Anda di halaman 1dari 6

LEMBARKERJAMAHASISWA

IdentitasDiri
Nama : Afifah Alfina
NIM : F1G321063
Prodi : Teknik Lingkungan
Fakultas : Sains dan Teknologi

Soal

Perbaikilah penulisan karangan “Tiga Sahabat Setia” yang baru saja Saudara baca
sehingga sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Baik dan
Benar! Caranya, perbaiki di kertas ini langsung dengan mengubah yang salah
menjadi benar penulisannya. Pergunakan pena yang tintanya selain berwarna
hitam!

TIGA SAHABAT SETIA

Alkisah di /n/egeri /b/ahasa hiduplah tiga orang sahabat yang bernama


/m/eskipun, /w/alaupun, dan /t/etapi. Walaupun mereka tidak tinggal
berdampingan mereka selalu hidup rukun karena mereka tidak pernah
mencampuri urusan masing-masing. Dalam hidup bermasyarakat /m/eskipun,
/w/alaupun, dan /t/etapi selalu membantu [keluarga-keluarga] kalimat yang
[mebutuhkan] pertolongan mereka dalam penggunaan kalimat-kalimat
pertentangan dan penegasan.

Suatu hari /p/ak /k/alimat datang menemui /t/etapi /I/a membutuhkan


bantuan /t/etapi dalam kalimat kami ingin datang,…. hujan deras menghalangi
niat [kam]. Di sempurnakanlah kalimat tersebut oleh /t/etapi menjadi kami ingin
datang tetapi hujan deras menghalangi niat kami. [Di]lain waktu /m/eskipun di
mintai pertolongannya oleh /p/ak /k/alimat. Pada saat itu /p/ak /k/alimat
membutuhkan /m/eskipun untuk menyempurnakan kalimat …dia menolak saya
tetap memaksanya. Sayangnya /m/eskipun sibuk membantu keluarga kalimat lain
sehingga ia menawarkan penggantinya /w/alaupun. /p/ak /k/alimat tidak keberatan
karena ia mengerti /w/alaupun dan /m/eskipun dapat saling menggantikan [dalam
dalam] penggunaan/n/ sebuah kalimat pertentangan. Akhirnya kalimat tersebut
menjadi walaupun dia menolak saya tetap memaksanya.

Pada suatu hari negeri yang tenang itu terganggu akibat kedatangan
/r/aksasa jahat. Sang /r/aksasa ini melihat kerukunan /w/alaupun, /m/eskipun dan
/t/etapi maka mareka pun di hasut oleh Sang Raksasa.

Hai /m/eskipun dan /w/alaupun tidakkah kalian bangga dapat


berkedudukan didepan sebuah kalimat /K/alian adalah pemimpin. Dilain pihak,
kalianpun dapat berada [ditengah-tangah]. Walaupun kalian berada ditengah,
kedudukan kalian masih terhormat karena kalian adalah faktor penjelas sebuah
kalimat pertentangan. [Inganlah] kalian terlahir tidak untuk menjadi yang
terbelakang, Sang /r/aksasa menjelaskan. Apakah kalian mengerti akan hal ini?
lanjut Raksasa.

Ya /r/aksasa kami mengerti. jawab /m/eskipun dan /w/alaupun serempak.


Jika kalian mengerti seharusnya kalian musnahkan /t/etapi bujuk /r/aksasa.
[Apaaa]….memusnahkan /t/etapi /T/anya /m/eskipun terkejut dan diikuti kerutan
diwajah /w/alaupun yang menandakan ia tak mengerti maksud Raksasa.

Ya memang itu saranku. Tak ada gunanya /D/ia berada di negeri ini. tegas
Raksasa.

Kalian bisa menggantikan kedudukannya di tengah kalimat. /l/anjutnya.


Aku benar-benar tak mengerti jalan pikiranmu, /r/aksasa. Selama ini kami bertiga
selalu dapat bekerja sama membantu [keluarga-keluarga] kalimat. Ada saatnya
kami tidak bisa membantu kalimat-kalimat. Pada saat itulah, kami membutuhkan
kehadiran /t/etapi jelas Mekipun.

Ah nonsense /K/alian tak memerlukan bantuan Tetapi sahut /r/aksasa.


Wahai raksasa /A/langkah sombongnya kami [kalu] kami merasa kedudukan kami
lebih penting dibanding kedudukan /t/etapi. Mari kuberi /E/ngkau sebuah contoh
kalimat. Hujan telah reda,…. kami masih malas pergi. Pada saat seperti itu, kami
tidak bisa membantu kalimat tersebut. Hanya /t/etapi yang sanggup membantu
kalimat pertentangan tersebut. kata Walaupun.
/r/aksasa mulai sadar bahwa ia tidak berhasil menghasut /m/eskipun dan
/w/alaupun, tetapi ia tidak kurang akal./i/a beralih mencoba mengajak /t/etapi
untuk membenci kedua sahabatnya.

Hai /t/etapi[,] Dari manakah /E/ngkau [?] tanya raksasa.

Aku baru saja membantu kalimat saya cerdas, tetapi saya malas. /j/awab
/t/etapi. Raksasa mulai [mengahsut]. Apakah /K/au tak merasa bosan selalu berada
di tengah kalimat[?] Tidakkah /K/au sadar betapa serakahnya kedua sahabatmu?
Mereka selalu berebut tempat di depan. Mereka tidak pernah memberimu
kesempatan untuk berada di depan. Bahkan, posisimu yang hanya ditengah pun
terkadang ditempati mereka.

“Raksasa, tak pernah terpikirkan olehku untuk iri kepada kedua sahabatku.
Sudah menjadi takdirku untuk selalu berada di tengah. Betapa tak pantasnya aku
menjadi pemimpin sebuah kalimat. “ jelas /t/etapi dengan bijaksana.

“Bagaimana dengan posisimu yang dirampas oleh mereka?” tanya


/r/aksasa yang terus mencoba menghasut /t/etapi.

Walaupun mereka berada di tengah tetapi tujuan kami berbeda. /t/ujuanku


untuk menunjukkan pertentangan sedangkan tujuan kedua sahabatku adalah untuk
penegasan jawab /t/etapi dengan tenang.

Akhirnya /r/aksasa sadar tak mungkin baginya mencerai-beraikan ketiga


sahabat yang saling setia itu maka di tinggalkannya /n/egeri /b/ahasa dengan
segudang kekesalan dihatinya.

TIGA SAHABAT SETIA

Alkisah di Negeri Bahasa hiduplah tiga orang sahabat yang bernama


Meskipun, Walaupun, dan Tetapi. Walaupun mereka tidak tinggal berdampingan
mereka selalu hidup rukun karena mereka tidak pernah mencampuri urusan
masing-masing. Dalam hidup bermasyarakat Meskipun, Walaupun, dan Tetapi
selalu membantu keluarga kalimat yang membutuhkan pertolongan mereka dalam
penggunaan kalimat-kalimat pertentangan dan penegasan.

Suatu hari Pak Kalimat datang menemui Tetapi, ia membutuhkan bantuan


Tetapi dalam kalimat kami ingin datang,…. hujan deras menghalangi niat kami.
Di sempurnakanlah kalimat tersebut oleh Tetapi menjadi kami ingin datang tetapi
hujan deras menghalangi niat kami. Di lain waktu Meskipun di mintai
pertolongannya oleh Pak Kalimat. Pada saat itu Pak Kalimat membutuhkan
Meskipun untuk menyempurnakan kalimat …dia menolak saya tetap
memaksanya. Sayangnya Meskipun sibuk membantu keluarga kalimat lain
sehingga ia menawarkan penggantinya Walaupun. Pak Kalimat tidak keberatan
karena ia mengerti Walaupun dan Meskipun dapat saling menggantikan dalam
penggunaan sebuah kalimat pertentangan. Akhirnya kalimat tersebut menjadi
walaupun dia menolak saya tetap memaksanya.

Pada suatu hari negeri yang tenang itu terganggu akibat kedatangan
Raksasa jahat. Sang Raksasa ini melihat kerukunan Walaupun, Meskipun dan
Tetapi maka mareka pun di hasut oleh Sang Raksasa.

Hai Meskipun dan Walaupun tidakkah kalian bangga dapat berkedudukan


didepan sebuah kalimat kalian adalah pemimpin. Dilain pihak, kalianpun dapat
berada di tengah-tengah. Walaupun kalian berada ditengah, kedudukan kalian
masih terhormat karena kalian adalah faktor penjelas sebuah kalimat
pertentangan. Ingatlah kalian terlahir tidak untuk menjadi yang terbelakang, Sang
Raksasa menjelaskan. Apakah kalian mengerti akan hal ini? lanjut Raksasa.

Ya Raksasa kami mengerti. jawab Meskipun dan Walaupun serempak.


Jika kalian mengerti seharusnya kalian musnahkan Tetapi bujuk Raksasa.
Apaa?….memusnahkan Tetapi tanya Meskipun terkejut dan diikuti kerutan
diwajah Walaupun yang menandakan ia tak mengerti maksud Raksasa.
Ya memang itu saranku. Tak ada gunanya dia berada di negeri ini. tegas
Raksasa.

Kalian bisa menggantikan kedudukannya di tengah kalimat. Lanjutnya.


Aku benar-benar tak mengerti jalan pikiranmu, Raksasa. Selama ini kami bertiga
selalu dapat bekerja sama membantu keluarga kalimat. Ada saatnya kami tidak
bisa membantu kalimat-kalimat. Pada saat itulah, kami membutuhkan kehadiran
Tetapi jelas Mekipun.

Ah nonsense kalian tak memerlukan bantuan Tetapi sahut Raksasa. Wahai


raksasa langkah sombongnya kami kalau kami merasa kedudukan kami lebih
penting dibanding kedudukan Tetapi. Mari kuberi engkau sebuah contoh kalimat.
Hujan telah reda,…. kami masih malas pergi. Pada saat seperti itu, kami tidak bisa
membantu kalimat tersebut. Hanya Tetapi yang sanggup membantu kalimat
pertentangan tersebut. kata Walaupun.

Raksasa mulai sadar bahwa ia tidak berhasil menghasut Meskipun dan


Walaupun, tetapi ia tidak kurang akal. Ia beralih mencoba mengajak Tetapi untuk
membenci kedua sahabatnya.

Hai Tetapi, “Dari manakah engkau?” tanya raksasa.

Aku baru saja membantu kalimat saya cerdas, tetapi saya malas. Jawab
Tetapi. Raksasa mulai menghasut. Apakah kau tak merasa bosan selalu berada di
tengah kalimat? Tidakkah kau sadar betapa serakahnya kedua sahabatmu?
Mereka selalu berebut tempat di depan. Mereka tidak pernah memberimu
kesempatan untuk berada di depan. Bahkan, posisimu yang hanya ditengah pun
terkadang ditempati mereka.

“Raksasa, tak pernah terpikirkan olehku untuk iri kepada kedua sahabatku.
Sudah menjadi takdirku untuk selalu berada di tengah. Betapa tak pantasnya aku
menjadi pemimpin sebuah kalimat. “ jelas Tetapi dengan bijaksana.

“Bagaimana dengan posisimu yang dirampas oleh mereka?” tanya Raksasa


yang terus mencoba menghasut Tetapi.
Walaupun mereka berada di tengah tetapi tujuan kami berbeda. Tujuanku
untuk menunjukkan pertentangan sedangkan tujuan kedua sahabatku adalah untuk
penegasan jawab Tetapi dengan tenang.

Akhirnya Raksasa sadar tak mungkin baginya mencerai-beraikan ketiga


sahabat yang saling setia itu maka di tinggalkannya Negeri Bahasa dengan
segudang kekesalan dihatinya.

Anda mungkin juga menyukai