Anda di halaman 1dari 12

Ringkasan Cerpen Robohnya Surau Kami A.A.

Navis (1-7)

Cerpen 1

Robohnya Surau Kami

Kakek, begitu orang-orang di kampung itu memanggilnya.Beliau adalah seorang garin di sebuah
surau tua. Kakek hidup seorang diri,tanpa istri,anak,dan sanak saudara.Beliau adalah muslim yang taat.
Hidupnya selalu diisi dengan beribadah.

Sebagai garin, beliau tidak mendapatkan imbalan apa-apa. Beliau hidup dari hasil sedekah yang
dikumpulkannya tiap Jum’at.Sekali enam bulan, beliau memperoleh hasil pemunggahan ikan di kolam
dekat surau. Setiap Lebaran, ia mendapat zakat fitrah dari orang-orang sekitar. Selain itu, Kakek juga ahli
mengasah pisau.Oleh karena itu, banyak orang minta tolong pada Kakek untuk mengasahkan pisau
dengan memberi sedikit imbalan. Begitulah kehidupan Kakek selama bertahun-tahun.

Sampai pada suatu hari, beliau dikunjungi oleh seorang pembual terkenal di kampung itu,Ajo Sidi. Ajo
Sidi membual tentang seseorang yang setiap hari hanya beribadah saja,tanpa memperhatikan kehidupan
dunia.Ketika di akhirat,Tuhan memasukkannya ke neraka karena perbuatannya itu. Tentu saja Kakek
merasa amat tersinggung mendengar bualan itu. Kakek sangat marah,namun ditahannya kemarahan itu.
Sayang,keesokan harinya,Kakek ditemukan tewas bunuh diri di surau. Ajo Sidi yang mengetahui
peristiwa tersebut malah bersikap acuh tak acuh. Beliau hanya berpesan agar jenazah Kakek dilapisi kain
kafan sebanyak tujuh lapis. Setelah itu, Ajo Sidi berangkat kerja.

Bertahun-tahun setelah kematian Kakek,surau itu menjadi tidak terurus. Bahkan, para perempuan yang
membutuhkan kayu bakar mencopoti papan surau itu pada malam hari. Anak-anak di kampung itu pun
sering bermain-bermain di dalam surau itu,menambah lapuknya kayu-kayu di tempat yang dulu
dianggap orang-orang tempat suci itu.

Cerpen 2

Anak Kebanggaan

Cerita pendek ini menceritakan tentang Ompi,seorang pensiunan klerk di kantor Residen.
Beliau sangat menyayangi anak semata wayangnya, Indra Budiman. Beliau begitu berharap agar sang
anak suatu hari menjadi orang sukses. Menjadi dokter,atau paling tidak menjadi insinyur. Begitulah
harapan dan mimpinya selalu.

Ketika Indra Budiman berangkat ke Jakarta untuk meneruskan sekolahnya di SMA,Ompi merasa
yakin bahwa mimpi-mimpinya itu akan segera tercapai. Apalagi,setiap penerimaan rapor, Indra Budiman
selalu mengirimkan rapor dengan nilai-nilai yang sangat bagus.Bahkan,ia mampu menamatkan
sekolahnya hanya dalam waktu dua tahun dengan nilai yang sangat memuaskan,kemudian melanjutkan
pendidikannya untuk menjadi dokter. Bertambah giranglah hati Ompi.
Namun, kegembiraan hati Ompi itu hanyalah angan-angan semu. Sebenarnya,sang anak telah
rusak karena pergaulan di Jakarta. Selama ini, Indra Budiman telah membohongi sang ayah dengan surat-
surat,nilai-nilai rapor,dan ijazah palsu. Tentu saja, orang-orang kampung mengetahui prilaku Indra
Budiman di rantau sana. Mereka berusaha memberitahu Ompi tentang hal itu,namun Ompi tidak
percaya. Beliau malah memaki orang yang mengabarkan berita itu. Akhirnya,orang-orang kampung di
Jakarta sana memutuskan untuk berbohong tentang keadaan Indra Budiman yang sebenarnya ketika
mereka pulang kampung dan ditanyai oleh Ompi. Mereka malah mengabarkan bahwa Indra Budiman
adalah anak yang rajin dan juga disukai oleh banyak gadis. Mendengar itu, bertambah gembiralah hati
Ompi dengan berita-berita bohong itu. Beliau membangga-banggakan anaknya kepada gadis-gadis
kampung. Beliau bahkan marah apabila ada orang tua yang mengawinkan anak gadis cantiknya dengan
pria lain tanpa mempedulikan anaknya terlebih dahulu.

Dalam suratnya, Ompi mengabarkan bahwa sudah banyak gadis yang ingin melamarnya. Sang anak
malah percaya dengan kabar ayahnya itu. Ia lupa bahwa hidup bejatnya telah diketahui oleh seluruh
orang kampung,kecuali ayahnya,tentu saja. Ia malah meminta ayahnya untuk mengirimkan foto gadis
yang ingin melamarnya.Setelah itu, panggung sandiwara pun berubah. Sekarang sang ayah yang
membohongi anaknya. Ia mengirimkan foto gadis-gadis cantik, baik yang belum menikah ataupun sudah,
baik yang masih hidup,ataupun sudah meninggal.

Namun,setelah beberapa lama, surat-surat dari Indra Budiman tak pernah datang lagi. Ompi
menjadi gelisah. Beliau mengirimkan surat lagi kepada anaknya. Dikirimnya dan dikirimnya terus,namun
tak pernah ada balasan. Suatu hari, datanglah Pak Pos mengantarkan surat-surat untuk Ompi. Betapa
gembira hati Ompi. Sayang, ternyata surat-surat itu adalah surat-surat yang dikirimnya dulu. Sejak itu,
Ompi jatuh sakit.Namun, setiap hari, pada pukul empat sampai pukul lima sore, Ompi selalu seperti
orang sehat. Beliau duduk di teras sambil menantikan Pak Pos. Malangnya, Pak Pos tak kunjung
mengantarkan surat untuk beliau. Ompi semakin bertambah sakit,lumpuh. Sejak itu, ia hanya bisa
berbaring di tempat tidur.

Suatu hari,pukul sebelas pagi,Pak Pos datang. Bukan mengantar surat,tapi mengantar telegram.
Entah mengapa,Ompi yang ketika itu lumpuh bisa berdiri dan berjalan mendekati Pak Pos. Beliau merasa
sangat bahagia. Beliau yakin bahwa isi telegram itu adalah kabar bahwa Indra Budiman telah lulus dan
menjadi dokter.Padahal,isi telegram itu mengabarkan bahwa Indra Budiman telah meninggal.Ompi tidak
mau membaca isi telegram itu. Ompi takut ia akan mati karena terlalu bahagia membaca telegram itu. Ia
malah menciumi telegram itu dengan penuh sayangSeorang kakek tua mendapat kiriman surat dari anak
semata wayangnya. Dalamsuratnya, sang anak meminta ayahnya untuk berkunjung ke rumahnya. Sang
anak mengabarkan bahwa ia telah berkeluarga dan memiliki dua orang anak. Tentu tak terkira senang
hati orang tua itu. Betapa tidak, anak yang dulu telah dibuangnya sia-sia malah mengundangnya untuk
datang. Sedikit rasa malu dan sesal menyelinap dalam hatinya,mengingat masa lalunya yang kelam.

Dulu,ketika anaknya,Masri,masih berumur tiga tahun,sang istri meninggal dunia. Betapa


sedihnya hati orang tua itu. Ia merasa sangat kesepian. Akhirnya, beliau memutuskan untuk menikah
lagi. Namun,rumah tangga barunya tidak berjalan harmonis. Ia masih terkenang juga akan istri lamanya
yang tercinta. Hal tersebut memicu konflik berkepanjangan. Hingga akhirnya,beliau menceraikan istri
keduanya. Padahal, sang istri sedang mengandung. Setelah bercerai, orang tua itu menikah lagi. Lalu
bercerai lagi. Menikah lagi,bercerai lagi. Sampai akhirnya, orang tua itu bosan menikah. Beliau akhirnya
melakukan perbuatan terlarang dengan banyak wanita bayaran. Perbuatan orang tua itu akhirnya
diketahui oleh Masri. Namun,beliau malah marah dan mengusir sang anak. Sang anak pun pergi dan tak
pernah kembali.

Setelah kepergian sang anak, orang tua itu merasa sangat menyesal. Beliau pun menjual seluruh
harta kekayaannya dan mewakafkannya pada orang banyak. Kemudian beliau pergi ke dusun yang jauh
dan tinggal di masjid. Beliau menghabiskan hidupnya dengan beribadah,sambil terus berusaha untuk
mengajak masyarakat di dusun itu hidup dengan damai. Begitu terus selama bertahun-tahun.

Sampai suatu hari, orang tua itu menerima surat dari sang anak,memintanya untuk datang ke
rumah sang anak. Hatinya merasa ragu. Beliau merasa sangat malu. Sampai empat kali, surat itu terus
datang,berisi permintaan yang sama. Tak satupun dibalasnya surat-surat itu. Akhirnya,setelah berpikir
sekian lama, orang tua itu pun memutuskan untuk memenuhi permintaan sang anak. Dibuangnya semua
rasa malu dan takut. Yang beliau harapkan kini hanyalah maaf dari sang anak.

Namun, alangkah terkejutnya beliau ketika tiba di depan rumah sang anak. Mantan istrinya yang
kedua,Iyah, yang telah diceraikan dan diusirnya ketika masih mengandung dulu, berdiri berkacak
pinggang menyambutnya dengan muka masam. Iyah mengatainya dengan perkataan yang menyakitkan
hati. Karena tak ingin bertengkar di rumah anaknya, orang tua itu menahan segala marah dan
kesombongannya. Namun,akhirnya beliau dipersilakan masuk dengan terpaksa oleh Iyah. Kemudian,
Iyah kembali mencercanya dengan berbagai macam sindiran. Sampai akhirnya, terungkaplah rahasia
bahwa Arni,menantuny itu, adalah anak kandungnya. Artinya Masri dan Arni bersaudara. Orang tua itu
terkejut dan meminta agar mereka segera diberitahu dan sesegera mungkin bercerai. Iyah tak
mengizinkan. Iyah rela dirinya menanggung dosa demi kebahagiaan Masri dan Arni. Mereka berdebat
cukup lama. Sampai akhirnya, orang tua itu memutuskan untuk mengalah,membiarkan anak-anaknya
hidup dalam kebahagiaan. Beliau pun pergi dengan membawa dosa yang terjadi karena dosa yang
diperbuatnya pada masa lalu

Cerpen 6

Pada Pembotakan Terakhir

Cerita pendek ini menceritakan tentang seorang anak yatim piatu bernama Maria. Ia tinggal
bersama etek-nya,Mak Pasah, di sebuah rumah di tepi bandar. Maria selalu disiksa oleh Mak Pasah.
Setiap hari, terdengar jeritan-jeritan Maria dari rumah itu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Mak Pasah membuat kue-kue. Ia menyuruh Maria untuk
menjajakannya keliling kampung. Kue-kue Mak Pasah itu sebenarnya tidak enak. Namun orang-orang
selalu membelinya karena mereka tahu,bila dagangannya tidak terjual habis, Maria akan dipukuli
setengah mati.
Sementara itu, di belakang rumah Maria,di seberang bandar, terdapat keluarga kecil yang
bahagia. Keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu cukup dekat dengan Maria. Ia
terkadang bercakap-cakap dan bermain-main dengan Maria. Tentu saja, sehabis bermain-main, Maria
selalu dipukuli oleh Mak Pasah. Oleh karena itu,sang ibu sering melarang anaknya untuk bermain-main
dengan Maria.

Pada hari ulang tahunnya, anak laki-laki itu dibotaki kepalanya licin-licin. Memang,Ibu sang anak
mempunyai kebiasaan membotaki kepala sang anak setiap kali sang anak berulang tahun. Kebiasaan itu
terjadi sejak sang anak berumur satu tahun. Setelah dibotaki, sang anak merasa sangat senang. Ia berlari
dengan riang gembira,tanpa menyadari keadaan sekelilingnya.Tak sengaja,ia menyenggol bubur delima
Maria yang saat itu datang melihat pembotakan anak laki-laki itu. Tentu saja Maria menangis.Ibu anak
laki-laki itu membujuknya agar pulang.Nanti setelah sang ayah datang mereka akan mengganti bubur itu.
Setelah dibujuk beberapa lama, akhirnya Maria pulang.

Saat sang ayah pulang, sang ibu segera pergi ke rumah Maria untuk mengantarkan
uang ganti kerugian. Anak laki-laki itu ikut pula.Sesampai di pintu dapur Mak Pasah,mereka melihat
genangan air. Namun, Maria tak ada di sana. Yang muncul hanyalah Mak Pasah,. Ia tertawa-tawa
senang. Anak laki-laki itu merasa sangat curiga. Apalagi, malam sebelumnya, anak itu bermimpi Maria
disirami air panas oleh hantu-hantu yang mengerikan. Namun, keesokan harinya,anak itu dibawa pergi
berlibur ke kota kelahiran sang ayah. Ia lupa akan kejadian tersebut. Ketika kembali, barulah ia tahu
bahwa Maria sudah meninggal dunia. Mendengar kabar kematian Maria,sang anak jatuh sakit. Ia merasa
bahwa ialah yang menyebabkan Maria meninggal.

Sejak kematian Maria, Mak Pasah masih tetap berjualan kue. Ia mencari anak semang lain.
Namun,orang-orang tak lagi membeli kue Mak Pasah karena memang kuenya tidak enak. Gagal menjadi
pembuat kue, Mak Pasah beralih berdagang emas. Akhirnya,ia menjadi kaya dan menikah dengan lelaki
muda. Namun, tiba-Seorang kakek tua mendapat kiriman surat dari anak semata wayangnya.
Dalamsuratnya, sang anak meminta ayahnya untuk berkunjung ke rumahnya. Sang anak mengabarkan
bahwa ia telah berkeluarga dan memiliki dua orang anak. Tentu tak terkira senang hati orang tua itu.
Betapa tidak, anak yang dulu telah dibuangnya sia-sia malah mengundangnya untuk datang. Sedikit rasa
malu dan sesal menyelinap dalam hatinya,mengingat masa lalunya yang kelam.

Dulu,ketika anaknya,Masri,masih berumur tiga tahun,sang istri meninggal dunia. Betapa


sedihnya hati orang tua itu. Ia merasa sangat kesepian. Akhirnya, beliau memutuskan untuk menikah
lagi. Namun,rumah tangga barunya tidak berjalan harmonis. Ia masih terkenang juga akan istri lamanya
yang tercinta. Hal tersebut memicu konflik berkepanjangan. Hingga akhirnya,beliau menceraikan istri
keduanya. Padahal, sang istri sedang mengandung. Setelah bercerai, orang tua itu menikah lagi. Lalu
bercerai lagi. Menikah lagi,bercerai lagi. Sampai akhirnya, orang tua itu bosan menikah. Beliau akhirnya
melakukan perbuatan terlarang dengan banyak wanita bayaran. Perbuatan orang tua itu akhirnya
diketahui oleh Masri. Namun,beliau malah marah dan mengusir sang anak. Sang anak pun pergi dan tak
pernah kembali.
Setelah kepergian sang anak, orang tua itu merasa sangat menyesal. Beliau pun menjual seluruh
harta kekayaannya dan mewakafkannya pada orang banyak. Kemudian beliau pergi ke dusun yang jauh
dan tinggal di masjid. Beliau menghabiskan hidupnya dengan beribadah,sambil terus berusaha untuk
mengajak masyarakat di dusun itu hidup dengan damai. Begitu terus selama bertahun-tahun.

Sampai suatu hari, orang tua itu menerima surat dari sang anak,memintanya untuk datang ke
rumah sang anak. Hatinya merasa ragu. Beliau merasa sangat malu. Sampai empat kali, surat itu terus
datang,berisi permintaan yang sama. Tak satupun dibalasnya surat-surat itu. Akhirnya,setelah berpikir
sekian lama, orang tua itu pun memutuskan untuk memenuhi permintaan sang anak. Dibuangnya semua
rasa malu dan takut. Yang beliau harapkan kini hanyalah maaf dari sang anak.

Namun, alangkah terkejutnya beliau ketika tiba di depan rumah sang anak. Mantan istrinya yang
kedua,Iyah, yang telah diceraikan dan diusirnya ketika masih mengandung dulu, berdiri berkacak
pinggang menyambutnya dengan muka masam. Iyah mengatainya dengan perkataan yang menyakitkan
hati. Karena tak ingin bertengkar di rumah anaknya, orang tua itu menahan segala marah dan
kesombongannya. Namun,akhirnya beliau dipersilakan masuk dengan terpaksa oleh Iyah. Kemudian,
Iyah kembali mencercanya dengan berbagai macam sindiran. Sampai akhirnya, terungkaplah rahasia
bahwa Arni,menantuny itu, adalah anak kandungnya. Artinya Masri dan Arni bersaudara. Orang tua itu
terkejut dan meminta agar mereka segera diberitahu dan sesegera mungkin bercerai. Iyah tak
mengizinkan. Iyah rela dirinya menanggung dosa demi kebahagiaan Masri dan Arni. Mereka berdebat
cukup lama. Sampai akhirnya, orang tua itu memutuskan untuk mengalah,membiarkan anak-anaknya
hidup dalam kebahagiaan. Beliau pun pergi dengan membawa dosa yang terjadi karena dosa yang
diperbuatnya pada masa lalu

Cerpen 6

Pada Pembotakan Terakhir

Cerita pendek ini menceritakan tentang seorang anak yatim piatu bernama Maria. Ia tinggal
bersama etek-nya,Mak Pasah, di sebuah rumah di tepi bandar. Maria selalu disiksa oleh Mak Pasah.
Setiap hari, terdengar jeritan-jeritan Maria dari rumah itu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Mak Pasah membuat kue-kue. Ia menyuruh Maria untuk
menjajakannya keliling kampung. Kue-kue Mak Pasah itu sebenarnya tidak enak. Namun orang-orang
selalu membelinya karena mereka tahu,bila dagangannya tidak terjual habis, Maria akan dipukuli
setengah mati.

Sementara itu, di belakang rumah Maria,di seberang bandar, terdapat keluarga kecil yang
bahagia. Keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu cukup dekat dengan Maria. Ia
terkadang bercakap-cakap dan bermain-main dengan Maria. Tentu saja, sehabis bermain-main, Maria
selalu dipukuli oleh Mak Pasah. Oleh karena itu,sang ibu sering melarang anaknya untuk bermain-main
dengan Maria.
Pada hari ulang tahunnya, anak laki-laki itu dibotaki kepalanya licin-licin. Memang,Ibu sang anak
mempunyai kebiasaan membotaki kepala sang anak setiap kali sang anak berulang tahun. Kebiasaan itu
terjadi sejak sang anak berumur satu tahun. Setelah dibotaki, sang anak merasa sangat senang. Ia berlari
dengan riang gembira,tanpa menyadari keadaan sekelilingnya.Tak sengaja,ia menyenggol bubur delima
Maria yang saat itu datang melihat pembotakan anak laki-laki itu. Tentu saja Maria menangis.Ibu anak
laki-laki itu membujuknya agar pulang.Nanti setelah sang ayah datang mereka akan mengganti bubur itu.
Setelah dibujuk beberapa lama, akhirnya Maria pulang.

Saat sang ayah pulang, sang ibu segera pergi ke rumah Maria untuk mengantarkan
uang ganti kerugian. Anak laki-laki itu ikut pula.Sesampai di pintu dapur Mak Pasah,mereka melihat
genangan air. Namun, Maria tak ada di sana. Yang muncul hanyalah Mak Pasah,. Ia tertawa-tawa
senang. Anak laki-laki itu merasa sangat curiga. Apalagi, malam sebelumnya, anak itu bermimpi Maria
disirami air panas oleh hantu-hantu yang mengerikan. Namun, keesokan harinya,anak itu dibawa pergi
berlibur ke kota kelahiran sang ayah. Ia lupa akan kejadian tersebut. Ketika kembali, barulah ia tahu
bahwa Maria sudah meninggal dunia. Mendengar kabar kematian Maria,sang anak jatuh sakit. Ia merasa
bahwa ialah yang menyebabkan Maria meninggal.

Sejak kematian Maria, Mak Pasah masih tetap berjualan kue. Ia mencari anak semang lain.
Namun,orang-orang tak lagi membeli kue Mak Pasah karena memang kuenya tidak enak. Gagal menjadi
pembuat kue, Mak Pasah beralih berdagang emas. Akhirnya,ia menjadi kaya dan menikah dengan lelaki
muda.sempat tahu isi telegram yang sebenarnya,juga kebohongan-kebohongan yang telah dirangkai
dengan manis oleh Indra Budiman,anak semata wayangnya.

Cerpen 3

Nasihat-Nasihat

Orang-orang tua, tentu saja,gemar memberi nasihat. Seperti halnya pada tokoh orang tua
dalam cerpen A.A. Navis ini. Ketika Hasibuan,seorang anak muda yang tinggal menumpang di kamar
depannya meminta nasihat,beliau dengan senang hati memberikan nasihatnya yang berharga.

Hasibuan menceritakan bahwa ia bertemu gadis desa di bus dalam perjalanan ke kantor pagi
tadi.Mereka bercakap-cakap sebentar,tentunya tentang hal-hal yang tidak berarti. Namun,ketika akan
berpisah, gadis tersebut tak mau ditinggalkan. Akhirnya Hasibuan menitipkan gadis itu pada kenalannya
di tepi kota dan berjanji menemui gadis tersebut keesokan harinya. Orang tua itu pun memberikan
nasihat untuk tidak menemui gadis tersebut karena beliau yakin bahwa gadis itu kurang waras.

Esoknya,saat makan siang sepulang kerja,orang tua itu pun bertanya pada Hasibuan tentang
gadis

Cerpen 4

Topi Helm
Seorang kakek tua mendapat kiriman surat dari anak semata wayangnya. Dalamsuratnya, sang anak
meminta ayahnya untuk berkunjung ke rumahnya. Sang anak mengabarkan bahwa ia telah berkeluarga
dan memiliki dua orang anak. Tentu tak terkira senang hati orang tua itu. Betapa tidak, anak yang dulu
telah dibuangnya sia-sia malah mengundangnya untuk datang. Sedikit rasa malu dan sesal menyelinap
dalam hatinya,mengingat masa lalunya yang kelam.

Dulu,ketika anaknya,Masri,masih berumur tiga tahun,sang istri meninggal dunia. Betapa


sedihnya hati orang tua itu. Ia merasa sangat kesepian. Akhirnya, beliau memutuskan untuk menikah
lagi. Namun,rumah tangga barunya tidak berjalan harmonis. Ia masih terkenang juga akan istri lamanya
yang tercinta. Hal tersebut memicu konflik berkepanjangan. Hingga akhirnya,beliau menceraikan istri
keduanya. Padahal, sang istri sedang mengandung. Setelah bercerai, orang tua itu menikah lagi. Lalu
bercerai lagi. Menikah lagi,bercerai lagi. Sampai akhirnya, orang tua itu bosan menikah. Beliau akhirnya
melakukan perbuatan terlarang dengan banyak wanita bayaran. Perbuatan orang tua itu akhirnya
diketahui oleh Masri. Namun,beliau malah marah dan mengusir sang anak. Sang anak pun pergi dan tak
pernah kembali.

Setelah kepergian sang anak, orang tua itu merasa sangat menyesal. Beliau pun menjual seluruh
harta kekayaannya dan mewakafkannya pada orang banyak. Kemudian beliau pergi ke dusun yang jauh
dan tinggal di masjid. Beliau menghabiskan hidupnya dengan beribadah,sambil terus berusaha untuk
mengajak masyarakat di dusun itu hidup dengan damai. Begitu terus selama bertahun-tahun.

Sampai suatu hari, orang tua itu menerima surat dari sang anak,memintanya untuk datang ke
rumah sang anak. Hatinya merasa ragu. Beliau merasa sangat malu. Sampai empat kali, surat itu terus
datang,berisi permintaan yang sama. Tak satupun dibalasnya surat-surat itu. Akhirnya,setelah berpikir
sekian lama, orang tua itu pun memutuskan untuk memenuhi permintaan sang anak. Dibuangnya semua
rasa malu dan takut. Yang beliau harapkan kini hanyalah maaf dari sang anak.

Namun, alangkah terkejutnya beliau ketika tiba di depan rumah sang anak. Mantan istrinya yang
kedua,Iyah, yang telah diceraikan dan diusirnya ketika masih mengandung dulu, berdiri berkacak
pinggang menyambutnya dengan muka masam. Iyah mengatainya dengan perkataan yang menyakitkan
hati. Karena tak ingin bertengkar di rumah anaknya, orang tua itu menahan segala marah dan
kesombongannya. Namun,akhirnya beliau dipersilakan masuk dengan terpaksa oleh Iyah. Kemudian,
Iyah kembali mencercanya dengan berbagai macam sindiran. Sampai akhirnya, terungkaplah rahasia
bahwa Arni,menantuny itu, adalah anak kandungnya. Artinya Masri dan Arni bersaudara. Orang tua itu
terkejut dan meminta agar mereka segera diberitahu dan sesegera mungkin bercerai. Iyah tak
mengizinkan. Iyah rela dirinya menanggung dosa demi kebahagiaan Masri dan Arni. Mereka berdebat
cukup lama. Sampai akhirnya, orang tua itu memutuskan untuk mengalah,membiarkan anak-anaknya
hidup dalam kebahagiaan. Beliau pun pergi dengan membawa dosa yang terjadi karena dosa yang
diperbuatnya pada masa lalu

Cerpen 6

Pada Pembotakan Terakhir


Cerita pendek ini menceritakan tentang seorang anak yatim piatu bernama Maria. Ia tinggal
bersama etek-nya,Mak Pasah, di sebuah rumah di tepi bandar. Maria selalu disiksa oleh Mak Pasah.
Setiap hari, terdengar jeritan-jeritan Maria dari rumah itu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Mak Pasah membuat kue-kue. Ia menyuruh Maria untuk
menjajakannya keliling kampung. Kue-kue Mak Pasah itu sebenarnya tidak enak. Namun orang-orang
selalu membelinya karena mereka tahu,bila dagangannya tidak terjual habis, Maria akan dipukuli
setengah mati.

Sementara itu, di belakang rumah Maria,di seberang bandar, terdapat keluarga kecil yang
bahagia. Keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu cukup dekat dengan Maria. Ia
terkadang bercakap-cakap dan bermain-main dengan Maria. Tentu saja, sehabis bermain-main, Maria
selalu dipukuli oleh Mak Pasah. Oleh karena itu,sang ibu sering melarang anaknya untuk bermain-main
dengan Maria.

Pada hari ulang tahunnya, anak laki-laki itu dibotaki kepalanya licin-licin. Memang,Ibu sang anak
mempunyai kebiasaan membotaki kepala sang anak setiap kali sang anak berulang tahun. Kebiasaan itu
terjadi sejak sang anak berumur satu tahun. Setelah dibotaki, sang anak merasa sangat senang. Ia berlari
dengan riang gembira,tanpa menyadari keadaan sekelilingnya.Tak sengaja,ia menyenggol bubur delima
Maria yang saat itu datang melihat pembotakan anak laki-laki itu. Tentu saja Maria menangis.Ibu anak
laki-laki itu membujuknya agar pulang.Nanti setelah sang ayah datang mereka akan mengganti bubur itu.
Setelah dibujuk beberapa lama, akhirnya Maria pulang.

Saat sang ayah pulang, sang ibu segera pergi ke rumah Maria untuk mengantarkan
uang ganti kerugian. Anak laki-laki itu ikut pula.Sesampai di pintu dapur Mak Pasah,mereka melihat
genangan air. Namun, Maria tak ada di sana. Yang muncul hanyalah Mak Pasah,. Ia tertawa-tawa
senang. Anak laki-laki itu merasa sangat curiga. Apalagi, malam sebelumnya, anak itu bermimpi Maria
disirami air panas oleh hantu-hantu yang mengerikan. Namun, keesokan harinya,anak itu dibawa pergi
berlibur ke kota kelahiran sang ayah. Ia lupa akan kejadian tersebut. Ketika kembali, barulah ia tahu
bahwa Maria sudah meninggal dunia. Mendengar kabar kematian Maria,sang anak jatuh sakit. Ia merasa
bahwa ialah yang menyebabkan Maria meninggal.

Sejak kematian Maria, Mak Pasah masih tetap berjualan kue. Ia mencari anak semang lain.
Namun,orang-orang tak lagi membeli kue Mak Pasah karena memang kuenya tidak enak. Gagal menjadi
pembuat kue, Mak Pasah beralih berdagang emas. Akhirnya,ia menjadi kaya dan menikah dengan lelaki
muda.erkejut dan meminta agar mereka segera diberitahu dan sesegera mungkin bercerai. Iyah tak
mengizinkan. Iyah rela dirinya menanggung dosa demi kebahagiaan Masri dan Arni. Mereka berdebat
cukup lama. Sampai akhirnya, orang tua itu memutuskan untuk mengalah,membiarkan anak-anaknya
hidup dalam kebahagiaan. Beliau pun pergi dengan membawa dosa yang terjadi karena dosa yang
diperbuatnya pada masa lalu

Cerpen 6

Pada Pembotakan Terakhir


Cerita pendek ini menceritakan tentang seorang anak yatim piatu bernama Maria. Ia tinggal
bersama etek-nya,Mak Pasah, di sebuah rumah di tepi bandar. Maria selalu disiksa oleh Mak Pasah.
Setiap hari, terdengar jeritan-jeritan Maria dari rumah itu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Mak Pasah membuat kue-kue. Ia menyuruh Maria untuk
menjajakannya keliling kampung. Kue-kue Mak Pasah itu sebenarnya tidak enak. Namun orang-orang
selalu membelinya karena mereka tahu,bila dagangannya tidak terjual habis, Maria akan dipukuli
setengah mati.

Sementara itu, di belakang rumah Maria,di seberang bandar, terdapat keluarga kecil yang
bahagia. Keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu cukup dekat dengan Maria. Ia
terkadang bercakap-cakap dan bermain-main dengan Maria. Tentu saja, sehabis bermain-main, Maria
selalu dipukuli oleh Mak Pasah. Oleh karena itu,sang ibu sering melarang anaknya untuk bermain-main
dengan Maria.

Pada hari ulang tahunnya, anak laki-laki itu dibotaki kepalanya licin-licin. Memang,Ibu sang anak
mempunyai kebiasaan membotaki kepala sang anak setiap kali sang anak berulang tahun. Kebiasaan itu
terjadi sejak sang anak berumur satu tahun. Setelah dibotaki, sang anak merasa sangat senang. Ia berlari
dengan riang gembira,tanpa menyadari keadaan sekelilingnya.Tak sengaja,ia menyenggol bubur delima
Maria yang saat itu datang melihat pembotakan anak laki-laki itu. Tentu saja Maria menangis.Ibu anak
laki-laki itu membujuknya agar pulang.Nanti setelah sang ayah datang mereka akan mengganti bubur itu.
Setelah dibujuk beberapa lama, akhirnya Maria pulang.

Saat sang ayah pulang, sang ibu segera pergi ke rumah Maria untuk mengantarkan
uang ganti kerugian. Anak laki-laki itu ikut pula.Sesampai di pintu dapur Mak Pasah,mereka melihat
genangan air. Namun, Maria tak ada di sana. Yang muncul hanyalah Mak Pasah,. Ia tertawa-tawa
senang. Anak laki-laki itu merasa sangat curiga. Apalagi, malam sebelumnya, anak itu bermimpi Maria
disirami air panas oleh hantu-hantu yang mengerikan. Namun, keesokan harinya,anak itu dibawa pergi
berlibur ke kota kelahiran sang ayah. Ia lupa akan kejadian tersebut. Ketika kembali, barulah ia tahu
bahwa Maria sudah meninggal dunia. Mendengar kabar kematian Maria,sang anak jatuh sakit. Ia merasa
bahwa ialah yang menyebabkan Maria meninggal.

Sejak kematian Maria, Mak Pasah masih tetap berjualan kue. Ia mencari anak semang lain.
Namun,orang-orang tak lagi membeli kue Mak Pasah karena memang kuenya tidak enak. Gagal menjadi
pembuat kue, Mak Pasah beralih berdagang emas. Akhirnya,ia menjadi kaya dan menikah dengan lelaki
muda. olok-olokan itu diterima Pak Kari dengan sabar. Namun,suatu hari, kesabaran Pak Kari habis juga.
Ia meledak marah ketika tukang rem lainnya mempermainkan topi helmnya. Sejak saat itu, tak ada satu
pun orang yang mau mempermainkan topi helm Pak Kari.

Namun,suatu pagi, Pak Kari melakukan kesalahan karena menyelamatkan topi helmnya. Ia meninggalkan
gerbongnya dan mengambil topi helmnya yang terjatuh di tepi sungai. Orang-Orang mengira Pak Kari
terjatuh dan tewas. Sang masinis memerintahkan agar kereta api kembali ke jembatan yang diperkirakan
tempat Pak Kari terjatuh. Ternyata,beberapa meter dari jembatan itu, Pak Kari muncul dalam keadaan
baik-baik saja. Tentu saja semua orang marah, terutama sang masinis. Bahkan, sang masinis
melemparkan topi helm Pak Kari ke dalam api.

Beberapa lama kemudian,orang-orang telah melupakan kejadian itu. Namun, tentu saja Pak Kari tak akan
lupa pada topi helmnya. Topi yang membawa kebanggaan tersendiri bagi dirinya.Pak Kari merasa
dendam, namun dendam itu disimpannya dalam hati. Suatu hari ketika sang masinis memeriksa
pekerjaan Pak Kari yang sedang membersihkan tungku api di lok kereta,Pak Kari merasa ingin membalas
dendam saat itu juga. Maka,ia melemparkan arang yang berpijar ke arah masinis itu. Dendamnya
terbayar lunas,tanpa sedikitpun rasa bersalah dalam hatinya.

Cerpen 5

Datangnya dan Perginya

Seorang kakek tua mendapat kiriman surat dari anak semata wayangnya. Dalamsuratnya, sang anak
meminta ayahnya untuk berkunjung ke rumahnya. Sang anak mengabarkan bahwa ia telah berkeluarga
dan memiliki dua orang anak. Tentu tak terkira senang hati orang tua itu. Betapa tidak, anak yang dulu
telah dibuangnya sia-sia malah mengundangnya untuk datang. Sedikit rasa malu dan sesal menyelinap
dalam hatinya,mengingat masa lalunya yang kelam.

Dulu,ketika anaknya,Masri,masih berumur tiga tahun,sang istri meninggal dunia. Betapa


sedihnya hati orang tua itu. Ia merasa sangat kesepian. Akhirnya, beliau memutuskan untuk menikah
lagi. Namun,rumah tangga barunya tidak berjalan harmonis. Ia masih terkenang juga akan istri lamanya
yang tercinta. Hal tersebut memicu konflik berkepanjangan. Hingga akhirnya,beliau menceraikan istri
keduanya. Padahal, sang istri sedang mengandung. Setelah bercerai, orang tua itu menikah lagi. Lalu
bercerai lagi. Menikah lagi,bercerai lagi. Sampai akhirnya, orang tua itu bosan menikah. Beliau akhirnya
melakukan perbuatan terlarang dengan banyak wanita bayaran. Perbuatan orang tua itu akhirnya
diketahui oleh Masri. Namun,beliau malah marah dan mengusir sang anak. Sang anak pun pergi dan tak
pernah kembali.

Setelah kepergian sang anak, orang tua itu merasa sangat menyesal. Beliau pun menjual seluruh
harta kekayaannya dan mewakafkannya pada orang banyak. Kemudian beliau pergi ke dusun yang jauh
dan tinggal di masjid. Beliau menghabiskan hidupnya dengan beribadah,sambil terus berusaha untuk
mengajak masyarakat di dusun itu hidup dengan damai. Begitu terus selama bertahun-tahun.

Sampai suatu hari, orang tua itu menerima surat dari sang anak,memintanya untuk datang ke
rumah sang anak. Hatinya merasa ragu. Beliau merasa sangat malu. Sampai empat kali, surat itu terus
datang,berisi permintaan yang sama. Tak satupun dibalasnya surat-surat itu. Akhirnya,setelah berpikir
sekian lama, orang tua itu pun memutuskan untuk memenuhi permintaan sang anak. Dibuangnya semua
rasa malu dan takut. Yang beliau harapkan kini hanyalah maaf dari sang anak.

Namun, alangkah terkejutnya beliau ketika tiba di depan rumah sang anak. Mantan istrinya yang
kedua,Iyah, yang telah diceraikan dan diusirnya ketika masih mengandung dulu, berdiri berkacak
pinggang menyambutnya dengan muka masam. Iyah mengatainya dengan perkataan yang menyakitkan
hati. Karena tak ingin bertengkar di rumah anaknya, orang tua itu menahan segala marah dan
kesombongannya. Namun,akhirnya beliau dipersilakan masuk dengan terpaksa oleh Iyah. Kemudian,
Iyah kembali mencercanya dengan berbagai macam sindiran. Sampai akhirnya, terungkaplah rahasia
bahwa Arni,menantuny itu, adalah anak kandungnya. Artinya Masri dan Arni bersaudara. Orang tua itu
terkejut dan meminta agar mereka segera diberitahu dan sesegera mungkin bercerai. Iyah tak
mengizinkan. Iyah rela dirinya menanggung dosa demi kebahagiaan Masri dan Arni. Mereka berdebat
cukup lama. Sampai akhirnya, orang tua itu memutuskan untuk mengalah,membiarkan anak-anaknya
hidup dalam kebahagiaan. Beliau pun pergi dengan membawa dosa yang terjadi karena dosa yang
diperbuatnya pada masa lalu

Cerpen 6

Pada Pembotakan Terakhir

Cerita pendek ini menceritakan tentang seorang anak yatim piatu bernama Maria. Ia tinggal
bersama etek-nya,Mak Pasah, di sebuah rumah di tepi bandar. Maria selalu disiksa oleh Mak Pasah.
Setiap hari, terdengar jeritan-jeritan Maria dari rumah itu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup, Mak Pasah membuat kue-kue. Ia menyuruh Maria untuk
menjajakannya keliling kampung. Kue-kue Mak Pasah itu sebenarnya tidak enak. Namun orang-orang
selalu membelinya karena mereka tahu,bila dagangannya tidak terjual habis, Maria akan dipukuli
setengah mati.

Sementara itu, di belakang rumah Maria,di seberang bandar, terdapat keluarga kecil yang
bahagia. Keluarga itu memiliki seorang anak laki-laki. Anak laki-laki itu cukup dekat dengan Maria. Ia
terkadang bercakap-cakap dan bermain-main dengan Maria. Tentu saja, sehabis bermain-main, Maria
selalu dipukuli oleh Mak Pasah. Oleh karena itu,sang ibu sering melarang anaknya untuk bermain-main
dengan Maria.

Pada hari ulang tahunnya, anak laki-laki itu dibotaki kepalanya licin-licin. Memang,Ibu sang anak
mempunyai kebiasaan membotaki kepala sang anak setiap kali sang anak berulang tahun. Kebiasaan itu
terjadi sejak sang anak berumur satu tahun. Setelah dibotaki, sang anak merasa sangat senang. Ia berlari
dengan riang gembira,tanpa menyadari keadaan sekelilingnya.Tak sengaja,ia menyenggol bubur delima
Maria yang saat itu datang melihat pembotakan anak laki-laki itu. Tentu saja Maria menangis.Ibu anak
laki-laki itu membujuknya agar pulang.Nanti setelah sang ayah datang mereka akan mengganti bubur itu.
Setelah dibujuk beberapa lama, akhirnya Maria pulang.

Saat sang ayah pulang, sang ibu segera pergi ke rumah Maria untuk mengantarkan
uang ganti kerugian. Anak laki-laki itu ikut pula.Sesampai di pintu dapur Mak Pasah,mereka melihat
genangan air. Namun, Maria tak ada di sana. Yang muncul hanyalah Mak Pasah,. Ia tertawa-tawa
senang. Anak laki-laki itu merasa sangat curiga. Apalagi, malam sebelumnya, anak itu bermimpi Maria
disirami air panas oleh hantu-hantu yang mengerikan. Namun, keesokan harinya,anak itu dibawa pergi
berlibur ke kota kelahiran sang ayah. Ia lupa akan kejadian tersebut. Ketika kembali, barulah ia tahu
bahwa Maria sudah meninggal dunia. Mendengar kabar kematian Maria,sang anak jatuh sakit. Ia merasa
bahwa ialah yang menyebabkan Maria meninggal.

Sejak kematian Maria, Mak Pasah masih tetap berjualan kue. Ia mencari anak semang lain.
Namun,orang-orang tak lagi membeli kue Mak Pasah karena memang kuenya tidak enak. Gagal menjadi
pembuat kue, Mak Pasah beralih berdagang emas. Akhirnya,ia menjadi kaya dan menikah dengan lelaki
muda.

Cerpen 7

Angin dari Gunung

Nun,begitu namanya. Ia adalah seorang gadis mantan pejuang kemerdekaan. Kedua tangannya buntung
akibat perang. Padahal, dulu ia sangat digemari oleh para lelaki. Para lelaki berlomba-lomba untuk
mendapatkan cintanya. Setelah perang, ia tak lagi dipedulikan orang. Apalagi dengan keadaannya
sekarang.

Suatu hari,ia bertemu dengan Har, lelaki yang dulu dicintai dan mencintainya. Mereka bercakap-cakap
mengenang masa lalu. Sementara itu, angin dari gunung bertiup di belakang mereka. Nun tahu, Har kini
telah berkeluarga. Ia telah memiliki dua orang anak.Tentu saja mereka tidak akan mungkin bersatu
lagi.Nun juga bercerita panjang lebar. Menceritakan masa lalu,juga harapan-harapannya yang telah
pupus. Namun, Har diam saja. Berbagai macam pikiran berkecamuk dalam hatinya. Ia memang tak
mencintai Nun lagi, tapi tentu saja ia merasa iba. Ia ingin menolong Nun, membawanya ke pusat
rehabilitasi di Solo. Namun, Nun tidak mau. Ia tak ingin lagi dirinya mengalami hal seperti dulu lagi.
Dipuja-puja,namun setelah tak dibutuhkan,dibuang saja. Har semakin gelisah. Apalagi Nun menyindirnya
telak.Tiba-tiba, datanglah seorang gadis kecil memanggil Nun pulang. Har menatap kepergian Nun dan
gadis kecil itu dengan perasaan hampa. Hanya angin dari gunung yang terasa meniup dirinya,Nun,dan
gadis kecil itu.

Anda mungkin juga menyukai