Anda di halaman 1dari 4

Nama : Asy’ari fandi ahmad (201869040009)

Semester : 4_A

Resensi Novel Mukjizat Cinta

“Kekuatan Hati dan Cinta Sejati Dalam Islam”

I. Identitas Buku

Judul Buku : Mukjizat Cinta.


Penulis : Muhammad Masykur A.R. Said.
Penerbit : Diva Press. 
Tahun Terbit : 2007.
Cetakan : Desember 2007.
Tebal : 458 halaman.

    II. Pratinjauan

Novel Mukjizat Cinta ini merupakan novel Best Seller Religius.Novel religius ini
menghadirkan orang-orang yang memilih hidup dengan hanya berpegang teguh pada kebersihan hati
dan cinta sejati yang tak terbatas dan membutakan.Rupanya, di atas prinsip itu, mereka menemukan
kekuatan luar biasa yang mampu menenteramkan jiwa mereka.Inilah yang disebut Mukjizat Cinta.
Mukjizat Cinta ! mungkin judulnya terlalu sakral bagi saya sehingga perlu ada penafsiran akan
maknanya.Novel ini menggunakan landskap yang berbeda yaitu Kalimantan-Malaysia-Mesir.Novel
ini berjaya memberikan gambaran setting dan lahan tempat yang diceritakan.Tempat-tempat serta
peristiwa yang diceritakan seperti terpampang di depan mata, tanpa mengurangi fakta adanya.
Novel ini merilis kisah tentang perjalanan seorang musafir yang menyahut panggilan
sahabatnya yang berada di Kalimantan.Sahabat baiknya ketika belajar di Mesir. Perjalanannya ke
Kalimantan, dan setelah itu dia terpaksa dan harus ke Malaysia, demi untuk menjalankan amanah
sahabatnya yang berada dalam tenat, akibat tragedi yang menimpa. Tragedi hati dan jiwa yang lara.
Setelah terpaut dengan cinta dan janji, namun akhirnya harus tunduk dengan ketentuan keluarga dan
takdir ilahi. Pasrah adalah jawabannya, sabar adalah bingkainya. Manakala kehidupan harus
diteruskan, walau tidak sesempurna yang diharapkan.
III. Isi
1. Unsur Instrinsik

 Tema :
Tema yang terdapat dalam  novel ini mengenai percintaan.
 Alur :
Alur atau plot yang terdapat dalam novel ini adalah alur campuran.
 Penokohan :
1)      Afdhal : Taat beribadah, setia kawan, bertanggung jawab, mudah kenal dan
dekat dengan orang yang baru di kenalnya dan seorang suami yang
setia terhadap istrinya yang sudah meninggal.
2)      Syamsul : Taat beribadah, keras, jujur, bertanggung jawab terhadap keluarga,
setia terhadap istri dan patuh terhadap orang tua.

3)      Fatmah : Sholehah, tegar, sabar dan ikhlas dalam menghadapi permasalahan,
istri yang setia dan selalu mengabdi kepada suami.
4)      Nasir : Baik, sopan dan santun.
5)      Adi : Baik, pendiam dan murah senyum.
6)      Siti Hasanah: Baik dan suka menolong.
7)      Siti Zubaedah: Keras kepala, penyayang terhadap keluarga dan anak-anaknya dan
sholehah.
8)      Syamsuddin: Baik dan suka menolong terlebih terhadap sesama keturunan Bugis.
9)      Amal Hayati: Baik hati, penurut terhadap orang tua, tabah, tegar, sabar dan sholehah.
10)  Azwan (Suami Amal Hayati) : Keras, suka menyiksa Amal Hayati dan suka mabuk-
mabukkan.
11)  Azad an Azazwa : Polos, ramah dan lucu.
12)  Ahmad Faiz : Berpegang teguh pada janji dan baik.
13)  Syakirah : Berpegang teguh pada janji dan baik.
v  Latar atau Setting
Latar atau seting yang terdapat dalam novel ini terdiri dari latar tempat, latar waktu, latar
suasana. Latar tempat meliputi mushallah, rumah, rumah sakit, bandara, restoran, terminal,
universitas, batu pahat. latar waktu  meliputi pagi hari, siang hari, sore hari, dan malam hari.
Latar suasana dalam novel ini mengharukan, menggembirakan, menyedihkan.
v  Sudut Pandang
Sudut pandang dalam novel ini penulis sebagai orang pertama (“Aku sedang bersandar di
dinding pembatas dek lima bagian depan”)
v  Gaya bahasa
Penulis menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar. Namun ada beberapa kalimat
yang menggunakan bahasa Malaysia karena dipengaruhi oleh latar yaitu ketika berada di
Malaysia.Penulis sering menggunakan majas metafora dalam mengungkapkan isi
hatinya.Setiap kata yang ditulis oleh penulis berupa amanat dan pesan kepada seorang muslim.
v  Amanat :
Ø  Patuh terhadap orang tua.
Ø  Jangan pernah meninggalkan Shalat 5 waktu.
Ø  Tidak pernah putus asa dalam berbagai permasalahan yang diberikan oleh Allah dan
senantiasa berdoa kepada Allah semoga diberi kemudahan.
Ø  Ketaaatan seorang umat kepada Allah.
Ø  Dibalik sebuah musibah ada sesuatu rahasia yang Allah berikan setelah musibah itu
yaitu hikmah yang dapat kita ambil dari kejadian tersebut.
Ø  Dengan kita berada dijalan Allah dan yakin akan kuasa-Nya, Allah akan senantiasa
membantu kita ketika berada dalam suatu kesulitan.
Ø  Di balik segala kesulitan ada kenikmatan besar yang diletakkan Allah.
Ø  Kecintaan kepada seseorang dapat meluluhkan kebencian yang telah lama terpendam.
Ø  Harta tidak akan membantu manusia lepas dari api neraka namun ketika manusia
menggunakan hartanya di jalan Allah maka hartanya bisa menyelamatkannya dari api
neraka.

2. Unsur Ekstrinsik

v  Nilai Agama :
ü  Mereka seakan tahu bahwa setiap pagi hari Allah SWT. Akan membagikan rezeki kepada
hamba-hamba-Nya.
ü  Maha suci Dzat yang memiliki jagat raya ini,….

v  Nilai Sosial :
ü  Dengan cepat ku hampiri dia dan aku pun memeluknya dengan erat seperti ikatan ….
ü  Aku berjanji kepada diriku, aku sendiri yang akan membantu sahabatku keluar dari beban
yang di deritanya.

v  Nilai Estetika :
ü  Dari kejauhan, terlihat perahu-perahu kecil dengan layar putih yang melambai-lambai milik
nelayan yang berlomba-lomba mencapai daratan setelah satu malam berada di tengah laut.
ü Di sisi lainnya, rombongan burung bangau putih membelah awan mencari makan di tempat
yang lebih subur.
üKetika matahari mulai terbit dari peraduannya di ufuk timur, membiaskan cahaya kemerahan
menembus ke dalam laut biru yang kemudian dipantulkan ke megaraya, tampaklah
pemandangan yang indah menakjubkan.

v  Nilai Budaya :
ü  Lilin itu adalah adat yang tidak islami.
ü  Sudah menjadi tradisi orang Bugis, jika bertemu di rantau seperti bertemu dengan saudara
sendiri.Maka, mereka akan menjalin hubungan laksana keluarga dekat.

    V.            Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan novel ini adalah pembaca bisa larut dalam jalannnya cerita.Pelajaran yang
dapat dipetik adalah jangan pernah meremehkan sebuah impian setinggi apapun itu, karena
allah Maha mendengar doa dari umat-Nya.Novel ini sangat inspiratif dan membangkitkan
semangat juang kepada siapa pun yang membacanya.Novel ini tidak saja menceritakan
kehidupan percintaan tapi novel ini mengenalkan bagaimana percintaan menurut Islam yang
sebenar-benarnya. Novel ini memang sangat bagus isi ceritanya, tidak hanya menggambarkan
kehidupan seseorang yang sangat sederhana, tetapi juga mengajarkan kepada kita betapa
pentingnya hidup di jalan Allah.Cara penulisan novel ini mengalir, jernih, dan
lugas.Landskap yang digunakan bagaikan terpampang di depan mata.
Kekurangan novel ini adalah terletak pada gaya bahasa.Menggunakan kalimat yang
berulang-ulang.Banyaknya lembar halaman membuat pembaca sulit tuk menyelesaikannya
dan mengurangi minat pembaca.
IV.            Sinopsis / Kesimpulan

“Aku mencintaimu bukan karena kamu tidak mempunyai kekurangan. Untuk men-
dapatkanmu, aku rela mengorbankan kehidupan dan cita-citaku, karena aku tahu hanya bila
bersamamulah akan lahir kehidupan baru dan cita-cita baru yang lebih mulia dan
menentramkan jiwa…” kata Syamsul kepada Fatmah.Novel religius ini menghadirkan orang-
orang yang memilih hidup dengan hanya berpegang teguh pada kebersihan hati dan cinta
sejati yang tak terbatas dan membutakan. Rupanya, di atas prinsip itu, mereka menemukan
kekuatan luar biasa yang mampu menenteramkan jiwa mereka. Inilah yang disebut Mukjizat
Cinta.

Jika novel seperti Ayat-ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih menjadikan Mesir
sebagai landskap novel. Tetapi, novel ini menggunakan landskap yang berbeda iaitu
Kalimantan-Malaysia-Mesir.Novel ini merilis kisah tentang perjalanan seorang musafir yang
menyahut panggilan sahabatnya yang berada di Kalimantan. Sahabat baiknya tika di belajar
di Mesir. Perjalanannya ke Kalimantan, dan setelah itu dia terpaksa dan harus ke Malaysia,
demi untuk menjalankan amanah sahabatnya yang berada dalam tenat, akibat tragedi yang
menimpa. Tragedi hati dan jiwa yang lara. Setelah terpaut dengan cinta dan janji, namun
akhirnya harus tunduk dengan ketentuan keluarga dan takdir ilahi. Pasrah adalah jawapannya,
sabar adalah bingkainya. Manakala kehidupan harus diteruskan, walau tidak sesempurna
yang diharapkan.

Cinta menjadi bahan aneka yang dirungkai dalam bentuk yang misteri dan membingkai
maksud mukjizat cinta. Siapa sangka, orang yang kita cintai nantinya akan menikah dengan
sahabat baik kita, dan istri yang pada awalnya tidak didasari cinta pernikahan itu, malah
justru cinta tumbuh dan membenih lalu mengakar di lautan hati manusia.Akhirnya, cinta yang
berstatus dendam lalu bersemi di pelupuk air mata, dan membanjiri kota dengan kasih
sayang. Khidupan penuh dengan citra cinta dan kasih sayang, bersatu dalam arti Mukjizat
Cinta.

Anda mungkin juga menyukai