Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perawatan darurat adalah pemberian perawatan khusus bagi pasien yang sakit atau cidera
darurat. Pasien seperti itu tidak stabil sehingga memerlukan perawatan intensif dan
kewaspadaan. Peran perawat sangat penting dan dibutuhkan oleh pasien maupun kluarga
dalam kesembuhan pasien. Peran perawat dalam perawatan darurat yaitu pemberi pelayanan
kesehatan, manager klinis, pendidik, peneliti, praktik kolaboratif. Dalam keperawatan gawat
darurat terdapat prinsip perawatan yang pada penggunaanya harus cepat dan tepat, yaitu
Emergent triage, Urgent triage, dan Nonurgent triage. Perawatan gawat darurat
mengharuskan perawat memeriksa pasien dengan cepat dan tepat dan memonitor peralatan
yang digunakan. Saat pasien datang makan perawat akan melakukan pengkajian untuk
mengumpulkan data yang akan digunakan untuk tahap lebih lanjut. Pengkajian yang di
gunakan yaitu primary survey dan secondary survey. Primary survey ini di mulai dengan
mengkaji DRABC (Danger, Response, Airway, Breathing, Circulation) dan untuk secondary
survey pengkajian ini lebih dalam mencangkup history, vital sign dan pysical examination.
Keperawatan gawat darurat adalah pelayanan keperawatan profesional diberikan pada pasien
dengan kebutuhan urgen dan kritis. Dalam pelayanan keperawatan ini bersifat darurat
sehingga perawat harus memiliki kemampuan, ketrampilan, tehnik serta ilmu pengetahuan
yang tinggi dan benar dalam menangani kedaruratan pasien (Saudin and Kristiyanto, 2016, p.
30). Dalam pelayanan gawat darurat ini perawat mempunyai peran penting dalam
memberikan pertolongan dalam pasien.
Hematothorax adalah adanya darah dalam rongga pleura. Sumber mungkin darah dinding
dada, parenkim paru – paru, jantung atau pembuluh darah besar . kondisi diasanya
merupakan konsekuensi dari trauma tumpul atau tajam. Ini juga mungkin merupakan
komplikasi dari beberapa penyakit .( Puponegoro , 2001 ) Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) angka penderita hematothorax selama 10 tahun terakhir ini mengalami
peningkatan, dari 177 juta penduduk dunia yang menderita Hematothorak, sekitar 76%
diantaranya berada di negara berkembang, dan 62 % disebabkan karena trauma. Pada tahun
2006 penduduk Amerika Serikat yang menderita hematothorax sebanyak 7,8 juta orang. Di
Asia, prevalensi penduduk Cina, angka penderita hematothorax sebanyak 1,5%, di hongkong
4,3% dan untuk Cina Singapura sebanyak 6,2%. Pada tahun 2000 penderita hematothorax di
Indonesia mencapai 1,6 juta adapun prevalensi kejadian hematothorax ini tersebar diberbagai
kota di Indonesia.
Pneumothorax didefinisikan sebagai suat penyakit yang berbahaya seperti penyakit
jantung, paru-paru, stroke dan kanker banyak dialami oleh orang-orang yang berusia lanjut.
Tetapi di era yang modern ini, penyakit-penyakit berbahaya tersebut tidak jarang diderita
oleh usia yang masih produktif. Faktor utama penyebab penyakit yang menyerang usia
produktif tersebut adalah pola hidup yang tidak seimbang, jarang berolahraga, dan adanya
peningkatan konsumsi rokok di kalangan muda. Salah satu penyakit yang sering menyerang
adalah penyakit paru. Sehingga diperlukan suatu bentuk rehabilitasi yang dapat memulihkan
kondisi kesehatan agar dapat melanjutkan hidup menjadi lebih baik. Salah satu organ vital
manusia adalah paru-paru. Banyak penyakit paru-patu yang menjadi salah satu penyebab
utama kematian seseorang, salah satunya adalah pneumothorax. Pneumothorax adalah
adanya udara dalam rongga pleura. Pneumothorax dapat terjadi secara spontan atau karena
trauma (British Thoracic Society 2003). Tension pneumothorax disebabkan karena tekanan
positif pada saat udara masuk ke pleura pada saat inspirasi. Pneumothorax dapat
menyebabkan cardiorespiratory distress dan cardiac arrest. Pneumothorax disebabkan karena
robekan pleura atau terbukanya dinding dada. Dapat berupa pneumothorax yang tertutup dan
terbuka atau menegang (Tension Pneumothorax). Johnston & Dovnarsky (Appley, 2000)
memperkirakan keja dian pneumotoraks berkisar antara 2,4 – 17,8 per 100.000 per tahun.
Beberapa karakteristik pada pneumotoraks antara lain: laki-laki lebih sering daripada wanita
(4: 1), paling sering pada usia 20-30 tahun. Pneumotoraks merupakan kegawatan paru.
Angka kejadian Inggris laki-laki 24 per 100.000 penduduk dan perempuan 9,8 per 100.000
penduduk per tahun. Kasus pneumotoraks lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan.
Dari penjelasan tersebut maka kami akan membahas mengenai konsep dasar dari Primary
Survey, Secondary Survey, Penyakit Hemotorax, dan Tension Pneumothorax.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu Primary Survey?
2. Apa itu Secondary Survey?
3. Apa itu Hemotorax?
4. Bagaimana Etiologi Hemotorax?
5. Bagaimana Patofisiologi Hemotorax?
6. Apa saja kategori Hemotorax?
7. Bagaimana manifestasi klinis Hemotorax?
8. Apa saja komplikasi dari Hemotorax?
9. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Hemotorax?
10. Apa saja penatalaksanaan dari Hemotorax?
11. Apa itu Tension Pneumothorax?
12. Bagaimana etiologi Tension Pneumothorax?
13. Apa saja tanda dan gejala Tension Pneumothorax?
14. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Tension Pneumothorax?
15. Bagaimana patofisiologi Tension Pneumothorax?
16. Apa saja manifestasi Tension Pneumothorax?
17. Apa saja komplikasi Tension Pneumothorax?
18. Bagaimana asuhan keperawatan Tension Pneumothorax?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan makalah ini adalah memberikan informasi mengenai Primary Survey,
Secondary Survey, Penyakit Hemothorax dan Tension Pneumothorax.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Apa itu Primary Survey?
2. Apa itu Secondary Survey?
3. Apa itu Hemotorax?
4. Bagaimana Etiologi Hemotorax?
5. Bagaimana Patofisiologi Hemotorax?
6. Apa saja kategori Hemotorax?
7. Bagaimana manifestasi klinis Hemotorax?
8. Apa saja komplikasi dari Hemotorax?
9. Bagaimana pemeriksaan diagnostik Hemotorax?
10. Apa saja penatalaksanaan dari Hemotorax?
11. Apa itu Tension Pneumothorax?
12. Bagaimana etiologi Tension Pneumothorax?
13. Apa saja tanda dan gejala Tension Pneumothorax?
14. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Tension Pneumothorax?
15. Bagaimana patofisiologi Tension Pneumothorax?
16. Apa saja manifestasi Tension Pneumothorax?
17. Apa saja komplikasi Tension Pneumothorax?
18. Bagaimana asuhan keperawatan Tension Pneumothorax?

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
Agar penulis dapat lebih jauh mengetahui dan memahami informasi mengenai Primary
Survey, Secondary Survey, Penyakit Hemothorax dan Tension Pneumothorax.
1.4.2 Manfaat bagi Masyarakat dan Ilmu Pengetahuan
1. Dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengetahui dan memahami informasi
mengenai Primary Survey, Secondary Survey, Penyakit Hemothorax dan Tension
Pneumothorax.
2. Dapat menjadi bahan referensi dalam penelitian selanjutnya dan menambah referensi
untuk penelitian yang sudah ada.
1.4.3 Manfaat untuk Mahasiswa
1. Menambah wawasan mahasiswa mengenai Primary Survey, Secondary Survey,
Penyakit Hemothorax dan Tension Pneumothorax.
2. Mengembangkan pengetahuan mahasiswa mengenai Primary Survey, Secondary
Survey, Penyakit Hemothorax dan Tension Pneumothorax.
3. Sebagai penunjang pengetahuan lebih bagi mahasiswa.
1.4.4 Manfaat untuk FKIK UNJA
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa UNJA mengenai Primary Survey, Secondary
Survey, Penyakit Hemothorax dan Tension Pneumothorax.

Anda mungkin juga menyukai