Dosen Pengampuh :
Ns. Hj. Zainar Kasim S.Kep., M.Kep.
Disusun Oleh
Kelompok III :
1. Bella Vista Datunsolang
2. Thieny H.I Mumekh
3. Shania Virgin Ngadimin (1801010)
4. Virginia Yessi Sasube
5. Prayoga Mamonto
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Konsep Dasar Teori
2.1.1 Pengertian Tension Pneumothorax
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Klasifikasi
2.1.4 Patofisiologi
2.1.5 Manifestasi Klinis
2.1.6 Komplikasi
2.1.7 Pemeriksaan Penunjang
2.1.8 Penatalaksanaan
2.2 Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan Teori
2.2.1 Pengakajian
2.2.2 Diagnosa
2.2.3 Intervensi
2.2.4 Implementasi
2.2.5 Evaluasi
2.3 Tinjauan Konsep Asuhan Keperawatan Kasus
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Masyarakat
2.1.1 Pengertian
Tension pneumotorak merupakan suatu keadaan udara yang
masuk ke dalam ruang pleura dari paru-paru yang mengalami laserasi
atau melalui lubang kecil dalam dinding dada (Brunner & Suddarth,
2013). Pada tension pneumotorak, udara terperangkap di ruang pleura
karena pleura memiliki fungsi seperti katup satu arah. Sehingga
mengakibatkan udara bisa masuk saat inspirasi, namun udara yang di
dalam tidak bisa keluar saat ekspirasi. Hal tersebut mengakibatkan
semakin banyak udara yang terperangkap, sehingga terjadi peningkatan
tekanan intratorak yang mengakibatkan paru kolaps dan terjadinya
pergeseran mediastinum ke arah paru-paru yang sehat.
Akibat dari hal tersebut maka terjadi gangguan venous return dan
curah jantung yang menyebabkan penurunan cardiac output dan
hipotensi berat (Rini, 2019). Pada kasus tension pneumotorak,
peningkatan tekanan intrapleura positif dan progresivitas penyakit
semakin tinggi disebabkan karena terdapat fistel di pleura visceralis
yang bersifat ventil. Ketika fase inpirasi, udara masuk melaui trakea,
bronkus serta percabangannya lalu menuju pleura melalui fistel yang
terbuka. Ketika fase ekspirasi, udara di dalam rongga pleura tidak dapat
keluar, sehingga mengakibatkan tekanan di dalam rongga pleura
semakin tinggi.
2.1.2 Etiologi
2.1.3 Klasifikasi
2.1.4 Patofisiologi
b. Air hunger yang berupa sensasi tidak bisa bernafas pada udara
yang cukup atau memerlukan oksigen yang lebih banyak dari
biasanya sehingga menghasilkan pernapasan yang dalam, cepat
dan sesak napas
c. Tachypnea
d. Distress pernapasan
e. Tachycardia
f. Hipotensi
k. Sianosis
2.1.6 Komplikasi
lain:
1. Foto Toraks PA :
b. hiperlusens
1. Pemeriksaan Diagnostik
2. Penatalaksanaan Medis
15
2.2 Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
b. Breathing
16
7)Auskultasi suara napas pasien
17
c. Circulation
d. Disability
e. Exposure
a. Anamnesis
• M = Medications
• E = Event
1) Identitas klien
3) Keluhan utama
4) Riwayat Kesehatan
b. Pemeriksaan fisik
2) Wajah
3) Toraks
1. A = Alert
25
tanda dypsneu
3. Membantu pemasukan O2 ke
dalam tubuh dan ventilasi pada
3. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
Ventilasi sisi yang tidak sakit.
4. Mengetahui irama,frekuensi
4.Monitor respirasi dan status O2 nafas dan terjadinya dypsnea
pada pasien
nyeri
3. Mendengarkan musik dapat
2. Pasien tidak meringis 6. Anjurkan monitor nyeri secara mandiri
3. Tanda-tanda vital dalam 7. Kolaborasi pemberian analgetik, jika memproduksi zat endorpin
rentang normal (tekanan diperlukan substansi sejenismorfin yang
darah,nadi dan pernafasan) disuplai tubuh yang dapat
mengurangi rasa sakit nyeri yang
dapat menghambat trasmisi
impuls nyeri di sistem saraf
pusat.
2.2.5. Evaluasi
1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn. M.B. Pendidikan : SMA
Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : pensiunan PNS
Usia : 74 tahun
Agama : Islam
Status : Kawin
Alamat : Banyu urip-SBY
2. Alasan MRS : sesak, nyeri dada kiri pada tanggal 7 maret 2002
3. Keluahan utama
Nyeri pada dada kiri luar
P, telah dilakukan tindakan pemasangan slang pada dada kiri luar karena
adanya udara berlebihan di paru
Q, nyeri seperti cekit-cekit pada lokasi tersebut yang dirasakan bertambah bila
dibuat gerak, batuk
R, nyeri pada dada kiri terutama tempat pemasangan slang, terdapat luka
sekitar dada kiri sebanyak 9 tempat kanan dan kiri 3 tempat untuk
pemasangan karet dibawah kulit, disamping itu klien kadang-kadang masih
batuk kering
S, klien merasa tidak sesak, sesaknya berkurang dan lebih enak sejak dipasang
slang tersebut, kebutuhan istirahat cukup, tidur dengan posisi setengah duduk
dengan bantal yang agak ditinggikan.
T , Waktu sesak, nyeri kadang-kadang, sesaat
N Aktivitas sehari-hari
O Uraian Rumah Rumah Sakit
1 Pola Nutrisi Makan 3 kali perhari Mulai minum sediktis-
seadanya (nasi, lauk, pauk sedikit kurang lebih 1
dan sayuran) seperti yang botol aqua besar
disajikan di keluarganya
2 Pola Eliminasi BAB lancar 1 kali perhari, Kencing spontan
konsistensi lembek, BAB pernah
kuning. menggunakan obat lewat
BAK dubur
3 Pola Istirahat/tidur Tidak ada masalah (3-4 Kadang-kadang
jam tidur siang) dan tersakit/nyeri pada dada
malam (7-8 jam) kirinya disaat tidur.
4 Pola Personal Mandi 2-3 kali perhari Klien dilap oleh
Hygiene dengan menggunakan keluarganya 2 kai sehari
sabun mandi, kuku
dipotong tiap 1 minggu
5 Pola Aktifitas Kegiatan sehari-hari Klien tidur terlentang
mengikuti program dengan kepala agak
kegiatan di sekolahannya ditinggikan 45 o
/setengah duduk
6 Ketergantungan Merokok sejak tahun Tidak ada
1970, setiap hari habis 10
batang.
8. Psikososial
a. Kosep diri
Identitas
Status klien dalam keluarga : ayah, puas dengan status dan posisinya dalam
keluarga, puas terhadap jenis kelaminnya
Peran
Senang terhadap perannya, sanggup melaksanakan perannya sebagai kepala
rumah tangga,
Harapan klien terhadap penyakit yang sedang dideritanya :
Klien mengharapkan cepat sembuh dan dapat melaksanakan kembali tugasnya
sebagai seorang kepala rumah tangga
Sosial / Interaksi
Dukungan keluarga : aktif, reaksi saat interaksi kooperatif dan ada kontak
mata.
b. Spiritual
Konsep tentang penguasa kehidupan : Allah
Sumber kekuatan/harapan disaat sakit : Allah
Ritual agama yang bermakna/berarti/diharapkan saat ini : membaca kitab suci
Klien yakin bahwa penyakitnya dapat disembuhkan dan menganggap bahwa
penyakitnya ini hanya cobaan dari Allah
9. Pengkajian Sistem
Keadaan umum
Keadaan umum sedang (aktivitas sebagian dibantu) dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari
TTV = suhu 36,5 oC, nadi 92 kali/mnt, tensi 120/80 mmHg, RR 32
kali/menit
Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, nyeri pada dada kiri dan bertambah bila dibuat
gerak
Obyektif : Pernafasan vesikuler +/ menurun, RR 28 X/menit , tanpa
bantuan oksigen, sputum (-), tidak terdengar stridor, tidak
ditemukan ronchii dan wheezing pada lapang paru basal kanan
dan kiri, terpasang WSD produksi 30 cc, retraksi intercostals
dan klavikula (-), ekspansi paru simetris, krepitasi pada
lapangan paru kiri dan kanan
Sistem Cardiovaskuler
Subyektif :-
Obyektif : Denyut nadi 96 kali/menit, tensi 130/80, terpasang infuse RL.
Sistem Neurosensori
Subyektif :-
Obyektif : GCS (V 5 M 6 E 4), refleks pupil positif, isokhor 3 mm/3mm,
refelsk fisiologis (+), refleks patologis (-)
Sistem genitourinaria
Subyektif : kencing spontan
Obyektif : pola eliminasi, BAK lancar kuning
Sistem digestif
Subyektif :-
Obyektif :Bu (+) normal
Sistem Musculoskeletal
Subyektif : tangan dan kaki dapat digerakkan secara aktif tanpa bantuan,
pada
Obyektif : tonus otot baik, Kekuatan otot +5/+5
+5/+5,
10. Data penunjang
a. Hasil Laboratorik
Tanggal 18-03-2002
Hb : 14,1 mg% (11,4 – 15,1 mg%)
Trombosit : 207 X 109/l (150 – 300 X 109/l )
Leukosit : 6,6 X 109/l (4,3 – 11,3 X 109/l )
PCV : 40,9 ( 0,38-0,42 )
Lymph 15,6
Mono 4,8 %
Gran 79,6%
Eos < 10 %
Baso < 3 %
Tanggal 7 maret 2002
GDA 390 mg/dl
SGOT 17 gr/dl
SGPT 29 gr/dl
b. Hasil foto (21-03-2002)
Penumothoraks sinestra, pneumomediastinum, emphysema subkutan
11. Penatalaksanaan
Terapi Pengobatan :
- Perawatan WSD dan vulnus
- Codein 2 x 10 mg
- Laxadine 2 dd CI
- Diit TkTP
- Observasi TTV
Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data Subyektif : Tindakan invasi Insisi
Klien mengatakan sekarang multiple
kadang terasa sakit pada dada
kiri dan bertambah bila dibuat Disintegritas jaringan
gerak/batuk (saraf perifer)
Data obyektif
Klien tampak menyeringai, Terjadi pagositosis (neutrophyl,
pada observasi di dapatkan eosinophil, limphossit) dan kerja
data tensi 120 / 80 mm, Hg suhu zat biokimia tubuh (bradikin,
36,5 0c Nadi 92 RR 32 X/ml , prostaglandin, serotonin,
nyeri
nyeri tekan , dx. leukotrin)
Pneumothotaks,
pneumomediastinum,
terpasang slang WSD, sekitar nyeri
luka tidak ada tanda-tanda
infeksi. penekanan jaringan sekitar
Rh -/-, Wh -/-, Sonor +/+,
ekspansi paru baik, tidak ada ekspansi paru terbatas
retraksi interkostal kanan,
krepitasi +/+
DS : adanya luka tempat Luka tindakan multiple
pemasangan slang pada dada insisi
kiri Invasive
DO : terpasang WSD mulai
tanggal 11-03-2002 leukosit Port d’entry
Risiko infeksi
6,6 X 109/l (4,3 – 11,3 X
109/l ), suhu 36,5 oC, Pertahanan nonspesifik/primer
menurun
infeksi
DS : klien merasakan kadang- pneumothoraks Perubahan pola
kdang terasa sesak, tetpi pernafasan
sesaknya berkurang saat ini,
posisi yangenak dengan Kollaps paru
setengah duduk
DO Gangguan pertukaran gas
Hiperventilasi , takipneu, Rh Difusi terganggu
-/- Rh -/-, krepitasi +/+
Kompensasi dengan hiperventilasi
Diagnosa keperawatan :
1. Perubahan kenyamanan (Nyeri) berhubungan dengan trauma insisi jaringan
dan sekunder pemasangan WSD.
2. Perubahan pola pernafasan berhubungan dengan menurunya fungsi pernafasan
3. Risiko terhadap tranmisi infeksi yang berhubungan dengan tindakan invasive
pemasangan WSD, dan muiltiple insisi.
4. Risiko terjadi komplikasi/penyakitnya berulang berhubungan dengan proses
perjalanan penyakitnya.
II. Perencaaan
1. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan dengan trauma jaringan dan
sekunder pemasangan WSD
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.
Kriteria hasil :
Nyeri berkurang/ dapat diadaptasi.
Dapat mengindentifikasi aktivitas yang meningkatkan/menurunkan nyeri.
Pasien tidak gelisah.
INTERVENSI RASIONAL
a. Jelaskan dan bantu a. Pendekatan dengan menggunakan
klien dengan tindakan pereda relaksasi dan nonfarmakologi
nyeri nonfarmakologi dan non lainnya telah menunjukkan
invasif.Ajarkan Relaksasi : keefektifan dalam mengurangi
1) Tehnik-tehnik untuk nyeri.
menurunkan ketegangan 1) Akan melancarkan peredaran
otot rangka, yang dapat darah, sehingga kebutuhan O2
menurunkan intensitas oleh jaringan akan terpenuhi,
nyeri dan juga sehingga akan mengurangi
tingkatkan relaksasi nyerinya.
masase.
2) Ajarkan metode 2) Mengalihkan perhatian
distraksi selama nyeri nyerinya ke hal-hal yang
akut. menyenangkan.
b. Berikan kesempatan b. Istirahat akan merelaksasi semua
waktu istirahat bila terasa nyeri jaringan sehingga akan
dan berikan posisi yang nyaman meningkatkan kenyamanan.
; misal waktu tidur,
belakangnya dipasang bantal
kecil. c. Pengetahuan yang akan dirasakan
c. Tingkatkan membantu mengurangi nyerinya.
pengetahuan tentang : sebab- Dan dapat membantu
sebab nyeri, dan mengembangkan kepatuhan klien
menghubungkan berapa lama terhadap rencana teraupetik.
nyeri akan berlangsung. d. expectorans memblok lintasan
batuk, sehingga batuknya
d. Kolaborasi dengan berkurang.
dokter, pemberian expectoran e. Pengkajian yang optimal akan
e. Observasi tingkat memberikan perawat data yang
nyeri, dan respon motorik klien, obyektif untuk mencegah
30 menit setelah pemberian kemungkinan komplikasi dan
obat analgetik untuk mengkaji melakukan intervensi yang tepat.
efektivitasnya. Serta setiap 1 - 2
jam setelah tindakan perawatan
selama 1 - 2 hari.
2. Perubahan pola pernafasan berhubungan dengan menurunnya fungsi
pernafasan
Tujuan
Setelah dilakukan tindkaan keperawatand an pengobatan +, 5 hari pola
pernafasan klien kembali normal
Kriteria :
- Klien dapat menyebutkan faktor penyebab
- Klien dapat menyatakan cara efektif untuk mengatasi masalahanya
- Pernafasan nomral 16-24 kali/mnt, nadi 70-80 kali/mnt
- Ventilasi inspirasi : ekspiransi 2 :1
- Tidak sesak
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitor pola pernafasan 1. Data monitoring keadaan umum
(frekuensi, irama, kedalaman dan perkembangan penyakitnya.
dan intensitas)
2. Lakukan dan ajarkan klien 2. psosis inimelonggarkan kerja
untuk mengatur posisi dengan paru dalam kembang kempis dan
tidur setengah duduj atau duduj tikan menekan diafragma
3. Ajarkan klien cara batuk yang 3. Batuk efektif dan pernafasan yang
efektif dan kemabang kempis dalam daldah tindkan untuk
paru: mengeluarkan dahak dan melatih
- nafas dalam dengan kembang kempis paru.
menggunakan pernafasan
dadak
- ditahan 3-5 detik dan
dihembuskan secara
perlahan dengan
mengeggunakan mulut
- ulangi yangkedu kalinya,
gunakan dengan kuat batuk
diantara kedua batuknya 4. Hidrasi untuk mengencerkan
4. Pertahankan hidrasi dengan dahak sehingga melancarakan
minum yang cukup 1,5 liter.hari proses ventilasi, transormasi dan
difusi.
5. lanjutkan dengan penyuluhan 5. Proses pembelajaran dan
dan pendidikan kesehatan keterlibatan klien dalam
6. jelaskan klien untuk mengatasi mengatasi masalahanya
sesaknya secara terkontrol 6. Latiahn ini untuk melatih
kembang kempis paru dan
kemandirian.
3. Risiko terhadap tranmisi infeksi yang sehubungan dengan tindakan invasive
WSD, dan multiple insisi
Tujuan : tidak terjadi infeksi selama
Kriteria hasil :
- tidak ada tanda-tanda infeksi (pemasanagn infuse, WSD, dan kateter)
- TTV normal (suhu 36-37oC)
- Leukosit 8.000-10.000.
INTERVENSI RASIONAL
a. Identifikasi tanda-tanda a. Infeksi yang diketahui secara dini
terjadinya infeksi pada mudah diatasi sehingga tidak terjadi
pemasangan WSD dan perluasan infeksi.
multiple insisi. b. Perilaku yang diperlukan untuk
b. Anjurkan klien dan keluarga mencegah penyebaran infeksi
ikut menjaga kebrsihan sekitar
luka dna pemasangan alat,
serta kebersihan lingkungan
serta tehnik mencuci tangan
sebelum tindakan. c. Dapat membantu menurunkan
c. Lakukan perawatan luka pada kontak infeksi nosokomial.
pemasangan WSD, dan
multple insisi. d. Pengetahuan tentang faktor ini
d. Identifikasi factor pendukung membantu klien untuk mengubah
dan penghambat klien dan pola hidup dan menghindari insiden
keluarga dalam peningkatan infeksi
pertahanan tubuh, makan dna
minum
III. PELAKSANAAN DAN EVALUASI
Perubahan kenyamanan : Nyeri akut b/d trauma jaringan dan sekunder
pemasangan WSD
Jam Implementasi Evaluasi
09.00 Mengkaji tanda-tanda vital : Tanggal 25-03 2002; 13.00 WIB
S : 36,5;R : 32 X/m, T S : nyeri masih kadang-kadang dirasakan
120/80, nadi 92 x/mnt terutama pada tempat pemasangan Slang,
Mengkaji bersihan jalan nyeri bertambah bila dibuat gerak
nafas : sputum (-), Kebutuhan istirahat tercukupi
11.00 stridor(-), ronchii (-) pada Klien mersa enak dengan posisi setengah
11.05 lapang basal paru duduk
Mengatur posisi klien : O:
head up 45o/semi fowler Masih terpadang WSD
11.10 Memonitor tingkat nyeri Tanda infeksi (-)
12.00 Mengobservasi ekspansi Kien tampak lebih tenang
paru, sonor, retraksi (-), A : Masalah teratasi sebagian
Ronchi (-). Wh -/- pada P : Rencana tetap, dilanjutkan
lapang basal paru, krepitasi I Melanjutkan intervensi
(+) E.
Mengobservasi tanda-tanda Kondisinya bertambah nyaman dengan
peradangan luka psosisi setengah duduk
Mengidentifikasi tingkat Tampak klien lebih tenang
nyeri skala 2/3
Jam Implementasi Evaluasi
09.00 a. Memonitor pola S : nafas biasa merasa tidak sesak, enak
pernafasan (frekuensi, dengan posisi setenagh duduk
09.10 irama, kedalaman dan O : RR 32 kali/mnt, Hiperventiulasi,
intensitas) takypneu
b. melakukan dan ajarkan A : Masalah tetap
09.30 klien untuk mengatur P : pertahankan intervensi
posisi dengan tidur I
setengah duduj atau duduk Melanjutkan intervensi
10.00 c. Mengajarkan klien cara Menganjurkan latihan meniup balon atau
batuk yang efektif dan pernafasan dalam seperti yangtelah
kemabang kempis paru : diajarkan
- nafas dalam dengan E
menggunakan Kliend apat mendemostrasikan seperti
pernafasan dadak yangtelah diajarakan tentang pernafasan
- ditahan 3-5 detik dan dala, batuak efektif, dan meniup balon
dihembuskan secara Klien mau melakukan gerak mobilisasi di
perlahan dengan ats tempat tidur
mengeggunakan mulut
- ulangi yangkedu
kalinya, gunakan
dengan kuat batuk
diantara kedua
batuknya
d. Mempertahankan hidrasi
dengan minum yang cukup
1,5 liter.hari
e. Melanjutkan dengan
penyuluhan dan
pendidikan kesehatan
Risiko terhadap tranmisi infeksi yang sehubungan dengan tindakan invasive WSD,
pemasangan kateter, infuse).
Jam Implementasi Evaluasi
09.00 Mengobservasi adanya tanda/gejala S : badan hangat, tidak pernah panas
infeksi loka dan sistemik O : tanda klinis hipertermia (-)
09.10 Merwat luka pada pemasangan Suhu 36oC, nadi 92 kai/mnt, Intake
WSD secara septic dan antiseptic minum sedikit-sedikit,
(luka merah, tidak odema, slang A : Masalah tidak terajdi
09.30 terfiksasi) P : pertahankan intervensi
Massage pada daerah krepitasi I
menuju ke arah insisi terdekat Melanjutkan intervensi
10.00 Mengukur TTV E
Mengkaji tanda-tanda vital : S : Tidak ada infeksi., luka baik tidak ada
36;R : 32 X/m, T 120/80, nadi 96 nanah
Menganurkan klien untuk teteap
mobilisasi
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL PELAKSAN
CATATAN PERKEMBANGAN
DX A
26-02- S : nyeri masih kadang-kadang dirasakan terutama pada tempat
2002 pemasangan Slang, nyeri bertambah bila dibuat gerak
Dx 1 Kebutuhan istirahat tercukupi
Klien mersa enak dengan posisi setengah duduk
O:
Masih terpadang WSD
Tanda infeksi (-)
Kien tampak lebih tenang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Rencana tetap, dilanjutkan
I Melanjutkan intervensi
Melakukna perawatan luka aseptik dan antiseptik
Melepas cutaneus suction yang terpasanga dibawha kulit
Mengobservasi kondisi luka
E.
Kondisinya bertambah nyaman dengan psosisi setengah duduk
Tampak klien lebih tenang, luka baik, tidak sakit
Dx. 2
S : nafas biasa merasa tidak sesak, enak dengan posisi setenagh
duduk
O : RR 28 kali/mnt, klien nampak tenang nafas biasa, krepitasi
+/+
A : Masalah tetap
P : pertahankan intervensi
I
Melanjutkan intervensi
Menganjurkan latihan meniup balon atau pernafasan dalam
seperti yangtelah diajarkan
E
Kliend apat mendemostrasikan seperti yangtelah diajarakan
tentang pernafasan dala, batuak efektif, dan meniup balon
Klien mau melakukan gerak mobilisasi di atas tempat tidur
Memberi pendidikan kesehatan :
- selama perawatan dilarang mengerjakan sesuatu yang
berat, mengedan
- Menjaga kebersihan lingkungan dan badan untuk
mencegah infeksi
- Makand an minum yang cukup untuk mempertahankan
daya tahan tubuh
- Kontrol sesuai dengan waktunya 1 minggu sekali, segera
datang periksa bila ada keluahan mendadak yang
dirasakan sangat
- Lakukan massage secara steril pada daerak insisi.
R
Rencana pulang dan kontrol ke poli
TGL DX EVALUASI
12/02/ 1 S
s2002 Klien mengetakan nyeri yang dirasakan kadang-kadang datang tetapi
tidak mengganggu isitrahat
Nyeri dirasakan terutama saat gerak pada tempat pemasangan slang dan
tarik nafas.
O
klien pada posisi semifowler
Klien tidak tampak nyeringai atau tenang
A
Masalah tertasi sebagian
P
Pertahankan intervsni sesuai dengan program
I
Melanjutkan intervnsi yang diprogramkan
Mencatatat hasil produksi WSD <5 cc
E
Rencana pindah ICU untuk observasi lanjut
2. S
Klien merasa selama ini tidak panas hanya summer, keluar keringat
O
Tanda-tanda infeksi pada pemasangan slang WSD (-), infuse (bengkak),
kateter (-) produksi 400 cc, gross hematuria (-)
Tensi 130/80 mmHg, nadi 88 x/mnt, RR 24 x/mnt, suhu 37,5oC
A.
Masalah teratasi
P
Pertahankan intervensi
I
Melanjutkan dan empertahnkan intervensi
Memasang kembali infuse RL pada tangan kanan klien tetesan lancar
E
Infeksi tidak terjadi
Infuse berjalan lancar
3
S
Klien dan keluarga bertanya bagaimana dengan hasil pemeriksaan foto
dadanya
Dan kapan kira-kira akan dipindahkan dari ruangan ini
O
Hasil konsul dari urology hanya bersifat konservatif
Rencana pindah ke ICU untuk observasi lanjut pada thoraksnya
A.
Maslah tertasi sebagian
P
Lanjutkan ntervensi
I
Melanjutkan intervensi
MMeberi penjelasan bahwa pindah ke ICu karena harus mendapatkan
observasi ketak tentang pernafasan dan alat yang dipasang slang WSD
Ruang ICU merupakan tempat observasi yan baik dan diserti alat-alat
yang canggih untuk membantu observasi dan tindakan lanjut.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2.2. Perawat
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi
8 volume 2. Jakarta EGC.
Rini, I., S., et al. (2019). Buku Ajar Keperawatan Pertolongan Pertama
Gawat Darurat. Malang : UB Press.