Anda di halaman 1dari 12

Evaluasi keperawatan

Pengertian evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan
dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan (Deswani, 2009). Evaluasi keperawatan
adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif
dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan (Manurung, 2011).

Menurut Wilkinson (2007), secara umum evaluasi diartikan sebagai proses yang
disengaja dan sistematik dimana penilaian dibuat mengenai kualitas, nilaiatau kelayakan dari
sesuai dengan membandingkan pada kriteria yang diidentifikasi atau standar sebelumnya. Dalam
proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan,terus menerus, aktifitas
yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta tenaga kesehatan professional lainnya
menentukan Wilkinson (2007) :

1. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai2.


2. Kefektifan dari rencana asuhan keperawatan

Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak perawat
dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi kontak yang ditentukan oleh status
klien atau kondisi yang dievaluasi. Contohnya adalah pada saat pasien baru datang dari ruang
bedah maka perawat akan mengevaluasi setiap 15 menit. Hari berikutnya mungkin evaluasi akan
dilakukan setiap 4 jam dan seterusnya.

Menurut Wilkinson (2007) juga, evaluasi yang efektif tergantung pada langkah yang
sebelumnya dilakukan. Kegiatan evaluasi tumpang tindih dengan kegiatan pengkajian. Tindakan
untuk mengumpulkan data adalah sama tetapi yang membedakan adalah kapan dikumpulkan dan
bagaimana dilakukan. Pada tahap pengkajian, perawat menggunakan data untuk membuat
diagnosa keperawatan sedangkan pada tahap evaluasi, data digunakan untuk mengkaji efek dari
asuhan keperawatan terhadap diagnosa keperawatan.

Meskipun evaluasi adalah langkah akhir dari proses keperawatan, evaluasi bukan berarti
akhir dari proses karena informasi digunakan untuk memulai siklus yang baru. Setelah
mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat membandingkan respon pasien terhadap
outcome yang telah direncanakan danmenggunakan informasi ini untuk me-review asuhan
keperawatan.

A. Fungsi Evaluasi
- Menentukan perkembangan kesehatan klien.
- Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
- Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
- Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

B. Kriteria Evaluasi
- Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan telah
optimal.
- Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna atau
bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara efektif.
- Responsivitas: yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan
kebutuhan/keinginan, preferensi, atau nilai kelompok tertentu terhadap pemanfaatan
suatu sumber daya.

Tahap Evaluasi

1. Tahap Mengukur Pencapaian Tujuan

a. tujuan dari aspek kognitif . pengukuran perubahan kognitif dapat dilakukan dengan
dua cara:
a) Interview/ tanya jawab
- Menanyakan kembali segala sesuatu yang telah dijelaskan oleh perawat untuk
mengklarifikasi pemahaman klien/keluarga terhadap pengetahuan yang telah
diberikan pengukuran pengetahuan ini penting untuk menjamin bahwa apa yang telah
disampaikan benar-benar telah dipahami dengan baik dan benar. Perawat sering
menganggap bahwa ketika klien/keluarga sudah menganggukkan kepala, menandakan
i ayang sudah paham padahal belum tentu bisa jadi karena klien takut untuk bertanya
kembali atau karena alasan yang lain lien seolah-olah memahami penjelasan perawat.
Oleh karena itu, perawat harus selalu menanyakan kembali segala sesuatu yang telah
dijelaskan sebagai pemahaman dan kesalahpahaman bisa diidentifikasi secara
langsung. Pertanyaan yang diajukan pada klien atau keluarga berpedoman pada
tujuan dan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan.
- Komprehensif
Pertanyan komprehensif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan pemahaman
klien terhadap perubahan-perbahan yang terjadi pada tubuhnya. Contoh: ciri apa yang
anda rasakan?
- Aplikasi fakta
Pertanyaan berdasarkan aplikasi fakta adalah pertanyaan yang ditujukan untuk
mengidentifikasi pemahaman klien pada tingkat aplikasi. Perawat mengajukan
beberapa situasi atau kondsi yang mungkin terjadi pada klien dimana untuk
menentukan alternatif pemecahan masalahnya. Contoh: apa yang anda lakukan bila
ketika anda berjalan, kemudian ada perasaan sesak?

b) Tulis
Teknik yang kedua ini digunakan untuk mengukur pencapaian tujuan kognitif
adalah dengan mengajukan pertanyaan tertulis. Pertanyaan-pertanyaan
inisudah disiapkan sebelumnya dan berdasarkan tujuan dan kriteria evaluasi
yangtelah ditetapkan. Teknik evaluasi tertulis ini jarang digunakan untuk
pendidikan kesehatan individual, umumnya digunakan untuk mengevaluasi
tindakan pendidikan kesehatan yang diberikan secara berkelompok
dengantopik yang sama sehingga dapat menghemat waktu.

b.Tujuan aspek afektif.Untuk mengukur pencapaian tujuan aspek afektif, dapatdilakukan dengan
dua cara:

- Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung terhadap perubahan
emosional klien: apakah klien telah kooperatif, apakah mekanisme kopingtelah efektif
- Feed back dari staf kesehatan lain
Umpan balik,masukan, dan pengamatan dari staf yang lain dapat juga dipakai sebagai
salah satu informasi tentang aspek afektif klien.

c. Psikomotor

Pengukuran perubahan aspek psikomotor dapat dilakukan melalui observasi secara langsung
terhadap perubahan prilaku klien.

d. Perubahan fungsi tubuh

Merupakan komponen yang paling sering menjadi kriteria evaluasi. Dari pengamatan di rumah
sakit, pada umumnya dari daftar diagnosis keperawatan yang ada kebanyakan bersifat fisik
sehingga kriteria hasil yang ingin dicapai mengacu pada aspek perubahan fungsi tubuh.
Mengingat begitu banyaknya aspek perubahan fungsi tubuh, untuk mengukur perubahanya dapat
dilakukan dengan tiga cara, antara lain :

- Observasi
- Interview
- Pemeriksaan fisik
2. penentuan keputusan

- Klien telah mencapai hasil yang telah ditentukan dalam tujuan. Kondisi ini dicapai
apabila semua data yang telah ditentukan dalam kriteria hasilsudah terpenuhi.
- Klien masih dalam proses mencapai hasil yang ditentukan. Kondisi ini dicapai apabila
sebagian saja dari kriteria hasil yang ditentukan terpenuhi.
- Klien tidak dapat mencapai hasil yang telah ditentukan. Kondisi ini ditentukan apabila
hanya sebagian kecil atau tidak ada sama sekali darikriteria hasil yang dapat dipenuhi.
Dapat juga terjadi kondisi klien semakin buruk sehingga timbul masalah yang baru.

Teknik Evaluasi

1.Wawancara

Wawancara adalah proses tanya-jawab yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien,
biasa juga disebut dengan anamnesa. Wawancara berlangsung untuk menanyakan hal-hal yang
berhubungan dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan.

Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan dan masalah
keperawatan klien, serta untuk menjalin hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu
wawancara juga bertujuan untuk membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi
dalam identifikasi masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan
investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian.

Semua interaksi perawat dengan klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi keperawatan
adalah suatu proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill komunikasi dan interaksi.
Komunikasi keperawatan biasanyadigunakan untuk memperoleh riwayat keperawatan. Istilah
komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha untuk mengajak klien dan keluarga
untuk bertukar pikiran dan perasaan. Teknik tersebut mencakup keterampilan secara verbal
maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.

Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi
respon klien. Teknik non verbal meliputi :mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan konta
mata. Mendengarkan secaraaktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data,
tetapi jugamerupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari. Tahapan wawancara / komunikasi :

a. Persiapan.
Sebelum melakukan komunikasi dengan klien, perawat harus melakukan persiapan
dengan membaca status klien. Perawat diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk
kepada klien, karena akan mengganggu dalam membinahubungan saling percaya dengan
klien.Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, perawat tidak boleh memaksaatau
memberi kesempatan kepada klien kapan mereka sanggup. Pengaturan posisiduduk dan
teknik yang akan digunakan dalam wawancara harus disusunsedemikian rupa guna
memperlancar wawancara.
b. Pembukaan atau perkenalan
Langkah pertama perawat dalam mengawali wawancara adalah dengan memperkenalkan
diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang diperlukandan faktor-faktor yang
menjadi pokok pembicaraan. Perawat perlu memberikaninformasi kepada klien mengenai
data yang terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa
saja yang boleh mengetahuinya.
c. Isi / tahap kerja
Selama tahap kerja dalam wawancara, perawat memfokuskan arah pembicaraan pada
masalah khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1). Fokus wawancara adalah klien
2). Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
3). Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
4). Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5). Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
6). Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan
perasaannya
7). Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.
d. Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan wawancara. Untuk itu klien harus mengetahui
kapan wawancara dan tujuan dari wawancara pada awal perkenalan,sehingga diharapkan
pada akhir wawancara perawat dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat
mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat perjanjian lagi
untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
wawancara dengan klien adalah :
1). Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2). Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan keluhan-keluhannya /
pendapatnya secara bebas
3). Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dannyaman bagi klien
4). Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5). Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6). Tidak bersifat menggurui
7). Memperhatikan pesan yang disampaikan
8). Mengurangi hambatan-hambatan
9). Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10). Menghindari adanya interupsi
11). Mendengarkan penuh dengan perasaan
12). Memberikan kesempatan istirahat kepada klien klien.
2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi dilakukan dengan
menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui rabaan, sentuhan dan
pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang
dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci kepada
klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karenaterkadang hal
ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data (data yang diperoleh
menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan menghitung nafas bapak dalam satu
menit”. Kemungkinan besar data yang diperoleh menjadi tidak valid, karena
kemungkinan klien akan berusaha untuk mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan dimengerti
oleh perawat yang lain.

3. Studi Dokumentasi : mempelajari tentang catatan keperawatan dan kesehatan pasien

Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell danMeneses, 1986, hlm. 229-
230) :

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif.


a. Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpulan data dan sebagai
penentuan kebenaran data yang terkumpul. Semua kriteria yang digunakan pada tahap
evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil menandakan hasil akhir asuhan
keperawatan. Sedangkan standar keperawatan digunakan sebagai dasar untuk evaluasi
praktik keperawatan secara luas. Kriteria hasil didefinisikan sebagai standar untuk
menjelaskan respons atau hasil darirencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan
menjelaskan bagaimana keadaan klien setelah dilakukan observasi. Kriteria hasil
dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour ), supaya dapat diobservasi atau diukur
dan kemudian dijelaskan dalam istilah yang mudahdipahami. Idealnya, setiap hasil
dapat dimengerti oleh setiap orang yang terlibatdalam evaluasi.
b. Standar Praktik
Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk mengevaluasi praktik
keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan hal yang harus dilaksanakan
dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk kualitas pelayanan.Standar harus
berdasarkan hasil penelitian, konsep teori, dan dapat diterima oleh praktik klinik
keperawatan saat ini. Standar harus secara cermat disusun dan diujiuntuk menentukan
kesesuaian dalam penggunaannya. Contoh pemakaian standardapat dilihat pada
Standar praktik Keperawatan yang disusun oleh ANA.
c. Pertanyaan Evaluatif
Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu digunakan pertanyaan evaluative
(evaluative questions) sebagai dasar mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan
respons klien terhadap intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi :
1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3) Perencanaan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
4) Implementasi : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akandiberikan?
5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?
2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi.Pada tahap ini kita
perlu mempertimbangkan beberapa pertanyaan. Siapa yang bertanggung jawab dalam
pengumpulan data? Kapan data tersebut diperoleh? Dan sarana apa yang akan digunakan
untuk memperoleh data?
Perawat professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun perencanaan
adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon klien terhadap
intervensi yang diberikan. Perawat lain yang membantu memberikan intervensi kepada
klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi. Validitas informasi meningkat jika lebih
dari satu orang yang ikut melakukan evaluasi.
3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar. Perawat
memerlukan keterampilan dalam berfikir kritis, kemampuan menyelesaikan masalah, dan
kemampuan mengambil keputusan klinik.Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan
kesesuaian dan pentingnya suatu data dengan cara membandingkan data evaluasi dengan
kriteria serta standar dan menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan
kriteria dan standar yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat
mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan
keperawatan.
4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan.Pertama kali yang perlu dilaksanakan oleh
perawat pada tahap ini adalah menyimpulkan efektivitas semua intervensi yang telah
dilaksanakan. Kemudian menentukan kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah
dilakukan intervensi.Yang perlu diingat disini adalah tidak mungkin membuat suatu
perencanaan 100% berhasil oleh karena itu memerlukan suatu perbaikan dan perubahan-
perubahan, sebaliknya tidak mungkin perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk
itudiperlukan kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai
respon klien setelah diintervensi se objektif mungkin.
5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan.
Pada tahap ini perawat melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan yang sudah
diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana asuhan keperawatan.
Meskipun pengkajian dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, aspek-aspek khusus
perlu dikaji ulang dan penambahan data untuk akurasi suatu asuhan keperawatan.

Penilaian keberhasilan

Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu
berkaitan dengan tujuan, apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari
penyebabnya. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor :

a) Tujuan tidak realistis.

b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat.

c) Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.

Alasan pentingnya penilaian sebagai berikut :

a) Menghentikan tindakan atau kegiatan yang tidak berguna.

b) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan.

c) Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan.

d) Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan

Metode Evaluasi

Metode yang digunakan dalam evaluasi antara lain:

1. Observasi langsung adalah mengamati secara langsung perubahan yangterjadi dalam keluarga

2. Wawancara keluarga, yang berkaitan dengan perubahan sikap, apakah telah menjalankan
anjuran yang diberikan perawat

3. Memeriksa laporan, dapat dilihat dari rencana asuhan keperawatan yang dibuat dan tindakan
yang dilaksanakan sesuai dengan rencana

4. Latihan stimulasi, berguna dalam menentukan perkembangan kesanggupan melaksanakan


asuhan keperawatan.

Langkah Melakukan Evaluasi


1. Menentukan kriteria, standar dan pertanyaan evaluasi

2. Mengumpulkan data baru tentang klien

3. Menafsirkan data baru

4. Membandingkan data baru dengan standar yang berlaku

5. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan

6. Melaksanakan tindakan yang sesuai berdasarkan kesimpulan.

Jenis- jenis Evaluasi dalam asuhan keperawatan antara lain :

1. Evaluasi formatif (proses) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
peayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan
keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektivitas intervensi tersebut.
Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai.
Metode pengumpulan data dalam evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan
keperawatan, pertemuan kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan form
evaluasi. Ditulis pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien
dapat duduk selama 30 menit tanpapusing.

2. Evaluasi Sumatif (hasil) Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus evaluasi hasil
(sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir asuhan
keperawatan.Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan keperawatan secara paripurna.
Hasil dari evaluasi dalam asuhan keperawatan adalah : Tujuan tercapai/masalah teratasi: jika
klien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan tercapai
sebagian/masalah teratasi sebagian: jika klien menunjukkan perubahan sebagian dari standar dan
kriteria yang telah ditetapkan. Dan Tujuan tidak tercapai/masalah tidak teratasi: jika klien tidak
menunjukkan perubahan dan kemajuan sama sekali dan bahkan timbul masalah baru.

Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara
membandingkan antara SOAP/SOAPIER dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.

 S (Subjective) : adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan.
 O (Objective) : adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian,
pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan.
 A (Analisis) : adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective
dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah
teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi.
 P (Planning) : adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan
berdasarkan hasil analisa.

CONTOH EVALUASI KEPERAWATAN

No Hari/tanggal/jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan


.
1 Kamis, 25 Perfusi perifer tidak efektif S: Pasien mengatakan pusing yang ia
Januari 2018 berhubungan dengan alami sudah mukai berkurang
Jam 15.30 penurunan konsentrasi O: CRT kembali < 2 detik, pasien tidak
hemoglobin lagi terlihat lemas, pasien masih terlihat
pucat
A: Masalah perfusi perifer tidak efektif
teratasi sebagian, pusing yang dialami
pasien sudah berkurang, CRT dari 3
detik menjadi < 2 detik, pasien sudah
tidak terlihat lemas, namun pasien
masih terlihat pucat
P: Lanjutkan semua Intervensi yang ada
dx. 1
2 Kamis, 25 Nyeri akut berhubungan S: Pasien mengatakan nyeri yang
Januari 2018 dengan Agen pencedera dirasakannya sudah berkurang dan
Jam 15.45 fisiologis jarang timbul
O: P:
Q: Terasa nyut-nyut
R: Sinus maxilaris sinistra
S: 2
T: Jarang timbul
A: Masalah nyeri akut teratasi sebagian
pasien merasa nyeri, nyeri berkurang
dari skala skala 5 menjadi , nyeri jarang
timbul
P: Lanjutkan semua Intervensi yang ada
untuk dx. 2
3 Selasa, 23 Ansietas berhubungan S: Pasien mengatakan tidak merasa
Januari 201`8 dengan krisis situasional cemas lagi, pasien lebih tenang
Jam 16.00 O: Pasien dapat tersenyum dan tidak
terlihat murung
A: Masalah ansietas teratasi, pasien
tidak merasa cemas, pasien sudah dapat
mengontrol kecemasannya sendiri
P: Hentikan Intervensi
DAFTAR PUSTAKA

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PRAKTIKA-DOKUMEN-
KEPERAWATAN-DAFIS.pdf

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/KOMPONEN%20DAN%20JENIS-JENIS%20EVALUASI%20DALAM
%20ASUHAN%20KEPERAWATAN.pdf

http://repository.unimus.ac.id/2026/6/BAB%20II.pdf

Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta: Salemba Medika

Rohmah, Nimmatur dan Saiful Walid.2012.Proses Keperawatan.jogjakarta:Ar-Ruzz Media

https://www.academia.edu/34700067/Makalah_Evaluasi_Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai