Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesejahteraan sosial bagi lanjut usia sudah diatur oleh pemerintahdalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 tahun 2004 tentang UpayaPeningkatan
Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia.Dalam PP tersebutdijelaskan bahwa
kesejahteraan sosial bagi lanjut usia meliputi tatakehidupan dan penghidupan
sosial material maupun spiritual yang diliputioleh rasa keselamatan, kesusilaan,
dan ketenteraman lahir batin yangmemungkinkan bagi setiap warga Negara untuk
mengadakan pemenuhankebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial
yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak-hakasasi serta kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila.Sebagai
perawat yang professional, kita harus selalu berpikir kritisdari setiap tahap yang
ada dalam proses keperawatan karena hal tersebutuntuk keberhasilan perawatan
khususnya pada tahap evaluasi.
Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara
objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya.Evaluasi
adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilaisecara obyektif pencapaian
hasil-hasil yang telah direncanaknsebelumnya.Evaluasi merupakan suatu proses
untuk menjelaskan secarasistematis untuk mencapai obyektif, efisien, dan efektif,
serta untukmengetahui dampak dari suatu kegiatan dan juga membantu
pengambilankeputusan untuk perbaikan satu atau beberapa aspek program
perencanaanyang akan datang. Oleh karena itu evaluasi sangat di butuhkan setelah
kitamelakukan pengkajian, diagnosis, perencanaan, dan pelaksanaan.Meskipun
tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperwatantetapi tahap ini merupakan
bagian integral pada setiap tahap proseskeperawatan.
Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukankecukupan data yang telah
dikumpulkan dan kesesuaian perilaku yangobservasi. Diagnosis juga perlu
dievaluasi dalam hal keakuratan dankelengkapannya. Evaluasi juga diperlukan
pada tahap intervensi untukmenentukan apakah tujuan intervensi tersebut dapat
dicapai secara efektif.(Nursalam, 2008).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evaluasi keperawatan?
2. Apa saja fungsi dari evaluasi keperawatan?
3. Apa saja tujuan dan manfaat dari evaluasi keperawatan?
4. Bagaimana teknik dalam evaluasi keperawatan?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam melakukan evaluasi keperawatan?
6. Bagaimana evaluasi asuhan keperawatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi keperawatan.
2. Untuk mengetahui fungsi dari evaluasi keperawatan.
3. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari evaluasi keperawatan.
4. Untuk mengetahui kriteria dalam melakukan evaluasi keperawatan.
5. Untuk mengetahui teknik dalam evaluasi keperawatan.
6. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam melakukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Menurut Craven dan Hirnle (2000), evaluasi keperawatan didefinisikan sebagai
keputusan dari efektivitas asuhan keperawatan antaradasar tujuan keperawatan
klien yang telah ditetapkan dengan respons perilaku klien yang tampil. Sementara
itu, menurut Potter and Perry(2005), evaluasi keperawatan adalah kategori
perilaku keperawatan dalammenetukan pembuatan dan pencatatan hasil tindakan
keperawatan yangtelah dicapai.Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu
aktivitas yangdirencanakan, terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana
klien,keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan professional
lainnyamenentukan Wilkinson (2007):
1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai.
2. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan.

Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selamasetiap kontak


perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung darifrekuensi kontak yang
ditentukan oleh status klien atau kondisi yangdievaluasi. Contohnya adalah pada
saat pasien baru datang dari ruang bedah maka perawat akan mengevaluasi setiap
15 menit. Hari berikutnyamungkin evaluasi akan dilakukan setiap 4 jam dan
seterusnya.
Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada langkah
yang sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpangtindih dengan kegiatan
pengkajian. Tindakan untuk mengumpulkan dataadalah sama tetapi yang
membedakan adalah kapan dikumpulkan dan bagaimana dilakukan. Pada tahap
pengkajian, perawat menggunakan datauntuk membuat diagnosa keperawatan
sedangkan pada tahap evaluasi, data digunakan untuk mengkajiefek dari asuhan
keperawatan terhadap diagnosa keperawatan.
Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan,evaluasi
bukan berarti akhir dari proses karena informasi digunakan untukmemulai siklus
yang baru. Setelah mengimplementasikan asuhankeperawatan, perawat
membandingkan respon pasien terhadap outcomeyang telah direncanakan dan
menggunakan informasi ini untuk me-reviewasuhan keperawatan.

B. Fungsi dari Evaluasi Keperawatan


Beberapa fungsi dari evaluasi keperawatan, yaitu:
1. Menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
3. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki
5. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.
C. Tujuan dan Manfaat dari Evaluasi Keperawatan
Sebagaimana dikemukakan oleh Potter and Perry (2005), bahwasecara umum
tujuan evaluasi adalah untuk :
1. Menilai atau membandingkan apakah tujuan yang ingin dicapai dalamrencana
keperawatan tercapai atau tidak, setelah dilakukan tindakankeperawatan.
2. Melakukan pengkajian ulang apabila ternyata rencana keperawatanyang telah
ditetapkan belum atau sudah tercapai sehingga hasilevaluasi dapat
dipergunakan untuk perbaikan perencanaanselanjutnya.
3. Menilai keterlibatan secara aktif sasaran, tenaga pelaksana,serta timkesehatan
lainnya.
4. Menemukan factor penghambat maupun penunjang dalam pelaksanaan
pemberian pelayanan keperawatan.

Sedangkan manfaat kegunaan evaluasi menurut Basford Lynn danOliver Slevin


(2006), adalah untuk menentukan perkembangan kesehatanklien,untuk menilai
efektivitas,efisiensi, dan produktivitas dari tindakan, keperawatan yang telah di
beri, untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan, mendapatkan umpan balik,
serta sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.

D. Kriteria dalam Evaluasi Keperawatan.


Ada dua kriteria dalam kita melakukan evaluasi, menurut BasfordLynn dan
Oliver Slevin (2006), yaitu kriteria proses dan kriteriakeberhasilan. Pertama,
kriteria proses (evaluasi proses) adalah menilai jalannya proses keperawatan
sesuai dengan situasi, kondisi, dan kebutuhanklien. Evaluasi proses harus
dilaksanakan segerasetelah perencanaankeperawatan dilaksanakan untuk
membantu kefektiafan terhadaptindakan.kedua, kriteria keberhasilan (evaluasi
hasil/sumatif) adalahmenilai hasil asuhan keperawatan yang diperlihatkan dengan
perubahantingkah laku klien. Evaluasi ini dilaksanakan pada akhir
tindakankeperawatan secara paripurna.

E. Teknik dalam Evaluasi Keperawatan


1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebutdengan anamnesa.
Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-halyang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi klien danmerupakan suatu komunikasi yang direncanakan.
Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentangmasalah
kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untukmenjalin hubungan antara
perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk membantu klien
memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi masalah dan tujuan
keperawatan,serta membantu perawat untuk menentukan investigasi lebih
lanjutselama tahap pengajian.
Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi.
Komunikasi keperawatan adalah suatu proses yangkompleks dan memerlukan
kemampuan skill komunikasi daninteraksi. Komunikasi keperawatan biasanya
digunaan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Istilah komunikasi teurapeutik
adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluargauntuk
bertuar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakupketrampilan secara verbal
maupun non verbal, empati dan rasakepedulian yang tinggi.Teknik verbal
meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi
respon klien. Teknik non verbal meliputi :mendengarkan secara aktif, diam,
sentuhan dan konta mata.Mendengarkan secara aktif merupakan suatu hal yang
penting dalam pengumpulan data, tetapi juga merupakan sesuatu hal yang
sulitdipelajari. Tahapan wawancara / komunikasi :

a. Persiapan.
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, perawat harusmelakukan
persiapan dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai
prasangka buruk kepada klien,karena akan mengganggu dalam membina
hubungan saling percaya dengan klienJika klien belum bersedia untuk
berkomunikasi, perawattidak boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada
klienkapan mereka sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yangakan
digunakan dalam wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar
wawancara
b. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancaraadalah dengan
memperkenalkan diri : nama, status, tujuanwawancara, waktu yang diperlukan
dan faktor-faktor yangmenjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu
memberikaninformasi kepada klien mengenai data yang terkumpul dan
akandisimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa saja yang boleh
mengetahuinya.
c. Isi/ Tahap Kerja
Perawat mempersiapkan untu penutupan wawancara. Untuk itu klien harus
mengetahui kapan wawancara dan tujuan dariwawancara pada awal perkenalan,
sehingga diharapkan padaakhir wawancara perawat dan klien mampu menilai
keberhasilandan dapat mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat
perlu membuat perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melakukanwawancara dengan klien adalah :
1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikankeluhan-
keluhannya / pendapatnya secara bebas
3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasaaman dan
nyaman bagi klien
4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6) Tidak bersifat menggurui
7) Memperhatikan pesan yang disampaikan
8) Mengurangi hambatan-hambatan
9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan,jarak teapat/ sesuai,cara
duduk).
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien
untukmemperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan
klien.Observasi dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat
indralainnya, melalui rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dariobservasi
adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui
kepekaan alat panca indra.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
observasi adalah:
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskansecara
terinci kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetapharus
dilakukan), karena terkadang hal ini dapat meningkatkankecemasan
klien atau mengaburkan data (data yang diperolehmenjadi tidak
murni).Misalnya : “Pak, saya akan menghitungnafas bapak dalam satu
menit”. Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid,
karena kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapatdibaca dan
dimengerti oleh perawat yang lain.
3. Studi Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang berasal dari catatan klien.

F. Langkah-Langkah dalam Evaluasi Keperawatan

1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi


2. Mengumpulkan data baru tentang klien
3. Menafsirkan data baru
4. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku
5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan
6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

G. Evaluasi Asuhan Keperawatan Pada Lansia


Evaluasi asuhan keperawatan pada lansia pada dasarnya tidak berbeda dengan
evaluasi asuhan keperawatan pada anak, keperawatanmaternitas, keperawatan
komunitas, keperawatan keluarga,keperawatan jiwa,dan keperawatan medical
bedah. Untuk dapat mengevaluasi asuhankeperawatan, maka perlu dibandingkan
apakah tindakan keperawatan yangdiberikan menghasilkan perubahan pada klien
sesuai tujuan yangditetapkan, baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang.
Ataudalam kata lain,apakah rencana tindakanyang dirumuskanefektif
dalammencapai tujuan atau mengatasi diagnosis keperawatanMenurut Lismidar
(1990), ada tiga alternative pencapaian tujuanyang dapat dipergunakan untuk
memutuskan atau menilai, sejauh manatujuan yang telah ditetapkan itu tercapai,
yaitu tujuan tercapai, tujuantercapai sebagian, dan tujuan tidak tercapai

Jenis Evaluasi menurut Ziegler, Voughan – Wrobel, & Erlen (1986, dalam Craven
& Hirnle, 2003), terbagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan. Aspek lingkungan
secara langsung atau tidak.langsung mempengaruhi dalam pemberian
pelayanan. Persediaan perlengkapan, fasilitas fisik, rasio perawat-klien,
dukungan administrasi, pemeliharaan dan pengembangan kompetensi staf
keperawatan dalam area yang diinginkan.
2. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat, dan apakah
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa
tekanan, dan sesuai wewenang. Area yang menjadi perhatian pada evaluasi
proses mencakup jenis informasi yang didapat pada saat wawancara dan
pemeriksaan fisik, validasi dari perumusan diagnosa keperawatan, dan
kemampuan tehnikal perawat.
3. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respons dan fungsi klien. Respons perilaku
lansia merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat
pada pencapaian tujuan dan kriteria hasil. Evaluasi formatif dilakukan sesaat
Ssetelah perawat melakukan tindakan pada lansia. Evaluasi hasil/sumatif:
menilai hasil asuhan keperawatan yang diperlihatkan dengan perubahan
tingkah laku lansia setelah semua tindakan keperawatan dilakukan. Evaluasi
ini dilaksanakan pada akhir tindakan keperawatan secara paripurna.
Hasil evaluasi yang menentukan apakah masalah teratasi, teratasi sebagian,
atau tidak teratasi, adalah dengan cara membandingkan antara SOAP
(Subjektive-Objektive-Assesment-Planning) dengan tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan.
S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari lansia
setelah tindakan diberikan.
O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan.
A (Assessment) adalah membandingkan antara informasi subjective dan
objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan
bahwa masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi.
P (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisis.
Contoh:
S : Lansia mengatakan sudah menghabiskan makanannya
O : Porsi makan habis, berat badan naik, semula BB=51 kg menjadi 52 kg
A : Tujuan tercapai
P : Rencana keperawatan dihentikan

LATIHAN

1. Jelaskan definisi evaluasi keperawatan.


2. Jelaskan tentang evaluasi formatif.
3. Jelaskan tentang SOAP.

PETUNJUK JAWABAN LATIHAN

1. Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan


keperawatan antara dasar tujuan keperawatan yang telah ditetapkan
dengan respon perilaku lansia yang tampilkan.
2. Evaluasi formatif adalah penilaian keberhasilan tindakan keperawatan
sesaat setelah tidakan dilakukan.
3. SOAP :
S (Subjective) adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari
lansia setelah tindakan diberikan.
O (Objective) adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan,
penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan
dilakukan.
A (Assessment) adalam membandingkan antara informasi subjective dan
objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil
kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak
teratasi.
P (Planning) adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan gerontik adalah valuasi didefinisikan sebagai keputusan dari
efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan yang telah
ditetapkan dengan respon perilaku lansia yang tampilkan.
Jenis evaluasi:
1. Evaluasi struktur
Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan
sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan.
2. Evaluasi proses
Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa
tekanan, dan sesuai wewenang.
3. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil berfokus pada respon dan fungsi klien. Respons perilaku
lansia merupakan pengaruh dari intervensi keperawatan dan akan terlihat
pada pencapaian.

B. Saran
Kepada mahasiswa, diharapkan tulisan ini dapat dijadikan motivasiuntuk lebih
mendalami materi tentang Evaluasi pada Asuhan Keperawatan pada Lansia.
Daftar Pustaka

https://id.scribd.com/421723792/evaluasi_pada_asuhan_keperawatan_lansia.
Diakses pada scribd.Ari Pradyanita. 23 agustus 2021.

Anda mungkin juga menyukai