Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN


Untuk Memenuhi Mata Kuliah Metkep

Disusun Oleh :
Mahesa Subekti
Prayuda Aditiya N.A
Lutpiah Nur Asiyah
Riani Nurpadilah
Valen Maulani

PRODI D3 KEPERAWATAN
STIKeS KARSA HUSADA GARUT
2020/2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi maha penyanyang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Evaluasi
Aauhan Keperawatan yang ditugaskan Ibu Eva Daniati,S.Kep.,Ners.,M.Pd kepada kami
kelompok 8.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah tentang konsep kebutuhan dasar aktivitas dan gerak ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Garut, Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. i


DAFTAR ISI …………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 1


Latar Belakang …………………………………………………………….. 1
Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 1
Tujuan Penulisan …………………………………………………………….. 1
Metode Penulisan …………………………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 3
Pengertian Evaluasi …………………………………………………………….. 3
Fungsi Evaluasi …………………………………………………………….. 3
Kriteria Evaluasi …………………………………………………………….. 4
Teknik Evaluasi …………………………………………………………….. 4
Komponen Evaluasi …………………………………………………………….. 7
Jenis Evaluasi …………………………………………………………….. 9
BAB III PENUTUP …………………………………………………………….. 10
Kesimpulan …………………………………………………………….. 10
Saran …………………………………………………………….. 10
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….. 11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai perawat yang professional harus selalu berfikir kritis dari setiap tahap kita harus
selalu berfikir kritis karena untuk keberhasilan perawatan terutama dalam tahap evaluasi.

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara obyektif pencapaian
hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya.

Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis untuk mencapai
obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga
membantu pengambilan keputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek program
perencanaan yang akan datang.

Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang sesungguhnya


dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.oleh karena itu evaluasi sangat di butuhkan setelah
kita melakukan pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan pelaksanaan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, masalah yang dapat kami kaji dalam makalah ini diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi?

2. Apa fungsi evaluasi?

3. Apa kriteria evaluasi?

4. Bagaimana tehnik evaluasi?

5. Apa komponen evaluasi?

6. Apa saja jenis evaluasi?

7. Apa kriteria evaluasi?

C. Tujuan Penulisan

Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi

2. Untuk mengetahui fungsi evaluasi

3. Untuk mengetahui kriteria evaluasi


4. Untuk mengetahui tehnik evaluasi

5. Untuk mengetahui komponen evaluasi

6. Untuk mengetahui jenis evaluasi

7. Untuk mengetahui kriteria evaluasi

D. Metode Penulisan

Metode yang kami gunakan dalam menulis makalah ini, yaitu :

1. Metode Kepustakaan

Adalah metode pengumpulan data yang digunakan penulis dengan mempergunakan buku
atau refrensi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas.

2. Metode Media Informatika

Adalah metode dengan mencari data melalui situs-situs di internet.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi

Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang disengaja
dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas, nilai atau kelayakan dari sesuai
dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya.

Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan, terus
menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan
professional lainnya menentukan Wilkinson (2007):

1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai

2. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan

Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak perawat
dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi kontak yang ditentukan oleh status
klien atau kondisi yang dievaluasi. Contohnya adalah pada saat pasien baru datang dari ruang
bedah maka perawat akan mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin evaluasi
akan dilakukan setiap 4 jam dan seterusnya.

Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada langkah yang
sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih dengan kegiatan pengkajian.
Tindakan untuk mengumpulkan data adalah sama tetapi yang membedakan adalah kapan
dikumpulkan dan bagaimana dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data
untuk membuat diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data digunakan untuk
mengkaji efek dari asuhan keperawatan terhadap diagnosa keperawatan.

Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi bukan berarti
akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai siklus yang baru. Setelah
mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat membandingkan respon pasien
terhadap outcome yang telah direncanakan dan menggunakan informasi ini untuk me-
review asuhan keperawatan.

B. Fungsi Evaluasi

1. Menentukan perkembangan kesehatan klien.

2. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.

3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.


4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.

5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

C. Kriteria Evaluasi

1. Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan telah


optimal.

2. Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna atau


bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara efektif.

3. Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan


kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentu terhadap
pemanfaatan suatu sumber daya.

D. Tehnik Evaluasi

1. Wawancara

Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan dengan


masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara
berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien
dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.

Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan
masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat dengan klien. Selain
itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi
dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk
menentukan investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.

Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi


keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill
komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk memperoleh
riwayat keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk
mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup
ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan
memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan secara aktif, diam,
sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam
pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari. Tahapan wawancara
/ komunikasi :

a. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan dengan
membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien,
karena akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.

Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa atau memberi
kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang
akan digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar
wawancara.

b. Pembukaan atau perkenalan

Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan diri :
nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok
pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data yang
terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.

c. Isi / tahap kerja

Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada masalah
khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :

1) Fokus wawancara adalah klien

2) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.

3) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien

4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien

5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya

6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk


mengungkapkan perasaannya

7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

d. Terminasi

Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui kapan
wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir
wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan
bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :

1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya


2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-
keluhannya / pendapatnya secara bebas

3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman bagi
klien

4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian

5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti

6) Tidak bersifat menggurui

7) Memperhatikan pesan yang disampaikan

8) Mengurangi hambatan-hambatan

9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)

10) Menghindari adanya interupsi

11) Mendengarkan penuh dengan perasaan

12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

2. Pengamatan/observasi

Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan menggunakan
penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan
alat panca indra.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :

a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci
kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena
terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data
(data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan
menghitung nafas bapak dalam satu menit”. Kemungkinan besar data yang
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk
mengatur nafasnya.

b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien

c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan


dimengerti oleh perawat yang lain.

3. Studi Dokumentasi
E. Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses, 1986, hlm.
229-230) :

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.

a. Kriteria

Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data dan sebagai
penentuan kesahihan data yang terkumpul. Semua kriteria yang digunakan pada
tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hsil akhir
asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar
untuk evaluasi praktik keperawatan secara luas. Kriteria hasil didefinisikan sebagai
sandar untuk menjelaskan respons atau hasil dari rencana asuhan keperawatan.
Hasil tersebut akan menjelaskan bagaimana keadaan klien setelah dilakukan
observasi.

Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour) sebagaiman disebutkan


dalam bab terdahulu, supaya dapat diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan
dalam istilah yang mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh
setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.

b. Standar Praktik

Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik


keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harus dilaksanakan
dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas pelayanan. Standar harus
berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik
keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk
menentukan kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat
dilihat pada Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.

c. Pertanyaan Evaluatif

Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan pertanyaan


evaluative (evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan
keperawatan dan respons klien terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang
dapat digunakan untuk mengevaluasi :

1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?

2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?


3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?

4) Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan


diberikan?

5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?

2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.

Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa yang
bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh? Dan sarana apa
yang akan digunakan untuk memperoleh data?

Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun perencanaan
adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon klien terhadap intervensi
yang diberikan. Perawat lain yang membantu memberikan intervensi kepada klien harus
berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang
yang ikut melakukan evaluasi.

3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.

Perawat memerlukn ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan menyelesaikan


masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik. Kemampuan ini diperlukan untuk
menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan cara membandingkan data evaluasi
dengan kriteria serta standar dan menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan
kriteria dan standar yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan
keperawatan.

4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.

Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah menyimpulkan
efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan. Kemudian menentkan kesimpulan pada
setiap diagnosis yang telah dilakukan intervensi. Yang perlu diingat disini adalah tidak
mungkin membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan suatu
perbaikan dan perubhan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang telah disusun
100% gagal. Untuk itu diperlukan kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat,
dan menilai respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.

5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan yang sudah
diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan.
Meskipun pengajian dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus
perlu dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.
F. Jenis Evaluasi

1. Evaluasi formatif (proses)

Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil
kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi
tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan
tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan
keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan form
evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien
dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.

2. Evaluasi Sumatif (hasil)

Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu
pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi hasil (sumatif) adalah
perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan. Tipe evaluasi
ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari makalah ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwasanya pada proses keperawatan
terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi, dimana proses ini sangat penting dan
berpengaruh pada hasil dari proses keperawatan, sehingga kita sebagai mahasiswa keperawatan
menyadari akan urutan-urutan dari tahapan evaluasi.

Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu menjamin
asuhan keperawata n secara optimal dan meningkatkan asuhan keperawatan sehingga para
mahasiswa setelah membaca makalah ini diharapkan dapat meningkatkan dan mengetahui dari
tahapan evalusi itu sendiri.Evalusi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang rencana keperawatan./ Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan,rencana tindakan
pelaksanaannya sudah berhasil sudah berhasil dicapai.

Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, namun tidak berhenti
sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan masalah mana yang telah dapat dipecahkan dan
mana yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali, dilaksanakan dan dievalusi kembali,jadi
proses keperawatan merupakan siklus yang dinamis bekelanjutan.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat membangun
sehinggakami dapat menyempurnakan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, Intansari.2010.Proses Keperawatan NANDA, NOC & NIC.Jogjakarta: MocoMedia

Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta: Salemba


Medika

Anda mungkin juga menyukai