Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK DAN ORANG TUA

KOMUNIKASI KEPERAWATAN 2
KELOMPOK 4

DISUSUN :

Fitra Ayda Ningsih G1B119058 Nurfajrindah G1B119079

Mutia Salsa bila G1B119059 Rika Fitria G1B119080

Ayu Komala Sari G1B119066 Indah Agustiani G1B119085

Tri Gumay K. G1B119069 Mita Amalia G1B119088

Assyafiah Harnum G1B119078 Dimas Hendri Putra G1B119089

DOSEN PENGAMPU :
Ns. , S.Kep., M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul
Komunikasi Terapeutik pada anak dan orang tua ini dengan lancar.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas perkuliahan Komunikasi


Keperawatan 2. Penulis sangat menyadari dalam penyusunan dan penulisan tugas
laporan ini masih banyak sekali kekurangan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan dan
memperluas wawasan penulis.

Demikian laporan ini penulis susun dan penulis harap bermanfaat dan dapat
mendampingi kita dalam proses belajar.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jambi, 12 November 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA ANAK DAN ORANG TUA

A. Pengertian Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan usaha-usaha untuk


mengelompokkan,memilih-milih dan mengirimkan lambang-lambang
sedemikian rupa yang dapat membantu seorang pendengar atau penerima
berita mengamati atau menyusun kembali dalam fikirannya arti atau
makna yang terkandung dalam fikiran komunikator.

Komunikasi  adalah usaha, tingkah laku atau kegiatan penyampaian


informasi mengenai pikiran,makna atau perasaan.

Komunikasi merupakan proses di mana informasi disampaikan pada orang


lain melalui simbol-simbol,tanda-tanda atau tingkah laku.

Komunikasi terapeutik (Haber, 1996) adalah hubungan interpersonal di


mana Perawat – Klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta
memperbaiki pengalaman emosional klien.

Komunikasi menyangkut 3 aspek keterampilan :

1. Keterampilan menyampaikan  meliputi  keterampilan berbicara, menulis


atau mengarang

2. Keterampilan menerima meliputi  keterampilan mendengarkan, membaca


tulisan dan tanda-tanda.

3. Keterampilan berkomunikasi tanpa kata-kata (non verbal communication)

Komponen-komponen komunikasi :

1. Sender (Pengirim Pesan/Komunikator)

Pengirim pesan adalah seseorang atau sumber pesan yang memberikan informasi
atau ide yang disampaikan, dapat individu ataupun kelompok yang melaksanakan
komunikasi baik dengan individu ataupun kelompok lain. Orang yang
menyampaikan pesan harus berusaha merumuskan isi pesan yang akan
disampaikan. Kejelasan kalimat dan kemudahan bahasa untuk dimengerti akan
sangat mempengaruhi penerimaan pesan oleh komunikan.
1. Message (Pesan)

Pesan merupakan berita yang disampaikan oleh pengirim pesan melalui lambang
pembicara, gerakataupun sikap. Lambang suara berkaitan dengan intonasi suara.
Lambang gerak adalah ekspresi wajah dan gerakan tubuh, sedangkan lambang
warna tertentu yang mempunyai makna yang sudah dikenal sesara umum,
misalnya merah, kuning, hijau pada lampu lalu lintas.

1. Receiver (Penerima Pesan/Komunikan)

Penerima pesan merupakan orang yang menerima berita atau lambang, dapat
berupa individu maupun kelompok. yang disampaikan. Penerima pesan harus
tanggap dengan pesan yang diterimanya dan harus dapat menafsirkan pesan
yang diterimanya.Ada satu hal penting yang harus siperhatikan adalah persepsi
komunikan terhadap pesan yang harus sama dengan persepsi komunikator.

1. Channel (Media)

Media merupakan sarana atau saluran dari komunikasi, dapat berupa media cetak,
audio, visual & audio-visual. Gangguan atau kerusakan pada media akan
mempengaruhi penerimaan pesan dari komunikan.

1. Feed Back (Umpan Balik)

Reaksi komunikan sebagai dampak atau pengaruh dari pesan yang disampaikan,
baik secara langsung maupun tidak langsung, merupakan bagian komunikasi yang
dapat digunakan sebagai alat evaluasi pencapaian pesan/informasi yang
disampaikan.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi agar berlangsung lancar dan


berhasil : situasi,waktu dan kejelasan pesan.

Komunikasi :

- Verbal : komunikasi yang diucapkan dengan kata-kata atau


disampaikan secara tertulis.
- Komunikasi non verbal : komunikasi dengan menggunakan bahasa
tubuh (body language)  yaitu melalui  ekspresi wajah, pandangan
mata, gerakan tubuh, penampilan.

Menurut Haber, komunikasi dibagi menjadi 2 macam :

1. Komunikasi intrapersonal
Komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang di mana individu berdialog dengan
dirinya sendiri.

2. Komunikasi interpersonal

Komunikasi yang terjadi antara 2 org atau lebih melibatkan komunikasi verbal
dan non verbal.

Komunikasi interpersonal ada 3 :

a)    Komunikasi sosial

a. Terjadi pada setiap pembicaraan antara berbagai orang sebagi teman atau
keluarga
b. Topik yang dibicarakan bervariasi
c. Karakteristik : kurang ketergantungan antar individu yang terlibat dan
hubungan bersifat superficial serta kadang-kadang tidak mengharapkan
bantuan.

b)    Komunikasi collegial

a. Terjadi antara teman sejawat (Kolega)


b. Dalam konteks perawatan terdapat penolong yang mempunyai tujuan yang
bekerjasama dengan klien dalam rangka melaksanakan askep klien.

c)    Komunikasi facilitative

a. Terjadi antara klien dan tenaga kesehatan yang memberi bantuan


b. Isi komunikasi sangat berarti untuk membahas masalah klien lebih dalam
c. Sebagai proses, komunikasi ini berfokus pada klien yang memerlukan
pertolongan
d. Mempunyai tiga tujuan :

1)    Menggali perasaan, pikiran, perilaku dan pengalaman seseorang

2)    Mengerti peran yang dimainkan klien dan orang orang yang berarti bagi klien
yang dapat membantu mengidentifikasi masalah.

3)    Kegiatan yang langsung memecahkan masalah klien.


Komunikasi terapeutik (Haber) adalah hubungan interpersonal di mana Perawat –
Klien memperoleh pengalaman belajar bersama serta memperbaiki pengalaman
emosional klien.

Ciri-ciri komunikasi terapeutik :

1)      Empati

a. Kemampuan mengerti sepenuhnya tentang kondisi atau perasaan orang


lain
b. Dapat terlihat secara non verbal
c. Seseorang yang mempunyai empati yang tinggi akan termotivasi secara
tinggi untuk menolong orang lain.

2)      Rasa percaya

a. Respek seseorang terhadap kebutuhan orang lain dan berhasrat akan


berbuat sesuatu yang dapat dipertanggungjawabkan
b. Seseorang dengan sikap rasa percaya cenderung menimbulkan percaya
pada pasien
c. Kejujuran sangat penting dalam pembentukan rasa percaya

3)      Validasi

a. Menegaskan kembali tentang pesan yang sudah disampaikan.Terjadi jika


komunikator merasa bahwa orang yang diajak bicara menerima dan
memberi respon terhadap apa yang dikatakannya.

4)      Perhatian

a. Merupakan tingkat keterlibatan emosi dlm komunikasi yang diekpresikan


secara non verbal pada apa yang dikatakan orang lain dengan cara
memandang,mengangguk atau dengan perabaan jika tepat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berkomunikasi terapeutik :

1)    Memanggil klien sesuai dengan nama atau panggilan yang disukainya

2)    Memberitahu jadwal kegaiatan klien dan seberapa jauh perawat terlibat
dalam membantu klien

3)    Memberi penjelasan prosedur yang akan dikerjakan atas dirinya


4)    Menanyakan apa yang dirasakan dan ingin diketahui klien

5)    Menjawab dengan singkat dan jelas

6)    Menggunakan sentuhan pada saat yang tepat dan diperlukan sesuai dengan
budaya yang berlaku.

Tehnik komunikasi yang efektif :

1. Yakinkan apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana


mengkomunikasikannya

2. Gunakan bahsa yang jelas dan dapat dimengerti komunikan.

3. Gunakan media komunikasi yang tepat dan adekuat.

4. Ciptakan iklim komunikasi yang baik dan tepat.

5. Dengarkan dengan penuuuh perhatian terhadap apa yang sedang


diutarakan komunikan.

6. Hindarkan komunikasi yang tidak disengaja.

7. Ingat bahwa komunikasi adalah proses dua arah dan harus terjadi umpan
balik antara komunikator dan komunikan.

8. Yakinkan bahwa tindakan yang dilakukan tidak kontradiksi dengan apa


yang diucapkan dan ekspresi verbal harus sesuai dengan ekspresi non
verbal.

B. Komunikasi pada anak sesuai tahap perkembangan proses fikir


1. Masa Bayi

a. Belum dpt menggunakan kata-kata dan komunikasi non verbal.

b. Mengungkapkan kebutuhan dengan tingkah laku dan bersuara yang dapat


diinterpretasikan oleh orang di sekitarnya.

Menangis : lapar, sakit, pembatasan gerak,

kesepian : usap dengan tangan, berbicara halus, gendong, pangku.


a. Bayi < 6 bln  perilaku mengerak-gerakkan tangan, kaki, menendang
merupakan tingkah laku untuk menarik perhatian : menepuk tubuhnya.

b. Bayi > 6 bln berpusat pada diri dan ibunya : merasa takut terhadap orang
asing (stranger anxiety)

2. Anak usia kurang 5 tahun

a. Sangat egosentris : hanya melihat sesuatu berpusat pada dirinya


(komunikasi berpusat pada dirinya)

b. Takut terhadap ketidaktahuan : beritahu apa yang akan terjadi pada


dirinya,bagaimana mereka merasakannya, beri kesempatan untuk
memegang alat yang akan menyentuh anak.

c. Belum fasih berbicara : gunakan kata-kata simpel, singkat yang dikenal;


beri pujian untuk hal-hal yang dicapai

d. Pandangan mata sejajar : jongkok, duduk di kursi, berlutut

3. Usia Sekolah

Anak usia 5 – 8 tahun

a. Bila menemui  masalah hanya percaya terhadap apa yang dilihat dan yang
mereka ketahui tanpa memerlukan penjelasan secara mendalam. Anak
tertarik pada aspek fungsional dari semua prosedur, objek dan aktifitas.
Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan
b. Sangat memperhatikan keutuhan tubuhnya, oleh karena itu mereka peka
terhadap sesuatu yang mengancam atau menyakiti tubuhnya dan beri
pendekatan positif

Anak usia 8 – 12 tahun

Sudah mampu berfikir secara konkrit dan komunikasi mudah, beri contoh suntik
pada boneka

4. Anak usia remaja


a. Mempunyai pola fikir dan tingkah laku peralihan anak-dewasa
b. Bila stress  diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya,
orang  dewasa di luar keluarga, terbuka terhadap perawat
c. Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya, beri
support, jangan melakukan interupsi, ekspresi wajah tidak
menunjukkan heran, hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa
malu.
d. Waktu wawancara, orangtua diikutsertakan, bila ada dilema yaitu
masalah antara anak dengan orang tua, perawat klarifikasi
masalahnya.
C. Tehnik berkomunikasi dengan anak :

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga

Menghindari berkomunikasi langsung dengan melibatkan orangtua secara


langsung yang berada di sampingnya. Selain itu dapat digunakan dengan
mengomentari tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta lainnya, dengan
catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.

2. Bercerita

Dengan cara ini, pesan yang akan disampaikan dengan mudah dapat diterima oleh
anak mengingat anak sangat suka dengan cerita, tetapi cerita yang disampaikan
hendaknya sesuai dengan pesan yang disampikan yang dapat diekspresikan
melalui tulisan atau gambar.

3. Memfasilitasi

Dalam memfasilitasi, kita harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak


boleh dominan, tetapi anak harsanak harus diberikan respon terhadap pesan yang
disampaikan melalui mendengarkan dengan penuh perhatian.

4. Biblioterapi

Pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan.


Dengan menceritakan isi buku atau majalah sesuai dengan pesan yang ingin
disampaikan kepada anak.

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Meminta anak untuk menyebutkan keinginan sehingga dapat diketahui berbagai


keluhan yang didapatkan dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan
pikiran saat itu.

6. Pilihan pro dan kontra

Mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan positif dan negatif sesuai
dengan pendapat anak.

7. Penggunaan skala
Penggunan skala atau peringkat ini dapat digunakan dalam mengungkapkan
perasaan sakit pada anak, cemas,sedih dan lain-lain dengan menganjurkan anak
untuk mengekspresikan perasaannya.

8. Menulis

Melalui tehnik ini anak dapat mengekspresikan dirinya baik pada keadaan sedih,
marah atau yang lainnyadan biasanya banyak dilakukan pada anak yang jengkel,
marah dan diam.

9. Menggambar

Menggambar juga dapat digunakan untuk mengungkapkan ekspresinya, perasaan


jengkel marah biasanya dapat diungkapkan melalui gambar dan anak akan
mengungkapkannya apabila ditanyakan tentang maksud dari gambarnya.

10. Bermain

Merupakan alat efektif dalam membantu anak untuk berkomunukasi, hubungan


interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan
pesan-pesan dapat disampaikan.

D. Petunjuk komunikasi dengan anak :


- Pilih waktu yang tepat agar anak merasa senang dengan perawat
- Berikan senyuman, pandangan mata bersahabat
- Komunikasi melalui transisi objek, misalnya : boneka
- Beri kesempatan anak untuk bicara tanpa keluarga
- Atur posisi agar perawat dapat bertatatapan dengan anak
- Bicara jelas,spesifik,gunakan kata-kata sederhana dan kalimat
pendek
- Berikan pujian,beri motivasi agar berani bicara
- Gunakan tehnik komunikasi yang bervariasi
- Perawat harus jujur pada anak, hindari memberi janji yang tidak
mungkin dilaksanakan

E. Cara komunikasi dengan orang tua anak :


- Mendorong orangtua untuk berbicara
- Arahkan ke focus
- Mendengarkan
- Diam
- Empati
- Meyakinkan kembali
- Merumuskan kembali
- Memberi petunjuk kemungkinan yang akan terjadi
- Menghindari hambatan dalam komunikasi

F. Pendekatan umum pada anak sebelum dilakukan pemeriksaan :

1. Ajak berbicara terlebih dahulu orangtua sebelum berkomunikasi dengan


anak.

2. Lakukan kontak dengan anak dengan bercerita atau tehnik lain agar anak
mau berkomunikasi.

3. Berikan mainan sebelum masuk ke dalam pembicaraan inti

4. Beri kesempatan pada anak u memilih tempat pemeriksaan yang


diinginkan

5. Lakukan pemeriksanaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang


berdampak trauma dilakukan pada akhir pemeriksaan

6. Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri


kesempatan untuk memegang alat periksa.

G. Faktor – faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan anak :


1. Pendidikan                                        
2. Sikap                                                
3. Status kesehatan anak                       
4. Saluran  
5. Persepsi
6. Nilai
7. Emosi
8. Latar belakang Sosiokultural
9. Gender
10. Peran dan hubungan
11. Lingkungan
12. Ruang dan teritorial
13. Pengetahuan  
14. Usia tumbuh kembang   
15.  Sistem Sosial  
16.  Perkembangan                     
H. Karakteristik komunikasi terapeutik
Menurut : Arwani, 2002 : 54-57
1. Genuineness (keikhlasan). Menyadari tentang nilai, sikap.
2. Empathy (empati). “penerimaan” perawat pada apa yang dirasakan
oleh pasien
3. Warmth (kehangatan). Dengan kehangatan perawat dapat mendorong
pasien untuk mengekspresikan apa yang dirasakan dalam bentuk
perbuatan tanpa ada rasa
takut disalahkan.

I. Tehnik komunikasi terapeutik dengan anak

Komunikasi dengan pasien anak hendaknya memperhatikan tumbuh


kembangnya

Menurut : Mundakir, 2005 : 153-154


1. Nada suara, berbicara dengan nada suara yang rendah dan lambat.
2. Mengalihkan aktivitas, melakukan fariasi antara bermain dengan
aktivitas terapi.
3. Jarak interaksi, mempertahankan jarak yang aman.
4. Kontak mata, melakukan kontak mata saat kira-kira
pasien anak sudah dapat mengontrol perilakunya.
5. Sentuhan, hindari menyentuh anak tanpa izin dari si anak.

J. Sikap berkomunikasi dengan anak

Mundakir, 2005 :

1. Teknik orang ketiga, dalam teknik ini berusaha untuk mengungkapkan


ekspresi orang ketiga, seperti “dia atau mereka.”
2. Bercerita menggunakan bahasa anak, sekaligus menyelidiki
perasaannya.
3. Tiga Permintaan (Three Wishes), untuk mengundang anak-anak masuk
dalam sebuah percakapan.

K. Langkah – langkah komunikasi dengan keluarga

Menurut: (Mundakir, 2005 :144)


1. Mendorong orangtua untuk berbicara mengenai kondisi kesehatan anak
yang sebenarnya.
2. Mengarahkan pada pokok permasalahan.
3. Mendengarkan, unsur yang paling penting dalam komunikasi
4. Bersikap empati.
5. Meyakinkan.
6. Memecahkan masalah, agar disepakati oleh orangtua.

L. Tahap interaksi pada komunikasi terapeutik


Wood mengatakan pada umumnya hubungan antar pribadi berkembang
melalui tahap-tahap yaitu :
1. Tahap awal atau tahap orientasi
Pada tahap ini antara petugas dan pasien terjadi kontak dan pada tahap ini
penampilan fisik begitu penting karena dimensi fisik paling terbuka untuk
diamati.
2. Tahap lanjutan adalah tahap pengenalan lebih jauh, menurut
purwanto (1994: 25)

- Dilakukan untuk meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain


dan mengatasi kecemasan.
- Melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada

3. Tahapan terminasi menurut purwanto (1994:26)

- Pengikatan antar pribadi yang lebih jauh, merupakan fase


persiapan mental

- Untuk membuat perencanaan tentang kesimpulan perawatan

- Mempertahankan batas hubungan yang ditentukan.


BAB 3

PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Arwani. (2002). Komunikasi Dalam Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku


Kedokteran EGC

Mundakir. (2006). Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Rakhmat, Jalaludin. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya

Yin, Robert K. (2006). Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta : Raja Grafindo
Persada

Skripsi Rochana, Nana. (2005). Kemampuan Perawat dalam Menerapkan


Komunikasi Terapeutik Terhadap Anak di Bangsal Anak Rumah Sakit
Pemerintah di Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai