Anda di halaman 1dari 135

BAB I

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan


tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (UU Kesehatan No. 23, 1992).

Menurut Effendy (1995), perawatan adalah pelayanan essensial yang diberikan oleh
perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan adalah
upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang
dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan.

Merawat mempunyai suatu posisi sentral. Merawat merupakan suatu kegiatan dalam
ruang lingkup yang luas yang dapat menyangkut diri kita sendiri, menyangkut sesuatu
yang lain dan menyangkut lingkungan. Jika kita merawat sesuatu, kita menginginkan
hasil yang dicapai akan memuaskan. Jadi kita akan selalu berusaha untuk mencapai
sesuatu keseimbangan antara keinginan kita dan hasil yang akan diperoleh.

2. TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu menerapkan sejarah perkembangan keperawatan dalam
lingkungan kesehartan maupun lingkungan sehari-hari
TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui definisi keperawatan.
2. Untuk mngetahui sejarah keperawatan di dunia.
3. Memahami penyebaran keperawatan di dunia.
4. Memahami sejarah keperawatan di indonesia.
5. Mengetahui trend keperawatan sekarang dan masa depan.

3. MATERI
A. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Dunia

Merawat orang sama tuanya dengan keberadaan umat manusia. Oleh karena itu
perkembangan keperawatan, termasuk yang kita ketahui saat ini, tidak dapat

1
dipisahkan dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur dan kemajuan
peradaban manusia. Kepercayaan terhadap animisme, penyebaran agama-agama besar
dunia serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.

a. Perkembangan Keperawatan Masa Sebelum Masehi

Pada masa sebelum masehi perawatan belum begitu berkembang, disebabkan


masyarakat lebih mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Dukun
dianggap lebih mampu untuk mencari, mengetahui, dan mengatasi roh yang masuk ke
tubuh orang sakit. Demikian juga di Mesir yang bangsanya masih menyembah Dewa
Iris agar dapat disembuhkan dari penyakit. Sementara itu bangsa Cina menganggap
penyakit disebabkan oleh setan atau makhluk halus dan akan bertambah parah jika
orang lain menyentuh orang sakit tersebut.

b. Perkembangan Keperawatan Masa Setelah Masehi

Kemajuan pradaban manusia dimulai ketika manusia mengenal agama. Penyebaran


agama sangat mempengaruhi perkembangan peradaban manusia, sehingga berdampak
positif terhadap perkembangan keperawatan.

c. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Kristen

Pada permulaan Masehi, Agama Kristen mulai berkembang. Pada masa itu,
keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan kepesatan
perkembangan Agama Kristen. Ini dapat di lihat pada masa pemerintahan Lord
Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang membutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang sakit
yang memerlukan pertolongan dan perawatan.

d. Perkembangan Keperawatan Masa Penyebaran Islam

Pada pertengahan Abad VI Masehi, Agama Islam mulai berkembang. Pengaruh


Agama Islam terhadap perkembangan keperawatan tidak terlepas dari keberhasilan
Nabi Muhammad SAW menyebarkan Agama Islam. Memasuki Abad VII Masehi
Agama Islam tersebar ke berbagai pelosok Negara. Pada masa itu di Jazirah Arab
berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti: ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-
obatan. Prinsip-prinsip dasar perawatan kesehatan seperti pentingnya menjaga
kebersihan makanan, air dan lingkungan berkembang secara pesat. Tokoh
keperawatan yang terkenal dari dunia Arab pada masa tersebut adalah “Rafida”.\

2
e. Perkembangan Keperawatan Masa Kekuasaan

Pada permulaan Abad XVI, struktur dan orientasi masyarakat mengalami perubahan,
dari orientasi kepada agama berubah menjadi orientasi kepada kekuasaan, yaitu:
perang, eksplorasi kekayaan alam serta semangat kolonialisme. Pada masa itu telah
terjadi kemunduran terhadap perkembangan keperawatan, dimana gereja dan tempat-
tempat ibadah ditutup, sehingga tenaga perawat sangat jauh berkurang. Untuk
memenuhi kekurangan tenaga tersebut maka digunakanlah bekas wanita jalanan
(WTS) yang telah bertobat sebagai, sehingga derajat seorang perawat turun sangat
drastis dipandangan masyarakat saat itu.

f. Perkembangan Keperawatan Di Inggris

Perkembangan keperawatan di Inggris sangat penting untuk kita pahami, karena


Inggris melalui Florence Nightingle telah membuka jalan bagi kemajuan dan
perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.

Florence Nightingle, lahir dari keluarga kaya dan terhormat pada tahun 1820 di
Flronce (Italia). Setahun setelah kelahirannya, keluarga Florence kembali ke Inggris.
Di Inggris Florence mendapatkan pendidikan sekolah yang baik sehingga ia mampu
menguasai bahasa Perancis, Jerman, dan Italia. Pada usia 31 tahun Florence mengikuti
kursus pendidikan perawat di Keiserwerth (Italia) dan Liefdezuster di Paris, dan
setelah pendidikan ia kembali ke Inggris.

Pada saat Perang Krim (Crimean War) terjadi di Turki tahun 1854, Florence bersama
38 suster lainnya di kirim ke Turki. Berkat usaha Florence dan teman-teman, telah
terjadi perubahan pada bidang hygiene dan keperawatan dengan indikator angka
kematian turun sampai 2%. Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan
keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari
asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional dan rekreasi merupakan suatu
terapi bagi orang sakit, mengidentifikasi kebutuhan personal klien dan peran perawat
untuk memenuhinya, menetapkan standar manajemen rumah sakit, mengembangkan
suatu standar okupasi bagi klien wanita, mengembangkan pendidikan keperawatan,
menetapkan 2 (dua) komponen keperawatan, yaitu: kesehatan dan penyakit.
Meyakinkan bahwa keperawatan berdiri sendiri dan berbeda dan berbeda dengan
profesi kedokteran dan menekankan kebutuhan pendidikan berlanjut bagi perawat.

3
B. Penyebaran Keperawatan di Dunia
a. Mesir

Bangsa mesir pada zaman purba telah menyembah banyak dewa. Dewa yang terkenal
antara lain Isis. Mereka beranggapan bahwa dewa ini menaruh minat terhadap orang
sakit dan memberikan pertolongan pada waktu si sakit sedang tidur. Didirikanlah kuil
yang merupakan rumah sakit pertama di mesir. Ilmu ketabiban terutama ilmu bedah
telah dikenal oleh bangsa mesir zaman purba (± 4800 SM). Dalam menjalankan
tugasnya sebagai tabib ia menggunakan bidai (spalk), alat-alat pembalut, ia
mempunyai pengetahuan tentang anatomi, Hygienr umum serta tentang obat-obatan.
Didalam buku-buku tertulis dalam kitab Papyrus didalamnya memuat kurang lebih
700 macam resep obat-obatan dari Mesir.

b. Babylon dan Syiria

Ilmu pengetahuan tentang anatomi dan obat-obat ramuan telah diketahui oleh bangsa
Babylon sejak beberapa abad SM. Pada salah satu tulisan yang menyatakan bahwa
pada 680 SM orang telah mengetahui cara menahan darah yang keluar dari hidung
dan merawat jerawant pada muka. Bangsa Babylon menyembah dewa oleh karena itu
perawatan atau pengobatan berdasarkan kepercayaan tersebut.

c. Yahudikuno

Ilmu pengetahuan bangsa Yahudi banyak di peroleh dari bangsa Mesir. Misalnya :
cara-cara memberi pengobatan orang yang terkenal adalah Musa. Ia juga dikenal
sebagai seorang ahli hygiene. Dibawah pimpinannya bangsa Yahgudi memajukan
minatnya yang besar terhadap kebersihan umum dan kebersihan diri. Undang-undang
kesehatan bangsa Yahudi menjadi dasar bagi hygiene modern dimana cara-cara dan
peraturannya sesuai dengan bakteriologi zaman sekarang, misalnya :

1) Pemeriksaan dan peminilah bahan makanan yang akan di makan.

2) Mengadakan cara pembuangan kotoran manusia.

3) Pelarangan makan daging babi karena dapat menimbulkan suatu penyakit.

4) Memberitahukan kepada yang berwajib bila ada penyakit yang berbahaya,


sehingga dapat diambil tindakan.

C. Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia

4
1. Sejarah Perkembangan Keperawatan Sebelum Kemerdekaan

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi
yang disebut “velpleger” dengan dibantu “zieken oppaser” sebagai penjaga orang
sakit. Mereka bekerja pada rumah sakit Binnen Hospital di Jakarta yang didirikan
tahun 1799.

Pada masa VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816), telah
memiliki semboyan “Kesehatan adalah milik manusia” Pada saat itu Raffles telah
melakukan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien dengan gangguan
jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan tahanan.

Setelah pemerintah kolonial kembali ke tangan Belanda, di Jakarta pada tahun 1819
didirikan beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah rumah sakit Sadsverband yang
berlokasi di Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakat tersebut dipindahkan
ke Salemba dan sekarang dengan nama RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Dalam kurun waktu 1816-1942 telah berdiri beberapa rumah sakit swasta milik
misionaris katolik dan zending protestan seperti: RS. Persatuan Gereja Indonesia
(PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS. St. Carolos Salemba-Jakarta Pusat. RS. St Bromeus di
Bandung dan RS. Elizabeth di Semarang. Bahkan pada tahun 1906 di RS. PGI dan
tahun 1912 di RSCM telah menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Namun
kedatangan Jepang (1942-1945) menyebabkan perkembangan keperawatan
mengalami kemunduran.

2. Sejarah Perkembangan Keperawatan Setelah Kemerdekaan

a. Periode1945-1962

Tahun 1945 s/d 1950 merupakan masa transisi pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Perkembangan keperawatan pun masih jalan di tempat. Ini dapat
dilihat dari pengembanagan tenaga keperawatan yang masih menggunakan system
pendidikan yang telah ada, yaitu perawat lulusan pendidikan Belanda (MULO + 3
tahun pendidikan), untuk ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk perawat jiwa.
Terdapat pula pendidikan perawat dengan dasar (SR + 4 tahun pendidikan) yang
lulusannya disebut mantri juru rawat.

Baru kemudian tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
menghasilkan tenaga perawat yang lebih berkualitas. Pada tahun 1955, dibuka

5
Sekolah Djuru Kesehatan (SDK) dengan pendidikan SR ditambah pendidikan satu
tahun dan sekolah pengamat kesehatan sebagai pengembangan SDK, ditambah
pendidikan lagi selama satu tahun.

Pada tahun 1962 telah dibuka Akademi Keperawatan dengan pendidikan dasar umum
SMA yang bertempat di Jakarta, di RS. Cipto Mangunkusumo. Sekarang dikenal
dengan nama Akper Depkes di Jl. Kimia No. 17 Jakarta Pusat.

Walupun sudah ada pendidikan tinggi namun pola pengembangan pendidikan


keperawatan belum tampak, ini ditinjau dari kelembagaan organisasi di rumah sakit.
Kemudian juga ditinjau dari masih berorientasinya perawat pada keterampilan
tindakan dan belum dikenalkannya konsep kurikulum keperawatan. Konsep-konsep
perkembangan keperawatan belum jelas, dan bentuk kegiatan keperawatan masih
berorientasi pada keterampilan prosedural yang lebih dikemas dengan perpanjangan
dari pelayanan medis.

a. Periode1963-1983

Periode ini masih belum banyak perkembangan dalam bidang keperawatan. Pada
tahun 1972 tepatnya tanggal 17 April lahirlah organisasi profesi dengan nama
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Jakarta. Ini merupakan suatau
langkah maju dalam perkembangan keperawatan. Namun baru mulai tahun 1983
organisasi profesi ini terlibat penuh dalam pembenahan keperawatan melalui
kerjasama dengan CHS, Depkes dan organisasi lainnya.

b. Periode 1984 Sampai Dengan Sekarang

Pada tahun 1985, resmi dibukanya pendidikan S1 keperawatan dengan nama Progran
Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesi di
Jakarta. Sejak saat itulah PSIK-UI telah menghasilkan tenaga keperawatan tingkat
sarjana sehingga pada tahun 1992 dikeluarkannya UU No. 23 tentang kesehatan yang
mengakui tenaga keperawatan sebagai profesi.

Pada tahun 1996 dibukanya PSIK di Universitas Padjajaran Bandung. Pada tahun
1997 PSIK-UI berubah statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia (FIK-UI), dan untuk meningkatkan kualitas lulusan, pada tahun 1998
kurikulum pendidikan Ners disyahkan dan digunakan. Selanjutnya juga pada tahun

6
1999 kurikulum D-III keperawatan mulai dibenahi dan mulai digunakan pada tahun
2000 sampai dengan sekarang

D.Trend Keperawatan Sekarang Dan Masa Depan

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di segala bidang termasuk bidang


kesehatan, peningkatan status ekonomi masyarakat, peningkatan perhatian terhadap
pelaksanaan hak asasi manusia, kesadaran masyarakan akan kebutuhan kesehatan
mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya hidup sehat dan
melahirkan tuntutan akan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Pergeseran akan fenomena tersebut, telah mengubah sifat pelayanan keperawatan dari
pelayanan fokasional yang hanya berdasarkan keterampilan belaka kepada pelayanan
profesional yang berpija pada penguasaan iptek keperawatan dan spesialisasi dalam
pelayanan keperawatan.

Fokus peran dan fungsi perawat bergeser dari penekanan aspek kuratif kepada peran
aspek preventif dan promotif tanpa meninggalkan peran kuratif dan rehabilitatif.
Kondisi ini menuntut uapaya kongkrit dari profesi keperawatan, yaitu profesionalisme
keperawatan. Proses ini meliputi pembenahan pelayanan keperawatan dan
mengoptimalkan penggunaan proses keperawatan, pengembangan dan penataan
pendidikan keperawatan dan juga antisipasi organisasi profesi (PPNI).

1. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan

Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan keperawatan yang profesional,


telah memicu perawat untuk terus mengembangkan dirinya dalam berbagai bidang,
terutama penataan sistem pendidikan keperawatan. Oleh karena itu profesi
keperawatan dengan landasan yang kokoh perlu memperhatikan wawasan keilmuan,
orientasi pendidikan dan kerangka konsep pendidikan

a. Wawasan Keilmuan

Pada tingkat pendidikan akademi, penggunaan kurikulum D III keperawatan 1999,


merupakan wujud dari pembenahan kualitas lulusan keperawatan. Wujud ini dapat
dilihat dengan adanya:

1. Mata Kuliah Umum (MKU), yaitu : Pendidikan agama, Pancasila.

2. Mata Kuliah Dasar Keahliah (MKDK), yaitu: Anatomi, Fisiologi.

7
3. Mata Kuliah Keahlian (MKK), yaitu: KDK, KDM I dan

Demikian juga halnya dengan tingkat pendidikan S1 Keperawatan, yaitu dengan


berlakunya kurikulum Ners pada tahun 1998.Sementara itu di Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia (FIK-UI) telah dibuka S2 Keperawatan untuk
Studi Manajemen Keperawatan, Keperawatan Maternitas dan Keperawatan
Komunitas. Dan selanjutnya akan dibuka Studi S2 Keperwatan Jiwa dan
Keperawatan Medikal Bedah. Dapat disimpulkan bahwa saat ini perkembangan
keperawatan diarahkan kepada profesionalisme dengan spesialisasi bidang
keperawatan.

b. Orientasi Pendidikan

Pendidkan keperawatan bagaimanapun akan tetap berorientasi pada pengembangan


pengetahuan dan teknologi, artinya pengalaman belajar baik kelas, laboraturium dan
lapangan tetap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
memanfaatkan segala ilmu yang memungkinkan penguasaan iptek.

c. Kerangka Konsep

Berpikir ilmiah pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif,
pendidikan di lingkungan masyrakat serta penguasaan iptek keperawatan merupakan
karakteristik dari pendidikan profesional keperawatan.

2. Perkembangan Pelayanan Keperawatan

Perubahan adat pelayanan dari fokasional menjadi perawat dengan fokus asuhan
keperawatan dengan peran prefentif dan promotif tanpa melupakan peran kreatif dan
rehabilitatif harus didukung dengan peningkatan sumber daya manusia dibidang
keperawatan. Sehingga pada pelaksaan pemberian sumber keperawatan dapat
terjadinya pelayanan yang efisien, efektif, serta berkualitas. Selanjtunya, saat ini jug
atelah berkembangan berbagai model prektis keperawatan profesional, seperti :

• Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan.

• Praktik keperawatan di rumah (home caffe)

• Praktik keperawatan berkelompok (nursing home)

8
• Praktik keperawatan perorangan, yaitu melalui keputusan Kepmenkes No. 647
tahun 2000, yang kemudian di revisi menjadi Kepmenkes No. 1239 tahun 2001
tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan.

4. DAFTAR PUSTAKA

Hidayat A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan Eds 2.


Salemba Medika: Jakarta
Alimul, A.H. (2002), Pengantar pendidikan keperawatan. Sagung Seto: Jakarta
Effendy, N. (1995), Pengantar proses keperawatan. EGC: Jakarta
Gaffar, L.O.J. (1999) Pengantar praktik keperawatan professional. EGC: Jakarta
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta

5. RINGKASAN

Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan


kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat. Keperawatan sudah
ada sejak manusia itu ada dan hingga saat ini Profesi keperawatan berkembang
dengan pesat. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia tidak hanya
berlangsung di tatanan praktik, dalam hal ini layanan keperawatan, tetapi juga di
dunia pendidikan keperawatan. pendidikan keperawatan memberi pengaruh yang
besar terhadap kualitas layanan keperawatan. Karenanya, perawat harus terus
meningkatkan kompetensi dirinya, salah satunya melalui pendidikan keperawatan
yang berkelanjutan.

6. TES
1. Dimasa ini perawatan belum begitu berkembang, karena masyarakat lebih
mempercayai dukun untuk mengobati dan merawat penyakit. Pernyataan di atas
termasuk perkembangan keperawatan pada masa…
a. Sebelum masehi
b. Setelah masehi
c. Peperangan
d. Penyebaran agama Kristen
e. Penyebaran agama Islam

9
2. Keperawatan dimasa ini mulai ada kemajuan. Di karenakan manusia mulai
mengenal agama. Penyebaran agama sangat mempengaruhi perkembangan
peradaban manusia, sehingga berdampak positif terhadap perkembangan
keperawatan.
Pernyataan di atas termasuk termasuk perkembangan keperawatan pada masa…
a. Sebelum masehi
b. Setelah masehi
c. Peperangan
d. Penyebaran agama Kristen
e. Penyebaran agama Islam

3. Pengaruh Agama Islam tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW
dalam menyebarkan agama Islam. Pada masa itu di Jazirah Arab berkembang pesat
ilmu pengetahuan seperti : ilmu pasti, ilmu kimia, hygiene dan obat-obatan.
Prinsip-prinsip dasar keperawatan kesehatan seperti pentingnya menjaga
kebersihan makanan, air, dan lingkungan secara pesat. Tokoh keperawatan yang
terkenal dari dubia arab pada masa ini adalah “Rafida”.
Pernyataan di atas termasuk termasuk perkembangan keperawatan pada masa…
a. Sebelum masehi
b. Setelah masehi
c. Peperangan
d. Penyebaran agama Kristen
e. Penyebaran agama Islam

4. Pada masa ini keperawatan mengalami kemajuan yang berarti, seiring dengan
pesatnya perkembangan agama kristen. Buktinya yaitu pada masa pemerintahan
Lord Constantine, yang mendirikan Xenodhoeum atau hospes (latin), yaitu tempat
penampungan orang yang mebutuhkan pertolongan terutama bagi orang-orang
sakit yang memerlukan pertolongan dan keperawatan.
Pernyataan di atas termasuk termasuk perkembangan keperawatan pada masa…
a. Sebelum masehi
b. Setelah masehi
c. Peperangan
d. Penyebaran agama Kristen

10
e. Penyebaran agama Islam

5. Pada masa ini terjadi kemunduran, dikarenakan terjadi perubahan dari orientasi
kepada agama menjadi orientasi kepada kekuasaan yaitu perang, eksplorasi alam
serta semangat kolonialisme. Dimana gereja ditutup sehingga tenaga perawat
sangat jauh berkurang. Dan kemudian di gunakanlah tenaga WTS (bekas wanita
jalanan) untuk memenuhi kekurangan tenaga tersebut. Dengan diberlakukannya
WTS ini, sehingga derajat seorang perawat turun sangat drastis.
Pernyataan di atas termasuk termasuk perkembangan keperawatan pada masa…
a. Sebelum masehi
b. Setelah masehi
c. Kekuasaan
d. Penyebaran agama Kristen
e. Penyebaran agama Islam

6. Melalui Florence Nightingle, Inggris telah membuka jalan kemajuan dan


perkembangan keperawatan yang kemudian diikuti oleh negara-negara lain.
Kontribusi Florence Nightingle bagi keperawatan yaitu di bawah ini, kecuali…
a. Menetapkan standar management rumah sakit.
b. Mengembangkan suatu standar okupasi bagi klien wanita.
c. Mengembangkan pendidikan keperawatan.
d. Menetapkan 2 komponen keperawatan yaitu kesehatan dan penyakit
e. Menetapkan standar management rumah tangga

7. Dewa yang terkenal adalah Isis, yang menaruh minat terhadap orang sakit dan
memberikan pertolongan saat si sakit tidur. Pernyataan tersebut merupakan contoh
perkembangan keperawatan di dunia yaitu di Negara…
a. Inggris
b. Amerika
c. Indonesia
d. Palestina
e. Mesir

11
8. Perkembangan berbagai model prektis keperawatan profesional, seperti di bawah
ini, kecuali…
a. Praktik keperawatan di rumah sakit kesehatan
b. Praktik keperawatan di instansi pemerintah
c. Praktik keperawatan di rumah (home caffe)
d. Praktik keperawatan berkelompok (nursing home)
e. Praktik keperawatan perorangan

9. Langkah-langkah yang perlu dilakukan agar profesi perawat tidak tertinggal adalah
sebagai berikut, kecuali…
a. Peningkatan Jenjang Pendidikan (Perawat)
b. Menata Pendidikan Perawat Secara Profesional
c. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan
d. Orientasi mahasiswa
e. Orientasi Pendidikan

10. Menerapkan karakteristik dan pendidikan keperawatan yaitu berpikir ilmiah,


pembiasaan sikap dan tingkah laku profesional, belajar aktif, pendidikan
dilingkungan masyarakat serta penguasaan iptek keperawatan.
Pernyataan di atas merupakan salah satu langkah-langkah yang perlu dilakukan
agar profesi perawat tidak tertinggal, yaitu…
a. Kerangka konsep
b. Menata Pendidikan Perawat Secara Profesional
c. Pengembangan dan Penataan Pendidikan Keperawatan
d. Peningkatan Jenjang Pendidikan (Perawat)
e. Orientasi Pendidikan

7. GLOSARIUM
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan
Keperawatan merupakan sebuah ilmu dan profesi yang memberikan pelayanan
kesehatan guna untuk meningkatkan kesehatan bagi masyarakat.

12
Adaptasi: cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk
bertahan hidup.

8. KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. E
4. D
5. C
6. E
7. E
8. B
9. D
10. A

13
BAB II

FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERWATAN

1. PENGERTIAN
       Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-
sebab, azas-azas, hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta
ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta).
     Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
     Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia
bio-psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan
humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi
perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.
Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan ras, jenis kelamin, usia,
warna kulit, etik, agama, aliran politik dan status sosial ekonomi. Keperawatan falsafah
adalah keperawatan yang mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari
realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasarkan pada
alasan logis daripada metoda empiris.
      Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) adalah Roy memiliki delapan
falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan
prinsip falsafah veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali manusia dan
sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa
menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa :
1.     Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk
mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi.
2.     Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum
aksi-reaksi.
3.     Memiliki holism intrinsik
4.     Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk
memiliki
Hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran yang bermaksud
mengungkap keyakinan Roy bahwa ada hal benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity

14
sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan
manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalahsebagai berikut :
·  Tujuan eksistensi manusia.
· Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.
·  Aktifitas dan kratifitas untuk kebaikan-kebaikan umum.
·  Nilai dan arti kehidupan.
Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai
partner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian
asuhan keperawatan.
      Banyak ahli yang membahas pengertian paradigma seperti Masterman (1970) yang
mendefinisikan paradigma sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam
suatu cabang ilmu pengetahuan. Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai
suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi
penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat,
memikir, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan
atau fenomena kehidupan manusia.
     Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar
atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian
paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan
praktek keperawatan yang bersifat professional.

2. TUJUAN KHUSUS
Mampu menerapkan falsafah dan paradigma keperwatan dalam lingkungan kesehatan
maupun li ngkungan sehari-hari

TUJUAN UMUM
1. Untuk mengetahui peran falsafah keperawatan
2. Untuk mengetahui pengertian Falsafah keperawatan.
3. Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan.
4. Untuk mengetahui komponen dan perkembangan paradigma keperawatan.

15
3. MATERI
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia,
keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu,
keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring
dengan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan
akan terus berkembang.

1.    Konsep Manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini
bersifat individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem tersebut dapat meliputi :
·       Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan pengaruhi oleh lingkungan baik
fisik, psikologi, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan
selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
·       Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
·       Sistem personal, interpersonal dan social, manusia memeiliki persepsi, pola
kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.

2.     Konsep Keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu, keluarga
atau masyarakat dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian konsep ini memamng
bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk
pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak
tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.

3.     Konsep Sehat Sakit


Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperawatan dalam konsep
sehat sakit memandang bahwa bentuk pelaynan keperawatan yang akan diberikan selama
rentan sehat dan sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat
sakit tersebut, apakah statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit akut atau sakit kronis,
sehingga akan diketahui tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan

16
yang ingin diharapkan dalam meningkatkan status kesehatannya. Rentang ini merupakan
suatu alat ukur dalam menilai status kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah
dalam setiap waktu. Melalui rentang ini dapat diketahui batasan perawat dalam
melakukan praktek keperawatan dengan jelas.

4.     Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa
lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan
dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak
atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.

A.   Rentang sehat
       Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek
fisik,emosi,sosial dan spiritual. Maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya
adalah: pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai
manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan
ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah
pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap
kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos,
dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya
mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara
positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien.
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain
persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti
demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap
keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus
kesehatan, antara lain:
1)       Perkembagan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti
bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.
2)       Sosial dan Kultural

17
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang
karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan
perubahan dalam perilaku kesehatan.
3)       Pengalama Masa Lalu
Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada
pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.
4)       Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan
status kesehatan kearah yang optimal.
5)       Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat
potensi
perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6)       Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik.
7)       Pelayanan
Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan.

B. Rentang Sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian.
Tahapan proses sakit
1.       Tahap gejala
       Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya
perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2.       Tahap asumsi terhadap sakit
       Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya
dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada
tubuhnya.
3.       Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
      Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta
nasehat dari profesi kesehatan.
4.       Tahap penyembuhan

18
      Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk
beradaptasi,di mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan
perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.

C.  Komponen dan perkembangan paradigma keperawatan


       Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap berpedoman
pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara pandang dari
sebuah ilmu dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-teori yang ada.
Dalam perkembangannya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Di bawah ini adalh pandangan dari berbagai ahli
tentang perkembangan paradigma keperawatan diantaranya :
1.       Johnson memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari dua sistem
mayor yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan
tujuan primernya adalah membantu keseimbangan individu khususnya pada sistem
perilaku ketika ia sakit, sehingga akan dicapai status kesehatan yang berarti adanya
respon adaptasi baik fisisk, mental, emosi maupun sosial terhadap stimulasi internal dan
eksternal untuk mempertahankan keseimbangan dan kenyamanan.
2.       King memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa,
pengontrol, bertujuan, beraksi dan berorientasi pada waktu.
3.       Leininger memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam
mempengaruhi minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan
mempertahankan hidup.
4.       Levine memandang  kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya
dan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
5.       Newman memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang
terdiri dari biopsikososial, kultur dan selalu berkembang.
6.       Orem memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis,
interpesonal dan sosial dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri melalui
belajar dari perilaku.
7.     Roger memandang manusia secara keseluruhan dan terus-menerus terjadi
pertukaran energi dengan lingkunganny.
8.     Roy memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang merupakan dasar
bagi kehidupan yang baik.

19
9.     Watson manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan
kesehatan atau meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal
dan mental spiritual untuk kesembuhan diri sendiri.

4. DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba medika:Jakarta.
Potter and Perry. Buku Ajar Fundamental Keperaw
DeLaune,   Sue   C.,   Ladner,   K.   Patrcia.   2002.   Fundamental   of   Nursing:   Stand
arandPractice 2nd Edition. Delmar. New York
Gaffar, Laode J. 1997. Pengantar  Keperawata Profesional. EGC. Jakarta

5. RINGKASAN
 Uraian  yang telah disampaikan pada makalah ini dapatdisimpulkan beberapa hal sebagai ber
ikut:
1. Falsafah keperawatan merupakan gagasan yang peling mendasar mengenaikeperawatan seb
agai suatu proses, cara, perbuatan merawat membela orangsakit yang sesuai dengan sifat sain
s dan akan dikembangkan dengan dasar hasildari perawatan itu sendiri.
2. Ilmu keperawatan dapat dikatakan sains karena melalui suatu proses observasi,eksperimen 
dan dapat dipertanggung jawabkan keilmuannya dalam pelaksanaanpelayanan keperawatan it
u  sendiri.
3. Paradigma keperawatan merupakan cara pandang yang mendasar memkirkan,memberi mak
na,  menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomenayang ada dalam keperawat
n.Pelayanan perawatan yang profesional harus dilandasi oleh sains keperawatanyang mengac
u pada empat komponen dasar yaitu menusia, perawat, kesehatandan lingkungan.

6. TES

1. Apa pengertian dari falsafah keperawatan menurut teori?


a. Falsafah keerawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan
b. Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat dan kehidupan
manusia

20
c. Falsafah keperawatan adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai sebab-akibat dan hukum
d. Falsafah keperawatan adalah pandangan terhadap hakikat manusia yang berujung
pada hakekat
e. Falsafah keperawatan adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi
mengenai sebab-akibat, azas-azas dan hukum dan sebagainya dari pada segalanya
yang ada dalam alam semesta ataupun mengenaikebenaran

2. Sebutkan salah satu falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity?


a. Memiliki holisim instrinsik
b. Memiiki holism ekstrinsik
c. Berjuang untuk mempertahankan integritas
d. Berjuang untuk mempertahankan desentegritas
e. Tujuan eksistensis manusia

3. Apa pengertian dari paradigma keperawatan menurut Gaffar?


a. Paradigma sebagai pandangan fundamental
b. Paradigma sebagai pandangan sosial
c. Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan
d. Paradigma keperawatan adalah pola dan cara pandang dasar seorang perawat
dalam menjalani tugas
e. Paradigma keperawatan adalah pandangan fundamental persoalan dalam cabang
ilmu keperawatan

4. Sebutkan dan urutkan 4 komponen dalam paradigma keperawatan?


a. Makluk hidup, kesehatan, kebugaran dan manusia
b. Manusia, keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit, dan, lingkungan
c. Keperawatan, manusia, kesehatan, dan lingkungan
d. Manusia, hewan, tumbuhan, dan penyakit
e. Manusia, kesehatan, penyakit dan lingkungan

5. Sebutkan konponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan keperawatan?

21
a. Konsep lingkungan
b. Konsep keperawatan
c. Konsep manusia
d. Konsep sehat dan sakit
e. Sistem terbuka

6. Sebutkan pandangan dari levine tentang perkembangan paradigma keperawatan?


a. Bahwa menusia sebagai total person seperti sistem klien
b. Manusia sebagai makluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan
ang baik
c. Manusia sebagai makluk biopsikososial
d. Manusia sebagai sistem terbuka
e. Memandang kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan

7. Urutkan tahapan dari proses sakit?


a. Tahap gejala, tahap asumsi terhadap penyakit, tahap kontak dengan pelayanan
kesehatan, dan tahap penyembuhan
b. Tahap gejala, tahap asumsi terhadap penyakit dan tahap penyembuhan
c. Tahap gejala, tahap penyembuhan, tahap asumsi terhadap penyakit
d. Tahap asumsi terhadap penyakit, tahap kontak dengan kesehatan tahap
penyembuhan dan tahap gejala
e. Tahap gejala dan tahap penyembuhan

8. Sebutkan salah satu faktor pengaruh status kesehatan?


a. Perkembangan
b. Sosial dan kultural
c. Pengalaman masa lalu
d. Keturunan
e. Semua benar

9. Tokoh keperawatan yang mengembangkan suatu model asuhan keperwatan yang


menyakatan bahwa kondisi sakit seseorang disebabkan oleh faktor lingkugan, tokoh
tersebut adalah

22
a. Hildegard
b. Peplau
c. Florence Nigtingle
d. Nilai agama dan kepercayaan
e. Virginia Handerson

10. Praktik keperawtan profesional mempunyai ciri-cirisebagai berikut, kecuali


a. Otonomi dalam pekerjaan
b. Bertanggung jawb dan bertanggung gugat
c. Pengambilan keputusan tergantung dokter
d. Kolaborasi dengan disiplin lain
e. Pemberian pembelaan

7. GLOSARIUM
Biologis: proses yang ada pada organisme hidup.
Diagnosa: penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya;
Efektif: cara mencapai suatu tujuan dengan pemilihan cara yang benar dari beberapa
alternatif, kemudian mengimplimentasikan pekerjaan dengan tepat dengan waktu yang
cepat.

8. KUNCI JAWABAN
1. A
2. E
3. C
4. B
5. C
6. E
7. A
8. E
9. C
10. C

23
BAB III

KEPERAWATAN SEBAGAI SUATU PROFESI

1. PENGERTIAN

A.   Pengertian Profesi dan Keperawatan.

       Profesi adalah kata serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris “Profess”, yang
dalam bahasa Yunani adalah “Επαγγελια”, yang bermakna: “Janji untuk memenuhi
kewajiban melakukan suatu tugas khusus secara tetap/permanen”.

     Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap


suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik,
serta proses sertifikasidan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Seseorang
yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional.

Pengertian profesi menurut para ahli:

 Wilensky (1964)

Profesi berasal dari profession yang berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan


dukungan dengan badan ilmu (body of knowledge) sebagi dasar untuk pengembangan
teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan pendidikan
dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama pada
pelayanan (altruism).

 Hamid A. Y (1996)

Profesi merupakan pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan
untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu

 DeYoung (1985)

Profesi merupakan keterkaikatan adanya 7 elemen yang memiliki dasar ilmu yang kuat,
berorientasi pada pelayanan, mempunyai otoritas, memiliki kode etik, mempunyai
organisasi profesi, melakukan penelitian secara terus menerus serta memiliki otonomi.

B .Pengertian Keperawatan

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral


pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan meliputi aspek
biologi,psikologi,sosial dan spiritual yang bersifat komprehensif ditujukan kepada

24
individu,keluarga dan masyarakat yang sehat maupun sakit mencangkup siklus hidup
manusia untuk mencapai derajat kesehatan optimal.

B. TUJUAN KHUSUS

Makalah ini di buat dengan  tujuan agar kita mengetahui apa peranan perawat
professional dan apa standar praktik keperawatan professional.

TUJUAN UMUM

1. Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi.

2. Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi.


3. Pemberlakuan Kode etik keperawatan.

C. MATERI

A. Hakikat profesi

Suatu pekerjaaan yang membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang berkualitas


tinggi dalam melayani atau mengabdi pada kepentingan umum untuk mencapai
kesejahteraan manusia. Keterampilan teknis yang didukung oleh pengetahuan dan sikap
kepribadian tertentu yang dilandasi oleh norma norma yang mengatur perilaku anggota
profesi.

B. Arti dan makna keperawatan sebagai suatu profesi.

Keperawatan adalah suatu bentuk layanan kesehatan profesional dan bagian integral dari
layanan kesehatan yang berlandaskan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk bio, psiko,
sosial, dan spritual.

Keperawatan yang semula belum jelas ruang lingkupnya dan batasannya, secara bertahap
mulai berkembang. Pengertian perawat dan keperawatan itu sendiri diartikan oleh pakar
keperawatan dengan berbagai cara dalam berbagai bentuk rumusan, seperti oleh Florence
Nightingale, Goodrich, Imogene King, Virginia Henderson, dan sebagainya.

Perawat itu bukan pembantu dokter melainkan sebuah profesi yang sebenarnya setingkat
dengan dokter. Bila dokter adalah dalam hal medisnya sedangkan perawat dengan profesi
perawat tentunya bertugas dan berperan di bidang keperawatan itu sendiri.

25
C. Keperawatan bisa dikatakan sebagai sebuah profesi karena memiliki
beberapa hal. Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah
sebagai berikut:
 Landasan ilmu pengetahuan yang jelas (Scientific Nursing).
 Mempunyai kode etik profesi.
 Pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi.
 Memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi.
 Pemberlakuan Kode etik keperawatan.
 Menurut Prof. Ma’rifin Husin, keperawatan sebagai profesi memiliki ciri – ciri
sebagaiberikut.
 Memberi pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan kaidah ilmu dan
keterampilan serta kode etik keperawatan.
 Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT) sehingga diharapkan
mempu untuk:
 bersikap profesional,
 mempunyai pengetahuan dan keterampilan profesional,
 memberi pelayanan asuhan keperawatan profesional, dan
 menggunakan etika keperawatan dalam memberi pelayanan.

Mengelola ruang lingkup keperawatan berikur sesuai dengan kaidah suatu profesi
dalam bidang kesehatan, yaitu:

Sistem pelayanan/asuhan keperawatan,Pendidikan/pelatihan keperawatan yang


berjenjang dan berlanjut,Perumusan standar keperawatan (asuhan keperawatan,
pendidikan keperawatan registrasi/legislasi), dan

Melakukan riset keperawatan oleh perawat pelaksana secara terencana dan terarah
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dean teknologi.

Dengan melihat sebagai definisi, ciri, dan kriteria profesi yang telah disebutkan di atas
maka dapat dianalisis bahwa keperawatan di Indonesia saat ini telah:

 Memiliki badan ilmu dan telah diakui secara undang – undang oleh pemerinyah
Indonesia melalui UU No. 23 Tahun 1992 tentang kesahatan.

26
 Memiliki institusi pendidikan jenjang perguruan tinggi, yakni AKPER/DIII
Keperawatan, DIV Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan (S1), dan Program
Pasca Sarjana Keperawatan (S2).
 Memiliki kode etik keperawatan, standar profesi, standar praktik keperawatan,
standar pendidikan keperawatan, dan standar asuhan keperawatan.
 Memiliki legislasi keperawatan (sedang diproses menjadi undang – undang).
 Memiliki organisasi profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indinesia (PPNI).
 Memberikan asuhan keperawatan secara mandiri menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
 Melaksanakan riset keperawatan.
 Kebijaksaan Pemerintah (Depkes) tentang Profesionalitas Keperawatan. Dalam
rangka mencapai Indonesia sehat 2010, misi Depkes adalah:
 Pergerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan
 Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungan.
 Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau.
 Mendorong kemadirian masyarakat untuk sehat.

Untuk mencapai misi dan visi tersebut, telah dikembangkan pilar strategi pembangunan
kesehatan yang meliputi:

a) Paradigma sehat / pembangunan berwawasan kesehatan


b) Profesionalisme.
c) Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat (JPKM)
d) Desentralisasi.
e) Sebagai profesi, keperawatan dituntut untuk memiliki kemampuan intelektual,
interpersonal kemampuan teknis dan moral.
f) Proses profesionalisasi keperawatan.

Proses profesionalisasi keperawatan bertujuan untuk memperoleh hasil asuhan


keperawatan yang bermutu, efektif, dan efisien sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaannya yang dilakukan secara sistematis,dinamis,dan berkelanjutan.

Proses profesionalisasi keperawatan berfungsi sebagai berikut:

27
a) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga
keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan. 
b) Memberikan ciri profesionalisasi asuhan keperawatan melalui pendekatan
pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien. 
c) Memberi kebebasan pada klien untuk mendapat pelayanan yang  optimal
sesuai dengan kebutuhannya dalam kemandiriannya di bidang
D. Azas-Azas Profesionalisasi Keperawatan
 Keterbukaan,kebersamaan,dan kemitraan. 
 Manfaat,semua kebutuhan /tindakan yang harus diambil harus bermanfaat bagi
kepentingan pasien, tenaga keperawatandan institusi. 
 Interdeperdensi,tersapat saling bertegantungan antara tenaga keperawatan dalam
merawat pasien. 
 Saling menguntungkan,masing-masing pihak yang terlibat dalam hal ini perawat,
klien dan institusi memperoleh kepuasan.

E.Peran perawat profesional.

Peran adalah pola sikap, perilaku nilai dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya dimasyarakat (Keliat,1992).

Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran
perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :

a. Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan
ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

b. Advokat Klien

28
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.

c. Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

d. Koordinator

peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi


pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.

e. Kolaborator

Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

f. Konsultan

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

g. Peneliti / Pembaharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,


kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.

G. Fungsi perawat

29
Organisasi keperawatan sedunia ICN (1973) berpendapat bahwa, ”The unique
function of the nurse is to assist individual, sick or well in the performance of those
activities contributing to health or its recovery (or to a peaceful death) he would
perform unaided of he had necessary strength will or knowledge” yang artinya fungsi
unik perawat yaitu melakukan pengkajian pada individu sehat maupun sakit, dimana
segala aktivitas yang dilakukan berguna untuk kesehatan dan pemulihan kesehatan
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara
untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin”.

Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi


diantaranya:

a. Fungsi Independent

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri
dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktifitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,
pemenuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

b. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau instruksidari
perawat lain. Sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang di berikan. Hal ini
biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum atau dari perawat
primer ke perawat pelaksana.

c. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun yang
lainnya.

Tanggung jawab perawat.

30
a.Tanggung jawab perawat secara umum

 Memberikan asuhan / pelayanan keperawatan

 Meningkatkan ilmu pengetahuan

 Meningkatkan diri sebagai profesi

b.Tanggung jawab terhadap klien

 Memenuhi kebutuhan pelayanan keperawatan

 Melindungi klien

 Membantu klien untuk dapat menolong dirinya sendiri

 Menjaga rahasia klien

c.Tanggung jawab terhadap diri sendiri

 Melindungi diri dari penularan penyakit

 Melindugi dari dari gangguan yang datang dari pekerjaan / lingkungan

 Menghindarkan konflik dengan orang lain / diri sendiri

d.Tanggung jawab terhadap profesi

 Mengadakan kerjasama antar tim kesehatan

 Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan

 Meningkatykan pengetahuan tentang IPTEK / Kep.

 Melaksanakan kewajiban dengan tulus ikhlas

       Menjunjung tinggi nama baik profesi

       Membina dan memelihara mutu organisasi profesi

e.Tanggung jawab terhadap masyarakat

Menjalin hubungan kerjasama yang baik dalam mengambil prakarsa dan mengadakan
upaya kesehatan khususnya serta upaya-upaya lain untuk kesejahteraan umum sebagai
bagian tugas perwat terhdap masyarakat

Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama dengan okupasi
(occupation) meskipun keduanya sama – sama melakukan pekerjaan tertentu.

31
Profesi mempunyai cirri – cirri sebagai berikut :

 Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi), jelas
wilayah kerja keilmuannya (Epistomologi), dan aplikasinya (Axiologi).
 Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terus –
menerus, dan bertahap.
 Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara lehal melalui
perundang – undangan.
 Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (standar
pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan
terhadap pelaksanaan peraturan – peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga
profesi (Winsley, 1964).

F. Standar praktik keperawatan profesional

A. Klasifikasi Praktik Keperawatan

a. Perawat dan pelaksana praktek keperawatan

Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar


praktek keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar
pendidikan Keperawatan. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat
mempertahankan sikap sesuai dengan standart profesi keperawatan.

b. Nilai-nilai pribadi dan praktek profesional

Adanya perkembangan dan perubahan yang terjadi pada ruang lingkup praktek
keperawatan dan bidang teknologi medis akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
konflik antara nilai-nilai pribadi yang memiliki perawat dengan pelaksana praktek
yang dilakukan sehari-hari selain itu pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat
untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan tertentu, dilain pihak perawat
mempunyai hak untuk menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai
pribadi mereka.

B.     Ciri – ciri Standar Praktek Keperawatan

Standar praktek keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan hasil
pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai fokus utamanya.

Praktek keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

32
1.  Otonomi dalam pekerjaan

2.   Bertanggung jawab dan bertanggung gugat

3.   Pengambilan keputusan yang mandiri

4.   Kolaborasi dengan disiplin lain

5.   Pemberian pembelaan

6.   Memfasilitasi kepentingan pasien

C.    Tipe Standar Keperawatan

Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar asuhan
(standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima
oleh pasien,dan standar praktek. (standar of practice) atau harapan terhadap kinerja
perawat dalam memberikan standar asuhan . Aktifitas pemantaan dan evaluasi
memastikan bahwa level perawatan pasien dan kinerja perawat telah dicapai dengan
baik. Dua macam kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek
sehari-hari dengan menyediakan suatu sruktur untuk praktek tersebut dan untuk
membantu perawat dalam mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan
pasien.

1. Standar praktek

Standar praktek meliputi kebijakan (police), uraian tugas (job deskription), dan
standar kinerja (performance standar). Ia menuntun perawat dalam melaksanakan
perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh
perawat untuk memastikan bahwa standar asuhan akan dicapai dan menggambarkan
definisi institusi tentang apa yang dapat dilakukan oleh perawat. Kebijakan
menetapkan sumber-sumber atau kondisi yang harus tersedia untuk menfasilitasi
pemberian asuhan.

Uraian tugas mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan pengalaman yang


diperlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau posisi sebagai perawat.
Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian tugas dan menyediakan ukuran
untuk mengevaluasi level perilaku perawat yang didasarkan atas pengetahuan,
ketrampilan, dan pencapaian aktifitas kemajuan profesional.

 2. Standar Asuhan                                         

33
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik, dan rencana asuhan (care
plans). Mereka merupakan alat untuk memastikan perawatan pasien yang aman dan
memastikan hasil yang berasal dari pasien ini. Prosedur adalah urain tahap pertahap
tentang bagaimana melakukan keterampilan psikomotor dan bersifat orientasi tugas.
Protokol meliputi lima kategori utama: manajemen pasien dengan peralatan invasi,
manajemen pasien dengan peralatan non invatif; manajemen status fisiologis dan
psikologis; dan diagnosa keperawatan tertentu. Standar asuhan genetik menguraikan
harapan asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien diamanapun pasien
dirawat. Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan diagnosa
medis pasien dan diagnosa keperawatan pasien.

  Pelaksanaan standar praktik kerapawatan

Standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes. R.I. (1995) yang
terdiri dari beberapa standar. Menurut JCHO : Joint Commission on Accreditation of
Haealth cara Organisasi (1999:1;4:249-54) terdapat 8 standar tentang asuhan
keperawatan yang meliputi :

a.       Menghargai hak-hak pasien

b.      Penerimaan sewaktu pasien MRS

c.       Observasi keadaan pasen

d.      Pemenuhan kebutuhan nutrisi

e.       Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive

f.       Asuhan pada tindakan non-operative dan administratif

g.      Pendidikan kepada pasien dan keluarga

h.      Pemberian asuhan secara terus menerus dan berkesinambungan

D.    Tujuan Standar Praktek Keperawatan

Standar praktek keperawatan mempunyai tujuan umum untuk  meningkatkan asuhan


atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada
usaha pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan berguna bagi :

1. Perawat

34
Pedoman membimbing perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien.

2. Rumah sakit

Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.

3. Klien

Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung keluarga menjadi ringan.

4. Profesi

Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran  evaluasi.

5. Tenaga kesehatan lain

Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling


menghormati dan bekerja sama dengan baik.

E.     Manfaat Praktek Keperawatan

1. Praktek Klinis

Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan merupakan


alat mengukur mutu penampilan kerja perawat guna memberikan feeedback untuk
perbaikan.

2. Administrasi Pelayanan Keperawatan

Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam perencanaan


pola staf, program pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program orientasi.

3. Pendidikan Keperawatan

Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja


mahasiswa.

4. Riset Keperawatan

Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat memperbaiki


dan meningkatkan kualitas askep.

5. Sistem Pelayanan Kesehatan

35
Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan dalam
mengembangkan mutu askep dan peran perawat dalam tim kesehatan sehingga terbina
hubungan kerja yang baik dan memberikan kepuasan bagi anggota tim kesehatan.

4. DAFTAR PUSTAKA
http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/teori-
keperawatan/diakses pada 3 November 2013 pukul 20.58
http://www.aamaulana96.blogspot.com/ diakses pada 4 November 10.34
http://www.baguselek.blogspot.com/ diakses pada 4 November pukul 11.08

5. RINGKASAN

Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan tanggung


jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas asuhan
keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus dapat
diterima dan dicapai. Dalam pengembangan standar dibutuhkan sumber-sumber
pengembangan standar keperawatan.

Tujuan dan manfaat standar keperawatan pada dasarnya mengukur kualitas asuhan
kinerja perawat dan efektifitas menejemen organisasi. Dalam pengembangan standar
menggunakan pendekatan dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa
yang bertanggung jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan
tersebut.

Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi dan


pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien,
standar praktik berorientasi pada kinerja perawat professional untuk memberdayakan
proses keperawatan. Standar finansial juga harus dikembangkan dalam pengelolaan
keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi pasien, profesi perawat dan organisasi
pelayanan.

6. TES

1. Profesi berasal dari profession yang berate suatu pekerjaan yang membutuhkan
dukungan dengan badan ilmu(body of knowledge)sebagai dasar untuk
mengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan

36
baru,memerlukan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama,serta memiliki kode
etik dengan focus utama pada pelayanan (altruism).
Hal diatas merupakan pengertian profesi menurut………...
a. Deyoung (1985)
b. Hamid A.Y (1996)
c. Wilensky (1964)
d. Muchtar luthfi (1984)
e. Finn (1986)
2. Pergeseran yang mendasar menuju terwujudnya suatu profesi ialah,kecuali……..
a. Vokasional (pekerjaan)
b. Mempunyai kode etik profesi
c. Masa peralihan F.nightingale sebelum dan sesudahnya
d. Lokakarya nasional keperawatan
e. Focus perhatian keperawatan

3. Beberapa hal yang menjadikan keperawatan sebagai profesi adalah sebagai


berikut……
a. Bersikap professional
b. Focus perhatian keperawatan
c. Vokasional (pekerjaan)
d. Memiliki landasan ilmu pengetahuan yang jelas (scientific nursing)
e. Melakukan riset keperawatan

4. Asas asas profesionalisasi keperawatan adalah sebagai berikut:


1. Keterbukaan,kebersamaan,dan kemitraan
2. Interdepedensi,ketergantungan antara perawat dengan merawat pasien
3. Manfaat,semua kegiatan atau tindakan yang diambil harus bermanfaat
bagi kepentingan pasien,tenaga ke[erawtan institusi
4. Saling menguntungkan,masing masing pihak yang terlibat dalam hal ini
perawat,klien dan institusi memperoleh kepuasan
5. Memberikan asuhan keperawatan
Yang bukan asas asas profesionalisasi keperawat adalah sebagai berikut……

a) 1
b) 2

37
c) 3
d) 4
e) 5

5. Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atau pesan atau


instruksi dari perawat lain.sehingga sebagian tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan.hal ini biasanya dilakukan perawat spesialis kepada perawat umum atau
dari perawat primer kepada perawat pelaksana.
Kalimat diatas menunjukan fungsi perawat yaitu……
a. Fubgsi independent
b. Fungsi dependen
c. Fungdi interdependen
d. Fungsi campuran
e. Fungsi konsultsni

6. Ciri ciri perawat sebagai profesi yaitu sebagai berikut:


 Memberikan pelayanan/asuhan dan melakukan penelitian sesuai dengan
kaidah ilmu dan keterampilan serta kode etik keperawatan
 Telah lulus dari pendidikan pada jenjang perguruan tinggi (JPT)
 Mengelola ruang lingkup keperawatan sebagai berikut sesuai dengan kaidah
suatu profesi dalam bidang kesehatan yaitu:
Hal diatas merupakan cici ciri keperawatan sebagai profesi menurut…….

a. Ma’rifin husin
b. Hamid A.Y
c. Wilensky
d. De young
e. Muctar luthfi

7) “the unique function of the nurde is to assist individual ,sick or wellin the
performace of those actifities contributing to healt or its recovery (or to a
peaceful death)he would perform unaided of he had necessary strength will of
knowlagde”

38
Hal diatas merupakan pendapat dari organisasi keperawatan sedunia ICN (1973)
yang artinya……

a. Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan atau


instruksi dari perawat lain
b. Merupakan fungsi mandiri dan tidak bergantung pada orang lain
c. Perawat memeliki rasa tanggung jawab yang tinggi
d. Perawat berperan sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan
perencanaan
e. Fungsi unik perawat yaitu melakukan pengkaijian pada individu sehat
maupun sakit,dimana segala aktifitas yang dilakukan berguna untuk kesehatan
dan pemulihan kesehatan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

8) Peran perawat disini dilakukan karena perawatan bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter,fisioterapi,ahli gizi,dan lain lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan merupakan diskusi
antar tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya
Hal diatas merupakan peran perawat menurut ….
a. Konsorsium ilmu kesehatan
b. Ahmad A.Y
c. Wilensky
d. Fann
e. De young

9) Apa kelebihan profesi perawat dengan profesi lain,kecuali……


a. Perawat memiliki body of knowledge
b. Perawat memiliki kode etik keperawatan
c. Mamiliki organisasi profesi yaitu persatuan perawat nasional Indonesia (ppni)
d. Memiliki badan ilmu yang telah diakui secara undang undang oleh
peremintah indonesia melalui UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
e. Perawat hanya sebagai pembaharuan

10. Praktik keperawatan professional mempunyai ciri-ciri sebagai


berikut,KECUALI:

39
a. Otonomi dalam pekerjaan
b. Bertanggung jawab, dan bertanggung gugat
c. Pengambilan keputusan tergantung dokter
d. Kolaborasi dengan disiplin lain
e. Pemberian pembelaan (advocac

7. GLOSARIUM
Hakikat profesi adalah Suatu pekerjaaan yang membutuhkan pengetahuan dan
keterampilan yang berkualitas tinggi dalam melayani atau mengabdi pada
kepentingan umum untuk mencapai kesejahteraan manusia

Administrasi Pelayanan Keperawatan adalah Memberikan informasi kepada


administrator yang sangat penting dalam perencanaan pola staf, program
pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program orientasi.

8. KUNCI JAWABAN
1. C
2. B
3. D
4. E
5. B
6. A
7. E
8. A
9. E
10. C

40
BAB IV

TEORI KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN

Konsep teori keperawatan disusun berdasarkan ilmu dan seni yang mencakup berbagai
aktivitas konsep dan keterampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu.
Keperawatan merupakan profesi yang unik karena fungsi dan tanggung jawab
keperawatan ditujukan ke berbagai respon klien baik sebagai individu, keluarga maupun
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi.

Perawat dalam menjalankan peran, fungsi dan tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan keperawatan, dituntut untuk memiliki ketrampilan dan keahlian serta disiplin
yang tinggi.Keahlian dan keterampilan dalam keperawatan merupakan hasil dari ilmu
pengetahuan dan pengalaman klinik yang dijalaninya. Keahlian diperlukan untuk
menginterpretasikan situasi klinik dan membuat keputusan yang kompleks dalam rangka
memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan berkualitas karena adanya
tuntutan masyarakat serta perubahan kebutuhan kesehatan dan berbagai kebijakan
pemerintah terkait dengan pelayanan kesehatan dan pelayanan keperawatan.

Oleh karena itu, keilmuan yang dimiliki oleh perawat harus senantiasa dikembangkan
seiring dengan semakin berkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan masyaarakat
terhadap mutu pelayanan kesehatan khususnya keperawatan.

2. TUJUAN KSUSUS

Mahasiswa mampu menerapkan teori keperawatan dalam lingkungan keperawatan


lingkungan sehari-hari

TUJUAN UMUM

41
1. Mengetahui pengertian teori menurut para ahli

2. Mengetahui teori siapa yang dinilai paling komprehensif

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masig teori

3. MATERI

A. Pengertian Teori Menurut Para Ahli

 Teori Florence Nightingale

Florence mengidentifikasi peran perawat dalam menemukan KDM pada klien serta
pentingnya pengaruh lingkungan didalam perawatan orang sakit yang dikenal teori
lingkungannya.

1. Lingkungan fisik/physical enviromen

Merupakan lingkungan dasar yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor
tersebut berefek pada lingungan fisik yang bersih dan mempengaruhi pasien dimanapun
berada. Dalam ruangan harus terbebas dari debu, asap dan bau-bauan.

2. Lingkungan psikologi/phichologi enviromen

Lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stres fisik dan berpengaruh terhadap emosi
pasien. Komunikasi dengan pasien dipandang menjadi konteks lingkungan secara
menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan terburu-buru atau terputus-putus. Selain itu
membicarakan kondisi lingkungan dimanapun berada.

3. Lingkungan sosial/social enviromen

Hubungan komuniti dengan lingkungan sosial seperti keseluruhan komunitas yang


berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.

 Teori Virginia Henderson

Menurut Henderson kebutuhan dasar manusia (KDM) terdiri dari 14 komponen


penanganan perawatan, sebagai berikut.

1. Bernafas secara normal


2. Makan dan minum dengan cukup
3. Membuang kotoran tubuh
4. Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan

42
5. Tidur dan istirahat
6. Memilih pakaian yang sesuai
7. Menjaga suhu tubuh dalam batas normal
8. Menjaga kebersihan tubuh
9. Menghndari bahaya lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah sesuai eyakinan
12. Bekerja
13. Bermain
14. Belajar

 Teori Orem

Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditunjukan kepada kebutuhan individu.
Teori ini menjabarkan tiga pokok bahasan sebagai berikut.

1. Self care

Berisi upaya tuntunan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan perawatan diri
sendiri.

2. Developmental self requisite


Berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan tempat tinggal yang
berkaitan dengan perubahan hidup seseorang.
3. Health deviation self care
Timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan yang menjadi nyata
karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self
care.

 Teori Model Adaptasi dari Roy


Ada empat elemen penting dalam model adaptasi keperawatan, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan, dan keperawatan.

1. Manusia
a) Sistem adaptasi dengan proses koping
b) Menggambarkan secara keseluruhan bagian-bagian
c) Terjadi dari indvidu atau kelompok
d) Sistem adaptasi dengan cognator dan regulator

43
2. Lingkungan
a) Semua kondisi dan pengaruh lingkungan
b) Tiga jenis stimulasi : fokasi, kontekstual, residua
c) Stimulasi
3. Sehat-sakit
a) Kesehatan
b) Adaptasi
c) Respon adaptif
d) Infektif respon
e) Tujuan adaptasi

 Teori Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanitis dan humanitarian yang menggambarakan dan


memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh. Kerangka konsep yang
dikembangkan sebagai berikut.

1. manusia adalah satu kesatuan


2. individu dan lingkungan
3. percaya perilaku individu tidak dapat diulang
4. perilaku individu merupakan bentuk kesatuan inofatif
5. indivdu yang dicirikan berdasarkan kapasitas abstrak dan citra bahasa dan berfikir

 Teori King
Teori King mengemukakan dalam model konsep interaksi. Asumsi tersebut tentang
manusia seutuhnya meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan,
kegiatan, orientasi pada waktu.

1. Persepsi dari perawat dan klien


2. Tujuan, kebutuhan dan nilai dar perawat
3. Hak individu tentang dirinya
4. Hak individu untuk berpartisipasi
5. Profesional kesehatan
6. Hak individu menolak/menerima pelayanan
7. Tujuan profesional kesehatan

44
 Teori Neuman
Menggunakan sistem pendekatan untuk menggambarkan bagaimana klien mengatasi
tekanan.

 Teori Watson
Memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhn manusia yang saling
berhubungan. Beberapa asumsi dasar tentang teori tersebut.

1. Asuhan keperawatan yang dapat dipraktikan secara interpersonal.


2. Asuhan keperawatan terlaksana oleh adanya faktor carative yang meghasilkan
kepuasan pada kebutuhan manusia.
3. Asuhan keperawatan efekktif dapat meningkatkan kesehatan dan perkembangan
individu dan eluarga.
4. Respn asuhan keperawatan
5. Lingkungan asuhan keperawatan
6. Asuhan keperawatan bersifat healtgenic
7. Praktic caring

 Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau


Adalah keperawatan spikodinamika teori ini dipengaruhi oleh model hubungan
interpersonal yang bersifat terapeutik tahapan intepersonal menurut peplau dalam
keperawatan

1. Fase orientasi
Fase ini perawat bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarga
2. Fase identifikasi
Fase ini fokus pada bantuan profesional yang tepat pasien merespo secara selektif
pada orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhan
Respn pasien terhadap perawat :
a) Berpatisipasi dan interpenden dengan perawat
b) Anatomy dan independen
c) Pasif dan dependen
3. Fase eksploitasi
Fase ini fokus pada bantuan profesioanl alternatif pemecahan masalah
4. Fase resolusi
Fase ini mengakhiri hubungan profesianal pasien dengan perawat

45
Fase Fokus
Orientasi Perawat bekerja sama denagn pasien dalam
menganalisis masalah
Identifikasi Pemilhan bantuan profesiaonal yang tepat
Eksploitasi Penggunaan bantuan profesiaonal untuk pemechan
masalah
Resolusi Pemutusan hubungan profesiaonal pasien dengan
perawat

Teori Yang Paling Komprhensif

Teori orem ini menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan
yang dapat digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan, tindakan
klinis, administrasi, riset, dan sistem informasi keperawatan dengan daya aplikasi
dalam pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pekerja klinis baru. Teori ini
menggunakan konsep self-care, nursing system, dan self-care deficit yang mudah
dipahami oleh mahasiswa keperawatan dan dapat dikembangkan dengan ilmu
pengetahuan dan penelitian.

Kelebihan dan Kekurangan Masing-masing Teori Keperawatan

A. Teori Florence Nightingale


Kelebihan :
Berhubungan dengan fisik, psikologis, dan lingkungan sosial.
Kekurangan :
Kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stres fisik dan berpengaruh buruk
terhadap emosi pasien.

B. Teori Viginia Henderson


Kelebihan :
Profesi yang mandiri yang tidak hanya tergantung pada instuksi dokter
Kelemahan :
Pendapat dan pandagannya hanya berfokus pada penyembuhan fisik semata.

C. Teori Orem
Kelebihan :

46
Menyediakan dasar yang komprehensif untuk tindakan keperawatan yang dapat
digunakan dalam keperawatan profesional pada area pendidikan, tindakan klinis,
administrasi, riset, dan sistem informasi keperawatan.
Kekurangan :
Kesehatan bersifat statis namun kenyataanya bersifat dinamis.

D. Teori Model Adaptasi Roy


Kelebihan :
Seseorang mengenal pola pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain.
Kekurangan :
Apabila manusia tidak dapat mengontrol dari terminilogi keseimbangan sistem tubuh
manusia dan tidak dapat mencapai tujuan yang akan diraih.

E. Teori Wetson
Kelebihan :
Berdasar pada teori unsur kemanusiaan yaitu teori pengetahuan manusia dan perawatan
manusia.
Kelemahan :
Teori ini berfokus pada peningkatan kesehatan bukan pengobatan penyakit.

F. Teori hildegard E. Peplau

Kelebihan :
Mendorong pasien untuk bersikap mandiri dan memberikan asuhan keperawatan yang
lebih baik.
Kelemahan :
Tidak dapat digunakan untuk pasien yang tidak bisa mengekspresikan kebutuhan, baik
fisik maupun psikis.

G. Teori Rogers
Kelebihan :
Penelitian memiliki asumsi dan pemahaman untuk menemukan pandangan yang jelas.
Kelemahan :
Keterbatasan pelaksanaan prinsip-prinsip universal.

H. Teori King
Kelebihan :

47
Dapat digunakan dalam tatanan semua pelayanan keperawatan.
Kelemahan :
Hanya berfokus dalam sistem interpersonal.

I. Teori Neuman
Kelebihan :
Dapat digunakan secara luas untuk menyediakan kerangka kerja.
Kelemahan :
Digunakan oleh semua profesi kesehatan sehingga untuk profesi keperawatan menjadi
bersifat tidak spesifik.

4. DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat A. Aziz. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit


Salemba Medika. Jakarta

http://www.nursingppni.blogspot.com/p/teori-keperawatan.html diakses pada 3
November 2013 pukul 20.37

5. RINGKASAN

Teori keperawatan yang diakui dan dijadikan pedoman sangat banyak dan
keberadaannya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masng yang dapat
dipadukan untuk menutupi kekurangan satu sama lain.
Perawat dalam menjalankan peran, fungsi dan tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan keperawatan, dituntut untuk memiliki ketrampilan dan keahlian serta disiplin
yang tinggi.Keahlian dan keterampilan dalam keperawatan merupakan hasil dari ilmu
pengetahuan dan pengalaman klinik yang dijalaninya. Keahlian diperlukan untuk
menginterpretasikan situasi klinik dan membuat keputusan yang kompleks dalam
rangka memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan berkualitas karena
adanya tuntutan masyarakat serta perubahan kebutuhan kesehatan dan berbagai
kebijakan pemerintah terkait dengan pelayanan kesehatan dan pelayanan keperawatan.

6. TES
1. Kesatuan dan keharmonisan dalam pikiran, jiwa dan raga antara diri dengan orang
lain dan antara diri dengan lingkungan merupakan Pengertian?
a. Klien
b. Kesehatan
c. Lingkungan

48
d. Keperawatan
e. Kekeluargaan

2. Hubungan perawat-pasien-dokter
1. Perawat sebagai pengganti bagi pasien
2. Perawat sebagai penolong bagi pasien
3. Perawat sebagai mitra(patner) bagi pasien
Dari pernyataan tersebut merupakan penjelasan dari
a. Florence Nightingale
b. Orem
c. Watson
d. Virginia Henderson
e. King

3. Pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari


lingkungan fisik, psikologis, dan sosial merupakan konsep teori keperawatan
menurut:
a. Florence Nightingale
b. Orem
c. Watson
d. Virginia Henderson
e. King

4. Konsep manusia menurut paradigm keperawatan adalah manusia sebagai berikut,


kecuali?
a. Sistem terbuka
b. Sistem tertutup
c. Sistem adaptif
d. Personal
e. Interpersonal

5. Tokoh keperawatan yang menekankan bahwa hubungan antara manusia merupakan


dasar bagi perawat untuk mengkaji proses hubungan dengan pasien adalah?

49
a. Florence Nightingale
b. Hildegard
c. Peplau
d. Virginia Henderson
e. King

6. Manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungannya baik lingkungan fisik, biologis,


psikologis maupun sosial dan spiritual merupakan konsep lingkungan sebagai?
a. Sistem terbuka
b. Sistem tertutup
c. Sistem adaptif
d. Personal
e. Interpersonal

7. Berikut yang bukan termasuk konteks lingkungan keseluruhan menurut teori


nightingale adalah ?
a. Lingkungan
b. Fisik
c. Sosial
d. Budaya
e. Psikologis

8. Suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri
untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan
kesejahteraannua sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit, adalah Pengertian
dari teori?
a. Peplau
b. Orem
c. King
d. Virginia Henderson
e. Roy

9. Tokoh keperawatan yang mendapatkan gelar sebutan “lady with the lamp” adalah
a. Peplau

50
b. King
c. Orem
d. Florence Nightingale
e. Virginia Henderson

10. Berikut ini yang bukan merupakan empat cabang kebutuhan manusia menurut teori
Watson adalah?
a. Kebutuhan biofisikal
b. Kebutuhan psikofisikal
c. Kebutuhan biologi
d. Kebutuhan psikososial
e. Kebutuhan anatomi

7. GLOSARIUM

Evaluasi: suatu proses identifikasi untuk mengukur/ menilai apakah suatu kegiatan atau program yang
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan atau tujuan yang ingin dicapai.
Falsafah: anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang dimiliki oleh orang atau
masyarakat (pandangan hidup).

8. KUNCI JAWABAN
1. B

2. D

3. A

4. B

5. B

6. A

7. D

8. B

9.D

10. C

51
BAB V

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN

Model praktik keperawatan adalah diskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan
yang nyata dan akurat berdasarkan kepada filosofi, konsep dan teori keperawatan.Era
globalisasi dan  perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi  pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga
berupaya mengembangkan model praktik keperawatan profesional (MPKP)

2. TUJUAN
Menjaga konsistensi asuhan keperawatan!.Mengurangi konflik, tumpang tindih dan
kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawata.".Men#iptakan
kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.$.Memberikan pedoman dalam
menentukan kebijaksanaan dan keputusan.%.Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup
dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.

3. MATERI
A. Peran perawat dalam keperawatan anak:
1. Sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
2. Pendidik
3. Pengelola dalam bidang pelayanan
4. Perawat dan institusi pendidikan keperawatan
B. Peran perawat dalam keperawatan maternitas
1. Berperan sebagai pelaksana, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2. Berperan sebagai pendidik, yaitu memberikan informasi kepada Wanita Usia
Subur (WUS) mengenai cara menjalani masa kandungan, persalinan, dan merawat
bayi.
3. Sebagai konselor; yaitu menerima keluh kesah pasien dan memberikan solusi
yang baik.
4. Sebagai role model bagi para ibu, mencontohkan hal positif agar calon ibu dapat
menjalani masa kehamilan dengan bahagia.

52
5. Sebagai role model untuk teman sejawat.
6. Perumus masalah.
7. Ahli keperawatan.

C. Peran Perawat dalam keperawatan Komunitas:


1. Pelaksana Pelayanan Keperawatan ( Provider o Nursing Care )
Peranan yang utama bagi perawat komunitas adalah sebagai pelaksana asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik itu sehat atau
sakit atau mempunyai masalah kesehatan di rumah, disekolah, dipanti, ditempat kerja,
dan lain-lain.

2. Sebagai Pendidik ( Health Educator )


Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
komunitas, baik dirumah, dipuskesmas, dikomunitas secara terorganisir serta
menanamkan perilaku hidup sehat sehingga terjadi perubahan perilaku untuk
mencapai tingkat kesehatan optimal.

3. Sebagai Pengamat Kesehatan ( Health Monitor )


Monitoring terhadap perubahan yang terjadi pada individu, keluarga,
kelompok, komunitas.

4. Koordinator Yankes ( Coordinator of Servises )


Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dalam
mencapai tujuan kesehatan melalui kerja sama dengan tim kesehatan lainnya sehingga
diharapkan terciptanya keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan.

5. Sebagai Pembaharu ( Inovator )


Pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok, dan komunitas. Serta merubah
perilaku dan pola hidup agar tercapainya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
yang optimal.

6. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan


Perawat komunitas berperan serta dalam memberikan motivasi dalam rangka
meningkatkan peran serta individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap

53
upaya yankes yang dilaksanankan oleh masyarakat. Misalnya kegiatan posyandu,
mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap penilaian, serta
ikut berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan dang pengorganisasian masyarakat
dalam bidang kesehatan.

7. Sebagai Panutan ( Role Model )


Perawat komunitas dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang bagaimana
tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.

8. Sebagai Tempat Bertanya ( Fasilitator )


Perawat komunitas sebagai tempat bertanya oleh individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang
kesehatan/keperawatan yang dihadapi sehari-hari.Perawat komunitas juga dapat
membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi. Perawat komunitas sebagai penghubung antara
masyarakat dengan unit yankes dan instansi terkait.

9. Sebagai Pengelola ( Manager )


Perawat komunitas dapatmengelola berbagai kegiatan yankes dan masyarakat sesuai
dengan beban tugas dan tanggung jawab yang diemban kepadanya

D. Peran perawat dalam keperawatan gawat darurat:


1. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
Dengan memperhatikan kebutuhan dasar manusia yang di butuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan.
2. Sebagai advokat
Membantu klien dan keluarga klien dalam menginterpretasikan berbagai informasi
dari memberi pelayanan khusus nya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan
keperawatan.
3. Sebagai edukator
Membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan tentang kesehatan.
4. Sebagai kolaborator

54
Perawat bekerja sama melalui tim kesehatan seperti dokter, ahligizi, farmasi dan
lainnya dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan.
5. Sebagai konsultan
Perawat berperan sebagai tempat konsultasi dengan mengadakan perencanaan dan
kerja sama yang sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

E. Peran perawat dalam keperawatan keluarga:


1. Pendidik
Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga dapat
melakukan program asuhan keperawatan secara mandiri.
2. Kolaborasi
Perawat bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit dan anggota
kesehatan lain nya untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
3. Penemu Kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secara dini di masyarakat.
4. Modifikasi Lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan rumah agar tercipta lingkungan sehat.
5. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.

F. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan gerontik:


1. Provider of care
Perawat melakukan perawatan langsung pada klien dan perawat perlu memahami
tentang proses penyakit dan sindrom yang muncul di usia lanjut.
2. Peneliti
Level yang sesuai melakukan penelitian adalah S2. Tujuan nya adalah
meningkatkan kualitas perawatan klien.
3. Manajer perawat
Manajer perawat harus memiliki keahlian dalam kepemimpinan,manajemen
waktu, membangun hukum, dan lain lain
4. Advokat

55
Perawat membantu lansia dalam mengatasi adanya Ageism yang sering terjadi di
masyarakat. Ageism adalah diskriminasi atau perlakuan tidak adil berdasarkan
umr seseorang.
5. Edukator
Perawat harus mengambil peran pengajaran kepada lansia terutama sehubungan
dengan modifikasi dalam gaya hidup untuk mengatasi konsekuensi gejala atipikal
yang menyertai usia tua.
6. Motivator
Perawat memberikan dukungan kepada lansia untuk memperoleh kesehatan
optimis dan menjaga kesehatan

4. DAFTRA PUSTAKA
Hidayat A. Aziz Alimul. (2007).Model Praktek Keperawatan n Eds 2. Salemba
Medika: Jakarta
Alimul, A.H. (2002), Pengantar Model Praktik Keperawatan. Sagung Seto: Jakarta
Effendy, N. (1995), Pengantar Model Praktik Keperawatan. EGC: Jakarta
Gaffar, L.O.J. (1999), Pengantar praktik keperawatan. EGC: Jakarta
Stevens, P.J.M, et al. (1999) Ilmu keperawatan. Jilid I, Ed. 2. EGC: Jakarta

5. RINGKASAN

Model Praktik Keperawatan Profesional(MKKP) adalah suatu sistem(struktur,


proses, dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan,termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut

Menurut kelompok kami yang disarankan dalam model praktek keperawatan


profesional adalah metode perawatan primer.Alasan nya karena pemberian asuhan
keperawatan di metode perawatan primer mempunyai keterikatan yang kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat selama pasien dirawat serta dapat memberikan
kepuasan tersendiri bagi perawat, klien,serta keluarga klien selama klie menjalani
asuhan keperawatan.

56
6. TES

1) Deskripsi atau gambaran dari praktik keperawatan yang nyata dan akurat berdasarkan
pada filosofi,konsep dan teori keperawatan adalah pengertian dari…
a. Model praktek keperawatan
b. Keperawatan maternitas
c. Ruang lingkup keperawatan
d. Keperawatan gerontik
e. Praktik keperawatan

2) Peran perawat dalam keperawatan anak adalah,kecuali…


a. Sebagai pelaksana pelayanan keperawatan
b. Pendidik
c. Pengolala dalam bidang pelayanan
d. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
e. Perawat dan institusi pendidikan keperawatan

3) Upaya promotif bertujuan untuk meningkatkan kesehatan individu,keluarga,kelompok


dan masyarakat yg termasuk dalam bagiannya ialah…
a. Penyuluhan kesehatan masyarakat
b. Imunisasi masal terhadap bayi dan balita
c. Peningkatan gizi
d. Pemberian vit A
e. Jawaban A dan C benar

4) Paradigma keperawatan maternitas,kecuali…


a) Manusia
b) Sehat
c) Pendidikan
d) Lingkungan
e) Keperawatan ibu

5) Tugas perawat primer adalahh….


a) Pembantu perawatan

57
b) Pasien merasa puas
c) Ketua tim
d) Mengkaji kebutuhan
e) Tercipta kerja sama yang baik

6) Metode kasus mempunyai kelebihan yaitu


a) Kebutuhan pasien terpenuhi
b) Pasien merasa puas
c) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
d) Membutuhkan banyak tenaga
e) Jawaban a,b dan c benar

7) Ruang lingkup keperawatan terdiri dari beberapa bagian yang termasuk dalam ruang
lingkup keperawatan adalah…
a) Keperawatan anak
b) Keperawatan klien
c) Keperawatan mandiri
d) Praktek keperawatan
e) Pemulihan kesehatan

8) Upaya yang bertujuan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota,keluarga yang


menderita penyakit ataupun masalah kesehatan merupakan pengertian dari…
a) Upaya promotif
b) Upaya kuranif
c) Upaya preventif
d) Upaya rehabilitative
e) Upaya pemulihan

9) Kelemahan dari metode perawat primer,kecuali….


a) Perlu kualitas
b) Kuantitas tenaga perawat
c) Biaya relative lebih tinggi dibandingkan metode lain
d) Berkomunikasi langsung dengan dokter

58
e) Hanya dapat dilakukan oleh perawat professional

10 ) Dalam melaksanakan praktek keparawatan akan selalu menggunakan metode


dibawah ini yng benar ialah…
a) Metode fungsional
b) Metode kasus
c) Metode penugasan tim
d) Metode perawatan primer
e) Semua benar

7. GLOSARIUM

Manajer perawat Manajer perawat harus memiliki keahlian dalam


kepemimpinan,manajemen waktu, membangun hukum, dan lain lain.
AdvokatPerawat membantu lansia dalam mengatasi adanya Ageism yang sering terjadi
di masyarakat. Ageism adalah diskriminasi atau perlakuan tidak adil berdasarkan umr
seseorang.
Edukator
Perawat harus mengambil peran pengajaran kepada lansia terutama sehubungan dengan
modifikasi dalam gaya hidup untuk mengatasi konsekuensi gejala atipikal yang
menyertai usia tua.

1. KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. E
4. C
5. D
6. E
7. A
8. B
9. D
10. E

59
BAB VI

TREN KEPERAWATAN DI MASA YANG AKAN DATANG

1. PENGERTIAN

Seiring dengan era reformasi dan era globalisasi di Indonesia saat ini, dan juga diikuti
dengan perubahan pemahaman terhadap konsep sehat-sakit, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta penyebaran informasi tentang determinan kesehatan
yang bersifat multifaktorial. Kondisi ini mendorong pembangunan kesehatan nasional
kearah paradigma baru yaitu paradigma sehat dengan pengetahuan dan terampil.
(Himid.A ,2000)
Salah satu tolak ukur kualitas dari Perawat di dunia Internasional adalah kemampuan
untuk bisa lulus dalam Uji Kompetensi keperawatan seperti ujian NCLEX-RN dan
EILTS sebagai syarat mutlak bagi seorang perawat untuk dapat bekerja di USA.
Dalam hal ini kualitas dan kemampuan perawat Indonesia masih sangat
memprihatinkan, meskipun di Indonesia sendiri telah dilakukan uji kompetensi tetapi
masih berada pada level yang rendah. Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan
terhadap perubahan keperawatan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Untuk itu kelompok tertarik untuk mendiskusikan mengenai Langkah Strategis dalam
Menhadapi Trend Issue Perubahan Keperawatan di Masa Depan, khususnya
perabahan dalam dunia pendidikan keperawatan.  

5. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menerapkan tren keperawatan di masa yang akan datang dalam
keperawatan.
TUJUAN KHUSUS
1. Mampu memahami trend issue perubahan keperawatan dimasa depan.
2. Mampu memahami langkah strategis dalam menghadapi trend issue peubahan
keperawatan dimasa depan.

3. MATERI
A. Tren Perawat Masa yang Akan Datang

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa atau salah
satu gambaran ataupun informasi yang terjadi dan akan menjadi populer di

60
masyarakat. Sedangkan issue adalah sesuatu hal yang dibicarakan dan yang akan
dibicarakan yang belum jelas faktanya.

Dalam pendidikan salah satu trend issuenya adalah, bahwa Indonesia telah memilih
untuk menata sistem pendidikan keperawatan sebagai upaya awal dan kunci peletakan
landasan pengembangan profesi keperawatan. Tujuan lain diharapkan bisa
memperkecil gap (perbedaan) antara perawat dan dokter sehingga perawat tidak lagi
menjadi perpanjangan tangan dokter (Prolonged physicians arms) tapi sudah bisa
menjadi mitra kerja dalam pemberian pelayanan kesehatan. (Mohamad Naziel, 2009)

Di masa yang akan datang masyarakat yang menuju ke arah modern, terjadi
peningkatan kesempatan untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi,
peningkatan pendapatan dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum
dan menjadikan masyarakat lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan
kesehatan dimana masyarakat yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan
diberikan oleh tenaga yang profesional.

Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya


keperawatan dapat memenuhi standar global internasional dalam memberikan
pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan
intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek sosial budaya, memiliki wawasan
yang luas dan menguasai perkembangan iptek.

B. Tren Keperawatan Di Indonesia Bila Dibandingkan Dengan Negara Maju

Seiring dengan perubahan waktu, profesi perawat terus bergerak menjadi salah
satu bagian penting dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Sampai
saat ini, dunia keperawatan masih terus dikembangkan di Indonesia untuk bisa
memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. 

Pada zaman sekarang ini, banyak perguruan tinggi yang telah membuka
program Sarjana Ilmu Keperawatan di berbagai wilayah di Indonesia. Tidak sedikit
pula, berbagai perguruan tinggi tersebut telah terakreditasi A dan bahkan terdapat
Professor keperawatan di dalamnya. Adanya program sarjana tersebut bertujuan

61
menghasilkan kegiatan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakat (STIKES Bina Usada, 2017). Akan tetapi,
pendidikan keperawatan di Indonesia dinilai masih jauh tertinggal jika dibandingkan
dengan pendidikan keperawatan di negara lain. Banyaknya tokoh keperawatan dunia
terdahulu membuat perkembangan keperawatan di negara lain lebih maju
dibandingkan dengan Indonesia. 

Selain itu, munculnya berbagai permasalahan-permasalahan dirasa menjadi penyebab


ketertinggalan pendidikan keperawatan di Indonesia. Permasalahan tersebut muncul
baik dalam individu, masyarakat maupun pemerintah itu sendiri. Keperawatan
Indonesia sendiri baru diakui sebagai profesi pada tahun 1983 dan pada tahun 1985,
dibuka Program Studi Ilmu Keperawatan (PSIK) pertama di Universitas Indonesia
dibawah naungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 

Tujuan dibentuknya PSIK ini adalah agar dihasilkannya Sarjana Keperawatan sebagai
tenaga kesehatan professional dan dapat memantapkan peran dan fungsinya sebagai
pendidik, pelaksana, pengelola dan penelitian di bidang keperawatan. Pada tahun
1995, PSIK UI melepaskan dirinya dari FK UI menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia (FIK UI) (Nurrachmah, 2019). Saat ini, FIK UI telah
menyelenggarakan berbagai tingkat pendidikannya baik dari sarjana, profesi, ekstensi,
spesialis hingga doktor (Faculty of Nursing, 2019).

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa proses perkembangan keperawatan


di Indonesia memakan waktu yang sangat panjang. Indonesia sendiri baru membentuk
organisasi PPNI pada 17 Maret 1974 (PPNI, 2019) dan Indonesia baru bergabung
bersama ICN (International Counsil of Nurses) pada tahun 2003. 

Meskipun dunia keperawatan sudah mengalami perkembangan, akan tetapi masih


banyak permasalahan yang dirasakan para perawat di Indonesia. Hal yang paling
banyak dirasakan terkait stigma dari masyarakat bahwa perawat merupakan "asisten
dokter". Hal itu dikarenakan banyaknya tenaga perawat yang hanya sebatas lulusan
D3 sehingga dinilai tidak mencukupi persyaratan sebagai tenaga professional. Hal itu
juga membuat profesi perawat dianggap rendah sehingga masyarakat di Indonesia
tidak banyak yang menginginkan menjadi seorang perawat. Sebenarnya, profesi
perawat merupakan unsur penting dalam memberikan pelayanan kesehatan. 

62
Perawatlah yang memiliki peran terdekat dalam proses penyembuhan klien dan
tidaklah mudah untuk menjadi seorang perawat profesional. Oleh karena itu, saat ini
telah berkembang berbagai perguruan tinggi yang membuka program studi Ilmu
Keperawatan dari jenjang S1 hingga S3 yang bertujuan untuk memajukan dunia
keperawatan. Saya percaya dengan adanya program studi tersebut, akan dihasilkan
lulusan sarjana keperawatan yang professional sehingga stigma tersebut dapat
dihapus.

Permasalahan lainnya yang dirasakan perawat Indonesia adalah terkait gaji yang
dirasa masih kurang jumlahnya sehingga banyak perawat di Indonesia kurang
sejahtera hidupnya. Hal itu memicu banyak lulusan perawat yang mendambakan
untuk bisa bekerja di luar negri seperti Jepang, Australia, Amerika, Inggris, dsb.
Namun, untuk bekerja sebagai perawat di luar negri diperlukan standar seperti
diharuskan memiliki gelar RN (Registered Nurse) yang telah diakui dunia dan
memiliki kemampuan bahasa dengan baik. 

Perawat yang lulus sarjana dan profesi di Indonesia nantinya akan mendapat gelar
S.Kep dan juga Ns. Meskipun, gelar RN dan Ns. sama-sama didapatkan setelah lulus
sarjana, namun gelar Ns. tidak dapat membuat perawat Indonesia bisa bekerja di luar
negri karena gelar tersebut tidak diakui oleh dunia. Perawat Indonesia harus belajar
lebih lagi agar mendapatkan gelar untuk kesetaraan dan bisa bekerja di negara tujuan. 

Hal itu tentunya akan memakan proses yang lebih lama lagi dan biaya yang tidak
sedikit. Oleh karena itu, saya berharap agar pemerintah lebih memperhatikan nasib
para perawat Indonesia agar kehidupannya lebih sejahtera. Mengingat peran perawat
sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan di Indonesia.

Banyaknya stigma masyarakat terhadap peran perawat serta gaji yang diterima oleh
para perawat merupakan contoh permasalahan yang dirasakan oleh perawat saat
ini. Untuk itu, diperlukan upaya untuk menghapus stigma tersebut dengan dibukanya
jenjang sarjana untuk mahasiswa keperawatan. selain itu juga, peran pemerintah
dibutuhkan guna memperbaiki kesejahteraan hidup para perawat di Indonesia.

Pada masyarakat yang menuju ke arah moderen, terjadi peningkatan kesempatan


untuk meningkatkan pendidikan yang lebih tinggi, peningkatan pendapatan dan

63
meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap hukum dan menjadikan masyarakat
lebih kritis. Kondisi itu berpengaruh kepada pelayanan kesehatan dimana masyarakat
yang kritis menghendaki pelayanan yang bermutu dan diberikan oleh tenaga yang
profesional. Keadaan ini memberikan implikasi bahwa tenaga kesehatan khususnya
keperawatan dapat memenuhi standart global internasional dalam memberikan
pelayanan kesehatan/keperawatan, memiliki kemampuan professional, kemampuan
intelektual dan teknik serta peka terhadap aspek social budaya, memiliki wawasan
yang luas dan menguasi perkembangan Iptek

Namun demikian upaya untuk mewujudkan perawat yang professional di Indonesia


masih belum menggembirakan, banyak factor yang dapat menyebabkan masih
rendahnya peran perawat professional, diantaranya :

1. Keterlambatan pengakuan body of knowledge profesi keperawatan. Tahun 1985


pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI, sedangkan di negara barat
pada tahun 1869.
2. Keterlambatan pengembangan pendidikan perawat professional.
3. Keterlambatan system pelayanan keperawatan., ( standart, bentuk praktik
keperawatan, lisensi ).

C. Langkah – Langkah Atau Kebijakan Yang Harus Pemerintah Lakukan


Agar Profesi Keperawatan Tidak Tertinggal Dibandingkan Dengan Negara Lain

Menyadari peran profesi keperawatan yang masih rendah dalam dunia kesehatan akan
berdampak negatif terhadap mutu pelayanan kesehatan bagi tercapainya tujuan
kesehatan “ sehat untuk semua pada tahun 2010 “, maka solusi yang harus ditempuh
adalah :

1. Pengembangan pendidikan keperawatan

Sistem pendidikan tinggi keperawatan sangat penting dalam pengembangan


perawatan professional, pengembangan teknologi keperawatan, pembinaan profesi
dan pendidikan keperawatan berkelanjutan. Akademi Keperawatan merupakan
pendidikan keperawatan yang menghasilkan tenaga perawatan professional dibidang

64
keperawatan. Sampai saat ini jenjang ini masih terus ditata dalam hal SDM pengajar,
lahan praktik dan sarana serta prasarana penunjang pendidikan.

2. Memantapkan system pelayanan perawatan professional

Depertemen Kesehatan RI sampai saat ini sedang menyusun registrasi, lisensi dan
sertifikasi praktik keperawatan. Selain itu semua penerapan model praktik
keperawatan professional dalam memberikan asuhan keperawatan harus segera di
lakukan untuk menjamin kepuasan konsumen/klien.

3. Penyempurnaan organisasi keperawatan

Organisasi profesi keperawatan memerlukan suatu perubahan cepat dan dinamis serta
kemampuan mengakomodasi setiap kepentingan individu menjadi kepentingan
organisasi dan mengintegrasikannya menjadi serangkaian kegiatan yang dapat
dirasakan manfaatnya. Restrukturisasi organisasi keperawatan merupakan pilihan
tepat guna menciptakan suatu organisasi profesi yang mandiri dan mampu
menghidupi anggotanya melalui upaya jaminan kualitas kinerja dan harapan akan
masa depan yang lebih baik serta meningkat.

Keberhasilan perubahan tergantung dari strategi yang diterapkan oleh agen pembawa
perubahan. Hal yang paling pentig harus “Mulai”

1.         Mulai Diri Sendiri


Perubahan dan pembenahan pada diri sendiri, baik sebagai individu maupun sebagai
profesi merupakan titik sentral yang harus dimulai. Sebagai anggota profesi, perawat
tidak akan pernah berubah atau bertambah baik dalam mencapai suatu tujuan
profesionalisme jika perawat belum memulai pada dirinya sendiri. Selalu
mengintrospeksi dan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang ada akan
sangat membantu terlaksananya pengelolaan keperawatan di masa depan.

65
2.         Mulai Dari Hal-Hal Yang Kecil
Perubahan yang besar untuk mencapai profesionalisme manajemen keperawatan
Indonesia tidak akan pernah berhasil, jika tidak dimulai dari hal-hal yang kecil. Hal-
hal yang kecil yang harus dijaga dan ditanamkan perawat Indonesia adalah menjaga
citra perawat yang sudah membaik dihati masyarakat dengan tidak merusaknya
sendiri. Sebagai contoh dalam manajemen bangsal, seorang manajer harus menjaga
diri dari perilaku yang negatif, misalnya dengan berbicara kasar, tidak disiplin waktu,
dan tidak melakukan tindakan tanpa memerhatikan prinsip aseptik-antiseptik. Begitu
juga dengan manajemen didalam instansi pendidikan keperawatan, sebagai calon
perawat yang profesional perawatpun harus mampu terampil menjadi diri sendiri.

3.         Mulai Sekarang, Jangan Menunggu-Nunggu


Sebagaimana disampaikan oleh Nursalam (2000), lebih baik sedikit daripada tidak
sama sekali, lebih baik sekarang daripada harus terus menunggu dan menunggu.
Memanfaatkan kesempatan yang ada merupakan konsep manajemen keperawatan saat
ini dan masa yang akan datang. Kesempatan tidak akan datang dua kali dengan
tawaran yang sama.
Langkah strategi dalam menghadapi trend issue perubahan keperawatan di masa
depan adalah the nurse should do no harm to your self ( Nightingale). Artinya semua
tindakan keperawatan harus memenuhi kebutuhan pasien tanpa adanya resiko
negative yang di timbulkan. Oleh karena itu strategi yang harus di tempuh adalah :

1.        Peningkatan pendidikan bagi perawat practicioners


2.        Pengembangan ilmu keperawatan
3.         Pelaksanaan riset yang berorientasi pada masalah di klinik atau komunitas       
4.        Identifikasi peran manajer perawat profesional di masa depan
5.        Menerapkan model dan metode praktik keperawatan profesinal terbaru.

Oleh karena itu, keperawatan di Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan, hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi
dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan
pengelolaan secara profesionalisme dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi di Indonesia. (Nursalam, 2007)

66
4. DAFTAR PUSTAKA
Ma’arifin Husin (1999). Perubahan dan Keperawatan di Indonesia. Makalah Seminar
Nasional. Jakarta. 

Mohammad Nabilels 2009. Informasi Pendidikan Keperawatan di Indonesia.In the


kmpk.ugm.ac.id/id/UPPDF/_working/No.2_dwi%20ananto_01_05.pdf. Last up date 9
juni 2009        

Nursalam (2002). Manajemen Keperawatan. Penerapan dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Salemba Medika. Jakarta

https://id.scribd.com/doc/280459003/Trend-Keperawatan-Sekarang-Dan-Masa-
Depan.

Aprina,Titi, Rohayati 2019. Konsep Dasar Keperawatan. Bandar Lampung.

5. RINGKASAN
Keperawatan merupakan suatu profesi yang memiliki organisasi profesi yang sangat
bermanfaat dalam menetapkan standar praktek, pelayanan dan pendidikan
keperawatan. Keperawatan sebagai sebuah profesi yang didalamnya terdapat Body of
Knowledge yang jelas, memiliki dasar pendidikan yang kuat sehingga dapat
dikembangkan setinggi-tingginya.
Masih banyak para perawat yang masih tidak percaya diri dengan berjalan
membungkuk-bungkuk seperti orang ketakutan ketika berhadapan dengan dokter,
semua itu adalah jelas merupakan kebiasaan dan kebudayaan yang sangat tidak
produktif. Hal itu terjadi karena perawat tidak cukup percaya diri dengan ilmu yang
sudah dimilikinya dan tidak ada kemauan dari diri sendiri untuk berubah.
           Untuk itu kita harus melakukan perubahan secara total dan berlaku sebagai
mitra profesi dan bukan sebagai asisten atau pembantu bagi profesi lain. Hal tersebut
merupakan dampak karena masih rendahnya pengetahuan perawat, masih belum
menyeluruhnya keinginan untuk berubah, sehingga percaya diri perawat untuk
dikatakan sebagai mitra dokter menjadi tidak ada.

67
6. TES
1. Sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadianya
berdasarkan fakta adalah pengertian dari?
a. Issu
b. Nilai
c. Trend
d. Otonomi
e. Peran

2. Faktor yang mempengaruhi trend dan issu keperawatan kritis, kecuali ?


a. Faktor agama dan istiadat
b. Faktor sosial
c. Faktor iptek
d. Faktor hukum
e. Faktor pekerjaan

3. Ada beberapa tren penting yang menjadi perhatian dalam keperawatan jiwa di
antaranya, kecuali?
a. Kekerasan danpattern of paenting
b. Trend bunuh diri pada anak dan trend kecantikan
c. Globalisasi dan perubahan orientasi sehat
d. Kekerasan
e. Masalah ekonomi dan kemiskinan

4. Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya dalam pembuatan suatu


keputusan. Merupakan faktor dari?
a. Faktor agama dan istiadat
b. Faktor sosial
c. Faktor iptek
d. Faktor hak-hak pasien
e. Faktor pekerjaan

68
5. Selalu mengupayakan keputusan dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang
terbaik dan tidak merugikan klien. Merupakan pengertian dari?
a. Beneficience
b. Otonomi
c. Fair
d. Fidelity
e. Juctice

6. Pada tahun berapakah pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di UI…..


a. 1984
b. 1985
c. 1986
d. 1987
e. 1988

7. Pada tahun berapa pendidikan S1 keperawatan pertama kali dibuka di Negara


barat…..

a. 1867
b. 1868
c. 1869
d. 1870
e. 1871

8. Dibawah ini merupakan pengembangan pendidikan keperawatan yang masih terus di


tata sampai saat ini adalah…..

a. SDM pengajar
b. Lahan praktik
c. Sarana pendidikan
d. Prasarana penunjang pendidikan
e. Semua benar

9. 1. body of knowledge

69
2. pendidikan spesialisasi
3. menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif
diatas merupakan nilai……dalam praktik keperawatan.
a. Intelektual
b. Komitmen
c. Moral
d. Kolaborasi
e. Komitmen moral

10. Pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral,


dan tanggung jawab etik. Merupakan nilai komitmen moral menurut…..

a. beauchamp
b. walters
c. britton
d. beauchamp & walterr
e. still & walden

7. GLOSARIUM

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan analisa atau salah
satu gambaran ataupun informasi yang terjadi dan akan menjadi populer di
masyarakat.

Issue adalah sesuatu hal yang dibicarakan dan yang akan dibicarakan yang belum
jelas faktanya

70
8. KUNCI JAWABAN

1. C

2. D

3. B

4. E

5. A

6. B

7. C

8. E

9. A

10. D

71
BAB VII
NILAI, ETIK, DAN LEGAL PRAKTEK KEPERAWATAN
1. PENGERTIAN
Profesi keperawatan dalam bekerja telah membuat kontrak sosial dengan masyarakat,
walaupun tidak dibuat secara langsung yang berarti masyarakat memberi kepercayaan
kepada profesi keperawatan untuk memberikan pelayanan yang dibutuhkan.
Konsekuensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan
harus mampu dipertanggungjawabkan dan dipertanggunggugatkan dan setiap
penganbilan keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah
semata tetapi juga dengan mempertimbangkan etika. Keperawatan merupakan salah
satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan
memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat
menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara
perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian.

Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan


keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Aspek legal
keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang memberikan kewenangan
kepada penerimanya untuk melakukan praktek profesi perawat yaitu Surat Ijin Kerja
(SIK) bila bekerja di suatu institusi dan Surat Ijin Praktek Perawat (SIPP) bila bekerja
secara perseorangan atau berkelompok. Kewenangan itu, hanya di berikan kepada
orang yang memiliki kemampuan. Namun, memiliki kemampuan tidak berarti
memiliki kewenangan.

Dalam profesi kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang di atur
oleh Departement Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang
kesehatan dan kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti
tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu di serahkan kepada profesi masing-
masing. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan
ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.

72
2. TUJUAN UMUM

Mahasiswa mampu menerapkan nilai,etik,dan legal dalam praktik keperawatan.

3. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui apa itu nilai-nilai (value), etik, dan norma dalam keperawatan.
2. Mengetahui masing-masing contoh dari nilai, etik, dan norma.
3. Mengetahui apa saja masalah etik dan issue etik dalam praktik keperawatan.
4. Mengetahui apa itu legal etik dalam praktik keperawatan
5. Memahami proses legalisasi praktik keperawatan.
4. MATERI
A. Pengertian Nilai
Definisi nilai adalah keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku,
kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkahlaku,
(Rokeach,1973). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 3 tahun 2003, definisi
dari nilai antara lain:
1) Sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan atau sesuatu yang
menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya.
2) Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian oleh
seseorang sesuai dengan tuntutan hati nurani (pengertian secara umum).
3) Nilai adalah seperangkat keyakinan dan sikap pribadi seseorang tentang kebenaran,
keindahan, dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau perilaku yang
berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan
seseorang.
4) Nilai adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran,
keinginan mengenai ide-ide, objek atau perilaku khusus.

Selanjutnya bahwa dalam diri manusia terdapat 2 nilai yaitu nilai personal (nilai-nilai
manusia sebagai pribadi yang utuh) dan nilai profesional yaitu nilai-nilai manusia
berdasarkan profesinya. Nilai-nilai tersebut merupakan suatu ciri:
1) Nilai-nilai yang membentuk dasar perilaku seseorang.
2) Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola perilaku yang
konsisten.
3) Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang

73
4) Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang
yang secara intelektual diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang teguh dan
mempertahankannya.
Dalam praktiknya seorang perawat profesional dalam melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya harus didasarkan atas nilai-nilai dan kode etik yang sesuai dengan
profesinya, antara lain:

1) Menghargai martabat individu tanpa prasangka.


2) Melindungi seseorang dalam hal privasi.
3) Bertanggung jawab untuk segala tindakannya.

Nilai berfungsi sebagai filter untuk berbagai pengalaman yang berkaiatan dengan
hubungan sesama manusia atau hubungan antara perawat dengan kliennya dalam
kehidupan sehari-hari. Seorang perawat tidak akan dapat menjalankan peran dan
tanggungjawabnya dengan baik manakala tidak mempunyai fungsi filter dalam nilai
pada dirinya ketika perawat membantu klien membuat banyak keputusan yang
penting dan memberikan rasa percaya diri pada perawat. Namun harus diingat bahwa
nilai tidak menentukan harga diri seseorang atau tidak seharusnya menjadi penentu
bagaimana klien diperlakukan dalam hubungan profesionalnya.

Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing” melaksanakan


suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai esensial dalam praktek
keperawatan profesional. Perkumpulan ini mengidentifikasikan 7 nilai-nilai esensial
dalam kehidupan profesional, yaitu:
1) Aesthetics (keindahan): Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian,
seseorang memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi,
sensitifitas dan kepedulian.
2) Altruism (mengutamakan orang lain): Kesediaan memperhatikan
kesejahteraan orang lain termasuk keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan,
kedermawanan atau kemurahan hati serta ketekunan.
3) Equality (kesetaraan): Memiliki hak atau status yang sama termasuk
penerimaan dengan sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi.
4) Freedom (Kebebasan): memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk
percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.

74
5) Human dignity (Martabat manusia): Berhubungan dengan penghargaan yang
lekat terhadap martabat manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan,
kebaikan, pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
6) Justice (Keadilan): Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal
termasuk objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7) Truth (Kebenaran): Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas,
kejujuran, keunikan dan reflektifitas yang rasional.

B. Pengertian Etik

Etik atau etika adalah kode prilaku yang memperlihatkan perbuatan yang
baikbagikelompok tertentu. Etika juga merupakan peraturan dan prinsip
bagiperbuatanyang benar. Etika berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak
baikdandengan kewajiban moral. Etika berhubungan dengan peraturan untuk
perbuatanatau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah, serta prinsip
moralitaskarena etika mempunyai tanggung jawab moral, menyimpang dari kode etik
berarti tidak memiliki prilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik. Etika
dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standard dan prinsip-prinsip yang
menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi
hakhak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan
yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek
profesional.

Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David
(1978) berarti ”kebiasaaan”, ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak
diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi perilaku. Definisi etik
atau etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang
dilakukan seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawab moral.

Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari
prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek profesional, seperti:

a.Otonomi (Autonomy)

75
Dalam bekerja perawat harus memilik prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri.
Perawat harus kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan
memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai dan tidak dipengaruhi
atau intervensi profesi lain. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Setiap kali perawat
bertindak atau bekerja senantiasi didasari prinsip berbuat baik kepada klien.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan harus ditumbuh kembangan dan dibutuhkan dalam diri perawat,
perawat bersikap yang sama dan adil terhadap orang lain dan menjunjung prinsip-
prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam memberikan
asuhan keperawatan ketika perawat bekerja untuk yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
keperawatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip tidak merugikan harus di pegang oleh setiap perawat, prinsip ini berarti tidak
menimbulkan bahaya, cedera atau kerugian baik fisik maupun psikologis pada klien
akibat praktik asuhan keperawatan yang diberikan kepada individu maupun
kelompok.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran,perawat harus menerpkan prinsi nilai
ini setiap memberikan pelayanan keperawatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Kebenaran
merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan oleh setiap perawat untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang
perawat untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.

76
g. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi .klien.Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat
memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti
persetujuan.

h. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional
dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

C. Pengertian Norma

Norma adalah suatu tolok ukur untuk menilai sesuatu. Norma terbagi menjadi dua:
a. Norma umum, menyangkut tingkah laku manusia sebagai keseluruhan.
Norma umum terbagi menjadi tiga :
 Norma kesopanan atau etiket, hanya menjadi tolok ukur untuk menentukan
apakah yang kita lakukan itu sopan atau tidak.
 Norma hukum.
 Norma moral, norma moral bisa bersifat positif atau negatif. Positif tampak
sebagai perintah yang harus dilakukan, sedangkan negatif tampak sebagai sebuah
larangan untuk melakukan sesuatu.
b. Norma khusus, menyangkut aspek tertentu dari apa yang dilakykan oleh manusia.
Contohnya norma bahasa.

D. CONTOH NILAI, ETIK, DAN NORMA

1. Contoh Nilai

 Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional harus menunjukkan nilai-nilai


tanggung jawab secara moral dalam menangani pasiennya.
 Perawat harus melindungi pasien dalm hal privasi seorag pasien.
 Perawat hendaknya menghargai martabat seorang pasien dan keluarganya tanpa
adanya prasangka buruk.

77
 Perawat harus menerapkan nilai kedisiplinan pada dirinya baik saat bertugas
maupun tidak bertugas.
 Dalam melaksanakan tugasnya, perawat harus menerapkan nlai kejujuran demi
kesejahteraan seorang pasien dan perawat itu sendiri.

2. Contoh Etika

 Tindakan keperawatan yang dilakukan seorang perawat baik diluar maupun di dalam
ruang VIP harus sama dan sesuai SAK (Standar Asuhan Keperawatan)
 Bila perawat sudah berjanji untuk memberikan suatu tindakan, maka tidak boleh
mengingkari janji tersebut.
 Tindakan pemasangan infus harus dilakukan sesuai dengan SOP (Standar Oprasional
Prosedur) yang berlaku dimana klien dirawat.
 Setiap perawat harus dapat merawat dan memperlakukan klien dengan baik dan benar.
 Ketika pasien mempunyai diagnosa yang parah seperti gangguan kejiwaan misalnya,
perawat tidak boleh menceritakan diagnosa tersebut kepada orang lain bahkan ke
perawat lain sekalipun tanpa seizin pasien.

3. Contoh Norma

 Menghormati setiap pasien


 Berprilaku sopan santun kepada setiap pasien maupun keluarga pasien.
 Bertutur kata dengan perkataan lemah lembut dan sopan yang tidak menyakitkan hati
dan tidak menyela pembicaraan orang lain.
 Berlaku adil kepada setiap pasien tanpa membedakan yang kaya maupun yang kurang
mampu.
 Menyamaikan informasi dengan jujur tanpa ada yg di tutupi.

1. Masalah Etik Dan Issue Etik Dalam Praktik Keperawatan

Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak
terjadi di masa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, hari kematian ataupun
tentang krisis

78
5. Masalah Issue Etik dalam Keperawatan

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat
maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu
yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral
sering digunakan secara bergantian.

Etika dan moral merupakan sumber dalam merumuskan standar dan prinsip-prinsip
yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta membuat keputusan untuk melindungi
hakhak manusia. Etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga keperawatan
yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar praktek
profesional.

Dilema etik muncul ketika ketaatan terhadap prinsip menimbulkan penyebab konflik
dalam bertindak. Contoh: Orang tua klien yang memerlukan biaya yang cukup besar
untuk pengobatan medis anaknya dinyatakan menderita penyakit yang harus segera
diobati, disatu sisi ia juga harus memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain. Di
sini terlihat adanya kebutuhan untuk tetap menghargai otonomi si ibu akan pilihan
pengobatan anaknya yang sakit, tetapi di lain pihak beberapa anggota keluarga butuh
biayanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini tentu menimbulkan konflik
etik, moral dan nilai, karena tidak ada satu metoda yang dapat menetapkan prinsip-
prinsip mana yang lebih penting, bila terjadi konflik diantara kedua prinsip yang
berlawanan. Hal ini dapat mengurangi perhatian perawat terhadap sesuatu yang
penting dalam etika.

6. Issue Etik Dalam Keperawatan


Profesi keperawatan mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk memberikan
pelayanan yang dibutuhkan. Konsekuensi dari hal tersebut tentunya setiap keputusan
dari tindakan keperawatan harus mampu dipertanggungjawabkan dan
dipertanggunggugatkan dan setiap penganbilan keputusan tentunya tidak hanya
berdasarkan pada pertimbangan ilmiah semata tetapi juga dengan mempertimbangkan
etika.

Kemajuan ilmu dan teknologi terutama di bidang biologi dan kedokteran telah
menimbulkan berbagai permasalahan atau dilema etika kesehatan yang sebagian besar

79
belum teratasi. Issue bioetik keperawatan mencakup banyak hal, sesuai dengan
kewenangan perawat, sesuai dengan bidang kerjanya, diantaranya keperawatan anak,
gerontik, bedah, maternitas, komunitas, dan keluarga.

Masalah bioetik semakin berkembang dengan munculnya berbagai sistem pelayanan


kesehatan baru, seperti nursing care (perawat rumah), telenursing (perawatan jarak
jauh). Contoh kasus Issue Bioetik keperawatan:

1. Keperawatan maternitas, masalah: aborsi, Kehamilan remaja, penanganan bayi


berisiko tinggi.
2. Keperawatan gerontology masalah: penganiayaan lanjut usia, euthanasia,
penanganan pasien HIV/AIDS.

7. Legal Etik Dalam Praktik Keperawatan

Praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat profesional melalui kerja sama
bersifat kolaboratif dengan pasien atau klien dan tenaga kesehatan lainnya. Seorang
perawat profesional dalam bekerja memberikan praktik asuhan keperawatan harus
sesuai dengan standar keperawatan dan peraturan perundang-undangan atau hukum,
dengan kata lain bahwa praktik asuhan keperawatan tersebut harus bersifat legal.

8. Pengertian legal dan Issue Legal dalam Praktik Keperawatan


Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang (Kamus
Besar Bahasa Indonesia). Aspek legal yang sering pula disebut dasar hukum praktik
keperawatan mengacu pada hukum nasional yang berlaku di suatu negara. Hukum
bermaksud melindungi hak publik, misalnya undang-undang keperawatan bermaksud
melindungi hak publik dan kemudian melindungi hak perawatan.

Issue legal dalam praktik keperawatan adalah suatu peristiwa atau kejadian yang
dapat di perkirakan terjadi atau tidak terjadi di masa mendatang dan sah, sesuai
dengan UndangUndang/Hukum mengenai tindakan mandiri perawat profesional
melalui kerjasama dengan klien baik individu, keluarga atau komunitas dan
berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya, baik
tanggung jawab medis/kesehatan maupun tanggung jawab hukum.

80
9. Tipe Tindakan Legal
Terdapat dua macam tindakan legal: tindakan sipil/pribadi, dan tindakan kriminal.

a. Tindakan sipil berkaitan dengan isu antara individu-individu. Contohnya:


seorang pria dapat mengajukan tuntutan terhadap seseorang yang diyakininya telah
menipunya.
b. Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan
masyarakat secara keseluruhan. Contohnya: jika seorang pria menembak seseorang,
masyarakat akan membawanya ke persidangan.

10. Proses Legalisasi Praktik Keperawatan


a. Definisi Legislasi

Legislasi keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau


penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat
dalam praktik keperawatan (Sand, Robbles 1981). Legislasi praktek keperawatan
merupakan ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seorang perawat
dalam melakukan praktek keperawatan. Legislasi praktek keperawatan di Indonesia
diatur melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang registrasi dan praktek
perawat.

Legislasi (Registrasi dan Praktek Keperawatan) Keputusan Menteri Kesehatan


No.1239/Menkes/XI/2001, Latar belakang Perawat sebagai tenaga profesional
bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara
mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan
kewenangannya. Untuk itu perlu ketetapan yang mengatur tentang hak dan
kewajiban seseorang untuk terkait dengan pekerjaan/profesi.

b. Tujuan Legislasi Keperawatan

Tujuan utama Legislasi adalah untuk melindungi masyarakat serta melindungi


perawat. Tujuan yang lainnya adalah:

1) Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan


2) Melidungi masyarakat atas tindakan yang dilakukan
3) Menetapkan standar pelayanan keperawatan
4) Menapis IPTEK keperawatan
5) Menilai boleh tidaknya praktik

81
6) Menilai kesalahan dan kelalaian

c. Prinsip Dasar Legislasi untuk Praktik Keperawatan


1) Harus jelas membedakan tiap kategori tenaga keperawatan.
2) Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab atas sistem keperawatan.
3) Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan pendidikan dan ujian sesuai
ketetapan.
4) Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan perawat.

d. Fungsi Legislasi Keperawatan


 Memberi perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan keperawatan
yang diberikan.
 Memelihara kualitas layanan keperawatan yang diberikan.
 Memberi kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan.
 Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.
 Memotivasi pengembangan profesi.
 Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan

11. Tahapan Legislasi Keperawatan


a. Surat Izin Perawat (SIP)
Surat ini diberikan oleh Departemen Kesehatan kepada perawat setelah lulus dari
pendidikan keperawatan sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan untuk
menjalankan praktek keperawatan.
b. Registrasi SIP
Registrasi SIP adalah suatu proses dimana perawat harus (wajib) mendaftarkan diri
pada kantor wilayah Departemen Kesehatan Propinsi untuk mendapat Surat Izin
Perawat (SIP) sebagai persyaratan menjalankan pekerjaan keperawatan dan
memperoleh nomor registrasi. Sasarannya adalah semua perawat. Sedangkan yang
berwenang mengeluarkannya adalah Kepala Dinas Kesehatan Propinsi dimana
institusi perawat itu berasal. Bagi perawat yang sudah bekerja sebelum ditetapkan
keputusan ini memperolah SIP dari pejabat kantor kesehatan kabupaten/kota di
wilayah tempat kerja perawat yang bersangkutan.

82
c. Jenis dan waktu registrasi:
 Registrasi awal dilakukan setelah yang bersangkutan lulus pendidikan keperawatan
selambat-lambatnya 2 tahun sejak peraturan ini dikeluarkan.
 Registrasi ulang dilakukan setelah 5 tahun sejak tanggal registrasi sebelumnya,
diajukan 6 bulan berakhir berlakunya SIP.

d. Surat Izin Kerja (SIK)


Surat ini merupakan bukti yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktek
keperawatan di sarana pelayanan kesehatan. SIK hanya berlaku pada satu tempat
sarana pelayanan kesehatan. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIK adalah kantor
dinas kabupaten/kota dimana yang bersangkutan akan melaksanakan praktek
keperawatan.
e.Surat Izin Praktek Perawat (SIPP)
Surat ini merupakan bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan
praktek keperawatan secara perorangan atau kelompok.SIPP hanya berlaku untuk satu
tempat praktek perorangan atau kelompok dimana yang bersangkutan mendapat izin
untuk melakukan praktek perawat. Pejabat yang berwenang menerbitkan SIPP adalah
kantor dinas kabupaten/kota dimana yang bersangkutan akan melaksanakan praktek
keperawatan.

12. Pemberian Lisensi


Pemberian lisensi adalah pemberian izin kepada seseorang yang memenuhi
persyaratan oleh badan pemerintah yang berwenang, sebelum ia diperkenankan
melakukan pekerjaan dan prakteknya yang telah ditetapkan. Tujuan lisensi ini:

 Membatasi pemberian kewenangan melaksanakan praktik keperawatan hanya


bagi yang kompeten.
 Meyakinkan masyarakat bahwa yang melakukan praktek mempunyai
kompetensi yang diperlukan.

13. Registrasi

Registrasi merupakan pencantuman nama seseorang dan informasi lain pada badan
resmi baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Perawat yang telah terdaftar
diizinkan memakai sebutan registered nurse. Untuk dapat terdaftar, perawat harus

83
telah menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus ujian dari badan pendaftaran
dengan nilai yang diterima. Izin praktik maupun registrasi harus diperbaharui setiap
satu atau dua tahun. Dalam masa transisi profesional keperawatan di Indonesia, sistem
pemberian izin praktik dan registrasi sudah saatnya segera diwujudkan untuk semua
perawat baik bagi lulusan SPK, akademi, sarjana keperawatan maupun program
master keperawatan dengan lingkup praktik sesuai dengan kompetensi masing-
masing.

14. Sertifikasi

Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang perawat telah memenuhi


standar minimal kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu seperti kesehatan
ibu dan anak, pediatric, kesehatan mental, gerontology dan kesehatan sekolah.
Sertifikasi telah diterapkan di Amerika Serikat. Di Indonesia sertifikasi belum diatur,
namun demikian tidak menutup kemungkinan di masa mendatang hal ini
dilaksanakan. Tujuan sertifikasi:

 Menyatakan pengetahuan, keterampilan dan perilaku perawat sesuai dengan


pendidikan tambahan yang diikutinya.
 Menetapkan klasifikasi, tingkat dan lingkup praktek perawat sesuai
pendidikan.
 Memenuhi persyaratan registrasi sesuai dengan area praktek keperawatan.

15. Akreditasi

Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan pemberian status akreditasi


kepada institusi, program atau pelayanan yang dilakukan oleh organisasi atau badan
pemerintah tertentu. Hal-hal yang diukur meliputi struktur, proses dan kriteria hasil.
Pendidikan keperawatan pada waktu tertentu dilakukan penilaian/pengukuran untuk
pendidikan DIII keperawatan dan sekolah perawat kesehatan dikoordinator oleh
Pusat Diknakes sedangkan untuk jenjang S 1 oleh Dikti. Pengukuran rumah sakit
dilakukan dengan suatu sistem akrteditasi rumah sakit yang sampai saat ini terus
dikembangkan.

84
4. DAFTAR PUSTAKA

Budiono.2016.Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta Selatan: Pusdik SDM


Kesehatan.Hidayat, A. Aziz, A. 2004.Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta:
EGC. Julia B. George, RN, PhD (editor).1995.Nursing Theories, The Base for
Profesional Nursing Practice 4 th.Appleton and Lange Norwalk: Connecticut.

5. RINGKASAN

Nilai adalah keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku,
kebiasaan atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah laku,
(Rokeach, 1973). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi 3 tahun 2003,
definisi dari nilai antara lain: a) Sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan atau sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai hakekatnya. b) Nilai
adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian oleh seseorang
sesuai dgn tuntutan hati nurani (pengertian secara umum). c) Nilai adalah seperangkat
keyakinan dan sikap pribadi seseorang ttng kebenaran, keindahan, dan penghargaan
dari suatu pemikiran, objek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan
pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang. d) Nilai adalah keyakinan
seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran, keinginan mengenai ide-ide,
objek atau perilaku khusus.

Fungsi nilai adalah berfungsi sebagai filter untuk berbagai pengalaman yang
berkaiatan dengan hubungan sesama manusia atau hubungan antara perawat dengan
kliennya dalam kehidupan sehari-hari. Klasifikasi nilai dapat dibagi menjadi dua
kategori yaitu nilai-nilai nurani dan nilai-nilai memberi. Essensi nilai dalam praktek
keperawatan profesional dapat di identifikasi menjadi 7 nilai-nilai esensial dalam
kehidupan profesional, yaitu: Aesthetics (keindahan), Altruism (mengutamakan orang
lain), Equality (kesetaraan), Freedom (Kebebasan), Human dignity (Martabat
manusia), Justice (Keadilan), Truth (Kebenaran).

Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David
(1978) berarti ”kebiasaaan”. ”Model perilaku” atau standar yang diharapkan dan
kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak
diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. Definisi etik atau
etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku

85
seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawaban moral.

Prinsip-Prinsip Etik dalam Keperawatan seperti: Otonomi (Autonomy), berbuat baik


(Beneficience), Keadilan (Justice), Tidak merugikan (Nonmaleficience), Kejujuran
(Veracity, Menepati janji (Fidelity), Karahasiaan (Confidentiality), Akuntabilitas
(Accountability).

Isu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak
terjadi dimasa mendatang, yang menyangkut ekonomi, moneter, sosial, politik,
hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari kiamat, hari kematian ataupun
tentang krisis. Issue etik yang sering muncul dalam keperawatan seperti: a)
Keperawatan maternitas, masalah: aborsi, kehamilan remaja, penanganan bayi
berisiko tinggi. b) Keperawatan gerontology masalah: penganiayaan lanjut usia,
euthanasia, penanganan pasien HIV/AIDS.

Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang. Aspek
legal yang sering pula disebut dasar hukum praktik keperawatan mengacu pada
hukum nasional yang berlaku di suatu negara. Legislasi Keperawatan adalah proses
pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada
yang mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan (Sand, Robbles1981).
Legislasi praktek keperawatan merupakan ketetapan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban seorang perawat dalam melakukan praktek keperawatan.

6. TES
1. Keyakinan personal mengenai harga atas suatu ide, tingkah laku, kebiasaan
atau objek yang menyusun suatu standar yang mempengaruhi tingkah laku,
merupakan definisi dari ….

a. Nilai
b. Etika
c. Moral
d. Norma
e. Kode etik

86
2. Berfungsi sebagai filter untuk berbagai pengalaman yang berkaiatan dengan
hubungan sesama manusia atau hubungan antara perawat dengan kliennya dalam
kehidupan sehari-hari, merupakan fungsi dari ….

a. Moral
b. Nilai
c. Norma
d. Etika
e. Kode etik

3. Essensi nilai dalam praktek keperawatan professional yang berarti


mengutamakan orang laian adalah ….

a. Aesthetics
b. Equality
c. Altruism
d. Freedom
e. Justice

4. Peraturan yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perlaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan seseorang dan
merupakan definisi dari ….

a. Moral
b. Nilai
c. Norma
d. Etika
e. Kode etik

5. Prinsip- prinsip etik dalam keperawatan yang berarti “tidak merugikan orang
lain” adalah ….

a. Beneficience
b. Nonmaleficience
c. Justice

87
d. Fidelity
e. Autonomy

6. Prinsip- prinsip etik dalam keperawatan yang berarti “ berbuat baik “ adalah...

a. Beneficience
b. Nonmaleficience
c. Justice
d. Fidelity
e. Veracity

7. Suatu peristiwa atau kejadian yang dapat di perkirakan terjadi atau tidak
terjadi di masa mendatang, seperti: kesakitan, kematian ataupun, krisis yang terjadi
dalam praktik keperawatan merupakan definisi dari ….

a. Issue
b. Perkiraan
c. Ramalan
d. Dugaan
e. Gugatan

8. Issue etik yang sering muncul dalam keperawatan gerontology adalah ….

a. Aborsi
b. Kehamilan remaja
c. Euthanasia
d. Penanganan bayi berisiko tinggi
e. Kebohongan

9. Proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan perangkat hukum


yang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan,
disebut...

a. Illegal
b. Legislasi
c. Legal

88
d. Registrasi
e. Lisensi

89
10. Surat yang menjadi bukti yang diberikan kepada perawat untuk melakukan praktek
keperawatan di sarana pelayanan kesehatan disebut….
a. Sipp
b. Surat Registrasi
a. Registrasi Sip
b. Sip
c. Sik

7. GLOSARIUM

Kesehatan: keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial, dan ekonomis.

Klien: seseorang yang menggunakan layanan dari seorang atau sebuah organisasi
profesional.

Komunitas: sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi


lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama.

8. KUNCI JAWABAN

1. A
2. B
3. C
4. D
5. B
6. A
7. A
8. C
9. B
10. E

90
BAB VIII

HUKUM DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN

Undang-undang praktik keperawatan sudah lama menjadi bahan diskusi para perawat.
PPNI pada kongres Nasional keduanya di Surabaya tahun 1980 mulai
merekomendasikan perlunya bahan-bahan perundang-undangan untuk perlindungan
hukum bagi tenaga keperawatan. Tidak adanya undang-undang perlindungan bagi
perawat menyebabkan perawat secara penuh belum dapat bertanggung jawab terhadap
pelayanan yang mereka lakukan. Tumpang tindih antara tugas dokter dan perawat masih
sering terjadi dan beberapa perawat lulusan pendidikan tinggi merasa frustasi karena
tidak adanya kejelasan tentang peran, fungsi dan kewenangannya. Hal ini juga
menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan ketrampilannya, tanpa
memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.

Salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
adalah tenaga profesi perawat. Perawat merupakan tenaga profesional yang memiliki
body of knowledge yang khusus dan spesifik dan dalam menjalankan praktik profesinya
memiliki tanggung jawab dan tanggung gugat, sehingga perawat juga sangat terikat oleh
atauran-aturan hukum yang mengatur praktik tenaga kesehatan.

Dari sebab itu, pada kesempatan kali ini kami akan menulis tentang “Hukum dalam
Praktik Keperawatan” dengan ringkas dan mudah di pahami.

2. TUJUAN UMUM

Mahasiswa mampu menerapkan hukum dalam praktik keperawatan.

TUJUAN KHUSUS

1. Untuk mengetahui alasan Mengapa perawat perlu mempelajari hukum dalam praktik
keperawatan.
2. Untuk mengetahui contoh-contoh yang termasuk pelanggaran dalam praktik
keperawatan.
3. Untuk mengetahui pentingnya undang-undang dalam praktik keperawatan.

91
3. MATERI
A. Pentingnya Perawat untuk Mempelajari Hukum dalam Praktik
Keperawatan

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa perawat memang perlu untuk mempelajari tentang
hukum dalam praktik keperawatan. Berikut ini adalah alasan mengapa perawat perlu
mempelajari hukum dalam praktik keperawatan.

1. Hukum memberikan kerangka untuk menetukan tindakan keperawatan mana yang


sesuai dengan hukum.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain.
3. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatn mandiri.
4. Membantu dalam mempertahankan standar praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
Dengan mempelajari Hukum dalam Praktik Keperawatan dapat melaksanakan standar
pelayanan keperawatan yang apabila terjadi kesalahan dapat dimintai pertanggung
jawabannya. Karena itulah, adanya hak dan kewajiban perawat memiliki hubungan
dengan masyarakat dan dilindungi oleh hukum, dan perawat wajib untuk menaati
hubungan tersebut. Keinginan untuk menaati hubungan tersebut disebut tanggung
jawab hukum (Legal liability). Tanggung jawab hukum dimaksudkan sebagai patuh
terhadap ketentuan-ketentuan hukum. Perawat dalam memberi pelayanan memiliki
peluang untuk melakukan kesalahan atau kelalaian yang dapat menimbulkan tuntutan
kepada perawat tersebut agar bertanggung jawab oleh klien ataupun keluarganya.
Ketika perawat dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik, maka perawat dapat
memperoleh haknya sebagaimana yang dijelaskan dalam Pasal 36 Undang-Undang
No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan yang mengemukakan bahwa "Perawat berhak
memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan kewajibannya sesuai
dengan standar pelayanan keperawatan, mendapatkan informasi yang benar, lengkap
dan jujur dari pasien atau keluarganya mengenai kondisi atau penyakit pasien, agar
perawat tidak melakukan kesalahan/kelalaian dalam menentukan diagnosa penyakit
pasien dan tidak salah menentukan obat yang akan diberikan padanaya, menolak
keinginan pasien yang tidak sesuai dengan standar pelayanan keperawatan serta
perawat berhak mendapatkan imbalan jasa dari pelayanan yang diberikan oleh pasien
dan memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar". Dengan demikian seorang
perawat perlu mempelajari Hukum Praktik dalam Keperawatan, dan pada hakikatnya

92
hukum adalah seluruh aturan dan undang-undang yang mengatur sekelompok
masyarakat, hukum dibuat oleh masyarakat dan untuk mengatur semua anggota
masyarakat.

B. Contoh-contoh yang termasuk pelanggaran dalam praktik keperawatan

Dalam praktik keperawatan, pelanggaran hukum masih saja sering terjadi. Berikut ini
adalah contoh-contoh dari pelanggaran hukum dalam praktik keperawatan.

1. Pelanggaran privasi
Contoh: Menyebar gosip atau memberi inxc formasi klien kepada orang lain atau
orang yang tidak berhak menerima informasi tersebut.
2. Pelanggaran dan penghinaan
Contoh: Menuduh orang secara keliru (menuduh orang melakukan kesalahan tanpa
bukti yang nyata).
3. Gagal melaksanakan perintah keperawatan
Contoh: Tidak tepat memberikan obat atau melaporkan tanda dan gejala tidak
sesuai dengan kenyataan atau tidak sesuai dengan apa yang dikaji.
4. Kecerobohan
Contoh: Tidak menjawab atau merespon penggilan kien sehingga klien melakukan
tindakan sendiri dan terjadi cidera.
5. Ancaman atau pemukulan
Contoh: melakukan tindakan operasi tanpa persetujuan dari pihak keluarga klien.

C. Pentingnya Undang-undang dalam Praktik Keperawatan

Dalam dunia pelayanan kesehatan di Indonesia, banyak profesi yang berkontribusi di


dalamnya, di mana tujuan akhir yang ingin dicapai adalah Indonesia sehat 2025. Semua
profesi tadi bekerja bersama-sama sesuai dengan keahlian dan kewenangan masing-
masing, termasuk di dalamnya adalah profesi perawat. Perawat memiliki kontribusi
yang cukup besar dalam pemberian jasa pelayanan kesehatan, karena perawat memiliki
waktu yang cukup panjang dalam berinteraksi dengan pasien (selama 24 jam) dan
menempati urutan pertama dari segi jumlah tenaga dalam suatu institusi pelayanan
kesehatan. Sudah sewajarnya jika profesi perawat menginginkan sebagai profesi yang
harus diperhatikan keberadaannya dan diperhitungkan jasa yang sudah mereka lakukan

93
kepada masyarakat, salah satunya adalah dengan dibentuknya profesional act atau
undang-undang keperawatan.
Serta tugas dan wewenang perawat yang diamanatkan di dalam undang-undang
keperawatan terkait tugas melakukan tindakan medis dan pengobatan dalam keadaan
darurat yang karena tidak adanya dokter dan apoteker, akan tetapi kemampuan perawat
yang tidak didukung dalam kompetensi yang ada di dalam kurikulum pendidikan
keperawatan akan menyebabkan tingginya resiko yang untuk terjadinya mal praktik
dalam menjalankan tugas dan wewenang tindakam medis dari pengobatan tersebut.
Bisa disimpulkan mengapa UU Keperawatan perlu diperjuangkan dan betapa
pentingnya UU Keperawatan bagi bangsa Indonesia. Selain itu dilihat dari sisi harkat
dan martabat bangsa dalam kancah pergaulan internasional, UU Keperawatan ini sangat
penting karena dilihat dari wilayah Asia Tenggara saja hanya lima negara yang tidak
memiliki UU Keperawatan. Negara tersebut adalah Indonesia, Timor Leste, Laos,
Kamboja dan Vietnam. Bisa diartikan bahwa Negara RI yang sudah merdeka lebih dari
65 tahun, tapi pada kenyataannya tidak lebih maju daripada negara-negara yang baru
merdeka tersebut.

4. DAFTAR PUSTAKA

Aprina dan Titi Astuti dan Rohayati. 2019. Konsep Dasar Keperawatan. Bandar
Lampung.
Rahmaniarjasan.blogspot.com/2017/02/makalah-perlindungan-hukum-dalam.html.

5. RINGKASAN
Perawat perlu mengetahui dengan jelas mengenai hukum dalam praktik keperawatan.
Sehingga dalam praktik keperawatan tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang akan
merugikan pihak lain.
Undang-undang yang berlaku juga sangat penting untuk melindungi perawat dalam
melakukan praktik keperawatan. .

94
6. TES
1. Kewenangan Praktek Keperawatan diatur dalam ….
A. UU kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 34 ayat 2 dan 3
B. UU kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3
C. UU kesehatan RI No.25 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3
D. UU kesehatan RI No.26 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3
E. UU kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 33 ayat 2 dan 3

2. UU RI tentang kesehatan diatur dalam?


A. UU RI NO 23 tahun 1993
B. UU RI NO 23 tahun 1994
C. UU RI NO 23 tahun 1992
D. UU RI NO 23 tahun 1997
E. UU RI NO 23 tahun 1998

3. Untuk dapat Melakukan praktik keperawatan mandiri, harus mempunyai?


A. SIP saja
B. SIK saja
C. SIPP + SIP
D. SIP + SIPP
E. SIP +SIK + SIPP

4. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa Undang-Undang Praktik


Keperawatan dibutuhkan, kecuali ….
A. Alasan filosofi
B. Alasan yuridis
C. Alasan konstitusional
D. Alasan sosiologis
E. Alasan keadilan dan pemerataan

95
5. Berikut ini adalah fungsi hukum dalam praktik keperawatan, kecuali ….
A. Untuk menunjukan suatu keterampilan intelektual yakni suatu keterampilan
untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.
B. Hukum memberi kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang
sesuai dengan hukum.
C. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi yang lain.
D. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri.
E. Membantu dalam mempertahankan standar praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.

6. Standar praktek keperawatan adalah ….


A. Suatu pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan untuk pasien
B. Standar untuk menentukan pengobatan pasien
C. Standar untuk mecapai paraktik keperawatan yang menguntungkan
D. Standar praktik yang dibuat berdasarkan kolaborasi dengan tim medis
E. Alat ukur kualitas pelayanan praktik di rumah sakit

7. Berikut ini yang merupakan contoh dari kecerobohan dan praktik sesat dalam
masalah hukum dalam praktik keperawatan adalah ….
A. Menyebar gosip atau member informasi klien keada orang yang tidak berhak
memperoleh informasi itu.
B. Memberi data yang keliru guna mendapat lisensi keperawatan.
C. Tidak mebjawab tanda panggilan klien yang dirawat sehingga klien mencoba
mengatasinya sendiri dan terjadi cidera.
D. Menghilangkan barang titipan klien atau merugikan nama baik klien.
E. Memberi perawatan tanpa memerhatikan kerahasiaan klien, yaitu klien
dilihat/didengar orang lain sehingga klien merasa malu.

8. berikut ini yang bukan merupakan jenis-jenis tanggung gugat adalah ….


A. Liability in Tort

96
B. Contractual Liability
C. Vicarious Liability
D. Strict Liability
E. Contractual Tort

9. Apa yang dimaksud dengan SIK?


A. Bukti tertulis pemberian kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan
diseluruh wilayah indonesia oleh departemen kesehatan
B. Bukti tertulis yang diberikan perawat untuk melakukan praktek keperawatan
disarana pelayanan kesehatan
C. Bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik perawat
perorangan atau bekelompok
D. Bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik medis
perorangan atau bekelompok
E. Bukti tertulis yang diberikan kepada perawat untuk menjalankan praktik
pengobatan perorangan atau bekelompok

10. Berikut ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya malpraktik,
kecuali ….
A. Kompetensi tenaga kesehatan
B. Sistem administrasi
C. Usia pasien
D. Waktu pelayanan
E. Keadaan pasien

7. GLOSARIUM

Putusan condemnatoir yakni putusan yang bersifat menghukum pihak yang


dikalahkan untuk memenuhi prestasi (kewajibannya). Contoh: salah satu pihak
dihukum untuk membayar kerugian, pihak yang kalah dihukum untuk
membayar biaya perkara
  putusan declaratoir yakni putusan yang amarnya menciptakan suatu keadaan
yang sah menurut hukum. Putusan ini hanya bersifat menerangkan dan

97
menegaskan suatu keadaan hukum semata-mata. Contoh: putusan yang
menyatakan bahwa penggugat sebagai pemilik yang sah atas tanah sengketa

8. KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. E
4. C
5. A
6. A
7. C
8. E
9. B
10. C

98
BAB IX
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

1. PENGERTIAN                           
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan. Melalui system ini, tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan
efektif, efisien dan tepat sasaran. Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung
dengan komponen yang masuk dalam pelayanan kesehatan diantaranya dokter, ahli
gizi, fisioterapi, perawat dan lainlain. Pelayanan keperawatan merupakan bagian
penting dalam pelayanan kesehatan yang diharapkan memberikan pelayanan yang
berkualitas.                   

Di era modern ini, seiring perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan serta
teknologi, sistem  pelayanan kesehatan pun ikut berkembang sehingga menuntut para
tenaga kesehatan untuk menyesuaikan sistem pelayanan menjadi lebih baik. Namun
pada kenyataannya perilaku adaptasi untuk merespon perkembangan sistem pelayanan
yang lebih baik kebanyakan merupakan respon negatif.

Di rumah sakit atau instansi kesehatan lainnya seringkali ditemukan pelayanan


kesehatan yang tidak maksimal. Misalnya seperti ketidakadilan tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan, sikap yang kurang menyenangkan, pemberian asuhan
keperawatan yang tidak sesuai prosedur dan tidak profesional dalam memberikan
pelayanan kesehatan. Adanya keadaan seperti itu membuat klien merasa tidak puas,
sehingga muncul komplain dan ketidakpercayaan klien terhadap tenaga kerja dan
instansi kesehatan yang ada.

Kondisi seperti itu akan terjadi jika rumah sakit, instansi dan tenaga kerjanya kurang
memahami dan tidak menjalankan sistem pelayanan kesehatan dengan baik serta tidak
maksimal dalam memanfaatkan fasilitas yang ada dalam sistem pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu disusunlah makalah ini dengan harapan mampu memperbaiki dan
meningkatkan kinerja sistem pelayanan kesehatan yang ada.

99
2. TUJUAN UMUM
Mahasiswa mampu menerapkan sistem pelayanan kesehatan dalam kehidupan sehari-
hari
TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui dan memahami sistem pelayanan kesehatan sebagai aspek penting
dalam meningkatkan kualitas kesehatan.
2.  Mengetahui dan memahami komponen-komponen dalam sistem pelayanan
kesehatan dengan benar dan sesuai.
3. Menerapkan sistem pelayanan kesehatan dan semua komponen penyusunnya
sebagai upaya meningkatkan kualitas kesehatan

3. MATERI

1. Pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan

Berikut ini adalah pengertian Sistem Pelayanan Kesehatan menurut para ahli:

a. Dubois & Miley (2005 : 317) :

•      Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan interdisipliner,


komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis, treatmen, rehabilitasi,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada seluruh kelompok
umur dan dalam berbagai keadaan. 

•      Berbagai sistem pelayanan kesehatan meliputi: pelayanan kesehatan masyarakat,


rumah sakit-rumah sakit, klinik-klinik medikal, organisasi-organisasi pemeliharaan
kesehatan, lembaga kesehatan rumah, perawatan dalam rumah, klinik-klinik
kesehatan mental, dan pelayanan-pelayanan rehabilitasi.

•      Pekerja sosial bekerja dalam berbagai sistem pelayanan kesehatan.

b. Zastrow (1982 : 319 – 322)

sistem pelayanan kesehatan diorganisasi dalam komponen :

1)      Praktek dokter sendiri, kurang disupervisi, hanya bertanggungjawab kepada


pasien, relatif terisolasi.

100
2)      Setting pelayanan rawat jalan berkelompok, seperti balai-balai pengobatan atau
klinik-klinik khusus (seperti klinik ginjal, balai pengobatan gigi) atau yang
diselenggarakan di perguruan tinggi atau sekolah-sekolah, di pabrik-pabrik, di
perusahaan-perusahaan atau tempat-tempat kerja lain.

3)      Setting Rumah sakit 

4)      Perawatan dalam rumah

5)      Pelayanan kesehatan masyarakat yang diorganisir dalam  berbagai tingkatan:


lokal, regional, oleh pemerintah pusat atau nasional, dan internasional. 

3. Menurut Johntson, M. (1988: 7 - 18)

Sistem Pelayanan kesehatan terbagi ke dalam subsistem:

1) Yang menitik beratkan pada pelayanan kuratif

2) Yang menitik beratkan pada pelayanan promotif dan preventif

2. Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan

1 .Primary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama )

Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang


memiliki masalah ringan atau  masyarakat  sehat
yang mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera
sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah layanan kesehatan dasar.
Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan olehpuskesmas atau balai kesehatan 
masyarakat.

2.  Secondary Health Care ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua )

Bentuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat yang
membutuhkan perawatan dirumah sakit dan tersedia tenaga spesialis atau sejenisya.

3.  Tertiary Health Service ( Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)

Tingkat pelayanan kesehatan ini digunakan apabila tingkat


pertama dan kedua tidak lagi digunakan. Pelayanan ini membutuhkan tenaga-tenaga
yang ahli atau spesialis dan sebagai rujukan utama seperti rumah sakit A atau B.

101
3. Lembaga Pelayanan Kesehatan

1. Rawat Jalan

Lembaga pelayana kesehatan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan pada


tingkat pelaksanaan diagnosis dan pengobatan pada penyakit yang akut atau
mendadak dan kronis yang dimungkinkan tidak terjadi rawat inap.
Lembaga ini dapatdilaksanakan pada klinik-klinik kesehatan,
seperti klinik dokterspesialis, klinik perawatan spesialis dan lain-lain.

3. Institusi

Institusi merupakan lembaga pelayanan kesehatan yang fasilitasnya cukup dalam


memberikan berbagai tingkat pelayanan kesehatan, pusat rehabilitasi, dan lain-lain.

3. Hospice

Lembaga ini bertujuan memberikan pelayan kesehatan yang difokuskan kepada klien
yang sakit terminal agar lebih tenang dan dapat melewati masa-masa terminalnya
dengan tenang. Lembaga ini biasanya digunakan dalam home care.

4.Community Based Agency

Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada


klien dan keluarganya sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek
perawat keluarga dan lain-lain.

4.  Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pelayanan Kesehatan

1. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Baru

Mengingat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka akan diikuti
oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau juga sebagai dampaknya pelayanan
kesehatan jelas lebih mengikuti perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan
kesehatan untuk mengatasi masalah penyakit-penyakit yang sulit
penyembuhannya, maka digunakanlah alat seperti laser, terapi perubahan gen, dll.

102
Maka pelayanan kesehatan ini membutuhkan biaya yang cukup besar dan butuh
tenaga yang profesional di bidang tertentu.

2.    Pergeseran Nilai Masyarakat

 Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan tinggi, maka akan memiliki
kesadaran yang lebih dalam penngunaan atau pemanfaatan pelayanan kesehatan,
demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang akan
memiliki kesadaran yang rendah terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi
demikian akan sangat mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan.

3.    Aspek Legal Dan Etik

Dengan tingginya kesadarn masyarakat terhadap penggunaan atau pemanfaatan jasa


pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntunan hukum dan etik dalam
pelayanan kesehatan, sehingga pelaku memberi pelayanan kesehatan harus dituntut
untuk memberikan pelayanan kesehatan secra profesional dengan memperhatikan
norma dan etik yang ada dalam masyarakat.

5. Strategi Pelayanan Kesehatan

A.  Penggerak pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan

B.Memelihara, meningkatkan melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarakat


dan lingkungan

C.Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata  dan terjangkau

D.  Meningkatkan kemandirian masyatakat hidup sehat

6. Tujuan Pelayanan Kesehatan

1.  Promotif  (memelihara dan meningkatkan kesehatan)

2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap penyakit)


Terdiri dari :

a). Preventif primer

Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi, penyediaan nutrisi yang baik dan
kesegaran fisik.

103
b). Preventif sekunder
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi kecacatan dengan
cara mengindari akibat yang timbul dari perkembangan penyakit tersebut.

c). Preventif tersier

Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan rehabilitasi, pembuatan


diagnosa dan pengobatan.

3.  Kuratif (penyembuhan penyakit)

4.  Rehabilitasi (pemulihan)

Usaha pemulihan seseorang untuk mencapai fungsi normal atau mendekati normal


setelah mengalami sakit fisik atau mental,cedera atau penyalahgunaan.

7. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

1. Tersedia dan berkesinambungan Semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan


masyarakat tersulit ditemukan serta keberadaannya di masyarakat setiap kali
dibutuhkan.

2. Dapat diterima dan wajar Diartikan bahwa pwlayanan kesehatan tersebut tidak
bebrtentangan dengan keyakinan, kepercayaan masyarakat, pelayanan kesehatan yang
bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan dan kepercayaan
masyarakat bukan pelayanan kesehatan yang baik.

3. Mudah dicapai/accesible Ketercapaian yang dimaksudkan diutamakan dari sudut


lokasi. Dengan kata lain pelayanan kesehatan dan distribusi sarana kesehatan merata
di seluruh wilayah, tidak terkonsentrasi di perkotaan.

4. Mudah dijangkau/affortable Terutama dari sudut biaya, disesuaikan dengan


kemampuan ekonomi masyarakat.

5. bermutu/quality Mutu yang dimaksudkan adalah yang menunjukkan pada tingkat


kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, dapat memuaskan para
pemakai jasa pelayanan dan tata cara penyelenggaraannya disesuaikan kode etik serta
yang telah ditetapkan.

104
8. Masalah Pelayanan Kesehatan Saat Ini

Faktor yang paling berpengaruh terhadap masalah pelayanan kesehatan adalah


perkembangan ilmu dan tehnologi. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan tehnologi,
semakin tinggi pelayanan kesehatan yang diberikan. Hasil yang diraih juga semakin
baik dimana angka kesakitan, cacat dan kematian menurun serta meningkatkan umur
harapan hidup rata. Perubahaan ini juga mendatangkan masalah sebagai berikut :

1. Terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan/fragmented health services Berhubungan


dengan munculnya spesialis dan sub spesialis yang berdampak negatif dengan
timbulnya keselitan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan yang akan
menimbulkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan bila hal ini berkelanjutan.

accessibility  dimana semua fasilitas yang baik dan tenaga ahli-ahli masih terpusat di
kota-kota besar, sehingga belum terjangkau oleh masyarakat yang tinggal di daerah
terpencil.

capability  yaitu tenaga-tenaga dokter umum mungkin banyak, tetapi tidak dengan
dokter dokter spesialis
capacity dimana ketersediaan alat-alat medis dengan terobosan inovatif yang terbatas.
masalah affordability mengenai keterjangkauan biaya kesehatan.

9. Upaya penanggulangan masalah kesehatan

 Peningkatan Gizi : Hal ini dapat dilakukan dengan memberi makanan tambahan
yang bergizi terutama bagi anak-anak dapat dioptimalkan melalui pemberdayaan
posyandu dan kegiatan PKK. 
 Penambahan Fasilitas Kesehatan : Fasilitas kesehatan harus mampu menampung
dan menjangkau masyarakat didaerah-daerah tertinggal. Penambahan fasilitas
kesehatan ini meliputi rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, polindes
(pondok bersalin desa), posyandu. Penambahan fasilitas ini dimaksudkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, seperti imunisasi, KB,
pengobatan , dan lain-lain 
 Pelaksanaan Imunisasi : Berdasarkan prinsip pencegahan lebih baik dari
pengobatan, program imunisasi bertujuan melindungi tiap anak dari penyakit

105
umum. Hal tersebut dapat dilaksanakan melalui PIN (Pekan Imunisasi
Nasional). 
 Penyediaan Pelayanan Kesehatan Gratis : Pemerintah menyediakan pelayanan
gratis bagi penduduk miskin dalam bentuk Askeskin ( Asuransi Kesehatan
Masyarakat Miskin ) dan Kartu sehat yang dapat digunakan untuk memperoleh
layanan kesehatan secara murah, 
 Pengadaan Obat Generik : Pemerintah harusmengembangkan pengadaan obat
murah yang dapat dijangkau oleh masyarakat bawah. penyediaan obat murah ini
dapat beruba obat generik. 
 Penambahan jumlah tenaga medis : Agar pelayanan kesehatan dapat mencakup
seluruh lapisan masyarakat dan mencakup seluruh wilayah indonesia diperlukan
penambahan jumlah tenaga medis, seperti dokter, bidan, perawat. 
 Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola hidup
sehat. : Penyuluhan semacam ini juga bisa melibatkan lembaga-lembaga lain
diluar lembaga kesehatan, seperti sekolah, organiassi kemasyarakata, tokoh-
tokoh masyarakat

10. Tingkat Pelayanan Kesehatan

1.      Health Promotion (Promosi Kesehatan)

Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan


kesehatan. Contohnya seperti kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan,
dll.

2.      Specific Protection (Perlindungan Khusus)

Melindungi masyarakat dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contohnya


seperti  imunisasi, perlindungan keselamatan kerja.

3.      Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis


Dini Dan Pengobatan Segera)

Tingkat dimana sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Tingkat ini dilaksanakan
dalam  mencegah meluasnya penyakit. Contohnya seperti survei pencarian kasus baik
secara individu maupun masyarakat, pencegahan terhadap meluasnya kasus, dll.

4.      Disability Limitation (Pembatasan Cacat)

106
Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat tidak mengalami dampak
kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Contohnya seperti perawatan untuk
menghentikan penyakit, pemberian segala fasilitas untuk mengatasi kecacatan, dll.

5.      Rehabilitation (Rehabilitasi)

Dilaksanakan setelah pasien didiagnosa sembuh. Sering pada tahap ini dijumpai pada
fase pemulihan terhadap kecacatan. Sebagaimana program latihan-latihan yang
diberikan pada pasien, memberikan fasilitas agar pasien memiliki gairah hidup
kembali ke masyarakat, dll.

11.   Syarat Pelayanan Kesehatan

1.      Tersedia dan Berkesinambungan
Pelayanan kesehatan tersebutharus tersedia dimasyarakat sertabersifat berkesinambun
ganartinya semua pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan masyarakat tidak sulit ditemukan.

2.      Dapat Diterima dan Wajar

Artinya pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan


masyarakat.

3.      Mudah Dicapai
Dipandang sudut lokasi untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting

4.      Mudah Dijangkau

Dari sudut biaya untuk mewujudkan keadaan yang harus dapat diupayakan biaya
pelayanan kesehatan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

5.      Bermutu
Menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan dan dipihak lain tata
cara penyelenggaraanya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

4. DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat A. Aziz. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Penerbit


Salemba Medika. Jakarta.

107
http://www.nursingppni.blogspot.com/p/sistem-pelayanan.html diakses pada 3
November 2013 pukul 20.37

http://beequinn.wordpress.com/nursing/kdk-konsep-dasar-keperawatan/sistem-
pelayanan-kesehatan/diakses pada 3 November 2013 pukul 20.58

5. RINGKASAN          

Sistem pelayanan kesehatan merupakan suatu wadah atau usaha untuk meningkatkan
taraf kesehatan  yang ditujukan langsung kepada individu, keluarga,  kelompok
maupun masyarakat, dengan pelayanan integrasi maupun pelayanan menyeluruh yang
meliputi usaha promotif, preventif , kuratif dan rehabilitatif..

6. TES
1. Undang-Undang no.36/2009 tentang kesehatan menggantikan :
a. UU NO.22/1991
b. UU NO. 23/1992
c. UU NO.24/1993
d.  UU NO. 25/1994
e.  UU NO. 26/1995

2. Undang-Undang no.36/2009 tentang kesehatan berisi :


a. 23 Bab 205 Pasal
b. 22 Bab 205 Pasal
c. 23 Bab 206 Pasal
d. 23 Bab 207pasal
e. 23 Bab 208 Pasal

3. Setiap rakyat berhak atas pelayanan kesehatan :


a. UUD 1945 Pasal 28
b. UUD 1945 Pasal 29
c. UUD 1945 Pasal 26
d. UUD 1945 Pasal 27
e. UUD 1945 pasal 25

4. Bidang kesehatan yang termasuk dalam tujuan MDG’s, kecuali:

108
a. Angka kematian ibu
b. Angka kematian bayi
c. Penyakit hiv/aids
d. Akses terhadap air bersih
e. Pemberdayaan perempuan

5. Promotif, preventif,kuratif,dan rehabilitatif merupakan:


a. SDM Kesehatan
b. Upaya Kesehatan
c. Manajemen Dan Informasi
d. Pembiayaankesehatan
e. Semua benar

6. Yang bukan kawasan bebas merokok menurut UU kesehatan no.36/2009 :


a. Tempat pelayanankesehatan
b. Tempat pendidikan
c. Angkutan umum
d. Tempat kerja
e. Rumah

7. Kesehatan menurut UU no.36/2009 :


a. Keadaan sehat, baik secara fisk, dan mental yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
b. Keadaan sehat, baik secara fisk, mental,dan sosial yang memungkinkan setiap
orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
c.   Keadaan sehat, baik secara fisk, mental,spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
d. Keadaan sehat, baik secara fisk, mental,spiritual yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
e. setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

8. Keterkaitan sebuah masalah objektif denganberbagai bidang misalnya kesehatan,


kemiskinan,lingkungan,disebut :
a. Masalah Sederhan

109
b. Masalah Rumit
c. Masalah Agak Rumit
d.  Situasiproblematis
e.  Situasi Darurat
9. kegiatan dan usaha pengurusan dalam penyelenggaraan penyaluran dan
penyampaian kebutuhan logistic kepada unit unit kerja yang membutuhkan
merupakan pengertian dari
a. Manejemen keuangan
b. Distribusi sumber daya kesehatan
c. Distribusi logistic
d. Manejemen sumber daya kesehatan
e. Manejemen perlengkapan
10. Dibawah ini yang termasuk factor yang menpengaruhi pelayanan kesehatan
adalah
a. Budaya
b. Keselarasan
c. Sistem
d. Ekonomi
e. Banyaknya sumber daya manusia

7. GLOSARIUM

Sistem pelayanan kesehatan merupakan jaringan pelayanan interdisipliner,


komprehensif, dan kompleks, terdiri dari aktivitas diagnosis, treatmen, rehabilitasi,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan untuk masyarakat pada seluruh kelompok
umur dan dalam berbagai keadaan. 

capability yaitu tenaga-tenaga dokter umum mungkin banyak, tetapi tidak dengan


dokter dokter spesialis

Pelayanan: proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung.

Pendidikan: pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok


orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran,
pelatihan, atau penelitian.

110
Peran: suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau sekelompok
orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.

Perawat: suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan
komunitas dalam mencapai, memelihara, dan menyembuhkan kesehatan yang optimal
dan berfungsi.

Perawatan: suatu usaha yang dilakukan dengan maksud menjaga peralatan atau mesin
agar dapat berfungsi dengan baik.

Praktik: suatu tindakan yang domain utamanya adalah sikap, namun sikap belum
otomatis terwujud dalam suatu tindakan (behavior).

Profesi: pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu


pengetahuan khusus.

8. KUNCI JAWABAN

1. B
2. B
3. A
4. D
5. B
6. 3
7. C
8. B
9. C
10. D

111
BAB X

BERFIKIR KRITIS

1. PENGERTIAN

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah komponen dasar dalam pertanggunggugatan


profesi onal dan kualitas asuhan keperawatan

Freely mengidentifikasi bahwa berpikir kritis diperlukan guna mengembangkan


kemampuan analisa,kritis, dan ide advokasi.

Berpikir kritis merupakan komponen dasar dalam mempertanggungjawabkan profesi


dan kualitas perawatan, sehingga perawat sangat perlu untuk mempelajari materi
berpikir kritis.

2. TUJUAN UMUM

Mahasiswa mampu menerapkan berpikir kritis dalam keperawatan maupun


lingkungan sehari-hari

TUJUAN KHUSUS
1. Penerapan profesionalisme.
2. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan asuhan
keperawatan.

3. MATERI

1. Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik.
Diperlukan perawat, karena :
• Perawat setiap hari mengambil keputusan.
• Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
1. Menggunakan pengetahuan dari berbagai sumbjek dan lingkungannya

112
2. menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
3. penting membuat keputusan.

2. Komponen berpikir kritis dalam keperawatan

 Pengetahuan dasar yang spesifik


Pengetahuan ini bervariasi bergantung pada pengalaman pendidikan,termasuk
pendidikan dasar keperawatan,kursus pendidikan berkelanjutan dan kuliah tambahan.
Sebagai tambahan, dibutuhkan inisiatif perawat untuk membaca literature
keperawatan sehingga dapat mengikuti perkembangan terakhir dalam ilmu
keperawatan.
 Pengalaman dalam keperawatan
Pengalaman belajar klinis diperlukan untuk memenuhi keterampilan membuat
keputusan klinis(Roche,2002). Pengalam klinis adalah laboratorium untuk menguji
pengetahuan keperawatan. Dengan pengalaman perawat akan mengerti situasi klinis,
mengenali pola kesehatan klien, dan menilai apakah pola tersebut berhubungan atau
tidak dengan kesehatan klien.
 Kompetensi berpikir kritis
a) Kompetensi umum
b) Kompetensi spesifik dalam praktik klinik
c) Kompetensi spesifik dalam keperawatan

 Sikap sikap dalam berpikir kritis


a) Mandiri
b) Rendah hati
c) Berani mengambil resiko
d) Keutuhan (jujur,adil,disiplin,kreatif,percaya diri,rasa ingin tahu,bertanggung
jawab)
e) Tekun
f) Empati
g) Tanpa prasangka

113
h) Eksplorasi pikiran dan perasaan

3. Contoh masalah dalam keperawatan dan langkah-langkah apa yang harus


dilakukan dalam pemecahan masalah di tinjau dari konsep berpikir kritis

B.Masalah 1
Akan men gambil tindakan namun terhalang otoritas

Seorang perawat berada dalam situasi ketika pasien mengalami hipotensi dan dia ingin
menolong pasien. Tetapi, dia tidak bisa melakukan itu tanpa perintah dokter. Karena
itu adalah kewenangan dokter. Sementara dokter tidak ada di tempat.

a. Rumusan Masalah
Apakah perawat harus mengambil tindakan untuk menolong pasien menormalkan
tekanan darahnya atau tidak?
1. Argumen
Hipotensi merupakan penyakit tekanan darah rendah yang biasanya ditandai dengan
kondisi pasien yang melemah, kepala pusing dan pembuluh darah pasien biasanya
mengendur.
Perawat harus melakukan tindakan dasar atau melakukan pertolongan pertama pada
pasien agar kondisi pasien tidak menjadi lebih parah. Jika tidak segera ditolong bisa
menyebabkan kondisi yang lebih parah dan bisa berakibat fatal. Kemudian setelah itu
perawat sesegera mungkin menghubungi dokter agar mendapatkan perintah untuk
melakukan proses penanganan pasien selanjutnya.

2.      Deduksi
Pada pasien yang menderita hipotensi, sebaiknya perawat melakukan memberikan
pertolongan dasar yaitu, pemeriksaan fisik pasien (suhu, tekanan  darah, umur, dan
denyut nadi), pasien diberi minum air, pasien ditidurkan dengan posisi kepala lebih

114
rendah misalnya dengan tidak diberi bantal agar suplai oksigen ke otak lebih lancar,
dan setelah melakukan pertolongan dasar kepada pasien perawat segera menghubungi
(menelepon) dokter.

3.      Induksi
Pertolongan dasar seperti pemeriksaan fisik pasien (suhu, tekanan  darah, dan denyut
nadi), pasien diberi minum air, dan pasien ditidurkan dengan posisi kepala lebih rendah
misalnya dengan tidak diberi bantal agar suplai oksigen ke otak lebih lancar, harus
dilakukan oleh perawat jika menghadapi pasien dengan keadaan hipotensi serta tak lupa
segera menghubungi (menelepon) dokter jika dokter tidak ada di tempat setelah
melakukan pertolongan dasar.
4.      Evaluasi
-       Melakukan pertolongan dasar tanpa menelepon dokter
Positif   
 Kondisi pasien akan lebih cepat membaik dan hipotensi yang diderita pasien tidak
akan bertambah parah
 Kelancaran suplai oksigen pada otak pasien dapat teratasi dengan cepat dan tepat
 Tidak akan membahayakan jiwa pasien
Negatif :
 Pasien tidak tertangani dengan sempurna karena penanganan yang dilakukan masih
sangat dasar (setengah-setengah)
 Melakukan pertolongan dasar kemudian segera menelepon dokter
Positif    :
 Dokter dapat langsung memberikan perintah untuk menginjeksi pada pasien
 Waktu dan tenaga yang dibutuhkan lebih efisien, karena penanganan yang dilakukan
tidak harus menunggu kedatangan dokter melainkan melalui perintah dokter lewat
telepon
 Pasien dapat langsung diinjeksi atau diberi obat atau ditolong atau ditangani tanpa
harus menunggu kedatangan dokter
 Mempercepat memulihkan kondisi pasien

Negatif  :

115
 Jika kasus tersebut terjadi pada daerah terpencil yang alat komunikasi masih minim
atau sulit, maka penanganan pasien dapat tertunda
 Harus mengeluarkan biaya untuk menghubungi dokter
 Menelepon Dokter untuk mendapat perintah penanganan pasien
Positif    :
 Dokter dapat memberikan perintah untuk menangani pasien meski itu melalui telepon

Negatif :

 Waktu dan tindakan kurang efisien karena tindakan dasar belum dilakukan perawat
pada pasien tersebut
 Harus mengeluarkan biaya untuk menghubungi dokter
 Menunggu kedatangan dokter
Positif    :
 Penanganan pasien dapat lebih intensif dan akurat
 Ketika dokter datang, dapat langsung dilakukan injeksi obat-obatan untuk mengatasi
hipotensi yang dialami pasien
Negatif :
 Bila dokter berada dalam jarak yang jauh dan tidak segera datang, maka kondisi
pasien dapat menjadi lebih parah karena tidak segera ditangani
 Membahayakan jiwa pasien karena dapat berakibat fatal (pasien tidak tertolong) jika
masih menunggu dokter
 Melakukan injeksi secara langsung tanpa menunggu dokter

Positif    :

 Pasien tertangani dengan baik


 Suplai injeksi obat-obatan dapat membantu mengurangi hipotensi yang terjadi pada
pasien

Negatif :

 Perawat dapat disalahkan atau ditegor karena melakukan injeksi tanpa menunggu
dokter
 Perawat tidak menghargai wewenang dokter
 Perawat melanggar undang-undang

5.  Keputusan

116
Perawat harus melakukan pertolongan dasar  pada pasien, yaitu dengan pemeriksaan
fisik pasien (suhu, tekanan  darah, dan denyut nadi), lalu pasien diberi air minum, dan
pasien ditidurkan dengan posisi kepala lebih rendah misalnya dengan tidak diberi bantal
agar suplai oksigen ke otak lebih lancar. Kemudian, setelah melakukan pertolongan dasar
kepada pasien perawat segera menghubungi (menelepon) dokter yang bersangkutan
sehingga perawat tersebut dapat segera menerima perintah dari dokter untuk melakukan
injeksi obat-obatan atau penanganan yang lain.

MASALAH 2

Tn.Adam tidak dapat mandi dan menggunakan pakainannya sendiri. Ia dirawat dirumah
sakit dan mengalami hemiparese setelah kejadian stroke yang menimpanya. Langkah apa
yang harus dilakukan perawat dalam kasus tersebut?

 Membantu pasien tersebut mandi dan pakai baju (care-taking), mengajarkan pasien
cara adiptif untuk mandi dan pakai baju sendiri (teaching), bersikap hati-hati dalam
perkataan dan tingkah laku agar tidak menyinggung perasaan pasien (caring), membantu
pasien makan sendiri (assiting)

MASALAH 3

A adalah seorang perawat di suatu rumah sakit, sedangkan B adalah pasien. Pasien B
tiba-tiba mengalami demam tinggi. Pasien B meminta obat penurun panas pada perawat
A. Sebenarnya, perawat A ingin membantu tetapi ia tidak bisa melakukan itu tanpa
perintah atau resep dokter, sedangkan dokter tidak berada di tempat.

 Perawat harus melakukan tindakan dasar atau melakukan pertolongan pertama


pada pasien agar kondisi pasien tidak tambah parah, jika tidak segera ditolong bisa
menyebabkan kondisi yang lebih parah dan bisa berakibat fatal, kemudian setelah itu
perawat segera mungkin menghubungi dokter agar mendapat perintah untuk melakukan
proses penanganan pasien selanjutnya.

MASALAH 4

Ketika seorang perawat ingin melakukan tindakan kepada klien yang memilih budaya
dan larangan terhadap tindakan tersebut, perawat tidak berhak melakukan tindakan
tersebut.

117
Ketika seorang perawat ingin mengambil keputusan, perawat tidak boleh mengambil
keputusan sesuai asumsinya,tetapi harus sesuai dengan fakta dan kejadian.

MASALAH 5

Salah dalam mengumpulkan data yang relevan.

Seorangperawatmelakukankesalahandalammengumpulkan data klien yang tidak sesuai


dengan data klien yang sebenarnya.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pemecahan masalah ditinjau dari


konsep berpikir kritis sebagai berikut.

a. Mengetahuihakekatdarimasalahdenganmendefinisikanmasalah yang dihadapi.


b. Mengolahfaktadan data.
c. Menentukanbeberapaargumentasipemecahanmasalah.
d. Memilihcarapemecahandariargumentasi yang dipilih.
e. Memutuskantindakan yang akandiambil.
f. Evaluasi

4. DAFTAR PUSTAKA
Aprina dan Titi Astuti dan Rohayati. 2019. Konsep Dasar Keperawatan. Bandar
Lampung.
Rahmaniarjasan.blogspot.com/2017/02/makalah- berpikir kritis .html.

5. RINGKASAN

Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik.
Diperlukan perawat, karena :
Perawat setiap hari mengambil keputusan.
Perawat menggunakan keterampilan berfikir :
Menggunakan pengetahuan dari berbagai sumbjek dan lingkungannya

118
Menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
Penting membuat keputusan.

 Pengetahuan dasar yang spesifik


Pengetahuan ini bervariasi bergantung pada pengalaman pendidikan,termasuk
pendidikan dasar keperawatan,kursus pendidikan berkelanjutan dan kuliah tambahan.
Sebagai tambahan, dibutuhkan inisiatif perawat untuk membaca literature
keperawatan sehingga dapat mengikuti perkembangan terakhir dalam ilmu
keperawatan.
 Pengalaman dalam keperawatan
Pengalaman belajar klinis diperlukan untuk memenuhi keterampilan membuat
keputusan klinis. Pengalam klinis adalah laboratorium untuk menguji pengetahuan
keperawatan. Dengan pengalaman perawat akan mengerti situasi klinis, mengenali
pola kesehatan klien, dan menilai apakah pola tersebut berhubungan atau tidak dengan
kesehatan klien.

6. TES

1. Dalam keperawatan salah satu karakteristik berfikir kritis adalah?


a. Rasional dan beralasan
b. Logistik
c. Stategis
d. Praltis
e. Manual
2. Sebutkan ada berapakah model berfikir kritis dalam bidang keperawatan?
a. 4
b. 6
c. 5
d. 3
e. 7
3. Salah satu yang termasuk langkah pemecahan masalah dalam berfikir kritis
adalah?
a. Jelas dan tepat

119
b. Secara berurutan
c. Mengumpulkan data dan fakta-fakta yang relavan
d. Musyawarah
e. Dengan rapat
4. Mengapa perawat perlu berfikir secara kritis?
a. Agara dapat membuat diagnosa yang akurat
b. Keterampilan berfikir kritis di gunakan dalam setiap membuat keputusan
c. Perawat yang bertanggung jawab atas segala aspek
d. Agar pasien tidak terlantar
e. Agar perawat dapat memutuskan tindakan sendiri
5. Kapan penerapan berfikir kritis di lakukan dalam proses asuhan keperawatan?
a. Saat pasien dalam ancaman
b. Saat pasien merasa tidak nyaman
c. Setiap hari
d. Setiap mendiagnosa
e. Setiap hari dalam tiap pengambilan keputusan
6. Menerapkan pada rasa , kesan dan data atau fakta yang di temukan
,merupakan berfikir kritis yang di sebut?
a. Felling model
b. Vision model
c. Exsamine model
d. Relating model
e. Exsimple model
7. Apa pengertian berfikir kritis?
a. Suatu proses yang berjalan secara kesinambungan mencakup interaksi dari suatu
rangkain pikiran dan persepsi
b. Suatu proses rangkain persepsi
c. Suatu proses yang tidak berjalan secara kesinambungan
d. Suatu pikiran rumit yang berjalan secara kesinambungan
e. Suatu pemikiran yang berjalan secara kesinambungan dari suatu rangkain persepsi

8. Sebutkan komponen-komponen yang di perlukan dalam berfikir kritis?


a. Pengalaman dasar yang spesifik dan pengalaman dalam keperawatan
b. Kompentesi umum

120
c. Kompentesi dalam praktik klinik
d. Keputusan klinis
e. Berani mengambil resiko
9. Salah satu bagian dari berfikir ktitis adalah proses, dalam konsep keperawatan proses
merupakan?
a. Rangkaian komponen yang terorientas
b. Rangkaian sistem yang berlangsung secara kesinambungan
c. Rangkaian yang terorganisir
d. Merupakan subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya
suatu sistem
e. Berbagai rangkaian dalam layanan kesehatan
10.    Kebiasaan, ketergantungan, ancaman pribadi, reaksi psikologis dan persepsi
merupakan hambatan terbesar dalam proses ?
a.  Transformasi
b. Berubah
c. Hidup
d. Perkembangan
e. Kemajuan

7. GLOSARIUM

Sosial: bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan
sebuah pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh didalamnya.

Spiritual: kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya


secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.

Tanggung gugat: merujuk kepada posisi seseorang atau badan hukum yang dipandang
harus membayar suatu bentuk kompensasi atau ganti rugi setelah adanya peristiwa
hukum atau tindakan hukum.

Tanggung jawab: kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja
maupun yang tidak di sengaja/ berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya

121
Teori: pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan, didukung oleh data
dan argumentasi

8. KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. C
4. B
5. E
6. A
7. A
8. A
9. A
10. B

BAB XI

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGERTIAN

Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode untuk membantu


peserta didik atau perawat mengembangkan pola berfikir yang mengarah pada
penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan dilakukan sebagai alat

122
pengajaran untuk membantu peserta didik belajar keterampilan berfikir kritis untuk
praktek keperawatan. Proses keperawatan mengarah peserta didik dan praktisi dalam
menerapkan pengetahuan yang mendasar ke dalam praktik. Proses keperawatan
digunakan untuk membantu perawat melakukan praktik keperawatan secara sistematis
dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan metode ini, perawat dapat
mendemonstrasikan tanggung gugat pada klien, sehingga kualitas praktek
keperawatan dapat ditingkatkan. Asuhan keperawatan pada klien, keluarga dan
komunitas, serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik,
serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan
kesehatan.

2. TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu menerapkan konsep dasar keperawatan dalam kehidupan sehari-
hari.
TUJUAN UMUM
Makalah ini bertujuan membahas tentang proses keperawatan,agar kita sebagai
mahasiswa keperawatan memahami, mengetahui, serta dapat mengamalkanya dalam
kehidupan nyata.

3. MATERI

1.1Pengertian Proses Keperawatan


Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik
keperawatan yang dilakukan secara sistematik. Selama melakukan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa,
mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut.
Proses asuhan keperawatan adalah suatu
metode yang sistematis untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah
kesehatan dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah-masalah tersebut. Proses asuhan keperawatan adalah suatu metode yang
sistematis dan terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan
pada reaksi dan respon untuk individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap
gangguan kesehatan yang dialami.

123
1.2 Manfaat Proses Keperawatan
1. Meningkatkan layanan mutu keperawatan
Proses keperawatan merupakan metode sistematis yang menjadi panduan bagi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan. Jika setiap perawat dapat
menggunakan proses keperawatan dengan benar dan tepat, ini akan meningkatkan
mutu layanan keperawatan. Melalui proses keperawatan, setiap perawat bertindak
secara profesional sesuai dengan lingkup wewenang dan tanggung jawabnya.

2. Meningkatkan citra profesi keperawatan

Melalui penerapan proses keperawatan, mutu layanan keperawatan dapat di


tingkatkan. Ini merupakan salah satu upaya promosi yang paling efektif, tepat, dan
langsung untuk mengubah persepsi masyarakat dan profesi lain tentang profesi
keperawatan. Pencitraan negatif yang dituduhkan terhadap profesi keperawatan salah
satunya disebabkan oleh perilaku perawat diposisikan bukan sebagai suatu profesi
yang profesional, melainkan sebagai pembantu profesi lain, yakni kedokteran. Ini
merupakan penyebab lain dari citra negatif keperawatan. Hingga saat ini, pencitraan
semacam itu masih sering terlontar, terutama dari profesi non-keperawatan.Oleh
sebab itu, sudah menjadi tanggung jawab bersama dari profesi keperawatan untuk
mengubah citra tersebut. Ini bisa dilakukan melalui  peningkatan kualitas layanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan yang benar dan tepat.

3. Mengambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat

Proses keperawatan memberi arah bagi perawat dalam melaksanakan asuhan


keperawatan, mulai dari pengkajian sampai evaluasi. Salah satu komponen proses
keperawatan yang penting adalah perencanaan tindakan keperawatan. Pada tahap ini,
perawat memiliki otonomi yang penuh dalam merencanakan tindakan keperawatan
bagi klien. Itu berarti perawat melaksanakan intervensi keperawatan kepada klien
bukan didasarkan atas instruksi dari profesi lain. Selain itu, melalui proses
keperawatan, profesi lain akan mengetahui apa yang akan menjadi kewenangan dan
tanggung jawab perawat. Lebih lanjut, tahap evaluasi dari proses keperawatan
merupakan suatu mekanisme kontrol yang mencerminkan tanggung jawab perawat
terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.

124
4. Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat

Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat sebaiknya tidak


terjebak pada kegiatan yang sifatnya rutinitas. Dikhawatirkan ini akan menghambat
perkembangan kemampuan intelektual dan teknis perawat sebab perawat bekerja
ibarat robot. Seperti kita ketahui, proses keperawatan merupakan kerangka berfikir 
secara kritis, logis, dan sistematis, serta kerangka bertindak secara etis dan rasional
kepada klien. Penerapan proses keperawatan yang baik dan benar akan
mengembangkan kemampuan tersebut.

5. Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat

Proses keperawatan dilakukan secara berkesinambungan dan komprehensif. Proses


keperawatan dapat berfungsi sebagai media komunikasi antar-perawat sehingga akan
tercipta rasa kebersamaan. Manfaat yang lebih besar adalah terbina dan terpeliharanya
kesatuan dan persatuan diantara perawat.

6.  Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional

Penerapan proses keperawatan didasarkan pada metode ilmiah, bukan pada intuisi
semata. Penerapan proses keperawatan menunjukkan ciri-ciri profesionalisme,
diantaranya mengutamakan kepentingan klien (client oriented), menggunakan
pengetahuan ilmiah, serta menunjukkan tanggung jawab dan tanggung gugat dalam
melaksanakan praktik keperawatan. Jika perawat bertindak dan berprilaku secara
profesional, masyarakat dan profesi lain akan menilai dan mengakui perawat sebagai
tenaga professional
1.3 Tujuan proses keperawatan
1. Menggunakan metode pemecahan masalah.
Proses keperawatan memungkinkan perawat mengidentifikasi seluruh yang
dibutuhkan klien.Identifikasi masalah keperawatan yang ada merupakan dasar bagi
perawat untuk memecahkan desain pemecahan masalahnya.Tindakan terhadap klien
yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada klien.
2. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.

125
Diperlukan untuk menjaga mutu asuhan yang diperlukan untuk klien.Standar ini
sangat penting untuk menjamin bahwa klien telah mendapatkan pelayanan yang
memadai.
3. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional, dan sistematis.
Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan proses keperawatan slalu
ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip yang ilmiah/rasional. Efek samping setiap
tindakan yang akan dilakukan akan dipertimnbangkan dan dikomunikasikan pada
klien dan keluarganya. Karena sifatnya yang ketergantungan menjadi kienerja perawat
menjadi rapi, terstruktur, setiapa langkah saling berurutan, dan tidak dapat
ditinggalkan.

4. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.


Sifat proses keperawatan yang fleksibel memungkinkan dipakainya pendekatan ini.
Proses keperawatan (darurat) dapat berlangsung secara imajiner kemudian pencatatan
dilakukan setelah tindakan selesai. Sebaliknya untuk kasus biasa proses harus
mengikuti alur pendokumentasian yang lazim.
5. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.
Hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi, kemudian dari
masalah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan dapat membantu
mencegah atau mengurangi atau mengatasinya.
1.4  Jenis Asuhan Keperawatan
 Asuhan Keperawatan Keluarga
Keperawatan keluarga adalah suatu proses yang meliputi biologi, psikologi, emosi,
social, spiritual dan termasuk budaya. Pemberian asuhan keperawatan kepada
keluarga merujuk pada proses keperawatan
 Asuhan Keperawatan Maternitas dan anak
Keperawatan Anak adalah  pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu
keperawatan anak & teknik keperawatan anak berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio
spiritual yang komperhensif  dan ditujukan pada anak usia 0-16 tahun dalam keadaan
sehat maupun sakit dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
 Asuhan Keperawatan Gawat darurat
Keperawatan gawat darurat dibagi 2, yaitu:

126
1. Emergency Nursing (keperawatan krisis), area prehospital dan hospital.
Spesialisasi dari keperawatan dimana perawat merawat pasien dalam kondisi
emergency akibat penyakit atau injuri.
2. Critical Care Nursing (keperawatan kritis), area hospital di ICU dan ICCU.
Kegiatan yang tidak hanya menangani keperawatan pada lingkungan yang khusus
atau peralatan khusus, namun lebih pada proses pengambilan keputusan dan
kemamuan untuk mengambil keputusan oleh perawat.
 Asuhan Keperawatan Komunitas
Asuhan keperawatan komunitas meliputi sintesa praktik kesehatan komunitas dan
praktik keperawatan komunitas. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan masyarakat serta peran serta masyarakat dalam melaksanakan
upaya prefentif, promotif, dan mempertahankan kesehatan. Asuhan keperawatan
komunitas memerlukan metode ilmiah, yaitu proses keperawatan komunitas dan
menggunakan pendekatan keluarga binaan dan kelompok kerja komunitas.
 Asuhan Keperawatan Jiwa
Keperawtan jiwa adalah suatu proses interpersoanal dengan tujuan untuk
meningkatkan dan memelihara perilaku-perilaku yang mendukung terwujutnya suatu
kesatuan yang harmonis. Kliennya dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
organisasi, atau masyarakat.
 Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan keperawatan lansia berfokus pada peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, mengoptimalkan fungsi mental, serta mengatasi gangguan kesehatan yang
umum sasarannya pada lansia
 Komponen Dalam Proses Keperawatan
1. Tahap Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif
dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat,
lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan
cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual
yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.

127
2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini
bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna
membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-
klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan
penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
 Melakukan interview/wawancara.
 Riwayat kesehatan/keperawatan
 Pemeriksaan fisik
 Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta
catatan kesehatan (rekam medik)
2.Tahap Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk
membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir
kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan
pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan
diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan
respon komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam
proses kehidupan.
 Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik,
mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan
pernyataan keperawatan.
 Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin
keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan
diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan
yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam
diagnosa keperawatan.

3.Tahap Perencanaan

128
 Merupakan suatu proses penyusunan berbagai intervensi keperawatan yang
dibutuhkan untuk mencegah, menurunkan, atau mengurangi masalah-masalah
klien.
 Didalam tahap perencanaan terdapat kegiatan yakni penentuan prioritas diagnosis
yang dapat di ukur dengan berdasarkan tingkat kegawatan atau mengancam jiwa
(tinggi, sedang, dan rendah), berdasarkan kebutuhan Maslow (fisiologis,
keamanan dan keselamatan, mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri, dan
kebutuhan aktualisasi diri).
 Adapun tipe instruksi perawatan dalam rencana tindakan adalah sebagai berikut:
1. Tipe diagnostik
2. Tipe terapeautik
3. Tipe penyuluhan
4. Tipe rujukan
4.Tahap Pelaksanaan
 Komponen implementasi dari proses keperawatan mempunyai lima tahap, yaitu:
1. Mengkaji Ulang Klien
2. Menelaah dan Memodifikasi Rencana Asuhan yang Ada
3. Mengidentifikasi Area Bantuan
4. Mengimplementasikan Intervensi Keperawatan
5. Mengkomunikasikan Intervensi
5.Tahap Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal.
(Alfaro-LeFevre, 1994) Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi
keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari
rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung
suatu evaluasi. Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien
untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi
keperawatan. Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan
bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)  Evaluasi berfokus pada
individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan
beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk

129
pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal
terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
2.5 Kerugian apabila tidak dilakukan proses keperawatan
Dokumentasi proses keperawatan harus dibuat dengan lengkap, jelas, obyektif, ada
tanggal, dan harus ditandatangani oleh perawat, karena mempunyai manfaat yang
penting bila dilihat dari berbagai aspek, yaitu:

1. Hukum

Semua catatan informasi tentang klien merupakan dokumentasi resmi dan bernilai
hukum. Bila terjadi suatu masalah (miscounduct) yang berhubungan dengan proses
keperawatan, dimana perawat sebagai pemberi jasa dan klien sebagai pengguna jasa,
maka dapat dipergunakan sewaktu-waktu. Dokumentasi tersebut dapat dijadikan
barang bukti di pengadilan. Oleh karena itu data-data harus diidentifikasi secara
lengkap, jelas, objektif, dan ditandatangani oleh tenaga kesehatan (perawat), tanggal,
dan perlu dihindari adanya penulisan yang dapat menimbulkan interprstasi yang salah.

6. Jaminan Mutu Pelayanan

Pendokumentasian data pasien yang lengkap dan akurat, akan memberikan


kemudahan bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien, dan untuk
mengetahui sejauh mana masalah klien dapat teratasi, serta seberapa jauh masalah
dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui dokumentasi yang akurat. Hal ini akan
membantu meningkatkan kualitas (mutu) pelayanan keperawatan.
3.Komunikasi
Dokumentasi keadaan pasien merupakan alat “perekam” terhadap masalah yang
berkaitan dengan klien. Perawat atau profesi kesehatan lain dapat melihat
dokumentasi yang ada dan sebagai alat komunikasi yang dijadikan pedoman dalam
memberikan asuhan keperawatan.
4. DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba
medika:Jakarta.
Potter and Perry. Buku Ajar Fundamental Keperaw
DeLaune,   Sue   C.,   Ladner,   K.   Patrcia.   2002.   Fundamental   of   Nursing:   St
andard   andPractice 2nd Edition. Delmar. New York

130
Gaffar, Laode J. 1997. Pengantar Keperawata Profesional. EGC. Jakarta

5. KESIMPULAN
Proses keperawatan adalah aktifitas yang mempunyai maksud yaitu praktik
keperawatan yang dilakukan secara sistematik. Selama melakukan proses
keperawatan, perawat menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk
mengkaji status kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa,
mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut.
Proses keperawatan juga memiliki manfaat yaitu:
1. Menghasilkan praktik keperawatan yang profesional
2. Meningkatkan rasa solidaritas dan rasa kesatuan perawat
3. Mengembangkan keterampilan teknis dan intelektual perawat
4. Mengambarkan otonomi dan tanggung jawab perawat
5. Meningkatkan citra profesi keperawatan
6. Meningkatkan layanan mutu keperawatan
Proses keperawatan juga memiliki tujuan yaitu:
1. Menggunakan metode pemecahan masalah.
2. Menggunakan standar untuk praktik keperawatan.
3. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional, dan sistematis.
4. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.
5. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.

6. TES
1)   Mengapa perawat perlu berfikir secara kritis ?
a.     Keterampiln berfikir kritis digunakan dalam setiap membuat keputusan
b.     Agar dapat membuat diagnosa yang akurat
c.     Perawat bertanggung jawab atas setiap askep
d.     Agar pasien tidak terlantar
e. Agar dapat mendiagnosa dengan tepat

2)   Kapan penerapan berfikir kritis dilakukan dalam proses Asuhan keperawatan ?
a.    Saat pasien dalam keadaan kritis
b.    Saat pasien mulai merasa tidak nyaman

131
c.    Setiap hari
d.    Setiap hari dalam tiap pengambilan keputusan
e. Setiap 2 hari sekali

3)  Apa pengertian berfikir kritis ?


a.   Suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari
suatu rangkaian pikiran dan persepsi
b.   Suatu proses rangkaian persepsi
c.   Suatu pemikiran rumit yang berjalan secara berkesinambungan
d.   Suatu pemikiran yang berjalan secara berkesinambungan dari suatu rangkaian
persepsi
e. Suatu pemikiran yang akurat

4)   Menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang di temukan, merupakan
Model berfikir kritis yang disebut ?
a.   Feeling model
b.   Vision model
c.   Exsamine model
d.   Relating model
e. Vession Modell

5)   Verpleger adalah sebutan bagi perawat pribumi yang berasal dari masa
pemerintahan ?
a.     Belanda
b.     Inggris
c.    Jepang
d.    Cina
e. Kanada

6)   Universitas yang pertama kali membuka Program Studi Ilmu Keperawatan
adalah?
a.    Universitas Airlangga Surabaya
b.    Universitas Indonesia
c.    Universitas Brawijaya Malang

132
d.    Universitas Hasanuddin Ujung Pandang
e. Universitas Sriwijaya

7)   Seorang pelopor perawat di Inggris Florence Nightingale memberikan kontribusi


besar dalam dunia keperawatan dengan teorinya yang mengemukakan bahwa ?
a.    Penyembuhan pasien dilakukan bukan hanya pada fisik namun juga dalam hal
psikologis
b.    Profesi perawat dan dokter merupakan sebuah relasi
c.    Perawat dapat berdiri sendiri tanpa adanya dokter dalam memberikan asuhan
keperawatan
d.    Perawat harus dapat bekerja secara mandiri
e. Perawat harus melakiukan tindakan keperawatan dengan benar

8)   Pada tahun berapa keperawat di akui sebagai sebuah profesi yang sah secara
hukum ?
a.    1990
b.    1991
c.    1992
d.    1993
e. 1994

9)   Kumpulan dari beberapa komponen untuk membentuk suatu tujuan disebut ?
a.     Subsistem
b.     Sistem
c.     Relasi
d.     Relaksasi
e. Relaksasi

10)   Suatu proses keperawatan, organ tubuh manusia serta lingkungan  merupakan
contoh dari ?
a.      Sistem terbuka
b.      Sistem tertutup
c.       Elemen sistem
d.      Rangkaian sistem

133
e, Elemen terbuka

7. GLOSARIUM

Sakit: suatu kondisi cacat atau kelainan yang disebabkan oleh gangguan penyakit
emosional, intelektual, dan sosial.

Sehat: suatu keadaan/ kondisi seluruh badan serta bagian-bagiannya terbebas dari
penyakit baik fisik, psikis (jiwa) atau emosional, intelektual dan sosial.

Sejarah: kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan
peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa.

Sistem: suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi mencapai suatu
tujuan.

Sosial: bagian yang tidak utuh dari sebuah hubungan manusia sehingga membutuhkan
sebuah pemakluman atas hal-hal yang bersifat rapuh didalamnya.

Spiritual: kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya


secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.

8. KUNCI JAWABAN

1. A
2. D
3. A
4. A
5. B
6. B
7.A
8. C
9. B
10. A

134
135

Anda mungkin juga menyukai