Dosen Pengampu :
Dian Emiliasari ,S.Kep.Ners,M.Kes
Disusun oleh
1. Sintia bella 18.14201.30.04
2. Welly saputra 18.14201.30.07
3. Fiska andriyani 18.14201.30.08
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang keperawatan komunitas
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................. i
Daftar isi....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang.............................................................................................. 1
Rumusan masalah........................................................................................ 1
Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
Metode Penulisan......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. pengertian evaluasi.................................................................................. 3
B. kegunaan evaluasi.................................................................................... 4
C. kriteria dan fokus evaluasi....................................................................... 5
D. teknik evaluasi......................................................................................... 5
E komponen evaluasi................................................................................... 8
F. jenis evaluasi............................................................................................11
G. hasil evaluasi ......................................................................................... 11
H . standar evaluasi...................................................................................... 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................. 13
B. saran......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian evaluasi
2. Untuk mengetahui kegunaan evaluasi
3. Untuk mengetahui kriteria dan fokus evaluasi
4. Untuk mengetahui tehnik evaluasi
5. Untuk mengetahui komponen evaluasi
6. Untuk mengetahui jenis evaluasi
7. Untuk mengetahui hasil evaliasi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan,
terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta
tenaga kesehatan professional lainnya menentukan Wilkinson (2007):
4
3. Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk
memperbaiki atau menyusun rencana baru dalam proses keperawatan
5
berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu
komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan
antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk
membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi
masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan
investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.
Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan
kemampuan skill komunikasi dan interaksi. Komunikasi keperawatan
biasanya digunaan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Istilah
komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak
klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban
dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi : mendengarkan
secara aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara aktif
merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga
merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari. Tahapan wawancara / komunikasi
a. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan
persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai
prasangka buruk kepada klien, karena akan mengganggu dalam membina
hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksa
atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan
posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusun
sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
b. Pembukaan atau perkenalan
6
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan
memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang
diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu
memberikan informasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan akan
disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.
c. Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah
pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu
diperhatikan :
1) Fokus wawancara adalah klien
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
3) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
d. Terminasi
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal
perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara perawat dan klien
mampu menilai keberhasilan dan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika
diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan
berikutnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara
dengan klien adalah :
1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-
keluhannya / pendapatnya secara bebas
3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan nyaman
bagi klien
7
4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6) Tidak bersifat menggurui
7) Memperhatikan pesan yang disampaikan
8) Mengurangi hambatan-hambatan
9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan
dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan,
sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data
tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci
kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena
terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data
(data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan
menghitung nafas bapak dalam satu menit”. Kemungkinan besar data yang
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk
mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan
dimengerti oleh perawat yang lain.
3. Studi Dokumentasi
8
Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses,
1986, hlm. 229-230) :
1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.
a. Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data dan
sebagai penentuan kesahihan data yang terkumpul. Semua kriteria yang
digunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil
menandakan hsil akhir asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatan
digunakan sebagai dasar untuk evaluasi praktik keperawatan secara luas.
Kriteria hasil didefinisikan sebagai sandar untuk menjelaskan respons atau
hasil dari rencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan menjelaskan
bagaimana keadaan klien setelah dilakukan observasi.
Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour) sebagaiman
disebutkan dalam bab terdahulu, supaya dapat diobservasi atau diukur dan
kemudian dijelaskan dalam istilah yang mudah dipahami. Idealnya, setiap
hasil dapat dimengerti oleh setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.
b. Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik
keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harus
dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas
pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat
diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat
disusun dan diuji untuk menentukan kesesuaian dalam penggunaannya.
Contoh pemakaian standar dapat dilihat pada Standar praktik Keperawatan
yang disusun oleh ANA.
c. Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan pertanyaan
evaluative (evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan
keperawatan dan respons klien terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan
yang dapat digunakan untuk mengevaluasi :
1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
9
2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
4) Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan
diberikan?
5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?
2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa yang
bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh?
Dan sarana apa yang akan digunakan untuk memperoleh data?
Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun
perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi
respon klien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang membantu
memberikan intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses
evaluasi. Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut
melakukan evaluasi.
3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.
Perawat memerlukn ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan
menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik.
Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya
suatu data dengan cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta
standar dan menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria
dan standar yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas
asuhan keperawatan.
4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.
Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini adalah
menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan.
Kemudian menentkan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah dilakukan
intervensi. Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin membuat suatu
perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan suatu perbaikan dan
perubhan-perubahan, sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang telah
10
disusun 100% gagal. Untuk itu diperlukan kejelian dalam menyusun
perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai respon klien setelah
diintervensi seobjektif mungkin.
5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan
yang sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan
rencana asuhan keperawatan. Meskipun pengajian dilaksanakan secara rutin
dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus perlu dikaji ulang dan
penambahan data untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.
F. Jenis Evaluasi
1. Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses
harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan
diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi tersebut.
Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah
ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri
atas analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara,
observasi klien, dan menggunakan form evaluasi. Ditulis pada catatan
perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk
selama 30 menit tanpa pusing.
2. Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai
waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi hasil
(sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir
asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan
keperawatan secara paripurna.
11
G. Hasil Evaluasi
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu:
1. Tujuan tercapai. Apabila individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat telah menunjukkan kemajuan sesuai dengan kriteri yang
telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian. Apabila tujuan tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu dicari penyebab, cara memperbaiki, dan
mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai. Apabila individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat tidak menunjukkan perubahan kemajuan sama sekali,
bahkan timbl masalah baru. Diperlukan pengkajian secara mendalam
apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan,
faktor-faktor yang lain yang tidak sesuai dan menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan. Mubarak, (2009)
12
5. Mendokumentasikan hasil dari evaluasi termasuk perubahan atau
rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas intervensi.
6. Menyampaikan evaluasi proses dan hasil yang dihasilkan kepada komunitas
dan pemangku kepentingan lain berdasarkan hukum dan peraturan negara.
13
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari makalah ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwasanya pada proses
keperawatan terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi, dimana proses
ini sangat penting dan berpengaruh pada hasil dari proses keperawatan,
sehingga kita sebagai mahasiswa keperawatan menyadari akan urutan-urutan
dari tahapan evaluasi.
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri yaitu
menjamin asuhan keperawata n secara optimal dan meningkatkan asuhan
keperawatan sehingga para mahasiswa setelah membaca makalah ini
diharapkan dapat meningkatkan dan mengetahui dari tahapan evalusi itu
sendiri.Evalusi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang rencana keperawatan./ Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan,rencana tindakan pelaksanaannya sudah berhasil sudah berhasil
dicapai.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, namun tidak
berhenti sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan masalah mana yang telah
dapat dipecahkan dan mana yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali,
dilaksanakan dan dievalusi kembali,jadi proses keperawatan merupakan siklus
yang dinamis bekelanjutan.
14
B. Saran
Setelah membaca makalah ini,diharapkan ada kritik dan saran yang dapat
membangun sehinggakami dapat menyempurnakan makalah kami.
1. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat bekerja sama dengan komunitas
dan populasi untuk memperbaiki kembali kesehatan.
2. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat memperhatikan standar
evaluasi atau penilaian dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas.
3. Perawat kesehatan komunitas kiranya dapat terlibat dalam koordinasi dan
organisasi dalam merespons isu-isu yang berhubungan dengan kesehatan.
4. semoga makalah ini menjadi salah satu bahan untuk menambah wawasan
mengenai standar evaluasi keperawatan kesehatan komunitas.
15
DAFTAR PUSTAKA
16