Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH EVALUASI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing:

Risnawati, SKM., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 3:

Milda Eka Pratiwi (D0020P010)

Nirma Purnama Umar (D0020P013)

Haslinda (D0020P006)

Rama Alamsyah (D0020P017)

Yeni (D0020P023)

Fitriani Badudin (D0020P005)

PROGRAM STUDI DILOMA III KEPERAWATAN


STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

1.1    Latar Belakang............................................................................................3

1.2     Rumusan Masalah......................................................................................3

1.3    Tujuan Penulisan.........................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

2.1    Pengertian Evaluasi.....................................................................................5

2.2     Fungsi Evaluasi..........................................................................................6

2.3    Kriteria Evaluasi..........................................................................................6

2.4 Tahap Evaluasi...............................................................................................6

2.5   Teknik Evaluasi............................................................................................8

2.6     Komponen Evaluasi.................................................................................12

2.7  Jenis Evaluasi..............................................................................................15

BAB III..................................................................................................................16

PENUTUP..............................................................................................................16

3.1    Kesimpulan................................................................................................16

3.2. Saran............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang


Sebagai perawat yang professional, kita harus selalu berfikir kritis dari
setiap tahap karena hal tersebut untuk keberhasilan perawatan terutama dalam
tahap evaluasi. Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi
nilai secara obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan
sebelumnya.
Evaluasi merupakan suatu proses untuk menjelaskan secara sistematis
untuk mencapai obyektif, efisien, dan efektif, serta untuk mengetahui dampak
dari suatu kegiatan dan juga membantu pengambilan keputusan untuk
perbaikan satu atau beberapa aspek program perencanaan yang akan datang.
Evaluasi merupakan pengawasan manajerial untuk mendapat hasil yang
sesungguhnya dibandingkan dengan hasil yang diharapkan.oleh karena itu
evaluasi sangat di butuhkan setelah kita melakukan pengkajian, diagnosis,
perencanaan, dan pelaksanaan.

1.2     Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, masalah  yang dapat kami kaji dalam makalah
ini diantaranya:
1. Bagaimana pegertian dari evaluasi?
2. Bagaimana fungsi evaluasi?
3. Bagaimana kriteria evaluasi?
4. Bagaimana tahap evaluasi?
5. Bagaimana teknik evaluasi?
6. Bagaimana komponen evaluasi?
7. Bagaimana jenis evaluasi?
1.3    Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini, adapun tujuan yang hendak dicapai
penulis yaitu:
Untuk mengetahui pengertian evaluasi
Untuk mengetahui fungsi evaluasi
Untuk mengetahui tahap evaluasi
Untuk mengetahui kriteria evaluasi
Untuk mengetahui teknik evaluasi
Untuk mengetahui komponen evaluasi
Untuk mengetahui jenis evaluasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Evaluasi


Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai
proses yang disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai
kualitas, nilai atau kelayakan dari sesuai dengan membandingkan pada
kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya.
Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang
direncanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga
dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya menentukan
Wilkinson (2007):
1.      Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai
2.      Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan
Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap
kontak perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi
kontak yang ditentukan oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi.
Contohnya adalah pada saat pasien baru datang dari ruang bedah maka
perawat akan mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin
evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam dan seterusnya.
Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada
langkah yang sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih
dengan kegiatan pengkajian. Tindakan untuk mengumpulkan data adalah
sama tetapi yang membedakan adalah kapan dikumpulkan dan bagaimana
dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data untuk
membuat diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data
digunakan untuk mengkaji efek dari asuhan keperawatan terhadap diagnosa
keperawatan.
Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi
bukan berarti akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai
siklus yang baru. Setelah mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat
membandingkan respon pasien terhadap outcome yang telah direncanakan
dan menggunakan informasi ini untuk me-review asuhan keperawatan.

2.2     Fungsi Evaluasi


    Menentukan perkembangan kesehatan klien.
 Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
 Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
 Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
 Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

2.3    Kriteria Evaluasi


 Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang
diinginkan telah optimal.
 Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna
atau bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai
secara efektif.
 Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan
memuaskan kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentu
terhadap pemanfaatan suatu sumber daya.

2.4 Tahap Evaluasi


1. Tahap Mengukur Pencapaian Tujuan
a. tujuan dari aspek kognitif . pengukuran perubahan kognitif dapat
dilakukan dengan dua cara:
 Interview/ tanya jawab
 Menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh
perawat untuk mengklarifikasi pemahaman klien/keluarga terhadap
pengetahuan yang telah diberikan pengukuran pengetahuan ini penting
untuk menjamin bahwa apa yang telah disampaikan benar-benar telah
dipahami dengan baik dan benar. Perawat sering menganggap bahwa
ketika klien/keluarga sudah menganggukkan kepala, menandakan ia
yang sudah paham padahal belum tentu bisa jadi karena klien takut
untuk bertanya kembali atau karena alasan yang lain lien seolah-olah
memahami penjelasan perawat. Oleh karena itu, perawat harus selalu
menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan sebagai
pemahaman dan kesalahpahaman bisa diidentifikasi secara langsung.
Pertanyaan yang diajukan pada klien atau keluarga berpedoman pada
tujuan dan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan
 Komprehensif
Pertanyan komprehensif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan
pemahaman klien terhadap perubahan-perbahan yang terjadi pada
tubuhnya. Contoh: ciri apa yang anda rasakan?
 Aplikasi fakta
Pertanyaan berdasarkan aplikasi fakta adalah pertanyaan yang
ditujukan untuk mengidentifikasi pemahaman klien pada tingkat
aplikasi. Perawat mengajukan beberapa situasi atau kondsi yang
mungkin terjadi pada klien an klien dimana unutk menentukan
alternatif pemecahan masalahnya. Contoh: apa yang anda lakukan bila
ketika anda berjalan, kemudian ada perasaan sesak?
 Tulis
Teknik yang kedua ini digunakan untuk mengukur encapaian tujuan
kognitif adalah dengan mengajukan pertanyaan tertulis. Pertanyaan-
pertanyaan ini sudah disiapkan sebelumnya dan berdasarkan tujuan
dan criteria evaluasi yang telah ditetapkan. Teknik evaluasi tertulis ini
jarang digunakan untuk pendidikan kesehatan individual, umumnya
digunakan untuk mengevaluasi tindakan pendidikan kesehatan yang
diberikan secara berkelompok dengan topik yang sama sehingga dapat
menghemat waktu.

b.Tujuan aspek afektif.Untuk mengukur pencapaian tujuan aspek afektif,


dapat dilakukan dengan dua cara:
 Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap
perubahan emosional klien:apakah klien telah kooperatif, apakah
mekanisme koping telah efektif
 Feed back dari staf kesehatan lain
Umpan balik,masukan, dan pengamatan dari staf yang lain dapat juga
dipakai sebagai salah satu informasi tentang aspek afektif klien.
c. Psikomotor
Pengukuran perubahan aspek psikomotor dapat dilakukan melalui
observasi secara langsung terhadap perubahan prilaku klien
d. Perubahan fungsi tubuh
merupakan komponen yang paling sering menjadi criteria evaluasi. Dari
pengamatan di rumah sakit, pada umumnya dari daftar diagnosis
keperawatan yang ada kebanyakan bersifat fisik sehingga kriteria hasil
yang ingin dicapai mengacu pada aspek perubahan fungsi tubuh.
Mengingat begitu banyaknya aspek perubahan fungsi tubuh, untuk
mengukur perubahanya dapat dilakukan dengan tiga cara, antara lain :
 Observasi
 Interview
 Pemeriksaan fisik
2. penentuan keputusan
 Klien telah mencapai hasil yang telah ditentukan dalam tujuan.
Kondisi ini dicapai apabila semua data yang telah ditentukan dalam
kriteria hasil sudah terpenuhi.
 Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Kondisi ini
dicapai apabila sebagian saja dari kriteria hasil yang ditentukan
terpenuhi.
 Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Kondisi ini
ditentukan apabila hanya sebagian kecil atau tidak ada sama sekali
dari kriteria hasil yang dapat dipenuhi. Dapat juga terjadi kondisi klien
semakin buruk sehingga timbul masalah yang baru.
2.5   Teknik Evaluasi
1.      Wawancara
Wawancara adalah proses tanya-jawab yang berkaitan dengan masalah
yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara
berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan masalah
yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan
antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk
membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi
masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan
investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.
Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yang kompleks dan
memerlukan kemampuan skill komunikasi dan interaksi. Komunikasi
keperawatan biasanya digunakan untuk memperoleh riwayat keperawatan.
Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk
mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Teknik
tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan
rasa kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali
jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi :
mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan
secara aktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data,
tetapi juga merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari. Tahapan wawancara /
komunikasi :
a.     Persiapan.
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus
melakukan persiapan dengan membaca status klien. Perawat
diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena
akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan
klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak
boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan
mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan
digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna
memperlancar wawancara.
b.     Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah
dengan memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara,
waktu yang diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok
pembicaraan. Perawat perlu memberikan informasi kepada klien
mengenai data yang terkumpul dan akan disimpan dimana,
bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.
c.      Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah
pembicaraan pada masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal
yang perlu diperhatikan :
1)      Fokus wawancara adalah klien
2)      Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
3)      Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
4)      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5)      Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
6)      Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien
untuk mengungkapkan perasaannya
7)      Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
d.      Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu
klien harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari wawancara
pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara
perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat
mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu
membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam melakukan wawancara dengan klien adalah
:
1)      Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2)      Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
keluhan-keluhannya / pendapatnya secara bebas
3)      Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman
dan nyaman bagi klien
4)      Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5)      Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6)      Tidak bersifat menggurui
7)      Memperhatikan pesan yang disampaikan
8)      Mengurangi hambatan-hambatan
9)      Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara
duduk)
10)  Menghindari adanya interupsi
11)  Mendengarkan penuh dengan perasaan
12)  Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

2.      Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra
lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari
observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi
klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah
:
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara
terinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus
dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan
klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh menjadi tidak
murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam
satu menit”. Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak
valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur
nafasnya.
b.      Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c.       Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca
dan dimengerti oleh perawat yang lain.
3.      Studi Dokumentasi : mempelajari tentang catatan keperawatan dan
kesehatan pasien

2.6     Komponen Evaluasi


Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan
Meneses, 1986, hlm. 229-230) :
1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.
a. Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln
data dan sebagai penentuan kebenaran data yang terkumpul. Semua
kriteria yang digunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria
hasil. Kriteria hasil menandakan hasil akhir asuhan keperawatan.
Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk evaluasi
praktik keperawatan secara luas. Kriteria hasil didefinisikan sebagai
standar untuk menjelaskan respons atau hasil dari rencana asuhan
keperawatan. Hasil tersebut akan menjelaskan bagaimana keadaan klien
setelah dilakukan observasi.
Kriteria hasil dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour), supaya
dapat diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan dalam istilah
yang mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti oleh
setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.

b. Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi
praktik keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang
harus dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk
kualitas pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep
teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini.
Standar harus secara cermat disusun dan diuji untuk menentukan
kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standar dapat
dilihat pada Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.
c.  Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan
pertanyaan evaluative (evaluative questions) sebagai dasar
mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan respons klien terhadap
intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi :
1)      Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2)      Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3)     Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam
perencanaan?
4)      Implementas : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang
akan diberikan?
5)      Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?

2.      Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.
Pada tahap ini kita perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan.
Siapa yang bertanggung jawab dalam pengumpulan data? Kapan data
tersebut diperoleh? Dan sarana apa yang akan digunakan untuk
memperoleh data?
Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan
menyusun perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam
mengevaluasi respon klien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat
lain yang membantu memberikan intervensi kepada klien harus
berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika
lebih dari satu orang yang ikut melakukan evaluasi.
3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar.
Perawat memerlukan keterampilan dalam berfikir kritis,
kemampuan menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil
keputusan klinik. Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan
kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan cara membandingkan data
evaluasi dengan kriteria serta standar dan menyesuaikan asuhan
keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan standar yang sudah
ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan
keperawatan.

4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.


Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh perawat pada tahap ini
adalah menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah
dilaksanakan. Kemudian menentukan kesimpulan pada setiap diagnosis
yang telah dilakukan intervensi. Yang perlu diingat disini adalah tidak
mungkin membuat suatu perencanaan 100% berhasil oleh karena itu
memerlukan suatu perbaikan dan perubahan-perubahan, sebaliknya
tidak mungkin perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itu
diperlukan kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang
tepat, dan menilai respon klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.

5.  Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.


Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil
kesimpulan yang sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan,
kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan. Meskipun pengkajian
dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus
perlu dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu asuhan
keperawatan.
2.7  Jenis Evaluasi
1.      Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif)  adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi
proses harus dilaksanakan  segera setelah perencanaan keperawatan
diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi
tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga
tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam
evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan,
pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan
form evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu
pasien duduk semifowler, pasien dapat duduk selama 30 menit tanpa
pusing.
2.       Evaluasi Sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan
perkembangan. Fokus evaluasi hasil (sumatif) adalah perubahan
perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan keperawatan.
Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara
paripurna.
BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dari makalah ini, kami dapat menarik kesimpulan bahwasanya pada
proses keperawatan terdapat proses akhir yang disebut proses evaluasi,
dimana proses ini sangat penting dan berpengaruh pada hasil dari proses
keperawatan, sehingga kita sebagai mahasiswa keperawatan menyadari akan
urutan-urutan dari tahapan evaluasi.
Tahapan evaluasi dititik beratkan pada tujuan dari evaluasi itu sendiri
yaitu menjamin asuhan keperawatan secara optimal dan meningkatkan asuhan
keperawatan sehingga para mahasiswa setelah membaca makalah ini
diharapkan dapat meningkatkan dan mengetahui dari tahapan evalusi itu
sendiri. Evalusi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian
ulang rencana keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan intelektual untuk
melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa
keperawatan, rencana tindakan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan, namun tidak
berhenti sampai disini. Evaluasi hanya menunjukan masalah mana yang telah
dapat dipecahkan dan mana yang perlu dikaji ulang, direncanakan kembali,
dilaksanakan dan dievalusi kembali,jadi proses keperawatan merupakan
siklus yang dinamis bekelanjutan.

3.2. Saran
Setelah membaca makalah ini, kami berharap semua perawat dapat
menerapkan konsep evaluasi keperawatan dengan sebaik-baiknya dalam
melakukan proses keperawatan,sehingga proses keperawatan yang dilakukan
oleh perawat tersebut memperoleh keberhasilan.
DAFTAR PUSTAKA

Nurjanah, Intansari.2010.Proses Keperawatan NANDA, NOC & NIC.Jogjakarta:


MocoMedia
Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan
Praktik.Jakarta: Salemba Medika
Rohmah, Nimmatur dan Saiful Walid.2012.Proses Keperawatan.jogjakarta:Ar-
Ruzz Media

Anda mungkin juga menyukai