MAJAS PERBANDINGAN
Majas Perbandingan adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau
membandingkan suatu objek dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan,
ataupun penggantian.
1. Asosiasi
Majas asosiasi atau yang sering disebut majas perumpamaan adalah majas yang
memuat perbandingan dua hal yang berbeda tetapi dianggap sama. Ciri khas penggunaan
majas ini dalam kalimat adalah adanya kata bagai, bagaikan, seperti, laksana, dan seumpama.
Contoh Majas Asosiasi:
a. Permasalahannya sudah seperti benang kusut, susah untuk menemukan jalan
keluarnya.
b. Kelembutan dan kecantikannya laksana putri yang turun dari khayangan.
c. Wajahnya selalu bersinar terang bagaikan bulan purnama.
d. Wajah keduanya bagai pinang dibelah dua, sungguh bukti keajaiban Tuhan.
e. Internet bagaikan pisau bermata dua, dapat berguna tapi dapat juga menjerumuskan.
2. Metafora
Majas metafora merupakan gaya bahasa yang bertujuan membandingkan dua benda
berbeda yang mempunyai sifat yang hampir sama atau tepat sama.
Contoh Majas Metafora:
a. Raja siang yang belum juga menampakkan dirinya membuat cuaca mendung.
b. Keramahan dan ketenangan selalu membuatku merasa rumahku adalah surgaku.
c. Buku adalah jendela dunia, itulah sebabnya sangat dianjurkan untuk rajin membaca
buku.
d. Perpustakaan adalah gudangnya ilmu, tapi kenapa banyak orang enggan
mendatanginya.
e. Harimau sanga raja hutan siap menerkam mangsa incarannya.
3. Personifikasi
Salah satu dari macam macam majas perbandingan lainnya adalah majas
personifikasi, dimana majas ini membandingkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah
mempunyai sifat seperti manusia.
Contoh Majas Personifikasi:
a. Suara sirine ambulans yang mengaung-ngaung membuat semua pengendara menepi
untuk memberi jalan.
b. Padi pun menunduk sebagai tanda sambutan kepada sang mentari.
c. Hembusan angin membelai lembut rambutku yang terurai.
d. Kobaran api melalap habis semua ruko di pasar tadi pagi.
e. Bel sekolah memanggil-manggil para siswa untuk segera masuk kelas.
4. Alegori
Majas alegori adalah majas yang mengungkapkan suatu kiasan untuk maksud tertentu
yang bernilai moral. Majas alegori digunakan untuk membandingkan dua hal yang berbeda
menjadi suatu keutuhan yang terkait.
Contoh Majas Alegori:
a. Suami adalah nakhoda sebuah rumah tangga, dan istri adalah seorang juru mudi kapal,
keduanya saling melengkapi satu sama lain.
b. Perjalanan hidup manusia seperti roda yang berputar, kadang-kadang berada di atas
untuk merasakan kenikmatan, tetapi kadang-kadang di bawah merasakah kesusahan
dan hinaan.
c. Bakat manusia ibarat mata pisau, semakin diasah akan semakin mumpuni dalam
menghasilkan karya-karya besar, tetapi jika dibiarkan maka akan tumpul dan tak akan
nampak lagi kehebatannya.
d. Hendaklah hidup seperti tanaman padi. Ketika sudah berisi semakin merunduk, begitu
juga kita hendaknya semakin rendah hati walaupun sudah memiliki ilmu yang tinggi.
e. Mendidik anak bagaikan menulis sebuah buku baru. Apa saja bisa dituliskan dalam
buku tersebut, akan tetapi lebih baik jika menulis hal-hal yang baik, dengan kata lain
mendidik anak-anak dengan hal-hal yang baik pula.
5. Simbolik
Majas ini merupakan majas yang bertujuan untuk membandingkan suatu hal dengan
menggunakan simbol lain, dapat berupa lambang, tokoh, hewan, ataupun benda. Majas
simbolik digunakan untuk menyampaikan gagasan, mengkritik atau beropini terhadap suatu
hal atau seseorang.
Contoh Majas Simbolik:
a. Sejak Pak Wiryo sakit-sakitan, istrinya yang menggantikan perannya menjadi tulang
punggung keluarga. (tulang punggung = yang bertanggung jawab terhadap keluarga)
b. Misca dijuluki kembang desa di kampung Sukacita karena banyak pemuda yang
tergila-gila padanya. (kembang desa = gadis tercantik)
c. Pesan Ibu yang selalu kuingat adalah agar tidak menjadi bunglon karena tidak akan
disukai orang lain. (bunglon = tidak berpendirian)
d. Orang tua harus mendampingi anak-anak ketika mulai mengenal cakrawala dunia.
(cakrawala dunia = internet)
e. Profesi Cepi sebagai kupu-kupu malam membuatnya diusir dari rumah oleh ayahnya.
(kupu-kupu malam = pekerja seks komersial)
6. Metonimia
Majas metonimia digunakan untuk mengungkapkan suatu benda melalui atribut benda
lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.
Contoh Majas Metonimia:
a. Ayah selalu bepergian ke luar negeri naik garuda. (yang dimaksud pesawat Garuda)
b. Pak Bima selalu mengawali pagi dengan minum kapal api. (yang dimaksud kopi kapal
api)
c. Di manapun ia berada selalu ada marlboro di sakunya. (yang dimaksud rokok
marlboro)
d. Anton selalu memilih eiger untuk menemaninya mendaki gunung. (yang dimaksud
sandal eiger)
e. Setelah BBM naik, rojolele juga ikut meroket harganya. (yang dimaksud beras
rojolele)
7. Sinekdoke
Majas sinekdoke adalah majas yang menyebutkan suatu bagian untuk mewakili
keseluruhan (pars pro toto), ataupun menyebutkan keseluruhan untuk mewakili suatu bagian
(totem proparte).
Contoh Majas Sinekdoke:
a. Ayah menyiapkan 10 ekor ayam untuk acara tahun baru di rumah.
b. Ibu panik karena seharian ini ayah tidak kelihatan batang hidungnya.
c. Dalam rangka membantu korban gempa dan banjir, ketua RT mengeluarkan kebijakan
setiap kepala hendaknya menyumbang minimal Rp 10.000.
d. Ayah meminta kakak untuk angkat kaki dari rumah.
e. Usahanya berdagang dari pintu ke pintu tidak membuahkan hasil.
8. Simile
Majas simile memuat pengungkapan dengan perbandingan eksplisit. Ciri khas majas ini
adalah menggunakan kata depan dan penghubung seperti layaknya, bagaikan, bak, bagai,
umpama, ibarat.
Contoh Majas Simile:
a. Andi dan Rani bagaikan Romeo dan Juliet yang selalu bersama.
b. Memberi nasihat kepada orang yang kepala batu ibarat menulis di atas air.
c. Jika melihat Paijo dan Angelina ibarat pungguk merindukan bulan.
d. Melihat sikap kedua orang itu laksana langit dan bumi, saling bertolak belakang.
e. Tidak ada guna menasihatimu, bak bicara dengan patung, tidak ada tanggapan sama
sekali.
B. MAJAS SINDIRAN
Majas sindiran adalah majas atau gaya bahasa yang mengungkapkan sebuah sindiran
terhadap seseorang/sesuatu. Penggunaan majas sindiran ini bertujuan untuk meningkatkan
makna dan kesannya terhadap seseorang yang membaca atau mendengar. Majas sindiran
terbagi menjadi 5 jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Majas Ironi
Majas ironi merupakan jenis paling halus dari majas sindiran. Penggunaan majas ironi
biasanya adalah untuk mengungkapkan sindiran halus yakni dengan menggunakan kata-kata
yang bertentangan dengan makna sesungguhnya.
Contoh Majas Ironi:
Wah, kamu benar-benar orang yang bersih dan rapi, kamarmu lebih mirip seperti
kapal pecah.
Tutur bahasanya sangat sopan, seperti orang yang tidak pernah mengecap dunia
pendidikan.
Kau benar-benar siswa teladan. Tak ada satupun tugas sekolah yang kau kerjakan.
Kau sangat cocok menjadi dokter, tulisanmu benar-benar tak bisa dibaca sama sekali.
Selera fashionmu bagus sekali. Seluruh pakaian yang kau miliki adalah baju yang
sudah ketinggalan zaman.
2. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah majas yang mengungkapkan sindiran secara kasar dan
umumnya digunakan untuk mengkritik atau mencemooh sesuatu baik berupa
ide/maksud/rencana.
Contoh Majas Sinisme:
Kau benar-benar kejam dan tak punya hati nurani. Teganya kau menendang anak
kucing yang lemah itu hanya karena dia mendekat untuk meminta makan.
Berhentilah bersikap sombong, apa kau tak sadar bahwa hampir seluruh warga
kampung membencimu, karena cara bicaramu yang terlalu sombong ini.
Kau memang tak punya rasa malu. Setelah kemarin kau mencaci makinya di depan
orang banyak dengan kata-kata yang sangat kasar, sekarang bisa-bisanya kau bersikap
sok manis lagi padanya.
Sudahlah, jangan kau teruskan gengsimu itu. Nanti kau sendiri yang susah karena
kehabisan uang.
Jika aku jadi dirimu, aku sudah lama meninggalkannya. Ucapan dan perlakuan
kasarnya benar-benar tidak bisa dimaafkan.
3. Majas Sarkasme
Majas sarkasme merupakan kelas tertinggi dari jenis majas sindiran karena majas
sarkasme mengungkapkan sindiran secara langsung dengan kata-kata yang kasar dan keras.
Contoh :
Dasar pemalas! Pantas saja setiap hari ibumu marah-marah, tak ada satupun pekerjaan
rumah yang kau kerjakan. Yang kau tau hanyalah bermain dan menonton televisi.
Dasar bodoh! Harus berapa kali menjelaskan cara pengerjaan yang sangat mudah ini
kepadamu.
Dasar sok tau! Gara-gara kecerobohan dan sifat sok taumu itu, hampir saja kita semua
tersesat di dalam hutan rimba ini.
Tidak usah belagu! Jangan bersikap seolah kau yang paling hebat seantero negeri ini
hanya karena nilai 100-mu itu, di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih pintar
darimu.
Kau tidak bisa membaca, ya? Sudah jelas ada peringatan lantai licin, kau masih saja
berlari.
4. Majas Satire
Majas Satire hampir sama dengan majas sarkasme yakni mengungkapkan sindiran
dengan kasar dan keras, namun yang membedakan adalah majas satire ini menggunakan kata-
kata ungkapan dalam menyatakan sindiran.
Contoh Majas satire:
Apa saat ini harga gula terlalu mahal? Kopi ini benar-benar tak ada rasa manis sama
sekali.
Percuma saja aku memiliki adik yang bertubuh besar, bahkan untuk mengangkat pot
bunga ini saja kau tak bisa diharapkan.
Aku tak menyangka kau memiliki kepribadian seburuk itu. Dia sudah begitu baik dan
peduli padamu tapi kau malah menganggap dirinya sebagai pengganggu dalam
hidupmu.
Apa ibumu tak pernah memberikanmu makanan yang enak? Kau rakus sekali saat
acara makan bersama komunitas kita kemarin.
Telingamu sudah tak berfungsi dengan benar lagi ya, puluhan kali kami
memanggilmu sejak dari gerbang sekolah tadi.
5. Majas Innuendo
Majas Innuendo merupakan jenis majas sindiran yang sedikit berbeda dengan yang
lainnya, majas ini mengungkapkan sindiran dengan mengecilkan fakta yang sebenarnya.
Contoh Majas Innuendo:
Sudahlah, jangan terlalu berlebihan! Itu hanya seekor cacing besar, kau tak perlu mati
ketakutan seperti itu.
Berhentilah menangis hingga kamarmu ini serasa akan banjir. Dia hanyalah seorang
laki-laki yang tidak baik, di luar sana masih banyak laki-laki baik yang sedang
menantimu.
Berhenti bersikap seolah-olah kau ingin mati. Kau hanya gagal menjadi juara di
kejuaraan, bukannya kehilangan separuh nyawamu.
Aku tak mengerti kenapa kau harus begitu marah kepadanya. Bukankah dia hanya
tidak menepati janjinya padamu, bukannya berselingkuh di belakangmu.
Kau tak perlu dendam pada mereka. Kesalahan mereka hanya berbicara sembarangan
saja, tapi mereka tidak sampai menyakitimu dengan pisau belati.