasi/obstipasi.
10. Pigmentasi kulit.
11. Epulis.
12. Pemekaran vena-vena (varises).
c. Tanda kemungkinan hamil.
1. Perut membesar.
2. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan
konsistensi dari rahim.
3. Tanda Hegar, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang
lebih lunak dari bagian lain.
4. Tanda Chadwick, yaitu adanya perubahan warna pada serviks
dan vagina menjadi kebiru-biruan.
5. Tanda Piscaseck, yaitu adanya tanda yang kosong pada rongga
uterus karena embrio biasanya terletak di sebelah atas,dengan
bimanual akan terasa benjolan yang simetris.
6. Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Broxton
Hicks).
7. Teraba Ballotement.
8. Reaksi kehamilan positif.

2.2. Kehamilan Trimester II.


2.2.1. Pengertian Kehamilan Trimester II.
Kehamilan trimester II merupakan kehamilan dengan usia 13-27
minggu trimester kedua ini kehamilan biasanya sudah tampak jelas. Ibu
hamil dan keluarganya sudah mengatur waktunya untuk kehamilan.
Sebagian besar ibu hamil pada trimester kedua ini tidak memiliki
permasalahan yang serius. Namun tidak sedikit ibu hamil pada masa ini
ketika memeriksakan kehamilannya mengeluhkan ketidak nyamanan.
Kebanyakan dari keluhan ini adalah ketidak nyamanan normal dan
merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh dan emosional
ibu selama kehamilan.
Walaupun ketidak nyamanan yang umum dalam kehamilan
trimester kedua ini tidak mengancam keselamatan jiawa, namun hal
tersebut bisa saja sangat menjenuhkan dan menyulitkan bagi ibu.

2.2.2. Perubahan Fisiologis Kehamilan Trimester II.


a. Payudara.
Pada ibu hamil trimester II terkadang keluar rembesan cairan
berwarna kekuningan dari payudara ibu yang disebut dengan
kolostrum. Hal ini tidak berbahaya dan merupakan pertanda bahwa
payudara sedang menyiapkan ASI untuk menyusui bayinya
nantinya.Pertumbuhan kelenjar mammae membuat ukuran payudara
meningkat secara progresif, bila pertumbuhan ukuran tersebut sangat
besar dapat timbul stria stria seperti pada abdomen Progesterone
menyebabkan puting menjadi lebih menonjol dan dapat digerakkan
(Hutahaean, 2013; Syaiful & Fatmawati, 2019).
b. Sistem Integumen.
Perubahan sistem integumen sangat bervariasi tergantung ras.
Perubahan yang terjadi disebabkan oleh hormonal dan peregangan
mekanik. Secara umum, perubahan pada integument meliputi
peningkatan ketebalan kulit dan rambut, peningkatan aktivitas
kelenjar keringat, dan peningkatan sirkulasi dan aktivitas vasomotor.
Striae gravidarum biasanya terjadi dan terlihat sebagai garis merah
yang berubah menjadi garis putih yang berkilaukeperakan, hal ini
kadang mengakibatkan rasa gatal, peningkatan melanocyte
stimulating hormane (MSH) padamasa ini menyebabkan perubahan
cadanggan melanin pada daerah epidermal dan dermal (Wagiyo dan
Putrono, 2016; Syaiful & Fatmawati, 2019).
c. Sistem Kardiovaskular.
Sejak pertengahan kehamilan, pembesaran uterus akan menekan
vena cava inferior dan aorta bawah saat ibu berada pada posisi
terlentan hal ini akan berdampak pada pengurangan darah balik vena
ke jantung hingga terjadi penurunan preliad dan cardiac outout yang
kemudian dapat menyebabkan hipotensi arterial (Wagiyo dan
Putrono, 2016; Syaiful& Fatmawati, 2019).
d. Sistem Respirasi.
Selama kehamilan, sirkumferensia thorax akan bertambah
kurang lebih 6 cm dan diafragma akan naik kurangg lebih 4 cm
karena penekananan uterus pada rongga abdomen pada kehamilan
lanjut, volume tidal, volume ventilasi per menit, dan pengambilan
oksigen per menit akan bertambah (Wagiyo dan Putrono, 2016;
Syaiful & Fatmawati, 2019).
e. Sistem Pencernaan.
Seiring dengan pembesaran uterus, lambung dan usus akan
tergeser demikian juga dengan organ lain seperti appendiks yang akan
bergeser ke arah atas dan lateral perubahan lainya akan lebih
bermakna pada kehamilan trimester 3 (Wagiyo dan Putrono, 2016;
Syaiful & Fatmawati,2019).
f. Sistem Perkemihan.
Uterus yag membesar mulai keluar dari rongga pelvis sehingga
pada vesica urinaria pun berkurang. Selain itu, adanya peningkataan
vaskularisasi dan vesica urinaria menyebabkan mukosnya hiperemia
dan menjadi mudah berdarah bila terluka (Hutahaean, 2013; Wagiyo
dan Putrono, 2016).
g. Sistem Muskuloskeletal.
Tidak seperti pada trimester 1 selama trimester 2 ini mobilitas
persediaan sedikit berkurang hal ini ini dipicu oleh oleh peningkatan
retensi cairan pada connective tissue terutama didaerah siku dan
pergelangan tangan (Syaiful dan Fatmawati, 2019).
2.2.3. Perubahan Psikologis Kehamilan Trimester II.
Salah satu perubahan psikologis pada kehamilan trimester II Yaitu
emosi karna usia kehamilan yang makin bertambah sehingga menambah
kadar hormon hcG dalam tubuh pun meningkat dan cenderung lebih
sensitif ,dan juga berat badan ibu yang meningkat membuat tidak percaya
diri ,Perasaan sensitif yang dirasakan ibu sering kali tidak disadari oleh
suami sehingga perlu adanya komunikas ,masalah itu bisa diselesaikan
dengan sering bercerita tentang apa yang ibu rasakan selama menjalani
kehamilan.

2.2.4. Kebutuhan Fisik Kehamilan Trimester II.


a. Kebutuhan Oksigen.
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusiatermasuk
ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadisaat hamil
hingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhanoksigen pada ibu
yang akan berpengaruh pada bayi yangdikandung (Reeder, Martin,
dan Griffin, 2013).
b. Kebutuhan Nutrisi.
Nutrisi selama kehamilan yang adekuat merupakan suatu hal
yan penting guna mendukun tumbuh kembang janin dalam
kandungan yan berjalan dengan pesat. (Reeder, Martin, dan Griffin,
2013).
1. Karbohidrat.
Fungsi utama karbohidrat adalah untukmenghasilkan
energi khususnya pada ibu hamil.Karbohidrat dibutuhkan dalam
jumlah yang adekuat untukmenyerap protein untuk kebutuhan
pertumbuhan. Pada kehamilan trimester II direkomendasikan
penambahan jumlah kalori sebesar 285-300 kalori. Sumber
karbohidrat adalah golongan padi-padian (misalnya beras dan
jagung),golongan umbi-umbian (misalnya ubi dan singkong),
dansagu (Reeder, Martin, dan Griffin, 2013).
2. Lemak.
Lemak adalah sumber energi yang pekat, menghasilkan lebih dari
dua kali lebih banyak dari kaloriper-gram dari yang dihasilkan
karbohidrat. Seiring dengan perkembangan kehamilan, tedapat
peningkatan pemecahan lemak untuk digunakan sebagai sumber
bahan bakar maternal sehingga lebih banyak glukosa akan tersedia
untuk kebutuhan janin. Pada kehamilan normal, kadar lemak
dalam aliran darah akan meningkat pada akhir trimester II. Sumber
lemak seperti mentega, margarin, dan minyak salad (Reeder,
Martin, dan Griffin,2013).
3. Protein.
Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan bagian tubuh.
Kekurangan protein dalam makanan ibu hamil mengakibatkan bayi
akan lahir lebih kecil dari normal. Sumber zat protein yang
berkualitas tinggi adalah susu. Tambahan protein yang diperlukan
selama kehamilan sebanyak 12 g/hari. Sumber lain meliputi
sumber protein hewani (misalnya daging, ikan, unggas, telur dan
kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang- kacangan
seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo, dan tahu tempe)
(Reeder, Martin, dan Griffin, 2013).
4. Mineral.
Sedikitnya 14 elemen mineral adalah esensial untuk nutrisi yang
baik. Beberapa mineral, misalnya kalsium dan fosfor, ada dalam
tubuh dalam jumlah relative lebih besar (lebih dari 5 g) mineral
lain, yang disebut unsur renik seperti zat besi dan zink ada dalam
jumlah sedikit (kurang dari 5 g). Mineral merupakan unsur pokok
dalam material tubuh yang vital, beberapa diantaranya adalah
pengatur dan pengaktif fungsi tubuh. Mineral yang memiliki fungsi
penting khusus selama kehamilan terdiri atas kalsium, fosfor, zat
besi, yodium, zink, dan natrium (Reeder, Martin, dan Griffin,
2013).
5. Vitamin.
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makanansayur dan
buah-buahan, tetapi dapat pula diberikan ekstravitamin. Pemberian
asam folat terbukti mencegah kecacatan pada bayi (Reeder,
Martin, dan Griffin, 2013).
c. Kebutuhan Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan
sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk
mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri terutama
lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia). Kebersihan
payudara putting susu harus dibersihkan kalauterbasahi oleh
colostrum Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian
karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang,terutama pada ibu
kekurangan kalsium (Reeder, Martin, dan Griffin, 2013).
d. Kebutuhan Eliminasi.
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air kecil.Tindakan
pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengkonsumsi
makanan tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama ketika
lambung dalam keadaan kosong. Minum air putih hangat ketika
dalam keadaan kosong dapat merangsang gerak peristaltik usus. Jika
ibu sudah mengalami dorongan, maka segeralah untuk buang air besar
agar tidak terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan
keluhan utama yang dirasakan oleh ibu hamil, karna adanya pengaruh
hormon progesteron yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos,
salah satunya otot usus selain itu didesakan usus oleh pembesaran
janin juga menyebabkan bertambahnya kontipasi , hal tersebut adalah
kondisi yang fisiologis (Reeder, Martin, dan Griffin, 2013).
e. Kebutuhan Seksual.
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama
tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini
a. Sering abortus dan kelahiran prematur.
b. Perdarahan pervaginam.
c. Koitus harus dilakukan dengan hati – hati terutama pada minu
terakhir kehamilan (sulistyawati,2009;h119)
f. Kebutuhan Mobilisasi.
Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa
selama tidak terlalu melelahkan. Ibu hamil dapat dianjurkan untuk
melakukan pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan
menghindari gerakan menyentak, sehingga mengurangi ketegangan
pada tubuh dan menghindari kelelahan (Reeder, Martin, dan Griffin,
2013).
g. Kebutuhan Istirahat.
Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat yang
teratur karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani
untuk kepentingan perkembanagan dan pertumbuhan janin. Tidur
pada malam hari selama kurang lebih 8 jam dan istirahat dalam
keadaan rilaks pada siang hari selama 1 jam(Reeder, Martin, dan
Griffin, 2013).
h. Persiapan Persalinan.
1. Membuat rencana persalinan.
2. Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jikaterjadi
kegawatdaruratan pada saat pengambilan keputusan utama tidak
ada.
3. Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawat daruratan.
4. Membuat rencana atau pola menabung.
5. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan untuk persalinan
(Romauli, 2011).
i. Memantau Kesejahteraan Janin.
Pemantauan gerakan janin minimal dilakukan selama 12 jam,
dan pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10 kali gerakan
janin yang dirasakan oleh ibu hamil (Romauli,2011)..
2.2.4. Kebutuhan Psikologis Kehamilan Trimester II.
a. Dukungan keluarga.
Hasil penelitian Indonesia mengatakan bahwa dukungan suami
yang diharpkan istri antara lain suami sangat mendambakan bati yang
ada didalam kandungan ibu , suami senang mendapatkan keturunan (Ai
Yeyeh S.Si. T , dkk, 2009).
b. Support dari Keluarga.
Tugas keluarga yang saling melengkapi dan dapat menghindari
konflik adalah dengan cara pasangan merencanakan untuk kedatangan
anaknya, mencari informasi bagaimana menjadi ibu dan ayah, suami
mempersiapkan peran sebagai kepala rumah tangga. Disini motivasi
suami dan keluarga untuk membantu meringankan ketidak nyamanan
dan terhindar dari stress psikologi (Romauli, 2011).
c. Support dari Tenaga Kesehatan.
Peran tenaga kesehatan dalam perubahan dan adaptasi psikolgis
adalah dengan memberi support atau dukungan moral bagi klien,
meyakinkan klien dapat menghadapi kehamilannya dan perubahan
yang dirasakannya adalah sesuatu yang normal (Romauli, 2011).
d. Rasa Aman dan Nyaman Selama Kehamilan.
Kebutuhan pertama ialah ia merasa dicintai dan dihargai,
kebutuhan kedua ialah ia merasa yakin akan penerimaan pasangannya
terhadap sang anak (Romauli, 2011).
e. Persiapan Menjadi Orang tua.
Salah satu persiapan orang tua dapat dilaksanakan dengan kelas
pendidikan kelahiran atau kelas antenatal (Romauli,2011).
2.2.5. Ketidaknyamanan Trimester II.
a. Cloasma.
Cloasma dapat dikurangi dan dicegah denan menghindari sinar
matahari berlebihan, gunakan bahan pelindung non alergi.
b. Edema Ekstremitas Bawah.
Edema fisiologis pada kaki timbul akibat gangguan
sirkulasivena dan peningkatan tekanan vena pada ekstermitas bawah.
Gangguan ini terjadi karena penumpukan cairan dijaringan. Hal ini
ditambah dengan penekanan pembuluh darah besar di perut
sebelahkanan (vena kava) oleh uterus yang membesar, sehingga darah
yang kembali ke jantung berkurang dan menumpuk di tungkai bawah.
Penekanan ini terjadi saat ibu berbaring terlentang atau miring
kekanan. Oleh karena itu, ibu hamil trimester II disarankan untuk
berbaring kearah kiri (Irianti, 2014).
Cara mengatasi edema pada ekstremitas bawah yaitu:
1. Meningkatkan periode istirahat dan berbaring pada posisi miring
kiri.
2. Meninggikan kaki apabila duduk serta memakai stoking.
3. Meningkatkan asupan protein.
4. Menurunkan asupan karbohidrat karena dapat meretensi cairan di
jaringan.
5. Menganjurkan untuk minum 6-8 gelas cairan sehari untuk
membantu diuresis natural.
6. Menganjurkan ibu untuk cukup berolahraga dan sebisa mungkin
jangan berlama-lama dalam sikap statis atau berdiam diri dalam
posisi yang sama (Fauziah dan Sutejo, 2012; Hutahaean, 2013;
Syaiful dan Fatmawati, 2019).
c. Hiperventilasi dan Sesak Napas.
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan
memengaruhi langsung pusat pernafasan untuk menurunkan kadar
karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Hiperventilasi akan
menurunkan kadar dioksida. Uterus membesar dan menekan
diafragma sehingga menimbulkan rasa sesak (Hutahaean, 2013).
Cara mengatasinya yaitu:
1. Bantu cara mengatur pernapasan.
2. Posisi berbaring dengan semifowler.
3. Latihan napas melalui senam hamil.
4. Tidur dengan bantal yang tinggi.
5. Hindari makan terlalu banyak (Fatmawati dan Sutejo, 2012;
Hutahaean, 2013; Syaiful dan Fatmawati, 2019).
d. Kram Kaki.
Kram kaki merupakan kontraksi otot yang memendek
ataukontraksi sekumpulan otot yang terjadi secara mendadak
dansingkat, yang biasanya menyebabkan nyeri. Kram kaki dapat
disebabkan oleh kurang mengkonsumsi kalsium, kurang aliran darah
ke otot, kelelahan dan dehidrasi, serta kurangnya gizi selama
kehamilan. Pada ibu hamil trimester II terjadi karena berat badan atau
rahim ibu yang bertambah besar sehingga terjadi gangguan asupan
oksigen yang membuat aliran darah tidak lancar dan menimbulkan
rasa nyeri pada kaki. Kram kaki yang dirasakan biasanya menyerang
pada malam hari selama 1-2 menit. Hal itu terjadi juga karena bayi
mengambil sebagian besar gizi ibu sehingga meninggalkan sedikit
untuk ibunya (Krisnawati, Fatimah, dan Isroh,2012).
Cara mengatasinya yaitu:
1. Saat kram terjadi, yang harus dilakukan adalah melemaskan
seluruh tubuh terutama bagian tubuh yang kram. Dengan cara
menggerak-gerakan pergelangan tangan dan mengurut bagian kaki
yang terasa kaku.
2. Pada saat bangun tidur, jari kaki ditegakkan sejajar dengan tumit
untuk mencegah kram mendadak.
3. Kompres hangat pada kaki.
4. Banyak minum air putih.
5. Ibu sebaiknya istirahat yang cukup (Fauziah dan Sutejo, 2012;
Hutahaean, 2013; Syaiful dan Fatmawati, 2019).
e. Hemoroid.
Hemoroid merupakan pelebaran vena dari anus. Hemoroid
dapat bertambah besar ketika kehamilan karena adanya kongesti
darah dalam rongga panggul. Relaksasi dari otot halus pada bowel,
memperbesar konstipasi dan tertahannya gumpalan (Hutahaean,
2013).
Cara mengatasinya yaitu:
1. Hindari konstipasi.
2. Beri rendaman hangat/dingin pada anus.
3. Bila mungkin gunakan jari untuk memasukkan kembali hemoroid
ke dalam anus dengan pelan-pelan.
4. Bersihkan anus dengan hati-hati sesudah defekasi.
5. Usahakan BAB yang teratur.
6. Ajarkan ibu tidur dengan posisi knee chest selama 15 menit.
7. Ajarkan latihan kegel untuk menguatkan perineum dan mencegah
hemoroid (Hutahaean, 2013; Syaiful dan Fatmawati,2019).
f. Konstipasi.
Konstipasi disebabkan karena pengerasan feses yang
terjadiakibat penurunan kecepatan kerja peristaltik karena
progesterone yang menimbulkan efek relaksasi, pergeseran usus
akibat pertumbuhan uterus atau suplemasi zat besi dan akivitas fisik
yang kurang (Hartinah, Karyati, dan Rokhani, 2019).
Cara mengatasinya yaitu:
1. Asupan cairan yang adekuat, yakni minum air minimal 8 gelas/hari
(ukuran gelas minum)
2. Istirahat cukup. Hal ini memerlukan periode istirahat pada siang
hari.
3. Minum air hangat saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltik.
4. Makan-makanan berserat dan mengandung sarat alami.
5. Miliki pola defikasi yang baik dan teratur.
6. Lakukan latihan secara umum, berjalan setiap hari, pertahankan
postur tubuh yang baik, mekanisme tubuh yang baik, latihan
kontraksi otot abdomen bagian bawah secara teratur. (Hutahaean,
2013; Syaiful dan Fatmawati, 2019).
g. Kesemutan dan Baal pada Jari.
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil
postur dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga
menyebabkan penekanan pada saraf median dan aliran lengan yang
akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari-jari (Syaiful dan
Fatmawati, 2019).
Cara mengatasinya yaitu:
1. Mengatur pola nafas.
2. Merilekskan badan.
3. Berikan kompres hangat (Hutahaean, 2013; Syaiful dan Fatmawati,
2019).

2.3. Pelayanan Antenatal Care (ANC).


2.3.1. Pengertian Antenatal Care (ANC).
ANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil
secara berkala untuk menjaga keselamatan ibu dan janin (Saifuddin,
2006). Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan
kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan
ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2010).
Pelayanan Ante Natal Care (ANC) adalah pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang ditetapkan
dalam standar pelayanan kebidanan (Kemenkes, 2010).
2.3.2. Tujuan Antenatal Care (ANC).
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik dan mental ibu.
c. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama kehamilan (termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan).
d. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
janin agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal, serta
mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin (Bartini, 2012).
2.3.3. Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC).
Standar pelayanan Antenatal Care (ANC) terpadu dikenal dengan
istilah “10 T” yang meliputi:
1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan.
Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko apabila hasil
pengukuran ˂140 cm. Kenaikan BB ibu selama hamil normal rata-
rata antara 6,5 kg sampai 16 kg.
2. Tekanan darah.
Diukur setiap kali ibu datang atau berkunjung. Deteksi tekanan
darah yang naik diwaspadai adanya gejala hipertensi dan preeklamsia.
Apabila turun diwaspadai anemia. Tekanan darah normal berkisar
antara 110/80- 120/80 mmHg.
3. Nilai status gizi (Lila).
Diukur pada tangan sebelah kiri yaitu 1/2 dari akrenion ke
olekranon. Normal dari Lila adalah >23,5 cm. Apabila kurang dari
23,5 cm bisa jadi Kekurangan Energi Kronik (KEK).
4. Tinggi fundus uteri (TFU).
Menggunakan pita sentimeter, letakkan titik nol pada tepi atas
sympisis dan rentangkan sampai fundus uteri (fundus tidak boleh
ditekan).

Tinggi Fundus Uteri Sesuai Umur Kehamilan.


Tinggi Fundus Uteri (cm). Umur Kehamilan (minggu).
24-25 cm. 22-28 minggu.
26,7 cm. 28 minggu.
29,5-30 cm. 30 minggu.
29,5-30 cm. 32 minggu.
31 cm. 34 minggu.
32 cm. 36 minggu.
33 cm. 38 minggu.
37,7 cm. 40 minggu.
(Manuaba,2010 )
5. Tentukan presentasi janin (DJJ).
Normal presentasi janin adalah kepala dan denyut jantung janin
berkisar antara 120-160 x/menit.
6. TT (Tetanus Toxoid).
Untuk melindungi ibu dan janinnya dari tetanus neonatorum. Efek
samping TT yaitu nyeri, kemerah-merahan dan bengkak selama satu-
dua hari pada tempat penyuntikan.
Pemberian Imunisasi TT pada ibu hamil.
Pemberian Selang Waktu
Masa Perlindungan Dosis
Imunisasi Minimal
Langkah awal
TTI pembentukan kekebalan 0,5 cc
tubuh terhadap tetanus.
4 Minggu
TT2 3 tahun. 0,5 cc
setelah TT .1
6 Bulan setelah
TT3 5 tahun. 0,5 cc
TT 2.
1 tahun setelah
TT4 10 tahun. 0,5 cc
TT 3.
1 tahun setelah
TT5 >25 tahun/seumur hidup. 0,5 cc
TT 4.
(Lusiana& Julietta, 2020)
7. Tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan.
Untuk memenuhi kebutuhan volume darah pada ibu hamil dan
nifas, karena masa kehamilan dan kebutuhan meningkat seiring dengan
pertumbuhan janin. Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan
merupakan salah satu cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk
meningkatkan kadar Hb sampai tahap yang diinginkan, karena sangat
efektif dimana dalam satu tablet mengandung mg Fe. Setiap tablet
setara dengan 200 mg verosulfat.
Selama kehamilan minimal diberikan 90 tablet sampai 42 minggu
setelah melahirkan diberikan sejak pemeriksaan ibu hamil pertama.
Pemberian tablet tambah darah lebih bisa ditoleransi jika dilakukan
pada saat sebelum tidur malam.
8. Tes laboratorium (rutin dan khusus).
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium
rutin yaitu golongan darah, hemoglobin darah dan pemeriksaan
spesifik daerah endemis/epidemik (malaria, HIV dan lain-lain).
Sedangkan pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan
laboratorium yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal. Beberapa pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan pada saat antenatal yaitu:
a. Pemeriksaan golongan darah.
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb).
c. Pemeriksaan protein dalam urine.
d. Pemeriksaan kadar gula darah.
e. Pemeriksaan darah malaria.
f. Pemeriksaan tes shifilis.
g. Pemeriksaan HIV.
h. Pemeriksaan BTA.
9. Tata laksana kasus.
Setiap kelainan yang diperoleh berdasarkan hasil pemeriksaan
antenatal harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan dan
dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

10. Temu wicara/Konseling (P4K dan KB pasca salin).


Adalah suatu bentuk wawancara (tatap muka) untuk menolong
orang lain memperoleh pengertian yang lebih baik mengenai dirinya
dalam usahanya untuk memahami dan mengatasi permasalahan yang
sedang dihadapinya (Lusiana & Julietta, 2020).
Cara Menilai Ibu Hamil Dengan Resiko PEB.
1. MAP ( Mean ArteryPrassure ).
MAP= systole+ 2x diastole .
Apabila hasil ˃90 mmHg: resiko PER/ PEB.
2. ROT (Roll OverTest).
Cara memeriksa: ibu hamil tidur miring kekiri kemudian tensi
diukur diastolik, lalu tidur terlentang, segera diukur tensinya.
Ulangi 5 menit kemudian, setelah itu bedakan diastolnya antara
tidur miring dan terlentang. ROT= diastole terlentang- diastole
miring.
Apabila hasil ˃120 mmHg: resiko PER/ PEB.
3. IMT ( Indeks Masa Tubuh ).
IMT= BB (Kg).
TB (m)2.
Dengan ketentuan:
• Obesitas Ringan: IMT >30- <35.
• Obesitas Berat: IMT >35- <40.
• Obesitas Sangat Berat: IMT>40.
Apabila kenaikan BB >3 kg/ bln: resiko PER/ PEB.
2.3.4. P4K ( Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi).
Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K)
merupakan upaya pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia ( Ni Madedkk, 2017). Berdasarkan data dari World
Organization (WHO) mengenai status kesehatan nasional pada capaian
target Sustainable Development Goals (SDGs) menyatakan secara
global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi
selama kehamilan dan persalinan, dengan tingkat AKI sebanyak 216 per
100.000 kelahiran hidup ( WHO, 2018 ).
Pogram perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi
melalui pemasangan stiker persalinan pada semua rumah ibu hamil.
Orentasi stiker P4K untuk pengelola program dan stakeholder terkait
ditingkat provinsi, kabupaten atau kota dan puskesmas, sosialisasi
ditingkat desa kepada kader, dukun, tokoh agama, tokoh masyarakat,
PKK serta lintas sektor ditingkat desa, pertemuan bulanan ditingkat
desa ( vorum desa siaga, vorum KIA, pokja posyandu, dan lain-lain)
yang melibatkan kepala desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, kader
dengan difasilitas oleh bidan desa, yang dipimpin oleh kades membahas
tentang pendataan ibu hamil di wilayah desa membahas dan
menyepakati calon donor darah, transportasi dan pembiayaan jam
kesmas serta tabulin (Rosmiyati dkk, 2016).
1. Taksiran persalinan sangat penting karena merupakan penentu usia
kehamilan, dengan mengetahui usia janin yang akurat dapat
membantu asuhan prenatal, kelahiran dan postnatal.
2. Penolong persalinan, ibu, suami, keluarga sejak awal kehamilan
sudah menentukan untuk persalinan ditolong oleh petugas
kesehatan.
3. Tempat persalinan, ibu, suami, keluarga sejak awal kehamilan
sudah merencanakan tempat persalinan untuk ibu difasilitas
kesehatan. Ibu dapat memilih tempat persalinannya di rumah
sakit, puskesmas, klinik bersalin, bidan praktek swasta atau
dirumah sendiri asalkan tepatnya memenuhi syarat.
4. Pendamping persalinan, keluarga atau kerabat dekat ibu dapat ikut
mendampingi ibu saat persalinan. Hal ini bertujuan agar keluarga
dapat memberi dukungan pada ibu saat bersalin.
5. Calon pendonor darah, upaya tenaga kesehatan, keluarga dan
masyarakat untuk membantu ibu hamil dalam mengantisipasi
terjadinya komplikasi ( perdarahan ) pada saat persalinan.
Sehingga ibu hamil sudah mempunyai calon pendonor darah
sesuai dengan golongan darah ibu, untuk mencegah terjadinya
komplikasi pada kehamilan maupun persalinan.
6. Transportas. Mengupayakan dan mempersiapkan transportasi jika
sewaktu-waktu diperlukan. Serta pada saat adanya rujukan pada
ibu harus mendapatkan pelayanan tepat, cepat bila terjadi
komplikasi dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
7. Biaya untuk persalinan ( Tabulin ). Suami diharapkan dapat
menyiapkan dana untuk persalinan ibu kelak.
Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin ( tabungan ibu
bersalin) atau dasolin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat
dipergunakan untuk Membantu pembiayaan (Depkes RI, 2019 ).
2.3.5. KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati).
Untuk mendeteksi dini kehamilan beresiko tinggi menggunakan
kartu skor Poedji Rochjati, berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KRR) dengan jumlah skor 2.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) dengan jumlah skor 6-10.
c.Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST) dengan jumlah skor≥10.
1. Tujuan KSPR.
a. Melakukan pengelompokkan sesuai dengan resiko kehamilan dan
mempersiapkan tempat persalinan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Melakukan pemberdayaan terhadap ibu hamil, suami maupun
keluarga agar mempersiapkan mental, biaya untuk rujukan
terencana.
2. Fungsi KSPR.
a. Alat edukasi kepada ibu hamil, suami maupun keluarga untuk
kebutuhan pertolongan mendadak ataupun rujukan terencana.
b. Alat peringatan bagi petugas kesehatan. Semakin tinggi skor,
maka semakin intensif pula perawatannya dan penanganannya.
3. Cara Pemberian Skor Pada KSPR.
a. Kondisi ibu hamil umur, paritas dan factor resiko diberi nilai 2,4
dan 8.
b. Pada umur dan paritas diberi skor sebagai skor awal 2 Tiap faktor
resiko memiliki skor 4 kecuali pada letak sungsang, luka bekas
sesar, letak lintang, perdarahan antepartum dan preeklampsi berat
diberi skor.

Anda mungkin juga menyukai