Anda di halaman 1dari 7

Resume asuhan kebidanan komunitas

Kelompok 1
Yesshe patrichia 7221007
Muqoddasatul Bilqis Saniyatu Lutfiyah 7221002
Anggun mukti nur annisa 7221004
Lira virna mutiara ratu 7221006
Nurul abdiyah 721010

A. PENGERTIAN KEBIDANAN KOMUNITAS


Kebidanan komunitas merupakan suatu konsep dasar bidan dalam melayani keluarga
dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan Konsep adalah kerangka ide yang mengandung suatu pengertian
tertentu.Kebidanan berasal dari kata “Bidan”.
Kebidanan(midwifery) adalah mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan
pelayanan untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Pengertian bidan adalah Seseorang
yang telah mengikuti Pendidikan kebidanan yang diakui oleh pemerintah setempat dan
telah menyelesaikan pendidikan serta terdaftar atau mendapatkan izin melakukan
praktik kebidanan.
Komunitas adalah kelompok orang yang berada disuatu lokasi atau daerah tertentu.
Bidan Komunitas(Community Midwifery) adalah bidan yang bekerja melayani keluarga
dan masyarakat diwilayah tertentu.
Kebidanan komunitas adalah konsep dasar bidan dalam melayani keluarga dan
masyarakat. Pelayanan kebidanan komunitas adalah upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak balita didalam keluarga dan masyarakat.
B. RIWAYAT KEBIDANAN KOMUNITAS
Pada zaman pemerintahan hindia belanda tahun 1807 pertolongan persalinan dilakukan
oleh dukun, tahun 1951 didirikan sekolah biada bagi wanita pribumi di Batavia kemudian
tahun 1953 kursus Tambahan Bidan (KTB) dimasyarakat
Yogyakarta dan berkembang didaerah lain. Seiring dengan pelatihan dibukalah Balai
Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), bidan
sebagai penanggung jawab, memberikan pelayanan antenatal care, post natal care,
pemeriksaan bayi dan gizi, intranatal dirumah, kunjungan rumah pasca salin. Tahun
1952 diadakan pelatihan secara formal untuk kualitas persalinan. Pada tahun kursus
Tambahan Bidan (KTB) ditutup, kemudian BKIA terintegrasi
dengan Puskesmas.
Puskesmas memberi pelayanan didalam dan diluar gedung dalam wilayah kerja. Bidan
di Puskesmas memberikan pelayanan Kesehatan Ibu dan anak (KIA) termasuk
Pelayanan Keluarga
Berencana (KB). Diluar gedung pelayana kesehatan keluarga dan posyandu yang
mencakup pemeriksaan kehamilan, KB, imunisasi,gizi dan kesehatan lingkungan. Tahun
1990 merata pada semua masyarakat.
Instruksi presiden secara lisan pada sidin cabinet tahun 1992 tentang perlunya mendidik
bidan untuk ditempatkan diseluruh desa sebagai pelaksana KIA. Tahun 1994
merupakan
tolak dari konferensi kependudukan di Kairo yang menekannkan pada kesehatan
reproduksi yang memperluas garapan bidan antara lain Safe motherhood. Keluarga
Berencana, Penyakit
Menular Seksual (PMS). Kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan reproduksi orang
tua.
2. Riwayat Kebidanan Komunitas di Negara-negara lainnya
a. Yunani
Pada antara tahun 460-370 sebelum maschi, Hipocrates sangat menaruh perhatian
besar terhadap perawatan dan pengobatan dalam pelayanan kebidanan. Hipocrates
menganjurkan ibu bersalin :
a) Ditolong dengan perikemanusiaan dengan mengurangi penderitaan ibu.
b) Dirawat dengan baik dan layak sehingga secepatnya terjadi pemulihan kesehatannya.
c) Diberikan pengobatan dengan pelayanan kebidanan yang memadai.

b. Roma
1. Pada tahun 98-138 masehi. Soranus, yang disebut bapak Kebidanan karena dari
beliaulah pertama kali menaruh perhatian terhadap kebidanan dan berpendapat bahwa
seorang bidan hendaklah seorang ibu yang telah mengalami kelahiran bayi, ibu yang
tidak takut akan hantu, setan, serta menjauhkan tahayul.
2. Pada tahun 139 masehi, Moscion seorang murid Soranus, menulis buku yang
berjudul " Katekismus"yang merupakan pengajaran bagi bidan. Karena Bidan- bidan
saat itu tidak mendapatkan pengetahuan dari buku, tetapi melaksanakan pelayanan ibu
bersalin berdasarkan pengalaman dan keberanian.. Setelah Moscion meninggal maka
sampai abad pertengahan pelayanan bidang perawatan, dimana perawatan pada
umumnya menjadi mundur. Di Eropa ilmu pengobatan kuno menjadi satu dengan
astrologi sedangkan yang masih berusaha menpertahankan pengobatan kebanyakan
hanya tabib-tabib bangsa Arab, pelayanan kebidanan pada saat itu juga mengalami
kemunduran.
3. Pada tahun 129-201 Masehi Galen menulis beberapa teks tentang pengobatan
termasuk Obstetri dan Gynekologi dan memberikan pengetahuan bagaimana bidan
melakukan dilatasi Servik.

c. Italia
Pada abad ke XV tingkat pendidikan dan pengetahuan di Italia maka perkembangan
pengobatan dan pelayanan kesehatan sangat maju. terutama menganai antomi dan
fisiologi tubuh menusia.
Diantara guru-guru besar Itali yang terkenal dan berjasa adalah
a) Vesalius
b) Febricus
c) Eustachius yang menemukan tuba Eustachius (saluranyang menghubungkan hidung,
telinga dan tenggorokan)
d) Fallopius menemukan Tuba Fallopii (saluran yang menghubungkan ovarium dan
uterus) e) Arantius menemukan Ductus Arantii (pembuluh darah sementara pada janin)

d. Perancis

Perkembangan pengetahuan hasil temuan oleh para guru besar di Italia sangat
mempengaruhi pelayanan kebidanan di Perancis yang dipelopori oleh para wanita
bangsawan yang memanggil bidan kalau akan bersalin, kemudian berkembang pula
pada kaum terpelajar dan wanita-wanita
Tokoh yang terkenal dalam pelayanan kebidanan di Perancis adalah:
1. Amroise Pare (1510-1590) beliau dikenal sebagai seorang ahli bedah, tetepi juga
memberikan kontribusi dalam bidang Obstetri dan Gynekologi. Beliau menemukan Versi
Podali yang dahulu telah dikemukakan oleh Soranus, tetapi beliau memberikan cara-
cara dengan lengkap. Perasad ini dikenal dengan Versi Ekstaksi (diputar) kemudian
ditarik keluar.
2. Grullemau, beliau adalah murid dari Amroise Pare yang membantu dan meneruskan
temuan gurunya.
3. Louise Bourgeois/ Boursie (1563-1636) seorang bidan yang cakap, juga murid dari
Amroise Pare. Turut memperkenalkan versi ektraksi pada persalinan sukar. la pertama
kali menerbitkan buku tentang kebidanan
4. Francois Mauriceau Menemukan suatu cara untuk melahirkan kepala pada letak
sungsang agar lebih mudah yaitu dengan memasukkan dua jari ke dalam mulut bayi
agar kepala bertambah fleksi. Cara ini hingga sekarang terkenal dengan istilah Cara
Mauriceau atau Perasad Mauriceau.

e. Inggris

1. William Smellie, (1697-1763) Beliau mengubah bentuk cunam, serta menulis buku
tentang pemasangan cunam dengan tulisan yang lengkap, ukuran-ukuran panggul dan
perbedaan panggul sempit dan biasa

2. William Hunter (1718-1783) dia adalah seorang murid dari Willian Smellie, yang pada
saat gurunya meninggal, maka William Hunter meneruskan hasil temuan gurunya dalam
pelayanan kebidanan.

f. Amerika Serikat

1. Samuel Fuller dan Istrinya pertama kali malakukan praktik pelayanan kebidanan di AS

2. Pada tahun 1634 Anne Hutchinson menjadi bidan di Boston dan melaporkan bahwa
dia telah menolong persalinan dengan baik sehingga menghilangkan kepercayaan lama.
Namun nasib malang menimpa Anne Hutchinson ketika menolong Marry Dyer
melahirkan anak dengan Anencephalus. Masyarakat mengecam Anne sebagai seorang
wanita ahli sihir. Anne Hutchinson meninggalkan Boston dan pergi ke Long Island,
kemudian ke Pelham, New York. Anne Hutchinson terbunuh waktu ada pemberontakan
orang- orang Indian. Anne Hutchinson diperingati dengan nama Hutchinson River
Parkway karena sebagai orang yang berjasa dalam bidang kebidanan.

3. Dr. James Lloyd (1728-1810) Beliau berasal dari Boston. belajar di London di RS Guy
dan RS Saint Thimas untuk memperdalam pengetahuan dalam bidang kesehatan.

4. Dr. Willian Shippen (1736-1808) Beliau berasal dari Philadelphia, belajar pada Willian
Smellie dan Jhon, William Hunter dan Mackanzie. Sekembalinya di AS mengembangkan
kebidanan di Amerika.

5. Pada tahun 1762 Dr. W. Shippen diizinkan mendirikan kursus kebidanan di


Philadelphia Gazette. Masyarakat banyak menaruh minat, pria maupun wanitanya.
sehingga kursusnya terdiri dari dari murid-murid pria dan wanita. Dalam praktik
kebidanan murid- murid dipisahkan, murid pria berpraktik pada praktik pratikulirnya
sendiri. Kemudian didirikan rumah sakit bersalin yang khusus untuk latihan muridnya.
Kursus ini berlangsung terus sampai tahun 1765, kemudian ditutup karena adanya
sekolah kedokteran dari Collage Philadelphia. Dr. William Shippen diangkat menjadi
professor Anatomi. Pembedahan dan kebidanan diajarkan bersama-sama dengan
Thomas Chalkley James

6. Pada tahun 1810 Thomas Chalkley James diangkat sebagai professor kebidanan dan
menganjurkan partus buatan pada bayi premature bila pinggul ibunya sempit.

7. Dr. Samuel Brad (1742-1821) setelah menamatkan pelajarannya beliau pergi ke


Eropa belajar di Edenburgh hingga tamat. Kemudian meneruskan lagi ke London

C. SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS


Komunitas merupakan satu kesatuan hidup manusia yang Komunitas merupakan satu
kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata yang berinteraksi
menurut suatu
system adat istiadat, serta terikat oleh suatu identitas suatu komunitas.
Ciri-ciri komunitas adalah kesatuan wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas
komunitas, dan loyalitas terhadap komunitas.Keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat. Bila adasalah satu anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan ,maka akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain dan
keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
Sasaran kebidanan komunitas adalah individu, keluarga, dan kelompok
masyarakat.Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam keluarga. Kesehatan ibu
meliputisepanjang daur kehidupannya mulai pra konsepsi, hamil persalinan, pasca
persalinan, dan masa antara diluar kehamilan dan persalinan. Sedangkan kesehatan
anak meliputi perkembangan dan
pertumbuhan anak mulai dari masa dalam kandungan, masa bayi, masa balita, masa
pra sekolah dan masa sekolah
D. TUJUAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Tujuan umum pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat, khususnya kesehatan perempuan atau ibu , bayi, balita diwilayah kerjanya.
Adapun tujuan khusus dari pelayanan kebidanan komunitas adalah
1. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab bidan
2. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas,
perinatal, bayi dan balita secara terpadu. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang
berkaitan
dengan risiko kehamilan, persalinan dan perinatal
3. Mendukung program pemerintah untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu,
bayi dan anak
4. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat setempat
atau unsur terkait lainnya
E. BEKERJA DI KOMUNITAS
Bidan yang bekerja di komunitas perlu memiliki kemampuan dan keterampilan serta
pengetahuan pelayanan kebidanan yang cukup sehingga dapat melaksanakan tugas
dan tanggungjawab dengan baik dan dapat cepat diterima oleh masyarakat.
Adapun beberapa kemampuan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan sebagai
berikut:
1. Mampu melakukan komunikasi yang baik dengan masyarakat dengan bahasa yang
dapat dimengerti.
2. Mampu melakukan pendekatan kepada tokoh masyarakat. pemuka agama,
pemerintah, pemimpin organisasi kemasyarakatan dan seluruh masyarakat yang ada
diwilayah kerjanya.
3. Mampu berperilaku yang baik sehingga dapat menjadi panutan oleh masyarakat.
4. Mampu melaksanakan pelayanan kebidanan yang berkualitas yang hasilnya cepat
dipercaya masyarakat.
5. Mampu bekerjasama dengan pihak lain baik secara individu, kelompok dan
organisasi.
6. Mampu terlibat dalam suatu kelompok atau organisasi yang ada diwilayah kerjanya.
7. Memiliki kemauan untuk menerima masukan dari orang lain.
8. Memiliki kemampuan menerima pasien dengan senyum baik pada waktu melakukan
pelayanan maupun pada pergaulan dimasyarakat.
9. Memiliki kemauan untuk selalu mengembangkan keterampilan diri dengan mengikuti
pelatihan-pelatihan.
10. Selalu berpikir kritis demi kemajuan pelayanan kebidanan yang
sedang dilaksanakan.
11. Mampu menyampaikan petunjuk2 dan arahan2 baik melalui pelaksanaan sosialisasi
maupun kegiatan penyuluhan Bidan yang bekerja di komunitas memiliki peranan dalam
pelayanan sebagai berikut
a. Memberikan pelayanan kebidanan secara lansung kepada pasien.
b. Memberikan pengetahuan pelayanan kebidanan kepada anggota masyarakat yang
memiliki penyakit yang berisiko tinggi.
c. Mengelola (merencanakan, mengorganisasi, menggerakan dan mengevaluasi)
pelayanan kebidanan dengan menggunakan peran aktif masyarakat.
d. Memberi konseling / bimbingan tentang masalah kesehatan sesuai prioritas kepada
kader, keluarga dan masyarakat
e. Memberikan dorongan secara verbal atau keterlibatan berdiskusi dengan petugas
kesehatan lain, instansi atau anggota keluarga dan masyarakat dalam pelayanan
kebidanan.
f. Memberikan pelayanan kebidanan secara kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, baik
lintas progam maupun lintas sektoral.
g. Mengikutkan masyarakat berpartisipasi dalam perencanaan progam pelayanan
kebidanan.
h. Melakukan penelitian untuk mengembangkan pelayanan kebidanan.

F. JARINGAN KERJA KEBIDANAN DI KOMUNITAS

Di komunitas terdapat beberapa tempat bidan bekerja baik secara individu maupun
sebagai bagian dari sebuah institusi seperti Puskesmas kecamatan, Puskesmas
Pembantu, BPS, Polindes, Posyandu, Rumah pasien, Dasa Wisma, dan lain-lain. Bidan
di jaringan kerjanya di komunitas dapat bertindak sebagai:
a. Di puskesmas bidan bertindak sebagai bagian dari suatu institusi yang bertugas pada
poliklinik kebidanan dan KIA, baik sebagai bidan koordinator maupun sebagai kepala
ruangan bersalin dan ruangan KIA. Bidan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
bertanggungjawab kepada pimpinan Puskesmas.
b. Di BPS bidan sebagai pengelola yang sekaligus sebagai penaggungjawab penuh atas
semua pelayanan kebidanan yang dilakukan.
c. Di Polindes dan Posyandu, bidan sebagai Pembina dan penangungjawab
terlaksananya pelayanan kebidanan.
d. Di rumah pasien, bidan sebagai pelaksana dan penanggung jawab keselamatan
pasien Keberhasilan pelayanan kebidanan dalam jaringan kerja bidan di komunitas
diperlukan kerjasama sebabgai berikut:

a. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam


satu instansi terkait misalnya:
a) Kegiatan imunisasi,
b) Kegiatan pemberian tablet FE,
c) Kegiatan pemberian Vitamin A,
d) Kegiatan pemberian PMT dan sebagainya.
b. Kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/departemen
lain, misalnya: a) Kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), b) Kegiatan
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan sebagainya.
c) Kegiatan pelayanan keluarga berencana Tujuan dari kerjasama lintas program dan
lintas sektoral dalam kebidanan komunitas antara lain.
a. Meningkatkan koordinasi merupakan suatu keharusan.untuk memecahkan suatu
masalah kesehatan.
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif melalui pertemuan- pertemuan berkala
berdasarkan kesepakatan bersama.antara pemerintahan dan swasta tentang masalah
kesehatan.
c. Meningkatkan kemampuan bersama dalam menanggulangi masalah kesehatan dan
memaksimalkan keuntungan semua pihak..
d. Meningkatkan komitmen bersama. Komitmen mengenai kesediaan dan pengorbanan
(waktu, pikiran, tenaga, dan sebagainya) masing-masing anggota kemintraan terhadap
program atau upaya pemecahan masalah kesehatan yang telah disepakati bersama.
e. Tercapainya upaya kesehatan yang efisien dan efektif yang berdaya guna dan
berhasil guna.

Anda mungkin juga menyukai